Anda di halaman 1dari 8

Membuat Cerpen

Nama: Rega J. N.
Kelas: IX-H
SMPN 1 Bayongbong
Kimaru, Pahlawan Makenogakure
Oleh: Rega J. Niskala

Pada suatu hari, di kota Hokkaido, ada seorang remaja


SMA yang bernama Tokisaki Kimaru. Dia seorang siswa di
SMA Makenogakure. Dia adalah seorang siswa yang malas,
bahkan sering bolos sekolah. Dia juga mempunyai adik
perempuan yang bernama Ameri.

Saat di sekolah, dia pendiam, suka tidur saat belajar dan


jarang mengobrol dengan teman-temannya tetapi hanya
dengan salah satu Ketua OSIS saja dia mengobrol dengan
akrab, yaitu Amegatari. Kimaru adalah orang yang baik hati
dan juga penolong. Tetapi cara dia menolong ialah hal yang
tidak baik. Dia selalu menghasut Amegatari untuk tidak
mencatat dan memarahi teman-temannya yang sedang malas
juga.
Pada siang hari, bel istirahat berbunyi, “Tingtingting!”,
Kimaru keluar dari kelas bersama Amegatari. Saat mereka
berjalan dari lantai atas menuju ke bawah, tiba-tiba mereka
terpeleset dan jatuh ke bawah, “AAAAHH!! BRUGH!”. Dan
terdengar bunyi,”KRRING!! KRRING!!”, ternyata itu adalah
suara alarm dari jam yang membangunkan Kimaru dari tidur.
Dia melihat jam itu dan ternyata waktu yang dilihat ialah jam
10 pagi.

Kimaru bangun kesiangan dan dia pun tidur kembali saja


karena bolos sekolah adalah hal yang biasa menurutnya. Tiba-
tiba ada yang menggedor-gedor pintu kamarnya,”Dug-dug-
dug.” Kimaru membuka pintu dan ternyata adiknya Ameri
memberikan surat,”Kak, ini ada surat dari sekolah katanya
untuk kakak.”

Lalu Kimaru pun bertanya,”Surat apa ini Ameri?”. “Aku


tidak tahu.”, jawab Ameri. Ameri langsung pergi ke toko
makanan karena ingin membeli coklat. Kimaru pun membuka
surat tersebut. Surat itu adalah peringatan jika dia bolos
sekolah lagi, dia akan dikeluarkan dari sekolahnya. Kimaru pun
kebingungan apakah dia harus melanjutkan sekolahnya atau
tidak.

Tiba-tiba, suara dari dalam perut Kimaru


berbunyi,”burrrrb”, dia kelaparan. Kimaru pun ingin membeli
makanan juga dan pergi menuju toko makanan itu sambil
menemui Ameri. Tak lama kemudian, mereka pun bertemu dan
Kimaru bertanya,”Ameri, apakah kakak harus keluar sekolah
atau tidak?”. Ameri menjawab,”Terserah. Lagipula kakak kan
suka bolos, siapa yang peduli.”
Mendengar perkataan adiknya, Kimaru pun kaget dan dia
berpikir akan terus melanjutkan sekolahnya sampai lulus di
perguruan yang tinggi atau tidak.

Beberapa bulan kemudian, Kimaru telah berubah. Dia


menjadi siswa yang rajin di sekolah Makenogakure dan
mendapatkan nilai yang bagus ketika ujian. Adiknya pun
bangga kepada Kimaru.

Tetapi tidak untuk Amegatari, Ketua OSIS


Makenogakure yang menjadi sahabatnya Kimaru itu ingin
menyingkirkan Kimaru dari sekolah karena dia tidak ingin
tersaingi olehnya.

Di sekolah, saat Kimaru berjalan melalui aula, dia


bertemu dengan Amegatari. Kimaru pun menyapanya tetapi
Amegatari tidak menanggapi sapaan darinya. Kimaru pun
kebingungan karna tak biasanya sikap Amegatari seperti itu.

Ketika Ameri pulang sekolah, dia melihat Amegatari di


gedung sekolah. Dia sedang merencanakan siasat untuk
membunuh semua warga sekolah di Makenogakure termasuk
kakaknya Kimaru saat festival kelulusan nanti.

Amegatari menyuruh para anggota OSIS agar menculik


guru-gurunya dahulu, lalu siswanya ke dalam gudang tersebut.

Kemudian gudang tersebut diisi dengan gas-gas beracun


yang tersembunyi agar para guru dan siswanya tak bernapas
dan mati. Ameri pun kaget saat mendengar rencana jahat
Amegatari itu. Ameri bergegas langsung pulang ke rumahnya
dan menggedor-gedor pintu kamar kakaknya.

“Dug Dug Dug!! Kakak! Kakak!”. Lalu Kimaru membuka


pintu kamarnya, “Ada apa Ameri?”. “Ketua OSIS itu jahat!
Ketua OSIS itu JAHAT!!”, jawab Ameri. “Siapa yang jahat?”
kata Kimaru. “Itu loh kak, Amegatari itu.” .“Loh jahat kenapa?
Dia orangnya baik kok, meskipun tak biasanya tadi di sekolah
cemberut.” kata Kimaru.

“Tadi itu, aku melihat Kak Amegatari sedang


ngerencanain pembunuhan di Makenogakure. Kakak harus
percaya kepadaku!.” Kimaru terkejut dan menyadari bahwa
kejadian Amegatari cemberut pun ada kaitannya dengan
perencanaan pembunuhan Makenogakure.

Festival kelulusan di sekolah pun tiba. Kimaru menyuruh


Ameri untuk diam di rumah saja mengunci pintu sendiri karena
Kimaru takut adiknya sendiri terbunuh oleh Amegatari.
Kimaru bertekad untuk melindungi para siswa dan guru di
Makenogakure. Dia pergi ke sekolah dan berjalan sambil
bersembunyi.

Pada saat Kimaru berjalan, tiba-tiba dia didorong oleh


para anggota OSIS itu dan terjatuh. Dia pun bangkit lagi dan
hendak menendang selangkangan para anggota OSIS itu satu
persatu. Mereka kesakitan sampai terguling-guling. Lalu
Kimaru melihat kunci gudang yang ada di saku anggota OSIS
dan langsung membawanya.

Kimaru langsung berlari kencang dan para anggota OSIS


itu mengejarnya. Sesampainya di gudang, di lantai atas,
“KIMARU! Menyerahlah! Kau tidak akan bisa kabur kemana-
mana lagi!”
Amegatari datang tepat di depan Kimaru. Kimaru berhasil
mengunci gudang itu dan tanpa mendengarkan omongan
Amegatari tadi, dia meloncat dari lantai atas ke bawah.

Entah apa yang merasuki diri Kimaru sampai akhirnya dia


selamat karena memegang tiang yang ada dilapangan sekolah
sambil berputar-putar ke bawah. Para siswa dan guru pun
takjub dan mengira kalau Kimaru sedang mengeluarkan
bakatnya.

Dia pergi menuju kantor polisi dan melaporkan Amegatari


adalah tersangka pembunuh berencana. Tapi dia tak punya
bukti untuk melaporkan masalah itu. Tiba-tiba adiknya datang
dan memberi foto-foto gas beracun di dalam gudang sekolah
itu. “Sejak kapan kau memfoto gas-gas beracun itu? Pada-“
mulut Kimaru ditutup Ameri. “Ssssttt! Diam saja!” jawab
Ameri dengan pelan.

Para polisi langsung menuju sekolah Makenogakure dan


menangkap Amegatari dan para anggota OSIS-nya karena
kesalahan yang dia perbuat. “Maaf, Kimaru. Aku memang
pantas mendapatkan hukuman ini. Terima kasih karena telah
menyelamatkan Makenogakure.” kata Amegatari.

Keesokan harinya, Kimaru dan Ameri datang ke sekolah


dengan disambut oleh para siswa dan guru-guru di
Makenogakure. Kimaru diangkat menjadi kepala sekolah
secara langsung. Kimaru pun kebingungan karena siswa yang
seperti dia ini pasti tidak akan mungkin menjadi kepala
sekolah. Akhirnya dia dinobatkan menjadi pahlawan
Makenogakure.

Anda mungkin juga menyukai