Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

”MOMEN INERSIA”

Disusun Oleh :

Muhammad Zaini 18620216

KELAS : NON REG BANJARBARU

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY
FAKULITAS TEKNIK
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tidak pernah berhenti mencurahkan
nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas limpahan nikmat-Nya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan Makalah dengan pembahasan proses dan sifat-sifat bahan hasil
pengecoran .
Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah secara
langsung maupun tidak langsung mendukung penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih.

Penulis sadar bahwa sesungguhnya makalah ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Dan pada akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan dapat menjadi gambaran nantinya di dunia kerja.

Banjarbaru , Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan
sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda
sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu
besar.
Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan
sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit
digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak
dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.
Dalam gerak rotasi, “massa” benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia atau MI.
Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa dalam gerak lurus. Kalau massa dalam
gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear
(kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam
gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut
(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena
dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda,
semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga
sulit dihentikan jika momen inersianya besar.

2. Tujuan penulisan
Makalah ini dimaksudkan untuk dapat membantu meningkatkan pemahaman mengenai
konsep Momen Inersia sehingga memungkinkan kita untuk menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan Momen Inersia.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Momen Inersia

Momen Inersia adalah ukuran kelembaman benda dalam gerak melingkar, maksudnya
kelemban adalah sifat untuk mempertahankan kedudukannya. Maksudnya kalau benda sedang
diam maka ia akan bertahan untuk diam, sedangkan kalau benda sedang berputar maka dia akan
bertahan untuk berputa. Contohnya sebuah baling-baling helikopter saat akan berputar dengan
kecepatan penuh tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama sejak mesin dinyalakan dari
pada waktu yang dibutuhkan oleh baling-baling helikopter mainan yang begitu saklar di on kan
langsung bisa berputar dengan kecepatan penuh. Demikian pula saat akan berhenti baling-baling
helikopter sungguhan membutuhkan waktu yang lebih lama. Kenapa…? ini karena baling-baling
helikopter sungguhan memiliki massa dan panjang yang lebih besar dari pada baling-baling
helikopter mainan. Ini dikatakan baling-baling helikopter sungguhan memiliki momen inersia
yang lebih besar. Jadi momen inersia tergantung dari massa benda dan jarak massa benda ke
sumbu putar.

Besaran massa kali kuadrat jaraknya terhadap sumbu putar ini, ternyata sangat penting
artinya untuk menganalisis sifat gerak berputar. Besaran 𝑚𝑟 2 ini kemudian disebut momen
inersia.

Sebuah partikel bermassa 𝑚 yang berputar pada sebuah sumbu berjarak 𝑟 dari 𝑚 ,
dikatakan memiliki momen inersia 𝐼 sebesar:

𝐼 = 𝑚𝑟 2

Momen inersia merupakan besaran skalar. Satuannya dalam SI ialah 𝑘𝑔. 𝑚2 .

Untuk momen inersia sebuah benda terhadap suatu sumbu putar, dapat dipandang
sebagai jumlah momen inersia partikel-partikel penyusunannya.

𝐼 = ∑ 𝑚𝑛 𝑟 𝑛 2
𝑛

Atau

𝐼 = 𝑚1 𝑟12 + 𝑚2 𝑟22 + 𝑚3 𝑟32 + ⋯

Untuk benda tegar (benda utuh) : tergantung sumbu dan bentuknya, yang dihitung
denganBrumus:
Dalam gerak rotasi tiap-tiap benda mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan
posisi atau keadaannya. Misalnya : rotasi bumi (perputaran bumi pada sumbunya) dari semenjak
bumi diciptakan hingga sekarang bumi senantiasa berotasi dan tidak berhenti berotasi berarti
suatu bencana karena tidak ada pertukaran siang dan malam lagi. Kecenderungan seperti ini
dinamakan inersia rotasi. Ukuran untuk menyatakan besarnya kecenderungan ini kita namakan
momen inersia.
Berbeda dengan massa benda yang hanya tergantung pada jumalh kandungan zat didalam benda
tersebut, momen inersia disamping tergantung pada jumlah kandungan zat (masa benda) juga
terganyung bagaimana zat-zat atau massa ini terdistribusi. Semakin jauh distribusi massa dari
pusat putaran semakin besar momen inersinya.

r1
r 2  r1
r2 I 2  I1 r
m

Gambar 2.1

Misalnya momen inersia suatu silinder lebih besar dibandingkan dengan momen inersia silinder
lain yang berukuran lebih kecil karena pada molekul-molekul pembentukannya tersebar pada
tempat-tempat yang jauh lebih jauh dari sumbu putarnya.
Momen inersia I suatu benda titik (partikel) terhadap suatu sumbu putar didefinisikan sebagai
perkalian massa partikel, m dengan kuadrat jarak partikel r dari sumbu putar.
I  MR 2

Momen inersia dari sistem beberapa partikel dapat dihitung dengan menjumlahkan momen
inersia tiap-tiap partikel.

I   mi ri
2

i
2. Momen Inersia Benda Tegar

Momen inersia benda tegar atau benda pejal dihitung dengan menghitung jumlah momen
inersia tiap partikel dalam benda itu. Pembahasan lebih detil momen inersia benda tegar
disajikan dalam subbab pengayaan. Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuk
walaupun mendapat gaya atau momen gaya.
Momen inersia berbaagai bentuk benda tegar jika diputar pada sumbu putar seperti
digambarkan.

Momen Momen
Benda Keterangan Benda Keterangan
Inersia Inersia

Cincin terhadap MR 2 Batang tipis


1
12 MR 2
R
sumbu simetri terhadap sumbu
L pusat massa

Cincin terhadap Batang tipis


R
1
MR 2 diputar diujung
1
3 MR 2
diameter 2 L

R Bola terhadap
Piringan atau R
1
MR 2 diameter
2
5 MR 2
silinder terhadap 2
sumbu simetri
R

silinder terhadap 1
MR 2  R silinder berongga 2
3 MR 2
diameter 4 terhadap diameter
1
12 ML2

Momen inersia benda tegar terhadap suatu sumbu putar didefinisikan sebagai
jumlah momen inersia setiap partikel dalam benda itu.

1 2 3 4 5 6

Gambar 2.2

I  m1 r1  m2 r2  m3 r3  m4 r4  m5 r5  m6 r6
2 2 2 2 2 2

I   mi ri
2

i
Karena benda tegar mempunyai struktur kontinu (atom-atom sangat berdekatan sehingga
dapat dikatakan saling bersambungan) maka rumus jumlah itu boleh diganti dengan rumus
integral.

I   r 2 dm

Dengan dm menyatakan elemen kecil dari benda yang terletak pada jarak r dari sumbu
puatar. Untuk membuktikan hal ini mari kita hitung momen inersia suatu batang yang
diputar pusat massanya.

3. Teorema Sumbu sejajar

Teorema sumbu sejajar menetapkan bahwa momen inersia I suatu benda terhadap suatu
sumbu putar sejajar dengan sumbu yang melalui pusat massa benda sama dengan momen
inersia terhadap sumbu melalui massa, Ipm ditambah perkalian massa benda itu (M)
dengan kuadrat dalam sumbu itu ke pusat massa benda D.

I  I pm  MD 2

Catatan : Pusat mata adalah titik dimana seluruh massa benda dapat dikonsentrasikan
pembahasan titik massa diberikan kepada bab selanjutnya.

Umumnya pusat massa benda terletak ditengah atau dipusat benda.

R
Hitung momen inersia suatu silinder yang
diputar pada suatu sumbu yang melalui satu
Pusat massa
titik di sisi silinder. Anggap jari-jari silinder
R dan massa silinder M.

Gambar 2.3

Pusat massa silinder terletak pada tengah-tengah silinder, sehingga jarak puast massa
terhadap sumbu putar adalah D = R, karena momentum inersia terhadap sumbu putar ini
adalah :
I  I pm  MD 2

 12 MR 2  MR 2
 32 MR 2

Lihat tabel berikut :

Contoh menghitungnya :

1. Sebuah titik massa berotasi dengan jari-jari 0,2 m mengelilingi sumbu. Jika massa titik
massa tersebut massanya 3 kg , berapakah momen inersianya ?
Jawab :
Karena berupa titik massa maka momen inersianya dihitung dengan rumus I = mr2.
I = 3 . (0,2)2 = 0,12 Kg m2.
2. Perhatikan gambar berikut :

Tentukan momen inersia total dengan poros (a) sumbu x, (b) sumbu y !
Jawab :
Pakai aja rumus : I = Σ mr2 = m1r12 + m2r22 + m3r32 + ….
Untuk poros sumbu x :
I =ar²+b(4r)²
Untuk poros sumbu y :
I=a((3r)²+b(r)²

3. Sebuah bola pejal memiliki massa 2 kg berputar dengan sumbu putar tepat melalui tengahnya.
Jika diameter bola tersebut 30 cm hitunglah momen inersia bola tersebut
Jawab :
Momen inersia bola pejal dengan sumbu di tengah : I = 2/5 mr2.
I = 2/5 . 2 . (0,15)2 = 0,018 kg.m2
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Momen Inersia adalah ukuran kelembaman benda dalam gerak melingkar,
maksudnya kelemban adalah sifat untuk mempertahankan kedudukannya.
2. Momen inersia benda tegar atau benda pejal dihitung dengan menghitung jumlah
momen inersia tiap partikel dalam benda itu. Pembahasan lebih detil momen inersia
benda tegar disajikan dalam subbab pengayaan. Benda tegar adalah benda yang tidak
berubah bentuk walaupun mendapat gaya atau momen gaya.
3. Teorema sumbu sejajar menetapkan bahwa momen inersia I suatu benda terhadap
suatu sumbu putar sejajar dengan sumbu yang melalui pusat massa benda sama
dengan momen inersia terhadap sumbu melalui massa, Ipm ditambah perkalian massa
benda itu (M) dengan kuadrat dalam sumbu itu ke pusat massa benda D.
DAFTAR PUSTAKA

http://mulkankautsar.blogspot.com/2012/04/momen-inersia.html

Anda mungkin juga menyukai