Anda di halaman 1dari 62

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
TERAKREDITASI PARIPURNA NO. KARS-SERT/329/VI/2016
Jl. Raya Panglegur No. 4 Telp.(0324) 326242 Pamekasan - 69371
Website: http:/rsud.pamekasankab.go.id Email rsud.pamakasan@gmail.com

KEPUTUSAN BERSAMA
DIREKTUR RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO KABUPATEN PAMEKASAN
DAN
DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOMOR : 04/SKB/VIII/TAHUN 2019
TENTANG
BUKU PANDUAN PENYELENGGARAAN KEPANITERAAN KLINIK MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DI RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO KABUPATEN PAMEKASAN, TERDIRI
DARI : KSM PENYAKIT DALAM, KSM BEDAH, KSM ANAK, KSM OBSGYN, KSM
MATA, KSM THT, KSM RADIOLOGI, KSM ANESTESI,KSM SARAF

DIREKTUR RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO KABUPATEN PAMEKASAN


DAN DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG,

Menimbang : a. bahwa untuk menindak lanjuti perjanjian kerjasama antara RSUD


dr.H.Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan dan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang perlu buku panduan
Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik bagi Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang;
b. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana huruf a perlu dibuat
Keputusan bersama antara RSUD dr.H.Slamet Martodirdjo Kabupaten
Pamekasan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Malang.
Mengingat : a. Undang–Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
c. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298 );
e. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang Rumah Sakit
Pendidikan ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 nomor
5777 );
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 77 Tahun 2015
tentang pedoman organisasi Rumah Sakit ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 );
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
klasifikasi dan perizinan Rumah sakit ( Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1221 );
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 11 Tahun
2017 tentang keselamatan pasien ( Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 308 );
i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1069 / MENKES/SK/XI/2008
tentang Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit pendidikan.
Menetapkan
KESATU KEPUTUSAN BERSAMA DIREKTUR RSUD Dr. H. SLAMET
MARTODIRDJO KABUPATEN PAMEKASAN DAN DEKAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TENTANG
BUKU PANDUAN PENYELENGGARAAN KEPANITERAAN KLINIK
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG DI RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
KABUPATEN PAMEKASAN, TERDIRI DARI : KSM SARAF, KSM
PENYAKIT DALAM, KSM ANAK, KSM OBSGYN, KSM MATA, KSM THT,
KSM RADIOLOGI, KSM ANESTESI,KSM BEDAH
KEDUA Buku panduan Penyelenggaraan Kepaniteraan Klinik Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Di RSUD dr.
H. Slamet Martodirdjo Kabupaten Pamekasan, terlampir dalam
lampiran keputusan ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
.
KETIGA Buku Panduan Penyelenggaraan Kepaniteraan Klinik, sebagaimana
Diktum KEDUA harus dijadikan pedoman oleh Mahasiswa kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo
Kabupaten Pamekasan
KEEMPAT Keputusan bersama ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ada kekeliruan dalam keputusan ini akan dilakukan
perbaikan seperlunya.
Ditetapkan di Pamekasan
Pada Tanggal 15 April 2019

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN DIREKTUR RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KABUPATEN PAMEKASAN,
MALANG,

MEDDY SETIAWAN FARID ANWAR


Lampiran I Keputusan Bersama Direktur RSUD
dr.H.Slamet Martodirdjo
Kab.Pamekasan dan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang
Nomor 04/SKB/VIII/ Tahun 2019
Tanggal 15 April 2019

BUKU PANDUAN
PENYELENGGARAAN KEPANITERAAN KLINIK MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DI RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO KABUPATEN PAMEKASAN, TERDIRI
DARI : KSM SARAF, KSM PENYAKIT DALAM, KSM ANAK, KSM OBSGYN, KSM
MATA, KSM THT, KSM RADIOLOGI, KSM ANESTESI,KSM BEDAH

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kepaniteraan klinik adalah bagian dari kurikulum program studi profesional, sesudah
Dokter Muda menyelesaikan program studi akademik atau setelah mendapat gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked), juga merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar
dalam program pendidikan dokter umum yang digolongkan dalam Pengalaman Belajar
Klinik (PBK).
Berdasarkan keputusan konsil kedokteran Indonesia nomor 21A/KKI/IX/2006 tentang
pengesahan standar kompetensi dokter, maka semua pihak yang terlibat dalam
penyelenggaraan pendidikan profesi dokter termasuk RS Pendidikan menggunakan SKDI
(Standar Kompetensi Dokter Indonesia) sebagai acuan dalam penyelenggaraan pokok
profesi dokter.
Sesuai hal tersebut di atas, maka penyelenggaraan proses pendidikan di Rumah sakit
sebagai RS Pendidikan harus mengacu pada SKDI agar lulusan dokter yang dihasilkan
mempunyai kompetensi sesuai yang diharapkan. Untuk itu perlu disusun suatu standar
yang merupakan pedoman pendidikan di masing-masing KSM/bagian.
Di KSM Ilmu Penyakit Dalam telah disusun berbagai program pendidikan yang telah
disesuaikan dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang tersedia yang
selanjutnya pelaksanaan proses pendidikan tersebut dapat dievaluasi dan ditingkatkan
mutu dan kualitasnya. Buku panduan ini bertujuan untuk memberikan gambaran proses
kepaniteraan klinik dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
(FK UMM) di KSM Ilmu Penyakit Dalam.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN DI BAGIAN KSM ILMU PENYAKIT DALAM

A. Tujuan Umum
Mencetak dokter yang mempunyai kemampuan mengelola kesehatan individu
maupun masyarakat, khususnya di bidang Ilmu Penyakit Dalam.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan keterampilan dasar bagi Dokter Muda dalam :
a. Mengemukakan fakta klinik laboratorik,
b. Menginterpretasi data klinik laboratorik,
c. Memecahkan masalah,
d. Bersikap sesuai prinsip komunikasi antara sesama manusia dijiwai oleh etik
kedokteran,
e. Penginderaan, keterampilan manual dan keterampilan instrumentasi, yang
esensial bagi pekerjaan sebagai dokter umum.
2. Memberikan kemampuan klinik dalam hal :
a. Anamnesis penderita,
b. Pemeriksaan fisik,
c. Penyusunan pemeriksaan penunjang dan pengkajian hasilnya,
d. Menetapkan daftar masalah,
e. Menentukan diagnosis kerja / diagnosis banding,
f. Pengeloalaan penderita dan penyakitnya dalam hal perencanaan diagnosis,
terapi, monitoring dan edukasi,
g. Melakukan follow up penderita,
h. Pengelolaan catatan medik,
i. Bertanggung jawab sebagai dokter umum dalam memberikan pelayanan yang
maksimal, memberikan pelayanan yang berkelanjutan, melaksanakan rujukan,
mendidik penderita dan keluarganya, memelihara etik kedokteran, dan rahasia
jabatan, melakukan kebiasaan kerja yang baik dalam satu tim.
3. Memberikan kemampuan dalam mengelola masalah praktis klinik dari berbagai
masalah kesehatan penderita dalam praktik sebagai calon dokter umum sesuai
masing-masing cabang ilmu.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA KEPANITERAAN KLINIK

A. Hak Peserta Kepaniteraan Klinik


a. Meminta bimbingan praktis dalam melakukan : anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium dalam upaya membuat diagnosis banding dan diagnosis kerja
pasien yang diperiksanya kepada pembimbing klinik (dokter spesialis Ilmu
Penyakit Dalam) yang bertugas di poliklinik atau ruangan dengan metode bed
side teaching.
b. Mendapatkan bimbingan teoritis sebagai penyegaran kembali teori yang telah
didapatkan pada program studi akademik dari supervisor yang menjadi
pembimbing klinik, sehubungan kasus/ pasien rawat jalan/inap.
c. Mendapatkan bimbingan pembuatan tugas ilmiah bagian Ilmu Penyakit Dalam.
d. Mendapatkan evaluasi atas semua kegiatan yang dilakukan selama kepaniteraan
klinik.
B. Kewajiban Peserta Kepaniteraan Klinik
a. Melapor kepada Kepala KSM Ilmu Penyakit Dalam atau Koordinator pendidikan
dan dokter spesialis di bagian Ilmu Penyakit Dalam.
b. Secara perorangan atau bersama–sama memperkenalkan diri pada perawat dan
pegawai di KSM Ilmu Penyakit Dalam.
c. Menyiapkan pas foto ukuran 3x4 1 (satu) lembar untuk ditempel di buku log
book Dokter Muda dan 4x6 1 (satu) lembar diserahkan ke sekretariat KSM Ilmu
Penyakit Dalam.
d. Mengisi buku biodata lengkap di bagian Ilmu Penyakit Dalam.
e. Mengisi daftar hadir (diisi jam datang dan pulang) dibawah pengawasan
sekretaris bagian.
f. Mencatat semua diagnosis pasien yang diperiksa pada buku khusus yang
disediakan oleh masing–masing peserta kepaniteraan klinik.
C. Sanksi Akademik
Mahasiswa yang terbukti melanggar norma akademik, norma sosial dan norma
hukum dikenakan sanksi yang akan ditentukan dalam rapat bagian (detail jenis
pelanggaran terdapat di buku Pedoman Umum).
1. Pelanggaran Akademik Ringan
a. Penyontekan dan atau perbuatan curang, adalah perbuatan dengan sengaja
atau tidak, menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan
informasi atau alat bantu studi lainnya tanpa ijin dari dosen yang
bersangkutan dalam kegiatan akademik.
b. Perbantuan atau percobaan perbantuan pelanggaran akademik ringan, adalah
perbuatan dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba membantu
menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya
pelanggaran akademik ringan.
c. Penyertaan dalam pelanggaran akademik ringan, adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak bekerja sama atau ikut serta melakukan atau menyuruh
melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
akademik ringan.
d. Pelanggaran aturan penampilan
Sanksi terhadap pelanggaran akademik ringan
1) Peringatan keras secara lisan oleh petugas atau tertulis oleh pimpinan
fakultas/kaprodi profesi.
2) Pengurangan nilai ujian dan atau pernyataan tidak lulus pada mata kuliah
atau kegiatan akademik dilaksanakan oleh dosen pengampu yang
bersangkutan baik atas permintaan pimpinan fakultas/kaprodi profesi
maupun tidak.
2. Pelanggaran Akademik Sedang
a. Perjokian, adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak, menggantikan
kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang
lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan
akademik.
b. Pengulangan atas pelanggaran akademik ringan
c. Perbuatan dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba membantu
menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya
pelanggaran akademik sedang.
d. Penyertaan dalam pelanggaran akademik sedang, adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak, bekerja sama atau ikut sereta melakukan atau menyuruh
melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
akademik sedang.
Sanksi terhadap pelanggaran akademik sedang adalah dicabut hak/ijin
mengikuti kegiatan akademik untuk sementara oleh pimpinan Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang paling lama 2 (dua) semester.
1) Pelanggaran Akademik Berat
a. Plagiat, adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kreditr atau nilai untuk suatu
karya ilmiah, dengan mengutip sebagian (lebih dari 50%) atau seluruh
karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
b. Pemalsuan, adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja, tanpa
ijin yang berwenang mengganti atau mengubah/ memalsukan nama,
tandatangan, nilai ataqu transkrip akademik, ijazah, Kartu Tanda
Mahasiswa, tugas-tugas, laporan praktikum, keterangan, atau laporan
dalam lingkup kegiatan akademik.
c. Penyuapan, adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja,
mempengaruhi atau mencoba memepengaruhi orang lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau ancaman dengan maksud
mempengaruhin penilaian terhadap prestasi akademiknya.
d. Penghinaan, adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja
menyampaikan perkataan, tulisan atau dalam bentuk apapun yang pada
pokoknya merendahkan martabat kedudukan sesama mahasiswa, dosen,
staff administrasi maupun pejabat di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Malang.
e. Tindak pidana yang diancam hukuman penjara 1 (satu) tahun atau lebih
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk di
dalamnya kasus pemakaian Narkoba (NAPZA), merokok, pencurian,
penipuan, dan tindakan kekerasan.
f. Pengulangan atas pelanggaran akademik sedang
g. Pelanggaran administrasi dan tata tertib berat, adalah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja, baik sendiri maupun kerjasama melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan
administrasi yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
h. Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja, membantu atau prasarana
yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik berat.
i. Penyertaan dalam pelanggaran akademik berat, adalah perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau
menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran akademik berat.
j. Perbuatan mengarah tindakan asusila. Tindakan asusila adalah tindakan
yang melanggar norma agama, sosial, adat, dan hukum.
Sanksi terhadap pelanggaran akademik berat adalah setinggi-tingginya
pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya secara
permanen) oleh pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang.
BAB IV
KOMPETENSI DOKTER MUDA

Kepaniteraan klinik di bidang Ilmu Penyakit Dalam sesuai dengan standar


kompetensi dokter dalam konsil kedokteran Indonesia 2017 yang ditujukan untuk
memperoleh kompetensi dasar di bidang Ilmu Penyakit Dalam, yang meliputi kemampuan
sebagai berikut:
a. Profesionalitas yang luhur
b. Mawas diri dan pengembangan diri
c. Literasi sains atau landasan ilmiah
d. Literasi finansial
e. Literasi sosial budaya
f. Kreativitas dan inovasi
g. Literasi teknologi informasi dan digital
h. Pengelolaan masalah kesehatan
i. Keterampilan klinis
j. Komunikasi efektif
k. Kolaborasi dan kerjasama
l. Keselamatan pasien dan mutu pelayanan kesehatan
Adapun kompetensi yang dimaksudkan adalah kemampuan atau keterampilan atau
kinerja (performance) komprehensif dalam menatalaksana penyakit atau masalah
kesehatan Ilmu Penyakit Dalam, terdiri dari komponen kemampuan intelektual
(cognitive), psikomotor (practical skills) dan sikap serta perilaku (communication skills).
Sesuai dengan sarana dan prasarana serta jenis kasus yang dirawat di KSM Ilmu
Penyakit Dalam di rumah sakit maka diterapkan kompetensi yang diharapkan tercapai
pada akhir masa kepaniteraan dengan uraian pada Lampiran buku Panduan ini.
A. Daftar Masalah (Keluhan/Gejala)
Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang berkaitan dengan penyakit
saraf yang banyak dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan
alasan yang membawa pasien atau klien mendatangi dokter atau pelayanan
kesehatan.
B. Daftar Penyakit
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih menurut bebanpenyakit
yang timbul berdasarkan perkiraan data kesakitan,data kematian serta case fatality
rate di Indonesia pada tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem yang
ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Daftar penyakit
dikelompokkan menurut sistem, organ dan tahapan usia. Tingkat kemampuan yang
diharapkan akan dicapai di akhir pendidikan sesuai SKDI terdapat pada Lampiran 2.
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter:
1. Tingkat Kemampuan 1
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskangambaran klinik penyakit
sebagai kemungkinan diagnosis, serta mengetahui cara yang paling tepat untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya
menentukanrujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Lulusan dokter juga memiliki
kemampuan untuk melakukan tindakan promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.
2. Tingkat Kemampuan 2
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Lulusan dokter juga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit pada tingkat individu, keluarga dan
masyarakat.
3. Tingkat Kemampuan 3A
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat, termasuk konseling,
pemberian informasi dan edukasi pengendalian faktor resiko serta promosi
kesehatan pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat.Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
4. Tingkat Kemampuan 3B
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau
mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien, termasuk konseling,
pemberian informasi dan edukasi pengendalian faktor resiko serta promosi
kesehatan pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
5. Tingkat Kemampuan 4
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan
penyakit yang komprehensif meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
tindakan kuratif, dan rehabilitatif termasuk usaha paliatif di tingkat individu,
keluarga dan masyarakat.

SISTEM KARDIOVASKULER
NO. Daftar Penyakit Tingkat Tingkat Supervisi
Kemampuan

Kelainan jantung congenital (Ventricular Tinggi


1 Septal 2
Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus
Arteriosus,
Radang padaTetralogy
dinding of Fallot)
jantung Tinggi
2 (Endokarditis, Miokarditis, 2
3 Perikarditis)
Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, 3B Tinggi
neurogenik)
4 Angina pektoris 3B Tinggi
5 Infark miokard 3B Tinggi
6 Gagal jantung akut 3B Tinggi
7 Gagal jantung kronik 3A Tinggi
8 Cardiorespiratory arrest 3b Tinggi
Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Tinggi
9 Mitral regurgitation, Aortic stenosis, Aortic 2
regurgitation,dan Penyakit katup jantung
10 Takikardi:
lainnya supraventrikular, ventrikular 3B Tinggi
11 Fibrilasi atrial 3A Tinggi
12 Fibrilasi ventrikular 3B Tinggi
13 Atrial flutter 3B Tinggi
14 Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular 3A Tinggi
15 Bundle Branch Block 2 Tinggi
16 Aritmia lainnya 2 Tinggi
17 Kardiomiopati 2 Tinggi
18 Kor pulmonale akut 3B Tinggi
19 Kor pulmonale kronik 3A Tinggi
Gangguan Aorta dan Arteri
20 Hipertensi esensial 4A Moderate Tinggi
21 Hipertensi sekunder 3A Tinggi
22 Hipertensi pulmoner 1 Tinggi
23 Penyakit Raynaud 2 Tinggi
24 Trombosis arteri 2 Tinggi
25 Koarktasio aorta 1 Tinggi
26 Penyakit Buerger's (Thromboangiitis 2 Tinggi
27 Obliterans )
Emboli arteri 1 Tinggi
28 Aterosklerosis 1 Tinggi
29 Subclavian steal syndrome 1 Tinggi
30 Aneurisma Aorta 1 Tinggi
31 Aneurisma diseksi 1 Tinggi
32 Klaudikasio 2 Tinggi
33 Penyakit jantung reumatik 2 Tinggi

34 Tromboflebitis 3A Tinggi
35 Limfangitis 3A Tinggi
36 Varises (primer, sekunder) 2 Tinggi
37 Obstructed venous return 2 Tinggi
38 Trombosis vena dalam 2 Tinggi

39 Emboli vena 2 Tinggi


40 Limfedema (primer, sekunder) 3A Tinggi
41 Insufisiensi vena kronik 3A Tinggi

SISTEM RESPIRASI

Tingkat Tingkat Supervisi


NO. Daftar Penyakit Kemampuan

1 Influenza 4A Moderate Tinggi


2 Pertusis 4A Moderate Tinggi
3 Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) 3B Tinggi
4 SARS 3B Tinggi
5 Flu burung 3B Tinggi
Laring dan Faring
6 Faringitis 4A Moderate Tinggi
7 Tonsilitis 4A Moderate Tinggi
8 Laringitis 4A Moderate Tinggi
9 Hipertrofi adenoid 2 Tinggi
10 Abses peritonsilar 3A Tinggi
11 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A Tinggi
12 Difteria (THT) 3B Tinggi
13 Karsinoma laring 2 Tinggi
14 Karsinoma nasofaring 2 Tinggi
Trakea
15 Trakeitis 2 Tinggi
16 Aspirasi 3B Tinggi
17 Benda asing 2 Tinggi
Paru
18 Asma bronkial 4A Moderate Tinggi
19 Status asmatikus (asma akut berat) 3B Tinggi
20 Bronkitis akut 4A Moderate Tinggi
21 Bronkiolitis akut 3B Tinggi
22 Bronkiektasis 3A Tinggi
23 Displasia bronkopulmonar 1 Tinggi
24 Karsinoma paru 2 Tinggi
25 Pneumonia, bronkopneumonia 4A Moderate Tinggi
26 Pneumonia aspirasi 3B Tinggi
27 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4A Moderate Tinggi
28 Tuberkulosis dengan HIV 3A Tinggi
29 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2 Tinggi
30 Pneumothorax ventil 3A Tinggi
31 Pneumothorax 3A Tinggi
32 Efusi pleura 2 Tinggi
33 Efusi pleura masif 3B Tinggi
34 Emfisema paru 3A Tinggi
35 Atelektasis 2 Tinggi
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) Tinggi
36 eksaserbasi akut 3B
37 Edema paru 3B Tinggi
38 Infark paru 1 Tinggi
39 Abses paru 3A Tinggi
40 Emboli paru 1 Tinggi
41 Kistik fibrosis 1 Tinggi
42 Haematothorax 3B Tinggi
43 Tumor mediastinum 2 Tinggi
44 Pnemokoniasis 2 Tinggi
45 Penyakit paru intersisial 1 Tinggi
46 Obstructive Sleep Apnea (OSA) 1 Tinggi

SI
C. Daftar Ketrampilan Klinis
Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian ataudepartemen terkait.
Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan Piramid
Miller (knows, knows how, shows, does) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa di
akhir pendidikan. Berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller:
1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik
dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada
pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip,
indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai
Dokter Muda melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri.
Penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan
penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau
pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 2 (dua) dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau
penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan dibawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar
belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut,
berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam
bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta
berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized
patient.Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 (tiga) dengan
menggunakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective
Structured Assessmentof Technical Skills (OSATS).
4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan
menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan,
komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah
supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 (empat) dengan
menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio, logbook, dsb.

D. TINGKAT SUPERVISI
Tingkatan supervisi yang dilakukan meliputi sebagai berikut :
1. Supervisi tinggi ; kemampuan asesmen peserta didik belum sahih
sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan harus
dilakukan dalam pendampingan pendidik klinis. Begitu pula tindakan medis
dan operatif peserta didik hanya sebagai asisten (observer) setelah
pendidik melihat minimal tiga kali operasi kasus tersebut .
2. Supervisi moderat tinggi ; kemampuan asesmen peserta didik belum
sahih sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan rencana asuhan
harus dilakukan dalam pendampingan pendidik klinis. Begitu pula tindakan
medis peserta didik boleh melakukan tindakan medic
setelah peserta didik melihat satu kali tindakan medis kasus tersebut
SISTEM KARDIOVASKULER

NO. KETERAMPILAN TINGKAT TINGKAT


PEMERIKSAAN FISIK KEMAMPUAN SUPERVISI
SISTEM KARDIOVASKULER
1 Inspeksi dada 4A Moderate Tinggi
2 Palpasi denyut apeks jantung 4A Moderate Tinggi
3 Palpasi arteri karotis 4A Moderate Tinggi
4 Perkusi ukuran jantung 4A Moderate Tinggi
5 Auskultasi jantung 4A Moderate Tinggi
6 Pengukuran tekanan darah 4A Moderate Tinggi
7 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4A Moderate Tinggi
8 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4A Moderate Tinggi
9 Penilaian denyut kapiler 4A Moderate Tinggi
10 Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary refill) 4A Moderate Tinggi
11 Deteksi bruits 4A Moderate Tinggi
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
12 Tes (Brodie) Trendelenburg 4A Moderate Tinggi
13 Tes Perthes 3 Tinggi
14 Test Homan (Homan’s sign) 3 Tinggi
15 Uji postur untuk insufisiensi arteri 3 Tinggi
16 Tes hiperemia reaktif untuk insufisiensi arteri 3 Tinggi
17 Test ankle-brachial index (ABI) 3 Tinggi
18 Exercise ECG Testing 2 Tinggi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Elektrokardiografi (EKG): pemasangan dan inter- Moderate Tinggi
19 pretasi hasil EKG sederhana (VES, AMI, VT, AF) 4A
20 Ekokardiografi 2 Tinggi
21 Fonokardiografi 2 Tinggi
22 USG Doppler 2 Tinggi
RESUSITASI
23 Pijat jantung luar 4A Moderate Tinggi
24 Resusitasi cairan 4A Moderate Tinggi

SISTEM RESPIRASI

NO. KOMPETENSI TINGKAT TINGKAT SUPERVISI


PEMERIKSAAN FISIK KEMAMPUAN
1 Inspeksi leher 4A Moderate Tinggi
2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, parotid) 4A Moderate Tinggi
3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4A Moderate Tinggi
4 Palpasi kelenjar tiroid 4A Moderate Tinggi
5 Rhinoskopi posterior 3 Tinggi
6 Laringoskopi, indirek 2 Tinggi
7 Laringoskopi, direk 2 Tinggi
8 Usap tenggorokan (throat swab) 4A Moderate Tinggi
9 Oesophagoscopy 2 Tinggi
10 Penilaian respirasi 4A Moderate Tinggi
11 Inspeksi dada 4A Moderate Tinggi
12 Palpasi dada 4A Moderate Tinggi
13 Perkusi dada 4A Moderate Tinggi
14 Auskultasi dada 4A Moderate Tinggi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Persiapan, pemeriksaan sputum, dan interpretasinya Moderate Tinggi
15 (Gram dan Ziehl Nielsen [BTA]) 4A
16 Pengambilan cairan pleura (pleural tap) 3 Tinggi
17 Uji fungsi paru/spirometri dasar 4A Moderate Tinggi
18 Tes provokasi bronkial 2 Tinggi
19 Interpretasi Rontgen/foto toraks 4A Moderate Tinggi
20 Ventilation Perfusion Lung Scanning 1 Tinggi
21 Bronkoskopi 2 Tinggi
22 FNAB superfisial 2 Tinggi
23 Trans thoracal needle aspiration (TINA) 2 Tinggi
TERAPEUTIK
24 Dekompresi jarum 4A Moderate Tinggi
25 Pemasangan WSD 3 Tinggi
26 Ventilasi tekanan positif pada bayi baru lahir 3 Tinggi
27 Perawatan WSD 4A Moderate Tinggi
28 Pungsi pleura 3 Tinggi
29 Terapi inhalasi/nebulisasi 4A Moderate Tinggi
30 Terapi oksigen 4A Moderate Tinggi
31 Edukasi berhenti merokok 4A Moderate Tinggi
BAB V
BATAS KEWENANGAN DOKTER MUDA

Wewenang seorang Dokter Muda selama kepaniteraan klinik di KSM Ilmu Penyakit
Dalam Rumah sakit adalah sebagai berikut :
A. Kewenangan di Poliklinik Penyakit Dalam
1. Membuat status poliklinik pasien baru
2. Melakukan pemeriksaan fisik diagnostik
3. Membuat diagnosa kerja dan diagnosa banding
4. Membuat usulan pemeriksaan penunjang
5. Membuat usulan penatalaksanaan pasien
6. Membuat laporan kasus dan didiskusikan dengan dokter pembimbing.

B. Kewenangan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam


1. Membuat status lengkap pasien baru pada status khusus Dokter Muda
2. Melakukan pemeriksaan fisik diagnostik
3. Membuat diagnose awal dan diagnose banding
4. Membuat usulan pemeriksaan penunjang
5. Membuat usulan penatalaksanaan pasien
6. Segera melaporkan pasien baru kepada dokter jaga
7. Membuat follow-up pasien (SOAP)
8. Membuat laporan jaga untuk pasien baru, pasien gawat dan pasien meninggal dan
9. dilaporkan pada saat morning report
10. Mengikuti visite dokter jaga ruangan
11. Mempelajari semua pasien dan mendiskusikan dengan teman dan dokter
pembimbing dan/ dokter jaga ruangan
12. Melakukan tindakan medis dengan pendampingan petugas, seperti ,memasang
infus, menyuntikkan obat, memasang kateter, memasang sonde lambung.
13. Melakukan resusitasi.
C. Kewenangan di Instalasi Rawat Darurat
1. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien baru
2. Membuat status penderita barudan menuliskannya dan melaporkan semua pasien
baru ke dokter IRD
3. Melakukan tindakan medis dengan pendampingan petugas, seperti : hecting,
rawat luka, pasang bidai/gips, pasang kateter, sirkumsisi
4. Melakukan resusitasi

D. Kewenangan di Ruang Operasi


1. Menyiapkan pasien yang akan operasi
2. Menjadi asisten di Kamar Operasi
3. Melakukan observasi pasien pasca operasi di ruang Recovery Room
Tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan oleh Dokter Muda selama memenuhi dua
persyaratan sebagai berikut :
1. Berbagai tindakan medis yang dilakukan merupakan bagian dari proses pendidikan
yang dilakukan di Rumah sakit.
2. Berbagai tindakan medis yang dilakukan berada dalam petunjuk dan supervisi staf
medis/ dokter pembimbing.
Dokter muda dapat mengisi lembaran rekam medis, akan tetapi dengan persyaratan
tambahan sebagai berikut :
1. Lembar rekam medis dibuat khusus untuk kepentingan pendidikan Dokter Muda.
2. Dokter Muda melakukan hal tersebut dalam lingkup wewenang dan bimbingan dokter
yang bertanggung jawab membimbing Dokter Muda.
3. Dalam mengisi lembaran rekam medis atau menuliskan perintah untuk memberikan
obat atau terapi, Dokter Muda harus menuliskan nama jelas dan menandatanganinya.
Untuk kepentingan rahasia pasien nama pasien dituliskan inisial.
4. Dokter pembimbing akan melakukan monitoring dan evaluasi rekam medis yang diisi
oleh Dokter Muda.
BAB VII
METODE PEMBELAJARAN

A. Alur Kegiatan
Seluruh proses pembelajaran pada rotasi KSM Ilmu Penyakit Dalam akan dijalani
selama 10 (sepuluh) minggu dengan alur kegiatan sebagai berikut:

Melapor ke Kepala Mengikuti proses Penilaian


Bagian Ilmu pembelajaran formatif dan
Penyakit Dalam selama 10 sumatif di RS
RS minggu di RS dan FK UMM
dan FK UMM

Verifikasi
persyaratan ujian
bagian di FK UMM

Pengumuman
Penyerahan
kelulusan bagian
nilai bagian ke Penilaian sumatif
(Bersama bagian
PJMK di FK UMM
lain) setia6 bulan
(OSCE)

B. Tempat pelaksanaan

Minggu Tempat pendidikan


1 RS
2 RS
3 RS
4 RS
5 RS
6 RS
7 RS
8 RS
9 RS
10 RS dan FK UMM
C. Metode dan Strategi Pembelajaran
Metode umum yang digunakan dalam pembelajaran kepaniteraan klinik adalah
berdasar pada competency based training, mencakup kompetensi klinik dan
manajemen kesehatan masyarakat yang bersifat experiental learning, dengan
menerapkan beberapa metode pembelajaran, yaitu:
1. BED SIDE TEACHING (KSM Jantung)
Tujuan bedsite teaching adalah agar dokter muda mampu melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, mempraktekkan, mengusulkan atau
menginterprestasikan pemeriksaan penunjang, menegakkan diagnosis,
mengusulkan rencana penatalaksanaan, melakukan edukasi/ konseling,
menerapkan nilai-nilai profesionalisme kepada pasien; dan melakukan proses
penalaran klinis yang tepat.
Tugas Dokter Muda:
1. Meminta Bedsite teaching kepada Pembimbing.
2. Di bagian yang ada penilaian, BST dilakukan sebelum dilakukan sebagai
kegiatan persiapan, dan setelah dilakukan sebagai kegiatan tindak lanjut
memperbaiki keterampilan klinik yang masih kurang.
3. Saat berinteraksi dengan pasien (di depan pasien):
a. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, atau keterampilan prosedur serta
mempraktekkan prinsip-prinsip komunikasi di bawah pengawasan dan
bimbingan Pembimbing BST.
b. Memperhatikan contoh pemeriksaan yang dilakukan pembimbing
c. Melibatkan pasien atau keluarga pasien, dan hindari menjadikan pasien
sebagai objek pasif pembelajaran.
4. Setelah atau saat tidak berinteraksi dengan pasien (tidak di depan pasien):
a. Menjelaskan interpretasi data dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
menetapkan masalah atau diagnosis dan diagnosis banding; menjelaskan
alasannya; serta mendiskusikannya dengan pembimbing BST.
b. Mengusulkan, menjelaskan tujuan dan mendiskusikan pemeriksaan
penunjang (jika diperlukan), penatalaksanaan (termasuk jika diperlukan
konsultasi/rawat bersama dengan Bagian lain dan rehabilitasi),
edukasi/konsultasi pasien dan nilai-nilai profesioanalisme dengan
pembimbing BST.
c. Meminta dan memperhatikan feedback dan pengajaran dari pembimbing.
d. Mencatat feedback dan pengajaran yang diterima selama BST pada lembar
kegiatan BST
5. Meminta tanda tangan dan mengisi lembar evaluasi BST
2. MORNING REPORT (KSM Jantung)
a. Pelaksanaan dilakukan minimal 4 kali seminggu dengan jam menyesuaikan
dengan kasus pasien baru IGD ,rawat inap ,atau Rawat Jalan.
b. Menggunakan metode POMR (problem oriented medical record)
3. TUTORIAL KLINIK (KSM Jantung)
Tutorial klinik dilakukan dua kali dalam satu minggu, lama satu kali
tutorial klinik adalah antara 1-2 jam. Tutorial klinik dapat dilakukan di semua
tempat pelayanan kesehatan yang menjadi tempat pendidikan FK UMM. Pada
saat dokter muda menjalani rotasi di Rawat Inap, maka kasus diambil dari pasien
Rawat Inap.
Kasus yang dipilih sedapat mungkin sesuai dengan kompetensi yang
sudah ditetapkan. Apabila selama Program Pendidikan Dokter tahap Profesi tidak
dijumpai kasus yang sesuai maka tutorial dapat menggunakan simulasi kasus
dalam bentuk scenario tertulis atau rekaman Audio Visual yang telah disediakan
oleh masing-masing Bagian. Satu kasus hanya digunakan untuk 2-3 orang.
Sehingga, jika peserta diskusi tutorial lebih dari 3 orang, maka kasus yang
didiskusikan lebih dari 1 kasus.
Tujuan Tutorial Klinik:
a. Memperluas kesempatan dokter muda untuk berinteraksi dengan pasien
secara langsung (termasuk keterampilan komunikasi dan pemeriksaan).
b. Melatih dokter muda untuk mengikuti perjalanan penyakit pasien secara
runtut.
c. Melatih dokter muda untuk melakukan penalaran klinis.
d. Melatih dokter muda agar mampu menangani pasien secara komprehensif
berdasarkan bukti ilmiah.
e. Melatih dokter muda untuk tanggap terhadap permasalahan-permasalahan
dalam praktek yang mempengaruhi penanganan pasien.
f. Melatih dokter muda untuk menggunakan waktu seefisien mungkin dalam
belajar dan melaksanakan tugas yang sudah dijadwalkan.
g. Mengembangkan bentuk kerja sama yang serasi dan efektif.
h. Mengembangkan dan menerapkan aspek etika dan medikolegal.
Tugas Dokter Muda:
a. Setelah kasus disetujui/disepakati, dokter muda mengumpulkan data pasien
(Ax, Px, Px penunjang) secara mandiri atau dibawah pengawasan instruktur
klinik, dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
mempelajari pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.
Hasilnya digunakan sebagai bahan untuk didiskusikan dalam tutorial tahap
1.
b. Data yang ada disiapkan oleh dokter muda untuk bahan tutorial I (semua
dokter muda dalam kelompok harus mempelajari kasus/data yang sudah
ada).
c. Target Tutorial Pertama (Tutorial I) adalah merumuskan masalah/diagnosis
banding kasus serta identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari dan diketahui
lebih lanjut oleh dokter muda (Tujuan Belajar/Learning Objectives/LO).
d. Setelah Tutorial selesai, dokter muda akan melakukan follow-up pasien,
belajar mandiri, atau kunjungan rumah jika diperlukan. Hal-hal yang
diidentifikasi dalam Tutorial merupakan dasar bagi dokter muda untuk
melakukanfollow up pasien untuk mengetahui perkembangan penyakit dan
penanganannya, serta belajar mandiri dengan cara diskusi bersama dokter
yang mengelola, konsultan, dan belajar dari sumber-sumber ilmiah lainnya.
Hasil dari langkah 5 ini menjadi dasar diskusi pada tutorial II.
e. Tutorial II dilakukan untuk menetapkan diagnosis kerja dan tatalaksana
pada kasus tersebut. Perlu juga didiskusikan kesenjangan yang terjadi
antara penanganan yang ideal berdasar bukti ilmiah serta kenyataan yang
dialami pasien, dan dikaji mengapa hal ini dapat terjadi serta bagaimana
sebaiknya seandainya permasalahan yang sama muncul di kemudian hari.
f. Pada akhir tutorial, tutor memberikan umpan balik dan penilaian yang
diisikan pada Buku Kerja Harian masing-masing dokter muda (lihat bagian
penilaian).
g. Kasus yang tidak memerlukan 2 kali tutorial karena data sudah lengkap
(misalnya kasus dari poliklinik atau scenario), dapat diselesaikan dalam satu
kali pertemuan. Tutorial Kedua (Tutorial II) mengambil kasus baru lagi.
Pelaksana Tutorial Klinik:
a. Yang menjadi tutor adalah staf yang telah ditetapkan Bagian dan telah
mengikuti pelatihan tutorial klinik.
b. Peran tutor terutama sebagai fasilitator dan motivator proses pembelajaran
di dalam diskusi tutorial klinik.
Penilaian Tutorial Klinik ;
a. Penilaian tutorial klinik dilakukan setelah menyelesaikan satu kasus. Tutor
wajib memberikan penilaian tutorial klinik, yang meliputi komponen berikut
ini:
b. Penalaran klinis (Clinical Reasoning), mencakup kemampuan menganalisis
klinis berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan dan menghubungkan
teori dengan praktek.
c. Relevansi bukti-bukti untuk penalaran klinis, mencakup kemampuan
menunjukkan data-data berdasarkan bukti ilmiah.
d. Komunikasi mencakup kemampuan menyampaikan, mendengarkan dan
menghargai pendapat di dalam diskusi.
e. Profesional behavior mencakup sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap
tugas yang dibebankan.
Nilai adalah nilai individu (bukan nilai kelompok), dan nilai yang diberikan
adalah berupa angka. Nilai ditulis di dalam Buku Kerja Harian pada bagian
Lembar Penilaian Tutorial Klinik (terlampir).
4. JOURNAL READING
a. Tujuan Journal reading:
1) Penyelenggaraan minimal satu lkali tiap mahasiswa selama stase.
2) Melatih dokter muda untuk menilai kesahihan hasil penelitian sebagai
bekal dasar bagi evidence based medicine.
3) Membantu menghubungkan antara kasus yang ditemui dokter muda,
target kompetensi yang harus dicapai serta perkembangan teori tentang
kasus tersebut.
4) Mengembangkan keterampilan berfikir kritis, bersikap terbuka terhadap
kesahihan informasi terkini dan menerapkan dalam pengelolaan kasus
yang ada.
5) Membantu retensi pengalaman dalam menangani kasus menjadi
“pembelajaran bermakna”.
b. Tugas Dokter Muda:
1) Mengajukan referat kasus maupun non kasus (pemeriksaan penunjang,
terapi dan lain-lain) satu kali dalam satu bagian.
2) referat dapat dilakukan di semua tempat pelayanan kesehatan yang
menjadi tempat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
3) Kasus yang digunakan dapat berasal dari Rawat Inap atau Rawat Jalan.
4) Kasus yang akan dipilih sebagai referat kasus umumnya adalah kasus yang
didapat setelah mengikuti kegiatan klinik di bangsal maupun di poliklinik,
baik yang dilakukan bersama dengan instruktur klinik ataupun dilakukan
sendiri. Kasus diharapkan mengacu pada kompetensi minimal yang harus
dikuasai dokter muda. Kasus yang dipilih untuk refleksi kasus adalah kasus
yang menarik, misalnya akan banyak dijumpai, kontroversi dengan
teori/pemeriksaan/terapi, kasus dilematis, atau manajemen yang tidak
lengkap.
5) Setelah mendapatkan kasus yang dianggap menarik, dokter muda harus
mengkonsultasikan pilihan kasus tersebut dengan instruktur klinik.
Instruktur klinik kemudian akan memeriksa kesesuaian kasus tersebut
untuk dapat dijadikan refleksi kasus berdasarkan kompetensi dokter
umum. Bila sesuai maka instruktur klinik akan menyetujui dan akan
meminta dokter muda untuk menjadikan bahan referat dengan referensi
terbaru.
6) Referat dibuat dengan diketik, minimal 5 lembar. Pembuatan refleksi kasus
mengikuti 6 langkah berikut (lihat gambar di bawah ini) dan dilengkapi
dengan bukti literatur EBM (Evidence-based Medicine) yang dibaca.
c. Langkah journal reading :
1) Pelaporan tugas
2) Peserta didik melaporkan pada pembimbing;
3) Pengajuan judul
4) Pembimbing memberikan tema sesuai SKDI. Peserta didik mengajukan
lebih dari 1 judul jurnal untuk nantinya dipilih oleh pembimbing.
5) Studi literatur
6) Pesereta didik menerjemahkan dan mengumpulkan literature dan
menganalisis kesahihan hasil penelitian dalam jurnal tersebut.
7) Presentasi
8) Peserta didik mempresentasikan didepan pembimbing dan pakar serta
rekan. Pembimbing menjadi narasumber dan menilai hasil presentasi.
Nilai adalah nilai individu (bukan nilai kelompok), dan nilai yang diberikan
adalah berupa angka. Nilai ditulis di dalam Buku Kerja Harian pada bagian
Lembar Penilaian journal reading.

5. CASE REPORT / MANAJEMEN REFERAT


Kasus dapat dilakukan di semua tempat pelayanan kesehatan yang menjadi
tempat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang .
Kasus yang digunakan dapat berasal dari Rawat Inap atau Rawat Jalan. Kasus
yang akan dipilih sebagai refleksi kasus umumnya adalah kasus yang didapat
setelah mengikuti kegiatan klinik di bangsal maupun di poliklinik, baik yang
dilakukan bersama dengan instruktur klinik ataupun dilakukan sendiri. Kasus
diharapkan mengacu pada kompetensi minimal yang harus dikuasai dokter muda.
Kasus yang dipilih untuk refleksi kasus adalah kasus yang menarik, misalnya akan
banyak dijumpai, kontroversi dengan teori/pemeriksaan/terapi, kasus dilematis,
atau manajemen yang tidak lengkap.
Tujuan Kasus:
a. Membantu menghubungkan antara kegiatan klinik yang dilakukan oleh dokter
muda dan target kompetensi yang harus dicapai.
b. Mengembangkan keterampilan berfikir kritis, bersikap terbuka terhadap
perbedaan ide dan selalu mengantisipasi konsekuensi tindakan yang
dilakukan pada pasien.
c. Membantu retensi pengalaman dalam menangani kasus menjadi
“pembelajaran bermakna”.
Tugas Dokter Muda:
b. Mengajukan laporan kasus satu kali tiap mahasiswa selama stase.
c. Setelah mendapatkan kasus yang dianggap menarik, dokter muda harus
mengkonsultasikan pilihan kasus tersebut dengan instruktur klinik. Instruktur
klinik kemudian akan memeriksa kesesuaian kasus tersebut untuk dapat
dijadikan laporan kasus berdasarkan kompetensi dokter umum. Bila sesuai
maka instruktur klinik akan menyetujui dan akan meminta dokter muda untuk
mempelajarinya.
d. Setelah disetujui, dokter muda akan mempelajari ulang kasus yang dipilihnya,
baik dengan melakukan bed slide learning maupun membaca rekam medis.
Dokter muda juga akan mencari referensi yang mendukung di perpustakaan.
e. Kasus dibuat dengan ditulis tangan, maksimal 2 lembar. Pembuatan refleksi
kasus mengikuti 6 langkah berikut (lihat gambar di bawah ini) dan dilengkapi
dengan bukti literatur EBM (Evidence-based Medicine) yang dibaca.
Langkah penulisan kasus:
a. Deskripsikan kasus yang diambil dengan menuliskan hal yang
menarik/mencemaskan/kontroversi/ingin diketahui lebih lanjut.
b. Setelah kasus ditentukan, renungkan kembali situasi yang dihadapi.
c. Lakukan evaluasi dan jelaskan pengalaman selama menangani pasien, baik
pengalaman yang baik maupun pengalaman yang buruk.
d. Tulis analysis kasus secara prospektif, misalnya dengan mengkaji berbagai
kemungkinan penatalaksanaan (anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, terapi)
yang berbeda. Gunakan referensi dengan menggunakan pendekatan EBM.
e. Tuliskan kesimpulan hasil analysis berdasarkan referensi yang digunakan.
f. Tuliskanlah apa rencananya apabila mendapatkan kasus serupa.
f. Dokter muda meminta verifikasi dan tanda tangan dari instruktur klinik
setempat yang mendampingi kegiatan pada minggu itu.
g. Instruktur klinik akan memverifikasi terhadap hal-hal berikut:
a. Kasus yang dipilih
b. Masalah/hal yang menarik
c. Yang sudah dipelajari
d. Bukti referensi
h. Setiap selesai verifikasi, dokter muda segera meminta nilai kepada instruktur
klinik dan ditulis di buku kerja harian sebagai bukti.
i. Nilai kasus merupakan salah satu komponen nilai akhir dokter muda di suatu
bagian.
j. Hasil kasus akan diverifikasi dan didiskusikan kembali dengan Dosen
Pembimbing Klinik (DPK), saat dokter muda bertemu dengan DPK.
Penilaian kasus:
Penilaian kasus dilakukan setiap menyelesaikan satu kasus. Instruktur dan
atau Dosen Pembimbing Klinik (DPK) wajib memberikan penilaian kasus, yang
meliputi komponen berikut ini:
a. Identifikasi kasus mencakup kemampuan memaparkan kasus dari sisi deskripsi
pengalaman.
b. Analisis kasus yang mencakup kemampuan mengkaji kasus berdasarkan
referensi.
c. Kesimpulan dan tindak lanjut yang mencakup kemampuan mengidentifikasi
pengalaman belajar dan menyusun rencana pengembangan diri selanjutnya.
d. Profesional behavior mencakup sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap
tugas yang dibebankan.
Nilai yang diberikan adalah nilai individu dan berupa angka. Nilai ditulis di
dalam Buku Kerja Harian pada bagian Lembar Penilaian Kasus.
6. UJIAN KASUS
a. Ujian dilakukan di minggu terakhir stase rotasi .
b. Dilakukan secara tatap muka pendidik dan penguji berdasarkan manajemen
pasien (meliputi ;anamnesa pasien ,pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang
dan tata laksana pasien ).
c. Peserta didik membuat lembar kerja ujian berdasarkan metode POMR
(Problem Oriented Medical Report).
d. Sistem evaluasi berdasarkan tingkah laku, absensi kehadiran, pengetahuan
,keterampilan klinik , hasil ujian dan tugas sebelumnya.
e. Di Semua Rumah Sakit Jejaring Pendidikan, pelaksanaan ujian dilakukan pada
minggu akhir di akhir rotasi suatu Bagian. Secara garis besar ujian Formatif ,
yaitu Ujian ini dilakukan selama proses pembelajaran klinik berlangsung.
Tujuannya adalah untuk memberi feedback kepada dokter muda, seperti
kemajuan pencapaian kompetensi, hal-hal positif yang telah mereka lakukan
serta hal-hal yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran. Ujian
formatif ini didasarkan pada:
1) Catatan log book tentang pencapaian kompetensi selama proses
pembelajaran. Catatan pencapaian kompetensi dalam proses
pembelajaran ini harus ditandatangani oleh instruktur klinik di tempat
rotasi terkait. Sebelum memberikan tanda tangan, instruktur klinik harus
memastikan bahwa dokter muda benar-benar memahami atau
menguasai atau melakukan apa yang ditulisnya.
2) Refleksi mahasiswa tentang proses pembelajaran yang mereka alami,
dalam bentuk “reflection of cases encounters”. Mahasiswa menuliskan
kasus yang dihadapi berikut refleksi mereka, misalnya hal-hal apa yang
mereka pelajari dari kasus tersebut, bagaimana kemampuan mereka
menangani kasus tersebut, apa yang akan mereka lakukan (plan
ofaction) untuk meningkatkan kemampuan mereka menangani kasus
tersebut, dan sebagainya.
3) Performan dalam tutorial klinik.
Kegiatan utama proses pendidikan kepaniteraan klinik tersebut di atas
dilakukan secara keseluruhan tiap minggu. Masing-masing Dokter Muda
mendapat bimbingan secara intensif oleh satu pembimbing utama, yang
akan memantau dan melakukan kegiatan pembimbingan klinis dan ilmiah
selama rotasi divisi masa kepaniteraan klinis.

Pre Test dilakukan pada minggu pertama yang bertujuan untuk


mengetahui tingkat pengetahuan dan mempersiapkan bahan dan strategi
pengajaran. Sementara Post Test yang dilaksanakanan pada minggu ke-
sembilan bertujuan untuk menguji Dokter Muda tentang kompetensi yang
dipelajari selama kepaniteraan meliputi kemampuan anamnesa, diagnosa
fisik, manajemen pengelolaan pasien secara umum serta beberapa teori yang
terkait.
Selama proses pendidikan Dokter Muda ikut serta secara aktif dalam
penatalaksanaan pasien yang dirawat di KSM Ilmu Penyakit Dalam baik di poli
rawat jalan, di rawat inap, Instalasi Rawat Darurat (IRD) maupun di kamar
operasi melalui diskusi dan bimbingan dalam perawatan pasien.
Untuk meningkatkan pengalaman klinis Dokter Muda diwajibkan untuk
melakukan kegiatan jaga di ruangan rawat inap bangsal Ilmu Penyakit Dalam
dan IRD. Dokter Muda juga diberi kesempatan untuk melakukan tindakan
medis seperti rawat luka, hecting, pemasangan kateter, pemasangan
bidai/gips, sirkumsisi serta memberi kesempatan serta untuk menjadi asisten
operasi di kamar operasi.
Sarana yang tersedia di KSM Ilmu Penyakit Dalam saat ini adalah
perpustakaan mini dengan koleksi buku-buku kedokteran yang bisa menjadi
referensi bagi Dokter Muda. Sarana lain untuk memfasilitasi kegiatan ilmiah
selama proses pendidikan, yaitu disediakannya ruang diskusi dan sarana
audiovisual yang memadai di Poli Ilmu Penyakit Dalam.
BAB VIII
EVALUASI

A. EVALUASI FORMATIF

Bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam mencapai sasaran pembelajaran yang


diinginkan. Dalam evaluasi formatif ada proses umpan balik dari dosen pembimbing
klinik yang diberikan pada saat pembelajaran berlangsung atau pada jadwal yang
ditentukan. Evaluasi formatif meliputi:
1. Performan Morning Report / KSM Jantung
2. Penilaian Journal Reading (referat) / KSM Jantung
3. Penilaian/performan dalam tutorial (responsi)
4. Penilaian Ujian Kasus Bagian RS

B. EVALUASI SUMATIF
Evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai hasil belajar mahasiswa sebagai dasar untuk
menentukan kelayakan kompetensi mahasiswa. Metode ujian yang digunakan adalah
OSCE.
Beberapa hal yang menjadi prasyarat untuk dapat mengikuti evaluasi sumatif ujian
akhir rotasi adalah :
1. Rekapitulasi kehadiran
2. Telah melaksanakan semua tugas dan kewajiban selama program pendidikan
berlangsung sesuai hasil pemeriksaan dan kelengkapan log-book.
3. Penilaian Mini CEX yang diambil saat pelaksanaan Bedside Teaching
4. Tidak terdapat masalah perilaku (attitude) dan professional behaviour sesuai yang
tertera pada Panduan Umum selama masa kepaniteraan. Jika terdapat masalah
akan ditentukan melalui rapat bagian dan dilaporkan kepada pimpinan falkultas.
Prosentase sistem penilaian adalah sebagai berikuti :
1. Manajemen Kasus : 30 %
2. Refleksi Kasus/MR/respon : 20 % Nilai RS
3. Journal Reading : 15 %
4. Tutorial /Lapsus : 10 % Nilai FK
5. OSCE FK : 25 %

C. SKALA PENILAIAN
Komponen nilai akan diolah dalam rapat evaluasi akhir bagian, dilakukan dalam
koordinasi Bagian, Bakordik dan Koordinator Tahap Profesi UPK. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan cara penilaian Acuan Patokan (PAP). Kriteria keberhasilan
mahasiswa adalah sebagi berikut:
Nilai Huruf Nilai Bobot Rentang Nilai Keterangan Patokan
Nilai
A 4,00 ≥ 80,00 Kompeten
B+ 3,50 75,00 - 79,99 Kompeten
B 3,00 70,00 - 74,99 Kompeten
C+ 2,50 60,00 - 69,99 Kurang Kompeten
C 2,00 55,00 – 59,99 Kurang Kompeten
D 1,00 40,00 – 54,99 Tidak Kompeten
E 0,00 <40 Sangat Tidak
Kompeten

D. REMEDIAL

Mahasiswa dengan nilai akhir C dan C+, harus mengulang ujian akhir di bagian Ilmu
Penyakit Dalam. Mahasiswa dengan nilai D harus mengulang rotasi di bagian Ilmu
Penyakit Dalam selama separuh waktu kepaniteraan, ujian akhir dan mengajukan dua
presentasi kasus (remedial). Mahasiswa dengan nilai E harus mengulang rotasi di
bagian Ilmu Penyakit Dalam selama 10 (sepuluh) minggu, ujian akhir dan seluruh
tugas ilmiah.

E. UMPAN BALIK

Umpan balik kepaniteraan klinik dokter muda dianalisa pada saat akhir periode
kepaniteraan klinik. Umpan balik yang diberikan berupa kuesioner evaluasi pendidikan
seperti di bawah ini :

F. PENILAIAN MATERI KEPANITERAAN KLINIK

MATERI TEORI PRAKTIK ILMIAH


Diagnosa Fisik
Penyakit Dalam Jantung
Penyakit Dalam Paru

G. PENILAIAN TENAGA PENGAJAR

Nama Dokter Penguasaan Kemampuan Keteram


Materi Berkomunikasi pilan
(Penyampaian Teknis
Materi) Pembimb
ingan
H. PENILAIAN SARANA & PRASARANA PEMBELAJARAN

SARANA & PRASARANA SARAN


Efektifitas kegiatan (tatap muka)
dengan pembimbing
Alat penunjang sarana pembelajaran
Efektifitas proses pembelajaran di :
a. Forum Ilmiah
b. Ruang Perawatan Ilmu Penyakit
Dalam
c. Kamar Operasi
d. Poliklinik
e. IRD

I. SARAN DAN KRITIK


…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

J. LAPORAN

Laporan pendidikan kepaniteraan klinik dokter muda Ilmu Penyakit Dalam


dilaporkan setiap 1 (satu) tahun sekali. Laporan tersebut menggambarkan jumlah
dokter muda, tingkat kelulusan dokter muda, rasio pendidik dan peserta, analisis
hasil umpan balik kuesioner, daftar nama, kegiatan, dan nilai dokter muda selama
kepaniteraan klinik.
BAB IX
FASILITAS PENELITIAN

Variasi dan jumlah kasus di KSM Ilmu Penyakit Dalam Rumah sakit cukup
memadai untuk proses pembelajaran klinik Dokter Muda. Dengan variasi dan jumlah
kasus yang cukup memadai ini, maka kegiatan pendidikan penelitian bagi Dokter Muda
bisa dilakukan. Adapun fasilitas penelitian yang tersedia di Rumah sakit adalah sebagai
berikut :
1) Perpustakaan
2) Digital Library
3) Dokumen rekam medik
4) Data kasus
5) Buku journal, textbook yang ada di perpustakaan KSM Ilmu Penyakit Dalam
dan di perputakakaan Rumah sakit
6) Sarana Radiologi
7) Sarana Rehabilitasi Medik
Selain itu juga ada Komite Etik penelitian yang bertugas menilai kelaikan suatu
penelitian. Dokter Muda dapat melaksanakan penelitian di KSM Ilmu Penyakit Dalam
dengan memakai fasilitas yang ada di KSM dan Rumah sakit dengan pembimbing klinik
dari KSM Ilmu Penyakit Dalam. Dokter Muda juga dapat ikut berperan serta dalam
penelitian yang dilakukan oleh dokter Pendidik Klinis KSM Ilmu Penyakit Dalam Rumah
sakit.
BAB X
PENUTUP

Demikianlah buku panduan ini disusun guna menjadi acuan dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan kepaniteraan klinik dokter muda FK UMM di KSM Ilmu
Penyakit Dalam Rumah sakit.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan yang ada, maka kami berharap adanya saran dan bantuan
yang dapat membangun dan memberikan inspirasi bagi kemajuan pendidikan kedokteran
khususnya di lingkungan KSM Ilmu Penyakit Dalam Rumah sakit.
Semoga buku panduan ini memberikan manfaat, semangat, dan masukan bagi
teman sejawat dalam menjalankan tugas sebagai pendidik klinis di KSM Ilmu Penyakit
Dalam Rumah sakit.
Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Dokter Muda Selama Masa Kepaniteraan Klinik


Tabel Kegiatan Kepaniteraan Klinik KSM Ilmu Penyakit Dalam Periode 10
(Sepuluh) Minggu
No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 PreTest
Keterampilan Klinik
2
Dasar
3 Bed Side Teaching
4 Morning Report
5 Manajemen Referat
6 Tutorial klinik
7 Journal Reading
8 Ujian Kasus

TabelKegiatan Kepaniteraan Klinik KSM Berdasarkan Rotasi Divisi


Bagian
No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyakit Dalam
1
Umum
Penyakit Dalam
2
Jantung
Penyakit Dalam
3
Paru
Lampiran 2
Form Penilaian Bedside Teaching (Mini Cex)
FK UMM
Laboratorium: ……………..
Form Penilaian DOPS
Lampiran 3
Form Penilaian Referat/Journal Reading
Lampiran 4
Form Penilaian Tutorial

No Presentasi Nilai
(0-10)
1 Perhatian dan menghargai pendapat orang lain
2 Referensi relevan dan update
3 Membuat kerangka teori
4 Mengaitkan informasi baru dengan kasus
5 Aktif bertanya
6 Menjawab pertanyaan
7 Menjelaskan tanpa membaca teks
8 Berpikir kritis
9 Mendengar aktif dan komunikasi efektif
10 Disiplin tugas dan waktu
Total Nilai
Lampiran 5
Penilaian Morning Report/Refleksi Kasus

FORM PENILAIAN REFLEKSI KASUS

Tanggal : Waktu :
Kasus : Fasilitator :
Presentan :

Nama Hasil akhir (Rata-rata no


No NIM 1 2 3 4 5
siswa 1-5)
1

Keterangan: Nilai 1-100


Yang harus dinilai :
1. Kemampuan untuk memaparkan kasus secara singkat dan ringkas.
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal penting yang
berkaitan dengan masalah yang diderita pasien.
3. Kemampuan untuk menghubungkan, memanfaatkan dan mengintegrasikan ilmu dasar
untuk menerangkan secara menyeluruh mengenai permasalahan pasien.
4. Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan akibat dari
permasalahan pasien.
5. Kinerja siswa :sistematika penyajian; kemampuan berkomunikasi dan sikap.
Partisipan :
No Nama siswa NIM 1 2 Hasil akhir
1.
2.
3.
4.
5

Yang harus dinilai :


1. Partisipasi dalam berdiskusi dan kinerja siswa : sikap dan kemampuan berkomunikasi
2. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan mekanisme utama yang
terkait.

SKALA : RENDAH TINGGI

(Nilai 56-59 60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-100


untuk

hasil
akhir)

C C+ C++ B B+ B++ A
Lampiran 6

FORM PENILAIAN UJIAN KASUS


Petunjuk pengisian skala nilai :
1. Di bawah ini terhadap patokan-patokan yang dipakai untuk mengevaluasi
keterampilan klinik para Dokter Muda.
2. Pada tiap patokan dibuatkan skala nilai dari yang paling rendah hingga nilai yang
paling tinggi.
3. Dalam membuat skala nilai hendaknya dihindari kesalahan-kesalahan sbb :
a. Memberi nilai lebih tinggi terhadapDokter Muda yang dikenal dengan baik atau
yang disenangi.
b. Pemberian nilai dipengaruhi sifat-sifat kepribadian Dokter Muda (hale effect).
c. Memberi nilai sama pada masalah yang menurut pendapat penilai berhubungan
dengan lain (logical error).
d. Penilaian dilakukan dengan membandingkan kemampuan Dokter Muda dengan
kemampuan pembimbing (contact error).
Penilaian :

a. Nilai yang tercantum dalam panduan adalah nilai sesungguhnya.


b. Bila evaluator menghendaki nilai selain nilai patokan, dapat membuat nilai
diantara patokan
c. Nilai yang tercantum harus dilakukan dengan bobot deperti tercantum di sebelah
item.
d. Nilai penilaian teoritis adalah nilai rata-rata.
4. Bobot penilaian :
NO KRITERIA BOBOT NILAI NILAI Kum (Bobot x Nilai)
1. Anamnesa 4
2. Fisis 3
3. Lab 2
4. Status & Resume 2
5. Diagnosa 2
6. Pemeriksaan Kasus 1
7. Pengobatan 2
8. Diskusi Penyakit 1
9. Prognosa 1
10. Patofisiologi 2
penderita
11. Teoritis 2
JULMAH 22 A
Nilai Akhir = (Σ A atau Nilai Kumulatif )
22
Nama Dokter Muda :
No. MHS :
Tanggal :
Penguji :

I. ANAMNESA (Bobot 4)
2 4 6 8 10
Tidak Tidak Lengkap tapi Lengkap dan Sangat tepat
mampu lengkap/tepat, kurang tepat serta & sistematis,
Informasi sistematis, tidak lupa hal-hal
penting tidak Informasi penting menanyakan penting
ditanya tidak ditanya hal yang ditanyakan &
penting dicatat secara
terperinci

II. PEMERIKSAAN FISIK (Bobot 3)


2 4 6 8 10
Tidak Pemeriksaan Mampu Melakukan Melakukan
mampu yang dilakukan melakukan pemeriksaan pemeriksaan
tidak lengkap. pemeriksaan dengan teliti, dengan teliti,
Tanda-tanda tetapi 1 atau 2 semua hal semua hal
penting tidak gejala penting yang penting diperiksa dan
diperiksa, tidak diperiksa diperiksa tetapi dikerjakan
memeriksa tidak sistematis
tanda yang sistematis
tidak penting
III. USULAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM (Bobot 2)
2 4 6 8 10
Tidak mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
membuat membuat membuat membuat membuat
usulan usulan beberapa semua usulan semua
laboratorium laboratorium usulan laboratorium usulan
tetapi tidak laboratorium dan hanya laboratorium
tahu tentang dan hanya tahu 1-2 lab dan tahu
kegunaan lab tahu 1-2 lab tentang semua
tersebut tentang kegunaan lab kegunaan lab
kegunaan lab tersebut tersebut
tersebut yang
dikaitkan
dengan initial
diagnosa

IV. MEMBUAT STATUS DAN RESUME (Bobot 2)


2 4 6 8 10
Tidak Status tidak Status disusun baik Dapat Status
mampu disusun baik dan tetapi tidak menyusun lengkap,
teratur. Resume lengkap. Resume status baik jelas,
tidak jelas terlalu panjang dan & lengkap. urutannya
kurang akurat Resume teratur dan
singkat tapi baik.
kurang Resume
sistematis singkat dan
sistematis
V. MEMBUAT INITIAL DIAGNOSA (Bobot 2)
2 4 6 8 10
Tidak Mengalami Initial diagnosa Dapat Data yang
mampu kesukaran kurang lengkap, menyusun ada dianalisa
membuat initial hal-hal yang initial dengan baik,
diagnosa penting tidak diagnosa atas menyusun
berdasarkan dicatat dasar data- initial
data-data yang data yang diagnosa
ada ada tetapi dengan
susunan singkat dan
diagnosa sistematis
tidak menurut sesuai dengan
prioritas prioritas
masalah

VI. USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS (Bobot 1)


2 4 6 8 10
Tidak Rencana Rencana Rencana Rencana
mampu pemeriksaaan lab pemeriksaaan pemeriksaaan pemeriksaaan
khusus/konsultasi lab lab lab
guna menegakkan khusus/konsult khusus/konsult khusus/konsult
diagnosa tidak asi guna asi guna asi guna
lengkap. menegakkan menegakkan menegakkan
Kesukaran diagnosa diagnosa ditulis diagnosa ditulis
interpretasi hasil kurang lengkap lengkap sesuai
pemeriksaan lengkap. termasuk tes- dengan
Beberapa tes yang prioritas
pemeriksaan penting. Hasil masalah. Hasil
penting tak tes tes
diusulkan & diinterpretasika diinterpretasika
beberapa hasil n dengan n dengan benar
tes tidak dapat benar
diinterpretasik
an
VII. PENGELOLAAN PENGOBATAN (Bobot 2)
2 4 6 8 10
Tidak Program Program Program Program
mampu pengelolaan& pengelolaan & pengelolaan pengelolaan &
pengobatan pengobatan & pengobatan ditulis
tidak tepat. sudah benar, pengobatan dengan teliti &
Pengobatan tetapi lengkap & tepat serta
yang penting melupakan 1 benar mencakup alasan
tidak dicatat atau 2 termasuk pengobatan.
pengobatan pengobatan Mengusulkan
yang penting yang alternative
penting pengobatan
tercakup di dengan benar.
dalamnya Rencana
pengobatan
dicatat secara
terperinci
VIII. DISKUSI PENYULIT (Bobot 1)
2 4 6 8 10
Tidak Dapat mencatat Dapat mencatat Mencatat Mencatat
mampu beberapa beberapa penyulit perjalanan
penyulit tetapi penyulit tetapi dengan penyulit &
beberapa beberapa terperinci penyakit
penyulit penting penyulit penting tetapi secara teliti
tidak ditanyakan tidak dicatat melupakan 1 terperinci
atau 2 serta
penyulit yang rencana
penting tindak lanjut
IX. PROGNOSA (Bobot 1)
2 4 6 8 10
Tidak Kesukaran Dapat Dapat Dapat
mampu menentukan menentukan menentukan menentukan
prognosa prognosa prognosa prognosa
berdasarkan berdasarkan berdasarkan berdasarkan
data yang ada data yang ada data yang data yang
namun data disusun disusun
yang dipakai lengkap lengkap dan
tidak lengkap terperinci serta
merencanakan
tindak lanjut

X. PATOFISIOLOGI PENDERITA (Bobot 2)


2 4 6 8 10
Tidak Kesukaran Beberapa Dapat Dapat
mampu mengingat pengetahuan menghubungk menggunakan
pengetahuan dasar & data an secara luas
dasar & klinis yang pengetahuan pengetahuan
yang berhubungan dasar & klinis dasar & klinis
berhubungan dengan yang yang
dengan penderita tidak berhubungan berhubungan
penderita diingat dengan dengan
penderita penderita
XI. PENGETAHUAN TEORITIS (Bobot 2)
2 4 6 8 10
Tidak Kesukaran Dalam Dapat Dapat
mampu mengingat aplikasi menghubun menggunakan
pengetahuan keadaan klinis gkan secara luas dan
dasar, tidak beberapa pengetahua menganalisa
mampu pengetahuan n dasar pengetahuan
menghubungk dasar penting dengan
an dilupakan klinis
pengetahuan
dasar dengan
masalah klinis

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN DIREKTUR RSUD Dr. H. SLAMET MARTODIRDJO


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KABUPATEN PAMEKASAN,
MALANG,

MEDDY SETIAWAN FARID ANWAR

Anda mungkin juga menyukai