Dyha Indrayanti
Rania
Karya seni
1. Ibuku (1941)
Potret diri adalah salah satu tema yang paling sering dibawakan oleh
Affandi. Lukisan didominasi oleh wajah seorang tokoh laki-laki. Lukisan ini
berfokus pada wajah sosok laki-laki yang merupakan dirinya sendiri. Terdiri
dari garis-garis melengkung, bergelombang, tebal, berantakan dan bertekstur
kasar. Warna yang digunakan sangat kontras dan hangat.
Lukisan itu menggambarkan sang seniman sendiri, dalam suasana hati yang
sangat spiritual dan emosional (berkontemplasi, bukan marah). Subjeknya
adalah cerminan diri yang sudah tua karena memiliki rambut putih dan
kepala yang hampir botak. Potret tampak sedang menghisap pipa tembakau,
yang bisa jadi menunjukan insting self destruction yang makin menjadi pada
usianya yang sudah tidak lagi muda. Meskipun begitu melalui sapuan, atau
tepatnya tumpahan catnya, ia masih menunjukkan gairah estetis yang
membara.
Affandi pernah berkata: “Motif yang paling aku hafal dan paling aku senangi
ialah rupaku dhewe yang elek, mirip Sukrasana ini,” Ia terus menerus
mengulang-ulang menggambar Potret wajahnya sendiri hingga puluhan kali.
Namun setiap potret wajah memiliki ekspresi yang berbeda, meskipun masih
dalam satu teknis yang hampir sama.
Terdapat catatan yang Affandi tulis sendiri tentang lukisan potret diri yang
berjudul Oongkol (1946) Ia menulis menulis: “Pernah terdjadi, bahwa saja
beberapa bulan tida bisa melukis, walaupun tiap pagi saja pergi untuk
melukis. Pada suatu hari saja pulang kerumah dengan tangan hampa, tida
dapat lukisan. Merasa marah dongkol, sekonjong-konjong lihat dalam katja
muka saja sendiri dengan expressi dongkol ini. Itu waktu djuga lukisan
dibikin. Aneh, berbulan2 tida dapat motiet, sekonjong motiet dekat sekali,
muka sendiri”
Karakteristik Karya