Perkembangan Rencana Penataan Ibukota 2030 PDF
Perkembangan Rencana Penataan Ibukota 2030 PDF
Perkembangan Rencana Penataan Ibukota 2030 PDF
works
2030 1
Kebutuhan : Saat ini, Jangka Pendek, Jangka Panjang
2
Status “Quick Win” arahan Presiden dalam Ratas 8 Januari 2019
Ratas Presiden Rapat Wakil Presiden Rapat Wakil Presiden Ratas Presiden
8 Januari 2019 28 Januari 2019 11 Maret 2019 19 Maret 2019
Status
Rapat Setwapres Rapat Bappenas Rapat Setwapres Rapat Setwapres Rapat Setwapres
21 Maret 2019 22 Maret 2019 28 Maret 2019 04 April 2019 11 April 2019 Status
Kesepakatan oleh Usulan bentuk Pembahasan dalam rapat Pembahasan dalam Pembahasan dalam rapat
Peserta Rapat : kelembagaan baru untuk Working Group : rapat Working Group : Working Group : Sudah terlaksana:
penyelenggaraan 1. Skema pembiayaan
1. Membentuk 1. Pemetaan skema 1. Simulasi Preliminari
Transportasi akan dikoordinasikan 1. Usulan Organisasi dan
Working Group pembiayaan terhadap oleh Pemprov DKI
Jabodetabek oleh oleh SMI dengan Task Force
dipimpin Setwapres, 14 total proyek yang terhadap Kapasitas
Bappenas: mengikuti kebijakan 2. Preliminary Kapasitas
dengan pertemuan siap untuk Fiskal APBD sampai
1. Alternatif 1 : yang ditetapkan. Fiskal DKI Jakarta
rutin setiap Kamis dieksekusi, dengan 2030 dengan investasi
Memperkuat alokasi 2. Project Readiness 2020 – 2030
nilai total sebesar 571 T memperlihatkan
2. PT SMI dan PT PII dan fungsi anggaran dipaparkan oleh 3. Kick Off Rekrutment
170,18 T defisit mencapai 320 T
dilibatkan dalam BPTJ (Kuasa Pemprov DKI, dan Program untuk Task
2. Matrik Rancana di 2030.
working group Pengguna Anggaran selanjutnya dianalisis Force RIK 2030
Peraturan 2. Pembacaan arahan
(KPA) untuk Public oleh tim PT SMI dan PT Pemerintah tentang Presiden dalam Masih dalam proses:
Service Obligation PII Pengembangan notulensi Ratas 19 1. Penyusunan
(PSO), pembangunan 3. Pembahasan regulasi Infrastruktur Maret 2019 Rancangan PP dan
infrastruktur & akan dikoordinasikan Perkotaan DKI 3. agenda pertemuan Perpres tentang
Penanggung-jawab oleh Asisten Staf Jakarta Wapres dan Menteri Regenerasi Ibukota
Kerjasama Pemerintah Khusus Wakil Presiden 3. Akan ada agenda (satu persatu) 2030
- Badan Usaha Bidang Ekonomi dan pertemuan Wapres termasuk dengan 2. KePres pembentukan
2. Alternatif 2 : Jakarta Keuangan dan Menteri (satu Gubernur DKI Jakarta Task Force dan
Transport Authority : 4. Terkait kelembagaan persatu) termasuk 1 pekan setelah mekanisme kordinasi
Holding BUMN - akan diselesaikan dan dengan Gubernur pelaksanaan Pilpres
BUMD diputuskan pada level DKI Jakarta
pimpinan (high level),
namun kelompok kerja
tetap memberikan
masukan 4
Kerangka Penerapan Program Regenerasi Ibukota 2030 (RIK 2030)
RIK
“Program 10 Tahun, Pembiayaan sebesar Rp 571 triliun”
Pokok Permasalahan
Penataan Ibukota masih dipahami hanya 1 Mekanisme Koordinasi Top-Down
sebagai penataan sektor transportasi
berskala Jabodetabek melalui 2 Rencana Induk dan Road Map untuk 10 Tahun
pembentukan lembaga baru yang sudah
terbukti tidak efektif
3 Integrasi Jaringan Transportasi 4 Regenerasi Kota
Umum Jabodetabek
Pembangunan dan pengelolaan Program Target Program Target
infrastruktur secara langsung oleh
Perumahan Mekanisme 600.000
Pemerintah Pusat di Jakarta sering MRT Mekanisme 223 km Rakyat
Percepatan Percepatan unit
terkendala alih kepemilikan dan tidak
kontekstual untuk menyelesaikan Mekanisme Air Bersih Mekanisme 100%
LRT 116 km Cakupan
persoalan ibukota Percepatan Percepatan
FEASIBILITY ASSESSMENT
MRT EAST WEST
• Depot location is still not clear MANGGARAI INTERCHANGE CENTER
DEVELOPMENT (with SMART CITY)
• Location Determination (Penlok) has been
issued from HI – Kota.
• AMDAL has been acquired but revision may
be necessary
• Issue with utilities PIK PUBLIC HOUSING
RIVER
FINANCING SCHEME NATURALIZATION
7
Kebutuhan kelembagaan eksekusi pembangunan ibu kota
A Presiden B Presiden
Wakil Presiden
Wakil Presiden
Komite Pengarah (Steering Comittee)
• Kemenkeu • Kemenhub
• Gubernur DKI Jakarta
• Bappenas • Kemen PUPR
• Gubernur Jawa Barat
• Kementerian BUMN • Setkab Menko Gubernur DKI
• Gubernur Banten
• Setneg
Komite Pengarah
(Steering Comittee)
Komite Pelaksana Harian
8
Peran danTanggung Jawab
Komite • Terdiri dari beberapa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sekitar (yaitu Jawa Barat, Banten)
Pengarah • Melaksanakan dukungan pengawasan dan debottlenecking pada tingkat menteri
1. Menetapkan strategi dan kebijakan dalam rangka percepatan program Capital City Regeneration 2030;
2. Merincikan program Capital City Regeneration 2030 kedalam Daftar Proyek;
3. Menyusun road map yang terdiri dari 1) road map kebijakan & kelembagaan, 2) road map sektoral dan 3) road map proyek-proyek
terkait program Capital City Regeneration 2030;
Komite
4. Menetapkan skema pendanaan dan skema pelaksanaan;
Pelaksana
5. Memantau pelaksanaan strategi dan kebijakan terkait percepatan program Capital City Regeneration 2030.
Harian
6. Memfasilitasi persiapan proyek yang tercantum dalam program Capital City Regeneration 2030;
7. Melaksanakan kegiatan debottlenecking terhadap permasalahan terkait program Capital City Regeneration 2030;
8. Penyediaan fasilitas OBC;
9. Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk menyusun/menyempurnakan peraturan yang dibutuhkan.
a. Memberikan rekomendasi kepada Komite Pelaksana Harian dalam pemilihan Daftar Proyek CCR 2030 (project
screening);
b. Memberikan dukungan kepada Komite Pelaksana Harian dalam penyusunan road map-road map seperti
disebutkan di atas;
c. Memberikan rekomendasi skema pendanaan dan skema pelaksanaan (berkonsultasi dengan PT. SMI dan PT. PII);
Task Force d. Memberikan rekomendasi kebijakan dan regulasi kepada Komite Pelaksana Harian
e. Memastikan persiapan proyek dilaksanakan secara matang dan menggiring proyek hingga tahap konstruksi;
f. Memastikan proyek selesai tepat waktu dan memberikan dukungan debottlenecking terhadap segala
permasalahan yang muncul;
g. Menganalisis hambatan, kebutuhan perbaikan regulasi, dan upaya percepatan sehingga dapat diterapkan pada
proyek-proyek lainnya;
h. Mendukung Komite Pelaksana Harian dalam penyediaan fasilitas OBC. 9
Usulan Struktur dan Komponen Task Force Pengadaan pihak eksternal untuk
melakukan studi menggunakan anggaran
Task Force
Task Force
Sumber Pendanaan: APBD Managing Director Pengadaan
Admin
Staf Ahli tata ruang dan SMART CITY Koordinasi Staf Ahli Perencanaan dan Integrasi Staf Ahli Pendanaan
Erat Jaringan Transportasi Perkotaan
Revitalisasi Angkot Elevated Loopline (Comm Line) LRT Pesing – Kelapa Gading
MRT Utara – Selatan LRT Kelapa Gading – Kota LRT Joglo – Tn Abang
JSS Zona 2 (Muara Angke) SPAM Jatiluhur (2021-2022) JSS Zona 7 (Kamal)
SPAM Ciliwung
SPAM Hutan Kota (2018-2019) JSS Zona 3 (Srengseng)
(2021-2022)
SPAM Buaran 3
SPAM Pesanggrahan (2021-2022) JSS Zona 4 & 10 (Pulogebang)
(2022-2023)
KPBU
RENDAH >49% (+)
VFM (Availability
RENDAH Payment)
Hybrid
(-) Financing Iya
Hybrid Financing
Dapat
Dilakukan?
Pembiayaan
DITOLAK Tidak
Pemerintah (BUMD
atau APBD)
No PROSES KETERANGAN
1. EIRR Economical Rate of Return menunjukkan tingkat keuntungan ekonomi bagi sisi publik
2. FIRR Mengevaluasi pengembalian finansial (profitabilitas) proyek dari sudut pandang swasta
3. VGF Viability Gap Fund (Dukungan Kelayakan) menunjukkan Bantuan Pemerintah yang dibutuhkan apabila kondisi komersial proyek terbatas
4. VFM Value for Money menunjukkan keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan KPBU dibandingkan dengan pembiayaan pemerintah
5 Hybrid Memisahkan proyek ke dalam beberapa paket dimana setiap paket dapat didanai baik oleh KPBU atau Pembiayaan Pemerintah
Financing 13
Ilustrasi Simulasi 571 T terhadap Kapasitas Fiskal DKI Jakarta 2020 - 2030
14
Alternatif Penyelesaian Permasalahan Regulasi
• Daftar Proyek
• Mekanisme Percepatan (cth. Pencantuman dalam RTRW,
Kebutuhan regulasi: perizinan, perolehan lahan, pembiayaan & perlakuan
khusus sektoral)
1) Pembentukan kelembagaan • Kewenangan bagi komite pelaksana harian
2) Pemberian kewenangan
khusus DKI Jakarta dan
norma khusus/
pengecualian atas aturan
yang berlaku
MRT Timur Barat (mengikuti skema pembiayaan MRT Tahap I dimana 51% DKI
49% Pemerintah Pusat), keputusan pembiayaan major trunk line (perpanjangan
Pembiayaan dan jalur LRT, Jalur Lingkar Layang, dll.), penentuan pembiayaan SMART infrastructure
Konstruksi
Konstruksi jaringan ekstensi, re-routing jalur paralel dan peningkatan layanan berdasarkan Big Data OD dan kemajuan SMART
mobility
Monitoring dan evaluasi KPI, monitoring dan evaluasi tingkat kepuasan warga terhadap layanan dan saran bagi peningkatan lebih lanjut terkait
kebijakan/operasi
O&M Integrasi sistem Transportasi
Integrasi tarif & tiket Integrasi antara sistem Transportasi Umum (antar BUMD operator
Umum (antar BUMD operator)
dan BUMN operator) 17
Road Map 10 Tahun – Regenerasi Ibu Kota
Pembentukan Task Force
Team
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Peningkatan fungsi regulator terkait air bersih Peningkatan fungsi operator pemberi layanan air bersih/saluran air limbah/perumahan
& saluran air limbah, penguatan fungsi PD
Kelembagaan PAL & PAM JAYA, Peningkatan kewenangan rakyat termasuk tata kelola, struktur kepemilikan saham (BUMN & BUMD), sistem
Perumahan Rakyat pengelolaan kinerja
Pembiayaan dan
Konstruksi Konstruksi main pipeline air bersih/saluran air
limbah (Zona5, Zona8), pengendalian banjir, Peningkatan cakupan jaringan berdasarkan konsep SMART environment dan SMART
perumahan rakyat di area yang diprioritaskan, community
SMART infrastructure.
Monitoring dan evaluasi KPI, monitoring dan evaluasi tingkat kepuasan warga terhadap layanan dan saran bagi peningkatan lebih lanjut terkait
O&M kebijakan/operasi
18
Yang perlu Pak Gubernur Putuskan/Dorong?
19
Lampiran
20
Proyeksi kapasitas riil keuangan daerah.
3 Sisa lebih riil perhitungan 12,47 7,81 8,19 7,07 7,43 42,98
Dikurangi
* Keterangan: termasuk untuk intervensi kegiatan KJP Plus, KJMU, Kartu Lansia Jakarta,
Kartu Pekerja, subsidi pangan, OK OTRIP, PSO MRT, PSO LRT.
21
Proyeksi kapasitas riil keuangan daerah (Preliminary).
Proyeksi
No. Uraian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
101,466,266,360,86 127,774,131,906,96
A PENDAPATAN 83,776,642,587,956 91,851,046,892,613
7 104,856,534,916,324 115,677,852,930,050 2 141,295,747,468,839 156,411,525,762,590 173,311,036,919,060 192,207,180,990,431 213,339,104,084,238
108,863,798,187,87 124,858,856,938,86
B BELANJA 90,805,371,101,358 98,403,341,044,934 102,769,411,083,604 113,276,966,750,436 137,624,925,907,725 151,696,248,832,235 167,206,280,097,838 184,302,119,000,161 203,145,904,855,213
7 8
a Belanja Tindak Langsung 32,713,534,119,566 34,639,251,359,731 35,300,917,837,685 47,738,847,641,404 52,619,858,379,651 57,999,923,179,820 63,930,067,325,418 70,466,533,129,038 77,671,313,342,283 85,612,739,103,652 94,366,128,000,566
b Belanja Langsung 58,091,836,981,792 63,764,089,685,203 73,562,880,350,192 55,030,563,442,200 60,657,108,370,785 66,858,933,759,047 73,694,858,582,307 81,229,715,703,197 89,534,966,755,554 98,689,379,896,509 108,779,776,854,648
C PEMBIAYAAN 3,352,023,728,039 1,336,889,537,493 7,397,531,100,797 4,000,000,000,000
SiLPA 8,194,801,788,385 7,073,620,285,535 7,431,181,100,797 10,276,941,108,360 11,327,696,675,044 12,485,885,693,887 13,762,492,590,773 15,169,624,883,224 16,720,628,009,784 18,430,211,900,016 20,314,590,485,521
Pendapatan - Belanja -7,397,531,827,009 2,087,123,832,720 2,400,886,179,614 2,915,274,968,094 3,670,821,561,114 4,715,276,930,356 6,104,756,821,223 7,905,061,990,270 10,193,199,229,025
15% Belanja Langsung 11,034,432,052,529 8,254,584,516,330 9,098,566,255,618 10,028,840,063,857 11,054,228,787,346 12,184,457,355,480 13,430,245,013,333 14,803,406,984,476 16,316,966,528,197
POTENSI ANGGARAN 11,068,081,326,317 20,618,649,457,411 22,827,149,110,275 25,430,000,725,838 28,487,542,939,233 32,069,359,169,059 36,255,629,844,340 41,138,680,874,763 46,824,756,242,743
-
DEFISIT ANGGARAN
-26,519,537,721,302 -33,044,636,256,875 -37,086,136,604,011 34,093,284,988,448 -37,754,742,775,053 -39,506,926,545,227 -39,847,370,155,660 -34,964,319,125,237 -38,175,243,757,257
PROYEK STRATEGIS 11,026,000,000,000 8,307,000,000,000 37,587,619,047,619 53,663,285,714,286 59,913,285,714,286 59,523,285,714,286 66,242,285,714,286 71,576,285,714,286 76,103,000,000,000 76,103,000,000,000 85,000,000,000,000
22
Usulan Sementara Skema
Pembiayaan oleh PT SMI dan PT
PII
23
Benchmark Lembaga Ad Hoc Pemerintah (1/2)
KPPIP (2015 – sekarang) BRR (2005 – 2009) BKPR (1995 – 2018)
Latar Belakang : Latar Belakang : Latar Belakang :
1. Infrastruktur strategis banyak terhambat dan tidak tepat 1. Korban jiwa dan kerusakan luar biasa pada aspek 1. Repelita 6 : Pantai utara sebagai kawasan
sasaran. Bila tidak diintervensi, keterlambatan pembangunan kehidupan masy dan pem akibat tsunami dan gempa bumi. potensi ekonomik
akan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang besar 2. Penanganan mendesak untuk mengembalikan kondisi
2. Koordinasi antar pemangku kepentingan diperlukan untuk psikologis penduduk, kondisi sosial ekonomi dan pem.
menjamin akurasi penyelenggaraan percepatan 3. Penanganan membutuhkan berbagai pengaturan khusus
PROJECT DEPUTI
SEKRETARIS TIM DIREKTUR 5 DEPUTI DEPUTI BIDANG KETUA BADAN KOORDINASI
MANAGER - KELEMBAGAAN &
PELAKSANA PROGRAM SEKTORAL OPERASI PENGELOLAAN REKLAMASI
ADMINISTRASI SDM
Hubungan langsung dengan presiden dan para menteri, namun Perpres hanya memberikan mandat untuk
Percepatan infrastruktur dengan direct intervention (re-do FS,
sejajar, sehingga seluruh aktivitas persetujuan ada di bawah pembentukan badan, pertanggungjawaban tetap
penetapan skema pembiayaan, usulan APBN) 24
Badan Pelaksana pada Gubernur
Benchmark Lembaga Ad Hoc Pemerintah (2/2)
Aspek KPPIP BRR BKR
Dasar Perpres 75/2014 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2005 Keputusan Presiden No 52 thn 1995
Regulasi Perpres No.3/2009 Keputusan Gubernur No. 975 thn 1995.
Keputusan Gubernur No. 200 thn 1998.
Pergub 58 thn 2018
Hak & Hak : Wewenang : Hak:
Kewajiban 1. Memberikan usulan dana penyiapan dan penyediaan a. Mengelola pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Mengoordinasi penyelenggaraan,
infrastruktur prioritas (dana bisa ditambah sesuai usulan b. Mengelola sumberdaya yang ada, baik sumber daya penyusunan dan pelaksanaan rencana
KPPIP) manusia, sumber daya alam maupun keuangan dan teknis dan program pengembangan
2. Menetapkan sumber pendanaan dan skema teknologi untuk melaksanakan Rehabilitasi dan Reklamasi Pantura. Koordinasi
pembiayaan Rekonstruksi; pelaksanaan penataan kembali
3. Menerima laporan perkembangan pelaksanaan c. Menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan
penyediaan infrastruktur prioritas dari penanggung jawab kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang tidak dibiayai
program dari APBN;
Kewajiban : Menerbitkan d. Mengkoordinasikan dan bekerja sama serta mengawasi
1. Daftar proyek prioritas pihak luar negeri (asing) dalam melakukan kegiatan
2. Rencana aksi dengan target pencapaian serta insentif Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dibiayai langsung oleh
dan disinsentif pihak luar negeri (asing);
3. Service Level Agreement yang mengikat e. Mendapatkan informasi dan dukungan teknis dalam
4. Laporan tahunan kepada presiden pelaksanaan tugasnya dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan pihak lain yang terkait
Cara Kerja Pendampingan (nyebar ke setiap penanggung jawab 1. Pembangunan dengan APBN : dilaksanakan oleh badan n/a
proyek) untuk memastikan keberjalanan rencana aksi pelaksana
Dana : tidak melalui KPPIP 2. Pembangunan dengan sumber dana lain : dapat
dikerjasamakan dengan pihak lain (dengan persetujuan
badan pelaksana)
Dana : melalui BRR
Dana yang ~600 T US$ 7,2 miliar (~72 T) n/a
dikelola
25
Kebutuhan Dukungan Pembiayaan Infrastruktur Publik Jakarta 2030
1 Pengembangan jaringan rel MRT menjadi 194,2 km. Rp. 213 Triliun
Estimasi kebutuhan:
2 Pengembangan jaringan rel LRT menjadi 132 km. Rp. 69 Triliun
Rp. 351 Triliun
3 Pembangunan jaringan rel elevated loopline sepanjang 27 km. Rp. 27 Triliun
4 Revitalisasi bus mikro (first & last mile transport) s/d 20.000 unit. Rp. 4 Triliun
Estimasi kebutuhan:
5 Pengembangan panjang rute Transjakarta menjadi 2.149 km. Rp.10 Triliun Rp. 14 Triliun
7 Peningkatan cakupan air bersih hingga 100% penduduk DKI. Rp. 27 Triliun Estimasi kebutuhan:
Rp. 256 Triliun
8 Peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81% penduduk DKI Rp. 75 Triliun
26
Kebutuhan Regulasi - Transportasi
INTEGRASI MODA TRANSPORTASI
PERATURAN USULAN
PP No. 56/2009 tentang Penyelenggaraan Pendelegasian wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Pemprov DKI Jakarta untuk
1 Perkeretaapian 1 menyelenggarakan dan menerbitkan ijin perkeretaapian Jabodetabek.
Perpres No 103 tahun 2015 tentang Badan Pengambilalihan wewenang BPTJ untuk mengatur transportasi sepanjang wilayah DKI
3 Pengelola Transportasi Jabodetabek 3 Jakarta.
Perpres 83/2011 tentang Penugasan pada PT. KAI a) Penyelenggaraan sarana perkretaapian di Jalur Commuter di wilayah DKI Jakarta
Persero untuk Menyelenggarakan Prasarana dan ditugaskan kepada Pemprov DKI Jakarta.
4 Sarana Kereta Api Bandar Udara Soekarno Hatta 4 b) Pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana perkretaapian di Jalur
dan Jalur Lingkar Jabodetabek Commuter di wilayah DKI Jakarta menjadi kewenangan Pemprov DKI.
27
Kebutuhan Regulasi – Pembiayaan & BUMD
ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
PERATURAN USULAN
FLEKSIBILITAS BUMD
PERATURAN USULAN
PP No. 54/2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah a) BUMD diperbolehkan memiliki saham dalam anak perusahaan kurang dari 70%.
7 dan Permendagri No. 19/2016 tentang Pengelolaan 7 b) Jangka waktu kerjasama BUMD tidak dibatasi.
Barang Milik Daerah (BMD) c) Keterbatasan skema pemanfaatan BMD secara sewa untuk BUMD
28
Kebutuhan Regulasi – Perumahan
PENYEDIAAN PEMUKIMAN 600.000 UNIT
PERATURAN USULAN
Permen PUPR No. 1/PRT/M/2018 Tahun 2018 Keleluasaan DKI Jakarta untuk mengatur perhitungan tarif rumah susun sewa sesuai
9 tentang Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan 9 karakter dan kondisi masyarakat DKI Jakarta sehingga mampu menbuat stratifikasi
Rumah Susun tarif.
29
Kebutuhan Regulasi – Perumahan
PENINGKATAN CAKUPAN AIR BERSIH
PERATURAN USULAN
Pembangunan SPAM internal perkotaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih DKI
Permen PUPR Nomor 37/PRT/M/2015 tentang izin Jakarta terkendala perizinan dalam pemanfaatan sungai sebagai sumber air.
12 penggunaan air dan/atau sumber air 12 Diperlukan prioritas perizinan untuk memenuhi kebutuhan air baku DKI Jakarta
sebagai ibukota.
Keppres 12/2012 tentang Penetapan wilayah Kebutuhan aturan hukum yang lebih tinggi selevel PP yang dapat memastikan DKI
14 sungai 14 Jakarta mendapatkan jaminan pasokan air baku
PENGENDALIAN BANJIR
PERATURAN USULAN