Perkembangan Rencana Penataan Ibukota 2030 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

foto:@rj.

works

Perkembangan Rencana DKI Jakarta


Regenerasi Ibukota (RIK) 15 April 2019

2030 1
Kebutuhan : Saat ini, Jangka Pendek, Jangka Panjang

SAAT INI JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG


1 Integrasi Ruang dan Pengelolaan 1 Kemudahan Penggunaan BUMD dalam 1 Fleksibilitas dalam mengelola keuangan
operasional transportasi Pembangunan Infrastruktur daerah
- Memindahkan saham mayoritas PT. Kereta - Peningkatan ketentuan proporsi investasi swasta di
Commuter Indonesia kepada DKI Jakarta Pinjaman Daerah
BUMD DKI (BUMD diperbolehkan memiliki saham
- Stasiun Kereta di Jakarta dikelola bersama - Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan pinjaman
dalam anak perusahaan kurang dari 70%)
antara PT KAI dan BUMD langsung kepada pihak luar negeri
- Jangka waktu kerjasama BUMD tidak dibatasi.
- MRT Timur-Barat dan pembangunan - Pendapatan/barang milik daerah dapat dijadikan
- Jangka waktu dan biaya sewa dalam pemanfaatan
berikutnya mengikuti skema MRT Utara- jaminan pinjaman
BMD untuk BUMD bisa langsung 20-50 tahun
Selatan - Plafon pinjaman daerah dapat melebihi 75% dari
2 Penyerahan wewenang Perencanaan, APBD tahun sebelumnya.
2 Pembentukan lembaga eksekusi Pembangunan dan Pengelolaan Operasional Dana Cadangan Daerah
pembangunan ibukota Transportasi dalam DKI kepada Pemprov DKI - Penggunaan Dana Cadangan tidak secara spesifik
- Pengambilalihan wewenang BPTJ untuk mengatur ditentukan/sesuai dengan kebutuhan DKI Jakarta
- Fokus pada skala kota Jakarta sebagai tahap
transportasi sepanjang wilayah DKI Jakarta. - Pencairan dana cadangan dapat dianggarkan
awal penataan Ibukota yang meliputi berbagai
- Pendelegasian wewenang dari Pemerintah Pusat selain ke SKPD, misalnya untuk PMD
sektor (transportasi, air, perumahan, dll) hingga
kepada Pemprov DKI Jakarta untuk Dana Kekhususan
2030 dengan memperkuat Pemprov DKI
menyelenggarakan dan menerbitkan ijin - Alokasi dana kekhususan setiap tahunnya untuk
- Pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di
perkeretaapian Jabodetabek. DKI yang bersumber dari APBN
Jakarta oleh DKI dengan dukungan pendaaan
3 Perumahan Lainnya
dari Pemerintah Pusat dalam bentuk Perpres
- Terbitnya PP yang mengatur tentang penerbitan
Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung sesuai 1 Skema Jakarta Sewerage System selanjutnya
amanat UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun mengikuti skema pembangunan MRT fase 1
- Aturan pembangunan rumah susun umum diluar - Jakarta Sewerage System dibangun oleh DKI
skema MBR dari Permen PUPR. Jakarta, bukan melalui mekanisme transfer
- Keleluasaan pengaturan tarif rumah susun sewa aset
sesuai karakter dan kondisi masyarakat DKI Jakarta

2
Status “Quick Win” arahan Presiden dalam Ratas 8 Januari 2019

Ratas Presiden Rapat Wakil Presiden Rapat Wakil Presiden Ratas Presiden
8 Januari 2019 28 Januari 2019 11 Maret 2019 19 Maret 2019
Status

Arahan Presiden : Sudah terlaksana:


Arahan Presiden dalam risalah Penegasan kembali Arahan Pembiayaan Penataan
1. Memindahkan saham Penetapan Lokasi LRT Jabodebek oleh
Rapat Terbatas Kabinet: Presiden. Ibukota Republik
mayoritas PT. KCI kepada Pemprov DKI Jakarta
Indonesia.
1. Pengelolaan kereta dan
stasiun dalam wilayah
Jakarta oleh Pemprov DKI
Jakarta. (Butir 4 dan Butir
+ Sumber pendanaan
publik sebesar 571
triliun rupiah.
Pemprov DKI.
2. Stasiun kereta di Jakarta
dikelola bersama antara PT
KAI dan BUMD.
(tuntas 22 Februari 2019).
Masih dalam proses:
1. Pengelolaan kereta dan stasiun dilakukan
5.a) Pemprov DKI menetapkan bersama dengan BUMD DKI Jakarta:
Sumber pendanaan 3. Proses persiapan MRT
Lokasi Stasiun LRT Belum ada respon tertulis dari Menteri
2. Pembangunan MRT Timur – Jabodebek di Dukuh Atas.
swasta sebesar 772 Timur – Barat dijalankan
triliun rupiah. bersama dengan Pemprov BUMN.
Barat disegerakan
menggunakan skema yang Pengembangan arahan DKI dan skema pembiayaan 2. Pelibatan Pemprov DKI Jakarta dalam
sama dengan MRT Selatan Presiden berupa paket pembangunan sesuai MRT Timur – Barat:
– Utara. (Butir 5.b) kebijakan penataan Ibukota dengan skema MRT Selatan Belum ada respon tertulis dari Menteri
Republik Indonesia 2030: – Utara [51:49 DKI dan Perhubungan.
3. Pengelolaan ruas jalan Pusat].
nasional dan pengaturan 1. Ekspansi transportasi 3. Penyerahan pengelolaan ruas jalan
4. Memberikan hak pengaturan
lalu lintas di ruas jalan tol massal. nasional dan pengaturan lalu lintas di ruas
lalu lintas di ruas jalan tol di
yang ada di wilayah DKI 2. Penyediaan air bersih. jalan tol yang ada di wilayah DKI Jakarta:
wilayah Jakarta dan hak
Jakarta oleh Pemprov DKI. 3. Penyediaan hunian dan Sudah ada persetujuan melalui surat
pengelolaan seluruh jalan
(Butir 5.c) kawasan pertumbuhan tanggal 8 April 2019 dari Menteri PUPR
nasional di wilayah Jakarta
ekonomi baru. kepada Pemprov DKI. 4. Dalam pembahasan Working Group
4. Penanggulangan banjir. 5. Menyiapkan opsi Setwapres :
5. Pembangunan pengolahan pendanaan pembangunan a) Menyiapkan opsi pendanaan
air limbah. ibukota selama 10 tahun pembangunan ibukota selama 10
kedepan. tahun kedepan.
6. Persiapan kerangka regulasi 3
yang dibutuhkan. b) Persiapan kerangka regulasi yang
Tindak Lanjut Paska Ratas 19 Maret 2019

Rapat Setwapres Rapat Bappenas Rapat Setwapres Rapat Setwapres Rapat Setwapres
21 Maret 2019 22 Maret 2019 28 Maret 2019 04 April 2019 11 April 2019 Status
Kesepakatan oleh Usulan bentuk Pembahasan dalam rapat Pembahasan dalam Pembahasan dalam rapat
Peserta Rapat : kelembagaan baru untuk Working Group : rapat Working Group : Working Group : Sudah terlaksana:
penyelenggaraan 1. Skema pembiayaan
1. Membentuk 1. Pemetaan skema 1. Simulasi Preliminari
Transportasi akan dikoordinasikan 1. Usulan Organisasi dan
Working Group pembiayaan terhadap oleh Pemprov DKI
Jabodetabek oleh oleh SMI dengan Task Force
dipimpin Setwapres, 14 total proyek yang terhadap Kapasitas
Bappenas: mengikuti kebijakan 2. Preliminary Kapasitas
dengan pertemuan siap untuk Fiskal APBD sampai
1. Alternatif 1 : yang ditetapkan. Fiskal DKI Jakarta
rutin setiap Kamis dieksekusi, dengan 2030 dengan investasi
Memperkuat alokasi 2. Project Readiness 2020 – 2030
nilai total sebesar 571 T memperlihatkan
2. PT SMI dan PT PII dan fungsi anggaran dipaparkan oleh 3. Kick Off Rekrutment
170,18 T defisit mencapai 320 T
dilibatkan dalam BPTJ (Kuasa Pemprov DKI, dan Program untuk Task
2. Matrik Rancana di 2030.
working group Pengguna Anggaran selanjutnya dianalisis Force RIK 2030
Peraturan 2. Pembacaan arahan
(KPA) untuk Public oleh tim PT SMI dan PT Pemerintah tentang Presiden dalam Masih dalam proses:
Service Obligation PII Pengembangan notulensi Ratas 19 1. Penyusunan
(PSO), pembangunan 3. Pembahasan regulasi Infrastruktur Maret 2019 Rancangan PP dan
infrastruktur & akan dikoordinasikan Perkotaan DKI 3. agenda pertemuan Perpres tentang
Penanggung-jawab oleh Asisten Staf Jakarta Wapres dan Menteri Regenerasi Ibukota
Kerjasama Pemerintah Khusus Wakil Presiden 3. Akan ada agenda (satu persatu) 2030
- Badan Usaha Bidang Ekonomi dan pertemuan Wapres termasuk dengan 2. KePres pembentukan
2. Alternatif 2 : Jakarta Keuangan dan Menteri (satu Gubernur DKI Jakarta Task Force dan
Transport Authority : 4. Terkait kelembagaan persatu) termasuk 1 pekan setelah mekanisme kordinasi
Holding BUMN - akan diselesaikan dan dengan Gubernur pelaksanaan Pilpres
BUMD diputuskan pada level DKI Jakarta
pimpinan (high level),
namun kelompok kerja
tetap memberikan
masukan 4
Kerangka Penerapan Program Regenerasi Ibukota 2030 (RIK 2030)

RIK
“Program 10 Tahun, Pembiayaan sebesar Rp 571 triliun”
Pokok Permasalahan
Penataan Ibukota masih dipahami hanya 1 Mekanisme Koordinasi Top-Down
sebagai penataan sektor transportasi
berskala Jabodetabek melalui 2 Rencana Induk dan Road Map untuk 10 Tahun
pembentukan lembaga baru yang sudah
terbukti tidak efektif
3 Integrasi Jaringan Transportasi 4 Regenerasi Kota
Umum Jabodetabek
Pembangunan dan pengelolaan Program Target Program Target
infrastruktur secara langsung oleh
Perumahan Mekanisme 600.000
Pemerintah Pusat di Jakarta sering MRT Mekanisme 223 km Rakyat
Percepatan Percepatan unit
terkendala alih kepemilikan dan tidak
kontekstual untuk menyelesaikan Mekanisme Air Bersih Mekanisme 100%
LRT 116 km Cakupan
persoalan ibukota Percepatan Percepatan

Elevated Mekanisme Saluran Air Mekanisme 81%


Arah ke depan Loopline Percepatan
27 km Limbah Percepatan Cakupan
Lain-lain (cth.
Trans Mekanisme pengendalian Mekanisme
Fokus pembangunan dimulai pada Jakarta Percepatan
2.149 km
banjir, N/A
Trans Percepatan
lingkup kota Jakarta hingga 2030 Pengelolaan
Jakarta
Sampah, Smart
City)

Pembangunan dan pengelolaan


langsung oleh Pemprov DKI 5 Kerangka Pembiayaan (capex dan opex)

6 Kerangka Regulasi dan Kelembagaan 5


Regenerasi Ibukota (RIK) 2030 – Masterplan Output Image
3
1 Program RIK 2030 harus dijabarkan dalam Setiap Proyek harus dirinci Road Map harus dibuat
2 A.1 – MRT NS Phase II PROJECT ROADMAP
Daftar Proyek dalam Profil Proyek
B1. LRT Jakarta Phase II PRIORITY LEVEL: MEDIUM
A2. MRT EW PUBLIC TRANSPORT & CITY REGENERATION ROADMAP
PRIORITY LEVEL: HIGH
A1. MRT NS Phase II PRIORITY LEVEL: HIGH
POLICY & INSTITUTIONAL ROADMAP

MRT NS Phase II Project Profile


Route : Bundaran HI – Kampung
Bandan (?)
Length : 8 Km
Investment : IDR 14 Trillion
COD Target : 2022

KP. BANDAN / NEW DEPOT

4 PETA REGENERASI IBUKOTA 2030


BUNDARAN HI

FEASIBILITY ASSESSMENT
MRT EAST WEST
• Depot location is still not clear MANGGARAI INTERCHANGE CENTER
DEVELOPMENT (with SMART CITY)
• Location Determination (Penlok) has been
issued from HI – Kota.
• AMDAL has been acquired but revision may
be necessary
• Issue with utilities PIK PUBLIC HOUSING

RIVER
FINANCING SCHEME NATURALIZATION

• JICA ODA LOAN – 51% DKI & 49% Central Gov.


6
Note: All pictures and information shown are for illustration purposes only JSS ZONE 4 & 10 6
Mekanisme Koordinasi Top Down

Program CCR ditetapkan dalam bentuk PP atau Perpres, termasuk:


Penetapan Program RIK 2030 • Daftar Proyek
• Mekanisme Percepatan (cth. Pencantuman dalam RTRW, perizinan,
perolehan lahan, pembiayaan & perlakuan khusus sektoral)
• Kewenangan bagi komite pelaksana harian

Pembentukan Task Force Team


• Komite Pengawas / Pengarah
• Komite Pelaksana Harian Mekanisme Koordinasi dan Pembentukan Task Force Team diatur dalam
bentuk Kepres, termasuk diantaranya:
Mekanisme Koordinasi Top-Down • Peran dan tanggungjawab Task Force Team.
• Koordinasi antara kantor Wapres dengan:
Kantor Wapres K/L Terkait 1. BAPPENAS (tentang perencanaan)
Koordinasi
Mencari dukungan 2. Kemenkeu (tentang pembiayaan)
debottlenecking
3. Kemenhub (tentang transportasi umum)
4. Kemen PUPR (tentang air dan perumahan)
Debottlenecking Perencanaan
5. Sekretariat Negara/Sekneg (tentang perundangan)
Kegiatan 6. Kemendagri, PemdaJawa Barat dan Pemda Banten (tentang
pelaksana harian
koordinasi antar-daerah)
Pengawasan Pelaksanaan

7
Kebutuhan kelembagaan eksekusi pembangunan ibu kota

A Presiden B Presiden
Wakil Presiden
Wakil Presiden
Komite Pengarah (Steering Comittee)
• Kemenkeu • Kemenhub
• Gubernur DKI Jakarta
• Bappenas • Kemen PUPR
• Gubernur Jawa Barat
• Kementerian BUMN • Setkab Menko Gubernur DKI
• Gubernur Banten
• Setneg
Komite Pengarah
(Steering Comittee)
Komite Pelaksana Harian

Gubernur DKI • Kemenkeu • Gubernur DKI • SEKDA • DCKTRP


• Bappenas Jakarta • Bappeda • Dishub
Komite Pelaksana Harian • Kemen BUMN • Gubernur Jawa • BPKD • Dinas SDA
• Kemenhub Barat • BPAD • Dinas Perumahan
• SEKDA • BPAD • Dishub • Kemen PUPR • Gubernur Banten Rakyat
• Bappeda • PMPTSP • Dinas SDA • PMPTSP
• BPKD • DCKTRP • Dinas Perumahan Rakyat

Asisten Pembangunan dan Asisten Perekonomian


Lingkungan Hidup dan Keuangan

Task Force Managing Director Task Force Managing Director


• PT SMI • PT SMI
• PT PII City Regeneration Transportation Shared Support • PT PII City Regeneration Transportation Shared Support
• Donor Director Director Director • Donor Director Director Director
• Lain- • Lain-
lain lain
Staf Ahli Staf Ahli Staf Ahli Staf Ahli Staf Ahli Staf Ahli

8
Peran danTanggung Jawab
Komite • Terdiri dari beberapa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sekitar (yaitu Jawa Barat, Banten)
Pengarah • Melaksanakan dukungan pengawasan dan debottlenecking pada tingkat menteri

1. Menetapkan strategi dan kebijakan dalam rangka percepatan program Capital City Regeneration 2030;
2. Merincikan program Capital City Regeneration 2030 kedalam Daftar Proyek;
3. Menyusun road map yang terdiri dari 1) road map kebijakan & kelembagaan, 2) road map sektoral dan 3) road map proyek-proyek
terkait program Capital City Regeneration 2030;
Komite
4. Menetapkan skema pendanaan dan skema pelaksanaan;
Pelaksana
5. Memantau pelaksanaan strategi dan kebijakan terkait percepatan program Capital City Regeneration 2030.
Harian
6. Memfasilitasi persiapan proyek yang tercantum dalam program Capital City Regeneration 2030;
7. Melaksanakan kegiatan debottlenecking terhadap permasalahan terkait program Capital City Regeneration 2030;
8. Penyediaan fasilitas OBC;
9. Melakukan koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait untuk menyusun/menyempurnakan peraturan yang dibutuhkan.

a. Memberikan rekomendasi kepada Komite Pelaksana Harian dalam pemilihan Daftar Proyek CCR 2030 (project
screening);
b. Memberikan dukungan kepada Komite Pelaksana Harian dalam penyusunan road map-road map seperti
disebutkan di atas;
c. Memberikan rekomendasi skema pendanaan dan skema pelaksanaan (berkonsultasi dengan PT. SMI dan PT. PII);
Task Force d. Memberikan rekomendasi kebijakan dan regulasi kepada Komite Pelaksana Harian
e. Memastikan persiapan proyek dilaksanakan secara matang dan menggiring proyek hingga tahap konstruksi;
f. Memastikan proyek selesai tepat waktu dan memberikan dukungan debottlenecking terhadap segala
permasalahan yang muncul;
g. Menganalisis hambatan, kebutuhan perbaikan regulasi, dan upaya percepatan sehingga dapat diterapkan pada
proyek-proyek lainnya;
h. Mendukung Komite Pelaksana Harian dalam penyediaan fasilitas OBC. 9
Usulan Struktur dan Komponen Task Force Pengadaan pihak eksternal untuk
melakukan studi menggunakan anggaran
Task Force
Task Force
Sumber Pendanaan: APBD Managing Director Pengadaan
Admin

City Regeneration Transportation Shared Support


Director Director Director

Staf Ahli tata ruang dan SMART CITY Koordinasi Staf Ahli Perencanaan dan Integrasi Staf Ahli Pendanaan
Erat Jaringan Transportasi Perkotaan

Staf Ahli Pemukiman (Housing) Staf Ahli Pendanaan Infrastruktur


Staf Ahli Infrastruktur Trunk Line Perkotaan
Staf Ahli penyediaan air, pengelolaan
air limbah dan limbah padat Staf Ahli kebijakan dan peraturan

Bantuan Donor terkait City Regeneration: Bantuan Donor terkait Transportasi:


1. Dukungan perancangan institusional terkait fungsi 1. Dukungan rancangan institusional terkait fungsi
kebijakan/regulasi dan fungsi operasional (cth. kebijakan/regulasi, fungsi pengembangan jaringan
Peningkatan kapasitas DSDA & PDPAL) (koordinasi dengan “Urban Transport Holding
2. Penasihat kebijakan dan regulasi (cth. Penasihat Company”) dan fungsi operasional.
untuk Pelaksanaan Smart City) 2. Penasihat kebijakan dan regulasi transportasi perkotaan
: 3. Dukungan penentuan skema pendanaan proyek 3. Dukungan penentuan skema pendanaan proyek
4. Dukungan terhadap sistim operasi dan pelayanan 4. Dukungan peningkatan sistem operasi dan tingkat
Posisi utama pelayanan (cth. Integrasi pertiketan)
(cth. platform IT Smart Mobility pada area stasiun)
yang di
rekrut
profesional Dukungan integrasi secara keseluruhan (mendampingi Ketua Tim dan Ketua-ketua sub-bagian):
1. Dukungan perencanaan keseluruhan 3. Debottlenecking terhadap isu – isu
2. Monitoring status pelaksanaan kritikal 10
Project Readiness – Transportasi

ESTIMASI TOTAL PEMBIAYAAN : Rp 365 Triliun


SKEMA PENDANAAN CLEAR SKEMA SEDANG DIUSULKAN SKEMA BELUM DIUSULKAN

Revitalisasi Angkot Elevated Loopline (Comm Line) LRT Pesing – Kelapa Gading

MRT Utara – Selatan LRT Kelapa Gading – Kota LRT Joglo – Tn Abang

LRT Pulogadung - Kb Lama LRT Puri Indah – Tn Abang

LRT Tn Abang – Pulogadung LRT Ancol – Cempaka Putih

LRT Kemayoran – Pantai Indah Utara MRT outer loopline

MRT Diagonal Northeast to Southwest


LRT Velodrom – Manggarai
(Kapuk - Tanjung Barat)
MRT Diagonal Northeast to Southwest
MRT Timur – Barat
(Ancol - Lebak Bulus)
MRT Diagonal Northeast to Southwest
Perluasan Busway Transjakarta
(Palmerah - Ragunan)
MRT Diagonal East (TMII – Kp. Rambutan
–Jatinegara)

Inisiasi Dalam Perencanaan Siap Ekekusi


Persiapan Masterplan Masterplan,FS Materplan,FS, DED. 11
Hal 05 dari 07
Project Readiness – Perumahan dan Air

ESTIMASI TOTAL PEMBIAYAAN : Rp 256 Triliun


SKEMA PENDANAAN CLEAR SKEMA SEDANG DIUSULKAN SKEMA BELUM DIUSULKAN

JSS Zona 2 (Muara Angke) SPAM Jatiluhur (2021-2022) JSS Zona 7 (Kamal)

SPAM Ciliwung
SPAM Hutan Kota (2018-2019) JSS Zona 3 (Srengseng)
(2021-2022)

SPAM Buaran 3
SPAM Pesanggrahan (2021-2022) JSS Zona 4 & 10 (Pulogebang)
(2022-2023)

JSS Zona 1 (Pluit) SPAM Karian (2024-2025) Pengurangan NRW (2019-2030)

JSS Zona 6 (Duri Kosambi) JSS Zona 8 (Marunda)

Pembangunan di lahan yang telah


JSS Zona 5 (Sunter)
dimiliki oleh BUMD
Pembangunan di lahan yang telah Pembangunan di lahan yang akan
dimiliki oleh DPRKP dimiliki oleh DPRKP hingga 2028

Inisiasi Dalam Perencanaan Siap Ekekusi


Persiapan Masterplan Masterplan,FS Materplan,FS, DED. 12
Hal 05 dari 07
Metodologi Pendalaman Prioritas Proyek
PROPOSAL Kerangka ini disederhanakan untuk tujuan
PROYEK penjelasan secara umum. Untuk penggunaan
yang lebih praktikal, kerangka perlu
B to B
TINGGI disesuaikan menurut sektor.

TINGGI MENENGAH <49% KPBU


EIRR FIRR VGF
(User Pay)

KPBU
RENDAH >49% (+)
VFM (Availability
RENDAH Payment)

Hybrid
(-) Financing Iya
Hybrid Financing
Dapat
Dilakukan?
Pembiayaan
DITOLAK Tidak
Pemerintah (BUMD
atau APBD)

No PROSES KETERANGAN
1. EIRR Economical Rate of Return menunjukkan tingkat keuntungan ekonomi bagi sisi publik
2. FIRR Mengevaluasi pengembalian finansial (profitabilitas) proyek dari sudut pandang swasta
3. VGF Viability Gap Fund (Dukungan Kelayakan) menunjukkan Bantuan Pemerintah yang dibutuhkan apabila kondisi komersial proyek terbatas
4. VFM Value for Money menunjukkan keuntungan yang diperoleh dengan memanfaatkan KPBU dibandingkan dengan pembiayaan pemerintah
5 Hybrid Memisahkan proyek ke dalam beberapa paket dimana setiap paket dapat didanai baik oleh KPBU atau Pembiayaan Pemerintah
Financing 13
Ilustrasi Simulasi 571 T terhadap Kapasitas Fiskal DKI Jakarta 2020 - 2030

14
Alternatif Penyelesaian Permasalahan Regulasi

1 Perpres Renegerasi Ibukota 2030

• Daftar Proyek
• Mekanisme Percepatan (cth. Pencantuman dalam RTRW,
Kebutuhan regulasi: perizinan, perolehan lahan, pembiayaan & perlakuan
khusus sektoral)
1) Pembentukan kelembagaan • Kewenangan bagi komite pelaksana harian
2) Pemberian kewenangan
khusus DKI Jakarta dan
norma khusus/
pengecualian atas aturan
yang berlaku

2 PP Proyek Infrastruktur DKI Jakarta

Mekanisme Koordinasi dan Pembentukan Task Force Team


diatur dalam bentuk Kepres, termasuk diantaranya:
• Peran dan tanggungjawab Task Force Team.
• Koordinasi antara kantor Wapres Kementerian terkait
Roadmap – Launching Program RIK 2030
April ‘19 Juni‘19 October ‘19

Mendesak! Jangka - Pendek Jangka -Menengah

• Task Force harus segera


dibentuk, agar
implementasi dapat cepat Pembentukan Task Perpres/PP RIK ….?
untuk mendapatkan force 2030
momentum lebih lanjut
Segera Aktivitas Jangka Pendek
antara April hingga Oktober,
1) Finalisasi Roadmap 5 – 10 Tahun
untuk memastikan 1) Review JABODETABEK Master Plan
2) Penyusunan rencana aksi
implementasi agar sesuai 2019-2029 (support oleh JUTPI 2) and
• Reguliasi / Kebijakan (Merumuskan peraturan dan
diintegrasikan dalam seluruh
berdasarkan kesepakatan. dokumen perencanaan DKI Jakarta.
pedoman transportasi perkotaan )
• Tim gugus tugas ini akan • Kelembagaan/ Organisasi
2) Melakukan tindakan segera yang
- Meningkatkan fungsi pengaturan badan-badan DKI
membutuhkan tenaga ahli diperlukan terkait dengan integrasi
(Dishub dll.)
dari luar (mis. Donor jaringan.
- Pembentukan Asset Holding
3) Menyusun draft Roadmap
internasional) yang dapat • Infrastruktur (e.g. MRT EW implementing framework,
4) Rancangan Perpres/PP Regerenerasi
elevated loop line, smart city platform)
bermitra dengan Pemprov Ibukota 2030
3) Melakukan tindakan implementasi jangka pendek secara paralel
DKI. 5) Kordinasi Setwapres
(contoh: Keputusan tentang integrasi tiket, depot MRT NS)
6) Pembentukan Task Force (diawali level
Pemprov DKI)
16
Road Map 10 Tahun – Integrasi Jaringan Transportasi Umum Jabodetabek
Pembentukan Task Force
Team
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Pengembangan regulasi & kebijakan


transportasi perkotaan (integrasi tarif, Memperkuat peran BUMD
tingkat layanan & keamanan, PSO, dalam pengembangan
Regulasi
TDM, dst.) infrastruktur

Perubahan kepemilikan saham (DKI perlu mengakuisis


mayoritas saham KCI), pembentukan JV dengan KAI untuk
mengelola stasiun-stasiun di wilayah DKI, DKI untuk
mengakuisisi kewenangan atas inner loopline
Institutional/
Kelembagaan Peningkatan fungsi regulator (contoh: DKI dapat melaksanakan Peningkatan organisasi operator transportasi
& menerbitkan perijinan keretaapi perkotaan Jabodetabek), perkotaan termasuk tata kelola dan sistem
peningkatan fungsi integrasi jaringan, peningkatan fungsi
pengelolaan kinerja
operator

MRT Timur Barat (mengikuti skema pembiayaan MRT Tahap I dimana 51% DKI
49% Pemerintah Pusat), keputusan pembiayaan major trunk line (perpanjangan
Pembiayaan dan jalur LRT, Jalur Lingkar Layang, dll.), penentuan pembiayaan SMART infrastructure
Konstruksi
Konstruksi jaringan ekstensi, re-routing jalur paralel dan peningkatan layanan berdasarkan Big Data OD dan kemajuan SMART
mobility

Monitoring dan evaluasi KPI, monitoring dan evaluasi tingkat kepuasan warga terhadap layanan dan saran bagi peningkatan lebih lanjut terkait
kebijakan/operasi
O&M Integrasi sistem Transportasi
Integrasi tarif & tiket Integrasi antara sistem Transportasi Umum (antar BUMD operator
Umum (antar BUMD operator)
dan BUMN operator) 17
Road Map 10 Tahun – Regenerasi Ibu Kota
Pembentukan Task Force
Team

2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Pengembangan regulasi dan kebijakan city


regeneration (KLB, konsolidasi vertikal,
Pengaturan
pengelolaan aset, perpajakan, penetapan harga
sewa perumahan, subsidi, dll.)

Peningkatan fungsi regulator terkait air bersih Peningkatan fungsi operator pemberi layanan air bersih/saluran air limbah/perumahan
& saluran air limbah, penguatan fungsi PD
Kelembagaan PAL & PAM JAYA, Peningkatan kewenangan rakyat termasuk tata kelola, struktur kepemilikan saham (BUMN & BUMD), sistem
Perumahan Rakyat pengelolaan kinerja

Penentuan pendanaan bagi proyek-proyek city regeneration (penentuan


pemisahan pendanaan antara Pemerintah Pusat dan DKI)

Pembiayaan dan
Konstruksi Konstruksi main pipeline air bersih/saluran air
limbah (Zona5, Zona8), pengendalian banjir, Peningkatan cakupan jaringan berdasarkan konsep SMART environment dan SMART
perumahan rakyat di area yang diprioritaskan, community
SMART infrastructure.

Monitoring dan evaluasi KPI, monitoring dan evaluasi tingkat kepuasan warga terhadap layanan dan saran bagi peningkatan lebih lanjut terkait
O&M kebijakan/operasi

18
Yang perlu Pak Gubernur Putuskan/Dorong?

19
Lampiran

20
Proyeksi kapasitas riil keuangan daerah.

dalam triliun rupiah

Uraian 2018 2019 2020 2021 2022 Total


1 Pendapatan 67,63 76,59 83,78 91,85 101,47 421,31
Pencairan dana cadangan
2 - - - - - -
(sesuai Perda)

3 Sisa lebih riil perhitungan 12,47 7,81 8,19 7,07 7,43 42,98

Total penerimaan 80,10 84,40 91,97 98,92 108,90 464,29

Dikurangi

4 Belanja tidak langsung * 30,99 31,79 32,71 34,64 35,30 165,44

5 Pengeluaran pembiayaan 2,27 2,10 1,17 0,52 0,03 6,09


Kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah 46,84 50,51 58,09 63,76 73,56 292,77

* Keterangan: termasuk untuk intervensi kegiatan KJP Plus, KJMU, Kartu Lansia Jakarta,
Kartu Pekerja, subsidi pangan, OK OTRIP, PSO MRT, PSO LRT.

21
Proyeksi kapasitas riil keuangan daerah (Preliminary).

Proyeksi
No. Uraian 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

101,466,266,360,86 127,774,131,906,96
A PENDAPATAN 83,776,642,587,956 91,851,046,892,613
7 104,856,534,916,324 115,677,852,930,050 2 141,295,747,468,839 156,411,525,762,590 173,311,036,919,060 192,207,180,990,431 213,339,104,084,238
108,863,798,187,87 124,858,856,938,86
B BELANJA 90,805,371,101,358 98,403,341,044,934 102,769,411,083,604 113,276,966,750,436 137,624,925,907,725 151,696,248,832,235 167,206,280,097,838 184,302,119,000,161 203,145,904,855,213
7 8
a Belanja Tindak Langsung 32,713,534,119,566 34,639,251,359,731 35,300,917,837,685 47,738,847,641,404 52,619,858,379,651 57,999,923,179,820 63,930,067,325,418 70,466,533,129,038 77,671,313,342,283 85,612,739,103,652 94,366,128,000,566
b Belanja Langsung 58,091,836,981,792 63,764,089,685,203 73,562,880,350,192 55,030,563,442,200 60,657,108,370,785 66,858,933,759,047 73,694,858,582,307 81,229,715,703,197 89,534,966,755,554 98,689,379,896,509 108,779,776,854,648
C PEMBIAYAAN 3,352,023,728,039 1,336,889,537,493 7,397,531,100,797 4,000,000,000,000
SiLPA 8,194,801,788,385 7,073,620,285,535 7,431,181,100,797 10,276,941,108,360 11,327,696,675,044 12,485,885,693,887 13,762,492,590,773 15,169,624,883,224 16,720,628,009,784 18,430,211,900,016 20,314,590,485,521
Pendapatan - Belanja -7,397,531,827,009 2,087,123,832,720 2,400,886,179,614 2,915,274,968,094 3,670,821,561,114 4,715,276,930,356 6,104,756,821,223 7,905,061,990,270 10,193,199,229,025
15% Belanja Langsung 11,034,432,052,529 8,254,584,516,330 9,098,566,255,618 10,028,840,063,857 11,054,228,787,346 12,184,457,355,480 13,430,245,013,333 14,803,406,984,476 16,316,966,528,197
POTENSI ANGGARAN 11,068,081,326,317 20,618,649,457,411 22,827,149,110,275 25,430,000,725,838 28,487,542,939,233 32,069,359,169,059 36,255,629,844,340 41,138,680,874,763 46,824,756,242,743

-
DEFISIT ANGGARAN
-26,519,537,721,302 -33,044,636,256,875 -37,086,136,604,011 34,093,284,988,448 -37,754,742,775,053 -39,506,926,545,227 -39,847,370,155,660 -34,964,319,125,237 -38,175,243,757,257
PROYEK STRATEGIS 11,026,000,000,000 8,307,000,000,000 37,587,619,047,619 53,663,285,714,286 59,913,285,714,286 59,523,285,714,286 66,242,285,714,286 71,576,285,714,286 76,103,000,000,000 76,103,000,000,000 85,000,000,000,000

22
Usulan Sementara Skema
Pembiayaan oleh PT SMI dan PT
PII

23
Benchmark Lembaga Ad Hoc Pemerintah (1/2)
KPPIP (2015 – sekarang) BRR (2005 – 2009) BKPR (1995 – 2018)
Latar Belakang : Latar Belakang : Latar Belakang :
1. Infrastruktur strategis banyak terhambat dan tidak tepat 1. Korban jiwa dan kerusakan luar biasa pada aspek 1. Repelita 6 : Pantai utara sebagai kawasan
sasaran. Bila tidak diintervensi, keterlambatan pembangunan kehidupan masy dan pem akibat tsunami dan gempa bumi. potensi ekonomik
akan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang besar 2. Penanganan mendesak untuk mengembalikan kondisi
2. Koordinasi antar pemangku kepentingan diperlukan untuk psikologis penduduk, kondisi sosial ekonomi dan pem.
menjamin akurasi penyelenggaraan percepatan 3. Penanganan membutuhkan berbagai pengaturan khusus

Tujuan : Tujuan : Tujuan :


1. Percepatan penyediaan infrastruktur prioritas (IP) secar efektif, Merealisasikan pembangunan kembali Aceh dan Nias yang 1. Melaksanakan reklamasi
efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu berlangsung secara terintegrasi, cepat dan berkelanjutan, 2. Mengelola dan menata hasil reklamasi
2. Penyelesaian hambatan-hambatan dengan menegakkan kaidah tata pemerintahan yang baik, 3. Mempersiapkan pantai utara sebagai
3. Pencapaian target penyediaan IP melalui persiapan yang bersih, transparan dan akuntabel. kawasan strategis
cermat dan koordinasi yang efektif
Fungsi : Koordinasi Fungsi : Regulasi, Koordinasi, Eksekusi Fungsi : Koordinasi, Eksekusi

KOORDINASI KOMITE : KOORDINASI


PRESIDEN
Lead : Menko PRESIDEN
(Memberikan mandat)
Ekwin

DEWAN BADAN DEWAN


TIM PELAKSANA GUBERNUR
PENGARAH PELAKSANA PENGAWAS

PROJECT DEPUTI
SEKRETARIS TIM DIREKTUR 5 DEPUTI DEPUTI BIDANG KETUA BADAN KOORDINASI
MANAGER - KELEMBAGAAN &
PELAKSANA PROGRAM SEKTORAL OPERASI PENGELOLAAN REKLAMASI
ADMINISTRASI SDM

Eksekusi oleh Eksekusi oleh


Eksekusi : Penanggung Jawab Program (Kementerian, Pemda, BUMN, BUMD) Eksekusi : Dinas dan biro
internal BRR pihak ketiga
terkait

Hubungan langsung dengan presiden dan para menteri, namun Perpres hanya memberikan mandat untuk
Percepatan infrastruktur dengan direct intervention (re-do FS,
sejajar, sehingga seluruh aktivitas persetujuan ada di bawah pembentukan badan, pertanggungjawaban tetap
penetapan skema pembiayaan, usulan APBN) 24
Badan Pelaksana pada Gubernur
Benchmark Lembaga Ad Hoc Pemerintah (2/2)
Aspek KPPIP BRR BKR
Dasar Perpres 75/2014 Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2005 Keputusan Presiden No 52 thn 1995
Regulasi Perpres No.3/2009 Keputusan Gubernur No. 975 thn 1995.
Keputusan Gubernur No. 200 thn 1998.
Pergub 58 thn 2018
Hak & Hak : Wewenang : Hak:
Kewajiban 1. Memberikan usulan dana penyiapan dan penyediaan a. Mengelola pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi; Mengoordinasi penyelenggaraan,
infrastruktur prioritas (dana bisa ditambah sesuai usulan b. Mengelola sumberdaya yang ada, baik sumber daya penyusunan dan pelaksanaan rencana
KPPIP) manusia, sumber daya alam maupun keuangan dan teknis dan program pengembangan
2. Menetapkan sumber pendanaan dan skema teknologi untuk melaksanakan Rehabilitasi dan Reklamasi Pantura. Koordinasi
pembiayaan Rekonstruksi; pelaksanaan penataan kembali
3. Menerima laporan perkembangan pelaksanaan c. Menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan
penyediaan infrastruktur prioritas dari penanggung jawab kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang tidak dibiayai
program dari APBN;
Kewajiban : Menerbitkan d. Mengkoordinasikan dan bekerja sama serta mengawasi
1. Daftar proyek prioritas pihak luar negeri (asing) dalam melakukan kegiatan
2. Rencana aksi dengan target pencapaian serta insentif Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang dibiayai langsung oleh
dan disinsentif pihak luar negeri (asing);
3. Service Level Agreement yang mengikat e. Mendapatkan informasi dan dukungan teknis dalam
4. Laporan tahunan kepada presiden pelaksanaan tugasnya dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, dan pihak lain yang terkait
Cara Kerja Pendampingan (nyebar ke setiap penanggung jawab 1. Pembangunan dengan APBN : dilaksanakan oleh badan n/a
proyek) untuk memastikan keberjalanan rencana aksi pelaksana
Dana : tidak melalui KPPIP 2. Pembangunan dengan sumber dana lain : dapat
dikerjasamakan dengan pihak lain (dengan persetujuan
badan pelaksana)
Dana : melalui BRR
Dana yang ~600 T US$ 7,2 miliar (~72 T) n/a
dikelola
25
Kebutuhan Dukungan Pembiayaan Infrastruktur Publik Jakarta 2030

1 Pengembangan jaringan rel MRT menjadi 194,2 km. Rp. 213 Triliun

Estimasi kebutuhan:
2 Pengembangan jaringan rel LRT menjadi 132 km. Rp. 69 Triliun
Rp. 351 Triliun
3 Pembangunan jaringan rel elevated loopline sepanjang 27 km. Rp. 27 Triliun

4 Revitalisasi bus mikro (first & last mile transport) s/d 20.000 unit. Rp. 4 Triliun
Estimasi kebutuhan:
5 Pengembangan panjang rute Transjakarta menjadi 2.149 km. Rp.10 Triliun Rp. 14 Triliun

Penyediaan pemukiman hingga 600.000 unit (fasilitas pembiayaan Rp. 90 Triliun


6 30%).

7 Peningkatan cakupan air bersih hingga 100% penduduk DKI. Rp. 27 Triliun Estimasi kebutuhan:
Rp. 256 Triliun
8 Peningkatan cakupan jaringan air limbah hingga 81% penduduk DKI Rp. 75 Triliun

9 Pengendalian Banjir dan penambahan pasokan air Rp. 87 Triliun

26
Kebutuhan Regulasi - Transportasi
INTEGRASI MODA TRANSPORTASI
PERATURAN USULAN

PP No. 56/2009 tentang Penyelenggaraan Pendelegasian wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Pemprov DKI Jakarta untuk
1 Perkeretaapian 1 menyelenggarakan dan menerbitkan ijin perkeretaapian Jabodetabek.

a) Pemprov DKI Jakarta membutuhkan kewenangan untuk menjadi koordinator untuk


Perpres No. 55/2018 tentang Rencana Induk perkeretaapian di wilayah Jakarta.
2 Tranportasi Jabodetabek 2 b) Penambahan Lampiran untuk memastikan sarana dan prasarana perkeretaapian
yang terletak di wilayah DKI Jakarta berada dibawah tanggung jawab Pemprov.

Perpres No 103 tahun 2015 tentang Badan Pengambilalihan wewenang BPTJ untuk mengatur transportasi sepanjang wilayah DKI
3 Pengelola Transportasi Jabodetabek 3 Jakarta.

Perpres 83/2011 tentang Penugasan pada PT. KAI a) Penyelenggaraan sarana perkretaapian di Jalur Commuter di wilayah DKI Jakarta
Persero untuk Menyelenggarakan Prasarana dan ditugaskan kepada Pemprov DKI Jakarta.
4 Sarana Kereta Api Bandar Udara Soekarno Hatta 4 b) Pengoperasian, perawatan dan pengusahaan prasarana perkretaapian di Jalur
dan Jalur Lingkar Jabodetabek Commuter di wilayah DKI Jakarta menjadi kewenangan Pemprov DKI.

27
Kebutuhan Regulasi – Pembiayaan & BUMD
ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN
PERATURAN USULAN

Fleksibilitas dalam mengajukan pinjaman daerah:


a) Pemprov DKI Jakarta dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar
5 PP 30/2011 tentang Pinjaman Daerah 5 negeri;
b) Pendapatan/barang milik daerah dapat dijadikan jaminan pinjaman;
c) Plafon pinjaman daerah dapat melebihi 75% dari APBD tahun sebelumnya.

Fleksibilitas terkait Dana Cadangan:


PP No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
a) Pencairan dana cadangan dapat dianggarkan selain ke SKPD, misalnya untuk
Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 Tahun
6 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan 6 Penyertaan Modal daerah (PMD);
b) Penggunaan dana cadangan tidak ditentukan spesifik program/kegiatannya dalam
Daerah
Peraturan Daerah.

FLEKSIBILITAS BUMD
PERATURAN USULAN

PP No. 54/2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah a) BUMD diperbolehkan memiliki saham dalam anak perusahaan kurang dari 70%.
7 dan Permendagri No. 19/2016 tentang Pengelolaan 7 b) Jangka waktu kerjasama BUMD tidak dibatasi.
Barang Milik Daerah (BMD) c) Keterbatasan skema pemanfaatan BMD secara sewa untuk BUMD

28
Kebutuhan Regulasi – Perumahan
PENYEDIAAN PEMUKIMAN 600.000 UNIT
PERATURAN USULAN

Terbitnya PP yang mengatur tentang penerbitan Sertifikat Kepemilikan Bangunan


8 Kekosongan aturan hukum 8 Gedung sesuai amanat UU No. 20/2011 tentang Rumah Susun Pasal 49

Permen PUPR No. 1/PRT/M/2018 Tahun 2018 Keleluasaan DKI Jakarta untuk mengatur perhitungan tarif rumah susun sewa sesuai
9 tentang Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan 9 karakter dan kondisi masyarakat DKI Jakarta sehingga mampu menbuat stratifikasi
Rumah Susun tarif.

Persyaratan spesifikasi rusun dan kriteria penghuni rumah susun (Masyarakat


Permen PUPR No. 05/PRT/M/2007 tentang
Berpenghasilan Rendah/MBR dan Masyarakat Berpenghasilan Menengah Bawah)
10 Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun 10 untuk wilayah Jakarta harus disesuaikan dengan konteks Jakarta dimana 21%
Sederhana Bertingkat Tinggi
penduduknya berpenghasilan antara 7 – 15 Juta per bulan.

Penyediaan dan penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk


Permen PUPR No. 20/PRT/M/2014 tentang Fasilitas
11 Likuiditas Pembiayaan Perumahan 11 Rumah Susun Sejahtera untuk wilayah Jakarta harus disesuaikan dengan konteks
Jakarta.

29
Kebutuhan Regulasi – Perumahan
PENINGKATAN CAKUPAN AIR BERSIH
PERATURAN USULAN

Pembangunan SPAM internal perkotaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih DKI
Permen PUPR Nomor 37/PRT/M/2015 tentang izin Jakarta terkendala perizinan dalam pemanfaatan sungai sebagai sumber air.
12 penggunaan air dan/atau sumber air 12 Diperlukan prioritas perizinan untuk memenuhi kebutuhan air baku DKI Jakarta
sebagai ibukota.

Permen PU Nomor 20/PRT/M/2010 tentang


Pedoman pemanfaatan dan penggunaan bagian- Kebutuhan aturan regulasi dalam yang mendukung pembangunan pipa utilitas.
13 bagian jalan
13

Keppres 12/2012 tentang Penetapan wilayah Kebutuhan aturan hukum yang lebih tinggi selevel PP yang dapat memastikan DKI
14 sungai 14 Jakarta mendapatkan jaminan pasokan air baku

PENGENDALIAN BANJIR
PERATURAN USULAN

Permen PUPR No. 20/PRT/M/2016 tentang


Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan sungai lintas provinsi di wilayah DKI
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
15 Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan 15 Jakarta seringkali mendapatkan keterbatasan dari Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang berada di bawah Kemenpupera.
Rakyat
30

Anda mungkin juga menyukai