DISUSUN OLEH:
XII IPA 5
Seni lukis adalah seni yang mengekspresikan pengalaman artistic seorang seniman
melaluibidang dua dimensi. Para seniman seni lukis memanfaatkan unsure bidang,
warna, tekstur, bentuk, nada, komposisi, dan ritma serta ungkapan ide, gagasan,
tema, isi, dan perasaan untuk membuat sebuah karya seni.
Lukisan Aquarel , yaitu lukisan yang dibuat dengan bahan dasar cat air
(water colour) dan pewarna yang menggunakan air . Teknik pewarnaanya
bersifat transparan dengan media kertas.
Lukisan Aerylici , yaitu lukisan yang dibuat dengan bahan dasar sintesis ,
sehingga dapat kering dan padat . Teknik ini digunakan untuk media kertas
karton tripleks dan kanvas.
Lukisan Tempera , yaitu lukisan yang dibuat dengan pewarna yang
dicampur dengan telur sehingga warna dapat melekat . Teknik ini digunakan
untuk media dinding.
Lukisan Cat Minyak adalah yang diwarnai dengan cat minyak atau oil
colour dalam bentuk tube. Teknik ini dapat digunakan untuk media kanvas.
Lukisan Mozaik , yaitu lukisan yang dibuat dengan teknik menempelkan
berbagai bentuk bidang, teknik pecahan kaca atau porselin sehingga
membentuk lukisan.
Lukisan Kaca , yaitu lukisan yang dilakukan dengan media kaca , pewarna
yangh digunakan adalah cat minyak khusus.
Lukisan alfresco dan alseco , yaitu lukisan yang dibuat dengan pewarna
seperti lukisan tempera deengan proses basah (alfresco) dan proses kering
(alseco) . Media dalam lukisan ini adalah tembok.
Lukisan porselin , yaitu lukisan yang dibuat dengan pewarna ekolin . Media
yang digunakan adalah porselin.
Lukisan intarsia , yaitu lukisan yang terbuat dari potongan bahan keramik ,
kayu , dan kaca sebagai pewarna . Menggunakan teknik tempel dan media
yang digunakan adalah kayu papan atau bahan logam.
Lukisan kolase , yaitu lukisan yang hampir sama dengan intarsia namun
bidang yang dilukis sudah berbentuk potongan gambar sehingga tinggal
merangkai saja.
Asal Mula Lukisan Intersia
Lukisan intersia muncul pada Era Biedermeier, sekitar tahun 1815, masa-masa
akhir Perang Napoleon, dan 1848 (akhir masa Revolusi Eropa). Diyakini bahwa
lukisan dekoratif selama periode ini digunakan untuk meniru furniture yang
menggambarkan kemakmuran yang biasanya bertahtakan ornamen intarsia yang
dikerjakan dengan sangat teliti. Seni intarsia, ternyata, bukan sekadar kreativitas
yang berkembang di dunia kayu. Ia, setidaknya di Eropa Barat sejak akhir abad ke-
17 hingga pertengahan abad ke-19, berkembang pula di areal seni batu permata.
Teknik intarsia inlays bagian kayu (kadang-kadang dengan kontras gading atau
tulang, atau ibu dari mutiara) dalam matriks batu padat lantai dan dinding atau
puncak meja dan perabot lainnya; sebaliknya, marquetry merakit pola veneer yang
dilekatkan pada bangkai. Diperkirakan bahwa kata 'intarsia' berasal dari kata Latin
'interserere' yang berarti "menyisipkan".
Ketika Mesir berada di bawah kekuasaan Arab pada abad ketujuh, seni asli intarsia
dan inlay kayu, yang dipinjamkan ke dekorasi non-representasional dan pola ubin,
menyebar ke seluruh maghreb. [1] Teknik intarsia sudah sempurna di Afrika Utara
Islam sebelum diperkenalkan ke Eropa Kristen melalui Sisilia dan Andalusia. Seni
ini dikembangkan lebih lanjut di Siena dan oleh para guru Sien di katedral Orvieto,
di mana intarsia figuratif membuat penampilan pertama mereka, c. 1330 dan
berlanjut hingga abad ke-15 [2] dan di Italia utara pada abad ke-15 dan ke-16,
menyebar ke pusat-pusat Jerman dan diperkenalkan ke London oleh pengrajin
Flemish di akhir abad ke-16. Contoh-contoh intarsia yang paling rumit dapat
ditemukan di lemari periode ini, yang merupakan barang-barang mewah dan
prestise. [3] Setelah sekitar 1620, marquetry cenderung menggantikan intarsia
dalam pekerjaan kabinet yang sopan.
Secara etimologi, intarsia itu berasal dari Bahasa Italia, yang – dalam Bahasa
Inggrisnya – berarti insert. Ia merupakan seni desain atau gambar lewat olah-kerja
tangan-tangan terampil, dengan pengaturan yang presisi dari satu bahan yang sama
atau berbeda, membentuk sebuah pola melalui teknik pemotongan dan
pengabungan.
Lukisan intersia adalah bentuk lukisan dekoratif yang menggambarkan karya seni
ukiran kayu atau seni tradisional dari kayu yang dijadikan obyek lukisan.
Buat kita orang-orang Indonesia asli, tentu tidak asing lagi dengan ukiran Jepara.
Seni ukiran kayu yang ditambah kilauan plitur tentu akan sangat menarik jika kita
jadikan obyek lukisan dekoratif yang kita sebut dengan lukisan intarsia.
Lukisan Intersia adalah bentuk lukisan dekoratif yang menggambarkan karya seni
ukiran kayu atau seni tradisional dari kayu yang dijadikan obyek lukisan. Lukisan
intersia sering pula disebut dengan “intarsian Malerei”.
Intersia adalah teknik kerajinan kayu yang berawal dari karya seni Italia. Mungkin
lebih tepat jika kita artikan sebagai proses pembuatan karya seni gambar mozaik
dengan menambahkan meterial-material eksotik dari alam keatas karya seni kayu.
Menurut orang-orang Italia, istilah “Intersia” berasal dari bahasa latin “Interserere”
yang artinya “memasukkan atau proses menghias dan mentahtakan kayu”.
Kita tahu bahwa bentuk seni intarsia kayu ini hampir menghilang cukup lama dan
dihidupkan kembali oleh seorang wanita dengan nama Judy Gale Roberts. Banyak
ide tentang kayu intarsia yang kita miliki hari ini pertama kali disarankan oleh
wanita ini. Dia telah bertanggung jawab atas banyak pola dan ide.
Teknik melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis. Teknis melukis
dapat menggunakan beberapa cara, yaitu: aquarel/transparan, plakat/menutup,
spray/semprot, pointilis/titik-titik, dan tempera. Sementara bahan yang biasanya
digunakan untuk melukis adalah cat minyak, cat Air, cat akrilik. Kreatifitas para
pelukis dalam menggunakan bahan dan media dalam melukis melahirkan teknik
melukis tertentu. Dengan menggunakan teknik dan bahan yang berbeda-beda
tersebut ternyata menghasilkan lukisan yang bermacam jenis.
Teknik atau cara pembuatan seni lukis intersia sama dengan teknik pembuatan seni
lukis mozaik, hanya bahannya saja yang sedikit berbeda. Lukisan mozaik
menggunakan kepingan biji-bijian, potongan kertas, potongan daun, atau butiran
manik-manik yang di tempelkan di satu bidang datar sesuai desain yang sudah di
tentukan. Sedikit berbeda dengan lukisan mozaik, lukisan intersia memakai bahan
utama berupa keping kayu, kulit kayu, dan bubuk kayu.
Marmer intarsia (opere di commessi), yang disebut pietre dura dalam bahasa
Inggris untuk hardstones semi-berharga dikombinasikan dengan kelereng berwarna
yang digunakan, adalah intarsia dari batu berwarna yang bertatahkan marmer putih
atau hitam. Contoh-contoh awal di Florence berasal dari pertengahan abad ke-15
dan mencapai puncak penyempurnaan dan kompleksitas dalam revetment Kapel
Medici, diproduksi di bawah perlindungan Medici di Opificio delle Pietre Dure,
yang didirikan oleh Ferdinando I de ’Medici. Kemudian desain kompleks dan
penyempurnaan seni dikembangkan di Naples sekitar awal abad ke-17. Lantai
Basilika Santo Petrus di Roma adalah contoh penting dari intarsia marmer.
Kemudian bentuk dekorasi ini menjadi fitur dari desain interior barok, khususnya
dalam desain Barok Sisilia setelah gempa bumi tahun 1693.
Hari ini intarsia dapat dibuat dari pola yang dibeli. Untuk membuat intarsia dari
suatu pola, kayu pertama dipilih berdasarkan pola warna dan serat. Selanjutnya
pola ditransfer ke kayu dan potongan individu tepat dipotong pada gergaji pita atau
gergaji. Potongan-potongan tersebut kemudian diampelas secara individu atau
dalam kelompok untuk menambah kedalaman potongan. Setelah pengamplasan
selesai, potongan kayu dipasang bersama untuk membentuk hasil akhir. Hasil akhir
(misalnya noda gel bening) dapat diaplikasikan pada masing-masing bagian
sebelum direkatkan, atau ke versi final yang dilem.
Jika ingin membuat lukisan intersia lebih baik jika kepingan kayu itu melalui
proses pewarnaan agar terlihat lebih menarik. Selanjutnya kepingan itu di
tempelkan pada bidang datar berdesain yang sebelumnya telah diberi perekat
(lem), rekatkan atau tempelkan juga sisi-sisi kayu dengan sisi lainnya agar tidak
ada celah antara setiap kepingan. Membuat suatu karya selalu ada mudah dan
sulitnya, dalam pembuatan seni lukis intersia kita akan sedikit kesulitan dalam
menentukan bentuk atau ukuran yang tepat sesuai desain.
Dengan seni intarsia, kadang sebuah batu permata bisa dibentuk menjadi pola
gambar pemandangan, hewan, dan lain-lain – terdiri dari beberapa jenis dan warna
berbeda, seperti rhodonite, malachite, lapislazuli, turquoise, jasper, opal, black
onix, mother of pearl, dan sebagainya.
Salah satu bentuk yang sulit dalam seni intarsia pada batu permata adalah
menanamkan potongan-potongan kecil dengan bentuk mosaik di bidang datar
(flat). Karena, dibutuhkan akurasi tinggi dan tingkat presisi yang tepat untuk
menghasilkan desain rumit dengan finishing halus.
Kini, intarsia telah menjadi varian baru yang memperkaya khazanah seni batu
permata, terutama untuk kategori essembled. Satu hal yang pasti, para seniman
intarsia batu permata umumnya memiliki citarasa artistik yang tinggi, serta
dianugerahi ketelitian, kecermatan, dan kesabaran ekstra.
Kata intarsia hampir sama dengan mentahtakan. Bedanya, jika kata mentahtakan
lebih pas untuk bidang datar, sedangkan intarsia untuk benda tiga dimensi. Efek-
efek tiga dimensi ini dihasilkan dengan serangkaian langkah, antara lain;
- Membuat pola dua dimensi di atas kertas.
- Memadukan kayu dan biji-bijian alam dengan warna kontras (misalnya biji
kemiri, biji buah ek, buah cheri, pinus, jintan, kayu manis, kulit pohon kapas) yang
sering digunakan dalam rancangannya.
- Kemudian kayu tersebut dipotong, diamplas, dipasang dan dilem pada sebuah
papan. Kayu intersia tidak akan bernoda, sehingga akan selalu terjaga warna
aslinya. Semua produk intarsia dilapisi dengan cat kilap tingkat tinggi. Dilapisi
dengan akrilik yang transparan.
INTARSIA(RAJUTAN)
Tidak seperti teknik aneka warna lainnya (termasuk Fair Isle, warna selip-selip,
dan rajutan ganda), hanya ada satu warna "aktif" pada setiap jahitan yang
diberikan, dan benang tidak dibawa ke bagian belakang pekerjaan; ketika warna
berubah pada baris yang diberikan, benang lama dibiarkan menggantung. Ini
berarti bahwa setiap potongan intarsia adalah topologi beberapa kolom warna yang
terpisah; lingkaran biru sederhana dengan latar belakang putih melibatkan satu
kolom biru dan dua putih — satu untuk kiri dan satu untuk kanan. Intarsia paling
sering bekerja rata, bukan di ronde. Namun, dimungkinkan untuk merajut intarsia
dalam rajutan bundar menggunakan teknik tertentu.
Contoh umum intarsia meliputi sweater dengan fitur besar, warna solid seperti
buah, bunga, atau bentuk geometris. Kaus kaki dan sweater Argyle biasanya
dilakukan secara intarsia, meskipun garis-garis diagonal yang tipis sering kali
dilapis pada langkah selanjutnya, menggunakan sweter Swiss atau terkadang hanya
backstitch sederhana.
TEKNIK
Pola Intarsia hampir selalu diberikan sebagai grafik (yang, karena mekanisme
merajut, dibaca mulai dari kanan bawah dan terus ke atas). Grafik umumnya
terlihat seperti gambar kartun yang sangat berpiksel, dalam hal ini menyerupai
grafik komputer dot-matrix atau pola sulaman (meskipun biasanya tanpa nuansa
warna yang terakhir).