Anda di halaman 1dari 4

SEJERNIH-JERNIH MAKRIFAT TOK KENALI : HIJAB

ITU SENDIRI ADALAH ALLAH


NUKILAN HJ SAARI MOHD YUSOF (PEWARIS KETIGA ILMU MAKRIFAT TOK
KENALI

Tuan-tuan dan puan-puan, muslimin serta muslimat yang dirahmati Allah sekalian. Sebagaimana
yang kita ketahui umum, bahawa Allah itu tidak sedikitpun terhijab, terdinding, Allah tidak ada
tembok pemisah, tidak ada tirai , tidak ada penghadang dari kita memandang, menilik, melihat atau
menatap Nya.

Allah itu bukan sesuatu, sungguhpun Allah itu bukan sesuatu, namun Allah zahir pada tiap-tiap
sesuatu. Bagaimana mungkin Allah itu terhijab oleh sesuatu, sedangkan Allah itu, zahir pada tiap-tiap
sesuatu!. Kenapa sehingga kita tidak terlihat atau terpandang Allah pada tiap-tiap sesuatu?.
Tidakkah terangnya cahaya matahari itu dikala teriknya, terang lagi wajah dan rupa Allah. Tidakkah
dekatnya mata putih dengan mata hitam dan dekatnya urat lehir dengan nyawa, sesungguhnya
dekat lagi Allah dan wajahNya. Bagaimana munkin Allah itu tidak kelihatan?. Adalah menjadi suatu
perkara mustahil, bilamana Allah tidak dapat dilihat!.

Allah itu halus, sungguhpun Allah itu teramat halus, tetapi Ianya adalah teramat terang dan teramat
nyata!. Sehalus manapun Allah itu, ianya tetap akan dapat dilihat, dipandang dan ditilik oleh
pandangan mata. Sungguhpun Allah itu teramat-amat halus, namun mata tetap akan terlihat Allah!.
Biarpun mata zahir tertutup, tercabut, tercuungkil keluar atau sebagaimana buta sekalipun, rupa dan
wajah Allah akan tetap dapat kita lihat dan dapat kita padang!.

wajah Allah beserta rupaNYa itu, akan tetap dapat dilihat, dipandang dan akan tetap dapat ditilik
oleh pandangan. Allah itu terang, terangnya Allah itu sehingga tidak sedikitpun terlindung oleh
pandangan mata (mahupun mata kasar). Dengan hanya melalui pandangan pancaindera mata
kasarpun, Allah itu akan terlihat, tertilik, terpandang dan ternampak, apa lagi denngan mata halus
(mata basyirah).

Allah itu, akan dapat ditilik, dilihat dan dipandang, sungguhun mata dipejam, apa lagi bilamana kita
membuka mata!. Allah sedikitpun tidak terlindung, tertutup atau terhijab oleh kelopak mata,
diketika kita memejam mata, apa lagi diketika kita membuka mata.

Allah tidak ada hijab dan tidak ada dinding untuk menghalang kita dari memandangNya!. Walau
sekalipun orang itu dari kalangan orang-orang yang buta sifat mata zahirnya. Allah akan terkelihatan
walaupun tanpa biji mata. Senang dan mudahnya untuk melihat Allah itu, sehingga tidak
memerlukan kepada adanya biji mata. Tanpa adanya biji mata sekalipun, kita akan tetap dapat
melihat Allah!. Melihat dan memandang Allah itu, adalah pekara mudah dan perkara senang.
Sekalipun mata dipejam, Allah akan tetap ternyata pada sekalian pandangan.
Allah tidak ada hijab (dinding). Sebab apa Allah itu tidak ada hijab?. Allah itu tidak ada hijab,
sebabnya adalah kerana “HIJAB ITU SENDIRI, ADALAH ALLAH”. Mana mungkin Allah tidak terlihat
atau tidak terpandang, sedangkan “hijab itu sendiri adalah Allah”!. Begitulah terang, begitulah jelas
dan begitulah dekatnya Allah, kenapa masih tidak terpandang Allah?. Selagi tebal hijab, selagi itulah
terangnya Allah (lagi tebal hijab, lagi terang Allah dan lagi tebal hijab, lagi terang Allah!). Allah itu
tidak terhijab oleh sesuatu!. Tidak ada sesuatu yang boleh menghijab Allah.

Jika ada sesuatu yang boleh menutup, mendinding atau menghijab Allah, bererti sesuatu itu lebih
tinggi dan lebih berkuasa dari Allah. Untuk itu, ketahuilah olehmu bahawa denngan sesungguhnya,
tidak ada sesuatu makhluk yang boleh menutup, menghijab atau mendinding Allah dari terpandang,
terlihat atau dari ternampak oleh pandangan kita!.

Tidak ada sebab untuk dibuat alasan dan tidak ada alasan untuk dibuat sebab, kenapa Allah tidak
terlihat atau tidak terpanang mata!. Tidak ada kerana dengan suatu kerana untuk tidak terpandang
Allah!.

Dimanapun jua kamu hadapkan muka mu, disitu juga kita akan tetap tertilik Allah!. Tidak ada ruang
untuk tidak terpandang Allah. Lagi kita letakkan tembok batu, dinding kayu, kain tirai, kain tabir atau
menghadangnya dengan kain langsir atau hijab pemisah yang paling tebal sekalipun, tidak akan
sekali-kali memisahkan kita dari terlihat Allah.

Lagi kita letakkan hijab atau kita letak tembok penghadang dihadapan mata kita, lagi terang terlihat
Allah. Lagi tebal hijab kita letak dihadapan mata, lagi jelas terpandang Allah dan lagi nyata tertilik
Allah. Ketahuilah olehmu wahai sekalian pembaca yang budiaman sekalian, sesunggguhnya tidak ada
ruang untuk kita supaya tidak terpandang, terlihat atau tertilik Allah. Hadanglah penglihatan kita itu
dengan tujuh bukit bukau, gunung ganang atau jarakkanlah diri kita dengan tujuh lautan sekalipun,
namun tidak sedikitpun memisahkan dari mata kita memandang wajah dan rupa Allah!. KERANA
HIJAB ITU SENDIRI, ADALAH ALLAH.

Kerana hijab itulah Allah!……………………………………………….

Baik dengan mata halus, sekalipun dengan mata, Allah itu tidak sedikitpun terlindung dari
pandangan!. Begitulah terang, jelas dan nyatanya Allah itu. Allah itu nyata senyata nyatanya. Allah
itu tarang, seterang terangnya dan Allah itu jelas, sejelas jelasnya.

Diketika kita sedang melihat, tidakkah yang besifat melihat itu sendiri adalah sifat Allah?. Bilamana
perkara “melihat” itu sendiri adalah sifat Allah, mana mungkin Allah terhijab oleh sesuatu!.
Sedangkan melihat itu sendiri adalah sifat Allah!, mana mungkin Allah itu akan terhijab oleh
sesuatu!. Tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mingkin……………………………………. dan tidak mungkin
Allah terhiijab, tidak mungkin Allah terdinding dan tidak mungkin Allah terlindung!. Kenapa kamu
tidak melihat?…………………………………sila jawab pertanyaan saya. Disaat ini, dimasa ini dan diketika
ini, saya mahu tuan-tuan ajukan pertanyaan itu kepada diri tuan-tuan sendiri!. Sekarang ajukan
petanyaan.

Apakah jawapan tuan-tuan dan puan-puan memihak kepada tidak atau belum?. Jika tidak dan jika
belum, kenapa, kenapa dan kenapa?………………………………………………

Bilamana mata bertemu penglihatan atau bilamana sifat bertemu sifat, itulah tanda orang makrifat,
itulah yang dikatakan tilikan makrifat!. Bilamana ditilik dengan tilikan makrifat, tidaklah yang dilihat
itu, adalah juga yang melihat!. Tidakkah yang ditilik itu, adalah juga yang menilik. Sudah tidak ada
yang lain lagi selain Allah!. Mana mungkin Allah itu tidak kelihatan, sedangkan yang bersifat melihat
itu sendiri, adalah Allah!. Inilah yang dikatakan wajah bertemu wajah!. Bilamana wajah bertemu
wajah, maka Allahlah yang tertilik oleh segenap pandangan!. Itulah makanya ulamak-ulamak
terdahulu meyimpulkan bahawasanya Allah itu tidak ada hijab, “kerana yang menghijab itu sendiri
adalah Allah!”.

Saya teringgat pantun Tok Kenali yang diceritakan oleh ayahda Mohd Yuusof Cik Wook;

PUCUK PAKU SAYURPUN PAKU, DIMASAK OLEH ULAMAK SEBERANG,

TENGOKLAH AKU DAN TILIKLAH AKU, AKU BERADA DITEMPAT TERANG.

Jika Allah boleh terhijab, terlindung atau terdinding hanya dengan kulit kelopak mata yang nipis itu,
alangkah lemahnya Allah!. Apalah sangat tebalnya kulit kelopak mata, jika dibandinkan dengan
kuasa Allah!. Kenapa kulit kelopak mata sahaja, boleh sampai menghijab Allah?. Jika ditoreh dengan
kuku pun kulitnya boleh terkoyak, belum lagi ditoreh dengan pisau, masakan Allah Yang Maha Besar
itu, boleh terlindung hanya dengan kulit kelopak mata yang berupa daging yang nipis?. Cuba tuan-
tuan jawab?…………………………………………..

Sesunggguhnya yang menghijabkan kita dengan Allah itu, adalah kebodohan sifat diri kita sendiri!.
Diri yang “booooooooooooooooooooooodoh” sahaja yang tidak nampak Allah!.

Bagi mereka-mereka yang makrifatulah (mengenal Allah), sebenar dan sesungguuhnya Allah itu,
tidak ada hijab. Lagi kita adakan hijab, lagi ternampak Allah, lagi kita adakan dinding, lagi terpandang
Allah dan lagi kita adakan penghadang, sesunggguhnya lagi tertilik Allah!. Tidak ada alasan, tidak ada
ruang, tidak ada sebab dan tidak ada penyebab untuk tidak tertilik Allah!. Kerana alasan itu Allah,
ruang itulah Allah, sebab itulah Allah dan penyebab itulah Allah. Lebih tepat lagi, bolehlah
disimpulkan bahawa “Allah itu adalah segala-galanya dan segala-galanya itu, adalah Allah”.

Allah itu, adalah Allah. Maka tidak ada ruang lain lagi untuk mengisi ruang, melainkan Allah. Allah
menempatkan diriNya Allah, sehingga tidak ada ruang lagi untuk sifat-sifat lain memasuki dicelah-
celah antara keduanya!. Sudah tidak ada ruang lagi untuk diisi oleh selain Allah!. Wujud, ujud dan
maujudnya diri Allah itu, sehingga tidak ada tempat dan tidak ada ruang lain lagi untuk yang lain
selain Allah. Melainkan engkaulah engkau, ya Allah. Tidak ada yang lain selain diri mu ya Allah.

Segala dan segenap ruang penglihatan ku ya Allah, hanya engkaulah yang ku pandang, hanya
engkaulah yang ku lihat dan hanya engkaulah yang ku tilik ya Allah……………………….

Seumpama terbukanya mata kita diketika mula-mula bangkit dari tidur. Yang mula-mula kita nampak
ialah dinding atau tembok simen. Bagaimanakah caranya untuk kita merlihat Allah dikala tertilik
tembok simen?……………………………………………….Dan bagaimana caranya untuk memandang hijab itu
adalah Allah?………………………………………………..

Anda mungkin juga menyukai