1. GEOPOLITIK
A. Pengertian Geopolitik
Geopolitik berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik”. “Geo” artinya Bumi/Planet
Bumi. Menurut Preston E. James, geografi mempersoalkan tata ruang, yaitu sistem dalam hal
menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut
dengan interelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik,
selalu berhubungan dengan kekuasaan atau pemerintahan. Geopolitik secara etimologi berasal
dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti Bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan
politik dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau negara; dan
teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa
(Sunarso, 2006: 195). Sebagai acuan bersama, geopolitik dimaknai sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi
wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel (1844 – 1904) mengenalkan
istilah ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen (1864 – 1922) menyebut
geographical politic dan disingkat geopolitik.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat
masalah / hubungan internasional dari sudut pandang ruang atau geosentrik. Konteks teritorial
di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah,
dan hirarki aktor: dari nasional,internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Secara sederhana, geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah
geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik
mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta
sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai empat unsur yang pembangun,
yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik,
serta unsur kebijaksanaan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal.
Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan kondisi dari kawasan geografis yang mereka
tempati. Hal yang paling utama mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan yang
berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara di sekitarnya / negara
tetangga merupakan pengaruh yang paling besar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan, bahwa ada dua golongan negara. Yaitu golongan
negara “determinis” dan golongan negara “posibilitis”. Determinis berarti semua hal yang
bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan bumi geografi. Negara determinis adalah
negara yang berada diantara dua negara raksasa / adikuasa, sehingga, secara langsung maupun
tidak langsung, terpengaruh oleh kebijakan politik luar negeri dua negara raksasa itu.
Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi keadaan suatu negara yang berada diantaranya. Faktor lain seperti faktor
ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang mempengaruhi. Hanya
saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka keberadaannya menjadi
faktor yang begitu dominan dalam mempengaruhi keadaan negara yang bersangkutan.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini
merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini tidak mendapatkan dampak yang
terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidak berdekatan
dengan negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan
negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi, politik, sosial, budaya dan militer yang telah
disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan tersebut
juga turut menjadi faktor yang berpengaruh.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya
terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan yang penting di antara masyarakat bangsa-
bangsa, atau secara lebih tegas lagi untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di antara
negara-negara raksasa.
Keadaan geografi suatu negara sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam
penyelenggaraan negara tersebut, seperti pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri,
hubungan perdagangan, dan lain-lain. Maka dari itu, munculah organisasi-organisasi
internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam suatu kawasan, seperti ASEAN,
Masyarakat Ekonomi Eropa, The Shanghai Six, dan lain-lain. Komunitas-komunitas
internasional ini berperan dalam hal kerjasama kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha
menciptakan kedamaian dunia, dan lain-lain.
B. Peranan Geopolitik
C. Geopolitik Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ke-Tuhanan
dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang didalam pembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan.
Oleh karena itu bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme
karena semua manusia mempunyai maratabat yang sama dan semua bangsa memiliki hak
dan kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan dan kemanusiaan yang
universal.
Dalam Hubungan Internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan
(nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak
pandangan Chauvisme (kesetiaan pada suatu pihak atau keyakinan tanpa mau
mempertimbangkan alternatif lain). Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerja sama
antarbangsa yang saling menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut
mewujudkan perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.
E. Wawasan Nusantara
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara, yaitu cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi
Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat
dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan
nasional. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bertindak, berfikir dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil
interaksi proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA. Wawasan
Nusantara tidak mengandung unsur-unsur ekspansionisme maupun kekerasan.
Model Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan
budaya yang berlangsung di atas Bumi dengan memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8
aspek kehidupan nasional:
1. Teori Pan-Regionalisme
Ada banyak teori dalam bidang geopolitik. Teori yang paling berpengaruh adalah teori
Lebensraum, yang melahirkan teori Autarkis. Penggabungan dari kedua teori tersebut
menghasilkan teori Pan Regionalisme. Teori ini berpandangan bahwa negara merupakan suatu
organisme, yang memiliki kecerdasan intelektual serta memerlukan ruang hidup.
Tak ada satupun negara yang dapat hidup mandiri secara mutlak. Karena keterbatasan-
keterbatasan dan tidak meratanya ketersediaan Sumber Daya Alam, setiap negara akan
mengalami interdependensi, atau keadaan saling membutuhkan. Teori ini pun berpandangan
bahwa satu bagian dunia yang relatif mempunyai persamaan dalam sifat-sifat geografis, ras,
kebudayaan dsb, dapat disatukan dalam satu kesatuan wilayah.
Teori inilah yang digunakan oleh Bangsa Jerman pada Perang Dunia ke-I. Dengan
beranggapan bahwa bangsa Aria adalah bangsa yang paling unggul, mereka berekspansi ke
negara lain, agar dapat menjadi pemimpin pan Euro-Afrika. Begitupun bangsa Amerika, yang
berusaha menyatukan Pan-Amerika.
2. GEOSTRATEGI INDONESIA
B. Strategi Nasional
Perjuangan nasional itu memerlukan penggunaan tidak hanya diplomasi dan perang
melainkan juga kekuatan ideologi dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi,
kekuatan sosial budaya, dan kekuatan militer (di dalam perang maupun diluar perang).
Seluruh kekuatan ini menghendaki integrasi , pengaturan dan penyusunan serta penggunaan
yang terarah, maka digunakanlah pengertian strategi nasional, yang dilandaskan tidak hanya
pada pengertian strategi yang semula tetapi mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih luas.
strategi nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan
nasional (yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan militer) dalam masa damai
maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh
politik nasional.
Dalam rangka nasional, maka strategi nasional merupakan pelaksanaan dari
kebijaksanaan nasional atau dengan perkataan lain strategi adalah politik dalam pelaksanaan.
Dengan demikian strategi nasional sebagai rencana dan pelaksanaan harus kenyal, dinamis,
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan di samping nilai “seni”.
C. Konsep Geostrategi
1. Suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan,
sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkan
tujuan politik).
2. Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945.
3. Ini diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakat
majemuk dan heterogen berdasarkan pembukaan dan UUD 1945.
4. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia
tiada lain adalah ketahanan nasional.
5. Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.
D. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Astagatra, model ini merupakan perangkat hubungan bidang kehidupan manusia dan
budaya yang memanfaatkan kekayaan alam. Astagatra terdiri dari:
a) Trigatra:
1. Gatra letak dan kedudukan geografi
Aspek yang menunjukan posisi, batas-batas dengan Negara lain, kondisi iklim dan
sebagainya, Indonesia terletak pada 6 LU – 11 LS, 95 BT – 141 BT, dilalui garis
khatulistiwa yang sehingga Indonesia mempunyai 2 musim, yaitu musim Hujan dan
kemarau.
2. Gatra keadaan kekayaan alam
Aspek ini merupakan aspek penyokong akan berlangsungnya kehidupan. Kekayaan
alam yang ada selama ini merupakan suatu modal untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Yang dalam UUD 1945 telah diatur bahwa “Bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Aspek kependudukan merupakan salah satu penentu stabilitas nasional. Kemampuan
penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan
ancaman – ancaman terhadap pertahanan nasional.
b) Pancagatra
1. Gatra ideologi
Ideology suatu Negara dapat dijadikan dasar suatu Negara. Ideology merupakan suatu
konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita citakan serta yang ingin
dijuangkan dalam kehidupan nyata.
2. Gatra Politik
Dalam hal ini politik dapat diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dan kekuasaan. Politik yang diterapkan dalam suatu
Negara berbeda beda dan sangat menentukan kehidupan politik di Negara yang
bersangkutan. Upaya Bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang
politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan
masukan berdasarkan pancasila dan merupakan pencerminan dari demokrasi
pancasila.
3. Gatra Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
mengelola factor produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
Kehidupan ekonomi yang tumbuh mantap dan merata akan melahirkan ideologi yang
di ikut menyelaraskan kehidupan politik dan perkembangan social budaya serta
mendukung perkembangan pertahanan dan keamanan.
4. Gatra Sosial budaya
Istilah social budaya di dalam ilmu pengetahuan menunjuk kepada dua segi utama
dari kehidupan bersama manusia itu segi kemasyarakatan dan segi kebudayaan.
Ketahanan social budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang
berisi keuletan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar, yang membahayakan
kehidupan sosial NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan esensi ketahanan budaya adalah pengaturan danpenyelengaraan kehidupan
social budaya. Dengan demikian ketahanan budaya merupakan pengembangan social
budaya dimana setiap warga masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi
dengan segenap potensi yang berdasarkan nilai – nilai Pancasila.
5. Gatra Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan kemandirian dapat diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia. Yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi yang membahayakan indentitas, integritas dan
kelangsungan hidup bangsa berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Ketahanan di
bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela Negara, dimana
seluruh IPOLEKSOSBUD–HANKAM disusun dikerahkan secara terpimpin,
terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahanan
Nasional.