Oleh
ROBIATUN
NIM. 14222155
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
dengan itu Ibrahim (2016), berpendapat bahwa pendidikan adalah salah satu
yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang
mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat berfungsi
sebagai alat untuk membangun sumber daya manusia yang bermutu tinggi
berpikir tingkat tinggi ditandai dengan proses berpikir secara tepat, terarah,
Creativity and Innovation. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh lebih dari 250 peneliti dari 60 institusi dunia yang tergabung
masalah agar siswa siap menjalani karir dan kehidupan nyatanya (Ramdani,
2012).
Sebagaimana firman Allah SWT. Tentang berfikir didalam Surat Al-
Menurut ayat diatas, bahwa Allah telah menyuruh kepada kita untuk
informasi yang telah diperoleh, maka mereka akan terlatih untuk memecahkan
masalah, berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis (Indarti dkk, 2013).
Kemampuan berpikir terbagi atas dua bagian, yaitu kemampuan berpikir
tingkat rendah (Low Order Thinking Skill atau LOTS) dan kemampuan berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill atau HOTS). Keterampilan berpikir
kritis siswa Indonesia masih rendah. Indikasinya hasil studi Programme for
(Rahayu, 2016). Capaian yang diraih oleh siswa Indonesia dalam PISA dalam
Database (2015), pada tahun 2000 Indonesia berada pada peringkat 39 dari 41
negara, tahun 2003 berada diperingkat 38 dari 40 negara, tahun 2006 Indonesia
negara, dan pada tahun 2012 Indonesia berada diperingkat 64 dari 65 negara
tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34 dari 46 negara. Dan ranking
Indonesia pada TIMSS tahun 2007 turun menjadi ranking 36 dari 48 negara.
(Wasis, 2015). Standar internasional untuk kategori mahir 625, tinggi 550,
sedang 475 dan rendah 400. Maka hasil yang dicapai siswa Indonesia tersebut
masuk pada kategori rendah. Dari hasil pencapaian tersebut, rata-rata siswa
indonesia hanya mampu mengenali sejumlah fakta tetapi belum mampu
dan siswa diperoleh gambaran awal tentang proses kegiatan belajar mengajar
kritis dan hanya menggunakan soal-soal yang bersumber dari buku ajar guru
banyak yang belum mampu memecahkan suatu masalah; 4) bahan ajar modul
tinggi seperti berpikir kritis. Sehingga siswa tidak terpacu untuk menggali
situasi nyata. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil belajar yang dicapai siswa.
Standar kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran Biologi adalah 70 dan
kurang dari 50% siswa yang dapat mencapai nilai KKM tersebut.
juga dapat diatasi jika siswa dilatihkan kemampuan untuk meningkatkan daya
kritis dari (Facione, 2015), dimana terdapat enam indikator yaitu interpretasi,
Tujuan dari penggunaan modul ini yaitu sebagai bahan ajar mandiri, dapat
sebagai rujukan bagi siswa (Prastowo A. , 2012). Adapun tujuan dari berpikir
telah ditetapkan (Jhonson, 2007). Untuk itu, guru harus bisa melatih
kemampuan berpikir kritis peserta didiknya. Modul berbasis berpikir kritis juga
dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis, modul diberikan kegiatan yang
Modul ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa untuk lebih
aktif dan lebih fokus sehingga pembelajaran menjadi lebih mudah dan
menyenangkan. Modul ini diharapkan juga dapat melatih siswa untuk dapat
menggunakan modul berbasis berpikir kritis ini dapat membantu guru dalam
B. Rumusan Masalah
ekrsresi kelas XI
baik.
kritis Facione.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk :
E. Manfaat Penelitian
kritis.
c. Sebagai media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik dalam
proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
peserta didik.
4. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
dikembangkan.
langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang
sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan
jumlah 6-12 subyek. Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data
mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
penerapan ujicoba. Hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk
peneliti/pengembang model;
terutama dalam kancah pendidikan. Langkah pokok dalam fase ini adalah
bahan ajar yang bervariasi agar proses pembelajaran tidak monoton dan
pembelajaran siswa.
Materi yang terdapat pada bahan ajar yang dikembangkan harus berintikan
Triyono dkk (2009), mengemukakan ada lima bentuk dari bahan ajar :
(1) bahan cetak seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, (2) audio visual : video/film, VCD, (3) audio: radio, kaset,
interaktif, computer based, internet. Cakupan dari bahan ajar yaitu (1) judul,
C. Modul
1. Pengertian Modul
bahasa yang sederhana mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan
adalah salah satu bentuk media cetak yang berisi satu unit pembelajaran,
(Wena, 2010). Sejalan dengan itu Daryanto dan Aris Dwicahyono (2014),
secara hirarkis.
bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara
keperluan belajar.
2. Ciri-ciri Modul
sebagai berikut :
modul.
dalam tujuan.
lain: 1) Siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
guru; 2) Peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Self Intruction dapat
tuntas.
c. Berdiri sendiri (stand alone), modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-
sama dengan bahan ajar lain. Siswa tidak perlu bahan ajar lain untuk
tertentu.
5. Manfaat Modul
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi (Prastowo,
tingkat pengetahuan dan usia siswa. Maka dari itu, penggunaan modul
maka modul juga memiliki fungsi sebagai bahan rujukan bagi siswa.
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang
kemampuannya.
D. Berpikir Kritis
difokuskan pada pengambilan keputusan apa yang harus dipercaya dan apa
yang harus dilakukan. Berpikir kritis memiliki peran yang baik dalam proses
yang tepat dan benar. Seorang pemikir kritis akan lebih agresif, tajam, peka
terhadap informasi atau situasi yang sedang dihadapinya dan santun dalam
berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang
sehingga dapat membedakan mana pendapat yang relevan dan tidak relevan,
informasi.
lingkungan.
masalah lainnya.
yang diterimanya.
t. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
d. Membuat kesimpulan.
e. Mengungkapkan pendapat.
f. Mengevaluasi argumen.
mengidentifikasi asumsi.
e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan
a. Kondisi fisik
b. Keyakinan diri/motivasi
c. Kecemasan
adalah terjebak dalam rutinitas. Kebiasaan dan rutinitas yang tidak baik
e. Perkembangan intelektual
menyatukan satu hal dengan yang lain, dan dapat merespon dengan baik
terhadap stimulus.
f. Konsistensi
g. Perasaan
h. Pengalaman
bagi siswa.
Modul berpikir kritis merupakan salah satu bahan ajar yang lengkap
berisi aktivitas siswa, uraian materi, soal-soal, serta tugas yang mencangkup
ini adalah indikator kemampuan berpikir kritis dari Facione (2015), antara
Indikator Kemampuan
No Berpikir Kritis Sub Skill
1. Interpretasi a. Mengkategorikan
b. Menyampaikan signifikan
c. Klarifikasi makna
2. Analisis a. Memeriksa gagasan
b. Mengidentifikasi argumen
c. Mengidentifikasi alasan dan klaim
3. Inferensi a. Mempertanyakan bukti
b. Menduga alternatif
c. Menarik kesimpulan
4. Evaluasi a. Menilai kredibilitas klaim
b. Kaji kualitas argumen yang dibuat dengan
menggunakan penalaran induktif atau
deduktif
5. Eksplanasi a. Menuliskan hasil akhir
b. Memberikan alasan
c. Mempresentasikan argumen
6. Self-regulation a. Pengkajian diri
b. Koreksi diri
(Sumber: Facione, 2015)
Huang, dan Tian (2013), yang dituangkan dalam jurnal dengan judul
E. Sistem Ekskresi
tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan
itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak
hanya berupa urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas
zat sampah yang harus dibuang dari tubuh. Zat-zat itu antara lain:
tubuh.
uretra.
oksalat, dan kalsium fosfat. Batu ginjal terjadi karena terlalu banyak
dll.
1) Planaria
2) Cacing Tanah
eksresi).
3) Serangga
kekuningan.
1) Pisces (Ikan)
2) Amphibia (Katak)
Tipe ginjal pada Amphibia adalah tipe ginjal opistonefros. Katak
katak betina. Ginjal pada katak seperti halnya pada ikan, juga
3) Aves (Burung)
bahwa modul yang disusun valid, praktis dan efektif serta dapat
modul yang akan dikembangkan adalah terletak pada materi, dan mata
secara efektif yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa dimana sebesar
79,47% dari seluruh siswa mendapat nilai ≥ 70. Perbedaan antara modul
Pendidikan Kimia, bahwa modul yang disusun valid, praktis dan efektif
berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, dengan
Facione.
kegiatan siswa yaitu, pada bagian evaluasi yang berisi latihan soal.
berpikir kritis.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/ 2018 di
modul sistem ekskresi berbasis keterampilan berpikir kritis. Subyek uji coba
tertentu sesuai dengan kebutuhan, melalui langkah desain awal produk, uji
design produk, 4) validasi design, 5) revisi produk, 6) uji coba produk, 7) revisi
berikut ini :
Potensi dan Pengumpulan Desain modul sistem
Masalah Data ekskresi berbasis
keterampilan berpikir kritis
uji materi, uji desain dan uji coba produk di lapangan untuk menguji
Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan studi
a. Halaman Sampul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
halaman.
program pembelajaran.
e. Pendahuluan
kaidah keilmuan.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
simulasi.
f. Deskripsi
Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan
modul yang satu dengan modul yang lainnya, dan hasil belajar yang
g. Waktu
h. Prasyarat
belajar.
j. Tujuan Akhir
l. Pembelajaran
1) Kegiatan Belajar 1
3) Tujuan pembelajaran
sedang dipelajari.
Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu
antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak
hanya berupa urin saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat,
merupakan zat sampah yang harus dibuang dari tubuh. Zat-zat itu
antara lain:
5) Rangkuman
Berisi ringkasan pengetahuan/konsep/prinsip yang terdapat pada
uraian materi.
6) Tugas
7) Tes
Berisi tes tetulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan
m. Evaluasi
dinilai cocok.
Bentuk tes yang digunakan seperti test latihan soal pilihan ganda dan
n. Kunci Jawaban
Memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan
p. Daftar Pustaka
penyusunan modul.
yaitu materi, ahli bahasa, dan ahli design, dan ahli perangkat pembelajaran
berbagai hal yang berkaitan dengan materi. Ahli materi mengkaji aspek
kajian materi, kebenaran materi, sistematika materi dan berbagai hal yang
Uji ahli media bertujuan untuk menguji baik dari segi tampilan, tata letak
Setelah desain produk divalidasi oleh ahli materi, ahli desain, ahli
kelompok kecil dengan 15-20 peserta didik dan 1-2 uji coba untuk guru.
Setelah diuji coba lalu diberi angket tanggapan tentang produk modul yang
modul tersebut serta uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi
kritis dari sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa bahan pembelajaran ini
apabila produk belum sempurna maka hasil dari uji coba ini dijadikan bahan
D. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yang diubah menjadi
yang dikembangkan.
1. Data ahli konten/materi, berupa kualitas produk ditinjau dari aspek format
2. Data ahli media, berupa kualitas produk ditinjau dari aspek tampilan umum
3. Data ahli bahasa, berupa kualitas produk ditinjau dari penulisan bahasa
indonesia yang taat dan sesuai dengan ketentuan EYD (ejaan yang
disempurnakan).
4. Data ahli desain berupa kualitas produk ditinjau dari aspek desain tampilan
kemenarikan modul.
likert yang digunakan untuk mengetahui apakah modul sistem ekskresi dan
instrument yang telah dirancang valid atau tidak. Lembar validasi ini terdiri
Lembar ini berisi tentang kelayakan materi modul sistem ekskresi. Masing-
Nilai
No Indikator Penilaian 1 2 3 4
Lembar ini berisi tentang tampilan media, cover, dan warna terhadap modul
Nilai
No Indikator penilaian 1 2 3 4 5
menjadi beberapa pertanyaan. Lembar validasi ini diisi oleh ahli bahasa.
Nilai
No Indikator penilaian 1 2 3 4 5
1 Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
sesuai dengan EYD.
2 Keterbacaan
3 Kejelasan informasi
4 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
(singkat dan jelas)
5 Tidak menggunakan bahasa daerah
Nilai
No Indikator Penilaian 1 2 3 4 5
Lembar ini berupa angket yang digunakan untuk mengetahui respon siswa
Nilai
No Indikator Penilaian 1 2 3 4 5
Lembar ini berupa angket yang digunakan untuk mengetahui respon guru
Nilai
No Indikator Penilaian 1 2 3 4 5
sebagai berikut:
a. Observasi
dalam penelitian.
b. Wawancara
pembelajaran biologi.
c. Angket (kuesioner)
(Arikunto, 2010).
d. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini adalah foto kegiatan uji coba produk
terhadap siswa.
2. Teknik Analisis Data
berupa masukan dari validator pada tahap validasi, juga masukan dari ahli
dikembangkan. Data berupa pendapat atau tanggapan pada uji produk yang
berikut :
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
teknis pada bahan ajar berupa modul sistem ekskresi berbasis keterampilan
berpikir kritis pada kelas XI semester genap dikategori sangat layak atau
layak. Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari