Anatomy
- Ligaments are the soft tissue structures in the body that give the joints their stability
- these structures are overstretched, it is called a sprain.
- Ankle sprains account for almost 85 % of all acute ankle injuries and are a very common
injury in both active and sedentary individuals.
- The inner portion of the ankle can also be sprained although it is much less common. The
inner or medial ankle ligament is called the deltoid ligament. The deltoid ligament is
comprised of the following four ligaments :
• Tibiocalcaneal ligament
• Tibionavicular ligament
• Anterior tibiotalar ligament
• Posterior tibiotalar ligament
- Anatomi Otot :
Dorsifleksi m.Tibialis anterior
Plantar fleksi m.Gastrocnemius dan m.Soleus
Inversi m.Tibialis posterior
Eversi m.Peroneus longus an m.Peroneus brevis
Mechanism Of Injury
Classification
• Grade 1 sprain - slight stretching and some minor damage to the fibers of the ligament.
• Grade 2 sprain - some partial tearing of the ligament. Abnormal looseness of the ankle joint is
found if moved in certain directions when tested
• Grade 3 sprain - complete tear of the ligament. Gross instability occurs if the ankle is moved in
certain directions when tested
• Penderita mengeluh sakit yang berlebihan pada aspek anterolateral sendi pergelangan kaki
• Bengkak yang berlebihan pada daerah pergelangan kaki sisi lateral dan anterior
• Adanya ketidakseimbangan.
ANKLE SPRAIN
Contoh Kasus :
Penderita dapat menceritakan proses cederanya yaitu terjatuh dengan posisi pergelangan kaki
terputar ke dalam/keluar setelah cedera, penderita mengeluh sakit berlebihan pada aspek
anterolateral pada sendi pergelangan kaki. Perabaan diatas sakit tersebut hanya dibawah malleolus
lateral dengan penyebaran yang terjadi di tempat bengkak yang berlebihan daerah pergelangan
kaki sisi lateral dan anterior, persamaan tes ditunjukkan adanya ketidakseimbangan. MRI
diindikasikan tidak patah tulang.
Anamnesis Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan sakit pada aspek anterolateral pada sendi
pergelangan kaki dan bengkak daerah pergelangan kaki sisi lateral dan anterior.
Riwayat Penyakit : Pasien terjatuh dengan posisi pergelangan kaki terputar ke
dalam/keluar setelah cedera
Pemeriksaan A. Inspeksi
Fisik Statis : Bengkak daerah pergelangan kaki sisi lateral dan anterior.
Dinamis : adanya ketidakseimbangan.
B. Palpasi : nyeri di malleolus lateral
Pemeriksaan Gerakan Dorso – plantar fleksi dan Eversi – Inversi
Gerak Dasar Aktif : nyeri ke arah Inversi
Pasif : nyeri pada sisi kontra lateral dari arah gerakan
Keterbatasan gerak serah nyeri
Isometiric : gerak Isometric negatif atau kadang nyeri
Quick Test Otawa Ankle Rule
Gerak squat and bouncing terasa nyeri pada saat bouncing
Spesific Test Drawer Sign
Pasien supine, ft’s fiksasi tungkai bawah, salah satu tangan memegang kaki
posisi plantar fleksi dan tarik talus kedepan. Positif jika nyeri
DEFINITION
- Nyeri sepanjang posteromedial dari tibia yang terjadi selama latihan, tidak termasuk nyeri
karena gangguan iskemik atau patah tulang
- peradangan pada otot, tendon, dan jaringan tulang di sekitar tibia akibat overuse pada
daerah posteromedial dan anteromedial. Nyeri biasanya terjadi di sepanjang perbatasan
bagian dalam tibia, di mana otot melekat ke tulang.
CLASSIFICATION
Shin splints anterior : Penggunaan secara overuse pada M. Tibialis Anterior. Pada saat
gerakan aktif dorsi flexi dan plantar flexi terjadi nyeri.
ETIOLOGI
SHIN SPLINT
Contoh Kasus :
Pasien mengeluh nyeri pada bagian distal dan posteromedial tibia setelah melakukan hobinya
dalam olahraga berlari. Keluhan terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Anamnesis Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian distal dan
posteromedial tibia.
Riwayat Penyakit : Pasien nyeri setelah melakukan hobinya dalam olahraga
berlari. Keluhan terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Pemeriksaan Inspeksi : Terkadang ada Flat foot
Fisik
Pemeriksaan Aktif : nyeri terutama pada gerakan dorsi fleksi ankle
Gerak Dasar Pasif : nyeri pasif ke arah plantar fleksi
Isometric : nyeri pada saat dorsal fleksi
Tes Spesifik Shin palpation Test
Palpasi bagian 2/3 posteromedial distal tibia jika terlokalisasi maka kemungkinan
stress fraktur jadi bukan shin splint hasil negative. Apabila nyeri di sepanjang
>5cm maka positive shin splint tes seperti memeras spon.
- Kontraks sometric
- Massage cross firction : calf muscle, plantar fascia, tibialis
anterior / posterior
Minggu pertama
Senin Rest
Selasa Review with podiatrist
Rabu Bent- and straight-leg calf stretch
Kamis Lower limb alignment exercises
Jumat Shin muscle strengthening
Sabtu Aqua-jogging session
Minggu Shin muscle strengthening
MINGGU KEDUA
Senin Aqua-jogging session
Selasa Walking drills
Rabu Shin muscle strengthening
Kamis Aqua-jogging session
Jumat Shin muscle strengthening
Sabtu Treadmill run
Minggu rest day
Fase
fungsional - MINGGU KETIGA
Senin Treadmill run
Selasa Aqua-jogging session
Rabu Treadmill run
Kamis Aqua-jogging session
Jumat Grass running
Sabtu Aqua-jogging session
Minggu Rest day
Minggu ke 4
Senin Grass running
Selasa Walking / running drills
Rabu Grass running
Kamis Strength and conditioning Lower limb alignment and
glutes
Jumat Road running
Sabtu Rest day
Minggu Road running
Phase Goals Recommended Exercises
Modalitas
- POLICE
- TAPING
- BANDAGING
- US
Fase I
Terapi Latihan :
- static bicycle
- Massage
- Streatching
- Alphabet ankle
Dynamic Streatching
- Straight leg gas pedal
- Calf streatch
- Foam roller shin streatch
- Seated streach
- Standing shin streatch
- Toe ups
Fase II
- Toe backs
- Eversi inversi
Core stability
- Bridging
Pre jump
- Squat / one leg squat
Balance
- Balance on hands and knee
- One leg squat reach and press
Cordination
Fase III - Carioca wuick step
- Ai shuffle
Motor skill
- Vertical jump
- Box drill
ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENTUM
- The knee is a simple hinge joint at the connection point between the femur and tibia bones.
- The most important of these to the knee’s stability is the Anterior Cruciate Ligament (ACL). The
ACL attaches from the front part of the tibia to the back part of the femur.
- The purpose of this ligament is to keep the tibia from sliding forward on the femur.
DEFINITON
• Sprain ACL injury adalah robek hingga putusnya jaringan ligament anterior cruciate ligament
pada sendi lutut yang menghubungkan tulang tibia dengan tulang femur. ACL adalah salah
satu ligament pada sendi lutut yang sering bermasalah pada para pemain olahraga yang
menggunakan kaki sebagai tumpuan utama dalam permainannya, contohnya sepak bola,
basket, taekwondo dan lain-lain.
Mechanism Of Injury
- For this reason, the ACL is most susceptible to injury when rotational or twisting forces
are placed on the knee. Although this can happen during a contact
injury many ACL tears happen when athletes slow down and pivot or
when landing from a jump.
- Mekanisme cedera sering di kaitkan dengan perlambatan diikuti dengan pemotongan berputar
atau “slide stepping manuver” pendaratan canggung atau “ out of control play”.
RECOVERY/TIME OFF WORK
Recovering from ACL reconstruction surgery is not easy. It is very important that the patient knows
the recovery process is difficult and time consuming. He or she must be an active participant during
this process, performing daily exercises to ensure there is proper return of range of motion and
strength.
There is a large amount of variability in the time it takes to fully recover from this procedure. It is
usually estimated that it will take at least 6 months for the patient to feel as though he or she has
completely returned to a pre-injury level of activity. Some cases may take as long as 9-12 months to
make a full recovery. People with desk jobs should plan to take at least 1 week off from work.
Manual laborers will likely be out of work for at least 4-6 months. Recovery is different in each
case. Your individual time table for return to activities and work will be discussed by your surgeon
during postoperative office visits.
Anterior Drawer Test : knee flexi 90°, palpasi tuberositas tibia translasi tibia ke
anterior . (+) transalsi tibia > 5 mm
Strengh
- Quad sets 2-3 Sets of 20 Repetitions
- Add sets 2-3 Sets of 20 Repetitions
- SLR *(no Lag)* 2-3 Sets of 10-20 Repetitions
- Hip Abd/Add/Ext/ER (against gravity) 2-3 Sets of 10-20
Repetitions
Strengthening
- Hamstring strengthening (2-3 Sets of 15-20 Repetitions)
Propioceptive
- Static Single-limb balance 3 Sets of 30-60 seconds
(progress eyes open to eyes closed, BOSU)
Stretching
• Melanjutkan latihan stretching extremitas bawah
setiap hari
Cardio
• Melanjutkan program cardio serta meningkatkan
intensitas dan durasi
Strengthening
• Melanjutkan program penguatan dari fase 3 (dengan
meningkatkan repetisi dan beban)
• Meningkatkan latihan lunges dari statis ke dinamic
Proprioception
• Memelihara kemampuan ROM, • Melanjutkan latihan proprioseptive (dengan
flexibility and strength meningkatkan kesulitan)
• Melanjutkan progressive/dynamic mPlyometrics
Fase 4 • Single-limb jumps
strengthening, proprioceptive,
Return • Combination double-limb jumps
plyometric dan latihan agility
to sport
• Mencapai strength yang memadai untuk
20 -24
kembali ke aktivitas olahraga (dengan
minggu
pengawasan fisioterapi/pelatih tim
olahraga)
• Combination single-limb jumps
Sport Specific Drills
• Initiate sports specific drills
• Joging
• Lunges
• Butt Kicks
• High knees
• Lateral squat
• Lateral bounds
Definition
- MCL berfungsi untuk menahan beban dari permukaan luar sendi lutut, sebagai penahan beban
tubuh ketika rotasi tibia pada femur, dan juga berperan saat gerakan translasi os. Tibia pada os.
Femur (Lowe et al, 2016)
- Sprain MCL adalah robekan atau putusnya ligament pada bagian medial aspek lutut. Bagian
dalam dari ligamentum ini melekat pada meniskus medial dan garis lurus dengan tibialis. MCL
bertindak untuk( membatasi pemisahan berlebihan dalam sendi lutut agar tidak valgus. (Ikatan
Fisioterapi Indonesia)
- Insiden cedera MCL tertinggi dalam olahraga sepak bola Amerika (55%), ski (15%-20% dari
semua cedera dan 60% dari semua cedera lutut), dan lebih rugby (29%).
Anatomy
- The anatomy of the medial knee has been divided into 3 layers :
1. Consisting of the deep fascia of the thigh,
2. The superficial medial collateral ligament (MCL) : primary restraint to valgus loading
3. the deep MCL and posteriomedial joint capsule : secondary valgus restraints at full
extension
Mechanism of Injury
- Akibat benturan pada tibia menyebabkan atlet jatuh disertai pemutaran tulang tibia terhadap
femur kearah eksorotasi (valgus). Posisi tersebut menyebabkan terulurnya ligamen collateral
medial kemudian akan menimbulkan rasa nyeri pada lutut bagian medial serta adanya gangguan
stabilitas sendi lutut.
- valgus force from a direct trauma to the lateral aspect of the knee. Concomitant injuries
involving the cruciate ligaments are also common, especially in the presence of a rotation
moment at the knee joint.
Classification
- Anterior cruciate ligament (ACL) injuries occur with up to 78% of Grade III MCL tears.3 The
amount of laxity in each position of flexion is indicative ofthe number of medial structures
injured. Valgus laxity at 30 degrees of flexion but not at 0 degrees of flexion suggests an isolated
MCL injury. Valgus laxity at both 30 and 0 degrees indicate injury to the MCL, posterior oblique
ligament (POL) and most likely the ACL.
MANAJEMEN FISIOTERAPI
PRICE :
- Protect
- Rest
- Ice : 10 – 15 menit
- Compression : menggunakan bandage.
Posisikan kaki max 45° posisi semiflexi, arah medial ke lateral
arah varus / lateral agar tidak valgus . pada area popliteal tdk
terlalu kencang (dpt menghambat aliran darah) arah distal ke
proximal
Stabilisasi
Fase 1 - Menurunkan
(Akut) bengkak dan nyeri - Brace menutupi seluruh lutut
0-1 week - Menjaga LGS - Taping
Stabilisasi : sobek dari tengah (tendon /ligamen= stabilisasi mcl)
tarikan 50%. Fungsi utk inhibisi are pes anserina (sartorius,
gracilis,semitendinosus dijaga)
- eliminasi bengkak - Mini squat (ada bola pada knee untuk mencegah kearah valgus)
- full rom & lunges
Fase 2 - strengthening - Bridging (untuk penguatan otot core)
(Sub (PWB) & begin
Akut) jogging
- Single leg calf raises
1-2 week
- Balance exc - Heel raises
(stabilisasi & - Balance exc : woble board, foam roller, bosu
propioceptive)
- Full squat & lunges
- Leg press
- Bridging (single leg)
- Full strength
Fase 3 - Calf raises(single leg)
2-4 week - Full squat and begin
spesific sport - Woble board exc
- Hopping with hoop
- Cycling, running, agility
- Patela adalah jenis tulang sesamoid, Permukaan posterior patela ditutupi dengan tebal
tulang rawan hialin yang memungkinkan patela untuk meluncur diatas alur femoralis,
diperlukan untuk efisiensi gerakan di sendi lutut.
- Tendon quadriceps melekat pada patella, quadriceps terdari 4 bagian otot : Rektus Femoris
(RF), Vastus lateralis (VL), Vastus Intermedius (VI), Vastus medial Oblique (VMO) .
- Gerakan patella dari distal ke kaudal terjadi melalui tendon quadriceps yang terhubung
dengan m.quadriceps dan tendon patella yang menghubungkan patella distal dengan tibia.
- Otot- otot quadriceps aktif sebagai stabilizer saat ekstensi terutama VL (lateral side) dan
VMO (medial side).
- VMO berfungsi untuk menjaga patella ttp berpusat pada trochlea. Otot ini hanyak aktif
satabilisasi pada aspek medial
- jadi ini adalah waktu yang fungsional dan jumlah aktivitas kritis patellofemoral gerakan,
perubahan terkecil memiliki efek yang signifikan pada posisi patella.
Cause and pathology
MANAJEMEN FISIOTERAPI
CHONDROMALACIA PATELLA
Inspeksi
Statis : Ekspresi Wajah pasien menahan nyeri dan tenderness pada area lutut
Dinamis: Pasien merasakan nyeri saat berjalan , berlari, melompat, naik atau turun
tangga.
Gastrocnemius
Strengthening
Quad sets : hold 30 s and 2-3 set
Strengthening
- Continue SLR Program and Gym Equipment Progression
- Continue Step-Up Progressions (lateral step-ups, cross over step-
ups)
Anatomy
- Meniskus adalah bantalan tulang rawan / sendi lutut yang berbentuk seperti cincin yang
berfungsi seperti shock absorber/penahan benturan untuk melindungi lutut.
- Terdapat 2 area berdasarkan penyembuhannya, yakni Red zone dan White zone
• Red Zone terdapat aliran darah yang mensuplay makanan.
• White Zone, tidak ada. Sehingga meniscus pada white zone tidak bisa sembuh secara
alami (harus operasi).
- The menisci are semi lunar shaped regions of cartilage on the medial and lateral sides of the
knee joint. The medial meniscus is semicircular in shape and the lateral meniscus is almost a
complete circle.7 The medial meniscus is less mobile than the lateral translating 2 to 5 mm. The
lateral translates 9 to 11mm in the anterioposterior plane. 7 The medial meniscus translates less
secondary to its attachments to the medial collateral ligament.
Definition
- Meniscus Tears merupakan cedera lutut berupa robekan pada meniscus karena gerakan fleksi,
rotasi, lutut terkunci.
- MoI : Cedera terjadi bila femur berputar terhadap tibia, atau sebaliknya, dengan sendi
lutut dalam keadaan sedikit fleksi & menyanggah berat badan.
Gerakan tsb mengakibatkan penjepitan antara condylus femoralis dan tibia kemudian terjadi
robekan pada Meniscus. Bila bagian meniscus yang robek terjepit diantara permukaan sendi,
maka tidak mungkin dilakukan gerakan lagi (terkunci).
the anterior horn moves less than the posterior horn. Over 70% of tears occur
in the posterior horns
- fungsi : One function of the meniscus is to distribute loads across the knee joint. The menisci
transmit approximately 50% of the load in weight bearing (extension) and 90% of the load at 90
degrees of knee flexion. The majority of the load is transmitted through the posterior horns with
flexion past 90 degrees. The meniscus also plays a role in knee stability.Menisci deepen the
socket of the tibia to increase contact with the femoral condyles. The meniscus can also help to
limit femoral translation on the tibia. The meniscus (especially the posterior horn of the medial
meniscus) can be a secondary stabilizer in an ACL deficient knee. 7 Finally, the meniscus has a
role in joint lubrication. When the knee is loaded, the meniscus is compressed, synovial fluid is
driven into the articular cartilage, thereby decreasing friction and providing joint nutrition.
MANAJEMEN FISIOTERAPI
MENISCAL TEARS
Palpasi : Pasien merasakan nyeri tekan pada bagian lutut, serta suhu di lutut
hangat, dan terdapat tenderness pada garis sendi.
Pemeriksaan VAS (Nyeri gerak, nyeri tekan, nyeri diam)
Nyeri
Pemeriksaan Aktif : nyeri terutama pada saat fleksi
Gerak Dasar Pasif : terbatas pola kapsuler dan nyeri
Isometric : tidak ada keluhan
Tes Spesifik Tes Mc Murray : full flexi position (+) ER / IR
Appley Compression test : pasien pronasi, knee flexi 90° (posterior horn)
rotasi + kompresi (+) nyeri
Endorotasi = lateral
Eksorotasi = medial
Appley distraction test : (+) nyeriberkurang,
Nb apabila nyeri bertambah kecurigaan pada ligamen acl
Pemeriksaan X-Ray, MRI
penunjang
Penegakan Activity Limitation
Diagnosa Nyeri fleksi maupun ekstensi, naik tangga
Body structure and body function
- Nyeri
- Gangguan mobilisasi
Participation restriction
Olahraga, bekerja
Diagnosa ICF :
Adanya nyeri sekitar sendi, mobilitas single joint terbatas, gait pattern fuction.
Dx : pain and hypomonility e.c meniscal tear
- Add set
Posisi ekstensi
Nb : pada posisi fleksi spasi atau jarak antara femur dan tibia makin
kecil, fleksi nyeri
Mobilization : 3 set , 10 -20 repetisi
- Hamstring curl
- Heel slide
nb : Rom flexi sebatas kemampuan pasien
- Isometric hamstring contraction : 10-20 repetisi
1. Strengthening overload
2. Meningkatkan kekuatan otot
3. Meningkatkan flexibilitas
- Static quads contraction : kontraksi 10 s, rest 3 s, 10-20 repetisi
Fase II 4. Core stability - Calf raises : 15 -20 reptisi, 2-3 set
5. Kontrol neuromuskular - Hip abduction : 3 set of 10 – 12 repetisi
6. Persiapan fase 3 - Bridging exc : knee tdk boleh fleksi 90°, 3 set 8 repetisi
- Half squat : 45 ° , 3 set 10 -20 repetisi
- lunges : tidak boleh tekanan berlebihan, <90°, 2 set 20 repetisi
- balance board exc
- Mini band exc :
- Wall drill - Nodric Hamstring
- Agility Drill
- Jumper’s Knee merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan pembengkakan tendon
patella.Tendon patela menghubungkan antara tempurung lutut (patella) dengan tulang tibia.
Apabila jumper’s knee tidak segera ditangani, maka akan mengakibatkan terjadi robekan di
tendon patella. (Rochester, 2017)
MOI
- Tendinitis patellaris jumper’s knee adalah adanya tekanan dan tarikan yang berulang-ulang
dalam gerakan melompat menyebabkan patologi pada lutut yang disebabkan tendon yang
melekat pada bagian bawah patella mengalami iritasi, banyak faktor diantaranya tarikan pada
patella yang terus-menerus, bentuk tungkai yang tidak normal,normal posisi patela yaitu posisi
patella yang lebih tinggi dari lutut, dan ketidakseimbangan otot. Dimana tendon patella
menerima tarikan yang berulang-ulang. Tarikan tersebut membuat kerusakan jaringan berupa
tipis/sayatan (microtear) pada tendon (Dimon,2010).
- Bengkak
PATELLAR TENDINITIS
Anamnesis Keluhan Utama : Pasien datang dan mengeluhkan nyeri pada lutut sisi depan
bagian bawah, nyeri diam saat pasien dalam posisi berdiri, nyeri tekan pada
tendon patella, nyeri geraksaat berjalan dan naik tangga, Nyeri hilang setelah
beraktifitas. Nyeri meningkat ketika melompat.
Riwayat Penyakit : pasien merupakan seorang atlit basket
-
Pemeriksaan Vital sign
Fisik - Tekanan Darah : 100/80 mmHg
- Denyut Nadi : 85x/menit
- Pernapasan : 16x/menit
- Temperatur : 37ºC
Inspeksi
Statis : Pasien terlihat bengkak pada lutut sebelah kanan.
Pasien datang dengan ekspresi wajah yang menahan rasa sakit.
Dinamis : Pasien merasakan sakit ketika meluruskan kakinya, berjalan, naik turun
tangga, melompat.
Palpasi :
Palpasi nyeri tekan pada infra patela
Tendon patellar merasakn nyeri dan terasa hangat, disertai dengan spasme otot
quadriceps, hamstring dan gastronemeus
- Brace : gelang
Gastroc set
Fase II (Sub akut) - Menjaga fleksibilitas Flexibility exc : streatching
- Mengembalikan - Gastrocnemius dan soleus
kekuatan otot - Quadricep - hamstring
- Meningkatkan
stabilitas core
- Laitihan untuk
persiapan jump
- Menjaga kontrol
neuromuskular
- Gluteus
Core stability
- Bridging, plank , side plank : 2 set 30 s
Strengthening
mini band exc :
DEFINITION
- Strain adalah tarikan pada otot, atau tendon yang disebabkan oleh regangan (stretch) yang
berlebihan.
- GRADE I : Nyeri
GRADE II : Nyeri dan bengkak
GRADE III : Hematoma
ANATOMY
ETIOLOGI
1. Rasa sakit, rasa panas atau hangat, kulit berwarna merah di daerah otot hamstring.
2. Rasa sakit yang menjadi semakin kuat setelah melakukan olahraga atau aktivitas.
3. Otot kram di bagian belakang paha, tepatnya di daerah hamstring.
4. Sakit atau merasa tidak mampu saat berlari, meloncat atau menekuk lutut dengan
beban.
5. Memar di paha (tidak harus) pada 24 jam pertama setelah cedera.
6. Otot tidak kelihatan kekar setelah cedera (hanya dalam cedera derajat 3)
MOI
Suatu kontraksi berlebihan yang meningkatkan aktivitas otot hamstring yang menyebabkan
terjadinya strain atau tertariknya otot Hamstring. Banyak teori yang berusaha menjelaskan tentang
Hamstring Strain. Ketidakseimbangan kekuatan antara otot Quadriceps dengan otot Hamstring salah
satunya. Otot Hamstring seharusnya mempunyai kekuatan rata-rata 60-70% dari kekuatan otot
Quadriceps. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kelelahan otot Hamstring, kesalahan postur saat
berlari, perbedaan panjang tungkai, menurunnya lingkup gerak sendi Hamstring, dan
ketidakseimbangan kekuatan antara otot Hamstring lateral dengan medial.
HAMSTRING STRAIN
Inspeksi
Statis : memegang paham belakang, wajah meringis kesakitan, datang dengan
bantuan keluarga
Dinamis : Pincang
Palpasi : nyeri pada area hamstring
Pemeriksaan VAS (Nyeri gerak, nyeri tekan, nyeri diam)
Nyeri
Pemeriksaan Aktif : nyeri pd fleksi ekstensi, terbatas
Gerak Dasar Pasif : nyeri
Isometric : nyeri fleksi ekstensi, tidak mampu melawan tahanan
Tes Spesifik Palpation tes : inflamation, pain, spasme
Isometric tes : (+) nyeri
− Medial m. semimembranosus atau m. Semitendinosus
− Lateral m. Bicep femuris
− Insertio tendon
Straight Leg Raises : untuk mengetahui thightness di otot hamstring pada salah
satu kaki. (meregangkan otot)
Pemeriksaan MRI : strain grade 1
penunjang
- Quadriceps stretch
- Hip adductor streatch
- Quad set : hold 10 s, 6-8 x, 2-3 set
- SLR : hold 10 s, 6-8 x, 2-3 set
- Toe calf raises
- Isometric exc
2-3 set , 15- 20 x repetisi
- Leg press
- Hip abduksi – adduksi
- Hip fleksi – ekstensi
1. Continue ROM activities - Knee ekstensi
2. Improve muscular flexibility - Hamstring curl
Fase II 3. Increase strength
4. Improve cardiovascular fitness - Wall squat
- Lunges
- Bridging
- Plank
- Step up
- Static bicycle
- Static bicycle & stairmaster
Nb : eksentrik hamstring
1. Progress to functional training
2. Increase strength - Squat
Fase III 3. Improve cardiovascular fitness - Romanian dead lift / dead lift
4. Increase power - Lunges
- Step up
- Nodriic hamstring
- Plyometric
TENNIS ELBOW
DEFINITION
- Epicondylitis Lateral Is General Term Used To Describe Imflamation, Pain, Or Tenderness In The
Region Of The Lateral Epicodyle Of Humerus
ANATOMY
ETIOLOGI
1. OVERUSE : Microtear
2. Trauma
GEJALA :
• Dirasakan Kebas-kebas Pada Lengan Bawah Dari Siku Yang Mengalami Nyeri.
TIPE :
- Tipe I : tempat cedera terletak pada origo ekstensor carpi radialis longus
- TIPE ii : dimana cedera terjadi pada tempat perlengketan tendon otot ekstensor carpi
radialis brevis pada epicondylus lateralis humeri
- Tipe iii : cedera yang terjadi pada tipe III terletak pada tendon muscle junction otototot
ekstensor carpi radialis brevis.
- Tipe iv : pada tipe ini, yang mengalami cedera adalah perut otot dari otot-otot ekstensor
carpi radialis brevis.
MANAJEMEN FISIOTERAPI
TENNIS ELBOW
Inspeksi
Statis
• Terlihat adanya oedema dan warna kemerahan di daerah sekitar
epicondylus lateral humeri.
• Wajah px terlihat menahan sakit
Dinamis
• Px tidak dapat meluruskan lengannya
• Px tidak dapat menggenggam benda dengan kuat
Palpasi :
• Terdapat nyeri tekan pada bagian lateral epicondylis
• Terdapat sedikit oedem pada bagian lateral epicondylis dan saat
diraba terasa hangat
Pemeriksaan Nyeri VAS (Nyeri gerak, nyeri tekan, nyeri diam)
Pemeriksaan Gerak Aktif : nyeri terutama pada saat ekstensi dan dorso fleksi
Dasar Fleksi: biceps
Ekstensi : triceps
Pronasi : pronator teres dan quadratus
Supinasi : supinatoris, anconeus
Dorsal fleksi : flexor carpi radialis
Palmar fleksi : ekstensor carpi radialis brevis
Pasif : Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa
crepitasi ke arah dorsal fleksi
Isometric : Gerak isometric nyeri kearah dorsal fleksi
Tes Spesifik Cozen Test : kontraksi isometric ekstensor carpi radilis longus et brevis
Posisi flexi elbow 90°, satu tangan fiksasi elbow, pasien diarahkan u/ dorsi flexi
wrist lalu tahan. (+) nyer pada lateral elbow
- Rotator cuff adalah grup dari 4 tendon yang bentuknya menutupi caput humeri dan berperan
dalam aktivitas mengangkat dan merotasikan lengan.
- Supraspinatus O : fossa supraspinous scapula
I : tuberculum mayor. Berfungsi untuk
gerakan abduksi shoulder
F : Abduksi shoulder
- Subscapularis O : fossa subscapula
I : tuberulum minor
F: gerakan internal rotasi shoulder
- Infraspinatus O : Fossa infraspinatus
I : tuberculum mayor
F : eksternal rotasi shoulder
- Teres minor O : perbatasan axilla dan scapula
I : tuberculum mayor
F : eksorotasi dan horizontal abd
ETIOLOGY :
1. AKUT TEARS : kejadiannya yaitu jatuh dengan posisi bahu tertahan, mengangkat sesuatu yang
terlalu berat dengan menyentak/tiba-tiba
2. Degenerative
2 TIPE ROBEKAN :
1. Nyeri. Rasa nyeri bertahap dari ringan, timbul hanya saat menggerakkan lengan kearah
tertentu, sampai nyeri hebat dirasakan saat diam. Diatas bahu dan lengan, kadang dirasakan
sampai siku
2. Kelemahan. Kesulitan dalam mengangkat dan memutar lengan Krepitus ketika bahu
digerakkan pada posisi tertentu
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Inspeksi
Statis : wajah pasien datang dengan menahan nyeri
Dinamis : adanya kelemahan, pasien tidak dapat mengangkat tangan
Palpasi : : nyeri tekan di m. deltoid
Pemeriksaan VAS (Nyeri gerak, nyeri tekan, nyeri diam)
Nyeri
Pemeriksaan Aktif : nyeri terutama pada saat fleksi dan abduksi
Gerak Dasar Pasif : Nyeri terutama pada saat fleksi dan abduksi, firm endfeel
Isometric : Gerak isometric nyeri fleksi dan abduksi , tidak mampu melawan
tahanan
Tes Spesifik Drop arm test : (+) kedua tangan diangkat dan terjatuh
Strengthening
Scapular Retraction
Prone Extension
Prone Horizontal Abduction
Standing/Prone Scaption
Internal Rotation with progression to 90
deg of abduction
External Rotation with progression to 90
deg of abduction
Progress to Diagonal
Dynamic Progressions
Manual Resistance Patterns
Rythmic Stabilization
Proprioceptive Drills
Push Up Progression
ROM
Continue as Needed
Strengthening
Continue T-band and Peri
Gradual Return
Sport scapular Progressions 3 x
to Sports and
Specific Week as Needed
Physical Activity
Dynamic Progressions
Continue Proprioceptive
Drills During Return to Sport 2-
3 x Week
Isometrics
ub-max IR/ER
Active Progressions
Sidelying ER
Standing Scaption
Prone Row
Prone Extension
Prone Horizontal Abduction
Prone Scaption
Passive
Continue as Needed
Active Assisted/ Active
Continue as Needed
Strengthening (Dumbell/T-band)
Row
Prone Extension
Progressive
Prone Horizontal Abduction
Strengthening
Phase 3 Standing/Prone Scaption
with Continued
12-24 Internal Rotation
Attention to
Weeks External Rotation
ROM if Still
Progress to Diagonals and
Deficient
Functional Planes
Active Assisted/Active
Continue as Needed Daily
DEFINITON
- Spondylolistesis adalah pergeseran ke depan dari satu vertebra ke vertebra yang lain. Slip
biasanya terjadi anterior pada tingkat L5 / S1 dan menyebabkan vertebra untuk keluar dari
keselarasan dengan tulang belakang tulang belakang lainnya
- Spondylosis : Disc menipis, jarak antar vertebrae dekat (OA pd vertebrae). Traumatic jatuh
dengan proses vertikal.
Spondylolisis : terdapat fraktur pada facet joint
Spondylolistesis : fraktur facet vertebrae ke depan
Anyklosing spondylolitis : penipisan osteofit (tulang antar vertebrae tersambung ), kronik.
- Terjadi pada L5- S1 / L4 – L5
Gerakan ekstensi memprovokasi pergeseran ke anterior (+) nyeri bertambah
Gerakan fleksi memprovokasi pergeseran ke posterior (+) nyeri
ANATOMY
- Nyeri punggung bawah biasanya menyebar kearea gluteus dan paha belakang
- Nyeri ++ pada gerakan ekstensi
- Spasme otot hamstring
MANAJEMEN FISIOTERAPI
SPONDYLOLISTESIS
Inspeksi
Statis : Pasien datang sambil memegang pinggangnya. Postur pasien cenderung
fleksi trunk. Wajah pasien terlihat menahan sakit
Dinamis : Pasien berjalan seperti tertatih, Px tidak dapat menggerakan trunk ke
arah ekstensi.
Pemeriksaan X-Ray
penunjang
Penegakan Impairment :
Diagnosa Adanya nyeri pada punggung bawah, adanya keterbatasa Lingkup Gerak
Sendi (LGS) pada trunk, ada penurunana kekuatan otot fleksor dan ekstensor trunk
Functional limitation :
Adanya gangguan atau kesulitan dalam beraktivitas seperti aktivitas
membungkuk, jongkok-berdiri dan berjalan jauh.
Disability : Gangguan tidak dapat bermain tennis dan mengikuti pertandingan.
Diagnosa Dx : pain and hypomobility e.c Spondylolistesis Grade I
Phase Goals Recommended Exercises
Fase I Tujuan : untuk mengurangi • TENS
nyeri dan pengembalian LGS • Pemakaian Brace : Inhibisi gerakan ekstensi stabilisasi
• Stretching ekstremitas bawah.