Anreal Buku v2 0 173hlm PDF
Anreal Buku v2 0 173hlm PDF
Oleh
Hendra Gunawan
Edisi Pertama
-15
-14 Hendra Gunawan
Pengantar Analisis Real -13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR -9
-1. PROLOG: LOGIKA DAN HIMPUNAN -7
-1.1 Kalimat Matematika dan Logika -7
-1.2 Pernyataan Berkuantor -6
-1.3 Bukti dan Metode Pembuktian -5
-1.4 Himpunan dan Notasinya -3
BAGIAN PERTAMA 1
0. BILANGAN REAL 3
0.1 Bilangan Real sebagai Bentuk Desimal 3
0.2 Sifat Aljabar 4
0.3 Sifat Urutan 6
0.4 Akar dan Persamaan Kuadrat 7
0.5 Nilai Mutlak 9
1. SIFAT KELENGKAPAN BILANGAN REAL 11
1.1 Paradoks Zeno 11
1.2 Himpunan Terbatas 12
1.3 Sifat Kelengkapan 13
1.4 Manipulasi dengan Supremum dan Infimum 15
2. LEBIH JAUH TENTANG BILANGAN REAL 17
2.1 Maksimum dan Minimum; Interval 17
2.2 N dan Q sebagai Himpunan Bagian dari R 18
2.3 Prinsip Induksi Matematika 21
3. BARISAN 23
3.1 Definisi Barisan 23
3.2 Kekonvergenan Barisan 24
3.3 Teorema Limit 27
3.4 Barisan Monoton 30
-12 Hendra Gunawan
KATA PENGANTAR
Hendra Gunawan
Department of Mathematics, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132, Indonesia.
E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id.
Website: http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan
-8 Hendra Gunawan
Pengantar Analisis Real -7
Tabel kebenaran untuk konjungsi “P dan Q”, disjungsi “P atau Q”, serta impli-
kasi “jika P, maka Q”, diberikan di bawah ini.
P Q P dan Q P atau Q P ⇒ Q
B B B B B
B S S B S
S B S B B
S S S S B
Soal Latihan
3. Implikasi “jika Q, maka P” merupakan konvers dari “jika P, maka Q”. Berikan
sebuah contoh implikasi yang benar tetapi konversnya salah.
4. Buatlah tabel kebenaran untuk “P dan tidak Q” dan bandingkan dengan tabel
kebenaran untuk “jika P, maka Q”. Apa kesimpulan anda?
Pengantar Analisis Real -5
Dalam matematika sering kali kita berurusan dengan pernyataan yang mengan-
dung frase “untuk setiap”, “untuk semua”, “untuk suatu”, “terdapat”, dan sejenis-
nya. “Untuk setiap”, “untuk semua”, atau frase yang setara dengannya, merupakan
kuantor universal; sedangkan “untuk suatu”, “terdapat”, atau yang setara dengan-
nya, merupakan kuantor eksistensial. Catat bahwa dalam matematika, “untuk suatu”
berarti “terdapat setidaknya satu” (bisa satu saja, bisa juga lebih). Berikut adalah
beberapa contoh pernyataan berkuantor.
Soal Latihan
Bukti (Ing. ‘proof’) merupakan sesuatu yang membedakan matematika dari il-
mu lainnya seperti fisika atau kimia yang berpijak pada eksperimen. Dalam matema-
tika, eksperimen juga penting tetapi bukti lebih esensial. Pernyataan seperti “setiap
-4 Hendra Gunawan
bilangan kuadrat mempunyai sisa 0 atau 1 ketika dibagi dengan 4” tidak dapat disim-
pulkan benar melalui eksperimen dengan bilangan-bilangan kuadrat, karena terdapat
tak terhingga banyaknya bilangan kuadrat (kita takkan pernah selesai dengan
mereka). Eksperimen dapat menghasilkan suatu dugaan, namun kita perlu bukti
untuk meyakinkan bahwa pernyataan itu memang benar adanya.
Untuk dapat membuktikan pernyataan seperti di atas perlu banyak latihan.
Dihadapkan pada sebuah pernyataan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah
memahami maksud pernyataan tersebut: apa yang diketahui dan apa yang harus
dibuktikan. Kadang kita harus mengetahui konteks yang terkait dengan pernya-
taan tersebut. Dalam pernyataan “setiap bilangan kuadrat mempunyai sisa 0 atau 1
ketika dibagi dengan 4”, kita berurusan dengan bilangan asli (1, 2, 3, . . . ). Selain itu,
pernyataan di atas juga mengandung kuantor ‘setiap’, yang memerlukan aksi tertentu
dalam pembuktiannya kelak.
Sebelum kita membahas bagaimana membuktikan suatu pernyataan berkuan-
tor seperti di atas, marilah kita pelajari bagaimana membuktikan pernyataan tanpa
kuantor yang berbentuk konjungsi, disjungsi, atau implikasi. Untuk membuktikan
bahwa “P dan Q” benar, tentunya kita harus membuktikan bahwa P benar dan juga
Q benar. Sementara itu, untuk membuktikan bahwa “P atau Q” benar, kita da-
pat memulainya dengan memisalkan P salah dan kemudian berusaha menunjukkan
bahwa Q benar. (Jika P benar, maka “P atau Q” benar, sehingga tidak ada yang
harus dilakukan.)
Untuk membuktikan bahwa implikasi “jika P, maka Q” benar, kita mulai dengan
memisalkan bahwa P benar dan kemudian berusaha menunjukkan bahwa Q juga
benar. (Jika P salah, maka “P ⇒ Q” otomatis benar, sehingga tidak ada yang harus
dilakukan.) Implikasi ini dapat pula dibuktikan melalui kontraposisinya, yaitu “jika
tidak Q, maka tidak P”. Cara lainnya adalah dengan metode pembuktian tak langsung,
yaitu dengan memisalkan P benar dan Q salah, dan kemudian berusaha mendapatkan
suatu kontradiksi, sesuatu yang senantiasa salah. Yang dimaksud dengan kontradiksi
adalah konjungsi “R dan tidak R”, untuk suatu pernyataan R. Sebagai contoh, n
genap dan ganjil (tidak genap) sekaligus merupakan suatu kontradiksi.
Contoh 5. Buktikan bahwa setiap bilangan kuadrat mempunyai sisa 0 atau 1 ketika
dibagi dengan 4.
Bukti. Ambil sebarang bilangan kuadrat, sebutlah n2 . Ada dua kemungkinan tentang
n, yaitu n genap atau n ganjil. Jika n genap, sebutlah n = 2k, maka n2 = 4k 2 . Dalam
hal ini n2 mempunyai sisa 0 ketika dibagi dengan 4. Sementara itu, jika n ganjil,
sebutlah n = 2k + 1, maka n2 = 4k 2 + 4k + 1. Dalam hal ini n2 akan mempunyai
sisa 1 ketika dibagi dengan 4. Jadi, berapa pun n, n2 akan mempunyai sisa 0 atau 1
ketika dibagi dengan 4.
Soal Latihan
Himpunan adalah suatu koleksi objek, dan objek dalam suatu himpunan disebut
sebagai anggota himpunan itu. Jika x merupakan anggota himpunan H, maka kita
katakan x di H dan kita tuliskan
x ∈ H.
D = {y : y menghormati Semar}
Misalkan H dan G adalah dua buah himpunan. Kita sebut G himpunan bagian
dari H dan kita tuliskan
G⊆H
Pengantar Analisis Real -1
apabila setiap anggota G merupakan anggota H. (Jadi, bila diberikan dua buah
himpunan H dan G, dan kita diminta untuk membuktikan bahwa G ⊆ H, maka
yang harus kita lakukan adalah mengambil x ∈ G sembarang dan kemudian berusaha
menunjukkan bahwa x ∈ H.)
Catat bahwa G = H jika dan hanya jika G ⊆ H dan H ⊆ G. Jika G ⊆ H
dan G 6= H, maka G disebut sebagai himpunan bagian sejati dari H, ditulis G ⊂ H.
Sebagai contoh, jika A adalah himpunan semua bilangan bulat yang habis dibagi 10
dan B adalah himpunan semua bilangan yang habis dibagi 2, maka A ⊂ B.
Soal Latihan
1. Diberikan dua buah himpunan A dan B, kita dapat mendefinisikan irisan dari
A dan B, yaitu
A ∩ B = {x : x ∈ A dan x ∈ B}.
A ∪ B = {x : x ∈ A atau x ∈ B}.
(a) A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C).
(b) A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C).
0 Hendra Gunawan