Anda di halaman 1dari 25

STATUS UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI BADAN

HUKUM MILIK NEGARA DITINJAU DARI HUKUM


KEUANGAN PUBLIK

Mizamil

Abstrak
Under Republic Indonesia Government Regulation number 152 year 2000
University of Indonesia has been declared as Badan Hukum Milik Negara
(State Own Legal Entity). This legal status is latest known aiier common
legal entities are distinguished such as persero. perjan. perum, yayasan The
author does analysis concerning also to Ihe impedance hold by the recent
legal status of the university. The significant one is on Ihe budgeting system
in the transition periods toward the fully as slate own legal entily. The
budgeting system that still functioning is under state budgeting. The most
ideal of budgeting is by block grant system. Those approach shall be able to
the university does manage the funds under the priority allocations and
attaining efficiency. At the end by triumphing efficiency the university will be
more oplimalto utilise and gainji-om Ihe commercial venture earning

Kata kunci:hukum perusahaan. badan hukum, universitas indonesia.


keuangan publik

L Pendahuluan

Universitas Indonesia adalah lembaga pendidikan tinggi milik negara


yang diselenggarakan oleh Pemerintah Republik Indonesia sejak 2 Februari
1950 dan berkedudukan di ibukota Negara Republ ik Indonesia, berbentuk
universitas yang menyandang nama bangsa dan tersusun atas dasar
keseluruhan satuan yang mengelola ilmu pengetahuan, teknologi,
kebudayaan dan atau kesenian.'
Penyelenggaraan Universitas berdasarkan pada asas yang berlandaskan
pada kemandirian moral untuk membangun perguruan tinggi sebagai
kekuatan moral dalam pembangunan masyarakat yang demokratis dan
mampu bersaing secara global. Universitas Indonesia memiliki tujuan antara

I Indonesia, Peratllran Pemerilllah lenlong Penetapon Universitas sebagoi Badon


Hukum Milik .".,regara , No. 152 tahun 2000. LN No. 270 tahun.2000. ps.8.
Slalus VI sebagai BHMN dilinjau dari Kellangan Publik, Mizamil 365

lain, mewujudkan Universitas riset sebagai pusat unggulan ilmu


pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan seni.
Didalam penge\olaan Badan Hukum Milik Negara kemungkinan akan
timbul kendala yang dihadapi Universitas Indonesia yang se lanjutnya disebut
BHMN, terutama dalam bidang keuangan bagi pengembangan dan
pengoperasian BHMN tersebut.
Dalam bidang keuangan di perlukan suatu ketentuan yang berlaku bagi
Badan Hukum Milik Negara dalam hal penerimaan uang baik dari
pemerintah maupun dari masyarakat. Peraturan yang ada sa at ini menyatakan
bahwa hanya instansi pemerintah yang dapat menerima subsidi dari
pemerintah dan hanya ada 3 (tiga) bentuk bad an hukum milik pemerintah
yang dikenal di Indonesia yaitu Perusahaan Jawatan, Badan Usaha Milik
Negara dan Persero( yang tidak memperoleh dana rutin dari pemerintah).
Persoalan yang dihadapi oleh BHMN ada lah di satu sisi mendapat
dana dari pemerintah (dana publik) dan di sisi la in mempunyai kebebasan
untuk memperoleh dana masyarakat (seperti halnya swasta) dengan cara
diperbolehkannya mendirikan [mit usaha komersial, seperti diberikan
kebebasan untuk mencari uang send iri, misalnya dengan mendirikan ventura,
membuka dana abadi, ataupun usaha lain yang diperbolehkan sesuai aturan
yang ada.' Pada dasarnya BHMN tersebut adalah milik pemerintah karena
melakukan tugas yang di berikan o leh pemerintah.
Apabila Badan Hukum Milik Negara tersebutjuga melakukan kegiatan
swasta di ~amping tugas utamanya yang dari pemerintah, maka pemerintah
harus memastikan bahwa ada dua syarat yang harus di penuhi. Pertama,
kegiatan swasta terse but harus konsisten dan komplemen dengan misi utam a
perguruan tinggi dalam hal pendidikan dan penelitian. Kedua, kegiatan
swasta tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehinggga tidak mengganggu
kegiatan yang didanai pemerintah, tennasuk disini biaya untuk utilitas dan
perawatan serta administrasi.
Menjadi permasalahan disini adalah didalam hal melakukan kegiatan
swasta. Hal ini akan berdampak jika terjadi hubungan hukum dengan pihak
ke tiga, sebab" istilah BHMN atau Badan Hukum Milik Negara itu sendiri
sarna sekali tidak di kenai dalam norma hukum di Indonesia "', misainya
dalam hal kerja sama atau menjadi mitra dalam mendirikan suatu unit usaha,
dengan tujuan untuk memperoleh pendanaan yang akan digunakan bagi

2 Usman Chalib Warsa. BI-/MN, Bagion dari Proses Demokrasi Pendidikan di PTlV'.
Kompa, (12 Oktober 2002): 9.

J Goendono, Esensi UU Perguruan Tinggi Ber; Kellllvesan PTN BHMN, Kompas


(10 Oktober 2002): 10.
366 Jurnai Hukwn dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Juli- September 2006

kegiatan kelangsungan Universitas seperli yang lercanlum di dalam


Peratu ran Pemerintah Nomor 152 tahun 2000, dimana di dalam perluran
lersebul dinyatakan Univers itas Indonesia se baga i Badan Hukum M ilik
Negara dapat membentuk sualu unil usaha komers iaL
Pembe nlukan unil usaha komersial tersebul tentulah aka n memberikan
s ualu akibal hukum bagi BHMN ilu send iri bila melakukan suatu perjanj ian
investasi, ak ibal hukum yang timbul tersebul adalah apakah BHMN di dalam
melakukan sualu perjanjian bisnis lersebul berkedud ukan sebagai sualu
badan hukum murni alau letap sebagai suatu inslitusi milik pemerinlah?

n. Analisis Kedudukan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum


Milik Negara dalam Sistem Keuangan Publik

A. Status Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik


Nega"a

Sebel um me mbahas keuangan publik pad a Badan Hukum Milik


Negara alau BHMN, untuk menjawab pokok perm asa lahan pertama
dari lulisan ini yang mempertanyaka n mengapa Perguruan Ti nggi
Negeri dalam hal ini Un ivers itas Indo nesia perlu diubah slalusnya
menjadi Badan Hukum Milik Negara. Berdasarkan permasala han ladi,
pe nuli s men coba unluk menganalisis perubahan stalus yang lerjad i
pad a Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ini.

1. Analisis Perubahan Stalus Universitas Indonesia menjadi


Badan Hukum Milik Negara

A nalis is perubahan slalus Perguruan Tinggi Neger i dalam hal


inl Uni versilas Indonesia menjadi Badan Hukum Mi li k Negara
dapal dia nali sis dari sudul yur idis formal, dari sudut doktrin , dan
dari sudut man faa!.
I. Analisis Yurdis formal
Sebagai landasan hukum dalam keran gka peraturan
perundangan-undangan yang berlaku di Republik Indon es ia,
Pasal 1653 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(Staatsblad 1847 Nomor 23) memberi kewenangan kepada
Pemerinlah unluk mendirikan s ualu badan hukum .
. Sedangkan Pasa l 5 ayal (2) Undang-undang Dasar 1945
memberi kewenangan kepada Pemerinlah unluk
mengundangkan Peraluran Pemerinlah sebagai pelaksanaan
Undang-undang dalam hal ini Undang-undang Nomor 2
Status UI sebagai BHMN ditinjau dari Keuangan Publik, Mizamil 367

tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasiona!. Selanjutnya


dengan berlakunya Peraturan Pemerintah illl semua
Perguruan Tinggi Negeri dapat diubah status hukumnya
menjadi bad an hukum dengan menggunakan Peraturan
Pemerintah ini sebagai pedoman.
Peraturan yang merupakan ketentuan-ketentuan umum
mengenai badan hukum terdapat pad a bab kesembilan dari
buku ketiga K.U.H.Perdata tentang badan-badan hukum
susila. Pasal 1653. K.U.H.Perdata yang menyatakan:
Selain perseroan perdata sejati, perhimpunon orang-
orang sebagai badan hukum juga diakui undang-
undang, entah badan hukum itu diadakan oleh
kekuasaan umllln atau diakuinya sebagai demikian,
enlah pula badan hukum itu dilerima sebagoi yang
diperkenal1kal1 atau telah didirikal1 untuk suatu
maksud tertenlu yang lidak bertentangan dengal1
ul1dal1g-ul1dang atau kesusilaan. (AE. 23; KUHPerd.
1245,1337, 1618dst.j'
Pasal 1653 K.U .H.Perdata, pad a bab kesembilan buku ketiga
yang merupakan peraturan umum mengenai badan hukum,
menyebutkan adanya 3 (tiga) macam badan hukum, ialah:
I. Badan Hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum;
2. Badan Hukum yang diakui oleh kekuasaan umum;
3. Badan Hukum yang diperkenankan atau untuk suatu
maksud yang tidak berlawanan dengan undang-undang
atau kesusilaan (konstruksi keperdataan)
Dilihat dari penjelasan Pasal tersebut, ternyata Pasal ini
mengatur baik bad an hukum publik maupun bad an hukum
privat," J ika badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan
umum itu mempunyai wewenang publik, bad an hukum itu
merupakan badan hukum publik,' jadi tidak semua bad an
hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum itu merupakan
badan hukum publik, dapat pula merupakan badan hukum
privat, kriterianya ialah dalam hal wewenangnya bad an

4 Kitab Vndang-undol1g Hukllfll Perdalo, I-limpunan peraturan perundang-undangan


Republik Indonesia, Disusun menurut system Engelbrecht. eel. 2 Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hove.l992. ps.1653.

~ R. Ali Rido. "Sadan Hukum dan Kedudukan Sadan Hukum Perseroan.


Perkumpulan , K operas i. Y<lyasan. Wakaf", ed.2 ., ceLl. (Bandung:PT.Alumni,2001). hal.35.
368 Jurna! Hukum dan Pembangunan Tailul1 Ke-36 NO.3 .luli- September 2006

hukum itu. Dari penjelasan diatas, jelas menyatakan bahwa


undang-undang mengakui suatu perkumpulan yang
merupakan bad an hukum apabila diadakan oleh atau diakui
keberadaanya sebagai bad an hukum oleh kekuasaan umum,
dan sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang
atau kesusi laan yang baik.
Perubahan status Universitas Indonesia menjadi Badan
I-Iukum Milik negara secara yuridis formal telah memenuhi
persyaratan menjadi suatu Badan I-Iukum dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah tentang Penetapan
Perguruan Tinggi Negeri menjadi Badan I-Iukum Mil ik
Negara Nomor 61 tahlm 1999 jo Peraturan Pemerintah
tentang Penetapan Univers itas Indonesia Sebagai Badan
Hukum Milik Negara Nomor 152 tahun 2000, bukan
pend irian dari Perguruan Tinggi Neger i itu sendiri karena
Perguruan Tinggi negeri tersebut sudah ada sebelumnya 6
Menurut Pasal 1653 K.U .I-I.Perdata yang menyatakan bahwa
bad an hukum dapat didirikan atau diakui oleh kekuasaan
umum, maka penetapan Perguruan Tinggi Negeri menjadi
badan I-Iukum Milik Negara dengan Peraturan Pemerintah
sudah dapat dibenarkan, hal 'ini disebabkan dalam Pasal 1653
K.U.I-I.Perdata tidak menyatakan secara detail jenis peraturan
perundang-undangan apa yang harus digunakan oleh
pemerintah untuk dijadikan dasar pendirian s uatu badan
hukum dibawahnya. Peraturan Pemerintah inl akan
merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang
tentang sistem Pendidikan Nas ional Nomor 2 tahun 1989
Pasal 22 ayat 2 dan 3 mengenai otonomi dalam pengelolaan
lembaganya yang sudah dicabut dan digantikan dengan
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003 Pasal 24 ayat 2 dalam hal otonomi dalam
pengelolaan lembaganya,' serta Pasal 53 ayat I aturan
pejelasan yang menetapkan bahwa Badan I-Iukum pendidikan
dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi penyelenggaraan

6, Indonesia, Peraturan Pemerintah lentang Pene/opon Perguruan Tinggi sebagai

Badon Hukum, PP No.6! tohun 1999, LN No . / 16, TLN No. 3860 dan Indonesia. Peraturan
Pemerintah len tang Penelopan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara,
PP No.152 tahun 2000, LN No.270

7, Indonesia, Undang-Undang tenrang Sislem Pendidikan Nasionol, UU No.20 tahun


2003, LN No. 78 tahun 2003, TLN No. 4301. Pasal, 24 ayat 2.
Status Ul sebagai BHMN ditinjau dari Keuangan Puhlik, Mizamil 369

dan/atau satuan pendidikan, antara lain, berbentuk Badan


Hukum Mi lik Negara 8
Pada Badan Hukllm Milik Negara kekayaannya merupakan
kekayaan negara yang dipisahkan. Ketentllan in i di lakukan
bersamaan de ngan penetapan Perguruan Tinggi Negeri
menjadi Badan Hukum Milik Negara. Penyertaan modal
pemerintah pad a Badan Us aha Milik Negara (BUMN) yang
terdapat dalam ketentuan Pasal 4 ayat I dan ayat 3'
Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penetapan
Pergurllan Tinggi sebagai Badan Hukum selain sebagai
landasan hukum pembentukan Badan Hukum milik negara
juga berfunsi sebagai pemenuhan syarat yuridis formal Pasal
1653 K.U .H.Perdata.
Kekayaan awal dari bad an Hukum Milik Negara merllpakan
Kekayaan negara yang dipisahkan, dimana kekayaan negara
yang berupa ta nah, tidak dapat dipindah tangankan [0 Hal itu
karena pem ilik i qadan HlIkllm ini adalah negara. Adanya
pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diatur dalam Pasal 9 ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 152 tahun 2000. menurut Harun AI
Rasjid , bahwa yang dimaksud dengan keuangan negara
dalam Pasal 23 ayat 5 UUD 1945 adalah keuangan negara
dalam arti sempi, ia mengatakan, "... Alhasil, istilah
Keuangan Negara" yang tercantum dalam UUD 1945, Pasal
23 ayat (5), harus diartikan secara restriktif, yaitu mengenai
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ... II"
selain ilu Arifin P. Soeria Atmadjajuga berpendapal,

8, Ibid .. Pasal 53 ayat I, aluran penjeJasan

9, Indonesia, Undong- Undallg lenlang Badon Usaha MiNk Negara. UU No.19 tahun
2003. LN No.70 tahun 2003. TLN No.4297. Pasal 4 ayat 1 dan ayat 3, beserta aluran
penjelasannya.

10, Indonesia, Undang-Undang (enlang Perbendaharaan Negara. UU No.1 tahun

2004,LN No.5, TLN No.4355, Pasa l 45 I ' y"


II, Pendapat Harlin Al Rasjid dalam disertasi Arifin P. Soeria Atmadja yang
be~judlll "Segi Hukum Mekanisme Pertanggung Jawaban Keuangan Negara Mcnurut lew
1925 dan Undang-Undang dasar 1945" yang di(J leh kembali dengan juduI " Mekanisme
Pertanggungjawaban Keuangan Negara suatu Tinjauan Yuridis". yang ditcrbitkan oIeh PT.
Gramedia, 1986, ha1.52.
370 Jumo! Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Ju!i- September 2006

·.. Ierganlung dari sudul pandangan. sehingga bila


berbicara keuangan negara dari sudul pemerinlah.
maka yang dimaksud keuangan negara adalah APBN,
sedang apa bila berbicara keuangan negara disudul
pemerintah daerah, maka yang dimaksud dengan
keuangan negara adalah APBD, demikian selusnya
dengan Perjan, Perusahan Negara lainnya maupun
Perum, atau dengan perkalaan lain dejinisi keuangan
negara dalam arli luas meliputi APBN,APBD.
keuangan negara pada Perjan. Perum dan
Perusahaan Negara lainnya. Sedangkan dejinisi
keuangan negara dalam arti sempil, hanya melipuli
seliap badan hukllm yang berwenang mengelala dan
memperlanggungJawa. bkannya .. 12

Dari kedua pendapat mengenai keuangan negara terse but


dapat disimpulkan bahwa bila terjadi pemisahan kekayaan
negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, maka
kekuasaan negara atau imunitas publik negara sudah tidak
terdapat lagi, sehingga peraturan yang berlaku adalah
peraturan internal bagi Badan Hukum Milik Negara. Dengan
ditetapkannya Badan Hukum Milik Negara oleh Pemerintah
melalui Peraturan Pemerintah, keberadaan Badan hukum ini
tidak perlu adanya pengesahan dari Departemen kehakiman
dan HAM serta pengesahan dari notaris hal ini sesui dengan
bunyi dari Pasal 1653 K.U.H.Perdata.
4. Analisis Menmut Doktrin
Menurut teori propriele colleclive dari Planiol,13 Badan
Hukum merupakan suatu konstruksi yurid is. Agar suatu
perkumpulan, dapat dikatakan mempunyai kedudukan
sebagai suatu bad an hukum ada syarat-syarat yang harus di
penuhinya, akan tetapi seperti yang telah di jelaskan
sebelumnya di dalam peraturan perundang-undangan sendiri
tidak di cantumkan syarat-syarat tersebut, "untuk mengetahui
syarat-syarat suatu badan hukum kita dapat mengunakan
unsur-unsur apakah yang dimintakan oleh doktrin sebagai
syarat untuk menentukan adanya kedlldllkan sebagai suatu

12. Arifin P. Soeria Atmadja,"Kapita Selekta Kcuangan Negara, Suatu Tinjauan


Yuridis", eel. I, (Jakarta; UPT Penerbitan, Universitas Tarumanegara, 1996). hal. 22.

n Ali Rido, Op. Cit., hal. 9


Sialus UI sebagai BHMN dilinjau dari Keuangan Publik, Mizamil 371

badan hukum".14 Syarat-syarat itu ialah:adanya harta


kekayaan yang terpisah; mempunyai tujuan tertentu;
mempunyai kepentingan sendiri; dan adanya organisasi yang
teratur.
Adanya pemisahan harta kekayaan negara sebagaimana
dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Penetapan
Universitas Indones ia menjadi Badan Hukum Milik Negara
menjadi kekayaan awal bagi Perguruan Tinggi Negeri yang
ditetapkan menjadi Badan Hukum Milik Negara dari
kekayaan pribadi anggota organ Badan Hukum Milik Negara
, menunjukan bahwa terdapat pemisahan an tara kekayaan
pribadi organ-organ dari Badan Hukum Mi lik Negara dengan
kekayaan dari Badan Hukum Milik Negara itu sendiri.
Hal ini l11emberikan sua!u konsekuansi logi s dimana secara
yurid is hak dan kewajiban dari organ Badan Hukum Milik
Negara secara pribadi terpisah dengan hak dan kewajiban
Badan Hukul11' Milik Negara. sehingga hukum
l11emperhitungkan perbuatan dari pengurus ke pad a Badan
Hukum Milik Negara. Thearie Juridische Realileil yang di
kel11ukakan oleh Paul Scholten dan Meyers
menyatakan ,"bahwa segala yang di perbuat oleh pengurus
dalam fungsinya dapat dipertanggung jawabkan terhadap
hukum itu sendiri"" Hal ini tidak lain adalah suatu
pengakuan, bahwa pengurus mewakili Badan Hukum Milik
Negara.
Pertangungjawaban badan hukum itu ada, jika organ itu
bertindak dalam batas-batas formil dari wewenangnya, tetapi
organ dalam menyelenggarakan tugasnya yang mengikat
badan hukum, "organ dapat melakukan kesalahan-kesalahan
pribadi yang merugikan badan hukum dan l11erupakan
perbuatan melanggar hukum yang mewajibkan mereka untuk
menggati kerugian secara pribadi pula"16. Jadi jelaslah
dalam hal organ dari Badan Hukum Milik Negara bertindak
diluar wewenangnya ,Badan Hukum Milik Negara tidak
dapat diminta pertanggung jawabannya, penguruslah yang

]4 Ibid.. hal. 45

" Chirid Ali. Op. Cil., hal. 22.

16 Ibid.
372 Jurnai Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Juli- September 2006

diminta pertanggllng jawabannya secara pribadi jika pihak


ketiga menderita kerugian yang diakibatkan oleh perbllatan
pengurus. Otto Von Gierke yang dikutip oleh Al i Rido yang
menyatakan bahwa:
... badan hukum adalah suatu realitas sesungguhnya
sama seperti sifat kepribadian alam manusia ada
didalam pergaulan hukum. Disini tidak hanya slIatu
pribadi yang sesungguhnya. tetapi badan hukum itu
juga mempunyai kehendak atau kemauan sendiri yang
di bentuk melalui alat-alat perlengkapannya. Apa
yang mereka putuskan adalah kehendak atau kemauan
dari badan hukum ... 17
Berdasarkan pendapat diatas alat-alat perle ngkapan dari
Badan Hukum Milik Negara adalah organ dari Badan
Hukum Milik Negara itu sendiri dalam melaksanakan tujllan
dari Badan Hukum Milik Negara, oleh sebab itu pengaturan
mengenai kewenangan dari tiap organ harus diatur secara
. jelas agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang atau
bertindak diluar batas wewenangnya atau Ultra Vires.
Logeman n berpendapat <lalam pengertian mengenai
organisasi yang teratur adalah: didalam suatu badan hukum
organisasi yang teratur merupakan suatu hal yang esensial
untuk 1I1ltuk mengejar SlI3tU tujuan bersama dengan suatu
pembagian tugas yang jelas.'8 dari pendapat Logeman ini
dapat terlihat bahwa pengaturan kewenangan dari tiap organ
merupakan persayaratan lItama bagi suatu badan hukum
untuk melaksanakan fungs inya dengan baik demikian pula
bagi Badan Hukum Milik Negara.
Wirjono Projodikoro mengemukakan pengertian dari suatu
badan hukum, adalah badan di samping manusia
perseorangan juga dianggap dapat bertindak dalam hukum
dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban-kewaj iban dan
perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain ,
sedangkan R. Subekti memberikan penjelasan tentang badan
Hukum pad a pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan
yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan

" Ali Rido. Op. Cit .. hal. 7.

IS Ibid.
Status U/ sebagai BHMN ditinjall dari Keuangan Publik, Mizamil 373

seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri,


dapat digugat atau menggugat di depan hakim,19
Dari pendapat Wirjono Projodikoro dan R.Subekti, dapat
dipahami bahwa sebagai suatu bad an hukum, Badan HlIkllm
Milik Negara memiliki hak dan kewajiban serta dapat
bertindak melakukan hubungan hukum terhadap pihak
ketiga, sel1a dapat digugat atau menggugat di pengadilan.
5. Analisis Manfaat
Sebagai unit di dalam Departemen Pendidikan dan
Keblldayaan, Perguruan Tinggi Negeri secara hukum tidak
dapat memiliki otonomi. Demikian juga akuntabilitas kepada
masyarakat (stakeholders) amat sulit untuk secara utuh
dimintakan kepada Pergllrllan Tinggi Negeri sebagai unit
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan
kredibilitas hanya akan dapat diperoleh apabila kedua hal
tersebllt, otonomi dan akllntabilitas, secara nyata d imi li ki dan
·
d Iterap k an 20 . '

Asas yang penting dalam leW" yaitu asas Un iversalitas


(Universaliteits beginsel) bahwa setiap penerimaan negara
harus diserahkan/disetorkan ke pada kas negara, dan tidak
boleh secara langsung digunakan untuk pengeluaran. Ini
prinsip sekali dan setiap tahun, hal ini lah yang dilanggar
oleh Perguruan Tinggi Negeri,"
Konsep BHMN untllk memberikan kemandirian kepada PTN
untuk menge lola lIrusan rumah tangganya. Kemand irian

19 Chidir Ali, "Badan Hukum", Cet.2, (Bandung: PT. Alumni. 1999), hal. 19.

20 Indonesia. Peralliran PemerinlClh ten tang Penetapan Perguruan Tinggi sebagai


Badon Hukllm. PP NO. 6! tahun 1999. LN No. 116. TLN No. 3860, aturan penjelasan

21 Berdasa rkan kl:tcntuan dari UndangMUndang wnlflng Kcuangan Negara. Bab Xl.
kt:lcntuan penulUp. rasal 37. yang menyatakan balm'a sepanjang telah diatur dalam Undang-
Un dang ini. keten tu3n dari Illdische Comptabilileilswel (leW). Staatsblad Tahull 1925
Nomor 448 scbagaimana telah bebcrapa kali diubah. terakhir dengan Unda ng·unclang Nomor
9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 53. Tambahan
Lembaran Ncgara NomoI' 2860): 1ndische Sedrijvenwet (lSW) Stb!. 1927 Nomor 419 jo. Stb!.
1936 Nomor 445: Reglelllenl VOOI' hel Adminislrtllief Beheer CRAB) Stb!. 1933 Nomor 381:
din),atakan tidak berlaku lagi.

22 Aritin P. Soeria Atmadja. dalam pertemuan rupat koordinasi 4 Pcrguruan Tinggi


BHMN di Universitas Indonesia. (Depok. 24 - 25 Oklober. 2003).
37-1 il/rnal Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 iu/i- September 2006

dapat diperoleh kalilll bentuk PTN sebagai instansi


pemerintah menjadi suatu bad an hukum privat tetapi badan
hukum privat yang ada badan hukum Perjan yang nirlaba. Oi
dalam perjalanannya sela njutnya dalam UU Badan Usaha
Milik Negara yang baru tidak dikenal ada perjan, yang ada
bentuk perum dan persero. Sehingga bentuk perjan ini
dianggap juga bukan yang coeok untuk Perguruan Tinggi
Negeri ini . Bidang Perusahaan Negara Perjan badan layanan
umum yang bentuknya korporate dan nirlaba,23 pendapat
serupa juga dikemukakan oleh Oirektur Jenderal Pendidikan
Tinggi,"
Kualitas, Otonomi, akuntabilitas merupakan suatu paradigma
baru dalam pengelolaan pendidikan tinggi di indonesia 2 '
Perubahan ini memfokuskan pada peningkatan kualitas dan
efisiensi pendidikan tinggi yang mengarah pad a
pembangunan yang kompetitif yang menuntut peran aktif
dari Universitas. Perubahan entitas hukum dari Un ivers itas
membawa pengaruh pada perubahan pola pendana dari
Universitas itu sendiri. Perubahan Pendanaan pad a
Perguruan Tinggi negeri akan mengakibatkan peninjauan
pola pendanaan yang sefama ini dilakukan berdasarkan
ketentuan lew yang suda h tidak berlaku lagi sejak Undang-
Undang Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003
diberlakukan. Pola pendanan pemerintah dengan
mengalokasikan dana dari APBN," melalui angga ran rutin
dan anggaran pembangunan.
Berubahnya status Perguruan Tinggi negeri menjadi Badan
Hukum, maka tugas pemerintah dalam pendanaan
diharapkan akan menerapka n mekanisme block grand atau
pun hibah, yang berdasarkan pengeluaran atau jumlah dari

23 Dipaparkan oleh Sofyan Effendi , Dalam pertemuan rapat koordinasi 4 Perguruan


Tinggi BHMN di Universitas Indonesia. Depok. 24 - 25 Oktober 2003.

24 Satryo Socmantri Brodjoncgoro. "Landasan Implemcntasi Pcrguruan Tinggi


Ncgeri Sebagai badan Hukum Milik Negara", Direktur lenderal Pcndidikan Tinggi,
(Jakarta:200 1}.,butir. 19.

25 Eric Beerkens, Moving Toward Au/onomy in Indonesia Higher Education, 2002 .


<http://ww\\..bc.edulbc_org/avp/soe/ci hc/ ne w sletter/news29/textOI5.htm> .

" Ibid.
Status VI sebagai BHMN ditinjall dari Keuangan Publik, Mizamil 375

lulusan yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi tersebut,


maupun berupa hasil penelitian termasuk paten dan publikasi
ilmiah, dan juga berupa karya pengembangan kapasitas
masyarakat secara luas-'
Perubahan status pad a Perguruan Tinggi negeri menjadi
Badan Hukum yang memberikan kemandirian yang
diwujudkan dengan diberikannya otonomi . Otonomi yang
dimaksud merupakan hak atau kewenangan yang diberikan
oleh pihak pemerintah pad a perguruan tinggi untuk
menjalankan fu ngsinya secara mandiri. Pemberian olonomi
yang lebih besar dipandang dapat memberikan iklim yang
kondusif untuk menunjang kebebasan akademik.'8 Otonomi
yang lebih besar dalam pengelolaan sumber daya termasuk
dalam pendanaan dimaksudkan agar universitas dapat
denga n mudah untuk mentukan misi, Illjuan dan perencanaan
srategik bagi Universitas bersangkutan. Selain itu semua
otonomi haruslah sejalan dengan akuntabilitas yang tinggi.
Perubahan status menjadi bad an hukum berakibat
pengelolaan keuangannya dilakukan secara mandiri dan tidak
tunduk pada ketentuan hukum publik, khususnya keuangan
Negara. Bentuk Badan Hukum Milik Negara dipilih karena
bentuk badan hukum lain seperti Perjan, Perum Persero
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Bentuk-bentuk badan hukum Perjan, Perum Persero tidak
dapat memenuhi keinginan dari Perguruan Tinggi Negeri
untuk melaksanakan otonomi dan dapat dimintakan
akuntabilitasnya secara langs ung dengan sifat nirlaba
sehingga dipilih bentllk yaitu Badan Hukum Milik Negara,'9
dengan karakteristik yang telah di atas Sehingga pertanyaan
mengapa Perguruan Tinggi Negeri dalam hal ini Universitas
Indo nesia perlu diubah status nya menjadi Badan Hukum

27 Ibid .. Lihat juga landasan implemetasi Perguruan Tinggi Negeri menjadi BHMN
yang dikeluarkan oleh Direktur Jcndcm[ Pendidikan Tinggi.

28 Sri Soejatiminah Ekroman. 'Tantangan Kepemimpinan & Manajemen


Menyongsong Era Otonom i Pada Universitas. <http://www.dcpdiknas.go.id/
j urnall30/tantan gan. hI Ill>.

29 Lihat Keputus3n Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


042/U/2000 mengenai Persyaratan dOli Tala Cara Penelapan Pergllruon Tinggi Nege ri
Sebagai Badan /-I1Ih-lim
J 76 Jurnal Hukum dan Pen/bangllnan Tahun Ke-J6 No. J Juli- September 2006

Milik Negara adalah agar Universiats Indonesia dapat


dikelola secara lebih baik dan lebih profesional, dengan
profesional manajemen yang sangat diperlukan unlllk
menjawab tantangan yang ada pada pad a bad an huku1l1 ini,
hal ini ditunjukan dengan akuntabilitas yang tinggi dari
pengelolaannya.

2. Pengaturan Keuangan Publik Pad a Universitas


Indonesia Berkaitan dengan Kedudukannya sebagai
Badan Hukum Milik Negara

Dalam Pasal 12, Peraturan Pemerintah Nomor 152 tahun


2000 tentang Penetapan status Universitas Indonesia sebagai
Badan Hukum Milik Negara. Terdapat ketentuan mengenai
pembiayaan dengan menggunakan dana dari pemerintah jelas
terlihat masih ada kerterlibatan keuangan negara dalam Badan
Hukum Milik Negara ini. Pendanaan oleh pemerintah kepada
perguruan tinggi negeri terdiri atas dana rutin (DIK) yang
ditujukan untuk menanggung biaya operasional perguruan tinggi
dan dana pembangunan (DIP) yang ditujukan untuk
pembangunan/investasi/pengemb~ngan termasuk di dalamnya
tambahan biaya operasional, hal ini terjadi disebabkan masih
adanya Pegawai Negeri Sipil dalam strllktllr Badan Hukum Milik
Negara.'o
Sistem Keuangan pada Perguruan T inggi Negeri dengan
status Badan Hukum Milik Negara bersifat sistem keuangan yang
otonom dimana terdapat keseimbangan antara block Gand atau
block funding dengan Internal resourrces yang terdiri dari
Spp,venlures dan Endowment atau sumbangan, kese1l1uanya ini
dike lola dengan akuntasi dan akuntabilitas yang tinggi.
Pengelolaan keuangan ini dilaksanakan dengan penganggaran
yang solid guna tercapainya visi dan misi dari Badan Hukum
Milik Negara.
Model pengelolaan dana seperti ini sebagai contoh juga
dilakukan oleh Perguruan Ti nggi di Inglfris dengan
menggabungkan total grand dengan tuition fee . I Prinsip dari

30 Eric Beerkens, Op. Cil., Lihat juga. "Landasan Implcmetasi Perguruan Tinggi
Negeri menjadi BHMN", yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Tahun
2001
Status U/ sebagai BHMN ditinjall dari Keuangan Publik, Mizamil 377

pendanaan secara umum dalam model pad a Pengelolaan


Pendidikan tinggi yang otonom di Inggris dari segi pendanaan
adalah dalam pendistribusian pendanaan, dimana tujuan dari
Universitas adalah mempertemukan kebutuhan dari
mahasiswanya, para pegawai dan kebutuhan bangsa atau
masyarakat dengan melalaui pendanaan yang baik mereka
mempromosikan kualiatas yang baik dari pendidikan dan
pengajaran," Universitas menerima biaya pendidikan dalam
bentuk Grand dan student fee, bagi mahasiswa reguler strata satu
atau 5 I dapat memperoleh subsidi dari pemerintah tergantung dari
keadaan keuangan mereka, bagi mahasiswa program Pascasarjana
atau 52 pembiayaannya dilakukan secara penuh tanpa subsidi dari
pemerintah, tetapi untuk biaya penelitian disediakan oleh dewan
penelitian yang terdapat pad a Universitas yang bersangkutan.
Jumlah total grand dan tuition fees adalah bergantung pad a
sumber pengajaran dan bertujuan terhadap peningkatan kualitas
pendidikan yang menjadi suatu tujuan akhir.
Di Universitas Indonesia untuk keberhasilan proses
akuntabilitas kelembagaim, maka perlu dukungan pendanaan yang
sesuai dengan semangat akuntabilitas yaitu pendanaan yang
bersifat block-funding yang berarti pemerintah mengalokasikan
dana secara langsung dan pengelolaannya diserahkan pad a
Universitas Indonesia, sehingga terdapat kebebasan dan
keluwesan dalam penggunaan dana yang diarahkan kepada
pencapaian hasil yang optimal. Pendanaan yang berbasis kepada
keluaran (output/outcome based funding mechanism) menjadi
penting .
Pendekatan otonomi dalam pendanaan perguruan tinggi
ditekankan kepada perhitungan berbasis keluaran (output) dan
bukan berbasis masukan (input). misalnya jumlah Dosen pad a
Perguruan Tinggi Negeri tersebut perlu pendefinisian keluaran
secara cermat dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mengukur. Hal ini untuk menunjukkan akuntabilitas publik
terhadap dana yang digunakan oleh perguruan tinggi. Sadan
Hukum Milik Negara dalam melakllkan pengelolaan kellangannya
haruslah membuat pengaanggaran yang didasarkan program yang
jelas, melalui sllmber pendanan yang terkendali dan

31 Higher Education Funding Council for England,"Founding higher education in


England", <http;!/www.J-Iefce.ac.llk>.

n Ibid.
378 Jumo! HukulIl don Pembongunon Tohun Ke-36 No.3 Ju/i- September 2006

Oprasionalisasi dari penggunaan anggaran harus transparan.


Dalam mengajukan anggaran harus dilakukan anal isis yang
memberikan feedback dari penggunaan anggaran terse but. Dari
pengelolaan anggaran ini dapat diberikan reward dan penalty yang
jelas apa bila dalam pengelolaannya berhasil atau malah terjadi
salah kelola. Berkaiatan dengan keluaran yang dihasilkan o le h
perguruan tinggi dalam bentuk jumlah lulusan, mutu lulusan dan
relevansinya dengan kebutuhan nas ional.
Status sebagi Badan Hukum Milik Negara pad a Unive rsitas
Indonesia memiliki konsekllensi peraturan perundang-undangan
yang saat ini berlaku didalam pengelolaan dan pertanggung
jawaban keuangan yang diatur dalam Undang-Undang tentang
Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003 tidak berlaku, hal ini
disebabkan kekayaan milik negara yang dipisahkan menjadi
kekayaan awal Badan hukum Milik Negara, maka seket ika itu
pula sejak Peraturan pemerintah tentang Penetapan Universitas
Indonesia Menjadi badan Hukum Milik Negara di tetapkan dan
diberlakukan, maka seketika itu sudah tidak terdapat lagi
hubungan publik kepemilikan antara negara dengan kekayaan
negara yang dipisahkan dan status hukum kekayaan negara
tersebut tidak tunduk pada ketentuan publik.

B. Kendala Universitas Indonesia berkaitan dengan Status


sebagai Badan HUkum Milik Negara

Setelah statllsnya ditetapkan menjadi Badan HlIkum M ilik Negara


masih terdapat kendala, terutama dalam hal pendanaan, Persoalan ya ng
dihadapi oleh BHMN adalah di satu sis i mendapat dana peillerintah
(dana publik) dan di sisi lain mempunyai kebebasan untuk
memperoleh dana masyarakat (seperti halnya swasta).
Pada dasarnya BHMN tersebut adalah milik peillerintah karena
Illelakukan tugas yang diberikan oleh peillerintah. Apabila BHMN
tersebut kemudian juga Illelakukan kegiatan "swasta" di samp ing tLlgas
utamanya yang dari pemerintah, maka peillerintah harus Illemastikan
bahwa ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama. kegiatan
"swasta" tersebut harus konsisten dan kOlllplemen dengan misi utama
perguruan tinggi dalam hal pendidikan dan penelitian . Kedua, kegiatan
"swasta" tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kegiatan yang didanai pemerintah artinya dana
pemerintah tidak digunakan untuk mensubsidi kegiatan "swasta". Hal
ini berarti bahwa kegiatan "swasta" tersebut harus sepenuhl1ya dibiayai
Status UI sebagai BHMN dilinjal/ dari Keuangan Publik, Mizamil 379

oleh peserta/pelaku termasuk di sini biaya untuk utilitas dan perawatan


serta administrasi ,
Dalam pengalokasian dana dari pemerintah yang direncanakan
dalam bentuk block grant , Pengaturan alokasi anggaran ke PT BHMN
dalam bentuk block grant tersebut, perlu diatur dalam hukum
perundang-undnagan yang lebih tinggi, yaitu UU Badan Hukum
Pendidikan (BHP) dan UU Keuangan Negara yang sampai saat ini
justrubelum ada. Pengaturan ini diperlukan agar tidak terjadi
penyalahgunaan dana yang diberikan.
Bagi in st itus i yang memperoleh otonomi finansial, fungsi
pengawasan menjadi sangat penting dan konsep pengawasannya
sangat berbeda dengan pengawasan yang selama ini dikenal di instansi
pemerintah. Pengawasan tersebut akan d iarahkan kepada pemenuhan
kewaj iban sesuai dengan peruntukan block:funding, apakah telah
sesual dengan tujuan pendanaan terse but. Termasuk dalam
pengawasan ini adalah pengawasan terhadap tindakan korupsi dan
penyalahgunaan dana pemerintah untuk sektor yang seharusnya tidak
disubsidi. Dengan demikian pengawasan dilakukan tidak ha nya
terhadap perolehan dana dari pemerintah akan tetapi juga terhadap
dana yang diperoleh dan sumber lainnya secara komprehensif. Pola
pengawasan semacam ini sudah normal dilakukan untuk institusi yang
otonomi secara finansial.
Permasalahan dalam bidang pengawasan adalah, berdasarkan
Undang-Undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara Nomor 15 tahun 2004, Badan Pemeriksa
Keuangan atau BPK berpedoman bahwa ruang lingkup pemriksaannya
adalah seluruh unsur keuangan negara sebagai mana yang dimaksud
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara 33
Berdasarkan ketentuan ini BPK berwenang untuk memeriksa,
terutama berdasarkan ketentuan pada huruf g. Bahwa kekayaan
negara/kekayaan daerah yang dike lola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
perusahaan negara/ perusahaan daerah;

JJ Indonesia. Undang-Undang tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung


Jawab Kellangan Negara .. UU No.15 tahun 2004. LN No.66 tahun 2004. TLN No .4400.
Pasal. 3.
380 Jurnal Hukum dan Pembal1gunan Tallllll Ke·36 No.3 Juli- Seplember ]006

C. Mallfaat Melljadi badan Hllkllm Milik Negara

Manfaat yang diperoleh Universitas Indonesia dengan perubahan


status menjadi Badan Hukum Milik Negara Bi la dilihat dari penjelasan
Pasal-Pasal dalam Peraturan Pemerintah No.152 tahun 2000 tentang
Penetapan Universitas Indonesia Sebagai Badan Hukum Milik Negara.
Perubahan fundamental yang diperoleh sehubungan otonomi
perguruan tinggi membawa konsekuensi utama pada universitas, yaitll
untuk dikelola secara lebih baik dan profesional.
Faktor utama lain yang dapat dilihat sebagai pendorong bagi
universitas untuk harus lebih profesional dalam pengelolaannya adalah
besarnya jumlah mahasiswa. Beberapa penelitan menyebutkan
banyaknya mahasiswa pada suatau universitas menuntut pengelolaan
universitas yang lebih profesionaV' sebagaimana diungkapkan oleh
Scoot bahwa universitas must be managed as a business not because
they are business but because they are on a corporate scale35 Oleh
karena itu, korporasi manajemen di univers itas yang bercirikan
kepemimpinan yang tangguh dan alur otoritas yang jelas, tampaknya
bisa menjadi pilihan dalam rangka menciptakan manajemen yang
36
efektif di perguruan tinggi Oi University OJ Glasgow, garis
tanggung jawab yang jelas terdapat dalam hubungan antara Principal,
Secretary, Dean dan secara tegas m!"mi liki pendelegasian dari pihak
yang berwenang37 sehingga dapat menciptakan pola pengelolaan yang
efekt if.
Visi dan Misi dari Universitas Indonesia hanya dapat
dilaksanakan dengan adanya Otonoilli baik dalalll bidang akadeillik
maupun keuangan. Oi beberapa negara Asia seperti Malaysia dan
Thailand pengelolaan dengan model korporasi Illulai Illenjadi suatu
trend. Oi Inggris penggabungan bentuk grand ditambah dengan lUi/ion

34 Issu es in the Transformation Toward a Legal Entity are the Changes in University
Funding . <htlp :l/www.bc.edu/ bc_orglavp/soe/cihe/newsletterlNews29/textOIS . htm>

3S Berubah S[otus Menjadi Badan Hukum Milik Negara pada tahlln fmplem entasi
Kurikulwl1 Bahasa Indonesia: Pemanfiwlan Waktu Menyongsong Era OlOnomi pada
Universitas. <hnp:/lwww.pdk.go.id/ Jumal /30/editorial.htm>.

36 Lihat kebijakan umum tentang arah pengembangan Universitas Indonesia 2002 ·


2004.

H Dugald Mackie, Secretary of Court University ofGlasgow,"National Strategy For


The management And Development Of Higher Education In Indonesia".
Status Uf sebagai BHMN ditinjau dari Keuangan Publik. Mizamil 381

lee menjadi sumber pendanaan bagi pendidikan tinggi,38 Pendidikan


Tinggi mengarah pad a otonomi yang luas agar dapat menjalankan visi
dan misi pad a perguruan tinggi.
Peru bah an status Universitas Indonesia menjadi Badan Hukum
Milik Negara, memberikan keuntungan tersendiri dalam melaksanakan
misi dari Universitas Indones ia. Pendekatan ekonomi yang berbasis
efisiensi. Mengaharuskan pengelolaan yang efisien dilakukan oleh
Universitas Indonesia. Efisiensi dapat diartikan sebagai usaha
men geksploitasi sumber-sumber daya ekonomi sedemikian rupa,
sehingga nilai kepuasan manusia sebagaimana diukur dari kemauan
konsumen untuk membayar baarang dan jasa dimaksimalkan 39
Ekonomi modern berpandangan bahwa penghargaan terhadap
individu merupakan hal yang menentukan tindakan ekonomi dan oleh
karenanya merupakan faktor yang mentukan . Peningkatan efisiensi
secara tem s menerus merupakan sa lah satu perhatian sistem
ekonomi. 40 O leh karenanya sistem ekonomi harus senantiasa
diusahakan agar dapat menampung ide-ide baru dan dises uaikan
dengan kondisi yang berubah agar tercapai tingkat efisiensi yang
tinggi.4I Efisiensi adalah salah satu masalah pokok dalam ilmu
ekonomi. Efisiensi diartikan sebagai tidak adanya barang yang
terbuang percuma atau penggunaan sumber daya ekonomi seefektif
mungkin untuk memnuhi kebutuhan dan keinginan masyarakai4 2
Menurut Sri Redjeki Hartono, dunia bisnis adalah dunia yang penuh
dengan kretifitas dan inovasi yang sangat efektif karena tujuannya
mapan dan jelas yaitu keuntungan ekonomi. 43

38 Eric Beerkens. Aloving Toward AlIlonomy in Indonesia Higher Education 2002.


<http://www.bc.cdu/bc_o rglavp/soe/cihe/newsletter/news2 9/textOI5.htm> .

39 NUfUJ Fajri C hikmawati, "Analisis Kritis Tcrhadap Konsep Pendekatan Ekonomi


Te rhadap Hukum dalam Beberapa pendekatan Eko nomi dalam Hukum". cet.l . penyunting.
Jimly Asshiddiqie. et. al .. (Jakarta: Pusat Studi Hukum Tala Negara Uf, 2003). hal. 81.

40 Ibid., hal. 87.

41 Ibid.

42 Paul A Samuelson dan William D. Nordhau s, "Makro Ekonomi". Ed.


Kcempatbelas. Editor. Yati Sumiharti. S.E .. (Jakana: Penerbit Erlangga, 1995). hal. 27.

43 Sri Redjeki Harlono. "'Kapita Selekta I-Iukum Ekonomi". cet.I, (Bandung: Mandar
Maju, 2000). hal. 30.
382 Jurnai Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Juli- September 2006

III. Penutup

A. Simpulan

I) Berdasarkan anal isis dari dasar yuridis formal, doktrin dan


manfaat, dasar dari pembentukan Badan Hukum Milik
Negara terdiri dari dua Undang-Undang; pertama
berdasarkan Burgerlijk Wetboek dan pelaksanaan dari
Undang-Undang No.2 ta hun 1989 Pasal 22 ayat 2. Dari dasar
tersebut dapat ditarik suatu gambaran bahwa bentuk Badan
Hukum Milik Negara dipilih agar Perguruan T in ggi Neger i
sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi dan
penelitian ilmiah dapat memiliki olonomi dalam
pengelolaannya, sehingga status harus diubah menjadi badan
hukum.
2) Status sebagai Badan Hukum Milik Negara pad a Universitas
Indonesia memiliki kendala, terutama dari sudut peraturan
Perundang-undangan yang leb ih tinggi yaitu Undang-
Undang. dimulai dari Undang-Undang Keuangan Negara
yang merupakan dasar pengaturan Keuangan Negara di
Indonesia, Undang-Undang Perbendaharaan Negara,
Undang-Undang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara, Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional. Kesemuanya tidak mengatur tentang
Badan Hukum Milik Negara, sehingga dalam penerapan
Undang-Undang tersebut menimbulkan keraguan bahkan
dapat menimbulkan perbenturan antar institus i.
3) Keuntungan menjadi Badan I-Iukum pacta Universitas
Indonesia. Tercermin pada semangat yang ada pada Rencana
strategis 2003-2007 (Restra Ul) dimana dengan status
sebagai Badan Hukum Milik Negara, Uni versitas Indones ia
optimis dapat melangkah sesuai dengan visi dan misinya
baik di bidang akademik maupun dibidang non akademik.
Perubahan fundamental yang diperoleh sehubungan otollomi
perguruan tinggi membawa konsekuens i utama pada
universitas, yaitu untuk dike lola secara lebih baik dan
professional. Oleh sebab itu, profesional manajemen
diperlukan untuk menjawab tantangan-tantangan yang timbul
seperti memperbaiki penampilan, meningkatkan akuntabilitas
dan menjadi kompetitif.
Status VI sebagai BHMN ditinjau dari Keuangan Publik. Mizamil 383

B. Saran

1) Status Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik


Negara yang kekayaan awal Universitas Indonesia
merupakan kekayaan negara yang dipisahkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, maka kedudukan kekayaan
awal terse but telah menjadi kekayaan privat Universitas
Indonesia, dengan demikian pengawas fungsional negara
tidak berhak lagi melakukan pemeriksaan terhadap
Univers itas Indonesia. Sebagai institusi yang termasuk dalam
domain publik, maka yang berhak melakukan pemeriksaan
terhadap laporan keuangan yang disampaikan oleh pimpinan
uni versitas adalah akuntan publik. Penerimaan Universitas
Indonesia yang berasal dari masyarakat tidak dimasukkan
dalam Anggaran Pemerintah Pusat atau Daerah. Dengan
penjelasan diatas maka Universitas Indones ia sebagai Badan
Hukum Milik Negara termasuk sebagai subjek pajak, maka
dengan statusnya s~bagai subjek pajak perlu dimintakan
Nomor Pokok Wajib Pajak yang sebelumnya belum
diperoleh karena masih dalam unit dari Depertemen
Pendidikan Nasional.
2) Perlunya dilakukan sinkronisasi terhadap peraturan
perundang-undangan yang ada sekarang 1111 terutama
berkaitan dengan Keuangan Negara dan Perbendaharaan
Negara yang tidak mencantumkan Badan Hukum Milik
Negara di dalamnya, hal ini dapat menimbulkan interpretasi
yang kelitu terhadap Badan Hukum Milik Negara oleh
masyarakat dan instasi terkait, yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kinerja dan tujuan dari Badan Hukum Milik
Negara itu sendiri.
3) Untuk mengoptimalkan tujuan dari Badan Hukum Milik
Negara, perlu dilakukan sosia lisasi yang lebih intensif
mengena i kedudukan Perguruan Tinggi Negeri sebagai
Badan Hukum Milik Negara, selain ilu penge lolaan yang
bersifat enterpreneurship dan se mangat corporas i perlu
ditumbuhkan dalam Badan Hukum Milik Negara, yang pad a
akhirnya akan lebih meningkatkan kualitas baik mulu
pendidikan yang dinilai dari keluarannya maupun has il-hasil
yang lain, sehingga dapat leb ih turut bersai ng dalam era
globalisasi.
384 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Juli- September 2006

DAFT AR PUST AKA

Ais, Chatamarrasjid., Badan Hukum yayasan (Suatu Analisis Mengenai


Yayasan Sebagai Badan Hukum Sosial), Cet.! ,Bandung: C itra Aditya
Bakti, 2002.
___=:-:" Menyingkap Tabir Perseroan (Piercing The Corporate
veil)Kapita Selekta hukum Perusahaan, Cet.!, Bandung: C itra Aditya
Bakti,2000.
Ali, Ch idir., Badan Hukum. Cet.9, Bandung: Alumni, 1999.
Asshiddiqie, Jimly., Beberapa Pendekatan Ekonomi Dalam Hukum. Cet.l.
Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara UI, 2003.
Badrulzaman, Mariam Darus., Aneka Hukum Bisnis, Cet.l, Bandung:
Alumni, 1994.
Barata, Atep Adya dan Bambang Trihartanto., Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan NegaraJDaerah, Cel.l. Jakarta:PT Elex Media Komputindo,
2004.
Dirjosisworo, Soedjono. , Hukum Perusahaan Mengenai Bentuk-bentuk
Perusahaan di Indonesia, Cet. l . Bandung: Mandar Maju, 1997.
Dirjosisworo, Soedjono., Hukum Perusahaan Mengenai Penanaman Modal di
Indonesia, Cet. I. Bandung: Mandar Maju, 1999.
Fuady, Munir. , HlIkum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, Cet.2,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002.
Fuady, Munir., Hukum Bisnis dalam Teori Dan Praktek, Cet.2, Bandung: PT.
Citra Ad itya Bakti, 2002.
Hartono, Sri Redjeki., Kapita Selekta Hukum Ekonomi, Cet. I, Bandung:
Mandar Maju, 2000.
Hardjianto, Hartoyo., Posisi Departemen Keuangan Pad a Masa Transisi
Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan HlIkum Milik Negara.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Koordinasi 4 Perguruan
Tinggi" Kaji Ulang Percepatan Masa Transisi:Penge lolaan SDM,
Aspek Legal, Kelembagaan Dan Jaminan Mutu PT-BHMN",
Universitas Indonesia, 24-25 Oktober 2003.
Hartono, Sri Redjeki., "Aspek Keperdataan Pada Pelayanan Publik"
(Makalah disampaikan dalam Seminar "RUU Pelayanan Publik" yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara,
Jakarta, - Mei 2003.
Slatus VI sebagai BHMN dilinjau dari Keuangan Publik. Mizamil 385

Hikmahanto, Juwana., Bunga Rampai Hukum Ekonomi dan Hukum


Internasional, Cet.l, Jakarta : Lentera Hati, 2002.
H.M.N. Purwosutjipto., Pengertian Pokok hukum Dagang, Bentuk-Bentuk
Perusahaan, Cet.9, Jakarta: Djambatan, 1999.
Kansil, C.S.T. dan Cristine S.T., Kansil. , Pokok-Pokok Badan Hukum, Cet.l ,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.
dan Cristine S.T., Kansil., Hukum Perusahaan Indonesia
(Aspek Hukum Dalam Ekonomi), Cet.l , Jakarta: Pradnya Paramita,
1996.
Muhammad, Abdulkadir., Hukum Perusahaan Indonesia, Cet.2, Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2002.
Musgrave, R.A., The TheOlY of Public Finance, I" Ed, Tokyo: McGraw Hill,
1961.
Nugraha, Safri., Privatisalion Of State Enterprises In The 20'" Century A
Step Forwards Or Backwards. I ". Ed, Jakarta: Institute For Law and
economics Studies, 2004. .
Projodikoro, Wirjono. , Azas-azas Hukum Perdata, Cet. 10, Bandung: PT.
Bale Sumur Bandung, 1990.
_ _ -=-_ :-" Perbuatan Melanggar Hukum., Cet. 6. Bandung: Sumur
Bandung, 1976.
Rido, Ali., Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan,
Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Edisi II, Cet.l, Bandung:
Alumni, 2001.
R. Subekti, Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 1974.
_ _ _:-:-_' Aneka Perjanjian, Cet.l 0, Bandllng: PT. Citra Aditya Bakti,
1995.
Soemitro, Rochmat. , Hlikum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf. Cet.l,
Bandllng: PT. Eresco, 1993.
Soeria Atmadja, Arifin P.,"Badan HlIkllm Milik Negara" Makalah
disampaikan pada Pertemllan Koordinasi 4 Pergurllan T inggi" Kaji
Ulang Percepatan Masa Transisi:Pengelolaan SDM, Aspek Legal,
Kelembagaan Dan Jaminan Mutu PT-BHMN", Universitas Indonesia,
24-25 Oktober 2003.
386 Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun Ke-36 No.3 Ju/i- September 2006

Soeria Atmadja, Arifin P., Kapita Selekta Keuangan Negara, Suatu T injauan
Yuridis, Cel.l.Jakarta:UPT Penerbitan Universitas taruman Negara,
1996.
_ ____, Mekanisme Pertanggungjawaban Keuangan Negara suatu
Tinjauan Yuridis. Jakarta: PT. Gramed ia, 1986
Samuelson, Paul A. and William D., Nordhaus. Makro Ekonomi . Alih bahasa
oleh Haris Munandar, et.al., editor oleh Yati Sumiharti, Ed.14. Cel. 2,
Jakarta: Penerbit Erlangga, 1995.
Tim BPK. Keuangan Negara dan Badan Pemeriksa Keuangan, Cel. 3,
Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan, 2000.
Widjaja, Gunawan dan Kartini Muljadi., Perikatan Yang Lahir Dari Undang-
Undang, Cel. I. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2003.
_ _ __ _ " Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis: Pemilikan, Pengurusan,
Perwakilan & Pemberian Kuasa dalam Sudu! Pandang KUH Perdata,
Ed.l, Cel. I. Jakarta: Kencana, 2004.
_ _ __ _ , Seri Keuangan Publik: Pengelolaan Harta Kekayaan Negara
Suatu Tinjauan Yur idis, Ed.l, Cel. I, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002.
Widjaya, I.G.Rai., Hukum Perusahaan, Cel. 2, Jakarta: Kesaint Blanc, 2002.
Yani, Ahmad., Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah
Di Indonesia, Ed.l, Ce1.2, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Undang-Undang Tentang Perbendaharaan Negara, UU No.1


tahun 2004, LN No.5 tahun 2004,TLN No. 43
_ _ ____ , Undang-Undang Tentang Badan Usaha Milik Negara, UU
No.19 tahun 2003, LN No.70 tahun 2003, TLN No.4297
_ _ _ __ , Undang-undang Tentang Keuangan Negara, UU No. 17, lahun
2003,LN No.47, TLN No.4286
_____, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU
No.20 tahun 2003,LN No.78, TLN No.4301
_____, Peraturan Pemerintah Tentang Pendidikan Tinggi, PP No. 60
tahun 1999, LN No.IIS, TLN No.3859
SlalUS UI sebagai BHMN dilinjau dari Keuangan Publik, Mizamil 387

---:c;---' Peraturan Pemerintah Tentang Penetapan Perguruan Tinggi


Negeri Sebagai Badan Hukum , PP No.61 tahun 1999, LN No. 116
Tahun 1999
_ _--:---;-_" Peraturan Pemerintah Tentang Penetapan Universitas
Indonesia Sebagai Badan Hukum Milik Negara, PP No. 152 tahun
2000, LN No. 270 Tahun 2000
,Peraturan Pemerintah tentang Perusahaan Jawa/an
(PERJAN), PP No.6 tahun 2000, LN No. 12, TLN No.3928
----::c::-:-:--" Peratw'an Pemerintah tentang Perusahaan Umum (PERUM),
PP No.13 tahun 1998, LN No. 16,TLN No.3732
Peraturan Pemerintah tentang Perusahaan Perseroan
(PERSERO), PP No. 12 tahun 1998, LN No. IS, TLN No. 373 I
Departemen Pendidikan Nasional, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Pergurllan Tinggi
Negeri Sebagai Badan HlIkum, Kepmen Pendidikan Nasional no.
042/u/2000.
Kitab Undang-lIndang Hukum Perdata (Burger/ijk Wetboek Voor lndonesie),
Himpunan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia,
Disusun menu rut system Engelbrecht, Cet.2. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hove,1992.

Internet

Altbach, Philip G., "The Private Sector In Asian Higher Education",


<http://www . bc.ed u/bc _ org!avp/soe/c ihe/news IetterlN ews2 91N ewslet2
9.htm>, 22 Oktober 2004
Beerkens, Eric ., "Moving Toward Autonomy In Indonesian Higher
Education ", <.http://www.bc.edu/bc_org!avp/soe/cihe/newsletter/
News29/tex.tOI5.htm>, 14 Juli 2004
Ekroman, Sri Soejatm in ah., "Tantangan, Kepemimpinan & Manajemen
Menyongsong Era Otonomi Pada Universitas",. <http://www.
depdiknas.go.id/JurnaIl30/tantangan.htm>, 22 Oktober 2004
Higher Education Funding Council for England, "Funding Higher Education
in Eng/and" , <http://www.hefce.ac.uk>.
388 JlIrnal HlIkllm dan Pell/bangllnan Tal1lln Ke-36 No .. 3 JlIli- September 21106

Levy, Daniel c., "South Africa And Th e For Profit/Public Institution


Interface n. <.http://www.bc.edu/bc_orglavp/soe/cihe/llewsletterlNews
29/tex.t008 .htm>, 14 lul i 2004

Anda mungkin juga menyukai