Anda di halaman 1dari 12

CONTOH PENGISIAN

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 1 dari 12


INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2019
Nama Perangkat Daerah: .....................................................
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL I: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Tingkat I Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam Tidak ditemukan adanya kriteria  Dokumen Renja PD
dokumen perencanaan tahunan (Renja/RKPD) penentu kegiatan prioritas; telah  Dokumen RKA PD
dilakukan tanpa ada kriteria yang terukur. dihasilkan Renja/RKA Perangkat  Hasil wawancara dan pengamatan
Daerah
2. Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam
dokumen rencana tahunan dilakukan
berdasarkan analisis terhadap hasil (outcome)
apa yang akan dicapai kegiatan tersebut.
3. Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen
rencana tahunan dilakukan berdasarkan
analisis hasil (outcome) dan analisis
kemampuan kegiatan menghasilkan hasil
(outcome).
4. Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan
berdasarkan analisis yang membandingkan
hasil (outcome) yang akan dicapai antara satu
alternatif kegiatan dengan alternatif kegiatan
yang lain.
5. Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen
tahunan dilakukan dengan perbandingan hasil
(outcome) antara satu alternatif kegiatan
dengan alternatif kegiatan yang lain dan
dibantu dengan teknologi informasi.
Dilihat dari tingkat kesesuaian program, kegiatan dan angaran dalam dokumen perencanaan dan penganggaran (Renja dan RKA
Pagu Definitif); didukung persentase indikator outcome dan teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 2 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL II: MONITORING DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN TUGAS PERANGDA
1. Tingkat I Monitoring dan pengendalian dilakukan  Surat Perintah Tugas
dengan cara sederhana dan tidak terstruktur.  Nota dinas laporan monitoring
 Notulensi rapat monitoring internal
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik  SDA
berkala dengan fokus yang ditentukan. dengan tujuan yang jelas.  Kuesener monitoring
 Data kondisi awal kinerja PD, bisa
kuantitatif/ kualitatif
3. Tingkat III Monitoring dan pengendalian dilakukan secara
berkala dengan kriteria penyimpangan yang
terstandarisasi pada setiap tahap kegiatan.
4. Tingkat IV Monitoring dan pengendalian dilakukan secara
berkala dengan kriteria penyimpangan yang
terstandarisasi dan diikuti dengan umpan balik
berupa perbaikan yang terdokumentasi
dengan baik.
5. Tingkat V Monitoring dan pengendalian dilakukan secara
sistematis, terstandarisasi termasuk umpan
balik yang didukung oleh penggunaan
teknologi informasi berbasis internet.

Dilihat dari persentase pelaksanaan monitoring dan pengendalian yang telah dilakukan (Rakor POP, Rakor Pengendalian, Rakor
Fungsional, Rakor Sektoral, dll); didukung dengan hasil tindak lanjut dan teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 3 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIEBEL III: PENJAMINAN MUTU LAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk yang  Tanpa dukungan data
dihasilkan dan atas proses kerja yang  Hasil wawancara dan pengamatan
dilakukan.
2. Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses kerja Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
dilakukan secara berkala namun tidak sudah berjalan, namun belum  Paraf verifikasi
mempunyai standar mutu produk dan proses didukung standar yang ditetapkan.  Dilakukan berkala/ periodik
yang ditetapkan.
3. Tingkat III Mutu produk dan proses sudah distandarisasi
dan dilakukan pengujian secara berkala
secara internal.

4. Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses sudah


distandarisasi serta dilakukan pengukuran/
pengujian secara berkala oleh tenaga yang
bersertifikat.
5. Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses dilakukan
terstandarisasi dan berkala oleh tenaga ahli
bersertifikat serta didukung oleh teknologi
informasi berbasis internet.
Dilihat dari jenis dan jumlah manajemen mutu yang digunakan; didukung dengan dokumen manajemen mutu, hasil
pemantauan, dan teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 4 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL IV: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses pelaksanaan  Visualisasi proses pelaksanaan
pekerjaan pada perangkat daerah. pekerjaan (MMT, banner, dll)
 Belum ada dasar hukum penetapan
proses pelaksanaan pekerjaan
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Definisi proses organisasi sudah dituangkan  SDA
dalam standar operasi prosedur (SOP).  Dokumen SOP resmi (Pergub 37/2013)
Daftar jumlah SOP
3. Tingkat III Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
ke dalam SOP dan telah dilakukan evaluasi didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Dokumen evaluasi SOP (Nota dinas
berkala terhadap penerapan SOP. berkala (minimal setelah 2 tahun) edaran evaluasi, Nota dinas laporan
hasil evaluasi)
4. Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah dituangkan
dalam SOP, sudah dievaluasi secara berkala
dan dilakukan tindak lanjut terhadap hasil
evaluasi penerapan SOP berupa tindakan
koreksi atau perbaikan SOP.

5. Tingkat V Definisi proses organisasi sudah dituangkan


dalam SOP dan sudah dilakukan evaluasi
serta tindak lanjut, kemudian disesuaikan
dengan kebutuhan/keluhan pelanggan serta
didukung oleh teknologi berbasis internet.
Dilihat dari tingkat ketersediaan SOP pelayanan publik, baik internal maupun eksternal; didukung hasil evaluasi dan tindaklanjut
dan penggunaan aplikasi teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 5 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL V: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR
1. Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana kebutuhan  Surat tugas mengikuti diklat
pendidikan dan pelatihan pada perangkat  Pelaksanaan diklat mandiri atau
daerah yang bersangkutan. pengiriman
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan pengembangan  SDA
pegawai sudah tersusun secara parsial untuk  Rencana kebutuhan diklat jabatan
jabatan tertentu. tertentu/ parsial (SIJARI online, daftar
nama)
 Nota dinas edaran mengikuti diklat
(internal)
3. Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
pegawai disusun untuk seluruh jabatan. kebutuhan, sifatnya komprehensif  Rencana kebutuhan diklat semua
(semua jabatan). jabatan/ komprehensif
 Rekap kebutuhan diklat untuk semua
jabatan aparatur Dokumen
pelaksanaantraining need analysis
4. Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai dievaluasi
secara regular dan seluruh pengembangan
pegawai sudah dilaksanakan sesuai dengan
dokumen rencana pengembangan pegawai
yang sudah ditetapkan.
5. Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai
dievalusi secara regular sebagai umpan balik.

Dilihat dari persentase realisasi diklat dan persentase jenis diklat jabatan; didukung dengan hasil evaluasi tindak lanjut diklat
aparatur dan persentase aparatur ikut diklat

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 6 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL VI: ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMECAHAN MASALAH TUGAS PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah  Perda OTK dan Pergub Tusi
dilakukan secara sederhana dan dengan  Nota dinas / telaah staf
metode yang tidak terukur.  Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke publik Analisis kebijakan dilakukan tim  SDA
dilakukan oleh tim internal perangkat daerah internal PD  SK Tim Analis Kebijakan / SK Analis
yang bersangkutan. Kebijakan
 Adanya program kegiatan tim analis
kebijakan (undangan, daftar hadir,
notulen, hasil analisis kebijakan plus
rekomendasi, dll)
3. Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah
yang berdampak ke publik dilakukan
menggunakan metode/teknik ilmiah oleh tim
internal dengan melibatkan instansi
pemerintah terkait.
4. Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah
yang bersifat strategis/berdampak ke publik
melibatkan tim ahli.

5. Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah


strategis/berdampak ke publik melibatkan tim
ahli dengan melakukan konsultasi publik dan
analisis umpan balik yang terukur dan
terdokumentasi.
Dilihat dari persentase hasil kajian dan policy paper yang dihasilkan; didukung dengan alat kontrol jumlah analis kebijakan,
jumlah aparatur yang dilatih, dll

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 7 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL VII: MANAJEMEN SUMBER DAYA YANG TERUKUR
1. Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya  SK terkait Penempatan SDM,
berdasarkan ketentuan formal yang berlaku. Penganggaran, dan Tatalaksana
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek Input proyek berdasar analisis  SDA
dilakukanberdasarkan analisis kebutuhan kebutuhan sumber daya(analisis  Pergub standarisasi harga
bahan/ sumberdaya yang sudah ditetapkan. standar biaya/ belanja).  Ada analisis standar biaya/belanja
sumber daya (ASB)
3. Tingkat III Analisis kebutuhan input / sumber daya
proyeksudah distandarisasi dengan proses uji
coba secara
terbuka dan menggunakan metode ilmiah.
4. Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam
pelaksanaanproyek dimonitor secara ketat
berdasarkan standar input sumberdaya, SOP
dan prosedur penjaminan mutu produk.

5. Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan


proyek dimonitor secara ketat berdasarkan
SOP dan prosedur penjaminan mutu produk
dan didukung
oleh teknologi informasi berbasis internet.
Dilihat dari persentase kegiatan pakai ASB, jabatan pakai analisis, ketersediaan barang sesuai daftar; didukung dengan tindak
lanjut hasil evaluasi danj teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 8 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL VIII: MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN TUGAS APARATUR
1. Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam  Belum ada/ belum dibentuk SK Satgas
pelaksanaan tugas pada perangkat daerah. SKPD, RTP / Register Risiko
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang melakukan Sudah ada sebagian pegawai yang  SDA
analisis resiko dalam pelaksanaan tugasnya, melaksanakan manajemen resiko.  Ada SK Satgas dan RTP namun belum
namun hanya bersifat individu. disusun register risiko
 Belum prosedural, bersifat individual
3. Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan
prosedur pengelolaan resiko dalam
pelaksanaan tugas tertentu yang dipandang
mempunyai resiko tinggi.
4. Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan prosedur
pengelolaan resiko untuk seluruh tugas pada
perangkat daerah yang bersangkutan, namun
belum dilakukan evaluasi secara berkala.

5. Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan prosedur


pengelolaan resiko dalam pelaksanaan tugas serta
semua resiko dapat dikendalikan tanpa ada
kerugian baik bagi pegawai maupun instansi.
Dilihat dari persentase dengan kegiatan manajemen risiko; didukung dengan hasil evaluasi dan tindak lanjut manajemen risiko

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 9 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL IX: PENGUKURAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DAN APARATUR
1. Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja perangkat  Dokumen renstra belum memuat target
daerah yang terukur. kinerja
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat daerah,  SDA
tapi belum konsisten mengacu dokumen  PK PD
perencanaan daerah.  PK PD belum selaras dengan Renstra
PD, Renja PD, dan RKA PD
3. Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah  SDA
yang konsisten dengan dokumen  LHE SAKIP memuat keselarasan PK
perencanaan. dengan dokumen perencanaan

4. Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah Sudah menyusun LKJIP dan sudah  SDA
dilakukan pengukuran pencapaiannya. melakukan penilaian capaian kinerja  LKJIP
 Dokumen capaian kinerja
(triwulanan/tahunan)
5. Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat daerah
sudah diukur dan sudah tercapai dengan baik
(diatas 90%) serta telah dilakukan evaluasi
pencapaian target kinerja serta didukung
dengan teknologi informasi.
Dilihat dari nilai capaian kinerja Perangda; didukung dengan dokumen LHE SAKIP dan aplikasi teknologi informasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH................................................................Halaman 10 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL X: PENGEMBANGAN INOVASI PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk  Tanpa perencanaan inovasi
yang akan dilakukan secara sistematis. Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan  SDA
mengadopsi inovasi yang dikembangkan oleh  Dokumen replikasi inovasi
daerah lain (replikasi inovasi).  Screenshot aplikasi, dokumen kegiatan,
dll
3. Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan inovasi Sudah ada dokumen perencanaan  SDA
baik jenis, mutu maupun metodenya. pengembangan inovasi hasil replikasi  Dokumen perencanaan pengembangan
yangmemuat objek, kerangka waktu, replikasi inovasi
pelaksana uji coba, dll.
4. Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan sendiri
oleh perangkat daerah yang bersangkutan.
5. Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai program
pengkajian dan inovasi secara terencana dan
berkelanjutan.
Dilihat dari persentase replikasi/invensi yang dihasilkan Perangda; didukung dengan rencana inovasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 11 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL XI: BUDAYA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada perangkat  Bentuk praktek/ kebiasaan yang positif
daerah. mendukung kinerja organisasi
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang  SDA
menggambarkan nilai organisasi pada  Dokumentasi atau visualisasi nilai
perangkat daerah yang bersangkutan. budaya, seperti: banner 10 budaya
malu, PIN budaya kerja, dll
3. Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi yang Budaya organisasi telah dijabarkan  SDA
resmi menggambarkan nilai-nilai, sikap dan dalam sikap dan perilaku dan telah  SK penetapan nilai-nilai budaya
perilaku di perangkat daerah yang ditetapkan dengan keputusan Kepala organisasi
bersangkutan. Perangda.  SK kelompok budaya kerja (KBK)/gugus
kendali mutu (GKM)
 SK agent of change
4. Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya
organisasi yang berkelanjutan berdasarkan
dokumen resmi.
5. Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam
sikap dan perilaku pegawai pada perangkat
daerah yang bersangkutan berdasarkan hasil
evaluasi secara rutin dan berkelanjutan.
Dilihat dari persentase KBK; didukung dengan realisasi program KBK dan evaluasi pengembangan budaya kerja

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH................................................................Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai