Anda di halaman 1dari 12

Pedoman Pengisian

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH


PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2020

1. Instrumen awal digunakan sebagai sumber rujukan pengisian akhir yang dilakukan Perangkat Daerah. Bila awal (saat
diterima oleh Perangda) semua kolom dan baris terisi, maka akhir (saat diserahkan ke Bagian Organisasi) yang terisi hanya
pada kolom “Penjelasan” dan “Data Dukung” yang sesuai dengan Tingkat Kematangan Perangda.
2. Cara pengisian kolom “Penjelasan”, tentukan tingkat kematangan yang paling tepat pada setiap variabel; deskripsikan
jawaban sesuai apa yang terjadi atau apa yang dilaksanakan Perangda; gunakan data dukung bersumber dari file excel (form
isian) sebagai pembuktian fakta/fenomena yang dideskripsikan.
3. Cara pengisian kolom “Data Dukung”, setelah mendeskripsikan “Penjelasan” tingkat kematangan, dilanjutkan
menginventarisasi berbagai sumber pembuktian fakta/fenomena, terutama menggunakan sumber data dari file excel (tabel
kerja), dan dapat dilengkapi dengan sumber pembuktian yang lainnya.
4. Lembar instrumen penilaian tingkat kematangan perangkat daerah yang telah diisi, selanjutnya diserahkan kepada Bagian
Organisasi, disertai dengan surat resmi yang ditandatangani pimpinan perangkat daerah dan dibubuhi stempel/cap dinas.
5. Terima kasih atas kerjasamanya.

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 1 dari 12


INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR - TAHUN 2020

Nama Perangkat Daerah: SETDA


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
VARIABEL I: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Tingkat I Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam Tidak ditemukan adanya kriteria  Dokumen Renja PD
dokumen perencanaan tahunan (Renja/RKPD) penentu kegiatan prioritas; telah  Dokumen RKA PD
dilakukan tanpa ada kriteria yang terukur. dihasilkan Renja/RKA Perangkat  Hasil wawancara dan
Daerah pengamatan
2. Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam Renja/RKA Perangda memuat  SDA (Sama Dengan Atas)
dokumen rencana tahunan dilakukan indikator outcome yang cukup banyak.  Perhitungan jumlah indikator
berdasarkan analisis terhadap hasil (outcome) outcome dalam Renja PD
apa yang akan dicapai kegiatan tersebut.  Berita Acara pelaksanaan
Forum PD
 Dokumen Rencana Kerja
Anggaran psesuai prioritas
3. Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen Renja/RKA didukung/ memuat detil  SDA
rencana tahunan dilakukan berdasarkan jabaran aktivitas; ada renaksi  Dokumen Rancangan Awal
analisis hasil (outcome) dan analisis pelaksanaan kegiatan; untuk Renja PD
kemampuan kegiatan menghasilkan hasil mengukur kualitas relasi logis antara  RKA berbasis Rencana Aksi
(outcome). indikator. yang efektif
4. Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan Renja/RKA dikomparasikan; hasilnya  SDA
berdasarkan analisis yang membandingkan memuat perbedaan; ada perbedaan  Dokumen Renja PD yang
hasil (outcome) yang akan dicapai antara satu antar tahun, ada perbedaan penetapan berbasis Renstra PD
alternatif kegiatan dengan alternatif kegiatan dan perubahan.  Dokumen Cascading/Pohon
yang lain. Kinerja
5. Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen Renja/RKA disusun menggunakan  SDA
tahunan dilakukan dengan perbandingan hasil sistem informasi; ada sistem informasi  Aplikasi khusus pendukung e
(outcome) antara satu alternatif kegiatan (aplikasi) terbatas yang digunakan planning
dengan alternatif kegiatan yang lain dan mendukung e planning  Kualitas pemanfaatan e
dibantu dengan teknologi informasi. planning dalam perencanaan
PD

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 2 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
Dilihat dari tingkat kesesuaian program, kegiatan dan angaran dalam dokumen perencanaan dan
penganggaran (Renja dan RKA Pagu Definitif); didukung persentase indikator outcome dan
teknologi informasi
VARIABEL II: MONITORING DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN TUGAS PERANGDA
1. Tingkat I Monitoring dan pengendalian dilakukan Pelaksanaan monitoring tanpa acuan  Surat Perintah Tugas
dengan cara sederhana dan tidak terstruktur. atau pola tertentu.  Nota dinas laporan monitoring
 Notulensi rapat monitoring
internal
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik  SDA
berkala dengan fokus yang ditentukan. dengan tujuan yang jelas.  Kuesener monitoring
 Data kondisi awal kinerja PD,
bisa kuantitatif/ kualitatif
3. Tingkat III Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik  SDA
berkala dengan kriteria penyimpangan yang disertai standar penilaian.  Realisasi fisik kegiatan ≤-5%
terstandarisasi pada setiap tahap kegiatan.  Unit kerjadengan kinerja
terendah
4. Tingkat IV Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik, ada  SDA
berkala dengan kriteria penyimpangan yang standar penilaian, telah dilakukan  Dokumen rekomendasi
terstandarisasi dan diikuti dengan umpan balik umpan balik perbaikan; tindaklanjut tindaklanjut monitoring
berupa perbaikan yang terdokumentasi hasil monitoring tingkat 3.  Hasil pelaksanaan
dengan baik. rekomendasi monitoring oleh
PD
5. Tingkat V Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik,  SDA
sistematis, terstandarisasi termasuk umpan berstandar, telah didukung dengan  Pemanfaatan e controlling
balik yang didukung oleh penggunaan sistem sistem informasi basis web. dalam monitoring internalPD
teknologi informasi berbasis internet.  Pemanfaatan sistem informasi
terbatas mendukung
monitoring pelaksanaan urusan
PD
Dilihat dari persentase pelaksanaan monitoring dan pengendalian yang telah dilakukan (Rakor
POP, Rakor Pengendalian, Rakor Fungsional, Rakor Sektoral, dll); didukung dengan hasil tindak
lanjut dan teknologi informasi
VARIEBEL III: PENJAMINAN MUTU LAYANAN PERANGKAT DAERAH

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 3 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
1. Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk yang Penjaminan mutu produk dan proses  Tanpa dukungan data
dihasilkan dan atas proses kerja yang belum dilakukan.  Hasil wawancara dan
dilakukan. pengamatan
2. Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses kerja Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
dilakukan secara berkala namun tidak sudah berjalan, namun belum  Paraf verifikasi
mempunyai standar mutu produk dan proses didukung standar yang ditetapkan.  Dilakukan berkala/ periodik
yang ditetapkan.
3. Tingkat III Mutu produk dan proses sudah distandarisasi Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
dan dilakukan pengujian secara berkala berjalan, terstandar, dilakukan  Dokumen standar pelayanan
secara internal. pengujian berkala, internal. (memuat standar mutu produk
dan proses)
 Dokumen evaluasi berkala
internal (undangan dan notulen
rapat, laporan evaluasi)
4. Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses sudah Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
distandarisasi serta dilakukan pengukuran/ berjalan, terstandar, dilakukan  Dokumen Sistem Manajemen
pengujian secara berkala oleh tenaga yang pengujian berkala, dilakukan tenaga Mutu (SMM/
bersertifikat. bersertifikat. ISO/Akreditasi,dokumen lain
yang sejenis)
5. Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses dilakukan Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
terstandarisasi dan berkala oleh tenaga ahli berjalan, terstandar, dilakukan  Penerapan penjaminan mutu
bersertifikat serta didukung oleh teknologi pengujian berkala, dilakukan tenaga basis web, terkoneksi PD
informasi berbasis internet. bersertifikat, didukung sistem informasi dengan lembaga sertifikasi.
basis web.
Dilihat dari jenis dan jumlah manajemen mutu yang digunakan; didukung dengan dokumen
manajemen mutu, hasil pemantauan, dan teknologi informasi
VARIABEL IV: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses pelaksanaan Tidak ada SOP; hanya ada proses  Visualisasi proses pelaksanaan
pekerjaan pada perangkat daerah. pelaksanaan sederhana, sudah pekerjaan (MMT, banner, dll)
terdapat alur dalam pelaksanaan  Belum ada dasar hukum
tugas, namun belum penetapan proses pelaksanaan
disahkan/ditetapkan. pekerjaan
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
dalam standar operasi prosedur (SOP). didukung SOP resmi.  Dokumen SOP resmi (Pergub

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 4 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
37/2013)
Daftar jumlah SOP
3. Tingkat III Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
ke dalam SOP dan telah dilakukan evaluasi didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Dokumen evaluasi SOP (Nota
berkala terhadap penerapan SOP. berkala (minimal setelah 2 tahun) dinas edaran evaluasi, Nota
dinas laporan hasil evaluasi)
4. Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
dalam SOP, sudah dievaluasi secara berkala didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Langkah/proses revisi (rapat-
dan dilakukan tindak lanjut terhadap hasil berkala (minimal setelah 2 tahun), ada rapat)
evaluasi penerapan SOP berupa tindakan tindaklanjut perbaikan SOP.  SOP revisi, sebagai hasil
koreksi atau perbaikan SOP. evaluasi
5. Tingkat V Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
dalam SOP dan sudah dilakukan evaluasi didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Ada masukan perbaikan dari
serta tindak lanjut, kemudian disesuaikan berkala (minimal setelah 2 tahun), ada pelanggan, ada mekanisme
dengan kebutuhan/keluhan pelanggan serta tindaklanjut perbaikan SOP, pengaduan basis IT
didukung oleh teknologi berbasis internet. memperhatikan masukan pelanggan,  SOP sudah didukung sistem
menggunakan sistem informasi basis informasi basis web
web.
Dilihat dari tingkat ketersediaan SOP pelayanan publik, baik internal maupun eksternal; didukung
hasil evaluasi dan tindaklanjut dan penggunaan aplikasi teknologi informasi
VARIABEL V: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR
1. Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana kebutuhan Diklat PD belum didukung rencana  Surat tugas mengikuti diklat
pendidikan dan pelatihan pada perangkat kebutuhan resmi; ada aktivitas diklat  Pelaksanaan diklat mandiri
daerah yang bersangkutan. aparatur PD. atau pengiriman
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
pegawai sudah tersusun secara parsial untuk kebutuhan, sifatnya parsial (jabatan  Rencana kebutuhan diklat
jabatan tertentu. tertentu). jabatan tertentu/ parsial
(SIJARI online, daftar nama)
 Nota dinas edaran mengikuti
diklat (internal)
3. Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
pegawai disusun untuk seluruh jabatan. kebutuhan, sifatnya komprehensif  Rencana kebutuhan diklat
(semua jabatan). semua jabatan/ komprehensif
 Rekap kebutuhan diklat untuk

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 5 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
semua jabatan aparatur
Dokumen pelaksanaantraining
need analysis
4. Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai dievaluasi Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
secara regular dan seluruh pengembangan kebutuhan, sifatnya komprehensif  Hasil evaluasi pelaksanaan
pegawai sudah dilaksanakan sesuai dengan (semua jabatan); rencana kebutuhan rencana kebutuhan diklat (ada
dokumen rencana pengembangan pegawai diklat dievaluasi secara reguler. sertifikat, atau bukti lain), plus
yang sudah ditetapkan. rekomendasinya
5. Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
dievalusi secara regular sebagai umpan balik. kebutuhan, sifatnya komprehensif  Peningkatan kompetensi
(semua jabatan); rencana kebutuhan apatarur pasca diklat,
diklat dievaluasi secara reguler; plus peningkatan kinerja aparatur
peningkatan kompetensi pegawai
pasca diklat.
Dilihat dari persentase realisasi diklat dan persentase jenis diklat jabatan; didukung dengan hasil
evaluasi tindak lanjut diklat aparatur dan persentase aparatur ikut diklat
VARIABEL VI: ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMECAHAN MASALAH TUGAS PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan sederhana tanpa  Perda OTK dan Pergub Tusi
dilakukan secara sederhana dan dengan metode terukur; dilakukan per  Nota dinas / telaah staf
metode yang tidak terukur. bidang/unit sesuai tusi.  Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke publik Analisis kebijakan dilakukan tim  SDA
dilakukan oleh tim internal perangkat daerah internal PD  SK Tim Analis Kebijakan / SK
yang bersangkutan. Analis Kebijakan
 Adanya program kegiatan tim
analis kebijakan (undangan,
daftar hadir, notulen, hasil
analisis kebijakan plus
rekomendasi, dll)
3. Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan pakai metode  SDA
yang berdampak ke publik dilakukan ilmiah, dilakukan tim internal PD  SK Tim Teknis (internal dan
menggunakan metode/teknik ilmiah oleh tim melibatkan PD terkait. eksteral PD)
internal dengan melibatkan instansi  Adanya program kegiatan tim
pemerintah terkait. teknis (undangan, daftar hadir,
notulen, hasil analisis kebijakan
plus rekomendasi, dll)

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 6 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
4. Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan strategis melibatkan  SDA
yang bersifat strategis/berdampak ke publik tim ahli  SK Tim Ahli
melibatkan tim ahli.  Adanya program kegiatan tim
Ahli (undangan, daftar hadir,
notulen, hasil analisis kebijakan
plus rekomendasi, dll)
5. Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan strategis melibatkan  SDA
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim tim ahli, disertai konsultasi publik,  Adanya mekanisme evaluasi
ahli dengan melakukan konsultasi publik dan analisis umpan balik yang terukur. (umpan balik) hasil analisis
analisis umpan balik yang terukur dan kebijakan, termasuk hasil
terdokumentasi. pelaksanaan rekomendasi
 Dokumen konsultasi publik/
FGD, dll
Dilihat dari persentase hasil kajian dan policy paper yang dihasilkan; didukung dengan alat kontrol
jumlah analis kebijakan, jumlah aparatur yang dilatih, dll
VARIABEL VII: MANAJEMEN SUMBER DAYA YANG TERUKUR
1. Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya Penggunaan sumber daya sesuai  SK terkait Penempatan SDM,
berdasarkan ketentuan formal yang berlaku. ketentuan formal. Penganggaran, dan
Tatalaksana
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek Input proyek berdasar analisis  SDA
dilakukanberdasarkan analisis kebutuhan kebutuhan sumber daya(analisis  Pergub standarisasi harga
bahan/ sumberdaya yang sudah ditetapkan. standar biaya/ belanja).  Ada analisis standar
biaya/belanja sumber daya
(ASB)
3. Tingkat III Analisis kebutuhan input / sumber daya Input proyek berdasar analisis  SDA
proyeksudah distandarisasi dengan proses uji kebutuhan sumber daya(analisis  Dokumen uji coba ASB
coba secara standar biaya/ belanja), didukung uji  Paket kegiatan disusun
terbuka dan menggunakan metode ilmiah. coba terbuka berbasis ASB
 Formasi kebutuhan SDM
sesuai ABK dan Peta Jabatan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 7 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
4. Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam Input proyek dimonitor menggunakan  SDA
pelaksanaanproyek dimonitor secara ketat standar penjaminan mutu (SOP).  Standar penilaian sumber daya
berdasarkan standar input sumberdaya, SOP (ASB) telah dievaluasi
dan prosedur penjaminan mutu produk.  Standar penilaian formasi,
penempatan, mutasi
 Dokumen hasil penilaian
5. Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan Input proyek dimonitor menggunakan  SDA
proyek dimonitor secara ketat berdasarkan standar penjaminan mutu (SOP),  Penyediaan sumber daya basis
SOP dan prosedur penjaminan mutu produk didukung sistem informasi basis web web (e proceurement, e
dan didukung budgeting, lelang jabatan, dll)
oleh teknologi informasi berbasis internet.
Dilihat dari persentase kegiatan pakai ASB, jabatan pakai analisis, ketersediaan barang sesuai
daftar; didukung dengan tindak lanjut hasil evaluasi danj teknologi informasi
VARIABEL VIII: MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN TUGAS APARATUR
1. Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam Belum ada dokumen manajemen  Belum ada/ belum dibentuk SK
pelaksanaan tugas pada perangkat daerah. resiko. Satgas SKPD, RTP / Register
Risiko
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang melakukan Sudah ada sebagian pegawai yang  SDA
analisis resiko dalam pelaksanaan tugasnya, melaksanakan manajemen resiko.  Ada SK Satgas dan RTP
namun hanya bersifat individu. namun belum disusun register
risiko
 Belum prosedural, bersifat
individual
3. Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan Sudah ada dokumen terkait analisis  SDA
prosedur pengelolaan resiko dalam manajemen resiko yang bersifat tinggi  Efektifitas pelaksanaan tugas
pelaksanaan tugas tertentu yang dipandang dan fungsi Satgas: Level 1: ada
mempunyai resiko tinggi. SK Satgas; Level 2: sesuai
Juknis, keterwakilan
manajemen; Level 3: SDA,
Undangan
Rapat/Sosialisasi/Workshop/F
GD SPIP, Notulen/Lap
Pelaksanaan, Daftar Hadir,
Foto Dokumentasi

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 8 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
 RTP dan Register Risiko
disusun secara komprehensif
sesuai cascading Renstra
 Risiko berisiko tinggi telah
dinilai level risiko sesuai juknis
dimuat dalam Register Risiko
 Dibuktikan dengan
kelengkapan deks/fgd
4. Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan Sudah ada dokumen terkait analisis  SDA
prosedur pengelolaan resiko untuk seluruh manajemen resiko secara  Seluruh risiko
tugas pada perangkat daerah yang keseluruhan, namun belum dievaluasi. program/kegiatan prioritas dan
bersangkutan, namun belum dilakukan berisiko tinggi telah dinilai
evaluasi secara berkala. sesuai juknis (pelaksanaan
  tugas inti)
 Dalam Register Risiko sudah
ditetapkan tingkat risiko
Strategis/OrganisasiOperasion
al
5. Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan Penetapan prosedur pengelolaan  SDA
prosedur pengelolaan resiko dalam risiko, semua dapat dikendalikan tanpa  Laporan penyelenggaraan
pelaksanaan tugas serta semua resiko dapat ada kerugian. SPIP secara rutin
dikendalikan tanpa ada kerugian baik bagi semesteran/tahunan
pegawai maupun instansi.  Analisis asumsi kerugian dari
Dampak Risiko (lihat analisis
risiko Perka BPKP)

 Evaluasi risiko sudah dilakukan
PD
 Register risiko telah diupdate
secara periodik
Dilihat dari persentase dengan kegiatan manajemen risiko; didukung dengan hasil evaluasi dan
tindak lanjut manajemen risiko
VARIABEL IX: PENGUKURAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DAN APARATUR
1. Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja perangkat Belum ada Perjanjian Kinerja (PK) PD  Dokumen renstra belum
daerah yang terukur. memuat target kinerja
 Hasil wawancara dan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 9 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat daerah, Sudah ada PK tetapi belum ada  SDA
tapi belum konsisten mengacu dokumen keselarasan dengan Renstra PD dan  PK PD
perencanaan daerah. Renja PD  PK PD belum selaras dengan
Renstra PD, Renja PD, dan
RKA PD
3. Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah Sudah ada PK dan sudah selaras  SDA
yang konsisten dengan dokumen dengan Renstra PD dan Renja PD  LHE SAKIP memuat
perencanaan. keselarasan PK dengan
dokumen perencanaan
4. Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah Sudah menyusun LKJIP dan sudah  SDA
dilakukan pengukuran pencapaiannya. melakukan penilaian capaian kinerja  LKJIP
 Dokumen capaian kinerja
(triwulanan/tahunan)
5. Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat daerah Capaian kinerja PD sudah diatas 90%  SDA
sudah diukur dan sudah tercapai dengan baik dibantu oleh sistem informasi  Capaian kinerja PD diatas 90%
(diatas 90%) serta telah dilakukan evaluasi  Menggunakan TI dalam
pencapaian target kinerja serta didukung pengukuran kinerja PD
dengan teknologi informasi.
Dilihat dari nilai capaian kinerja Perangda; didukung dengan dokumen LHE SAKIP dan aplikasi
teknologi informasi
VARIABEL X: PENGEMBANGAN INOVASI PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk Belum ada rencana pengembangan.  Tanpa perencanaan inovasi
yang akan dilakukan secara sistematis. Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan Sudah ada replikasi inovasi tapi  SDA
mengadopsi inovasi yang dikembangkan oleh mengadopsi inovasi dari instansi /  Dokumen replikasi inovasi
daerah lain (replikasi inovasi). lembaga lain.  Screenshot aplikasi, dokumen
(replikasi inovasi) kegiatan, dll
3. Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan inovasi Sudah ada dokumen perencanaan  SDA
baik jenis, mutu maupun metodenya. pengembangan inovasi hasil replikasi  Dokumen perencanaan
yangmemuat objek, kerangka waktu, pengembangan replikasi
pelaksana uji coba, dll. inovasi
4. Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan sendiri Sudah ada inovasi yang  SDA
oleh perangkat daerah yang bersangkutan. dikembangkan sendiri oleh OPD yang  Dokumen pengembangan
bersangkutan inovasi PD
 Kegiatan pengembangan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 10 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
inovasi (undangan, notulensi,
rekomendasi, dll)
5. Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai program Sudah adaperencanaan  SDA
pengkajian dan inovasi secara terencana dan pengembangan yang berkelanjutan  Dokumen perencanaan
berkelanjutan. pengembangan inovasi
berkelanjutan
 Dokumen evaluasi
pengembangan inovasi
Dilihat dari persentase replikasi/invensi yang dihasilkan Perangda; didukung dengan rencana
inovasi
VARIABEL XI: BUDAYA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada perangkat Budaya organisasi sudah dilaksanakan  Bentuk praktek/ kebiasaan
daerah. tapi belum didukung dengan dokumen yang positif mendukung kinerja
tertulis (peraturan,dll) organisasi
 Hasil wawancara dan
pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang Perangda sudah memiliki dokumen  SDA
menggambarkan nilai organisasi pada yang memuat nilai budaya organisasi  Dokumentasi atau visualisasi
perangkat daerah yang bersangkutan. namun belum ditetapkan nilai budaya, seperti: banner 10
budaya malu, PIN budaya
kerja, dll
3. Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi yang Budaya organisasi telah dijabarkan  SDA
resmi menggambarkan nilai-nilai, sikap dan dalam sikap dan perilaku dan telah  SK penetapan nilai-nilai
perilaku di perangkat daerah yang ditetapkan dengan keputusan Kepala budaya organisasi
bersangkutan. Perangda.  SK kelompok budaya kerja
(KBK)/gugus kendali mutu
(GKM)
 SK agent of change
4. Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya Budaya organisasi yang telah  SDA
organisasi yang berkelanjutan berdasarkan ditetapkan, telah ditanamkan kepada  Pemasangan semua bentuk
dokumen resmi. seluruh pegawai dalam pelaksanaan visualisasi budaya kerja
tugas sehari-hari .  Pembentukan KBK, GKM,
Agent of Change
 Sosialisasi nilai budaya
organisasi pada setiap
acara/kegiatan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 11 dari 12


JAWABAN
NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
YA/TIDAK
 Bimtek budaya kerja (7 langkah
7 alat)
 Lomba gelar budaya kerja
(piagam/sertifikat)
5. Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam Nilai budaya organisasi telah  SDA
sikap dan perilaku pegawai pada perangkat dilaksanakan oleh seluruh pegawai  Penilaian kinerja KBK, GKM,
daerah yang bersangkutan berdasarkan hasil dan telah dilakukan evaluasi secara Agent Of Change (risalah KBK,
evaluasi secara rutin dan berkelanjutan. berkala. dll)
 Rekomendasi hasil evaluasi
dan tindak-lanjut hasil evaluasi
 Partisipasi perangda dalam
penialaian budaya kerja
(dokumen hasil penilaian
terlampir)
Dilihat dari persentase KBK; didukung dengan realisasi program KBK dan evaluasi pengembangan
budaya kerja

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai