Anda di halaman 1dari 12

Pedoman Pengisian

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH


PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
1. Instrumen awal digunakan sebagai sumber rujukan pengisian akhir yang dilakukan Perangkat Daerah. Bila awal (saat
diterima oleh Perangda) semua kolom dan baris terisi, maka akhir (saat diserahkan ke Bagian Organisasi) yang terisi hanya
pada kolom “Penjelasan” dan “Data Dukung” yang sesuai dengan Tingkat Kematangan Perangda.
2. Cara pengisian kolom “Penjelasan” :
a. tentukan tingkat kematangan yang paling tepat pada setiap variabel;
b. deskripsikan jawaban sesuai kondisi riil dan apa yang sudah dilaksanakan Perangkat Daerah;
c. sesuaikan dengan data dukung yang dimiliki sebagai pembuktian fakta/fenomena yang dideskripsikan.
3. Cara pengisian kolom “Data Dukung”, diisi informasi data-data yang dimiliki sebagai pembuktian atas jawaban pada kolom
penjelasan.
4. Lembar instrumen penilaian tingkat kematangan perangkat daerah yang telah diisi, selanjutnya diserahkan kepada Bagian
Organisasi, disertai dengan surat resmi yang ditandatangani pimpinan perangkat daerah dan dibubuhi stempel/cap dinas.
Terima kasih atas kerjasamanya.

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH


PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA
Nama Perangkat Daerah: .....................................................

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 1 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
VARIABEL I: PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Tingkat I Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam Tidak ditemukan adanya kriteria  Dokumen Renja PD
dokumen perencanaan tahunan (Renja/RKPD) penentu kegiatan prioritas; telah
dilakukan tanpa ada kriteria yang terukur. dihasilkan Renja Perangkat Daerah
2. Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan dalam Renja Perangda memuat indikator  SDA (Sama Dengan Atas)
dokumen rencana tahunan dilakukan outcome yang cukup banyak.  Dokumen Perhitungan jumlah indikator
berdasarkan analisis terhadap hasil (outcome) outcome dalam Renja PD
apa yang akan dicapai kegiatan tersebut.  Berita Acara pelaksanaan Forum PD

3. Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen Renja didukung/ memuat detil jabaran  SDA
rencana tahunan dilakukan berdasarkan aktivitas; ada renaksi pelaksanaan  Dokumen Rencana Aksi Perangkat
analisis hasil (outcome) dan analisis kegiatan; untuk mengukur kualitas Daerah
kemampuan kegiatan menghasilkan hasil relasi logis antara indikator.
(outcome).
4. Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan Renja dikomparasikan; hasilnya  SDA
berdasarkan analisis yang membandingkan memuat perbedaan; ada perbedaan  Dokumen Renja PD yang berbasis
hasil (outcome) yang akan dicapai antara satu antar tahun, ada perbedaan penetapan Renstra PD (kesesuaian program dalam
alternatif kegiatan dengan alternatif kegiatan dan perubahan. Renstra dan Renja)
yang lain.  Dokumen Cascading/Pohon Kinerja
5. Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam dokumen Renja disusun menggunakan sistem  SDA
tahunan dilakukan dengan perbandingan hasil informasi; ada sistem informasi  Aplikasi khusus pendukung e planning
(outcome) antara satu alternatif kegiatan (aplikasi) terbatas yang digunakan
dengan alternatif kegiatan yang lain dan mendukung e planning
dibantu dengan teknologi informasi.
Dilihat dari tingkat kesesuaian program, kegiatan dan angaran dalam dokumen perencanaan (Renja Pagu Definitif); didukung
persentase indikator outcome dan teknologi informasi

VARIABEL II: MONITORING DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN TUGAS PERANGDA


1. Tingkat I Monitoring dan pengendalian dilakukan Pelaksanaan monitoring tanpa acuan  Nota dinas laporan monitoring (triwulan)
dengan cara sederhana dan tidak terstruktur. atau pola tertentu.
2. Tingkat II Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik  SDA
berkala dengan fokus yang ditentukan. dengan tujuan yang jelas.  Surat Tugas Monitoring (fokus dan
jadwal)
3. Tingkat III Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik  SDA

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 2 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
berkala dengan kriteria penyimpangan yang disertai standar penilaian.  Ada standar deviasi ditetapkan oleh
terstandarisasi pada setiap tahap kegiatan. Kepala Perangkat Daerah

4. Tingkat IV Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik, ada  SDA
berkala dengan kriteria penyimpangan yang standar penilaian, telah dilakukan  Dokumen pengendalian (meliputi
terstandarisasi dan diikuti dengan umpan balik umpan balik perbaikan; tindaklanjut dokumen evaluasi, rekomendasi dan
berupa perbaikan yang terdokumentasi hasil monitoring tingkat 3. tindak lanjut rekomendasi)
dengan baik.
5. Tingkat V Monitoring dan pengendalian dilakukan secara Pelaksanaan monitoring periodik,  SDA
sistematis, terstandarisasi termasuk umpan berstandar, telah didukung dengan  Pemanfaatan sistem informasi dalam
balik yang didukung oleh penggunaan sistem sistem informasi basis web. pengendalian
teknologi informasi berbasis internet.

Dilihat dari persentase pelaksanaan monitoring dan pengendalian yang telah dilakukan (Rakor POK, Rakor Pengendalian, Rakor
Fungsional, Rakor Sektoral, dll); didukung dengan hasil tindak lanjut dan teknologi informasi

VARIEBEL III: PENJAMINAN MUTU LAYANAN PERANGKAT DAERAH


1. Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk yang Penjaminan mutu produk dan proses  Tanpa dukungan data
dihasilkan dan atas proses kerja yang belum dilakukan.
dilakukan.
2. Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses kerja Penjaminan mutu produk dan proses  Paraf verifikasi pada produk layanan
dilakukan secara berkala namun tidak sudah berjalan, namun belum

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 3 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
mempunyai standar mutu produk dan proses didukung standar yang ditetapkan.
yang ditetapkan.
3. Tingkat III Mutu produk dan proses sudah distandarisasi Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
dan dilakukan pengujian secara berkala berjalan, terstandar, dilakukan  Dokumen Standar Pelayanan (memuat
secara internal. pengujian berkala, internal. standar mutu produk dan proses)
 Dokumen evaluasi berkala internal
(undangan dan notulen rapat, laporan
evaluasi)
4. Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses sudah Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
distandarisasi serta dilakukan pengukuran/ berjalan, terstandar, dilakukan  Dokumen Sistem Manajemen Mutu
pengujian secara berkala oleh tenaga yang pengujian berkala, dilakukan tenaga (SMM/ ISO/Akreditasi,dokumen lain
bersertifikat. bersertifikat. yang sejenis)

5. Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses dilakukan Penjaminan mutu produk dan proses  SDA
terstandarisasi dan berkala oleh tenaga ahli berjalan, terstandar, dilakukan  Penerapan penjaminan mutu basis web,
bersertifikat serta didukung oleh teknologi pengujian berkala, dilakukan tenaga terkoneksi PD dengan lembaga
informasi berbasis internet. bersertifikat, didukung sistem informasi sertifikasi.
basis web.
Dilihat dari jenis dan jumlah manajemen mutu yang digunakan; didukung dengan dokumen manajemen mutu, hasil
pemantauan, dan teknologi informasi

VARIABEL IV: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERANGKAT DAERAH


1. Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses pelaksanaan Tidak ada SOP; hanya ada proses  Belum ada SOP
pekerjaan pada perangkat daerah. pelaksanaan sederhana, sudah
terdapat alur dalam pelaksanaan
tugas, namun belum
disahkan/ditetapkan.

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 4 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
2. Tingkat II Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  Dokumen SOP resmi untuk semua jenis
dalam standar operasi prosedur (SOP). didukung SOP resmi. layanan (Ditetapkan oleh Kepala OPD)

3. Tingkat III Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
ke dalam SOP dan telah dilakukan evaluasi didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Dokumen evaluasi SOP (Nota dinas
berkala terhadap penerapan SOP. berkala (minimal setelah 2 tahun) edaran evaluasi, Nota dinas laporan
hasil evaluasi)
4. Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
dalam SOP, sudah dievaluasi secara berkala didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  SOP dievaluasi, revisi, dan diujicobakan
dan dilakukan tindak lanjut terhadap hasil berkala (minimal setelah 2 tahun), ada
evaluasi penerapan SOP berupa tindakan tindaklanjut perbaikan SOP.
koreksi atau perbaikan SOP.
5. Tingkat V Definisi proses organisasi sudah dituangkan Proses pelaksanaan pekerjaan  SDA
dalam SOP dan sudah dilakukan evaluasi didukung SOP resmi, sudah dievaluasi  Ada masukan perbaikan dari
serta tindak lanjut, kemudian disesuaikan berkala (minimal setelah 2 tahun), ada pelanggan, ada mekanisme pengaduan
dengan kebutuhan/keluhan pelanggan serta tindaklanjut perbaikan SOP, basis IT
didukung oleh teknologi berbasis internet. memperhatikan masukan pelanggan,  SOP sudah didukung sistem informasi
menggunakan sistem informasi basis basis web
web.
Dilihat dari tingkat ketersediaan SOP pelayanan publik, baik internal maupun eksternal; didukung hasil evaluasi dan
tindaklanjut dan penggunaan aplikasi teknologi informasi

VARIABEL V: PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR


1. Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana kebutuhan Diklat PD belum didukung rencana  Belum ada rencana kebutuhan diklat
pendidikan dan pelatihan pada perangkat kebutuhan resmi; ada aktivitas diklat
daerah yang bersangkutan. aparatur PD.
2. Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Diklat PD didukung rencana resmi
pegawai sudah tersusun secara parsial untuk kebutuhan, sifatnya parsial (jabatan  Dokumen Rencana kebutuhan diklat
jabatan tertentu. tertentu). jabatan tertentu/ parsial(usulan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 5 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
kebutuhan diklat ke BKD , atau
inventarisasi internal)
3. Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan pengembangan Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
pegawai disusun untuk seluruh jabatan. kebutuhan, sifatnya komprehensif  Dokumen Rencana kebutuhan diklat
(semua jabatan). semua jabatan/ komprehensif
 Dokumen Rekap kebutuhan diklat untuk
semua jabatan aparatur Dokumen
pelaksanaantraining need analysis
4. Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai dievaluasi Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
secara regular dan seluruh pengembangan kebutuhan, sifatnya komprehensif  Dokumen Hasil evaluasi pelaksanaan
pegawai sudah dilaksanakan sesuai dengan (semua jabatan); rencana kebutuhan rencana kebutuhan diklat plus
dokumen rencana pengembangan pegawai diklat dievaluasi secara reguler. rekomendasinya
yang sudah ditetapkan.
5. Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai Diklat PD didukung rencana resmi  SDA
dievalusi secara regular sebagai umpan balik. kebutuhan, sifatnya komprehensif  Dokumen Peningkatan kompetensi
(semua jabatan); rencana kebutuhan apatarur pasca diklat, peningkatan
diklat dievaluasi secara reguler; plus kinerja aparatur
peningkatan kompetensi pegawai
pasca diklat.
Dilihat dari persentase realisasi diklat dan persentase jenis diklat jabatan; didukung dengan hasil evaluasi tindak lanjut diklat
aparatur dan persentase aparatur ikut diklat

VARIABEL VI: ANALISIS KEBIJAKAN DAN PEMECAHAN MASALAH TUGAS PERANGKAT DAERAH
1. Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan sederhana tanpa  Perda OTK dan Perbup Tusi
dilakukan secara sederhana dan dengan metode terukur; dilakukan per
metode yang tidak terukur. bidang/unit sesuai tusi.
2. Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke publik Analisis kebijakan dilakukan tim  SDA
dilakukan oleh tim internal perangkat daerah internal PD  SK Tim Analis Kebijakan / SK Analis
yang bersangkutan. Kebijakan

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 6 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
 Adanya hasil kajian (undangan, daftar
hadir, notulen, hasil analisis kebijakan
plus rekomendasi, dll)
3. Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan pakai metode  SDA
yang berdampak ke publik dilakukan ilmiah, dilakukan tim internal PD  SK Tim Teknis (internal dan eksternal
menggunakan metode/teknik ilmiah oleh tim melibatkan PD terkait. PD)
internal dengan melibatkan instansi
pemerintah terkait.
4. Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan strategis melibatkan  SDA
yang bersifat strategis/berdampak ke publik tim ahli  SK Tim Ahli
melibatkan tim ahli.

5. Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah Analisis kebijakan strategis melibatkan  SDA
strategis/berdampak ke publik melibatkan tim tim ahli, disertai konsultasi publik,  Adanya mekanisme evaluasi (umpan
ahli dengan melakukan konsultasi publik dan analisis umpan balik yang terukur. balik) hasil analisis kebijakan, termasuk
analisis umpan balik yang terukur dan hasil pelaksanaan rekomendasi
terdokumentasi.
Dilihat dari persentase hasil kajian dan policy paper yang dihasilkan; didukung dengan alat kontrol jumlah analis kebijakan,
jumlah aparatur yang dilatih, dll

VARIABEL VII: MANAJEMEN SUMBER DAYA PERALATAN DAN PERLENGKAPAN YANG TERUKUR
1. Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya Penggunaan sumber daya sesuai  SK Pengelola Barang, SK Pengguna
berdasarkan ketentuan formal yang berlaku. ketentuan formal. Barang
2. Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek Input proyek berdasar analisis  SDA
dilakukanberdasarkan analisis kebutuhan kebutuhan sumber daya(analisis  Perbup analisis standar biaya/belanja
bahan/ sumberdaya yang sudah ditetapkan. standar biaya/ belanja). sumber daya (ASB)
3. Tingkat III Analisis kebutuhan input / sumber daya Input proyek berdasar analisis  SDA

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 7 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
proyeksudah distandarisasi dengan proses uji kebutuhan sumber daya(analisis  Paket kegiatan disusun berbasis ASB
coba secara standar biaya/ belanja), didukung uji
terbuka dan menggunakan metode ilmiah. coba terbuka
4. Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam Input proyek dimonitor menggunakan  SDA
pelaksanaanproyek dimonitor secara ketat standar penjaminan mutu (SOP).  SOP Monev, Hasil Monev
berdasarkan standar input sumberdaya, SOP
dan prosedur penjaminan mutu produk.

5. Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan Input proyek dimonitor menggunakan  SDA
proyek dimonitor secara ketat berdasarkan standar penjaminan mutu (SOP),  Penerapan aplikasi Simcan
SOP dan prosedur penjaminan mutu produk didukung sistem informasi basis web
dan didukung
oleh teknologi informasi berbasis internet.
Dilihat dari persentase kegiatan pakai ASB, didukung dengan tindak lanjut hasil evaluasi danj teknologi informasi

VARIABEL VIII: MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN TUGAS APARATUR


1. Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam Belum ada dokumen manajemen  Belum ada/ belum dibentuk SK Satgas
pelaksanaan tugas pada perangkat daerah. resiko. SKPD, RTP / Register Risiko
 Hasil wawancara dan pengamatan
2. Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang melakukan Sudah ada sebagian pegawai yang  SDA
analisis resiko dalam pelaksanaan tugasnya, melaksanakan manajemen resiko.  Ada SK Satgas dan RTP
namun hanya bersifat individu.  Belum prosedural, bersifat individual

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 8 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
3. Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan Sudah ada dokumen terkait analisis  SDA
prosedur pengelolaan resiko dalam manajemen resiko yang bersifat tinggi  Pelaksanaan RTP prioritas resiko tinggi
pelaksanaan tugas tertentu yang dipandang
mempunyai resiko tinggi.
4. Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan Sudah ada dokumen terkait analisis  SDA
prosedur pengelolaan resiko untuk seluruh manajemen resiko secara  Pelaksanaan RTP seluruh
tugas pada perangkat daerah yang keseluruhan, namun belum dievaluasi. tugas/kegiatan
bersangkutan, namun belum dilakukan
evaluasi secara berkala.
 

5. Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan Penetapan prosedur pengelolaan  SDA


prosedur pengelolaan resiko dalam risiko, semua dapat dikendalikan tanpa  Laporan pengendalian resiko
pelaksanaan tugas serta semua resiko dapat ada kerugian. semesteran
dikendalikan tanpa ada kerugian baik bagi
pegawai maupun instansi.
Dilihat dari persentase dengan kegiatan manajemen risiko; didukung dengan hasil evaluasi dan tindak lanjut manajemen risiko

VARIABEL IX: PENGUKURAN KINERJA PERANGKAT DAERAH DAN APARATUR


1. Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja perangkat Belum ada Perjanjian Kinerja (PK) PD  Dokumen renstra belum memuat target
daerah yang terukur. kinerja
2. Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat daerah, Sudah ada PK tetapi belum ada  SDA
tapi belum konsisten mengacu dokumen keselarasan dengan Renstra PD dan  Dokumen PK PD
perencanaan daerah. Renja PD  Dokumen PK PD belum selaras dengan
Renstra PD, Renja PD, dan RKA PD

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 9 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
3. Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah Sudah ada PK dan sudah selaras  SDA
yang konsisten dengan dokumen dengan Renstra PD dan Renja PD  Dokumen LHE SAKIP memuat
perencanaan. keselarasan PK dengan dokumen
perencanaan
4. Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah Sudah menyusun LKJIP dan sudah  SDA
dilakukan pengukuran pencapaiannya. melakukan penilaian capaian kinerja  Dokumen LKJIP
 Dokumen capaian kinerja
(triwulanan/tahunan)
5. Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat daerah Capaian kinerja PD sudah diatas 90%  SDA
sudah diukur dan sudah tercapai dengan baik dibantu oleh sistem informasi  Dokumen Capaian kinerja PD diatas
(diatas 90%) serta telah dilakukan evaluasi 90%
pencapaian target kinerja serta didukung  Menggunakan TI dalam pengukuran
dengan teknologi informasi. kinerja PD
Dilihat dari nilai capaian kinerja Perangda; didukung dengan dokumen LHE SAKIP dan aplikasi teknologi informasi

VARIABEL X: PENGEMBANGAN INOVASI PELAYANAN PERANGKAT DAERAH


1. Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk Belum ada rencana pengembangan.  Tanpa perencanaan inovasi
yang akan dilakukan secara sistematis.
2. Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan Sudah ada replikasi inovasi tapi  SDA
mengadopsi inovasi yang dikembangkan oleh mengadopsi inovasi dari instansi /  Dokumen replikasi inovasi
daerah lain (replikasi inovasi). lembaga lain.  Screenshot aplikasi, dokumen kegiatan,
(replikasi inovasi) dll

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 10 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
3. Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan inovasi Sudah ada dokumen perencanaan  SDA
baik jenis, mutu maupun metodenya. pengembangan inovasi hasil replikasi  Dokumen perencanaan pengembangan
yangmemuat objek, kerangka waktu, replikasi inovasi
pelaksana uji coba, dll.
4. Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan sendiri Sudah ada inovasi yang  SDA
oleh perangkat daerah yang bersangkutan. dikembangkan sendiri oleh OPD yang  Dokumen pengembangan inovasi PD
bersangkutan  Kegiatan pengembangan inovasi
(undangan, notulensi, rekomendasi, dll)
5. Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai program Sudah adaperencanaan  SDA
pengkajian dan inovasi secara terencana dan pengembangan yang berkelanjutan  Dokumen perencanaan pengembangan
berkelanjutan. inovasi berkelanjutan
 Dokumen evaluasi pengembangan
inovasi
Dilihat dari persentase replikasi/invensi yang dihasilkan Perangda; didukung dengan rencana inovasi

VARIABEL XI: BUDAYA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH


1. Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada perangkat Budaya organisasi sudah dilaksanakan  Bentuk praktek/ kebiasaan yang positif
daerah. tapi belum didukung dengan dokumen mendukung kinerja organisasi
tertulis (peraturan,dll)
2. Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang Perangda sudah memiliki dokumen  SDA
menggambarkan nilai organisasi pada yang memuat nilai budaya organisasi  Dokumentasi atau visualisasi nilai

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 11 dari 12


NO. KEMATANGAN INDIKATOR PENJELASAN DATA DUKUNG
perangkat daerah yang bersangkutan. namun belum ditetapkan budaya, seperti: banner 10 budaya
malu, PIN budaya kerja, dll
3. Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi yang Budaya organisasi telah dijabarkan  SDA
resmi menggambarkan nilai-nilai, sikap dan dalam sikap dan perilaku dan telah  SK penetapan nilai-nilai budaya
perilaku di perangkat daerah yang ditetapkan dengan keputusan Kepala organisasi
bersangkutan. Perangda.  SK kelompok budaya kerja (KBK)/gugus
kendali mutu (GKM)
 SK agent of change
4. Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya Budaya organisasi yang telah  SDA
organisasi yang berkelanjutan berdasarkan ditetapkan, telah ditanamkan kepada  Pemasangan semua bentuk visualisasi
dokumen resmi. seluruh pegawai dalam pelaksanaan budaya kerja
tugas sehari-hari .  Pembentukan KBK, GKM, Agent of
Change
 Sosialisasi nilai budaya organisasi pada
setiap acara/kegiatan
 Bimtek budaya kerja (7 langkah 7 alat)
 Lomba gelar budaya kerja
(piagam/sertifikat)
5. Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam Nilai budaya organisasi telah  SDA
sikap dan perilaku pegawai pada perangkat dilaksanakan oleh seluruh pegawai  Penilaian kinerja KBK, GKM, Agent Of
daerah yang bersangkutan berdasarkan hasil dan telah dilakukan evaluasi secara Change, Role model (risalah KBK, dll)
evaluasi secara rutin dan berkelanjutan. berkala.  Rekomendasi hasil evaluasi dan tindak-
lanjut hasil evaluasi
 Partisipasi perangda dalam penialaian
budaya kerja (dokumen hasil penilaian
terlampir)
Dilihat dari persentase KBK; didukung dengan realisasi program KBK dan evaluasi pengembangan budaya kerja

INSTRUMEN PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH ................................................................Halaman 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai