Anda di halaman 1dari 17

Rakor Kelembagaan

Kamis, 21 Nopember 2019


PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2018
TENTANG PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH

 Pembinaan Penataan Perangkat Daerah adalah upaya, tindakan


dan kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan
daerah dalam penataan perangkat daerah yang tepat fungsi, tepat
ukuran dan sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat
daerah yang modern (Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, dan
Inovasi Organisasi)
 Pembinaan Penataan Perangkat Daerah Provinsi dilakukan oleh
Menteri dengan melibatkan unit kerja sesuai dengan tugas fungsi.
 Pembinaan Penataan Perangkat Daerah Kabupaten/kota
dilakukan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
 Pengendalian Penataan Perangkat Daerah adalah upaya untuk
menjamin penataan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pengendalian Penataan Perangkat Daerah provinsi dilakukan
oleh Menteri dengan melibatkan unit kerja sesuai dengan tugas
fungsi.
 Pengendalian Penataan Perangkat Daerah Kabupaten/kota
dilakukan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
 Pengendalian Penataan Perangkat Daerah Kabupaten/kota
dimonitor oleh Menteri dengan melibatkan unit kerja sesuai
dengan tugas fungsi.
 Pengendalian Penataan Perangkat Daerah dilaksanakan dalam
bentuk pemantauan, pendampingan dan evaluasi).
Penilaian perangkat daerah dilakukan terhadap tata laksana (proses
bisnis), budaya organisasi, dan inovasi yang menggambarkan tingkat
kematangan Organisasi Perangkat Daerah

VARIABEL DAN KUALIFIKASI :


1. Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Monitoring Dan Pengendalian Pelaksanaan Tugas Perangkat Daerah
3. Penjaminan Mutu Layanan Perangkat Daerah
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perangkat Daerah
5. Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur
6. Analisis Kebijakan Dan Pemecahan Masalah Tugas Perangkat Daerah
7. Manajemen Sumber Daya Peralatan Dan Perlengkapan Kerja Yang Terukur
No VARIABEL KUALIFIKASI / INDIKATOR PENJELASAN PENJELASAN TINGKAT KETERANGAN (DATA
TINGKAT KEMATANGAN KEMATANGAN INDIKATOR DUKUNG)
KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH
1. Perencanaan Pembangunan Daerah  
    Tingkat I Penentuan kegiatan diprioritaskan dalam   Tidak ada dokumen analisis kriteria -
dokumen perencanaan tahunan untuk menentukan prioritas.
(Renja/RKPD) dilakukan tanpa ada
kriteria yang terukur.
    Tingkat II Penentuan kegiatan yang diprioritaskan   Ada TOR / KAK (Kerangka Acuan Kerja) 1. Renja
dalam dokumen rencana tahunan setiap usulan kegiatan dan di dalam 2. DPA
dilakukan berdasarkan analisis terhadap TOR tersebut ada analisis outcome yang 3. TOR / KAK
hasil (outcome) apa yang akan dicapai ingin di capai. berorientasi outcome
kegiatan tersebut.  
 
    Tingkat III Penentuan prioritas kegiatan dalam   Ada TOR setiap usulan kegiatan dan 1. Renja
dokumen rencana tahunan dilakukan ada analisis yang menjelaskan alur 2. DPA
berdasarkan analisis hasil (outcome) dan logika bahwa kegiatan tersebut mampu 3. TOR/KAK
analisis kemampuan kegiatan menghasilkan outcome yang ditargetkan.
menghasilkan hasil (outcome)
    Tingkat IV Penentuan prioritas kegiatan dilakukan   Ada TOR setiap kegiatan dan ada 1. Renja
berdasarkan analisis yang dokumen yang berisi metode analisis 2. DPA
membandingkan hasil (outcome) yang tertentu (misalnya metode USG) yang 3. TOR/KAK disusun
akan dicapai antara satu alternatif membandingkan keunggulan setiap berdasar dengan
kegiatan dengan alternatif kegiatan yang kegiatan dalam menentukan kegiatan metode tertentu
lain. yang menjadi prioritas.
    Tingkat V Penentuan prioritas kegiatan dalam   Cek apakah kegiatan pada level IV 1. Renja
dokumen tahunan dilakukan dengan sudah dilakukan dan apakah ada 2. DPA
perbandingan hasil (outcome) antara bantuan teknologi IT dalam proses 3. TOR/KAK
satu alternatif kegiatan dengan alternatif penentuan prioritas dan perencanaan. 4. E- planning
kegiatan yang lain dan dibantu dengan  
teknologi informasi.
2. Monitoring dan Pengendalian Pelaksanaan Tugas Perangkat Daerah  
    Tingkat I Monitoring dan pengendalian   Ada kegiatan monev yang dilakukan. -
dilakukan dengan cara sederhana  
dan tidak terstruktur.
    Tingkat II Monitoring dan pengendalian   PD dianggap ada pada level ini jika Laporan kinerja
dilakukan secara berkala dengan sudah ada dokumen monev yang triwulanan
fokus yang ditentukan. sudah mempunyai objek yang akan
dimonev, fokus dan kriteria terukur,
dan jadwal yang jelas.
    Tingkat III Monitoring dan pengendalian   Cek apakah PD sudah mempunyai Laporan kinerja
dilakukan secara berkala dengan standar penilaian dan kriteria triwulanan
kriteria penyimpangan yang penilaian terhadap objek yang
terstandarisasi pada setiap tahap dimonev. Jika belum, maka PD
kegiatan. belum dapat dianggap ada pada
level ini.
    Tingkat IV Monitoring dan pengendalian   Cek apakah PD sudah mempunyai Laporan kinerja
dilakukan secara berkala dengan standar penilaian dan kriteria triwulanan
kriteria penyimpangan yang penilaian terhadap objek yang
terstandarisasi dan diikuti dengan dimonev serta ada dokumen hasil
umpan balik berupa perbaikan yang pembahasan atas hasil monev
terdokumentasi dengan baik. beserta tindak lanjut yang harus
dilakukan dari hasil monev tersebut.
Jika belum, maka PD belum dapat
dianggap ada pada level ini.
    Tingkat V Monitoring dan pengendalian   Cek apakah kegiatan pada level IV Laporan kinerja
dilakukan secara sistematis, sudah dilakukan serta monev dan triwulanan berbasis
terstandarisasi termasuk umpan balik tindak lanjut hasil monev sudah aplikasi
yang didukung oleh penggunaan dilakukan dengan bantuan IT.
teknologi informasi berbasis internet  
3. Penjaminan Mutu Layanan Perangkat Daerah
    Tingkat I Tidak ada penjaminan mutu atas produk   Cek apakah ada kegiatan untuk -
yang dihasilkan dan atas proses kerja pemeriksaan mutu produk dan proses
yang dilakukan kerja..
    Tingkat II Penjaminan mutu produk dan proses   Sudah ada pemeriksaan mutu output Dokumen standar
kerja dilakukan secara berkala namun dan proses yang ditunjukkan dengan pelayanan
tidak mempunyai - 15 - standar mutu dokumen pengujian mutu..
produk dan proses yang ditetapkan  
    Tingkat III Mutu produk dan proses sudah   Sudah ada dokumen standar 1. Standar Pelayanan
distandarisasi dan dilakukan pengujian output/produk dan standar proses kerja (SP)
secara berkala secara internal. (SOP) untuk menghasilkan 2. SOP
output/produk tersebut serta sudah ada 3. Uji internal atas SP
dokumen pengujian mutu oleh petugas dan SOP
internal PD.
 
    Tingkat IV Penjaminan mutu produk dan proses   Sudah ada dokumen standar 1. Standar Pelayanan
sudah distandarisasi serta dilakukan output/produk dan standar proses kerja (SP)
pengukuran/ pengujian secara berkala (SOP) untuk menghasilkan 2. SOP
oleh tenaga yang bersertifikat. output/produk tersebut serta sudah ada 3. Uji eksternal atas SP
dokumen pengujian mutu oleh petugas dan SOP
di luar PD yang mempunyai sertifikat
bahwa yang bersangkutan ahli dibidang
tersebut.
    Tingkat V Penjaminan mutu produk dan proses   Cek apakah kegiatan pada level IV 1. Standar Pelayanan
dilakukan terstandarisasi dan berkala sudah dilakukan dan penjaminan mutu (SP)
oleh tenaga ahli bersertifikat serta dilakukan dengan bantuan IT. 2. SOP
didukung oleh teknologi informasi   3. Uji eksternal atas SP
berbasis internet. dan SOP
4. SP dan SOP
berbasis aplikasi
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perangkat Daerah
    Tingkat I Tidak ada definisi resmi proses   Tidak ada penjelasan tentang tahapan -
pelaksanaan pekerjaan pada perangkat pelaksanaan suatu pekerjaan
daerah.
    Tingkat II Definisi proses organisasi sudah   Sudah ada tahapan pelaksanaan Dokumen SOP
dituangkan dalam standar operasi prosedur pekerjaan dan sudah dituangkan dalam
(SOP). dokumen SOP. Cek dokumen SOP setiap
pekerjaan seperti rapat, perjalanan dinas,
pencairan uang, penerimaan barang,
penatausahaan barang, surat masuk, surat
keluar, dll.

    Tingkat III Definisi proses organisasi sudah   Cek dokumen pada level II dan cek pula Dokumen evaluasi SOP
dituangkan ke dalam SOP dan telah apakah ada dokumen evaluasi berkala (SOP telah dievaluasi)
dilakukan evaluasi berkala terhadap (tahunan/bulanan) atas pelaksanaan SOP
penerapan SOP tersebut.

    Tingkat IV Definisi proses organisasi sudah   Cek dokumen pada level III dan cek pula Dokumen revisi SOP
dituangkan dalam SOP, sudah dievaluasi apakah ada dokumen evaluasi berkala
secara berkala dan dilakukan tindak lanjut (tahunan/bulanan) atas pelaksanaan SOP
terhadap hasil evaluasi penerapan SOP tersebut serta apakah ada bukti tindak
berupa tindakan koreksi atau perbaikan lanjut dari hasil evaluasi SOP tersebut.
SOP.

    Tingkat V Definisi proses organisasi sudah   Cek apakah kegiatan pada level IV sudah SOP berbasis aplikasi
dituangkan dalam SOP dan sudah dilakukan dan pelaksanaan SOP dan
dilakukan evaluasi serta tindak lanjut, evaluasinya sudah dilakukan dengan
kemudian disesuaikan dengan bantuan IT.
kebutuhan/keluhan pelanggan serta  
didukung oleh teknologi berbasis internet.
5. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur
    Tingkat I Belum ada dokumen resmi rencana   Cek apakah sudah ada dokumen rencana -
kebutuhan pendidikan dan pelatihan pada pengembangan pegawai pada setiap PD.
perangkat daerah yang bersangkutan Jika belum berarti PD tersebut ada pada
level ini.
    Tingkat II Dokumen rencana kebutuhan   Jika dokumen rencana pengembangan Dokumen rencana
pengembangan pegawai sudah tersusun pegawai baru ada untuk jabatan tertentu, kebutuhan diklat hanya
secara parsial untuk jabatan tertentu. maka PD tersebut berada pada level ini. untuk jabatan tertentu
(misalnya hanya untuk
pelaksana saja)

    Tingkat III Dokumen rencana kebutuhan   Jika dokumen rencana pengembangan Dokumen rencana
pengembangan pegawai disusun untuk pegawai sudah ada untuk semua jabatan kebutuhan diklat untuk
seluruh jabatan. (JPT, Fungsional dan Administrasi), maka semua jabatan
PD tersebut berada pada level ini.

    Tingkat IV Rencana pengembangan pegawai   Cek apakah rencana pengembangan 1. Rencana kebutuhan
dievaluasi secara regular dan seluruh sudah dilaksanakan dan apakah sudah ada diklat
pengembangan pegawai sudah dokumen evaluasi rencana pengembangan 2. Dokumen evaluasi
dilaksanakan sesuai dengan dokumen pegawai. Jika belum berarti PD tersebut rencana kebutuhan
rencana pengembangan pegawai yang belum berada pada level ini. diklat
sudah ditetapkan  

    Tingkat V Hasil (outcome) pengembangan pegawai   Cek apakah ada dokumen evaluasi 1. Rencana kebutuhan
dievalusi secara regular sebagai umpan outcome dari pengembangan pegawai diklat
balik. yang dilakukan dan umpan balik yang 2. Dokumen evaluasi
dilakukan. Jika sudah ada, maka PD rencana kebutuhan
tersebut berada pada level ini. diklat
3. Dokumen tindak lanjut
hasil evaluasi
6. Analisis Kebijakan dan Pemecahan Masalah Tugas Perangkat Daerah
    Tingkat I Analisis kebijakan dan pemecahan masalah   Tidak ada dokumen penerapan -
dilakukan secara sederhana dan dengan mekanisme dan metode pemecahan
metode yang tidak terukur masalah dan analisis kebijakan pada PD.

    Tingkat II Analisis kebijakan yang berdampak ke   Sudah ada dokumen yang menunjukkan  
publik dilakukan oleh tim internal perangkat adanya penerapan mekanisme dan
daerah yang bersangkutan. metode pemecahan masalah yang
dilakukan oleh internal PD yang
bersangkutan.
    Tingkat III Analisis kebijakan dan pemecahan masalah   Sudah ada dokumen yang menunjukan Dokumen pelaksanaan
yang berdampak ke publik dilakukan adanya penerapan mekanisme dan forum konsultasi publik
menggunakan metode/teknik ilmiah oleh metode ilmiah dalam memecahkan
tim internal dengan melibatkan instansi masalah publik dan kebijakan publik
pemerintah terkait. dengan melibatkan pihak luar pada PD
yang bersangkutan

    Tingkat IV Analisis kebijakan dan pemecahan masalah   Adanya dokumen yang menunjukkan  
yang - 17 - bersifat strategis/berdampak ke pemecahan masalah publik yang
publik melibatkan tim ahli. berdampak luas kepada masyarakat
(strategis) dilakukan dengan melibatkan
ahli yang sesuai dengan masalah tersebut.

    Tingkat V Analisis kebijakan dan pemecahan masalah   Kegiatan pada level IV sudah dilaksanakan  
strategis/berdampak ke publik melibatkan , ditambah dengan adanya dokumen yang
tim ahli dengan melakukan konsultasi menunjukkan dilakukannya konsultasi
publik dan analisis umpan balik yang publik serta adanya dokumen pembahasan
terukur dan terdokumentasi. atas masukan dalam konsultasi publik
tersebut.
7. Manajemen Sumber Daya Peralatan dan Perlengkapan Kerja Yang Terukur
    Tingkat I Penggunaan sumber daya dilakukan hanya   Belum ada dokumen analisis kebutuhan -
berdasarkan ketentuan formal yang berlaku. sumber daya setiap fungsi/kegiatan

    Tingkat II Penentuan penggunaan input proyek   sudah ada dokumen Standar analisis biaya Dokumen Standar Analisis
dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan setiap kegiatan Biaya
bahan/ sumber daya yang sudah  
ditetapkan.

    Tingkat III Analisis kebutuhan input/sumber daya   Ada dokumen SAB dan Dokumen Uji Coba 1. Dokumen SAB
proyek sudah distandarisasi dengan proses Standar. 2. Dokumen uji coba
ujicoba secara terbuka dan menggunakan   standar
metode ilmiah.

    Tingkat IV Penyediaan sumber daya dalam   Ada dokumen evaluasi dan monitoring 1. Dokumen monev
pelaksanaan proyek dimonitor secara ketat penggunaan sumber daya penggunaan sumber
berdasarkan standar input sumber daya, daya
SOP dan prosedur penjaminan mutu 2. SOP teknis
produk. 3. SP
 

    Tingkat V Penyediaan sumber daya dan pelaksanaan   Ada integrasi evaluasi penggunaan sumber 1. Dokumen monev
proyek dimonitor secara ketat berdasarkan daya dengan teknologi informasi. penggunaan sumber
SOP dan prosedur penjaminan mutu produk   daya
dan didukung oleh teknologi informasi 2. SOP teknis
berbasis internet. 3. SP
4. Evaluasi penggunaan
sumber daya berbasis
IT
 
8. Manajemen Resiko Pelaksanaan Tugas Aparatur
    Tingkat I Belum ada manajemen resiko dalam   Belum ada dokumen tentang manajemen -
pelaksanaan tugas pada perangkat daerah. resiko pada PD yang bersangkutan.
 

    Tingkat II Sudah ada sebagian pegawai yang   Beberapa pegawai secara individu sudah Dokumen analisis resiko
melakukan analisis resiko dalam mempunyai dokumen manamen resiko.
pelaksanaan tugasnya, namun hanya  
bersifat individu
    Tingkat III Perangkat daerah sudah menetapkan   Sudah ada dokumen manajemen resiko Dokumen analisis resiko
prosedur pengelolaan resiko dalam yang ditetapkan pada PD yang
pelaksanaan tugas tertentu yang dipandang bersangkutan.
mempunyai resiko tinggi.

    Tingkat IV Perangkat daerah sudah menetapkan   Sudah ada dokumen manajemen resiko 1. Dokumen analisis
prosedur pengelolaan resiko untuk seluruh yang ditetapkan pada PD yang resiko
tugas pada perangkat daerah yang bersangkutan dan sudah ada dokumen 2. Dokumen evaluasi
bersangkutan, namun belum dilakukan evaluasi konsisten penerapannya dalam
evaluasi secara berkala. pelaksanaan tugas pada PD yang
bersangkutan.

    Tingkat V Perangkat Daerah sudah menetapkan   Bukti pada level IV sudah tersedia, dan 1. Dokumen analisis
prosedur pengelolaan resiko dalam semua resiko dapat dikendalikan sehingga resiko
pelaksanaan tugas serta semua resiko tidak ada kerugian fisik, materi maupun 2. Dokumen evaluasi
dapat dikendalikan tanpa ada kerugian baik kerugian lainnya pada PD yang
bagi pegawai maupun instansi. bersangkutan.
 
9. Pengukuran Kinerja Perangkat Daerah dan Aparatur
    Tingkat I Belum ada target/rencana kinerja   Belum ada dokumen yang memuat -
perangkat daerah yang terukur. rencana kinerja pemerintah daerah yang
terukur.

    Tingkat II Sudah ada target kinerja perangkat   Sudah ada dokumen yang berisi target 1. PK
daerah, tapi belum konsisten mengacu kinerja (perjanjian kinerja), namun belum 2. Renja
dokumen perencanaan daerah sama dengan indikator yang ada dalam 3. Renstra
dokumen perencanaan (renstra/renja).

    Tingkat III Sudah ada target kinerja perangkat daerah   Sudah ada dokumen yang berisi target 1. PK
yang konsisten dengan dokumen kinerja (perjanjian kinerja), dengan 2. Renja
perencanaan. indikator yang sama dalam dokumen 3. Renstra
perencanaan (renstra/renja).

    Tingkat IV Target kinerja perangkat daerah sudah   Sudah ada dokumen pengukuran 1. PK
dilakukan pengukuran pencapaiannya. pencapaian target kinerja perangkat 2. Renja
daerah sesuai dengan rencana kinerja. 3. Renja
4. Laporan kinerja
triwulanan

    Tingkat V Pencapaian target kinerja perangkat   Sudah ada dokumen target kinerja yang 1. PK
daerah sudah diukur dan sudah tercapai sesuai dengan dokumen perencanaan dan 2. Renja
dengan baik (diatas 90 %) serta telah sudah dilakukan pengukuran dengan 3. Renja
dilakukan evaluasi pencapaian target tingkat pencapaian di atas 90 %.. 4. Laporan kinerja
kinerja serta didukung dengan teknologi   triwulanan
informasi.
10. Pengembangan Inovasi Layanan Perangkat Daerah
    Tingkat I Belum ada rencana pengembangan produk   Belum ada dokumen rencana inovasi -
yang akan dilakukan secara sistematis. pelayanan pada PD yang bersangkutan.

    Tingkat II Pengembangan produk dilakukan dengan   Sudah ada dokumen yang menunjukkan Dokumen / proposal inovasi
mengadopsi inovasi yang dikembangkan adanya inovasi baru dalam pelayanan
oleh daerah lain (replikasi inovasi). internal atau pelayanan kepada publik
pada PD yang bersangkutan, namun hanya
berupa replikasi dari daerah/instansi lain.

    Tingkat III Telah disusun rencana pengembangan   Sudah ada dokumen rencana invasi pada Dokumen / proposal inovasi
inovasi baik jenis, mutu maupun PD yang bersangkutan yang memuat
metodenya. objek, kerangka waktu, pelaksana uji coba,
dll.

    Tingkat IV Telah ada inovasi yang dikembangkan   Ada dokumen yang menunjukan bahwa Dokumen / proposal inovasi
sendiri oleh perangkat daerah yang ada inovasi baru yang diterapkan pada PD
bersangkutan. yang bersangkutan.
 

    Tingkat V Perangkat daerah sudah mempunyai   Sudah ada dokumen pada level III dan Dokumen / proposal inovasi
program pengkajian dan inovasi secara Level IV serta adanya kegiatan
terencana dan berkelanjutan. penelitian/uji coba inovasi yang
berkelanjutan.
11. Budaya Organisasi Perangkat Daerah
    Tingkat I Belum ada budaya organisasi pada   Belum ada dokumen penerapan nilai -
perangkat daerah. budaya tertentu pada PD yang
bersangkutan.
 
    Tingkat II Sudah ada slogan-slogan yang   Sudah ada dokumen yang memuat slogan- Penetapan nilai budaya
menggambarkan nilai organisasi pada slogan penerapan nilai budaya pada PD kerja Perangkat Daerah
perangkat daerah yang bersangkutan. yang bersangkutan.
 
    Tingkat III Sudah ada dokumen budaya organisasi   Sudah ada dokumen budaya organisasi Dokumen budaya kerja
yang resmi menggambarkan nilai-nilai, sikap resmi yang memuat nilai-niai budaya, sikap
dan perilaku di perangkat daerah yang dan perilaku tertentu pada PD yang
bersangkutan. bersangkutan..
.
 
    Tingkat IV Sudah ada program internalisasi budaya   Ada dokumen yang menunjukan bahwa PD Dokumen budaya kerja
organisasi yang berkelanjutan berdasarkan yang bersangkutan secara rutin
dokumen resmi. (harian/mingguan/bulanan) melakukan
kegiatan yang menanamkan nilai-nilai
budaya sesuai dengan yang ada dalam
dokumen budaya organiasi (misalnya
kegiatan role play).
 
    Tingkat V Budaya organisasi sudah tercermin dalam   Bukti level IV sudah tersedia dan sudah ada Dokumen evaluasi
sikap dan perilaku pegawai pada perangkat bukti adanya evaluasi secara berkala pelaksanaan budaya kerja
daerah yang bersangkutan berdasarkan (bulanan/tahunan) atas penerapan nilai, Perangkat Daerah
hasil evaluasi secara rutin dan sikap dan perilaku oleh pegawai sesuai
berkelanjutan. dengan dokumen budaya organisasi PD
yang bersangkutan..
 

      JUMLAH SKOR KEMATANGAN      


      LEVEL KEMATANGAN      
CATATAN PENGISIAN
 Perangkat Daerah mengisi kolom PENJELASAN KEMATANGAN PERANGKAT DAERAH.
 Kolom ini diisi dengan deskripsi atas kondisi sesuai dengan apa yang sudah dijalankan oleh Perangkat Daerah pada masing-masing variabel.
 Terhadap isian pada kolom tersebut maka Perangkat Daerah harus bisa menunjukkan data dukung sebagaimana tertera pada kolom DATA
DUKUNG sesuai dengan kualifikasi / tingkat kematangan pada variabel tersebut.
 Pengisian tidak boleh melompat tingkat (contoh : meskipun sudah menggunakan aplikasi dalam penyusunan rencana kerja namun apabila
dalam penyusunan rencana kerja TOR / KAK yang dibuat belum menggunakan metode analisis tertentu untuk merumuskan kegiatan prioritas
maka kualifikasi / tingkat kematangan pada variabel ini tidak boleh diisi tingkat V.
 Nilai kematangan organisasi perangkat daerah adalah penggabungan nilai dari 11-55 variabel. Dengan level sbb:
1. Tingkat Kematangan Sangat Rendah jika skor yang diperoleh antara 11-19.
2. Tingkat Kematangan Rendah jika skor yang diperoleh antara 19.1-28.
3. Tingkat Kematangan Sedang jika skor yang diperoleh antara 28,1-37.
4. Tingkat Kematangan Tinggi jika skor yang diperoleh antara 37,1-46.
5. Tingkat Kematangan Sangat Tinggi jika skor yang diperoleh 46,1-55
 Perlu diketahui bahwa meskipun skor kematangan menggunakan skala nilai, namun dalam menentukan Level kematangan organisasi suatu
perangkat daerah tidak ditentukan oleh skala nilai tersebut.
 Level kematangan perangkat daerah ditentukan sistem staging area. Jika ada salah satu variabel masih berada pada level 2, maka perangkat
daerah tersebut tetap pada level 2, meskipun ada variabel sudah mencapai level yang lebih tinggi.
Terima kasih
&
Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai