Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI
Riboflavin, dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrisi yang mudah
dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan
pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler.
Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam metabolisme
energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein.
Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembetukkan sel darah merah, antibodi dalam
tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat.
Riboflavin terdiri dari cincin trisiklik bernama isoalloxazine yang berikatan dengan
derivat alkohol yaitu ribitol. Riboflavin yang telah mengalami fosforilasi akan menjadi
FMN (flavin mononukleotida) atau FAD (flavin adenina dinukleotida). FMN dan FAD
berperan penting dalam reaksi redoks dalam tubuh karena FMN dan FAD merupakan
kofaktor enzim dengan berikatan dengan enzim-enzim oksidoreduktase sebagai gugus
prostetik.
Struktur vitamin B2 adalah :

Sumber vitamin B2 terbanyak ditemukan pada makanan hewani, seperti daging,


hati, ginjal, dan jantung, serta susu. Beberapa tanaman juga mengandung vitamin ini dalam
kadar yang cukup tinggi, antara lain kacang almond, jamur, gandum, dan kacang kedelai.
Tepung dan sereal biasanya juga diperkaya dengan vitamin ini. Walaupun bersifat tahan
panas, riboflavin cenderung larut dalam air selama proses pemasakan. Makanan yang
mengandung riboflavin sebaiknya tidak disimpan dalam wadah transparan karena vitamin ini
mudah rusak oleh paparan cahaya. Konsumsi riboflavin sangat bergantung pada berat tubuh,
laju metabolisme, dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA, konsumsi perhari
bagi pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg, sedangkan bagi wanita hamil perlu
tambahan 0,3 mg.

Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna
makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti
mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk
konsumsi manusia.
Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu membantu
pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang
tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin terutama vitamin B2 dan
protein. Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan
sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5,
berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.
Karena riboflavin memegang peranan besar dalam metabolime energi di dalam tubuh maka
defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada produksi energi tubuh. Hal ini terjadi
karena metabolisme pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan
efisien. Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah,
peningkatan sensitifitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-
pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput, dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila telah parah,
penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf, pembengkakan lidah. Defisiensi vitamin
B2 ini sering dialami oleh para pecandu alkohol.

Pada percobaan uji vitamin B2 ini digunakan bahan berupa susu sapi. Percobaan
dilakukan dengan cara mencampurkan 2 ml susu + 5 mL alkohol 80%, lalu dikocok hingga
rata, kemudian sentrifuge. Setelah disentrifuge diambil bagian supernatannya dan diamati di
bawah sinar ultra violet. Setelah pengamatan di bawah sinar ultraviolet, warna endapan hijau
muda menunjukkan uji positif.

Dari hasil uji yang dilakukan dengan menambahkan susu dengan alkohol 80% yang
bertujuan melarutkan vitamin B2 yang terkandung dalam susu. Hal ini dikarenakan alkohol
bersifat polar (suka dengan air), vitamin B2 merupakan vitamin yang larut dalam air.
Kemudian dilakukan pengocokan secara kuat fungsi dari pengkocokkan sendiri agar seluruh
vitamin dapat larut dalam air. Setelah mengamati larutan melalui lampu UV agar warna
larutan dapat terlihat. Setelah diamati tampak warna hijau membuktikan larutan tersebut
positif mengandung vitamin B2.

Reaksi kimia yang terjadi :

HOH2C
CHOH

CHOH
H2C

H3C N N H
H3C N N
CO
CO
C2H5 OH
HC NH
HC NH
C
O C
O
LUMIKRON

Anda mungkin juga menyukai