Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang
melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta
menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Bidan
sebagai pekerja profesional dalam dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja
berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan yang merupakan salah satu dari praktik
kebidanan tentunya seorang bidan memiliki hak dan kewajiban. Dalam hal ini asuhan
kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

Semua bidan berhak memperoleh perlindungan hukum dan profesi, serta


pemenuhan hak-haknya sepanjang bidan tersebut melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).

Dua hal dasar yang harus dipenuhi, dimana ada keseimbangan antara tuntutan
profesi dengan apa yang semestinya didapatkan dari pengembanan tugas secara
maksimal. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas
sesuai standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu hak
bidan yang mempertahankan kredibilitasnya dibidang hukum serta menyangkut aspek
legal atas dasar peraturan perundang-undangan dari pusat maupun daerah.

Dalam praktiknya, bidan pun tidak pernah lepas dari issue etik. Kata etika, etis,
moral tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah, namun sudah membudaya pada

1
masyarakat dengan adanya istilah tersebut dalam media masa, pidato para pejabat negara,
bahkan pada iklan komersial. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kata-kata etika, etis,
dan moral sudah mewarnai kehidupan masyarakat umum.
Dengan bertambah derasnya arus globalisasi dan munculnya istilah tersebut secara
luas di masyarakat dunia akan semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia,
yang kemudian mempengaruhi munculnya penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus
kesejahteraan ini tidak dapat dibendung dan pasti akan mempengaruhi pelayanan
kebidanan.
Profesi yang berada pada bidang yang praktek mandiri seperti bidan akan menjadi
pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar pengaruhnya
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Sehingga dalam perjalanannya,
seorang bidan harus mengerti makna dari etik, etika, moral, dan penerapannya, serta issu-
issu yang terkait dalam praktik kebidanan. Bidan dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam
setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku
yang etis dan profesional.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui issue etik yang terjadi dalam pelayanan
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu membedakan antara issue, etika, moral, dan kode etik dalam
kebidanan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui issue etik bidan dengan klien, keluarga, masyarakat,
teman sejawat, tenaga kesehatan, dan organisasi profesi.
c. Mahasiswa dapat mengetahui dilema dan konflik bidan.
d. Mahasiswa mampu menerapkan kode etik dalam pelayanan kebidanan.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat memahami mengenai issue etik yang terjadi dalam pelayanan
kebidanan.

2
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar para tenaga kesehatan khususnya bidan dapat mengetahui issue etik yang terjadi
dalam pelayanan kebidanan.
3. Bagi Institusi
Agar institusi-institusi kesehatan dapat membentuk tenaga kesehatan yang berkualitas
dengan memberikan ilmu yang berkualitas pula kepada para calon tenaga kesehatan.
4. Bagi Pembaca
Agar pembaca memperoleh pengetahuan lebih mengenai issue etik yang terjadi dalam
pelayanan kebidanan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Bentuk Issu Etik


1. Issue
Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya, dimana berita
itu bisa benar atau salah, dapat menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu hal, yang
masing-masing memiliki argumentasi. Issue merupakan topik yang menarik untuk di
diskusikan, argumentasi yang timbul akan bervariasi dan muncul karena adanya
perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.
2. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos. Dalam bentuk tunggal dapat
diartikan sebagai akhlak, watak, perasaan, sikap atau cara berpikir. Dalam bentuk jamak
ta etha bermakna adat istiadat. Pada bahasa Inggris etika berasal dari kata ethic (Bertens,
2007). Etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2001) ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, juga dapat diartikan kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan menurut Bertens (2001) etika adalah nilai
dan norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok.
Etika dapat terdiri dari beberapa bentuk antara lain:
a. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku
manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan
sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat.
b. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang
biasanya dikelompokkan menjadi:
1) Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi
manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori
dan prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika Terapan.
a) Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antarsesama
manusia dalam aktivitasnya,

4
b) Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai
pribadi
c) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
c. Metaetika, bergerak pada perilaku etis yang lebih tinggi idaripada perilaku etis, yaitu
pada bahasa yang etis. Pada metaetika lebih menekankan pada istilah benar dan salah,
kebaikan, keadilan, dan sebagainya (Bertens, 2007).
Pada sebagian orang sering menyamakan antara etika dengan etiket. Dua kata
tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pada bahasa Inggris etika berasal dari kata
ethic, sedangkan etika berasal dari kata etiquette yang memiliki arti sopan santun.
Adapun faktor-faktor yang melandasi etika adalah nilai, norma, sosial budaya,
religius, dan kebijakan. Nilai mempunyai tiga ciri yaitu berkaitan dengan subjek, tampil
dalam suatu nilai yang praktis, dan menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek
pada sifat yang dimiliki oleh objek. Sedangkan norma adalah tolok ukur untuk menilai
sesuatu yan terdiri dari norma kesopanan, norma hukum, dan norma moral yang
merupakan tingkatan norma tertinggi.
Etika berguna untuk memberi arahan bagi perilaku manusia tentang baik atau
buruk, benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), yang boleh atau yang tidak
boleh dilakukan oleh seseorang.
3. Moral
Moral hampir sama maknanya dengan etika. Kata moral berasal dari bahasa Latin
yaitu mors. Moralitas berasal dari bahasa Yunani moralis yang mempunyai keseluruhan
asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk dalam masyarakat dalam kurun
waktu tertentu. Dalam hal ini, pengertian moral hampir sama dengan etika, namun moral
mempunyai makna yang abstrak. Misalnya terdapat contoh kasus bahwasanya seorang
pecandu narkotika adalah seorang yang bermoral bejat, berarti mereka berpegang pada
nilai dan norma yang tidak baik.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan
buruk yang mempengaruhi sikap seseorang atau yang mengatur tingkah laku seseorang.
Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan
pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dan lain sebagainya. Hal ini

5
yang disebut kesadaran moral. Persamaan moral dengan etika adalah sama dalam hal
memberi norma bagi perilaku manusia.
TINGKAT TAHAP PERASAAN
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
TAHAP PRA MORAL Tahap 0
0-6 tahun Perbedaan antara baik
dan buruk belum
didasarkan atas
kewibawaan atau norma-
norma
TINGKAT PRA TAHAP 1 Takut pada akibat
KONVENSIONAL Anak berpegang pada negatif dari
Perhatian khusus untuk kepatuhadan hukuman. perbuatan
akibat perbuatan; Takut untuk kekuasaan
hukuman; ganjaran; dan berusaha
motif-motif lahiriyah dan meghindarkan hukuman
partukular TAHAP 2
Anak mendasarkan diri
atas egoisme naif yang
kadang-kadang ditandai
hubungan timbal-balik
TINGKAT TAHAP 3 Rasa bersalah
KONVENSIONAL Orang berpegang pada kepada orang lain
Perhatian juga untuk keinginan dan bila tidak
maksud perbuatan; persetujuan dari orang mengikuti tuntunan
memenuhi perbuatan, lain lahiriyah
mempertahankan
ketertiban TAHAP 4
Orang berpegang pada
ketertiban moral dengan
aturannya sendiri

6
TINGKAT TAHAP 5 Penyesalan atau
PASCAKONVENSION Orang berpegang pada penghukuman diri
AL / TINGKAT persetujuan demokratis, karena tidak
BERPRINSIP kontrak sosial, mengikuti
Hidup moral adalah konsensus bebas pengertian
tanggungjawab pribadi moralnya sendiri
atas dasar prinsip-prinsip
batin; maksud dan
akibat-akibat tidak TAHAP 6
diabaikan Orang berpegang pada
hati nurani pribadi, yang
ditandai oleh
keniscayaan dan
universalitas
Tabel 1.1. Tahap Perkembangan Moral (Bertens, 2001)

Secara singkat hubungan nilai, norma, moral, dan etika dapat dijelaskan pada
gambar berikut:

Kebiasaan Nilai Norma Moral Etika

Gambar 1.1. Hubungan antara Kebiasaan, Nilai, Norma,Moral, dan Etika.


Di dalam di dunia ada kebiasaan, yang kita tidak perlu memaksakan diri, Kebiasaan
itu kita lakukan dan tidak akan pernah berhenti, di awali dengan bangun tidur.
Nilai melekat pada kebiasaan. Nilai bisa baik ataupun buruk. Saat akan memasuki
kamar mandi dengan kaki kiri dulu akan dianggap baik. Baik itu merupakan nilai. Suatu
kebiasaan akan di warnai nilai, nilai tersebut ditetapkan oleh para nenek moyang kita juga
dipengaruhi oleh adat isitadat. Intervensi nilai pada kebiasaan berlangsung terus menerus
(budaya) dan tidak dibuat-buat melainkan suatu kenyataan.
Norma merupakan tuntunan perilaku yg lahir dari kebiasaan yang sudah di beri
nilai. jika melakukan suatu nilai yang baik, berarti kita sudah mengikuti norma yang baik,
dan sebaliknya jika kita mengikuti nilai yang buruk, kita akan menjadi buruk. Norma bisa
disebut adat istiadat/ budaya.

7
Moral adalah penerapan norma dengan kata lain moral merupakan bentuk praktik
dari norma. Seorang yang mampu memilih norma yang baik dalam kehidupanya disebut
bermoral baik, dan sebaliknya jika menerapkan norma yang buruk, maka bermoral buruk.
Etika merupakan fungsi kritis dari moral. dalam kegiatannya orang mengkritisi
moralitas seseorang untuk di evaluasi baik buruknya. Etika akan mengeluarkan saran dari
kritisannnya dengan kata “sebaiknya” dengan saran yang universal dengan
memperhatikan ekonomi, sosial budaya, religi, dan sebagainya yang akan menghasilkan
saran sehingga dapat mewarnai perilaku dan bisa berwarna nilai, serta sebagai pedoman
atau tuntunan.
4. Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi di dalam
melaksanakan tugas profesi dan hidupnya di masyarakat. Kode etik berisi petunjuk
bagaimana menjalankan profesi, larangan dalam profesi, dan ketentuan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam menjalankan profesi dan dalam pergaulan di masyarakat.
5. Issue Etik dan Moral
Issu etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas
individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas
ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu
golongan atau profesi.
Sedangkan issu moral adalah berita tentang benar salah suatu tindakan
berdasarkan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang
dianut berdasarkan keyakinan yang ada dalam diri individu. Isu moral juga berhubungan
dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut
konflik dan perang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa isu moral dalam pelayanan
kebidanan dapat diartikan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan.

8
B. Issue Etik Bidan Dengan Klien, Keluarga, Masyarakat, Teman Sejawat, Tenaga
Kesehatan, Organisasi Profesi.
1. Issue Etik Antara Bidan Dengan Klien, Keluarga, Masyarakat
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan.
Seorang bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran
dan fungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam
hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya
sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
Kasus
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama
satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38
minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam
yang lalu. Setelah dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam
keadaan letak sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah
Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama suami
menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi
bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi
keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat
membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong
persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong
persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal
ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan
berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam
keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun
menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan
berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi
sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa

9
bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut
dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
a. Konflik : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan
melahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar
operasi.
b. Issu : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan
tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa
bidan tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat
atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
c. Dilema : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk
menolong persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.
Seharusnya ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga
dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan
di lapangan.
2. Issue Etik antara Bidan dengan Teman Sejawat
Kasus
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu
bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama memiliki BPS dan ada persaingan di antara
dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS
bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak
sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun
mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi
mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A”
mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan
“A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di anggap
melanggar wewenang profesi bidan.
a. Issu Moral: seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.

10
b. Konflik Moral: menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi
persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”.
c. Dilema Moral:
1) Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan
kehilangan satu pasien.
2) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan “A”
dengan di laporkan ke lembaga yang berwewenang.
3. Issu Etik Bidan dengan Tenaga Kesehatan Lain
Issu etik antara Bidan dengan tenaga Kesehatan lain merupakan perbedaan sikap
etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya. Sehingga menimbulkan
ketidak r atau kerenggangan social.
Kasus
Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu berusia 35 Tahun
keadaannya sudah lemah. bidan menanyakan kepada keluarga pasien apa yang terjadi
pada pasien. Dan suami pasien menjawab ketika dirumah Px jatuh & terjad iperdarahan
hebat. Setelah itu bidan memberikan pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan
menjelaskan pada keluarga, agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan
curretase.Kemudian keluarga px menolak saran bidan tsb, dan meminta bidan yang
melakukan currentase. selang waktu 2 hari px mengalami perdarahan lagi kemudian
keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan kapeda suami px, apa yang sebenarnya
terjadi dan suami px menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran
& di currentase bidan didesany. dokter mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah
konflik antara bidan & dokter.
a. Issue etik : Mall Praktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya.
b. Konflik :bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga terjadilah konflik
antara bidan & dokter.
c. Dilema : jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya merenggut nyawa px karena
BPS jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan merasa melanggar kode etik
kebidanan & merasa melakukan tindakan diluar wewenangnya.

11
4. Issue Etik Antara Bidan dan Organisasi Profesi
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topic
masalah yang menjadi bahan pembicaraan antara bidan dengan organisasi profesi karena
terjadinyasuatu hal-hal yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal kehamilan
ibutersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil
pemeriksaanbidan Ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir
pervaginanyasangat beresiko Saat persalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika
tidak dirujuk maka beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada
janin bisa terjadigawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko
yang akan terjadi. Tapiia ebih memntingkan egonya sendiri karena takut kehilangan
komisinya dari pada dirujuk kermah sakit. Setelah janin lahir Ibu mengalami perdarahan
hebat, sehingga kejang-kejang danmeninggal. Saaat berita itu terdengar organisasi profesi
( IBI ), maka IBI memberikan sanksiyang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah
merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin praktek ( BPS ) bidan A dicabut dan
dikenakan denda sesuai dengan pelanggaran tersebut.
a. Issue etik : terjadi malpraktek, pelangaran wewenang Bidan
b. Dilema etik : warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada
organisasi profesi dan diberikan penangan.
C. Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang
berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.

12
g. Agama / kepercayaan.
h. Hubungan dengan pasien.
i. Hubungan dokter dengan bidan.
j. Kebenaran.
k. Pengambilan keputusan.
l. Pengambilan data.
m. Kematian.
n. Kerahasiaan.
o. Aborsi.
p. AIDS.
q. In Vitro fertilization
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
a. Perawatan intensif pada bayi.
b. Skreening bayi.
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
b. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
D. Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:
a. Kasus abortus.
b. Euthanansia.
c. Keputusan untuk terminasi kehamilan
E. Dilema Dan Konflik Moral
Dilema berarti adanya dua kemungkinan yang tidak bisa keduanya benar. Dasar
penilaian dilema moral tindakan kebidanan yang dilakukan bergantung pada analisis dan
argumentasi yang ada. Pembahasan dilema moral berguna untuk mengembangkan dan
mempertajam kesadaran moral (Bertens, 2011).

13
Dilema moral menurut Campbell (1972) adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan
pemecahan masalah dan tidak satupun dari pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yang
tepat, sehingga menimbulkan adanya kebimbangan saat pengambilan keputusan. Dilema
muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara
nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Konflik moral menurut Jonsen (1985) adalah pada dasarnya sama dengan dilema,
namun pada kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering
menyebabkan dilema. Terdapat dua tipe konflik yaitu konflik yang berhubungan dengan
prinsip dan Konflik yang berhubungan dengan otonomi.Dua tipe konflik ini merupakan dua
bagian yang tidak dapat dipisahkan. Jadi, konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak
atau lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan cara mengusahakan untuk
menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lain (Setiawan, 1994).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Issue adalah suatu berita yang belum tentu kebenarannya. Etika, dapat diartikan
sebagai nilai mengenai benar atau salah yang dianut oleh suatu golongan. Moral
merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan buruk yang
mempengaruhi sikap seseorang atau yang mengatur tingkah laku seseorang. Ada
beberapa issue etik dalam kebidanan, yaitu issue etik antara bidan dengan klien, keluarga,
masyarakat. Issue etik antara bidan dengan teman sejawat, issue etik antara bidan dengan
tenaga kesehatan lain, dan issue etik antara bidan dengan organisasi profesi. Dilema
moral berguna untuk mengembangkan dan mempertajam kesadaran moral, sedangkan
konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih berusaha memaksakan
tujuannya dengan cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai
pihak lain.
B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, harus mengetahui dan dapat
membedakan antara issue, etika, dan moral. Kita juga harus memahami benar apa saja
kode etik dalam kebidanan, karena dalam memberikan pelayanan kepada klien kita
sebagai bidan diatur oleh batasan-batasan yang dimaksud dengan kode etik kebidanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Campbell et all. 1972. Practical Medical Ethics. Auckland : Oxford University Press.

http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/issue-etik-dalam-pelayanan-kebidanan/

http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan

Jones, S. 2000. Ethics ang Midwifery. New York : Molbes.

Jonsen et all. 1985. Clinical Ethics. A Practical Approach to Ethical Decisions in Clinical
Medicine. New York : MacMillan Publishing Co.

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press.
Jogjakarta.

16
LAPORAN ETIKOLEGAL
“ISSUE ETIK YANG TERJADI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”

Disusun Oleh:
Luh Putu Jessica Riana Fitria Dewi (P07124018026)
Melani Agustina (P07124018027)
Nesya Tirtarisanti (P07124018028)
Ni Wayan Suci Satiawati (P07124018029)
Ni Wayan Andini Matari Shanti (P07124018030)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MATARAM

D III KEBIDANAN SEMESTER II

TINGKAT I / KELAS A

TA 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun laporan etikolegal ini. Laporan ini
membahas tentang “Issue Etik yang Terjadi Dalam Pelayanan Kebidanan”.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
kita semua.

Mataram, 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar isi............................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Tujuan .................................................................................................................... 2
C. Manfaat .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

A. Pengertian dan Bentuk Issue Etik .......................................................................... 4


B. Issue Etik Bidan Dengan Klien, Keluarga, Masyarakat, Teman sejawat, Tenaga
Kesehatan, Organisasi Profesi ............................................................................... 9
C. Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan ............................................................... 12
D. Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan ............................................................ 13
E. Dilema dan Konflik Moral .................................................................................... 13

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
B. Saran ..................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 16

iii

Anda mungkin juga menyukai