Makalah Konstipasi
Makalah Konstipasi
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari
kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran)
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih
pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus,
red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang
berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih
dari tiga hari berturut-turut.
Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30 persen pada
kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering mengeluh konstipasi dibanding
pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1. Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya
umur, terutama usia 65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang berusia usia 65 tahun
ke atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26 persen.
Konstipasi bisa terjadi di mana saja, dapat terjadi saat bepergian, misalnya karena jijik
dengan WC-nya, bingung caranya buang air besar seperti sewaktu naik pesawat dan
kendaraan umum lainnya. Penyebab konstipasi bisa karena faktor sistemik, efek samping
obat, faktor neurogenik saraf sentral atau saraf perifer. Bisa juga karena faktor kelainan organ
di kolon seperti obstruksi organik atau fungsi otot kolon yang tidak normal atau kelainan
pada rektum, anak dan dasar pelvis dan dapat disebabkan faktor idiopatik kronik.
Mencegah konstipasi secara umum ternyata tidaklah sulit. Lagi-lagi, kuncinya adalah
mengonsumsi serat yang cukup. Serat yang paling mudah diperoleh adalah pada buah dan
sayur. Jika penderita konstipasi ini mengalami kesulitan mengunyah, misalnya karena
ompong, haluskan sayur atau buah tersebut dengan blender.
Irritable bowel syndrome merupakan suatu gangguan fungsional dari gatrointestinal yang
ditandai oleh rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut dan perubahan kebiasaan defekasi
tanpa penyebab organik.Walaupun setelah dilakukan test darah, X- ray dan colonoscopy tidak
akan ditemukan kelainan yang dapat menjelaskan timbulnya gejala-gejala tersebut diatas.
Sementara kekerapannya di Asia Tenggara lebih jarang yaitu sekitar kurang dari
5%.Budaya yang berbeda, orang kulit putih lebih sering melaporkan timbulnya gejala IBS
dibandingkan Hispanik namun setelah dilakukan pengontrolan perbedaan social ekonomi
dan polamakan, perbedaan etnik ini tidak lagi menujukkan perbedaan yang berarti..
Irritable Bowel Syndrom adalah suatu kondis ikronik dari saluran cerna bagian
bawah.Gejala IBS meliputinyeri abdomen, perut terasa meregang, kembung dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan perubahan kebiasaan defekasi.Terdapat 3 sub kategoridari IBS bila
dilihat dari 3 gejala utama yaitu nyeri yang berhubungan diare, nyeri yang berhubungan
dengan konstipasi dan nyeri yang disertai diare dan konstipasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Nutrisionis mengetahui gambaran umum penyakit konstipasi.
2. Tujuan khusus :
Konstipasi menahun (kronik), kapan mulainya tidak jelas dan menetap selama
beberapa bulan atau tahun. Konstipasi adalah kondisi di mana feses memiliki konsistensi
keras dan sulit dikeluarkan. Masalah ini umum ditemui pada anak-anak. Buang air besar
mungkin disertai rasa sakit dan menjadi lebih jarang dari biasa. Pada anak normal,
konsistensi feses dan frekuensi BAB dapat berbeda-beda. Bayi yang disusui ASI mungkin
mengalami BAB setiap selesai disusui atau hanya sekali dalam 7-10 hari. Bayi yang disusui
formula dan anak yang lebih besar mungkin mengalami BAB setiap 2-3 hari.
Dengan demikian frekuensi BAB yang lebih jarang atau konsistensi feses yang sedikit lebih
padat dari biasa tidak selalu harus ditangani sebagai konstipasi.. Definisi kontipasi bersifat
relatif, tergantung pada konsistensi tinja, frekuensi buang air besar dan kesulitan keluarnya
tinja. Pada anak normal yang hanya berak setiap 2-3 hari dengan tinja yang lunak tanpa
kesulitan, bukan disebut konstipasi. Konstipasi adalah persepsi gangguan buang air besar
berupa berkurangnya frekuensi buang air besar, sensasi tidak puasnya buang air besar,
terdapat rasa sakit, harus mengejan atau feses keras.
Konstipasi berarti bahwa perjalanan tinja melalui kolon dan rektum mengalami
penghambatan dan biasanya disertai kesulitan defekasi .Disebut konstipasi bila tinja yang
keluar jumlahnya hanya sedikit, keras, kering, dan gerakan usus hanya terjadi kurang dari 3 x
dalam 1 mnggu.Kriteria baku untuk menentukan ada tidaknya konstipasi telah ditetapkan,
meliputi minimal 2 keluhan dari beberapa keluhan berikut yang diderita penderita minimal 25
% selama minimal 3 bulan : (1) tinja yang keras, (2) mengejan pada saat defekasi, (3)
perasaan kurang puas setelah defekasi, dan (4) defekasi hanya 2 x atau kurang dalam
seminggu.
Irritable bowel syndrome merupakan penyakit yang terjadi akibat beberapa penyakit
yang berhubungan dengan usus besar. Misalnya diare, konstipasi, gangguan usus, gangguan
peristaltik dan gangguan pencernaan lain yang berkenaan dengan usus besar. Sedang sebab
1. Stres
Stress psikologis dapat merubah fungsi motor pada usus halus dan kolon, baik pada orang
normal maupun pasien IBS. Sampai 60% pasien pada pusat rujukan memiliki gejala psikiatri
seperti somatisasi, depresi, dan cemas. Dan pasien dengan diagnosis IBS lebih sering
memiliki gejala ini. Ada atau tidaknya riwayat abuse pada masa anak-anak (seksual, fisik,
atau keduanya) dihubungkan dengan beratnya gejala pada pasien dengan IBS. Ini telah
diusulkan bahwa pengalaman awal pada hidup dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan
memberikan predisposisi untuk keadaan kewaspadaan yang berlebihan.
Mikroorganisme seperti bakteri, virus, kuman dll
Intoleransi makanan
Beberapa orang dengan IBS cenderung memiliki alergi makanan. Pada tahun 2007 dasar
bukti itu tidak cukup kuat untuk merekomendasikan diet ketat. Banyak modifikasi diet yang
berbeda telah dicoba untuk memperbaiki gejala IBS. Ada yang efektif dalam beberapa sub-
populasi. Sebagai intoleransi laktosa dan IBS memiliki gejala yang sama seperti percobaan
diet bebas laktosa sering dianjurkan. Sebuah fruktosa membatasi diet dan asupan fructan
telah terbukti berhasil mengobati gejala secara dosis-tergantung pada pasien dengan
malabsorpsi fruktosa dan IBS. Sementara banyak IBS pasien percaya bahwa mereka memiliki
beberapa bentuk intoleransi makanan, tes mencoba untuk memprediksi sensitivitas makanan
di IBS telah mengecewakan. Satu studi melaporkan bahwa tes antibodi IgG efektif dalam
menentukan sensitivitas makanan pada pasien IBS, dengan pasien dengan diet eliminasi
mengalami gejala penurunan 10% lebih besar daripada mereka yang diet semu. [64] Lebih
data yang diperlukan sebelum pengujian IgG dapat direkomendasikan. Tidak ada bukti bahwa
pencernaan makanan atau penyerapan nutrisi yang bermasalah bagi mereka dengan IBS pada
tingkat yang berbeda dari mereka yang tidak IBS. Namun, tindakan yang sangat makan atau
minum dapat menimbulkan reaksi yang berlebihan dari respon gastrocolic pada beberapa
pasien dengan IBS karena kepekaan yang meningkat mendalam mereka, dan ini dapat
mengakibatkan perut, sakit diare, sembelit dan / atau konstipasi.
Dalam 50 tahun terakhir, perubahan pada kontraktilitas kolon dan usus halus telah
diketahui pada pasien IBS. Stres psikologis atau fisik dan makanan dapat merubah
kontraktilitas kolon. Motilitas abnormal dari usus halus selama puasa,seperti kehilangan dari
komplek motor penggerak dan adanya kontraksi yang mengelompok dan memanjang,
kontraksi yang diperbanyak, ditemukan pada pasien IBS. Juga dilaporkan adanya respon
kontraksi yang berlebihan pada makanan tinggi lemak. Nyeri lebih sering dihubungkan
dengan aktivitas motor yang ireguler dari usus halus.
3. Infeksi atau inflamasi
Sitokin inflamasi mukosa dapat mengaktivasi sensitisasi perifer atau hipermotilitas. Gwee
dkk.11 melaporkan pasien dengan enteritis infeksi, adanya hipokondriasis dan kehidupan
penuh stress pada saat infeksi akut memprediksi berkembangnya IBS kemudian. Ditemukan
adanya bukti yang menunjukkan bahwa beberapa pasien IBS memiliki peningkatan jumlah
sel inflamasi pada mukosa kolon dan ileum. Adanya episode enteritis infeksi sebelumnya,
faktor genetik, alergi makanan yang tidak terdiagnosis, dan perubahan pada mikroflora
bakteri dapat berperanan pada terjadinya proses inflamasi derajat rendah. Inflamasi dikatakan
dapat mengganggu reflex gastrointestinal dan mengaktivasi sistem sensori visceral meskipun
jika respon inflamasi yang minimal. Kelainan pada interaksi neuroimun dapat berperanan
pada perubahan fisiologi dan hipersensitivitas gastrointestinal yang mendasari IBS.
Kecenderungan alami gerakan usus yang lebih lambat, misalnya pada anak dengan
riwayat feses yang lebih padat dari normal pada minggu-minggu awal setelah lahir.
Nutrisi yang buruk, misalnya yang tinggi lemak hewani dan gula (pencuci mulut,
makanan-makanan manis), serta rendah serat (sayuran, buah-buahan, whole grains).
Beberapa obat dapat menyebabkan konstipasi, misalnya antasid, fenobarbital (obat
kejang), obat pereda nyeri, dan obat batuk yang mengandung kodein.
Kebiasaan BAB yang tidak baik, misalnya tidak tersedianya cukup waktu untuk BAB
dengan tuntas.
Kurangnya asupan cairan.
Kurangnya aktivitas fisik.
Adanya kondisi anus yang menyebabkan nyeri, misalnya robekan pada lapisan
mukosa anus (anal fissure). Hal ini seperti lingkaran setan karena mengedan untuk
mengeluarkan feses yang keras dapat menyebabkan terjadinya fissure, dan nyeri yang
disebabkan fissure menyebabkan anak menahan kebutuhan BAB yang memperparah
konstipasi.
Toilet training yang dipaksakan. Toilet training pada anak yang belum siap secara
emosional dapat mengakibatkan anak memberontak dengan menahan keinginan BAB.
Ada beberapa gejala yang pada umumnya menyertai irritable bowel syndrome,
diantaranya adalah :
Ketidak normalan frekuensi defeksi
Kelainan bentuk feses
Ditemukan keluhan diare dengan lendir, darah, kembung, nyeri abdomen bawah.
Sembelit
Sendawa
PATOFISIOLOGI
Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat megalami gangguan, yaitu kesulitan
atau hambatan pasase bolus di kolon atau rektum, sehingga timbul kesulitan defekasi atau
timbul obstipasi. Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau dapat
karena kelainan psikoneuorosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus oleh suatu penyakit
yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (parasit, bakteri, virus), kelainan organ, misalnya
tumor baik jinak maupun ganas, pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna (pasca
gastrektomi, pasca kolesistektomi). Untuk mengetahui bagaimana terjadinya konstipasi, perlu
diingat kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke dalam kolon,
kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan sisa makanan, atau tinja. Kontraksi
otot kolon akan mendorong tinja ini ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan
berbentuk padat karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering pada
konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu anyak air. Hal ini terjadi karena kontraksi
otot kolon terlalu perlahan-lahan dan malas, menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon
terlalu lama.
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau pada
fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer, penggunaan obat-obat
tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus
gastrointestinal.
Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun pengosongan rektum.
Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila peristaltik kolon tidak efektif (misalnya,
Stres, diet, bakteri, kuman, jenis makanan dan reaktifitas usus yang abnormal dapat
menyebabkan IBS.
Stres dapat memicu gejala IBS. Ketika seseorang mendapatkan masalah yang menyita
pikirannya, maka hal ini dapat mempengaruhi sel- sel saraf dan menjadikan kekejangan pada
ETIOLOGI
A. Konstipasi sekunder
1. Pola hidup: Diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang buruk,
kurang olahraga.
2. Kelainan anatomi (struktur) : fissura ani, hemoroid, striktur, dan tumor, abses
perineum, megakolon.
6. Obat : antidepresan (antidepresan siklik, inhibitor MAO), logam (besi, bismuth), anti
kholinergik, opioid (kodein, morfin), antasida (aluminium, senyawa kalsium),
“calcium channel blockers” (verapamil), OAINS (ibuprofen, diclofenac),
simpatomimetik (pseudoephidrine), cholestyramine dan laksan stimulans jangka
panjang.
C. Penyebab lain
1. Diabetes mellitus.
2. Hiperparatiroid
3. Hipotiroid.
5. Neuropati
6. Penyakit Parkinson
7. Skleroderma
8. Idiopatik
Pola hidup seperti diet rendah serat, kurang minum dan olahraga merupakan penyebab
tersering dari konstipasi. Penyebab umum dari konstipasi adalah diit yang rendah serat,
seperti terdapat pada sayuran, buah, dan biji-bijian, dan tinggi lemak seperti dalam keju,
mentega, telur dan daging. Mereka yang makan makanan yang kaya serat biasanya lebih
jarang yang mengalami konstipasi Diit rendah serat juga memegang peranan penting untuk
timbulnya konstipasi pada usia lanjut. Mereka biasanya kurang berminat untuk makan, dan
lebih senang memilih makanan cepat saji yang kadar seratnya rendah. Selain itu,
berkurangnya jumlah gigi, memaksa mereka lebih suka makan makanan lunak yang sudah
diproses dengan kadar serat yang rendah.
Dalam keadaan normal cairan akan mengisi sebagian besar usus dan feces sehingga
feces mudah dikeluarkan. Penderita konstipasi sebaiknya minum air yang cukup, kira-kira 8
liter per hari. Cairan yang mengandung kafein, seperti kopi dan kola, serta alkohol memiliki
efek dehidrasi, sehingga dapat meyebabkan konstipasi. urang olahraga dapat menyebabkan
terjadinya konstipasi, meskipun belum diketahui dengan pasti patogenesisnya. Sebagai
contoh, konstipasi sering terjadi pada orang sakit yang melakukan istirahat yang panjang.
Pada bayi di bawah usia satu tahun, kemungkinan masalah organik yang mungkin
menyebabkan konstipasi harus diteliti dengan lebih cermat, terutama apabila konstipasi
disertai gejala lain seperti:
1. Keluarnya feses pertama lebih dari 48 jam setelah lahir, kaliber feses yang
kecil, gagal tumbuh, demam, diare yang diserai darah, muntah kehijauan, atau
terabanya benjolan di perut.
2. Perut yang kembung.
3. Lemahnya otot atau refleks kaki, adanya lesung atau rambut di punggung
bagian bawah.
4. Selalu tampak lelah, tidak tahan cuaca dingin, denyut nadi yang lambat.
5. Banyak BAK, banyak minum.
6. Diare, pneumonia berulang.
7. Anus yang tidak tampak normal baik bentuk maupun posisinya
Lebih dari 95% konstipasi pada anak di atas satu tahun adalah konstipasi
fungsional (tidak ada kelainan organik yang mendasarinya).5 Umumnya
masalah inKebiasaan BAB yang baik.
8. Anak yang mengalami konstipasi harus dilatih untuk membangun kebiasaan
BAB yang baik.2 Salah satu caranya adalah dengan membiasakan duduk di
toilet secara teratur sekitar lima menit setelah sarapan, bahkan jika anak tidak
merasa ingin BAB. Anak harus duduk selama lima menit, bahkan jika anak
telah menyelesaikan BAB sebelum lima menit tersebut habis..
9. Anak juga harus belajar untuk tidak menahan keinginan BAB. Kadang anak
mengalami kekhawatiran jika harus menggunakan toilet di sekolah. Jika orang
tua mencurigai adanya masalah tersebut, orang tua hendaknya membicarakan
A. Laksans
Psyllium (Metamucil,Fiberall)
Methylcellulose (Citrucel)
Ispaghula (Mucofalk)
Dietary brand
Polaxalko
E.Osmotic laxatives
Mempunyai efek menahan cairan dalam usus, osmosis, atau mempengaruhi pola
distribusi air dalam tinja. Laksans jenis ini mempunyai kemampuan seperi “spons”, menarik
air ke dalam kolon, sehingga tinja mudah melewati usus.
Sorbitol
Magnesium sulfate
Magnesium phosphate
Penderita yang sudah tergantung pada pemakaian laksans ini, sebaiknya dianjurkan untuk
menghentikan obat ini secara perlahan-lahan. Pada sebagian besar penderita, biasanya
kemampuan untuk kontraksi kolon dapat dipulihkan kembali secara alamiah, dengan
memperbaiki penyebab konstipasi tersebut.
A. Prokinetik
Obat-obat prokinetik telah dicoba untuk pengobatan konstipasi, tetapi belum banyak
publikasi yang menunjukkan efektivitasnya. Obat prokinetik (seperti : cisapride dan
metoclopramide) merupakan agonis 5HT4 dan antagonis 5HT3. Cisapride telah dilaporkan
dapat memperbaiki keluhan penyakit refluks gastroesofagus, namun pada konstipasi belum
banyak laporan yang ditulis.
Tegaserod, merupakan agonis parsial 5-HT4, dapat mempercepat transit orosekal (tanpa
mempengaruhi pengosongan lambung) dan mempunyai tendensi untuk mempercepat transit
kolon. Dalam uji klinik fase III, tegaserod 12 mg/hari, menghasilkan peningkatan kelompok
“Irritabel bowel syndrome” tipe konstipasi yang mencapai tujuan utama “hilangnya keluhan “
penderita. Efek sekunder yang ditemukan termasuk antara lain perbaikan dalam konstipasi,
nyeri sepanjang hari, dan rasa kembung.
B. Analog prostaglandin
Bahan tertentu dapat dimasukkan ke dalam anus untuk merangsang kontraksi dengan
cara menimbulkan distensi atau lewat pengaruh efek kimia, untuk melunakkan tinja.
Kerusakan mukosa rektum yang berat dapat terjadi akibat ekstravasasi larutan klisma ke
dalam lapisan submukosa. Beberapa cara yang dapat dipakai :
o Gliserin supositori
o Bisacodyl supositori
D. Biofeedback
Penderita dengan konstipasi kronik akibat disfungsi anorektal dapat dicoba dengan
pengobatan “biofeedback” untuk mengembalikan otot yang mengendalikan gerakan usus.
“Biofeedback” menggunakan sensor untuk memonitor aktivitas otot yang pada saat yang
sama dapat dilihat di layar komputer sehingga fungsi tubuh dapat diikuti dengan lebih
akurat. Seorang ahli kesehatan yang professional, dapat menggunakan alat ini untuk
menolong penderita mempelajari bagaimana cara menggunakan otot tersebut.
Dalam penelitian Houghton dan kawan-kawan (2002) ditemukan bahwa emosi dapat
mempengaruhi persepsi dan distensi rektal pada penderita IBS. Juga dapat ditunjukkan
bahwa pikiran mempunyai peranan yang sangat penting dalam modulasi faal saluran
cerna.
E. Operasi
Bulking Agents
Pelunak Tinja
Minyak Mineral
Bahan-bahan Osmotik
Pencahar Perangsang.
1. Bulking Agents.
Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam buang air
besar. Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.
2. Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.
Sebenarnya bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja,
sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.
3. Minyak Mineral.
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam lemak. Dan jika
seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral secara tidak sengaja, bisa
terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru.Selain itu, minyak mineral juga bisa
merembes dari rektum.
4. Bahan Osmotik.
Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga
tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga meregangkan dinding
usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat
dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol). Beberapa bahan osmotik mengandung
natrium, menyebabkan retensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal
jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar.
Bahan osmotik yang mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran
darah dan berbahaya untuk penderita gagal ginjal.
Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam 3 jam dan lebih baik digunakan sebagai
pengobatan daripada untuk pencegahan.Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus
sebelum pemeriksaan rontgen pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.
5. Pencahar Perangsang.
Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur), akan bekerja
setelah 15-60 menit.Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus
besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas
berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).
Laksatif
Laksatif mungkin dibutuhkan untuk menangani konstipasi. Jika laksatif tidak bekerja
atau harus diberikan berulang kali, anak harus dievaluasi oleh dokter. Beberapa laksatif yang
dapat diberikan adalah:
Jus prune: Jus prune adalah laksatif ringan yang efektif pada sebagian anak. Jus ini
mungkin akan terasa lebih enak jika dicampur dengan jus buah lain.
Psyllium husk (salah satu merknya adalah metamucil). Laksatif ini bekerja dengan
melunakkan feses sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Senokot (senna). Laksatif ini bekerja dengan menstimulasi usus untuk mengosongkan
isinya. Laksatif ini berbentuk butiran yang dapat dicampur dengan makanan seperti es
krim.
Durolax (bisacodyl). Bentuk laksatif ini adalah tablet dan bekerja dengan cara yang
sama seperti senokot.
Coloxyl (docusate). Laksatif ini berupa tablet atau tetes, bekerja dengan melunakkan
feses.
Agarol (parafin cair dan fenoftalein). Laksatif ini berbentuk cairan, bekerja dengan
melunakkan dan melicinkan feses, serta menstimulasi usus untuk mengosongkan
isinya.
Parachoc (parafin cair dengan rasa coklat-vanila). Laksatif ini berbentuk cairan dan
bekerja dengan cara yang sama seperti agarol.
Hal ini hanya diperlukan pada sebagian kecil anak yang mengalami konstipasi yang
sangat berat.2 Hal ini dilakukan di RS dengan memberikan cairan bernama Golytely
baik dengan cara diminum atau melalui selang lambung.
Berikut ini adalah algoritma penanganan konstipasi pada dua kelompok usia: di bawah
satu tahun dan di atas satu tahun;
3. Latihan usus besar; penderita dianjurkan mengadakan waktu secara teratur tiap hari
untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya. Dianjurkan waktu ini adalah 5 – 10
menit setelah makan, sehingga dapat memanfaatkan refleks gastro-kolon untuk BAB.
Diharapkan kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap tanda –
tanda dan rangsangan untuk BAB, dan tidak menahan atau menunda dorongan untuk
BAB ini.
A. Kesimpulan
Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air besar) dari
kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang jarang, jumlah feses (kotoran)
kurang, atau fesesnya keras dan kering. Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih
pada lanjut usia (lansia) akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus,
red) lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan kurang
berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini bertambah parah jika sudah lebih
dari tiga hari berturut-turut.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. http://kamuskesehatan.com/arti/konstipasi/
2. http://ahriku.wordpress.com/2010/02/08/konstipasi/.
3. http://medicastore.com/penyakit/473/Sembelit_Konstipasi.html.
4. http://ibs-irritable-bowel-syndrome-gangguan-pencernaan-.html.
5. http://www.totalkesehatananda.com/index.html.
6. http://KONSTIPASI « Ahriku's Blog.html.
7. http://kamuskesehatan.com/art/konstpasi/html.