Anda di halaman 1dari 3

Kasus Mengejutkan dari Phineas Gage

Pada tahun 1848, Phineas Gage, seorang mandor Rutland and Burlington Railroad, menjadi
korban sebuah kecelakaan tragis. Untuk meletakkan jalur baru, permukaan tanah harus diratakan,
dan Gage mengepalai peledakannya. Tugasnya melibatkan pengeboran lubang di bebatuan,
menaburkan bubuk mesiu ke dalam setiap lubang, menutupnya denga pasir, dan memadatkan
material itu ke dalam tanahdengan besi oemadat besar sebelum meledakkannya dengan sumbu.
Pada hari naas itu, bubuk mesiu meledak ketika Gage sedang memadatkannya, melontarkan besi
pemadat setebal 3 cm sepanjang 90 cm masuk ke wajahnya, menembus tulang tengkoraknya, dan
otaknya, dank e luar sisi lain kepanya.

Luar biasanya, nyawa Gage selamat dari kecelakaan itu, tetapi menjadikannya seorang
laki-laki yang sama sekali berubah. Sebelum kecelakaan, Gage adalah orang yang
bertanggungjawab, cerdas, secara sosial mudah menyesuaikan diri, dan sangat disukai oleh teman-
teman dan sesame pekerja. Begitu sembuh, kemempuan tubuh dan inteletualnya tampak sama
seperti sebelumnya, tetapi kepribadian emosionalnya berubah total. Laki-laki yang sebelumnya
religious terhormat, dan riliabel itu berubah menjadi laki-laki yang kurang sopan dan impulsif.
Kata-katanya yang kasar dan tidak senonoh melukai hati banyak orang. Ia menjadi sangat tidak
relibel dan tidak dapat diandalkan sehingga dengan cepat kehilangan pekerjaannya dan tidak
pernah lagi bisa mendapatkan posisi yang menyertakan tanggung jawab.

Gage harus hidup berpindah-pindah, berkelana ke seantero negeri selama bertahun-tahun


sampai meninggal di San Fransisco. Kecelakaannya yang aneh dan kesembuhannya yang tampak
sukses menjadi headline di seluruh dunia, tetapi kematiannya tidak banyak diketahui dan
diperhatikan orang.

Gage dimakamkan di sebelah besi pemadat yang mencelakainya. Lima tahun kemudian, neurology
John Harlowmendapatkan izin dari keluarga Gage untuk menggali kuburannya, untuk mengambil
tubuh dan besi pemadat celaka itu untuk dioelajari. Sejak itu, tengkorak Gage dan besi pemadat
itu dipamerkan di Warren Anatomical Medical Museum di Harvard University. (Pinel, 2012)

Mengapa kecelakaan di bagian kepala Phineas Gage menyebabkan perubahan kepribadian dan
emosinya? Ternyata ada bagian otak pengatur emosi yang rusak karena kecelakaan tersebut.
Menurut penelitian, tampaknya kerusakan pada otak Gage memengaruhi kedua llobus prefrontal
medial, yang sekarang diketahui terlibat dalam perencanaan dan emosi (lihat Machado &
Bachevalier, 2006; Vogt, 2005).

Sistem Limbik dan Emosi

Sistem limbic adalah kumpulan nuclei dan taktus yang membatasi thalamus. Pada 1937, Papez
mengusulkan bahwa ekspresi emosiona dikontrol oleh beberapa struktur neural yang saling
berhubungan yang disebut system limbic. Papez juga mengtakan bahwa keadaan emosional
diekspresikan melalui aksi struktur-struktur limbic lain di hypothalamus dan bahwa mereka
dialami melalui aksi struktur-struktur limbic di korteks.

Teori Emosi

Ada banyak teori-teori tentang emosi yang dicetuskan oleh beberapa ahli. Letak perbedaan dari
teori-toeri tersebut adalah bagian apa yang memengaruhi apa sehingga menimbulkan emosi
tertentu.

1. Teori James Lange

Teori yang dicetuskan oleh William James dan Carl Lange ini mengatakan bahwa aktivitas
dan perilaku otonom yang dipicu oleh kejadian emosional, misalnya detak jantung yang
cepat dan melarikan diri, menghasilkan perasaan emosi, bukan sebaliknya.

2. Teori Cannon-Bard

Teori yang dicetuskan oleh Walter Cannon dan Philip Bard ini mengemukakan bahwa
perubahan fisiologis lah yang membuat kita mngeluarkan emosi.

3. Teori Dua Faktor Schachter

Teori yang dicetuskan oleh Stanley Schachter ini mengemukakan bahwa pengalaman
emosi terdiri dari dua faktor, yaitu perubahan fisiologis dan interpretasi kognitif.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini:

Sumber:

Kotowicz, Z. (2007). The strange case of Phineas Gage. History of The Human Sciences, 115–131.

Pinel, J. (2012). Kasus Mengejutkan dari Phineas Gage. In J. Pinel, Biopsikologi Edisi Ketujuh (pp.
542-546). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Welten, W. (2010). In W. Weiten, Psychology: Themes and Variations Eight Edition (pp. 426-
428). Canada: Wadsworth, Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai