Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONIA

Disusun oleh:
Nadya Carolina
030.13.136

Pembimbing:
dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 23 JULI – 28 SEPTEMBER 2018
KARAWANG
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjudul:

“BRONKOPNEUMONIA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Anak RS Umum Daerah Karawang

Periode 23 Juli – 28 September 2018

Yang disusun oleh:

Nadya Carolina
030.13.136

Telah diterima dan disetujui oleh dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes selaku dokter

pembimbing Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Karawang

Karawang, Agustus 2018

dr. Andri Firdaus, Sp.A, M.Kes

i
BAB I

PENDAHULUAN

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Kebanyakan


kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab
non infeksi yang kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Penyebab non infeksi ini
meliputi aspirasi makanan dan atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon, dan
hipersensitivitas serta pneumonitis akibat obat atau radiasi.1
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis dinyatakan dengan
adanya daerah infeksi yang berbecak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm yang
mengelilingi dan melibatkan bronkus.2 Bronkopneumonia adalah radang paru-
paru pada bagian lobularis yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat
yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri,virus, jamur dan benda asing,
yang ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas cepat dan
dangkal (terdengar adanya ronki basah), muntah, diare, batuk kering dan
produktif.3
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada
anak di negara berkembang. Merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas anak berusia di bawah lima tahun.4,5 Diperkirakan hampir seperlima
kematian anak di seluruh dunia (lebih kurang 2 juta anak) disebabkan pneumonia,
sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Berbagai factor risiko
mortalitas pneumonia anak balita di negara berkembang adalah pneumonia pada
masa bayi, berat badan lahir rendah, tidak mendapat imunisasi, tidak mendapat
Air Susu Ibu (ASI) adekuat, malnutrisi, defisiensi vitamin A, prevalensi
kolonisasi bakteri patogen di nasofaring, dan pajanan terhadap polusi udara.6,7
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan
dan kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran
klinis, dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada
neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar.7 Etiologi
pneumonia pada neonates dan bayi kecil meliputi Streptococcus grup B dan
bakteri gram negatif seperti E. Coli, Pseudomonas sp., atau Klebsiella sp. Pada
bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi
Streptococus pneumoniae, Haemophillus influenzae tipe B, dan Staphylococcus
aureus. Sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut,
sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae.8,9
Secara klinis umumnya pneumonia bakteri sulit dibedakan dengan pneumonia
viral. Demikian juga pemeriksaan laboratorium, biasanya tidak dapat menentukan
etiologi, namun etiologi dapat ditentukan berdasarkan 2 faktor, yaitu faktor
infeksi dan non infeksi.10-12

\
BAB II

STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Nadya Carolina Pembimbing : dr. Andri
Firdaus, Sp.A, M.Kes
NIM : 030.13.136 Tanda tangan:

IDENTITAS PASIEN
Nama : AS Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 10 bulan Suku Bangsa : Sunda
Tempat/Tanggal Lahir : Karawang, 11-07-2017 Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah Anak ke- : 2 dari 2
bersaudara
Alamat : Babaton, Jati Mulya No. RM : 00.70.81.77

Orang Tua / Wali


Profil Ayah Ibu
Nama A N
Umur 65 tahun 45 tahun
Alamat Babaton, Jatimulya Babaton, Jatimulya
Pekerjaan Buruh Buruh
Pendidikan SD SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung

I. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien
Lokasi : Rawamerta, RSUD Karawang
Tanggal/Waktu : 28 Juli 2018, 16.00 WIB
Tanggal masuk : 27 Juli 2018 pukul 22.00 WIB
Keluhan utama : Sesak napas sejak 3 hari SMRS
Keluhan tambahan : Batuk, demam, muntah

A. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien diantar keluarga ke IGD RSUD Karawang dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas timbul terus
menerus, terlihat makin lama makin bertambah berat, terutama 24 jam
sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas tidak dipengaruhi posisi atau waktu.
Pasien tidak menyusui dan tidak memiliki riwayat tersedak sebelum sesak
napas. Sesak tidak disertai suara “ngik”. Saat sesak, ibu pasien mengatakan
tidak ada bibir maupun ujung-ujung jari berwarna kebiruan. Sesak napas
pernah dialami pasien sebelumnya. Pasien juga mengalami batuk 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan batuk disertai dahak berwarna putih,
kental, namun tidak terdapat darah. Batuk timbul jarang-jarang. Pilek, keringat
malam, penurunan berat badan, riwayat tinggal bersama orang yang memiliki
riwayat penyakit paru, dan riwayat terjatuh atau dada tertusuk benda
disangkal.
Sebelumnya, pasien mengalami demam terus menerus sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak. Pasien sempat
diberikan obat penurun panas yang didapatkan dari apotek, demam pasien
sempat membaik, namun setelah itu suhu pasien kembali meninggi. Ibu pasien
mengukur suhu pasien dengan perabaan tangan. Demam tidak disertai kejang,
penurunan kesadaran, menggigil, meracau, mimisan, gusi berdarah, serta tidak
ada riwayat bepergian ke luar kota.
Pasien juga muntah 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah sebanyak
1 kali berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien. Selama sakit
pasien mengalami penurunan nafsu makan. Keluhan BAB mencret maupun
sulit BAB disangkal. BAK dalam batas normal seperti biasa, berwarna kuning,
tidak ada nyeri saat BAK. Pasien sebelumnya dibawa berobat ke Puskesmas
sebelum dirujuk ke RSUD Karawang.
B. Riwayat Kehamilan/Kelahiran
Kehamilan Morbiditas Tidak ada
kehamilan
Perawatan antenatal 3x selama kehamilan
Kelahiran Tempat persalinan Di Klinik bersalin
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan pervaginam
Masa gestasi 9 bulan
Keadaan bayi Berat lahir: 2900 gram
Panjang lahir: Tidak ingat
Lingkar kepala: Tidak ingat
Langsung menangis: (+)
Kemerahan : (+)
Nilai APGAR : Tidak ingat
Kelainan bawaan : Tidak ada
Kesimpulan riwayat kehamilan dan kelahiran : Pasien lahir di Klinik bersalin
ditolong oleh Bidan, spontan, cukup bulan, dengan berat badan lahir cukup, sesuai
masa kehamilan.

C. Riwayat Perkembangan
Motorik kasar Komunikasi
Duduk : belum bisa duduk Menggumam : 5 bulan
Merangkak : belum bisa merangkak Bicara mama-papa : belum
bisa bicara
Berdiri : belum bisa berdiri
Jalan : belum bisa berjalan
Motorik halus Sosialisasi
Memegang botol : belum bisa memegang botol Senyum : 5 bulan
Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Terdapat
keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangan pasien.
D. Riwayat Makanan
Usia (bulan) ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0-6 PASI 6 bulan - 7 bulan
6-12 PASI - - -

Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah


Nasi/Pengganti nasi 3x/hari (1 centong)
Sayur 3x/hari (3 sendok makan)
Daging 1x/minggu (1 potong)
Ikan 1x/minggu (1 potong)
Telur 1x/minggu (1 potong)
Tahu 1x/minggu (1 potong)
Tempe 1x/minggu (1 potong)
Kesimpulan riwayat makanan: Pasien tidak mendapatkan ASI ekslusif sejak
lahir. Pasien diberikan susu formula seja lahir sampai saat ini. Biskuit diberikan
daru isia 6 bulan. Nasi tim diberikan pada usia 7 bulan.

E. Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
Hepatitis B lahir
BCG 1 bulan
Polio 1 bulan - -
DPT/PT - - -
Hib - - -
Campak -
Kesimpulan riwayat imunisasi : Imunisasi dasar tidak lengkap.

F. Riwayat Keluarga
a. Corak Reproduksi
No Tanggal Jenis Hidup Lahir Abortus Mati Keterangan
lahir (umur) kelamin mati (sebab) kesehatan
1 Tidak ingat (-) Tidak (-) (+) (-) (-)
2 2006 (-) Tidak (-) (+) (-) (-)
3 2008 Perempuan Ya (-) (-) (-) Baik
4 11-07-2017 Perempuan Ya (-) (-) (-) Pasien

b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama A W
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah 65 tahun 45 tahun
Pendidikan terakhir SD SD
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Keadaan kesehatan Baik Baik
Kosanguinitas (-) (-)

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasien mengaku tidak ada yang mengalami gejala serupa pada
keluarga pasien. TB paru (-), ISPA (-), asma (-), alergi (-), keganasan (-),
penyakit kelainan darah (-), darah tinggi (-), diabetes mellitus (-).

d. Riwayat Kebiasaan Keluarga


Ayah pasien merokok 1 bungkus/hari.
Kesimpulan riwayat keluarga: Tidak terdapat anggota keluarga yang
mengalami penyakit yang serupa dengan pasien.

G. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita


Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit jantung (-)
Cacingan (-) Diare (-) Penyakit ginjal (-)
DBD (-) Kejang (-) Radang paru (+)
Ootitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: Pasien pernah mengalami


keluhan serupa saat usia 5 bulan. Pasien didiagnosa radang paru dan dirawat di
RSUD Karawang.

H. Riwayat Lingkungan Perumahan


Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan 1 orang kakaknya. Pasien
tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Ventilasi dan pencahayaan baik.
Air untuk minum merk Aqua, dan sehari-hari mandi dengan air PAM.
Kesimpulan Keadaan Lingkungan: Lingkungan rumah padat penduduk.
Ventilasi udara dan pencayahaan sinar matahari dalam rumah baik.

I. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai buruh dengan penghasilan total
kurang lebih Rp 2.000.000/bulan.
Kesimpulan sosial ekonomi:. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut
kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

J. Riwayat Pengobatan
Pasien hanya minum obat penurun panas yang dibeli di apotek untuk
menurunkan panasnya. Hanya diberikan obat penurun panas tetapi demam tidak
kunjung sembuh.

II. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Kesan gizi : Gizi kurang
Keadaan lain : sianosis (-), pucat (-), ikterik (-), edema (-)

Data antropometri
Berat badan : 8.0 kg
Panjang badan : 75 cm
Status Gizi (CDC)
BB/U : 8.0/9.6x100% =83%
TB/U : 75/74x100% =101%
BB/TB : 8.0/9.8x100% =81%
Kesan gizi :
BB/U  berat badan baik
TB/U  tinggi badan normal
BB/TB  gizi kurang
Berdasarkan kurva CDC, status gizi pasien dalam kategori gizi kurang.

Recommended Daily Allowances (RDA)


BB/TB x Jumlah kalori sesuai usia dan TB
9.8 x 55 = 539 kkal
Karbohidrat :539 x 50% = 269/4 = 67.2g
Protein :539 x 35%= 188/4 = 47.9g
Lemak :539 x 15% = 80/9 = 8.8g

Tanda vital
Tekanan darah : tidak diperiksa
Nadi : 136x/menit
Nafas : 60x/menit
Suhu : 38,7°C

STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal, oksiput datar (+)
Rambut : Rambut kecoklatan, tipis, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
Wajah : dismorfik wajah (+), simetris (+)
Mata
Oedem palpebra : (-/-) Visus : tidak dilakukan
Ptosis : (-/-) Lagoftalmos : (-/-)
Sklera ikterik : (-/-) Cekung : (-/-)
Konjungtiva anemis : (-/-) Injeksi : (-/-)
Eksoftalmos : (-/-) Enoftalmos : (-/-)
Strabismus : (-/-) Pupil : bulat, isokor, Ø2mm
Refleks cahaya : (+/+)
Lipatan epicanthus medial : (+/+)

Telinga
Bentuk : normotia
Nyeri tarik aurikula : (-)
Nyeri tekan tragus : (-)
Liang telinga : hiperemis (-), oedem (-)

Hidung
Bentuk : nasal bridge datar Napas cuping hidung : (+)
Sekret : (-/-) Deviasi septum : (-)
Mukosa hiperemis : (-/-)

Bibir : Kering (-), berdarah (-), sianosis (-)


Mulut : Trismus (-), oral hygiene baik, candidiasis oral (-)
Lidah : protusi lidah, merah, sianosis (-), typhoid tongue (-),
geographic tongue (-)

Tenggorokan : hiperemis (-)

Leher : KGB dan tiroid tidak membesar


Thoraks : simetris fusiformis, retraksi (-)
 Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat di ICS V line midclavicularis sinistra
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : HR = 136x/menit, reguler, murmur (-)
 Paru-paru
Inspeksi : gerak nafas simetris, pola nafas abdomino-thorakal
Palpasi : RR = 60x/menit, reguler
Perkusi : pekak
Auskultasi : SNV ↓/↓, rhonki basah halus +/+, wheezing -/-

Abdomen
Inspeksi : Warna kulit kuning langsat, tampak cembung
Auskultas : Bising usus (+), frekuensi 3x/menit
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-), nyeri
tekan(-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali cepat, hepar dan lien
tidak teraba, turgor kembali cepat

Genitalia : jenis kelamin : ♀, dalam batas normal

Kelenjar getah bening


Preaurikuler : tidak teraba membesar
Postaurikuler : tidak teraba membesar
Superior cervical : tidak teraba membesar
Submandibula : tidak teraba membesar
Supraclavicula : tidak teraba membesar
Axilla : tidak teraba membesar
Inguinal : tidak teraba membesar
Ekstremitas
Inspeksi : sianosis eks sup (-/-), eks inf (-/-), kelainan kongenital (-)
Palpasi : hipotonus akral hangat eks sup (+/+), eks inf (+/+), oedem eks
sup (-/-), eks inf (-/-), CRT<2”

Kulit : sianosis (-), jejas (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


27 Juli 2018 pukul 01.15 WIB
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,3 g/dL 10,5-14,0 g/dL
Eritrosit 3,45 x 106/uL 3,6-5,2 x 106/uL
Leukosit 18,98 x 103/uL 6,3 – 14,0 x 103/uL
Trombosit 441 x 103/uL 150 – 400 x 103 /uL
Hematokrit 28,5 % 35-53%
Basofil 0% 0-1%
Eosinofil 1% 1,0-3,0%
Neutrofil 82 % 54-62 %
Limfosit 9% 25-33 %
Monosit 8% 3-7 %
MCV 83 fL 72-88 fL
MCH 30 pg 24-30 pg
MCHC 36 g/dL 32,00-36,00 g/dL
RDW-CV 16,6 % 12,0-14,8 %
KIMIA
Glukosa Darah Sewaktu 392 mg/dL 50-90 mg/dL
IV. RESUME
AS, perempuan, berusia 12 bulan 16 hari, diantar keluarga ke IGD RSUD
Karawang dengan keluhan sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Sesak napas timbul terus menerus, terlihat makin lama makin bertambah
berat, terutama 24 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas tidak
dipengaruhi posisi atau waktu. Pasien tidak menyusui dan tidak memiliki
riwayat tersedak sebelum sesak napas. Sesak tidak disertai suara “ngik”. Saat
sesak, ibu pasien mengatakan tidak ada bibir maupun ujung-ujung jari
berwarna kebiruan. Sesak napas pernah dialami pasien sebelumnya. Pasien
juga mengalami batuk 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan batuk
disertai dahak berwarna putih, kental, namun tidak terdapat darah. Batuk
timbul jarang-jarang. Pilek, keringat malam, penurunan berat badan, riwayat
tinggal bersama orang yang memiliki riwayat penyakit paru disangkal dan
riwayat terjatuh atau dada tertusuk benda.
Sebelumnya, pasien mengalami demam terus menerus sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak. Pasien sempat
diberikan obat penurun panas yang didapatkan dari apotek, demam pasien
sempat membaik, namun setelah itu suhu pasien kembali meninggi. Ibu pasien
mengukur suhu pasien dengan perabaan tangan. Demam tidak disertai kejang,
penurunan kesadaran, menggigil, meracau, mimisan, gusi berdarah, serta tidak
ada riwayat bepergian ke luar kota.
Pasien juga muntah 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah sebanyak
1 kali berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi pasien. Selama sakit
pasien mengalami penurunan nafsu makan. Keluhan BAB mencret maupun
sulit BAB disangkal. BAK dalam batas normal seperti biasa, berwarna kuning,
tidak ada nyeri saat BAK.
Riwayat kelahiran pasien lahir di Klinik, dibantu oleh Bidan, lahir
spontan, cukup bulan, dengan berat badan lahir normal. Terdapat
keterlambatan tumbuh dan kembang pasien. Pasien tidak mendapatkan ASI
dan mengonsumsi susu formula sejak lahir. Kualitas dan kuantitas makanan
pasien cukup baik. Imunisasi dasar tidak lengkap dan belum lengkap sesuai
usia.
Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya saat usia 5 bulan dan
dirawat di RSUD Karawang. Saat itu pasien didiagnosa radang paru.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit
sedang, tampak gizi kurang. Sedangkan, pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
laju nadi normal, laju napas takipneu, dan suhu febris.

Status generalis:
Kepala : normocephali, oksiput datar
Rambut : kecoklatan, merata, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), lipatan
epikantus medial (+/+)
Hidung : nafas cuping hidung (+/+)
Bibir : kering (-), berdarah (-), sianosis (-)
Mulut : trismus (-), oral hygiene baik, candidiasis oral (-)
KGB : Tidak teraba membesar
Thoraks :
Paru-paru : gerak dinding dada simetris kanan dan kiri, SNV ↓/↓,
rhonki basah halus +/+,, wh (-/-), retraksi (-/-)
Jantung : BJ I & BJ II regular, m(-), g(-)
Abdomen : supel, BU (+) 3x/menit, tampak cembung, hepar dan lien
tidak teraba, turgor kembali cepat
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, capillary refill
time < 2 detik.
Kulit : Sianosis dan jejas (-).
Pemeriksaan penunjang pada 27 Juli 2018 pukul 01.15 WIB
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,3 g/dL 10,5-14,0 g/dL
Eritrosit 3,45 x 106/uL 3,6-5,2 x 106/uL
Leukosit 18,98 x 103/uL 6,3 – 14,0 x 103/uL
Trombosit 441 x 103/uL 150 – 400 x 103 /uL
Hematokrit 28,5 % 35-53%
Neutrofil 82 % 54-62 %
Limfosit 9% 25-33 %
Monosit 8% 3-7 %
RDW-CV 16,6 % 12,0-14,8 %
KIMIA
Glukosa Darah Sewaktu 392 mg/dL 50-91 mg/dL
.
V. DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
Down syndrome

VI. DIAGNOSIS BANDING


Bronkiolitis

VII. PEMERIKSAAN ANJURAN


1. Pemeriksaan foto thorax

VIII. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
 IVFD RL 25 tpm (makro)
 Antibiotik :
Cefotaxime 3x400mg
Gentamicin 1x30mg
Antipiretik : Paracetamol infus 3x100mg
Kortikosteroid : Dexamethasone 3x0,5mg

2. Non-medikmentosa
 Tirah baring
 O2 1lt nasal kanul
 Nebulisasi
 Diet cair/ sonde
 Edukasi kepada orang tua pasien

IX. FOLLOW UP
TANGGAL
29 Juli 2018 30 Agustus 2018
S Sesak (+), demam (+), batuk (+), Sesak (+), demam (+), batuk (+),
muntah 1x, diare (-) muntah (-), diare (-)
O CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang
TD : -, N:136x/menit, RR: TD : -, N:130x/menit, RR:
60x/menit, S:38,70C, SpO2 : 88% 52x/menit, S:38,50C, SpO2 : 89%

Status generalis: Status generalis:


Kepala : normocephali, CA -/-, SI Kepala : normocephali, CA -/-, SI
-/-, napas cuping hidung (+) -/-, napas cuping hidung (+)
Tho : SN vesikuler +/+, Rh +/+, Tho : SN vesikuler +/+, Rh +/+,
Wh -/-, BJ I-II reguler, M(-), G(-) Wh -/-, BJ I-II reguler, M(-), G(-)
Abd : cembung, BU (+), supel, Abd : cembung, BU (+), supel,
turgor baik turgor baik
Ekst : Akral hangat (+) , CRT < Ekst : Akral hangat (+) , CRT <
2” 2”
A Bronkopneumonia Bronkopneumonia
Down syndrome Down syndrome
P  Tirah baring  Tirah baring
 O2 1lt nasal kanul  O2 1lt nasal kanul
 Diet cair/ sonde  Diet cair/ sonde
 IVFD RL 25 tpm (makro)  IVFD RL 25 tpm (makro)
 Cefotaxime 3x400mg  Cefotaxime 3x400mg
 Gentamicin 1x30mg  Gentamicin 1x30mg
 Paracetamol infus 3x100mg  Paracetamol infus 3x100mg
 Dexamethasone 3x0,5mg  Dexamethasone 3x0,5mg

TANGGAL
31 Juli 2018 1 Agustus 2018
S Sesak (+), demam (+), batuk (+), Sesak berkurang, demam (+),
muntah (-), diare (-) batuk (+), makan dan minum
normal, muntah (-), diare (-)
O CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang
TD : -, N:135x/menit, RR: TD : -, N:130x/menit, RR:
64x/menit, S:380C, SpO2 : 88% 60x/menit, S:38,70C, SpO2 : 88%

Status generalis: Status generalis:


Kepala : normocephali, CA -/-, SI Kepala : normocephali, CA -/-, SI
-/-, napas cuping hidung (+) -/-, napas cuping hidung (+)
Tho : SN vesikuler +/+, Rh +/+, Tho : SN vesikuler +/+, Rh -/-,
Wh -/-, BJ I-II reguler, M(-), G(-) Wh -/-, BJ I-II reguler, M(-), G(-)
Abd : cembung, BU (+), supel, Abd : cembung, BU (+), supel,
turgor baik turgor baik
Ekst : Akral hangat (+) , CRT < Ekst : Akral hangat (+) , CRT <
2” 2”
A Bronkopneumonia Bronkopneumonia
Down syndrome Down syndrome
P  Tirah baring  Tirah baring
 O2 1lt nasal kanul  O2 1lt nasal kanul
 Nebulisasi  Diet cair/ sonde
 Diet cair/ sonde  IVFD RL 25 tpm (makro)
 IVFD RL 25 tpm (makro)  Cefotaxime 3x400mg
 Cefotaxime 3x400mg  Gentamicin 1x30mg
 Gentamicin 1x30mg  Paracetamol infus 3x100mg
 Paracetamol infus 3x100mg  Dexamethasone 3x0,5mg
 Dexamethasone 3x0,5mg

TANGGAL
2 Agustus 2018 3 Agustus 2018
S Sesak (-), demam (-), batuk (-), Sesak (-), demam (-), batuk (-),
makan dan minum normal, makan dan minum normal,
muntah (-), diare (-) muntah (-), diare (-)
O CM, TSS, Gizi kurang CM, TSS, Gizi kurang
N:102 x/menit, RR: 26x/menit, N:104 x/menit, RR: 26x/menit,
S:36,80C TD: 100/80 mmHg S:37,20C,
Status generalis:
Status generalis: Kepala : normocephali, CA -/-, SI
Kepala : normocephali, CA -/-, SI -/-
-/- Tho : SN vesikuler +/+, Rh -/-,
Tho : SN vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-, BJ I-II reguler, M (-), G(-)
Wh -/-, BJ I-II reguler, M (-), G(-) Abd : cembung, BU (+), supel,
Abd : cembung, BU (+), supel, turgor baik
turgor baik Ekst : Akral hangat (+) , CRT <
Ekst : Akral hangat (+) , CRT < 2”
2”
A Bronkopneumonia Bronkopneumonia
Down syndrome Down syndrome
P  Tirah baring  Tirah baring
 IVFD RL 25 tpm (makro)  IVFD RL 25 tpm (makro)
 Cefotaxime 3x400mg  Cefotaxime 3x400mg
 Gentamicin 1x30mg  Gentamicin 1x30mg
 Dexamethasone 3x0,5mg  Dexamethasone 3x0,5mg

Hasil foto rontgen thorax pada tanggal 29 Juli 2018

X. DIAGNOSIS AKHIR
Bronkopneumonia
Down syndrome
Gizi buruk
Imunisasi tidak lengkap sesuai usia

XI. PROGNOSIS
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad malam
- Ad sanationam : dubia ad malam
DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson: ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. Volume
2.Jakarta: EGC; 2000.
2. Price, Sylvia A. Patofisiologi: konsep klinis proses perjalanan penyakit.
Jakarta: EGC; 2012.
3. Saputri ND. Evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia pediatrik
di instalansi rawat inap RSUP Dr. Soeradji Tritonegoro Klaten Tahun 2011
[skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.
4. World Health Organization. Revised WHO classification and treatment of
childhood pneumonia at health facilities (evidence summaries). Geneva: WHO;
2010.
5. Ahmed T, Ali M, Ullah MM. Mortality in severely malnourished children with
diarrhoea and use of a standardized management protocol. Lancet 1999;
353:1919-22.
6. Ashraf H, Ahmed T, Hossain MI, Alam NH, Mahmud R, Kamal SM, et al.
Day-care management of children with severe malnutrition in an urban health
clinic in Dhaka, Bangladesh. J Trop Pediatr. 2007; 53:171-8.
7. Ashraf H, Jahan SA, Alam NH, Mahmud R, Kamal SM, Salam MA, et al. Day-
care management of severe and very severe pneumonia, without associated
comorbidities such as severe malnutrition, in an urban health clinic in Dhaka,
Bangladesh. Arch Dis Child. 2008; 93:490-4.
8. Bachur R, Perry H, Harper MB. Occult pneumonias: empiric chest radiographs
in febrile children with leukocytosis. Ann Emerg Med. 1999; 33:166-73.
9. Bada C, Carreazo NY, Chalco JP, Huicho L. Interobserver agreement in
interpreting chest x-rays on children with acute lower respiratory tract infections
and concurrent wheezing. Sao Paulo Medical Journal. 2007; 125:150-4.
10. Baqui AH, Black RE, Arifeen SE, Hill K, Mitra SN, al Sabir A. Causes of
childhood deaths in Bangladesh: results of a nationwide verbal autopsy study.
Bull World Health Organ. 1998; 76:161-71.
11. Berman S, McIntosh K. Selective primary health care: strategies for control of
disease in the developing world. XXI. Acute respiratory infections. Rev Infect
Dis. 1985; 7:674-91.
12. Caulfield LE, Anis MD, Blossner M, Black RE. Undernutrition as underlying
cause of child deaths associated with diarrhea, pneumonia, malaria and measless.
Am J Clin Nutr. 2004; 80:193-8.

Anda mungkin juga menyukai