Anda di halaman 1dari 3

Sampling Unit Moneter

Sampling Unit Moneter (Monetary Unit Sampling = MUS) merupakan metode sampling
statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan
dalam dollar atau mata uang lainnya.
Perbedaan antara MUS dan Sampling Non-Statistik
 Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual. Dengan berfokus pada dollar
individual sebagai unit sampling, secara otomatis MUS akan menekankan unit fisik yang
memiliki saldo tercatat yang lebih besar. Karena sampel dipilih berdasarkan dollar
individual, akun dengan saldo yang besar memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
dimasukkan.
 Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat. Metode pemilihan sampel dalam
MUS, yang akan dibahas nanti tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan
belum tercatatnya item populasi.
 Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
 Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS (Probability Proportional to Size
sample selection). Sampel PPS diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak computer
atau teknik sampling sistematis. Salah satu masalah dalam pemilihan PPS adalah bahwa
item populasi dengan saldo tercatat nol tidak memiliki peluang untuk dipilih melalui
pemilihan sampel PPS, walaupun mungkin mengandung salah saji.
 Auditor Menggunakan dari Sample ke Populasi dengan Menggunakan Teknik MUS
Memutuskan Akseptabilitas Populasi dengan Menggunakan MUS
Auditor membandingkan batas salah saji yang telah dihitung itu dengan salah saji yang
dapat ditoleransi. Jika salah saji melebihi batas salah saji melebihi salah saji yang dapat ditoleransi,
populasi itu dianggap tidak dapat diterima.
Menentukan Ukuran Sampel dengan Menggunakan MUS
1. Menentukan ARIA (Acceptable Risk of Incorrect Acceptance). ARIA merupakan
penilaian auditor atas tingkat assurance yang dibutuhkan bagi aplikasi sampling.
2. Nilai Populasi yang Dicatat (Recorded Population Value). Nilai dollar populasi diambil
dari catatan klien.
3. Salah Saji yang Dapat Di Toleransi (tolerable misstatement). Umumnya sama dengan
materalitas kinerja, namun auditor dapat mengurangi jumlah salah saji yang dapat
ditoleransi jika populasi yang diuji kurang dari 100 persen.
4. Salah saji yang dapat ditoleransi sebagai presentase nilai populasi. Auditor menghitung
salah saji yang dapat ditoleransi sebagai presentase nilai populasi yang tercatat.
5. Estimasi salah saji populasi. Estimasi salah saji populasi biasanya didasarkan pada hasil
sampel tahun sebelumnya.
6. Rasio estimasi salah saji populasi terhadap salah saji yang dapat ditoleransi. Auditor
menghitung rasio estimasi salah saji yang dapat ditoleransi.
7. Faktor keyakinan (Confidence Factor). Auditor menggunakan table untuk menentukan
faktor keyakinan yang tepat berdasarkan pertimbangan auditor atas ARIA dan rasio salah
saji yang diharapkan terhadap salah saji yang dapat ditoleransi.
8. Ukuran sampel (Sample Size). Ukuran sampel yang tepat kemudian dihitung sebagai faktor
keyakinan dibagi dengan salah saji yang dapat ditoleransi sebagai presentase dari nilai
populasi.
9. Interval sampling. Interval sampling yang tepat dapat dihitung sebagai jumlah populasi
yang tercatat dibagi dengan ukuran sampel
Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Apabila Tidak Ada Salah Saji yang Ditemukan
dengan Menggunakan MUS
Auditor memproyeksikan salah saji sampel terhadap populasi dan menghitung penyisihan
untuk risiko sampling apabila menggunakan MUS. Jika seluruh sampel telah diuji dan tidak ada
salah saji , auditor dapat membuat kesimpulan tanpa melakukan perhitungan tambahan bahwa
jumlah populasi yang tercatat tidak mengandung lebih saji yang lebih besar dari salah saji yang
dapat ditoleransi menurut risiko spesifik penerimaan yang salah. Batas atas apabila tidak ada salah
saji yang ditemukan merupakan faktor keyakinan untuk ketiadaan salah saji yang ditemukan
merupakan faktor keyakinan untuk ketiadaan salah saji dikalikan dengan panjang interval
sampling.
Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Apabila Salah Saji Ditemukan dengan
Menggunakan MUS
Pengujian batas atas salah saji itu melibatkan tiga langkah :
1. Menghitung presentase salah saji bagi setiap salah saji
2. Memproyeksikan salah saji sampel dengan mengalikan salah saji presentase dengan
panjang interval sampling
3. Menambahkan penyisihan untuk risiko sampling berdasarkan faktor-faktor keyakinan bagi
jumlah salah saji actual dan risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah.
Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS
Disini membahas bagaimana auditor mengurangi risiko deteksi hingga ke tingkat yang
direncanakan dengan melaksanakan pengujian substantive atas transaksi, prosedur analitis
substantive, dan pengujian atas rincian saldo. Sementara itu, MUS akan digunakan dalam
melaksanakan pengujian atas rincian saldo. Karena itu, auditor harus memahami hubungan ketiga
faktor-faktor independen itu dalam model risiko audit, ditambah prosedur analitis dan pengujian
substantive atas transaksi dengan ukuran sampel untuk penhujian atas rincian saldo.
Audit dengan Menggunakan Sampling Unit Moneter
MUS memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor :
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dollar yang tinggi
dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item sampel
akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistic dan bukan kesimpulan nonstatistik
Terdapat dua kelemahan utama MUS :
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu tinggi
untuk digunakan oleh auditor. Hal ini disebabkan karena metode evaluasi tersebut secara
inheren bersifat konservatif ketika salah saji ditemukan dan sering kali menghasilkan batas
yang jauh melampaui materalitas. Untuk mengatasi ini, dibutuhkan sampel yang besar
2. Sulit memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.

Anda mungkin juga menyukai