Anda di halaman 1dari 187

O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.

Rev00

PT PELINDO HUSADA CITRA

Jalan Prapat Kurung Selatan No.1


Tanjung Perak Surabaya 60165
Telp. (031) 3294801-3 Fax. 031-3294804
www.phc.co.id

1
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

VISI
“ To Become a Prominent National Company in Healthcare Industry “
Menjadi Perusahaan Terkemuka Berskala Nasional di Industri Kesehatan

MISI
1. Mengembangkan usaha pelayanan kesehatan yang efisien dan sesuai kebutuhan
masyarakat;
2. Menerapkan budaya kerja yang berorientasi kepada pemenuhan harapan pemangku
kepentingan;
3. Senantiasa menghasilkan kinerja produktivitas dan profitabilitas yang mendukung
pengembangan usaha;
4. Menempatkan sumber daya manusia dan teknologi informasi sebagai keunggulan bersaing
perusahaan.

Motto
FACE with Smile
(FACE : Fast, Accurate, Convenient, Effective, Efficient with Smile)

Nilai
1. Profesional
Senantiasa bekerja dengan kemampuan, integritas dan inovasi yang tinggi
2. Care
Senantiasa peduli dan menghormati customer, mitra kerja dan stakeholder lainnya
3. Accountable
Kami senantiasa bekerja dengan jujur, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan

2
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

DAFTAR ISI

Visi Misi Nilai Motto Perusahaan ....................................................... 2


Kata Pengantar ....................................................... 3
Daftar Isi ....................................................... 4

BLS Guideline 2015 ....................................................... 5


Defibrilasi ....................................................... 15
Obat & Alat Emergency ....................................................... 17
Pelaporan & Algoritma ....................................................... 20

3
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

BLS
GUIDELINE 2015

Prinsip Bantuan Dasar


1. Korban TIDAK ADA RESPON, nfas tersengal - sengal atau berhenti, henti jantung
2. Call for help (minta BANTUAN) 118 - Lengkap alat - obat - personal
3. POSISIKAN pasien pada bidang yang datar
4. Start CPR (PIJAT Jantung) tepat di tengah - tengah strnum sebanyak 30 kali - push hard push fast
5. Bebaskan JALAN napas
6. Cek NADI Katoris, Landmark dan raba 5 - 10 detik
7. KOMBINASI (pijat jantung 30 : 2 napas)

CPR 2015 Guideline

1. Korban henti jantung pada dewasa, hasil yang optimal didapatkan bila penolong melakukan
kompresi dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit
BLS 2010 → updated from at least 100/min
2. Kedalaman kompressi jantung pada dewasa 2 inchi (5cm) - 2,5 inchi (6 cm)
BLS 2010 → updated from 2 inches (5 cm)
3. Penolong awam 2015 : Disarankan bahwa program PAD (Public Acsess Defribrilation) untuk pasien
dengan OHCA (out of hospital cardiac arrest) diimplementasikan di lokasi publik dimana ada
kemungkinan terjadi henti jantung relatif tinggi (misalnya bandara, kasino, fasilitas olahraga)
4. Identifikasi korban : untuk membantu para penolon gmengenali seragnan jantung, maka penolong
harus tahu dari respon korban (periksa), jika tidak respon maka dianggap henti jantung
5. Lakukan kompressi jantung dengan kecepatan 100-120 kali / menit
6. Kedalaman kompressi paling tidak 5 cm
7. Dari setiap kompressi upayakan full recoil
8. Minimalisasi pause pada kompresi
9. Ventilasi adequat (2 nafas setelah 30 pijat, setiap pemberian nafas wakunya 1 detik (dada naik)

4
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

1. Pijat jantung - nafas buatan


Saat pijat jantung, hitung dengan suara keras
Tu,Dua,Ga,Pat, TU
Tu,Dua,Ga,Pat, DUA
Tu,Dua,Ga,Pat, GA
Tu,Dua,Ga,Pat, PAT
Tu,Dua,Ga,Pat, MA
Tu,Dua,Ga,Pat, NAM
Total = 30 x pijatan,
2 x tiupan nafas

2. Continue CPR 30 kali + 2 napas bantuan

PIJAT JANTUNG

1. Posisi penolong :
Tegak lurus diatas dada pasien dengan siku lengan lurus menekan tengah - tengah dada, tekan sedalam
2 inchi.
2. Beri kesempatan dinding toraks untuk “re-coil”
3. Pijat jantung 30 x disusul dg nafas 2 x
4. Bila sudah di –intubasi atau sudah dipasang LMA, maka :
a. Pijat jantung , kecepatan 100x/ menit
b. Nafas buatan 8-10x/ menit dan antara pijat jantung dan nafas tidak usah sinkron
5. Posisi tangan
- Bagi korban dewasa maka yang melakukan pijat jantung (chest compressions), disarankan
meletakkan telapak tangan pada the lower half of the sternum.
- Untuk mengajarkan lokasi atau peletakan tangan pada saat CPR :
“Place the heel of your hand in the center of the chest with the other hand on top.”

5
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Gambaran ECG Defibrilasi (DC - Shock)

- Jalur Shockable

- Jalur Unshockable

6
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

1. Asystole

2. Ventriculer Tachycardia (VT-Pulsesless)

VT / Ventricular Tachycardia

Carotis (+) Carotis (-)

Amiodaron 300 mg bolus a single shock


atau 360 Joules / 150 joules
Lidocain 1 mg/kg iv cepat CPR 30:2 2 menit
Managemen VT/ VF

7
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

CPR dilakukan sambil menunggu datangnya DC shock

De-FIBRILLATION / DC shock
- DC shock sedini mungkin (sebelum 5-10 menit)
- 360 Joules 1x (dulu 3x shock, repeated shock)
(Jika DC shock biphasic 150-200 Joules)

Setelah a single shock, segera CPR lagi 2 menit tanpa check ECG sudah ROSC atau belum
Baru setelah 2 menit CPR, berhenti sebentar untuk check ECG apakah sudah ROSC

8
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

POST CARDIAC ARREST

- Perawatan pasien pasca henti jantung : harus dirawat di ICU EGDT POST C.A.

9
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

AIRWAY MANAGEMENT(Mengelola Jalan Nafas)

Konsep Dasar
- Airway --? Keep airway / Jaga Jalan Nafas --> Onstruksi dan Aspirasi
- Bila ada sumbatan total --? O2 dalam paru habis dalam 1.5 menit (dibulatkan 2 menit)
- Pengelolaan Airway perlu : CEPAT, TEPAT, CERMAT
- Airway :
1. Bagian atas
2. Bagian bawah
- Cara menilai jalan nafas (A) :
1. Lihat - LOOK : gerak dada dan perut
2. Dengar - LISTEN : gerak udara nafas dengan telinga
3. Raba - FEEL : gerak udara nafas dengan pipi, gerak udara nafas pada telapak tangan
LOOK - LISTEN FEEL tidak dilakukan lebih dari 5 detik

Management Obstruksi Jalan Nafas


Posisi kepala ekstensi dengan head tilt chin lift, sehingga jalan nafas bebas. Posisi kepala fkeksi, jalan
nafas buntu

Head Tilt Chin Lift Jaw thrust

- Head tilt dan Chin Lift untuk pasien trauma


- Neck lift tidak boleh dilakukan sama sekali pada pasien trauma
- Jaw thrust sebagai pilihan terakhir jika cara lain tidak berhasil. Untuk orang awam tidak dianjurkan

10
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Korban Trauma jalan nafasnya dapat tersumbat karena berbagai sebab namun cara pertolongannya
sama, pertolongan :
1. Baringkan datar
2. Kepala jangan diberi bantal
3. Angkat dagu ke depan : chin lift, head tilt
4. Kalau perlu jaw thrust
5. Neck lift TIDAK boleh lagi dikerjakan
6. Jika korban muntah :
- Buka mulut, bersihkan sekedarnya agar jalan nafas cukup bebas
- Jika muntah lagi, baringkan miring (perhatikan cedera leher)
- Keep the airway dari ASPIRASI

Management Aspirasi
- Bila muntahan menyebabkan aspirasi, Kolaborasi dengan dokter ICU
- Bila obstruksi akibat Bendah asing / muntahan, lakukan Finger sweep
a. Membersihkan benda asing padat dalam jalan napas menggunakan alat penjepit ( Forcep )
b. Dapat diketahui jika chin lift atau jaw thrust tidak berhasil membebaskan jalan nafas, kerjakan
manuver Heimlich

Alat Bantu Jalan Nafas Buatan


1. Ofo-pharyngeal tube

Perhatikan ukuran !!!

Jangan dipasang dija


reflek muntah masih (+)

2. Naso-pharyngeal tube

- Tidak merangsang
muntah
- Hati-hati pasien dengan
fraktura basis cranii
- Ukuran untuk dewasa
7 mm atau sebesar
ukuran jari kelingking
kanan

3. LMA

- Tehnik pemasangan
mudah.
- Harga mahal
- Tidak mencegah
aspirasi

4. Cricothyroidotomy

- Jalur darurat untuk oksigenasi


- Bertahan 10 menit
- Tidak dapat membuang CO2

11
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

5.BREATHING (Pernafasan)
6.

Problem NAFAS pada perawatan

Pasien bernafas ! Normal atau distres?


- Tidak ada nafas :
beri nafas buatan + O2
- Ada nafas tapi sengal-sengal / sesak :
beri nafas buatan + O2
- Ada nafas cepat > 25, gerak cuping hidung, retraksi sela iga :
beri O2 + siapkan nafas buatan

Tanda distress nafas :


a. Gelisah (karena hipoksia)
b. Tachypnea, nafas cepat, > 25 x/m
c. Gerak otot nafas tambahan
- Gerak cuping hidung
- Tracheal tug
- Retraksi sela iga
d. Gerak dada & perut paradoksal
e. Sianosis (tanda lambat)

Penyebab distress nafas :


a. pusat nafas terganggu : cedera / trauma kepala, stroke
b. jalan nafas terganggu : asthma, bronchitis, laryngitis
c. paru terganggu : trauma dada, patah rusuk, PPOM, edema paru, pneumothorax, hemothorax, efusi
pleura
d. otot nafas terganggu : myasthenia gravis, kejang, tetanus, hipokalemia
e. syaraf nafas terganggu : Guillian Barre Syndrome

Gangguan nafas yang sering terjadi :


- Hipoventilasi
nafas ada, tetapi volume udara yang keluar masuk kurang, CO2 tertimbun dan O2 turun
- Aspirasi paru
nafas ada, tetapi airway dan alveoli terisi benda asing (mis cairan muntah, darah, lendir dsb), CO2
tertimbun dan O2 turun
- Nafas tak teratur,
pola nafas abnormal, volume kurang
- Apnea / nafas berhenti
12
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Nafas terganggu dan kurang : BERI BANTUAN NAFAS

Bila Henti Nafas :


- Berikan nafas buatan, tambahkan oksigen
- Belum tersedia O2 gunakan udara ( 21% O2)

Tanpa O2 tabung dengan udara Dengan O2 tabung

Nafas Buatan
a. 12-20 x / menit, sampai dada nampak terangkat
b. Diberikan bila nafas abnormal
- Tidak menunggu sampai apnea dulu
c. Dengan tambahan oksigen (kalau ada)
d. Jika udara salah masuk lambung, jangan dikeluarkan dengan menekan lambung (risiko aspirasi)

Nafas buatan pada TRAUMA dilakukan dengan in line immobilisation (pegangi kepala - leher) agar
tulang leher tidak banyak bergerak

Nafas buatan dengan intubasi trachea :


- Oksigenasi dan pembuangan CO2 lebih Efektif
- Mencegah aspirasi ke paru

Menilai pernafasan
1. Look - Lihat:
- Gerak dada,
- Gerak cuping hidung (flaring nostril)
- Retraksi sela iga
2. Listen - Dengar:
- Suara nafas, suara tambahan
3. Feel - Raba:
- Udara nafas keluar hidung mulut
4. Palpasi:
- Gerak dada, simetris ?
5. Perkusi - Ketuk:
- Redup ? Hipersonor ? Simetris ?
6. Auskultasi (stetoskop):
- Suara nafas ada? Simetris ?
7. Ada pneumotoraks tension ?
- Diagnosis harus ditegakkan secara klinis, Jika terjadi :
a. Lihat dan palpasi toraks --> gerak sisi sakit tertinggal
b. Palpasi trachea --> terdorong ke sisi sehat
c. Ketuk toraks --> sisi sakit hipersonor (suara rongga)
d. Dengar suara nafas --> sisi sakit menghilang
Lakukan punksi (needle thoracostomy) tanpa tunggu foto sinar-X
13
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Lakukan Punksi segera (dekompresi)


a. Jarum besar (#14,16
b. Sela iga ke dua (ICS2)
c. Garis tengah selangka (mid clavicular line)
d. Drain thorax dipasang kemudian

Punksi pleura untuk dugaan pneumotoraks(cara jarum + spuit + air)


Jika keluar gelembung = ada pneumotoraks
Jarum jangan dicabut sampai drain terpasang

Jika air terhisap masuk = tak ada pne-toraks


Jarum segera dicabut sebelum air habis

Pasien Gawat
-Perlu oksigen 60-100 % :
a. Mask
b. Mask + reservoir
c. Bag + mask / jackson reese

- Mungkin perlu segera nafas buatan :


a. Bag + mask / Jackson reese
b. AMBU bag (+ reservoir)

- Target Ventilation
a. Dada terangkat, terdengar suara nafas di lapangan paru
b. Nafas buatan 80% masuk paru
c. Lambung jika kemasukan udara jangan ditekan
d. Gunakan NGT untuk dekompresi

14
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

DEFIBRILASI

Defibrilasi Un Sinkronise
 Pemberian tenaga listrik yang menyebabkan kejutan (shock) pada jantung sehingga mengubah
irama jantung yang mematikan menjadi irama jantung yang menunjang kehidupan

 Indikasi : - VT tanpa nadi


- VF

 EKG Normal :

 Besaran Energi
- 360 Joule →Manofasik
- 150 – 200 Joule →Bhifasik

Kardioversi (Bentuk defibrilasi yang sinkronise)


 Pemberian kejutan listrik pada gelombang R dan tidak jatuh pada gelombang T dengan maksud
mencegah terjadinya fibrilasi
 Indikasi
 Besaran Energi
Mulai 25 – 100 Joule :
- AF : 100 Joule
- PAT : 25 – 100 Joule
- A.Flutter : 25 Joule

Persiapan ALat & Obat


1. Mesin DC Shock
2. EKG Monitor
3. Jelly Elektrode
4. Alat/obat resusitasi
5. Terapi oksigen
6. Peralatan suction dengan kateter suction

Hal – hal yang perlu diperhatikan


1. Stand clear
2. Jauhkan O2 dan air sekitar pasien
3. Hati-hati bila pasien menggunakan pace maker
4. Charging dilakukan saat sudah kontak dengan pasien
5. Jelly rata, menekan paddle kuat

15
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Dokumentasi
1. Fungsi vital sebelum dan sesudah DC shock
2. Kesadaran
3. EKG sebelum dan sesudah DC Shock
4. Jam dan jumlah energy
5. Nama yang melakukan DC Shock
6. Komplikasi yang timbul

Kegagalan Defibrilasi dan Kardioversi


1. Hipoksia
2. Gangguan keseimbangan asam basa
3. Obat-obatan
4. Lamanya VT/VF
5. Hambatan trans thorak
6. Posisi padel tidak tepat

Komplikasi
1. Perlukaan myokard
2. Luka bakar
3. Distrimia  gangguan irama jantung
4. Emboli

Cardiac arrest = Carotid (-)  Check ECG :


 VF / VT pulseless = ada gelombang khas
- Shockable rhythm, harus segera DC-shock
 Asystole = ECG flat, tak ada gelombang
- UN-shockable
 PEA = EMD = ada gelombang mirip ECG normal
- UN-shockable

PEA = EMD
 Ada gelombang mirip ECG Normal
 Tetapi carotis tidak teraba
 Terapi sama seperti Asystole (CPR + Adrenalin)

P-ulseless
E-lectrical
A-ctivity

E-lectro
M-echanical
D-issociation

16
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

OBAT
& ALAT EMERGENCY

A. Alat Emergency

I. Peralatan Membuka Jalan Nafas


a. Orofaringeal Tube
b. Nasofaringeal Tube
c. Endotracheal Tube
d. Krikotirotomy
e. Thracheostomy

II. Perlengkapan alat Intubasi


a. ETT sesuai ukuran (3 ukuran)
a. Laringoskop
b. Stetoskop
c. Magil forcep
d. Stilet
e. Jackson Rees / Ambubag
f. Suction lengkap
g. Kasa
h. Spuit 20 cc
i. Plester
j. Xylocain spray
k. Obat sedatif dan muscle relaxan
- Obat sedatif : menidurkan
contoh : Midozolam (Mylos, Dormicum, Fortanes)
Recoval (Provoval )
- Muscle relaxan : melemahkan otot pernafasan
contoh : Norcuron 4 mg
Tracrium 25 mg

III. Membersihkan jalan nafas


a. Gunakan alat penghisap
b. Manual swab (finger swab)
c. Dengan magil forcep

IV. Alat-alat terapi oksigen


a. Nasal kanule
b. Simple mask
c. Masker rebreathing dengan reservoir
d. Masker non rebreathing dg reservoir
e. Jackson rees
f. Bag and mask dg reservoir

17
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

B. Obat Emergency
I. Obat emergency untuk resusitasi
a. Epineprin/Adrenalin :
Dosis : 1 mg iv tiap 3-5 menit
3-10x dosis iv bila intratracheal
Indikasi : Asistol, PEA, VF

b. Sulfas Atropin
Dosis : 0,5 mg iv
pada RJPO sudah tercapai ROSC  1 mg iv
transtracheal 3-10x iv max 3 mg
Indikasi : bradikardi
c. Amiodaron
Dosis : 300mg bolus
dilanjutkan 900 mg/24 jam
Indikasi : - Gambaran ECG VT dg nadi
- Gambaran VF & VT tanpa nadi sebelum single shock ke-4
d. Lidocain
Dosis : 1 mg/kgBB tiap 3-5 menit
- Max : 3 mg/kgBB
Indikasi : VF / VT

II. Obat emergency untuk perbaikan sirkulasi


a. Dopamin :
Dosis : 5-10 mcg/BB
Indikasi : mempertahankan infusion pressure dalam keadaan :
- Septic shock
- Cardiogenik shock
- Trauma
- Gagal ginjal
- Pasca RJPO

b. Dobutamin
Dosis : 2-10 mcg/BB

c. Nor adrenalin

III. Contoh Perhitungan

Rumus : BB X 60 X Dosis
Konsentrasi

Keterangan :
BB : Berat Badan
60 : menit

a. Dopamin
- Konsentrasi : Mg / pengenceran
- 1 mg = 1000 mcg = 1000 δ

Contoh Kasus :
1. Berapa konsentrasi dopamin 200 mg bila diencerkan 50 cc Pz.
Jawab :
konsentrasi = 200 mg / 50 cc
= 4 mg/cc
= 4000 mcg = 4000 δ

18
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

2. Berapa cc/ δ yang diberikan bila dokter minta 5 δ dopamin, BB Px 60 Kg dalam syringe pump.
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
= 60 X 60 X 5
4000
= 180
40
= 4.5 cc/jam

b. Dobutamin
- Konsentrasi : Mg / F. pengenceran
- 1 mg = 1000 mcg = 1000 δ

Contoh Kasus :
1. Dobutamin 250 mg diencerkan 50 cc berapa konsentrasinya
Jawab :
konsentrasi = 250 mg / 50 cc
= 5 mg/cc
= 5000 mcg
Jadi konsentrasinya adalah 1 cc = 5000 mcg
2. Berapa yang diberikan syringe pump bila dokter minta 5δ, BB 50 Kg.
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
= 50 X 60 X 5
5000
= 150
50
= 3 cc/jam

c. Nor adrenalin (Vascon, relvas, lefoped) ; 1 vial = 4 mg


- Konsentrasi : Mg / pengenceran
- 1 mg = 1.000.000 nn

Contoh Kasus :
1. Berapa konsentrasi bila diencerkan 50 cc Pz
Jawab :
konsentrasi = 4 mg / 50 cc
= 0.08 x 1.000.000 nn
= 80.000 nn
Jadi konsentrasinya adalah = 80.000 nn
2. Berapa cc/jam bila dokter minta 50 nn dengan BB Px 50 Kg dalam syringe pump
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
= 50 X 60 X 50 nn
80.000
= 150
80
= 1.875 cc/jam

19
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

PELAPORAN
& ALGORITME

A. Pelaporan

I. Tata Cara (SBAR)


1. Situation
Masalah
a. Dokumentasi : nama, no reg, umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, alamat, dll.
b. Pelaporan :
Umum : sebutkan asal RS, nama dan unit anda
Saya menelepon untuk : (nama px & no kamar)
Masalah yg ingin saya laporkan adalah…

2. Background
Singkat, berhubungan dengan pokok masalah
a. Dokumentasi : keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
kesehatan keluarga.
b. Pelaporan : diagnosa masuk & tanggal masuk RS, riwayat pengobatan, ringkasan tanggal
pengobatan.

3. Assesment
Pengkajian
a. Dokumentasi:
- B1: BREATH :
a) Pergerakan dada e) Abdomen
b) Pemakaian alat bantu nafas f) Peristaltik usus
c) Suara nafas g) Mual
d) Batuk h) Muntah
e) Sputum, Dll i) Hematemesis
- B 2: BLOOD j) Melena
a) Suara jantung k) Pemakaian NGT
b) Irama jantung l) Diare
c) CRT m) Konstipasi
d) Edema, dll n) Ascites
- B 3 : BRAIN - B 6 : BONE
a) Tingkat kesadaran a) Turgor
b) Reaksi pupil , dll b) Perdarahan Kulit
- B 4 : BLEEDER c) Icterus
a) Urine d) Akral
b) Cateter e) Pergerakan Sendi
c) Kesulitan BAK, dll f) Fraktur
- B 5 : BOWEL g) Luka
a) Mukosa bibir
b) Lidah
c) Keadaan gigi
d) Nyeri telan
b. Pelaporan :
- Tanda –tanda vital terkini (tensi, nadi, rr, suhu) irama jantung
- Status mental
- Nyeri
- Perubahan kesadaran
- Warna kulit
- Perfusi, dll
20
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

4. Recommendation
a. Dokumentasi : apa yg kita kerjakan
b. Pelaporan :
- Transfer px ke unit lain (ICU?)
- Perubahan tx: jika ada perubahan tx,tanyakan : seberapa sering boleh diulang? (febris,tensi
tetap tinggi dll). Tanyakan: jika kondisi px tidak membaik, kapan kami boleh menghubungi
dokter lg?
- Pemeriksaan yang perlu dilakukan: foto, EKG,lab,dll.
- Cek ulang kondisi px dan lakukan rekomendasi.
- Jelaskan pd klg & px ttg perkembangan px & rekomendasi.
- Tanyakan pd dokter apakah dokter bisa datang untuk melihat kondisi px.
Catatan:
- Ada hal-hal yang kurang jelas, dipertanyakan ulang
- Ada usulan/ ada hal tidak sesuai standar, beri usulan
Misalnya :
Dokter : Beri Adrenalin 5 mg
Perawat : Maaf dokter, benar 5 mg atau 1 mg sesuai standart ACLS
Mendengarkan yang baik, jangan cepat memotong pembicaraan dlm konsultasi

B. Algoritma
I. Algoritma BLS

21
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

II. VF / Pulseless VT

22
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

23
Lean Management, 2017
O4/01/SDP/14.1/01/01/PT.PHC-2016.Rev00

Penatalaksanaan VT / VF

Penatalaksanaan Asystol / PEA/ AMD

24
Lean Management, 2017
BASIC LIFE SUPPORT
Cardiopulmonary Resuscitation Guidelines
2010

Rumah Sakit PHC Surabaya


KONSENSUS GUIDELINE CPR

Resuscitation Council of
Southern Africa (RCSA)

Inter American Heart Foundation Resuscitation Council of ASIA


(IAHF) (RCA) 2
Rumah Sakit PHC Surabaya 2
CAB ATAU ABC

Rumah Sakit PHC Surabaya 3


Look – Listen - Feel

Cek
KESADARAN

Rumah Sakit PHC Surabaya 4


Presentasi ini mengajak Anda
 Guidelines
 Memahami bahwa Guidelines bukan “berhala” yang harus
disembah
Keberhasilan CPR hanya sebagian hasil dari Guidelines,
sisanya adalah
 Semangat Anda yang tidak kunjung padam
 Takdir Allah SWT bahwa pasien tersebut memang diberi
perpanjangan umur untuk berbagi pahala dengan Anda

Rumah Sakit PHC Surabaya 5


Rumah Sakit PHC Surabaya 6
Jantung Berhenti

Rumah Sakit PHC Surabaya 7


KORBAN TIDAK ADA RESPON
NAFAS TERSENGAL-SENGAL ATAU BERHENTI
HENTI JANTUNG

CALL FOR HELP (MINTA BANTUAN)


118 – LENGKAP ALAT-OBAT-PERSONAL

START (MULAI) CPR Cek NADI karotis


Push hard-push fast
PIJAT /KOMPRESSI
JANTUNG 2 menit
at least 100 compressions per minute

Rumah Sakit PHC Surabaya 8


CPR
2010 Guidelines
“PUSH HARD AND PUSH FAST”
At least 100 COMPRESSIONS / MINUTE*
Allow the chest to recoil -- equal compression
and relaxation times
<10 seconds for pulse checks or rescue breaths
Compression Depth*
Adults 2”
Avoid excessive ventilations

Rumah Sakit PHC Surabaya 9


Perabaan nadi carotis
dari tengah ke-lateral

10 DETIK

1-2-3-4-5
boleh diulang
1-2-3-4-5

Awam : tidak perlu


meraba carotis
Rumah Sakit PHC Surabaya 10
Pijat jantung - nafas buatan

Saat pijat jantung, 30 : 2


Hitung dengan suara keras
Tu,Dua,Ga,Pat, TU
Tu,Dua,Ga,Pat, DUA,
Tu,Dua,Ga,Pat, GA
Tu,Dua,Ga,Pat, PAT
Tu,Dua,Ga,Pat, MA
Tu,Dua,Ga,Pat, NAM
Total = 30 x pijatan,
 2 x tiupan nafas

healthcare providers to compress


at least 100 compressions per minute
Rumah Sakit PHC Surabaya 11
Continue CPR

30 chest compressions 2 rescue breaths

Rumah Sakit PHC Surabaya 12


• Pijat jantung : Push Hard and Push Fast
Up Stroke
Posisi penolong 4-5 cm
tegak lurus diatas dada pasien dengan Down
Stroke
Effort Arm
(Back)
siku lengan lurus menekan tengah2
dada, tekan sedalam 2 inchi.
Fulcrum
Piston (Hip Joints)
(Arms)

Resistence
100x per menit (Lower Half
of Sternum)

5 cm

 Pijat jantung 30 x disusul dg nafas 2 x


 Bila sudah di –intubasi atau
sudah dipasang LMA maka :
Pijat Jantung  Pijat jantung , kecepatan 100x/ menit
Beri kesempatan  Nafas buatan 8-10x/ menit dan antara
dinding toraks untuk “re-coil” pijat jantung dan nafas tidak usah sinkron
Rumah Sakit PHC Surabaya 13
The hand position
Bagi korban dewasa maka yang melakukan pijat jantung (chest
compressions), disarankan meletakkan telapak tangan pada the
lower half of the sternum.
Untuk mengajarkan lokasi atau peletakan tangan pada saat CPR :
“Place the heel of your hand in the center of the chest
with the other hand on top.”

Use of the inter-nipple line as


a landmark for hand
placement is not reliable.

2010 ILCOR
Rumah Sakit PHC Surabaya 14
RESUSITASI
 CPR

BASIC LIFE SUPPORT (BLS)


ADVANCE LIFE SUPPORT (ALS)

Rumah Sakit PHC Surabaya 15


CPR
|
pijat jantung 100 x pm
nafas 10 x pm BLS
sinkronisasi 30:2
(satu atau dua penolong sama)
|
segera ECGALAT DC
Siap-shock
shockable | un-shockable
| |
VF/VT Asystole / PEA ALS
| (non-VF / VT)
|
DC shock
A SINGLE SHOCK
CPR terus
16
Rumah Sakit PHC Surabaya 16
GAMBARAN EKG

Siap-shock
shockable un-shockable
| |
VF/VT Asystole / PEA
| (non-VF / VT)
|
DC shock
A SINGLE SHOCK
CPR terus
2 menit
17
Rumah Sakit PHC Surabaya 17
JALUR
shockable

Ventriculer Fibrilation Ventricular Tachycardia


(VF) (VT)

Coarse Ventricular Fibrillation

Hati2 : Fine Ventricular Fibrillation


ini termasuk UNshockable
Rumah Sakit PHC Surabaya 18
JALUR
UN-shockable

Asystole P-ulseless
EKC = Flat E-lectrical
Tidak ada gelombang A-ctivity

E-lectro
= M-echanical
D-issociation
Rumah Sakit PHC Surabaya 19
If there is a doubt about whether
the rhythm is asystole or fine-VF
do NOT attempt defibrilation,
continuous chest compression and
ventilation

Fine Ventriculer Fibrilation chest compression + adrenalin

NO DC
chest compression + adrenalin
Asystole
NO DC

Rumah Sakit PHC Surabaya 20


ASYSTOLE/ PEA/ EMD

Intubation Pijat 100x/menit


(LMA): as soon as possible, without stop compression Nafas 10x/menit

Cardiac
arrest evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi
ASYST

2 menit 2 menit 2 menit 2 menit


CPR -1 CPR-2 CPR-3 CPR-4 CPR-5 CPR-6
30 : 2 Adrenalin-1 Adrenalin-2 Adrenalin-3

CALL
FOR
HELP Adrenaline: 1 mg, iv,
repeated every 3-5 minutes Evaluasi CPR : tiap 2 menit
PASANG
MONITOR
EKG

Rumah Sakit PHC Surabaya 21


Ventriculer tachycardia ( VT –pulseless )

Rumah Sakit PHC Surabaya 22


VT / Ventricular Tachycardia
|
| |
carotis (+) carotis (-)

Amiodaron 300 mg a single shock


bolus 360 Joules/150 joules
atau CPR 30:2 2 menit
Lidocain
Managemen VT/ VF
1 mg/kg iv cepat

Rumah Sakit PHC Surabaya 23


VF/ VT-pulseless
Intubation/ Pijat 100x/menit
LMA : as soon as possible, without stop compression Nafas 10x/menit

Cardiac 3’ 3’
adrenalin adrenalin adrenalin
arrest VF / VT X 2010

2 menit 2 menit 2 menit 2 menit


a single shock-III a single shock-V
a single shock-I a single shock-II - AMIODARON
CPR -1 - a single shock-IV
CPR-2 CPR-3 CPR-4
30 : 2 CPR-5 CPR-6

CALL Amiodaron is the first choice


FOR
300 mg, bolus. Repeated 150 mg
HELP Adrenaline: 1 mg, iv,
for reccurrent VT/VF. Followed by
repeated every 3-5 minutes
PASANG 900 mg infusion over 24 hours
MONITOR Or LIDOCAIN 1mg/kg. Can be repeated.
Do not exceed a total dose of 3
Evaluasi CPR : tiap 2 menit mg/kg,during the first hour.
Rumah Sakit PHC Surabaya 24
 CPR dilakukan sambil menunggu datangnya DC shock

De-FIBRILLATION / DC shock
 DC shock sedini mungkin (sebelum 5-10 menit)
 360 Joules 1x (dulu 3x shock, repeated shock)
(Jika DC shock biphasic 150-200 Joules)

 Setelah a single shock, segera CPR lagi 2 menit tanpa check


ECG sudah ROSC atau belum
 Baru setelah 2 menit CPR, berhenti sebentar untuk check ECG
apakah sudah ROSC

25
Rumah Sakit PHC Surabaya 25
cardiac arrest membandel ???

Hipoksia
4H Hipovolemia
Hiperkalemia
Hipotermia
Tamponade jantung
Tension pneumothorax
4T Thromboemboli paru
Toxic overdose
B-block, Ca-block
Digitalis, Tricyclic AD
MA Massive MI
Asidosis
Rumah Sakit PHC Surabaya 26
Elevasi kaki pada saat HENTI JANTUNG

“Jika korban HENTI JANTUNG ada


dugaan atau terbukti syok , baringkan
terlentang,Dan bila tidak ada faktor
trauma atau injury, naikkkan kaki 6 to
12 inches ( 30° to 45°). Jangan
naikkan kaki apabila gerakan tersebut
atau posisi tsb akan menyebabkan
pasien lebih buruk.”

Rumah Sakit PHC Surabaya 27


POST CARDIAC ARREST
 Perawatan pasca henti jantung

Harus rawat di ICU


EGDT POST C.A.

Rumah Sakit PHC Surabaya 28


Rumah Sakit PHC Surabaya 29
BASIC LIFE SUPPORT
Airway Management
Pengelolaan jalan nafas
Keep airway/ Jaga jalan Nafas
Airway  Obstruksi dan Aspirasi

Bila ada sumbatan total  O2 dalam paru habis


dalam 1,5 menit
(dibulatkan : 2 menit)

Pengelolaan Perlu:

CEPAT, TEPAT, CERMAT

Rumah Sakit PHC Surabaya 31


Airway (jalan nafas) - bagian atas
- bagian bawah

Batas
Upper
dan
Lower
Resp tract
?

Rumah Sakit PHC Surabaya 32


BAGAIMANA MENILAI
JALAN NAFAS ?

Bila mendapatkan penderita :


Selalu pikirkan Normal atau tidak normal

Rumah Sakit PHC Surabaya 33


CARA :
menilai jalan nafas (A)

 LIHAT - LOOK
 Gerak dada & perut

 DENGAR – LISTEN
Gerak udara nafas
dengan telinga.

 RABA - FEEL
 Gerak udara nafas dengan
pipi
Look - Listen – Feel  Gerak udara nafas pada
(tidak lebih dari 5 detik) telapak tangan
Rumah Sakit PHC Surabaya 34
A- airway
Pastikan, Apakah NORMAL atau TIDAK NORMAL

Look – Listen – Feel CEK KESADARAN

Pasien Sadar Pasien tak Sadar


Pertahankan + O2

Kelola-airway

AIRWAY OBSTRUKSI TOTAL OBSTRUKSI PARTIAL

BERHENTI BERNAFAS snoring - pangkal lidah


gargling – cairan
Atau NAFAS SEE SAW Crowing
HATI2 … ..CAD.O2 habis edema larynx
2 menit Spasme plica vocalis
Rumah Sakit PHC Surabaya 35
KEEP THE AIR WAY
=JAGA ATAU AMANKAN AIRWAY

OBSTRUKSI
DAN
ASPIRASI

Rumah Sakit PHC Surabaya 36


KEEP THE AIRWAY
 0BSTRUKSI

Pola NAFAS “ SEE SAW “ tanda ada obstruksi total


Rumah Sakit PHC Surabaya 37
ALAT PENGUKUR SATURASI OKSIGEN

Rumah Sakit PHC Surabaya 38


TERAPI ATAU MANAGEMEN
OBSTRUKSI
JALAN NAFAS / AIRWAY

Rumah Sakit PHC Surabaya 39


fleksi KEEP THE AIRWAY
 0BSTRUKSI

Posisi kepala fleksi,


jalan nafas buntu

ekstensi

Jalan nafas bebas karena


kepala diposisikan ekstensi
dengan Head tilt, Chin lift
Rumah Sakit PHC Surabaya 40
CARA MEMBEBASKAN JALAN NAFAS
(manual)

Head lift chin lift

Head lift chin lift


Head-tilt, juga untuk pasien trauma
Chin lift, juga untuk pasien trauma
Neck lift, tidak boleh dilakukan sama

X sekali pada pasien trauma.

neck lift
Rumah Sakit PHC Surabaya 41
JAW THRUST
cara ini sebagai pilihan terakhir
jika cara lain tidak berhasil.
Untuk orang awam tidak
dianjurkan
Rumah Sakit PHC Surabaya 42
Korban Trauma jalan nafasnya dapat tersumbat
karena berbagai sebab
namun cara pertolongannya sama

 Baringkan datar
 Kepala jangan diberi bantal
 Angkat dagu ke depan
 chin lift
 head tilt

 Kalau perlu jaw thrust


 Neck lift TIDAK boleh lagi dikerjakan

Rumah Sakit PHC Surabaya 43


Jika korban muntah
• Buka mulut, bersihkan sekedarnya agar jalan
nafas cukup bebas
• Jika muntah lagi, baringkan miring

KEEP THE AIRWAY dari ASPIRASI

Rumah Sakit PHC Surabaya 44


Jika muntah lagi, baringkan miring

Posisi baring miring


perhatikan cedera leher
Pasien TIK tinggi sering muntah
Rumah Sakit PHC Surabaya 45
TERAPI ASPIRASI
Bila muntahan menyebabkan aspirasi
 Kolaborasi dengan dokter ICU

Rumah Sakit PHC Surabaya 46


Bila obstruksi akibat Bendah asing
/ muntahan
Lakukan Finger sweep

Rumah Sakit PHC Surabaya 47


Membersihkan benda asing padat dalam jalan napas
menggunakan alat penjepit ( Forcep )

Rumah Sakit PHC Surabaya 48


Jika jalan nafas tersumbat benda asing

Dapat diketahui jika chin lift atau jaw


thrust tidak berhasil membebaskan jalan
nafas
 Kerjakan manuver Heimlich
(Skill Station)

Rumah Sakit PHC Surabaya 49


Alat-bantu jalan nafas buatan
(1). Oro-pharyngeal tube

Perhatikan ukuran

Jangan dipasang jika reflex muntah masih (+)


Rumah Sakit PHC Surabaya 50
Cara memasang
oropharingeal tube

Rumah Sakit PHC Surabaya 51


(2). Naso-pharyngeal tube

- Tidak merangsang muntah


- Hati-hati pasien dengan fraktura basis cranii
- Ukuran untuk dewasa 7 mm atau
sebesar ukuran jari kelingking kanan

Rumah Sakit PHC Surabaya 52


Cara memasang
nasopharingeal tube

Rumah Sakit PHC Surabaya 53


Laryngeal Mask Airway
LMA
• Tehnik pemasangan
mudah.
• Harga mahal
• Tidak mencegah
aspirasi

Rumah Sakit PHC Surabaya 54


Cricothyroidotomy
Jalur darurat untuk oksigenasi

Bertahan 10 menit
Tidak dapat membuang CO2

Rumah Sakit PHC Surabaya 55


Jalur darurat untuk oksigenasi

Jarum besar, 14 G atau


jarum susuk KB Norplant

Crico-thyroido-tomy Posisi
cricothyroid
membrane

Rumah Sakit PHC Surabaya 56


“Intubasi trachea”
Pemasangan endotracheal tube
dengan laryngoscopy

Perlu alat dan


ketrampilan khusus
Rumah Sakit PHC Surabaya 57
“Intubasi trachea”
Pemasangan endotracheal tube
dengan laryngoscopy

Rumah Sakit PHC Surabaya 58


Pasien dengan
jalan nafas buatan
Endotracheal tube (ETT)

Nafas dibantu alat :


VENTILATOR
Rumah Sakit PHC Surabaya 59
BASIC LIFE SUPPORT
Breathing
Pernafasan
Problem NAFAS pada perawatan

Jarang Nafas Langsung berhenti umumnya


1 sangat cepat kemudian melambat, atau normal
kemudian melambat ok sesuatu hal
Rumah Sakit PHC Surabaya 61
Breathing (B)
Pernafasan

Pada kasus2 dengan problem Breathing selalu


memikirkan :
Apakah pernafasan normal atau tidak ?

Rumah Sakit PHC Surabaya 62


PERNAFASAN
NORMAL

O2 masuk paru

OTAK
GINJAL
JANTUNG
O2 DLL
Alveoli dalam alveoli

O2 dalam
darah
Pemb darah Kapiler cukup
Rumah Sakit PHC Surabaya 63
Rumah Sakit PHC Surabaya 64
PERNAFASAN
TIDAK NORMAL
O2 masuk paru = AIR + DLL

O2 Cairan dalam
dalam alveoli paru
Alveoli
Alveolar O2 sukar menembus
+aspirat

Interstitial
O2 dalam
darah
Berkurang
 Ke jantung, Otak dan organ
ORANG  Lainnya juga kurang.
TENGGELAM Rumah Sakit PHC Surabaya 65
Pasien bernafas !
Normal atau distres?

 Tidak ada nafas


 beri nafas buatan + O2
 Ada nafas tapi sengal-sengal / sesak
 beri nafas buatan + O2
 Ada nafas cepat > 25, gerak cuping hidung,
retraksi sela iga
 beri O2 + siapkan nafas buatan

Rumah Sakit PHC Surabaya 66


Tanda distress nafas
 gelisah (karena hipoksia)
gejala  tachypnea, nafas cepat, > 25 x/m
 gerak otot nafas tambahan
MAKIN
PARAH  gerak cuping hidung
 tracheal tug
 retraksi sela iga
 gerak dada & perut paradoksal
 sianosis (tanda lambat)

Rumah Sakit PHC Surabaya 67


Tanda distres nafas
 Nafas dangkal cepat
 Gerak cuping hidung (flaring nostril)
 Tarikan sela iga (retraksi)
 Tarikan otot leher (tracheal tug)
Berikan oksigen segera
 Nadi cepat
 Hipotensi
 Vena leher distensi
 Sianosis (tanda lambat)

Rumah Sakit PHC Surabaya 68


Penyebab distress nafas
 pusat nafas terganggu : cedera / trauma kepala, stroke
 jalan nafas terganggu : asthma, bronchitis, laryngitis
 paru terganggu : trauma dada, patah rusuk, PPOM,
edema paru, pneumothorax, hemothorax, efusi pleura
 otot nafas terganggu : myasthenia gravis, kejang,
tetanus, hipokalemia
 syaraf nafas terganggu : Guillian Barre Syndrome

Rumah Sakit PHC Surabaya 69


Gangguan nafas yang sering terjadi
 Hipoventilasi
 nafas ada, tetapi volume udara yang keluar masuk
kurang, CO2 tertimbun dan O2 turun
 Aspirasi paru
 nafas ada, tetapi airway dan alveoli terisi benda asing (mis
cairan muntah, darah, lendir dsb), CO2 tertimbun dan O2
turun
 Nafas tak teratur,
 pola nafas abnormal, volume kurang
 apnea / nafas berhenti

Rumah Sakit PHC Surabaya 70


Nafas terganggu dan kurang BERI BANTUAN NAFAS

TANPA O2 TABUNG
DENGAN UDARA 02

Henti Berikan nafas buatan, tambahkan oksigen


Nafas Belum tersedia O2 gunakan udara ( 21% O2).
Rumah Sakit PHC Surabaya 71
Nafas buatan
 12-20 x / menit, sampai dada nampak
terangkat
 diberikan bila nafas abnormal
 tidak menunggu sampai apnea dulu
 dengan tambahan oksigen (kalau ada)
 jika udara salah masuk lambung,
jangan dikeluarkan dengan menekan lambung
(risiko aspirasi)

Rumah Sakit PHC Surabaya 72


Nafas buatan pada TRAUMA
dilakukan dengan in-line immobilisation (pegangi kepala-leher)
agar tulang leher tak banyak bergerak

Rumah Sakit PHC Surabaya 73


Nafas buatan dengan intubasi trachea
1. Oksigenasi & pembuangan CO2 lebih efektif
2. Mencegah aspirasi ke paru

Rumah Sakit PHC Surabaya 74


Menilai pernafasan
 1. Ada nafas? Nafas normal atau distres?
 2. Ada luka dada terbuka / menghisap?
 3. Ada pneumotoraks tension?
 4. Ada patah iga ganda?  flail chest ?
 5. Ada hemotoraks?
 6. Ada emfisema bawah kulit?

Rumah Sakit PHC Surabaya 75


Menilai pernafasan
 Look - Lihat:
 gerak dada,
 gerak cuping hidung (flaring nostril)
 retraksi sela iga
 Listen - Dengar:
 suara nafas, suara tambahan
 Feel - Raba:
 udara nafas keluar hidung mulut

Rumah Sakit PHC Surabaya 76


Menilai pernafasan

 Palpasi:
 gerak dada, simetris ?

 Perkusi - Ketuk:
 Redup ? Hipersonor ? Simetris

?
 Auskultasi (stetoskop):
 Suara nafas ada? Simetris ?

Rumah Sakit PHC Surabaya 77


Ada pneumotoraks tension?
Diagnosis harus ditegakkan secara klinis

Lihat dan palpasi toraks  gerak sisi sakit tertinggal


Palpasi trachea  terdorong ke sisi sehat
Ketuk toraks  sisi sakit hipersonor (suara rongga)
Dengar suara nafas  sisi sakit menghilang

Lakukan punksi (needle thoracostomy)


tanpa tunggu foto sinar-X

Rumah Sakit PHC Surabaya 78


Ada emfisema (sub)kutis ?
teraba seperti plastik tipis yang diremas

Em

Fr

Fr

Paling sering disebabkan oleh pneumothorax


Rumah Sakit PHC Surabaya 79
Lakukan punksi segera
(dekompresi)

 Jarum besar (#14, 16)


 Sela iga ke dua (ICS 2)
 Garis tengah selangka
(mid clavicular line)
 drain thorax dipasang kemudian

Rumah Sakit PHC Surabaya 80


Punksi pleura untuk dugaan pneumotoraks
(cara jarum + spuit + air)

Jika keluar gelembung


= ada pneumotoraks
air Jarum jangan dicabut
sampai drain terpasang

Jika air terhisap masuk


masuk
= tak ada pne-toraks
5 cm
Jarum segera dicabut
sebelum air habis

Rumah Sakit PHC Surabaya 81


1
Hati-hati !

Ada hemotoraks?

Rumah Sakit PHC Surabaya 82


Pasien gawat
 Perlu oksigen 60-100%
 mask
 mask + reservoir
 bag + mask / Jackson Reese

 Mungkin perlu segera nafas buatan


 bag + mask / Jackson Reese
 AMBU bag (+ reservoir)

Rumah Sakit PHC Surabaya 83


Target Ventilation
 Dada terangkat, terdengar suara nafas di
lapangan paru
 Nafas buatan 80% masuk paru
 Lambung jika kemasukan udara jangan ditekan
 Gunakan NGT untuk dekompresi

Rumah Sakit PHC Surabaya 84


ALGORITME

PT. Rumah Sakit PHC Surabaya


Pasien tak sadar
Call for help • Gasping = tdk nafas
Bebaskan jalan nafas • Untuk AWAM :
tidak bernafas Head tilt – Chin lift Tidak perlu
meraba carotis
Pijat jantung 30x
Nafas 2x (2 mnt)

Raba nadi carotis


5 – 10 detik

ada nadi tidak ada nadi


Bila tdk mau atau tdk mampu
memberikan bantuan nafas Pijat jantung 30x
maka boleh pijat jantung saja
Nafas 2x (2 mnt)

Raba nadi carotis


Pertahankan 5 – 10 detik
jalan nafas bebas
Bantuan nafas ada nadi tidak ada nadi
diteruskan sd
bantuan datang
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 2 Dan seterusnya sd datang bantuan
CPR 30 : 2 raba carotis Adrenaline: 1 mg, iv, repeated
2 menit every 3-5 minutes

ada tidak ada


lihat EKG
rosc
pertahankan jl nafas bebas
tetap beri oksigen shockable un-shockable
raba arteri radialis
lihat EKG- ukur tensi nadi VF / VT Asistol
pertahankan infus PEA / EMD
hipotensi : beri inotropik
terapi aritmia
koreksi elektrolit & cairan single shock 360 J CPR 30 : 2
2 menit
CPR 30:2 (2 menit)
adrenalin
Observasi di ICU lihat managemen
Waspada CA berulang
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 3 VT / VF managemen asistol
VF / pulseless VT

1). a single shock


Biphasic 150-200 Joule
Defibrilation strategy-1 Monophasic 360 Joule
CPR 30 : 2
2 MINUTES, 30 : 2

NO Check ECG
YES
Check pulse

2). a single shock ROSC


Biphasic 150-200 Joule
Monophasic 360 Joule Recovery of
2 MINUTES, 30 : 2 Spontaneous
Adrenaline Circulation
CPR 30 : 2
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 4 3).
1). a single shock VF / pulseless VT
Defibrilation strategy - 2

NO Check ECG YES


Check pulse
a single shock ROSC
2).
Biphasic 150-200 Joule
Monophasic 360 Joule
Adrenaline
CPR 30 : 2 Adrenaline: 1 mg, iv,
repeated every 3-5
2 MINUTES, 30 : 2 minutes
No Check ECG YES
Check pulse
3). a single shock ROSC
Biphasic 150-200 Joule
Monophasic 360 Joule 2 MINUTES, 30 : 2 Check ECG
CPR 30 : 2 Check pulse
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 5
2). a single shock VF / pulseless VT
Defibrilation strategy-3

No Check ECG
YES
Check pulse

3). a single shock


Biphasic 150-200 Joule
ROSC
Monophasic 360 Joule
CPR 30 : 2
2 MINUTES, 30 : 2
No Check ECG YES
Check pulse
Amiodarone 300 mg or ROSC
4).
Lidocaine 1 mg/kg Adrenaline: 1 mg, iv,
A single shock repeated
every 3-5 minutes a single shock
Biphasic 150-200 Joule Biphasic 150 – 200 Joule
Monophasic 360 Joule Monophasic 360 Joule
CPR 30 : 2 CPR 30 : 2 (2minutes)
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 6
VF/ VT
Intubasi : as soon as possible, without stop CPR Pijat 100x/menit
Nafas 8x/menit
Pasien
tak sadar Cardiac adrenalin adrenalin
arrest 3 menit
VF / VT 2 menit 2 menit

2 menit 2 menit
CPR -1 Amiodaron
Pijat a single shock a single shock a single shock a single shock a single shock
jantung 30 : 2
CPR-2 CPR-3 CPR-4 CPR-5 CPR-6
30 x adrenalin
Amiodaron is the first choice
CALL 300 mg, bolus. Repeated 150 mg
FOR Adrenaline: 1 mg, iv,
for reccurrent VT/VF. Followed by
HELP repeated every 3-5
900 mg infusion over 24 hours
minutes
PASANG LIDOCAIN. Do not exceed
MONITOR a total dose of 3 mg/kg,
Evaluasi CPR : tiap 2 menit during the first hour.
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 7
ASYSTOL/PEA/EMD
Intubasi : as soon as possible, without stop CPR Pijat 100x/menit
Nafas 8x/menit

Px tak sadar /
Cardiac
nafas agonal arrest evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi evaluasi

2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit


CPR -1 CPR-2 CPR-3 CPR-4 CPR-5 CPR-6
Pijat 30 : 2 Adrenalin-1 Adrenalin-2 Adrenalin-3
jantung
30 x

CALL
Adrenaline: 1 mg, iv,
FOR
HELP repeated every 3-5
minutes Evaluasi CPR : tiap 2 menit
PASANG
MONITOR
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya 8
2

Focus on
BASIC LIFE SUPPORT (BLS)
PENDAHULUAN

Data menunjukkan bahwa keberhasilan CPR pada henti


jantung :

 Memastikan kompressi dada, kedalaman memadai.

 Re-coil yang tepat pada saat kompressi.

 Intrupsi minimal pada saat kompressi

 Mehindari ventilasi yang berlebihan

Atas dasar tersebut diatas maka Update CPR-BLS pada


dewasa dilakukan.(2015)
Panduan CPR Member of ILCOR

Publikasi saat ini adalah AHA


namun dasarnya dari :
International Liaison Committee on
Resuscitation
(ILCOR)
2015.
Adult basic life support (BLS)
and automated external defibrillation (AED)

Dasar :
 A Airway
 B Breathing
 C Circulation
 D Defibrilator AED
AIRWAY / JALAN NAFAS 5

A Harus Bebas
O2 masuk paru

OTAK
GINJAL
JANTUNG
O2 DLL
Alveoli dalam alveoli

O2 dalam
darah
Pemb darah Kapiler cukup
BREATHING / PERNAFASAN 6

Harus Ada bantuan Ventilasi


Bantuan ventilasi
B O2 masuk paru 1. Mouth to Mouth
2. Alat (Bag and Mask)

OTAK
O2 GINJAL
Alveoli dalam alveoli JANTUNG
DLL

O2 dalam
darah
Pemb darah Kapiler cukup
AED

o AED Cukup sederhana walaupun penolong


tak terlatih.

o AED bekerja secara otomatis dan memberi


instruksi juga secara jelas.

o Penolong ketika memasang AED usahakan


sesingkat mungkin.
Tehnik pemberian nafas buatan

mouth to mask
mouth to mouth

Bag Valve Mask Jackson Rees


Circulation 9

Harus Ada Sirkulasi


yang jalan (Pompa bekerja)
O2 masuk paru

OTAK
O2 GINJAL
Alveoli dalam alveoli JANTUNG
NO PUMP DLL

O2 dalam
C darah
Pemb darah Kapiler cukup
Update BLS 2015

 Korban henti jantung pada dewasa, hasil yang


optimal didapatkan bila penolong melakukan
kompressi dada dengan kecepatan 100 – 120
kali per menit.
 BLS 2010 : updated from at least 100/min.

 Kedalaman kompressi jantung pada dewasa 2


inchi (5cm) - 2.5 inchi(6 cm).

 BLS 2010 : updated from 2inches (5cm).


Update BLS 2015

 Penolong awam 2015 (update): Disarankan


bahwa program PAD(Public Acsess
Defibrilation) untuk pasien dengan OHCA (out-
of-hospital cardiac arrest) diimplementasikan di
lokasi publik dimana ada kemungkinan terjadi
henti jantung relatif tinggi (misalnya, bandara,
kasino, fasilitas olahraga).

 BLS 2010 : CPR and the use of automated external


defibrillators (AEDs) by public safety first responders.
Update BLS 2015

Identifikasi korban
 Korban henti jantung pada kondisi tertentu (mis dengan
kejang2 atau agonal gasping), penolong kadang bingung
maka penolong perlu pelatihan / di didik agar mengenali
hal ini.

 2015 (update): Untuk membantu para penolong


mengenali serangan jantung, maka penolong harus tahu
dari respon korban (Periksa), jika tidak respon maka
dianggap henti jantung.
 BLS 2010 : LIHAT tidak berespon tidak nafas normal
atau agonal langsung pijat
APA YANG HARUS DILAKUKAN
PENOLONG
 Lakukan kompressi jantung dengan kecepatan
100-120 kali/menit.
 Kedalaman kompressi paling tidak 5cm.

 Dari setiap kompressi upayakan full recoil

 Minimalisasi pause pada kompressi.

 Ventilasi adequat (2 nafas setelah 30 pijat,


setiap pemberian nafas waktunya 1 detik (dada
naik)
APA YANG SEHARUSNYA TIDAK
DILAKUKAN PENOLONG
 Kompressi jantung kecepatan KURANG 100
dan LEBIH 120 kali/menit.
 Kedalaman kompressi KURANG 5cm dan
LEBIH 6 cm.
 Pada saat kompressi jangan MENEKAN DADA
TERUS MENERUS.
 Minimal pause pada kompressi 10 detik.

 Hindari Ventilasi berlebih.


BLS Healthcare Provider Adult Cardiac Arrest
Algorithm—2015 Update
RANGKUMAN

 Ketika menolong yakinkan lingkungan sekitar aman,


sehingga korban dan penolong selamat.

 Cek respon untuk meyakinkan pasien benar2 henti


jantung (LLF), periksa pernafasan dan Nadi dapat
dilakukan sec. simultan (10 detik)

 Aktifasi Emergency system (118), segera !, pada


keadaan sendiri lakukan CPR 2 menit (30:2).

 Transport patient ke RS terbaik dan terdekat yang dapat


merawat dengan tuntas.
terima kasih semoga bermanfaat
Normal Electrocardiogram

SA node
(pacemaker)

AV node
(relayer)

Rumah Sakit PHC Surabaya 2


 Defibrilasi
adalah pemberian
tenaga listrik yang menyebabkan
kejutan (shock) pada jantung
sehingga mengubah irama
jantung yang mematikan menjadi
irama jantung yang menunjang
kehidupan

Rumah Sakit PHC Surabaya 3


 VT tanpa nadi
 VF

Rumah Sakit PHC Surabaya 4


Rumah Sakit PHC Surabaya 5
Adalah pemberian kejutan
listrik pada gelombang R dan
tidak jatuh pada gelombang T
dengan maksud mencegah
terjadinya fibrilasi

Rumah Sakit PHC Surabaya 6


 Elektif
SVT yang tidak mempan obat-obatan (PAT,
AF rapid, Atrial Flutter, Junctional takhikardi)
 Darurat
Gangguan irama jantung dengan
hemodinamik tidak stabil (hipotensi/perfusi
jelek) untuk mencegah gangguan yang lebih
berat

Rumah Sakit PHC Surabaya 7


 Defibrilasi
Un sinkronise 360 Joule →Manofasik
150 – 200 Joule →Bhifasik

 Cardioversi (Sinkronise)
Mulai 25 – 100 Joule :
◦ AF 100 Joule
◦ PAT 25 – 100 Joule
◦ A.Flutter 25 Joule

Rumah Sakit PHC Surabaya 8


 Mesin DC Shock
 EKG Monitor
 Jelly Elektrode
 Alat/obat resusitasi
 Terapi oksigen
 Peralatan suction dengan kateter
suction

Rumah Sakit PHC Surabaya 9


 Stand clear
 Jauhkan O2 dan air
sekitar pasien
 Hati-hati bila pasien
menggunakan pace
maker
 Charging dilakukan saat
sudah kontak dengan
pasien

Rumah Sakit PHC Surabaya 10


 Fungsi vital sebelum dan sesudah DC
shock
 Kesadaran
 EKG sebelum dan sesudah DC Shock
 Jam dan jumlah energi
 Nama yang melakukan DC Shock
 Komplikasi yang timbul

Rumah Sakit PHC Surabaya 11


 Hipoksia
 Gangguan keseimbangan asam basa
 Obat-obatan
 Lamanya VT/VF
 Hambatan trans thorak
 Posisi padel tidak tepat

Rumah Sakit PHC Surabaya 12


 Perlukaan myokard
 Luka bakar
 Distrimia  gangguan irama
jantung
 Emboli

Rumah Sakit PHC Surabaya 13


Jelly kurang rata, menekan paddles kurang kuat -
luka bakar
Rumah Sakit PHC Surabaya 14
 VF / VT pulseless = ada gelombang khas
◦ shockable rhythm, harus segera DC-shock

 Asystole = ECG flat, tak ada gelombang


◦ UN-shockable

 PEA = EMD = ada gelombang mirip ECG normal


◦ UN-shockable

Rumah Sakit PHC Surabaya 15


ada gelombang mirip ECG normal
◦ TETAPI nadi carotis tidak teraba
◦ terapi sama seperti Asystole ( CPR + Adrenalin )

P-ulseless E-lectro
E-lectrical M-echanical
A-ctivity D-issociation
Rumah Sakit PHC Surabaya 16
Rumah Sakit PHC Surabaya 17
OBAT & ALAT EMERGENCY
A. Alat Emergency
I. Peralatan membuka jalan nafas
a. Orofaringeal Tube
b. Nasofaringeal Tube
c. Endotracheal Tube
d. Krikotirotomy
e. Thracheostomy

2
Perlengkapan alat Intubasi
a. ETT sesuai ukuran
(3 ukuran)
a. Laringoskop
b. Stetoskop
c. Magil forcep
d. Stilet
e. Jackson Rees / Ambubag
f. Suction lengkap
g. Kasa
h. Spuit 20 cc
i. Plester
Lanjutan persiapan intubasi …

k. Xylocain spray
l. Obat sedatif dan muscle relaxan
- Obat sedatif : menidurkan
contoh : Midozolam (Mylos, Dormicum, Fortanes)
Recoval (Provoval )

- Muscle relaxan : melemahkan otot pernafasan


contoh : Norcuron 4 mg
Tracrium 25 mg

4
Lanjutan Alat Emergency…

II. Membersihkan jalan nafas


a. Gunakan alat penghisap
b. Manual swab (finger swab)
c. Dengan magil forcep

5
Lanjutan Alat Emergency…

III. Alat-alat terapi oksigen


a. Nasal kanule
b. Simple mask
c. Masker rebreathing dengan
reservoir
d. Masker non rebreathing dg
reservoir
e. Jackson rees
f. Bag and mask dg reservoir 6
CARA MENYIAPKAN PERALATAN BANTU
PERALATAN MEMBUKA JALAN NAFAS
Umur Masker 02 Pipa Laringoskopi Nomor ETT Stylet Slang/
Berat Badan Ambubag Orofaring Blade Kanul Suction

0 2 - 2,5
Prematur Infant Infant
Lurus (tanpa cuff)

Bayi baru 0 2,5-3,0


Infant Infant 6 Fr 6 – 8 Fr
lahir 3 Kg Lurus (tanpa cuff)

0 – 6 bulan 0 3,0-3,5
Infant Infant 6 Fr 8 Fr
3.5 Kg Lurus (tanpa cuff)

6 – 12 bulan 0 3,5-4,0
Pediatrik Small 6 Fr 8 – 10 Fr
7 Kg Bengkok (tanpa cuff)

1 – 3 tahun 0 4,0-4,5
Pediatrik Small 6 Fr 10 Fr
10 – 12 Kg Bengkok (tanpa cuff)

4 – 7 tahun 0 5,0-5,5
Pediatrik Medium 6 Fr 14 Fr
16 – 18 Kg Bengkok (tanpa cuff)
Pediatrik 7
8 – 10 tahun Medium 0
atau 5,5-5,6 6 Fr 14 Fr
24 – 30 Kg atau Large Bengkok
Dewasa
B. Obat Emergency

8
B. Obat Emergency
I. Obat emergency untuk resusitasi
a. Epineprin/Adrenalin :
Dosis: 1 mg iv tiap 3-5 menit
3-10x dosis iv bila intratracheal
Indikasi: Asistol, PEA, VF
b. Sulfas Atropin
Dosis: 0,5 mg iv
pada RJPO sudah tercapai ROSC  1 mg iv
transtracheal 3-10x iv max 3 mg
Indikasi: bradikardi 9
Lanjutan Obat Emergency…

c. Amiodaron
Dosis: 300mg bolus
dilanjutkan 900 mg/24 jam
Indikasi: - Gambaran ECG VT dg nadi
- Gambaran VF & VT tanpa nadi
sebelum single shock ke-4
d. Lidocain
Dosis: 1 mg/kgBB tiap 3-5 menit
Max: 3 mg/kgBB
Indikasi: VF / VT 10
Lanjutan Obat Emergency…

II. Obat emergency untuk perbaikan sirkulasi


a. Dopamin :
Dosis: 5-10 mcg/BB
Indikasi: mempertahankan infusion pressure dalam
keadaan:
 Septic shock
 Cardiogenik shock
 Trauma
 Gagal ginjal
 Pasca RJPO
b. Dobutamin
Dosis: 2-10 mcg/BB
11

c. Nor adrenalin
Contoh perhitungan

Dopamin 200 mg

Rumus : BB X 60 X Dosis
Konsentrasi
Keterangan :
BB: Berat Badan
60 : menit
konsentrasi : Mg / pengenceran
1 mg = 1000 mcg = 1000 δ
Contoh kasus

1. Berapa konsentrasi dopamin 200 mg bila diencerkan 50 cc Pz.


Jawab :
konsentrasi = 200 mg / 50 cc
= 4 mg/cc
= 4000 mcg = 4000 δ

2. Berapa cc/ δ yang diberikan bila dokter minta 5 δ dopamin, BB


Px 60 Kg dalam syringe pump.
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
= 60 X 60 X 5
4000
= 180
40
= 4.5 cc/jam
Contoh perhitungan

Dobutamin 250 mg

Rumus : BB X 60 X Dosis
Konsentrasi
Keterangan :
BB: Berat Badan
60 : menit
konsentrasi : Mg / F. pengenceran
1 mg = 1000 mcg = 1000 δ
Contoh kasus

1. Dobutamin 250 mg diencerkan 50 cc berapa konsentrasinya


Jawab :
konsentrasi = 250 mg / 50 cc
= 5 mg/cc
= 5000 mcg
Jadi konsentrasinya adalah 1 cc = 5000 mcg

2. Berapa yang diberikan syringe pump bila dokter minta 5δ, BB


50 Kg.
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
=50 X 60 X 5
5000
= 150
50
= 3 cc/jam
Contoh perhitungan

Nor adrenalin (Vascon, relvas,


lefoped)
1 vial = 4 mg

Rumus : BB X 60 X Dosis
Konsentrasi
Keterangan :
BB: Berat Badan
60 : menit
konsentrasi : Mg / pengenceran
1 mg = 1.000.000 nn
Contoh kasus
1. Berapa konsentrasi bila diencerkan 50 cc Pz
Jawab :
konsentrasi = 4 mg / 50 cc
= 0.08 x 1.000.000 nn
= 80.000 nn
Jadi konsentrasinya adalah = 80.000 nn

2. Berapa cc/jam bila dokter minta 50 nn dengan BB Px 50 Kg


dalam syringe pump
Jawab :
= BB X 60 X Dosis
konsentrasi
=50 X 60 X 50 nn
80.000
= 150
80
= 1.875 cc/jam
1

Tata Cara Pelaporan

Rumah Sakit PHC Surabaya


S = situation
2

 Masalah
Dokumentasi : nama, no reg, umur, jenis kelamin,
suku, agama, pendidikan, alamat, dll.
Pelaporan :
 Umum : sebutkan asal RS, nama dan unit anda
 Saya menelepon untuk : (nama px & no kamar)
 Masalah yg ingin saya laporkan adalah…

Rumah Sakit PHC Surabaya


B = background
3

 Singkat, berhubungan dengan pokok masalah


 Dokumentasi : keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga.

 Pelaporan : diagnosa masuk & tanggal masuk RS, riwayat


pengobatan, ringkasan tanggal pengobatan.

Rumah Sakit PHC Surabaya


A = assessment
4

 Pengkajian
 Dokumentasi:

B1: BREATH
 Pergerakan dada
 Pemakaian alat bantu nafas
 Suara nafas
 Batuk
 Sputum
 Dll
Rumah Sakit PHC Surabaya
5

 B 2: BLOOD
Suara jantung
Irama jantung
CRT
Edema
dll

Rumah Sakit PHC Surabaya


6

 B 3 : BRAIN
Tingkat kesadaran
Reaksi pupil
dll

Rumah Sakit PHC Surabaya


7

 B 4 : BLEEDER
Urine
Cateter
Kesulitan BAK
dll

Rumah Sakit PHC Surabaya


8

 B 5 : BOWEL
 Mukosa bibir  Muntah

 Lidah  Hematemesis

 Keadaan gigi  Melena

 Nyeri telan  Pemakaian NGT

 Abdomen  Diare

 Peristaltik usus  Konstipasi

 Mual  Ascites

Rumah Sakit PHC Surabaya


9

 B 6 : BONE
Turgor
Perdarahan kulit
Icterus
Akral
Pergerakan sendi
Fraktur
Luka

Rumah Sakit PHC Surabaya


10

 Pelaporan :
Tanda –tanda vital terkini (tensi, nadi, rr, suhu)
irama jantung
Status mental
Nyeri
Perubahan kesadaran
Warna kulit
Perfusi
dll
Rumah Sakit PHC Surabaya
R =recomendation
11

 Dokumentasi : apa yg kita kerjakan


 Pelaporan :
 Transfer px ke unit lain (ICU?)
 Perubahan tx: jika ada perubahan tx,tanyakan : seberapa sering
boleh diulang? (febris,tensi tetap tinggi dll). Tanyakan: jika
kondisi px tidak membaik, kapan kami boleh menghubungi
dokter lg?
 Pemeriksaan yang perlu dilakukan: foto, EKG,lab,dll.
 Cek ulang kondisi px dan lakukan rekomendasi.
 Jelaskan pd klg & px ttg perkembangan px & rekomendasi.
 Tanyakan pd dokter apakah dokter bisa datang untuk melihat
kondisi px.

Rumah Sakit PHC Surabaya


Catatan:
Ada hal-hal yang kurang jelas, dipertanyakan
12

ulang
Ada usulan/ ada hal tidak sesuai standar, beri
usulan
Misalnya :
Dokter : Beri Adrenalin 5 mg
Perawat : Maaf dokter, benar 5 mg atau 1 mg
sesuai standart ACLS
Mendengarkan yang baik, jangan cepat
memotong pembicaraan dlm konsultasi

Rumah Sakit PHC Surabaya


Contoh Kasus
13

 Px Tn. X umur 45 th. Bb 65 kg. Dx status


asmatikus dan rutin berobat ke dokter praktek
umum. Obat-obatan yg dibawa: Asmasoho 3x1,
dexametason 3x1, teosal 3x1.
 Px menggunakan o2 MNR 8 lpm. Rr 35 x/mnt,
rh -/-, wh+/+ saat expirasi, cuping hidung +,
spo2: 95%, akral dingin, suhu: 37°c
 Tx dari IGD: nebul ventolin 3x1,aminophilin 2
amp/flash, methilprednisolon 3x125 mg

Rumah Sakit PHC Surabaya


S = situation
14

 Selamat pagi dokter Tjipto.


 Saya suster Riska dari ruang Emerald RS
PHC surabaya
 Saya mau melaporkan tentang kondisi tn.X
di Emerald 2
 Saat ini px sesak

Rumah Sakit PHC Surabaya


B = background
15

 Diagnosa masuk Status Asmatikus


 tn.X berobat rutin ke dokter umum dan
selama ini mengonsumsi: asmasoho 3x1,
teosal 3x1, dexametason 3x1
 Dan tx dari IGD: nebul ventolin 3x1,
aminophilin 2
amp/flash,methilprednisolon 3x125 mg.

Rumah Sakit PHC Surabaya


A = assessment
16

 Berdasarkan pengkajian yang saya lakukan


px menggunakan o2 MNR 8 lpm, rr
35x/mnt, rh -/- wh +/+ saat ekspirasi
cuping hidung +, spo2 95%, akral dingin . T
120/80 mmHg, nadi: 120 x/mnt sinus
takikardi, suhu 37°c

Rumah Sakit PHC Surabaya


R = recomendation
17

 Apa perlu cek BGA dok?


 Mohon dokter bisa datang untuk melihat
kondisi px.

Rumah Sakit PHC Surabaya


Penanganan Keluarga Px
18

 Beri penjelasan tentang penyakit yang diderita dan kondisi saat ini
 Sampaikan bahwa tindakan medis  proses perlu waktu
 Setiap tindakan yang akan dilakukan jangan lupa pasien atau
keluarganya mengisi INFORM CONCENT, yang dilengkapi dengan
tanda tangan, nama terang, tanggal dan jam pada saat mengisi.
 Menggali info dari keluarga pasien :
 Alergi +/-
 Px sakit/dirawat terakhir
 Pengobatan/terapi lain yang diberikan/dijalani sebelumnya
 Makan minum terakhir
(khusus Px untuk persiapan CITO perusahaan)

Rumah Sakit PHC Surabaya


 Identitas diri dan RS 19

 Identitas Pasien
 Riwayat singkat kejadian dan kondisi pasien
datang  kesadaran A, B, C
 Tindakan yang dilakukan  A, B, C
 Hasil setelah tindakan  Kesadaran A, B, C
 Kondisi saat ini
 Mohon Advice
 Advice dilaksanakan
 Salam
PT. Rumah Sakit PHC Surabaya
Catatan:
Ada hal-hal yang kurang jelas, dipertanyakan
20

ulang
Ada usulan/ ada hal tidak sesuai standar, beri
usulan
Misalnya :
Dokter : Beri Adrenalin 5 mg
Perawat : Maaf dokter, benar 5 mg atau 1 mg
sesuai standart ACLS
Mendengarkan yang baik, jangan cepat
memotong pembicaraan dlm konsultasi

PT. Rumah Sakit PHC Surabaya

Anda mungkin juga menyukai