Anda di halaman 1dari 10

DNA SEBAGAI MATERI GENETIK BERDASARKAN PERCOBAAN GRIFFITH SERTA

HERSHEY DAN CHASE, RNA SEBAGAI MATERI GENETIK BERDASARKAN


PERCOBAAN FRAENKEL CONRAT, DAN PERBEDAAN DNA DAN RNA

Gen ditemukan pertama kali oleh Mendel dan diikuti oleh ilmuan selanjutnya
yang masih menjelaskan pewarisan sifat belum sampai pada tingkat struktur dan
molekul gen. Pada studi selanjutnya, menetapkan korelasi antara pola pewarisan gen
dan kebiasaan gen dala reproduksi terurama pada fertilisasi dan meiosis. Hal ini
menunjukkan letak gen pada kromosom.
Materi genetik harus meiliki beberapa syarat utama. Replikasi atau fungsi
genotip berarti materi genetik mampu menyipan dan mentransmisikan informasi dari
generasi ke generasi selanjutnya dan kadang menglami perubahan. Syarat selanjutnya,
fungsi fenotip atau ekspresi dari gen. Hal ini berarti materi genentik harus mengontrol
perkembangan fenotip baik virus, bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia dari
diferensiasi dan pertumbuhan zigot / organisme bersel satu sampai tumbuh dewasa.
Kromosom terdiri atas 2 makromolekul yaitu protein dan asam nukleat (DNA
dan RNA) akan tetapi tidak semua organisme memiliki DNA dan RNA seperti virus
sederhana yang hanya memiliki RNA. Sebagian besar DNA terdapat pada kromosom
sedang RNA dan protein melimpah paada sitoplasma. Selain itu, terdapat hubungan
antara jumlah DNA dan set kromosom. Akan tetapi, RNA dan protein memiliki variasi.

PERCOBAAN FREDERICK GRIFFITH

Pada tahun 1928 Frederick Griffith melakukan percobaan untuk membuktikan


bakteri mempunyai kemampuan berubah dari tidak berkemampuan virulensi menjadi
berkemampuan virulensi tanpa adanya mutasi. Pada percobaan ini digunakan bakteri
Streptococcus pneumonia dengan 2 strain bakteri tipe S (Smooth) dan tipe R (Rough).
Bakteri tipe S ini berselubung (kapsul) polisakarida pada sel nya sehingga bersifat
virulen yang menyebabkan penyakit. Akan tetapi, pada bakteri tipe R tidak memiliki
selubung polisakarida (kapsul) sehingga tidak bersifat virulen yang menyebabkan
penyakit.
ketika terdapat kapsul akan ada beberapa antigen berbeda (tipe I,II,II, dst..)
tergantung pada komposisi spesifik molekul dan genotip dari sel itu sendiri. Perbedaan
tipe kapsul dapat teridentifikasi oleh imunologi dan memproduksi antigen yang
spesifik. Griffith melakukan empat percobaan. Pada percobaan pertama, diinjeksi
bakteri tipe IIIS pada tikus dan hasilnya tikus tersebut mati. Pada bakteri tipe IIIS ini
mempunyai selubung (kapsul) polisakarida sehingga mampu bertahan dari sistem imun
pada tikus. Pada percobaan kedua, diinjeksi bakteri tipe R pada tikus dan didapat tikus
tidak mati karena pada tipe R tidak mempunyai selubung (kapsul) sehingga sistem
imun pada tikus mampu melawan adanya bakteri tersebut. Padda percobaan ketiga,
Griffith mematikan bakteri tipe S dengan cara dipanaskan. Selajutnya di injeksikan
pada tikus dan hasilnya tikus tersebut dapat bertahan hidup. Pada percobaan keempat,
diinjekiskan bakteri tipe S yang mati dan bakteri R yang masih hidup pada tikus. Tikus
tersebut kemudian mati. Akan tetapi terdapat bakteri tipe S pada bangkai tikus.
Percobaan Griffith mengemukakakn bahwa terdapat perubahan atau
transformasi yaitu bakteri tipe IIR yang bersifat tidak virulan dapat berubah menjadi
bersifat virulan tipe IIIS ketika dicampurkan dengan bakteri S yang sudah mati. Tetapi,
hal tersebut tidak dapat dijelakan dengan mutasi. Oleh karena itu, bakteri memiliki
perubahan sifat atau transformasi dikarenakan adanya DNA dari sel bakteri strain
virulen yang mati dan masuk ke dalam bakteri strain yang tidak virulen yang hidup
sehingga terjadi perubahan sifat.
PERCOBAAN HERSHEY & CHASE
Pada tahun 1952, eksperimen oleh Alfred Hershey dan Martha Chase
menunjukkan DNA merupakan materi genetik. Hasil percobaan tersebut menunjukkan
informasi genetik dari sebuah virus bakteri tertentu (bakteriofag T2) dalam DNA virus
itu. Virus yang merupakan organisme hidup terkecil hidup dengan reproduksi yang
terkendali oleh informasi genetik yang ada dalam asam nukleat oleh proses seperti pada
organisme selular. Akan tetapi, virus merupakan parasit obligat aseluler bereproduksi
pada inang yang tepat. Reproduksi pada virus sangat bergantung pada mesin metabolik
(ribosom, sistem penghasil energi, dan komponen lainnya) dari inangnya. Bakteriofag
T2 yang umumnya menginfeksi basil usus pada Escherichia coli , tersusun atas sekitar
50 persen DNA dan 50 persen protein. Percobaan Hershey and Chase kisaran
sebelum tahun 1952 telah menunjukkan bahwa semua reproduksi T2 bakteriofag
berlangsung dalam sel E. coli maka ketika Hershey dan Chase menunjukkan bahwa
DNA dari sebuah partikel virus memasuki sel, sementara sebagian besar protein virus
tetap terabsorbsi ke luar sel maka informasi genetik sangat dibutuhkan untuk
reproduksi virus.
Dasar pada percobaan Hershey - Chase ialah DNA mengandung fosfor tetapi
tanpa sulfur, sedang pada protein mengandung sulfur tanpa ada fosfor. Pada saat
partikel dari T2 dilabel dengan 35S dan dicampurkan sel E. coli selama beberapa menit
didapat hasil sel-sel fag yang terinfeksi mengalami pergeseran kuat dalam blender,
maka diketahui radoaktivitas (protein) dapat dihilangkan dari sel tanpa mempengaruhi
produksi keturunan fag. Pada saat partikel T2 yang DNA-nya berlabel 32P digunakan,
pada dasarnya radioaktivitas ditemukan pada cell maka tudak dapat dihilangkan
dengan pemotongan dalam blender. Mantel fag terpisahkan dari sel terinfeksi
disebabkan kecepatan sentrifugasi rendah dimana pelet atau sedimen sel sementara
endapan partikel fag tertinggal. Oleh karena itu, diketahui bahwa DNA virus memasuki
sel inang tetapi mantel protein tertinggal di luar sel inangya. Sejak progenik virus
diproduksi di dalam sel menunjukkan informasi genetik mengarahkan sintesis kedua
molekul DNA dan mantel protein progenik virus muncul dalam DNA inangnya.
Eksperimen Hershey dan Chase membuktikan bahwa DNA membawa informasi
genetik pada T2 bakteriofag. Fag progeni infektif normal yang diproduksi pada
eksperimen ini disebut eksperimen tranfeksi yang membuktikan bahwa materi geneetik
virus bakterial adalah DNA.

PERCOBAAN FRAENKEL CONRAT

RNA sebagai materi genetik pada virus menjadi jelas karena dari ekeperimen
dan studi mengidentifikasikan banyak virus hanya mengandung RNA. Salah satu
eksperimen pertaa yang mengemukakan RNA adalah materi genentik dari virus adalah
ekperimen rekonstruksi oleh H. Fraenkel Conrat dan B. Singer yang dipublikasikan
pada 1957. Percobaan dilakukan pada virus mosaik tembakau (TMV). Fraenkel dan
Singer memperlakuan partikel TMV dari dua strain yang berbeda dengan bahan kimia
yang dapat memisahkan antara mantel protein virus dari molekul RNA dan
memisahkan protein dari molekul RNA. Selanjutnya materi tersebut dicampur protein
antara satu strain dengan molekul RNA dari strain lain dalam kondisi yang sesuai
mengakibatkan pemulihan lengkap, virus TMV infektif terdiri dari protein dari satu
strain dan RNA dari strain lain. Ketika virus campuran ini digunakan untuk
menginfeksi daun tembakau. Kemudian daun yang terinfeksi virus ini dilarutkan, maka
keturunan virus selalu fenotip dan genotip identik dengan strain induk RNA yang
diperoleh. Dengan demikian, informasi genetik TMV disimpan dalam RNA, bukan
dalam protein.

STRUKTUR DNA

Informasi gentik semua organisme hidup kecuali virus yang bemateri genetic
RNA, disimpan dalam DNA. Jadi, bagaiman struktur DNA itu? dan dalam bentuk apa
informasi genetik disimpan? Apa ciri-ciri struktur DNA yang memungkinkan transmisi
informasi genetic dari generasi ke generasi? Asam nukleat dulunya dikenal dengan
“nuclein” karena dulunya terisolasi dari sel nuclei percobaan yang dilakukan oleh F.
Miescher pada tahun 1869. Makromolekul yang terdiri dari subunit berulang disebut
nukleotida. Setiap nukleotida terdiri dari (1). 2 gugus fosfat, (2). gula 5 karbon
(pentose), dan (3) senyawa cyclic yang mengandung nitrogen yang disebut basa (Gbr
55) dalam DNA, pada DNA, tersusun dari gula 2-deoxyribose (asam
deoksiribonucleat).
Pada RNA, tersusun dari gula ribose (asam ribonukleat). Ada 4 basa yang
berbeda biasanya ditemukan dalam DNA Adenine, Guanine, Thymine, dan Cytosine.
Sedangkan RNA juga biasanya mengandung Adenine, Guanine, dan Cytosine, tetapi
memiliki basis yang berbeda, uracyl sebagai pengganti thymine. Adenine dan guanine
adalah 2 siklus rantai yang disebut purin. Dan urasil rantai tunggal yang disebut
pirimidin. DNA dan RNA, mengandung 4 subunit atau nukleotida yang berbeda, 2
nukleotida purin, dan dua nukleotida pirimidin. RNA biasanya ada sebagai polimer
beruntai tunggal yang terdiri dari sekuens panjang nukleotida. DNA, memiliki satu
tingkat tambahan organisasi yang sangat penting. Itu biasanya molekul beruntai ganda.

THE WATSON DAN CRICK DNA UNTAI GANDA

Susunan yang benar dari DNA telah dikemukakan oleh J.D. Watson dan F.H.
C. Crick pada tahun 1953. Struktur DNA dari model double helix mereka berdasarkan
2 bukti yang kuat. Ketika komposisi DNA dari banyak organisme yang berbeda telah
dianalisis oleh E. Chargaff dan rekan kerjanya. Telah diamati bahwa konsentrasi timin
sama dengan konsentrasi adenine dan konsentrasi cytosine sama dengan konsentrasi
guanine. Pernyataan ini secara jelas menjelaskan timin dan adenine mempunyai
kedudukan yang sama dengan sitosin dan guanine yang berada di dalam DNA dengan
hubungan yang jelas. Namun rasio (timin + adenine) (sitosin + guanine) ditemukan
secara luas di DNA dari spesies yang berbeda-beda.
Ketika sinar X difokuskan melalui makromolekul terisolasi atau Kristal dari
molekul yang dimurnikan, sinar tersebut dibelokkan oleh atom-atom molekul mejadi
pola tertentu, yang disebut pola difraksi, pola tersebutlah yang menyediakan informasi
tentang pengorganisasian komponen-komponen molekul. Pola molekul sinar ini bisa
direkam menggunakan film sensitive sinar X. seperti halnya pola fotografi
menggunakan kamera dan cahaya sensitive x ray .

FLEKSIBILITAS KONFORMASIONAL MOLEKUL DNA

Sebagian besar DNA hadir dalam protoplasma sel hidup yang hampir pasti ada
dalam bentuk heliks ganda yang dijelaskan oleh Watson and Crick. Struktur molekul
DNA berubah mengikuti fungsi lingkungannya. Konformasi yang tepat dari molekul
DNA yang diberikan atau segmen molekul DNA akan bergantung pada sifat molekul
yang berinteraksi dengannya. Faktanya, DNA bentuk-B intraseluler tampaknya
memiliki rata-rata 10,4 pasang nukleotida. Dalam konsentrasi garam yang tinggi atau
dalam keadaan dehidrasi, DNA ada dalam bentuk-A, yang memiliki 11 pasangan
nukleotida. Struktur ini menarik, karena itu adalah konformasi heterodupleks DNA-
RNA (heliks ganda yang mengandung basis untai DNA yang dipasangkan dengan untai
RNA komplementer).
Baru-baru ini, sekuens DNA tertentu telah terbukti ada dalam bentuk heliks
kidal unik yang disebut Z-DNA (Z untuk jalur zig-zag pada bagian inti struktur gula-
fosfat). Selain itu, segmen spesifik molekul DNA dapat mengalami pergeseran
konformasi dari bentuk B ke bentuk dan sebaliknya. Faktanya, protein pengatur
tertentu hanya dapat berikatan dengan bentuk Z atau B. bagaimanapun, kita harus ingat
bahwa struktur DNA hanya satu variasi melainkan banyak variasi DNA yang dapat
memainkan peran biologis makhluk hidup.

QUESTIONING & ANSWERING

Ade Wahyu Pratama (180342618041)


1. Mengapa pada percobaan Griffith virus tipe IIS yang bersifat virulen tetapi
sudah dimatikan dapat menyebabkan kematian inangnya jika ditambah dengan
virus IIR yang bersifat non-virulen?
Jawab:
Dalam eksperimen ini bakteri galur III-S dipanaskan hingga mati, dan sisa-
sisanya ditambahkan ke bakteri galur II-R. Meskipun tikus tidak akan mati bila terkena
baik sisa-sisa bakteri galur III-S (yang sudah mati) ataupun galur II-R secara terpisah,
gabungan keduanya mengakibat kematian tikus inang. Griffith berhasil mengisolasi
baik galur pneumococcus II-R hidup maupun III-S hidup dari darah tikus mati ini.
Griffith menyimpulkan bahwa bakteri tipe II-R telah tertransformasikan menjadi galur
III-S oleh sebuah prinsip transformasi yang entah bagaimana menjadi bagian bakteri
galur III-S yang mati. Kini kita mengetahui bahwa prinsip pentransformasi yang
diamati oleh Griffith adalah DNA bakteri galur III-S. Meskipun bakteri itu telah mati,
DNA-nya bertahan dari proses pemanasan dan diambil oleh bakteri galur II-R. DNA
galur III-S mengandung gen yang membentuk kapsul perlindungan. Dilengkapi dengan
gen ini, bakteri galur II-R menjadi terlindung dari sistem kekebalan inang dan dapat
membunuhnya.

2. Bagaimana sintesis protein pada virus berhubungan dengan virus hanya


mengandung RNA saja?
Jawab:
Replikasi pada virus memiliki beberapa tahap antara lain. Adsorpsi, Ini adalah
langkah pertama replikasi virus. Virus menempel pada membran sel sel inang.
Kemudian menyuntikkan DNA atau RNA-nya ke inang untuk memulai infeksi. Pada
sel-sel hewan, virus-virus ini masuk ke dalam sel melalui proses endositosis yang
bekerja melalui penggabungan virus dan peleburan selubung virus dengan membran
sel hewan dan pada sel tumbuhan masuk melalui proses pinositosis yang bekerja pada
penjepitan. virus.
Entri, Membran sel dari sel inang menginvaginasi partikel virus,
melampirkannya dalam suatu voulus pinositosis . Ini melindungi sel dari antibodi
seperti dalam kasus virus HIV . Menghapus, Enzim sel (dari lisosom ) melepaskan
mantel protein virus. Ini melepaskan atau membuat diakses asam nukleat atau genom
virus. Produksi transkripsi mRNA, Untuk beberapa virus RNA , RNA yang
menginfeksi menghasilkan messenger RNA ( mRNA ). Ini adalah terjemahan genom
menjadi produk protein. Untuk orang lain dengan RNA dan DNA negatif yang
terdampar, virus dihasilkan oleh transkripsi kemudian diterjemahkan. MRNA
digunakan untuk menginstruksikan sel inang untuk membuat komponen virus. Virus
mengambil keuntungan dari struktur sel yang ada untuk mereplikasi dirinya sendiri.
Sintesis komponen virus, Komponen-komponen berikut diproduksi oleh virus
melalui organel host yang ada: Sintesis protein virus: virus mRNA diterjemahkan pada
ribosom sel menjadi dua jenis protein virus. Struktural: protein yang membentuk
partikel virus diproduksi dan dirakit. Non-struktural: tidak ditemukan dalam partikel,
terutama enzim untuk replikasi genom virus. Sintesis asam nukleat virus (replikasi
genom) genom virus baru disintesis, templat adalah genom orangtua atau dengan
genom asam nukleat beruntai tunggal, untai komplementer yang baru dibentuk. Oleh
virus yang disebut polimerate atau mereplikasi dalam beberapa virus DNA oleh enzim
sel. Ini dilakukan dalam sel-sel yang membelah dengan cepat.
Majelis Virion, Virion hanyalah partikel virus aktif atau utuh. Pada tahap ini,
genom yang baru disintesis (asam nukleat), dan protein berkumpul untuk membentuk
partikel virus baru. Ini dapat terjadi di inti sel, sitoplasma , atau di membran plasma
untuk sebagian besar virus yang berkembang. Rilis (Tahap Pembebasan), Virus-virus
yang sekarang menjadi matang dilepaskan oleh pecahnya sel secara tiba-tiba, atau
ekstrusi bertahap (tunas) dari virus yang diselimuti melalui membran sel .Virus baru
dapat menyerang atau menyerang sel lain, atau tetap tidak aktif di dalam sel. Dalam
kasus virus bakteri, pelepasan virion progeni terjadi dengan lisis bakteri yang
terinfeksi. Namun, dalam kasus virus hewan, pelepasan biasanya terjadi tanpa lisis sel.

3. Apa yang dimaksud dengan ikatan phospodiester dan ikatan hidrogen?


Jawab
Ikatan fosfodiester adalah pusat dari semua kehidupan dibumi karena ikatan ini
merupkan inti penting dari untaian asam nukleat. Dalam DNA dan RNA, ikatan
fosfodiester adalah ikatan glikosidik yang menghubungkan antara atom karbon pada
posisi 3’ dari satu molekul gula dan atom karbon pada posisi 5’ dari atom lain,
deoksiribosa dalam DNA dan ribose dalam RNA. Ikatan kovalen yang kuat terbentuk
antara gugus fosfat dan dua cincin karbohidrat berkarbon 5 (pentose) di atas dua ikatan
ester. Ikatan hydrogen adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang terjadi antara
atom hydrogen yang terikat dengan atom sangat elektronegatif dan pasangan elektro
bebas dari atom elektronegatif lainnya.

4. Bagaimana jika untai double helix terpisah apa yang akan terjadi?
Jawab :
Ketika Watson dan crick mengusulkan struktur double helix DNA dengan
pasangan basa nitrogen yang saling melengkapi, mereka segera menyadari bahwa
spesifitas pasangan basa dapat memberikan dasar bagi mekanisme sederhana
untuk duplikasi DNA yang paling sederhana. Jika 2 untai komplementer dari helix
ganda dipisahkan dengan memutus ikatan hydrogen dari masing-masing
pasangan basa nitrogen, masing-masing untai untai induk dapat berfungsi sebagai
template untuk untai pelengkap baru. Adenine, misalnya dalam untaian induk
akan berfungsi sebagai template dengan adanya ikatan hydrogen adenine dapat
bergabung dengan timin untuk melengkapi untai yang baru, begitupun dengan
untai yang lain.

Anda mungkin juga menyukai