Addison Disease
Addison Disease
Addison Disease
I. Definisi
a. Kortisol (glukokortikoid)
Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal, yang mempengaruhi hampir setiap
organ dan jaringan dalam tubuh. Fungsi dari hormon ini yang terpenting adalah
membantu tubuh merespon stress. Selain itu, kortisol berfungsi: membantu
mempertahankan tekanan darah dan fungsi jantung, membantu memperlambat
respon peradangan sistim imun, membantu menyeimbangkan efek-efek dari
insulin dalam mengurai gula untuk energy, dan membantu mengatur metabolisme
protein, karbohidrat, dan lemak
Pengaturan Kortisol
b. Aldosteron (mineralocorticoids)
Pada insufiensi adrenocortical primer, gangguan terletak pada adrenal sendiri. Yang
disebabkan oleh:
- Imunologi
Disebabkan oleh kerusakan perlahan dari korteks adrenal, lapisan luar dari
kelenjar adrenal oleh sistim imun tubuh sendiri. Sekitar 70 % kasus penyakit
Addison disebabkan oleh kelainan autoimun dengan membuat antibodi yang
menyerang jaringan atau organ tubuh secara perlahan. System imun ini bagian
dari PGA (polyglandular autoimun), yang berkaitan dengan defisiensi
polyendocrine :
o PGA type I
o PGA type II
- Tuberculosis (TB),
- Sebab lain
o sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain ke kelenjar adrenal.
Penyebab lain dari insufisiensi adrenal sekunder adalah operasi pengangkatan dari
tumor jinak dari kelenjar pituitary yang memproduksi ACTH, radiasi tumor pituitary,
pengangkatan bagian hypothalamus, dan hipoperfusi pada pituitari.
- Nyeri menembus yang tiba-tiba pada punggung bawah, perut, atau kaki-kaki
- Dehidrasi berat
- Pemeriksaan Khusus
Ketika respon pada tes ACTH adalah abnormal, tes stimulasi CRH
diperlukan untuk menentukan penyebab dari insufisiensi adrenal. Pada tes ini,
CRH sintetik disuntikan secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum
dan 30, 60, 90, dan 120 menit setelah suntikan. Pasien dengan insufisiensi
adrenal primer mempunyai ACTH yang tinggi namun tidak mempunyai
respon terhadap produksi cortisol. Pasien dengan insufisiensi adrenal sekunder
mempunyai respon terhadap kekurangan kortisol namun tidak ada atau
terlambatnya ACTH yang menstimulus produksi kortisol. Tidak adanya
respon ACTH menunjukkan pituitary sebagai penyebabnya; terlambatnya
respon ACTH menunjukkan hypothalamus sebagai penyebabnya.
Pemeriksaan lain
Saat diagnosis insufisiensi adrenal primer telah ditegakkan, pemeriksaan BNO abdomen
dapat dilakukan untuk mengetahui adanya endapan kalsium. Endapan kalsium mungkin
mengindikasikan TB. Tes kulit tuberculin juga mungkin digunakan.
Page |6
Jika Insufisiensi adrenal sekunder adalah penyebabnya, Dapat dilakukan CT scan untuk
mengetahui keadaan hypothalamus dan pituitary.
VI. Penatalaksanaan
Non-Medika Mentosa
Medika Mentosa
Hydrocortisone
Merupakan drug of choice dalam terapi hormon. Dosis yang dianjurkan berkisar
15 – 25 mg, di berikan 2 kali sehari.
Prednisolone
Mempunyai efek yang baik dalam menahan natrium. Dosis yang di anjurkan 0.05
– 0.3 mg peroral/hari. Pada hipotensi postural, hiponatremia dan hiperkalemia
dosisnya ditingkatkan. Begitu juga dengan pasien dengan gejala kelelahan dan
peningkatan plasma renin. Pada pasien dengan hipokalemia dan hipertensi,
dosisnya diturunkan.
DHEA (Dehydroepiandrosteron)
Merupakan precursor hormone sex, dapat diberikan pada wanita yang mengalami
insufisiensi adrenal, dengan dosis 50 mg peroral/hari diyakini dapat meningkatkan
mood dan sexualitas.
Page |7
Pada Krisis addisonian, dengan tekanan darah rendah, glukosa darah yang
rendah, dan kadar kalium yang tinggi dapat mengancam nyawa. Terapi standar
melibatkan pemberian hydrocortisone IV, saline (air garam), dan dextrose. Ketika
pasien sudah dapat mengkonsumsi cairan dan obat-obatan secara oral, jumlah
hydrocortisone dikurangi hingga dosis pemeliharaan tercapai. Jika aldosterone tak
mencukupi, terapi pemeliharaan juga memasukkan dosis oral dari
fludrocortisone acetate.
VII. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit Addison berkaitan dengan penyakit dasarnya. Pada kasus yang
tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan krisis addisonian, yang ditandai
dengan penurunan tekanan darah, penurunan glukosa darah, dan peningkatan kalium.
VIII. Prognosis
Sangat tergantung dari penanganan yang diberikan, jika ditangani dengan tepat melalui
terapi pergantian hormone, mempunyai prognosis yang baik. Namun, jika tidak ditangani
dengan baik dapat mengakibatkan krisis addisonian yang dapat mengancam nyawa.
Page |8
Daftar Pustaka
1. Stephen JM, Maxine AP, and Lawrence MT. Current Medical Diagnosis and
Treatment, in Chronic Adrenocortical Insufficiency (Addison’s Disease). 47 th Ed.
USA: The McGraw-Hill Companies. 2008:1003-1005.
2. Piliang S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th Ed. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fak Kedok Univ Indonesia. 2007:1984-1986.