POSTER
CERITA RAKYAT
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan pertolongan-Nya kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan
penyusunan buku Koleksi Poster Cerita Rakyat. Buku Koleksi Poster Cerita Rakyat
dibuat untuk mempermudah pengunjung dalam mendapatkan informasi dasar
mengenai koleksi kosakata bahasa daerah yang terdapat di Laboratorium Kebinekaan
Bahasa dan Sastra.
Buku ini merupakan bagian dari Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium Kebinekaan
Bahasa dan Sastra. Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan
Sastra terdiri atas beberapa koleksi antara lain:
1. Koleksi Poster Kosakata Bahasa Daerah
2. Koleksi Poster Cerita Rakyat
3. Koleksi Peta Bahasa Daerah dan Informasi Kebahasaan
Kami menyadari bahwa dalam rangkaian penyusunan buku Kompilasi Bahan Koleksi
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan buku
ini.
Akhir kata kami berharap semoga buku Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium
Kebinekaan Bahasa dan Sastra dapat memberikan manfaat bagi pengunjung.
Terima kasih.
Hormat kami,
untuk tingkat SD
untuk tingkat SMP
BENGKARUNG
Meskipun Ular Tedung ditakuti karena kekuatan
bisanya, ia merasa terganggu oleh keberadaan
Bengkarung yang dianggap memiliki bisa paling
mematikan. Oleh karena itu, dia merasa harus
TERPERDAYA
membuktikan bahwa bisanyalah yang lebih
mematikan. Ular Tedung pun pergi ke rimba tempat
Bengkarung berada untuk menantangnya berduel.
Namun, selain sifatnya yang kejam Ular Tedung
memiliki sifat lain, yaitu licik. Di balik tantangannya
kepada Bengkarung, terdapat rencana jahat dan licik
yang akan ia lakukan kepada musuhnya tersebut.
Kisah ini mengandung pesan bahwa kerukunan
tidak dihasilkan oleh rasa takut, tetapi dengan saling
menghargai dan saling menghormati antarsesama.
Burung Ajaib
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang Kerajaan Rimba Belantara
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
yang dipimpin oleh seorang adiraja yaitu Raja
Pelanduk. Raja Pelanduk adalah seorang pemimpin
yang cerdik, bijaksana, tegas, dan lucu. Setiap hewan
di kerajaan itu pun sangat menghormatinya. Namun,
ada hal yang merisaukan sang raja. Keadaan alam
BURUNG
di sekitar kerajaannya semakin lama makin
memburuk, persediaan makanan menipis. Oleh karena
itu, semua raja hewan diundang bermusyawarah
untuk mencari solusi keadaan ini.
TANAH PAPUA
Kweiya melakukan hal yang sama, sehingga Ibu Baria
juga berubah menjadi burung Cenderawasih.
Burung cenderawasih merupakan fauna khas yang
hidup di wilayah Papua. Warna bulu burung
cenderawasih sangat indah sehingga dijuluki sebagai
bird of paradise (burung dari surga). Sebagian
masyarakat Papua percaya bahwa burung
cenderawasih adalah titisan bidadari dari surga.
Namun, ada sebagian masyarakat Papua
mempercayai bahwa cenderawasih merupakan
penjelmaan dari Bu Baria dan anak laki-lakinya yang
bernama Kweiya.
KISAH
ekor burung yang terluka karena berkelahi di hutan.
Ternyata kedua burung tersebut merupakan anak
buah dari Raja Ular bernama Sumundui.
SI RAJA ULAR
DI BALIK
tuanya kepada sang paman karena memiliki sifat
yang tercela.
Kisah ini mengandung pesan bahwa setiap perbuatan
DERITA SI BORU
yang tidak baik akan mendapatkan balasan yang tidak
baik pula.
TOMBAGA
PRINGGADANI
melenyapkan Gatotkaca.
Kisah ini mengandung pesan bahwa amarah dan
balas dendam bukanlah cara yang baik dalam
menyelesaikan permasalahan. Satu hal yang dimulai
dengan cara tidak baik akan diikuti dengan hal-hal
yang tidak baik juga.
Jaka Prabangkara
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Buku “Jaka Prabangkara” ini merupakan cerita rakyat
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
dari Jawa Timur yang berlatar masa pemerintahan
Raja Majapahit Prabu Dewaraja atau yang lebih
dikenal dengan Prabu Brawijaya V. Dikisahkan bahwa
sang raja memiliki anak bernama Jaka Prabangkara.
Jaka Prabangkara merupakan seorang anak tampan
JAKA
yang berbudi luhur dan ahli dalam melukis. Suatu
waktu lukisannya membuat marah sang raja, oleh
karena itu ia dijatuhi hukuman mati. Untunglah sang
patih Gajahmada menasehati sang raja supaya
KAIN TENUN
kain indah tersebut.
Kisah ini mengandung pesan mengenai pentingnya
sikap rendah hati dan sifat memaafkan. Hal ini terlihat
DAN PUTRA
dalam karakter Peria Pokak yang tetap menyayangi
ketujuh bibinya meskipun mereka sering berbuat
tidak baik kepada dirinya.
MAHKOTA
KESAKTIAN INDRA
MAULANA
SARI GADING dengan dibekali bubur merah putih dan air di tabung
bambu. Segera setelah melahirkan, Men Sarinando
menuruti perintah tersebut. Hari demi hari berganti
dan bayi tersebut tumbuh menjadi gadis cantik.
Pada suatu hari, seorang nelayan mendekatinya dan
menanyakan siapa namanya. Gadis itu menjawab,
“Sari Gading”, lalu menghilang dan berubah menjadi
pohon gebang. Pohon itu mengeluarkan suara dan
berjanji akan menjamin semua keturunan orang
tuanya yang hidup di pantai. Sang Pohon juga
berpesan agar nelayan memotong ujung batangnya
untuk bahan membuat benang yang nantinya
dapat dianyam menjadi jaring untuk mencari ikan.
Pesan tersebut diturunkan pada anak cucunya dan
masyarakat agar dilaksanakan.
SI KODOK KATA
yang wajahnya mirip kodok. Tujuh belas tahun berlalu,
si Kodok dan orang tuanya pulang ke Kampung
Gugung, namun semua orang menggunjingkan wajah
MALEM, BAIK BUDI Kodok. Pada suatu hari, si Kodok ingin menikah dan
ibunya ingin menjodohkannya dengan anak uaknya.
Ia menanggalkan baju kodoknya dan berubah menjadi
PENAWAN HATI tampan. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita
ini adalah jangan menilai seseorang dari penampilan
fisik, serta kesetiaan akan berujung pada
kebahagiaan.
Nome
Cerita Nome merupakan cerita yang disadur dari
cerita rakyat yang berasal dari dataran tinggi Gayo,
Aceh Tengah. Berkisah tentang seorang anak bernama
Nome yang baik hati. Cerita Nome menyimpan
pesan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan pasti
akan kembali menjadi kebaikan yang akan membawa
berbagai keberuntungan dalam kehidupan orang yang
melakukannya. Selain itu, cerita ini mengajarkan kita
untuk yakin dan percaya terhadap cita-citanya, karena
setiap keberhasilan hanya dapat dicapai dengan
berusaha secara maksimal. Cerita ini juga untuk
menyisipkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam dan
sesama, termasuk terhadap hewan serta tumbuhan.
Dalem Boncel
Cerita rakyat asal Jawa Barat ini berkisah tentang
sebuah keluarga miskin dengan seorang anak
bernama Boncel. Suatu hari, Boncel pergi dari Desa
Bungbulang ke desa lain untuk mengadu nasib.
Berbulan-bulan, dia berjalan hingga akhirnya tiba
di Desa Caringin, Banten. Di sana, ia bekerja kepada
kepala desa mencarikan rumput untuk kuda dan
mengasuh anaknya.
Banyak hal yang dapat dipetik dari kisah ini. Kejujuran
seseorang menjadi modal utama dalam menjalani
kehidupan, seperti halnya si Boncel, karena kegigihan
dan kejujurannya, kepala desa mengangkatnya
menjadi sekretaris desa dan menjadi dalem (bupati)
yang sukses setelah juragannya meninggal. Desa
Caringin menjadi maju dan terkenal bahkan dermaga
Caringin menjadi pelabuhan perdagangan internasional
tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang VOC.
Si Kabayan
Si Kabayan adalah cerita yang berasal dari daerah
Jawa Barat. Muhamad Rizqi menulis cerita
si Kabayan. Dikisahkan seorang laki-laki pemalas.
Pekerjaannya hanya tidur dan melamun. Suatu hari,
istrinya meminta si Kabayan mencari tutut di sawah.
Si Kabayan pergi ke sawah dan tidak pulang sampai
sore. Si Iteung merasa khawatir lalu ia pergi menyusul
si Kabayan ke sawah. Di sawah, didapatinya si
Kabayan sedang mengorek-ngorek tutut dari
pematang sawah. Dia tidak mau turun ke sawah
karena dia mengira bahwa sawahnya dalam. Melihat
hal itu, si Iteung merasa kesal dan mendorong si
Kabayan ke dalam sawah hingga basah kuyup.
Nilai moral yang terkandung dalam cerita ini adalah
kita harus mau rela berkorban demi kelangsungan
hidup kita. Jika tidak ada pengorbanan, maka kita
tidak akan dapat mencapai tujuan kita.
Raja Sinadin
Dikisahkan sebuah kerajaan dengan Raja Tan Unggal
yang zalim terhadap rakyatnya, bahkan pada putra
dan putrinya sendiri. Tan Unggal dijuluki sebagai Raja
Sinadin berarti raja yang mengabaikan kebahagian
anak-anaknya. Tan Unggal adalah raja yang sangat
ditakuti oleh rakyatnya. Kepatuhan rakyat kepada Tan
Unggal tidak disebabkan keadilannya dalam meme-
rintah, tetapi karena takut pada kesaktian Tan Unggal.
Ia menggunakan kesaktiannya tidak diimbangi dengan
pertimbangan yang bijaksana. Ia menggunakan
kesaktiannya untuk menghukum rakyatnya. Raja Tan
Unggal sendiri pada akhirnya mati ditenggelamkan
dalam keranda besi di tengah sebuah sungai yang
lebar, di Sungai Sambas Besar di tengah muara sungai
Kota Bangun. Di sanalah riwayat raja yang zalim itu
tamat.
Aki Balak
Buku ini menceritakan tentang keluarga sederhana
dan bahagia yang tinggal di hutan belantara
Kalimantan. Hiduplah keluarga kecil, Arbain dan
Masniati. Keluarga kecil ini memiliki anak lelaki yang
bernama Matonandow. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, keluarga kecil ini mendapatkan hasil
berlimpah dari hutan yang subur. Hasil hutan menjadi
sumber kehidupan keluarga kecil ini. Setiap jenis
tanaman di sekitar dapat dimanfaatkan dan diolah.
Kisah cerita ini banyak memberikan nilai-nilai
pelajaran hidup yang dapat dijadikan landasan dalam
hidup bermasyarakat. Arbain, ayah dari Matonandow,
banyak memberikan kisah cerita yang dapat dijadikan
pelajaran hidup kelak untuk pegangan sang anak.
Serta, nilai dasar filosofis keharmonisan dan
keterikatan erat antara alam dan manusia.
Nyai Balau
Kisah ini merupakan saduran dari beberapa cerita
rakyat yang hidup dan berkembang di Kalimantan
Tengah. Nyai Balau adalah seorang putri cantik yang
berasal dari kerajaan Palangka yang diculik oleh
Negeri Gajah. Kehilangan sang putri membuat
seluruh negeri Palangka berduka. Supak, seorang
pemuda yang jujur dan tekun, diperintah Raja untuk
menyelamatkan Nyai Balau. Dengan keberanian,
kejujuran dan kesabarannya menghadapi setiap
rintangan yang dijumpai dalam usahanya
mengembalikan Nyai Balau ke kerajaannya. Supak
bahkan sampai dikhianati oleh saudaranya sendiri,
Gantang. Namun, Supak tetap menjaga sikapnya
yang rendah hati dan hal itu membawa kemujuran
bagi Supak dan negeri Palangka.
Si Dayang Rindu
Pangeran Riyo yang memerintah Kerajaan Palembang
memiliki kesaktian yang sangat tinggi, namun belum
memiliki seorang istri. Suatu hari, salah seorang
prajuritnya memberitahu bahwa ada seseorang putri
cantik bernama Dayang Rindu berasal dari Kerajaan
Tanjung Iran. Sementara itu, Dayang Rindu sudah
bertunangan dengan Ki Bayi Radin dari Rambang.
Para prajurit tetap memaksa akan membawa Dayang
Rindu untuk dinikahkan dengan Pangeran Riyo.
Peperangan pun terjadi. Tunangan Dayang Rindu
tewas dalam peperangan.
Cerita ini berpesan bahwa tidak semua keinginan
dapat tercapai. Seperti halnya keinginan raja yang
tidak dapat memperistri Dayang Rindu karena saat
akan menikah Dayang Rindu terbang ke kayangan
dan hilang begitu saja. Hingga akhirnya raja selalu
merindukan sosok calon istrinya itu.
Putri Tujuh
Desa Tulehu merupakan salah satu desa yang masih
melestarikan adat istiadatnya di Provinsi Maluku.
Menilik peraturan daerah yang menetapkan bahwa
negeri merupakan kesatuan masyarakat hukum adat
di Provinsi Maluku, Desa Tulehu yang dimaksudkan
dalam cerita adalah negeri Tulehu yang berada di
Kabupaten Maluku Tengah. Terdapat sembilan marga
asli yang mendiami negeri Tulehu. Salah satunya
adalah marga Tehupelassury yang percaya bahwa
pendahulunya adalah salah seorang putri dari ketujuh
putri yang turun ke bumi untuk mandi di tujuh mata air
Gunung Eriwakan.
KAKAK BERADIK
itu dapat menghasilkan pekerjaan yang baik apabila
dikerjakan dengan sepenuh hati.
Kurabesi
Cerita ini mengisahkan seorang perempuan hamil
hidup sebatang kara di kampung Korem, Papua. Ia
selalu bersedih menunggu suaminya pulang di pinggir
laut hingga seekor elang membawanya pergi dan
melahirkan di tempat lain. Setelah Sapfanmer besar,
ibunya mengajak dia kembali ke kampungnya dan atas
bantuan elang mereka juga mampu mengalahkan
seekor ular naga besar yang menghuni sebuah
gua di Kampung Korem. Semua warga Korem
meninggalkan Korem karena takut pada ular itu.
Setelah ular berhasil dilumpuhkan, Sapfanmer dan
ibunya hendak mengajak warga kampung kembali
ke Korem. Mereka mengarungi laut dari Timur ke laut
lain hingga sampai di Tidore. Atas kekuatannya yang
tangguh dalam mengarungi lautan dalam waktu yang
lama, Sultan Tidore memberikan gelar kepada mereka
si ‘Kurabesi’. Sejak saat itulah Kurabesi terkenal
sebagai leluhur kampung Korem yang pandai melaut.
Kisah ini menginspirasi kita untuk tidak menyerah
dalam menghadapi tantangan apapun. Meski
tantangan itu berat dan sepertinya tidak mungkin
tetapi jika kita lakukan dengan kesungguhan hati
maka dapat diatasi.
POHON NGOI dari pohon ngoi. Alam Indonesia yang kaya dapat
menghasilkan banyak manfaat bagi manusia.
Cerita ini mengandung pesan bahwa alam Indonesia
yang kaya dapat menghasilkan banyak manfaat bagi
manusia.
Siriway Warry
Dahulu kala di pesisir pantai utara, Pegunungan
Deposero, di Teluk Tanah Merah hiduplah seorang
pemuda bernama Siriway. Nama aslinya adalah
Siriway Warry Klang May. Terkadang ia juga
dipanggil Wapoway, yakni sebutan untuk seekor
tikus di daerah itu. Ia tinggal dengan neneknya A Mau
Meng, di Kampung Wauna. Dia pemuda yang tampan
dan gagah sehingga ketampanannya memikat dua
anak gadis keluarga Raja Ondoafi. Kedua putri raja
mencari Siriway dengan mengadakan pesta dansa
dan mengundang semua masyarakat kampung.
Ketika Siriway dan neneknya datang ke pesta, Siriway
ditangkap dan dipaksa menikah dengan dua putrinya
sekaligus. Siriway menolak lamaran itu lalu pergi jauh
bersama neneknya ke arah barat Papua.
Kisah ini berpesan untuk terus memperjuangkan
keinginan dan cita-cita kita, jangan takut menentang
kekuasaan yang memaksa kita melakukan sesuatu
yang tidak ingin kita lakukan.
KAMPUNG TABLANUSU
dipimpin oleh suku Soumilena. Begitulah kehidupan
mereka dari tiga suku ditambah dua suku, yaitu
Wambena dan Somisu menjadi lima suku. Mereka
bersatu dan hidup bersama-sama saling mengasihi.
Sekarang, Kampung itu disebut ‘Kampung Tablanusu’.
Kampung indah permai ini sekarang dijadikan
kampung percontohan karena pemandangannya
sangat memesona.
Cerita ini juga mengandung makna bahwa dengan
menjalin persahabatan akan menciptakan
kekeluargaan yang erat.
Buah Ajaib
Dikisahkan sepasang suami istri bernama Pak Diman
dan Bu Diman tinggal di sebuah desa yang terpencil.
Mereka mengandalkan upah berladang milik orang
lain. Setelah lama belum memiliki anak, akhirnya
Tuhan memberikan tujuh orang anak laki-laki kepada
mereka akan tetapi ketujuh anaknya tidak dapat
melihat. Mereka sangat kecewa lalu membuang
ketujuh anaknya di hutan belantara. Ketujuh kakak
beradik itu mencoba hidup mandiri sampai akhirnya
mereka menemukan buah taye. Buah itulah yang dapat
membuat mereka melihat. Setelah sekian lama di
hutan, mereka bertemu kembali dengan orang tuanya
dan memaafkan keduanya.
Pesan dari kisah ini adalah untuk menghargai
pemberian Tuhan meski mungkin tampak sangat
buruk. Selain itu kita belajar untuk tidak memendam
dendam dan selalu memaafkan.
KAMPUNG
dan mendapatkan seekor kera putih yang kemudian
dibawa ke istana dan dianggap seperti anaknya
sendiri dan diberi nama Kasih. Raja belum beristri
apalagi harus memiliki putra mahkota untuk penerus
Si Bungsu
Si Bungsu adalah cerita rakyat dari Talang Siambul,
Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Cerita rakyat
ini merupakan hasil wawancara penulis dengan
seorang batin (kepala suku) Talang Mamak di
Kecamatan Siberida, Desa Siambul. Suku Talang
Mamak hidup terpencar-pencar di daerah hutan
dengan mata pencaharian dan cara hidup yang
relatif sederhana. Bercerita tentang seorang yatim
yang mengarungi samudera untuk bekerja kepada
seorang saudagar yang mengangkatnya sebagai
anak. Merasa telah diangkat anak oleh saudagar kaya,
Si Bungsu menjadi angkuh dan tidak mengakui ibunya,
seketika kedurhakaan itu membawanya pada
kemalangan yang berujung pada penyesalan.
Samba Paria
Diceritakan seorang raja bernama Raja Bumi Mandar
yang memerintah dengan sangat kejam. Raja
membuat rakyatnya sengsara dengan selalu
merampas semua harta yang dimiliki oleh rakyatnya.
Rakyat hanya bisa mematuhi semua keinginan raja
walaupun mereka hidup sengsara namun tak ada
seorang pun yang mampu melakukan perlawanan.
Berbeda dengan rakyat lainnya, seorang gadis
bernama Samba Paria yang ingin dinikahi oleh raja
melakukan perlawanan dengan membuat ramuan
yang dilemparkan ke mata raja dan akhirnya raja pun
meninggal karena terjungkal dan menahan sakit perih
di matanya.
Pesan di dalam cerita ini adalah keserakahan atau
ketamakan hanya akan mencelakakan seseorang dan
tidak akan membuat seseorang menjadi kaya.
Dauppare
Cerita ini berkisah tentang seorang anak bernama
Dauppare yang cerdas, kreatif tapi keras kepala, dan
sering melakukan kesalahan. Suatu hari ketika ia
menolong orang tuanya untuk memasak dan
memintal benang ia melakukan kesalahan. Ia
mencampur beras yang ia masak dengan jerami, hal
tersebut ia lakukan dengan tujuan berhemat. Ia juga
memintal benang dengan cara yang salah sehingga
pekerjaannya tidak selesai jua. Ibunya yang melihat
hal tersebut menjadi marah dan menasihatinya.
Dauppare merasa sakit hati karena dimarahi ibunya,
maka ia pergi menaiki kerbau sambil menaburkan
beras di jalan. Karena perbuatannya tersebut Dewata
menjadi murka dan mengutuk Dauppare menjadi
batu. Cerita anak-anak yang berbentuk legenda ini
sarat dengan nasihat-nasihat yang sangat berguna
dalam pembentukan karakter atau akhlak anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa. Seperti bagaimana
setiap manusia harus saling menghargai, bagaimana
seorang anak harus bersikap jujur dan menghormati
kedua orang tuanya terutama ibunya.
Ansuang Bakeng
Dahulu kala, di sebuah desa di pesisir Pantai Sangihe,
hiduplah tiga orang kakak beradik. Mereka bernama
Panggelawang, Wanggaia, dan Nabai. Mereka bertiga
hidup rukun dan akrab satu dengan lainnya.
Suatu ketika cuaca buruk sekali. Angin kencang
berhembus dan banyak nelayan yang butuh
pertolongan di laut. Panggelawang dan Wanggaia,
adik-kakak yang pandai melaut, merasa terpanggil
untuk menyelamatkan tetangga-tetangganya.
Tetapi sialnya, Nabai yang ditinggal sendirian di
rumah didatangi oleh raksasa. Ia tidak kuasa saat
secara tiba-tiba raksasa itu mencengkeram tubuhnya,
dan lalu membawanya pergi dari tempat itu.
Bohong Merinang
Alkisah di bagian utara Dairi, Sumatra Utara terdapat
sebuah desa bernama Sicike-Cike. Di desa itu,
hiduplah seorang janda dengan putranya bernama
Simpersah. Suatu ketika Simpersah pergi ke kota
untuk mengubah nasibnya. Akan tetapi, setelah
kesuksesan berhasil diraihnya, ia berubah menjadi
sombong. Ia tidak mau lagi mengingat asal-usulnya
dan mengakui ibunya. Hingga suatu ketika malapetaka
datang kepadanya.
Cerita yang berjudul Bohong Merinang ini
menceritakan seorang anak yang durhaka terhadap
Ibunya. Cerita ini banyak mengandung nilai moral
tentang menghormati orang tua. Hal tersebut
dimaksudkan agar pembaca atau orang tidak boleh
durhaka karena durhaka kepada orang tua akan
mendatangkan malapetaka.
Pangeran Saputra
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Cerita rakyat “Pangeran Saputra” bercerita mengenai
putra Raja Mangkunegara yang bernama Pangeran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PANGERAN
disayangi oleh seluruh orang di istana dan seluruh
rakyat Silanegara. Suatu ketika Pangeran Saputra
memutuskan pergi dari istana. Akan tetapi, di tengah
SAPUTRA
perjalanan dia ditawan oleh Raja Prabu Nata karena
masuk ke kerajaan lain dengan sembarangan. Dia
kemudian ditolong oleh perempuan yang bernama
Kindursari. Kindursari sangat cantik karena konon
dia adalah titisan dewa dan dewi kayangan. Dia pun
membawa Kindursari ke istana dan mengenalkannya
pada raja dan permaisuri. Raja dan permaisuri sangat
terkesan dengan kecantikan Kindursari. Mereka pun
menerima Kindursari dan menikahkannya dengan
Pangeran Saputra. Pangeran Saputra pun dinobatkan
menjadi raja dengan gelar Raja Putra.
PENUNGGU
menyerahkan kerajaan kepada kedua putranya.
Naga yang memiliki watak jahat, menyalahgunakan
kekuasaannya dan berbuat semena-mena. Buaya
SUNGAI KAPUAS
yang mengetahui hal ini lantas menegur Naga dan
mereka pun berperang. Peperangan yang dilakukan
keduanya akhirnya diketahui baginda raja. Raja pun
marah dan mengutuk keduanya menjadi naga dan
buaya yang sebenarnya.
Keke Panagian
Di Desa Wanua Uner, hiduplah sepasang suami istri.
Sang suami bernama Pontohroring dan sang istri
bernama Mamalauan. Saat usia senja, mereka baru
dikaruniai seorang anak. Anak itu diberi nama Keke
Panagian. Keke adalah panggilan kesayangan untuk
anak perempuan di Minahasa. Keke tumbuh menjadi
seorang gadis yang cantik dan berbudi pekerti baik.
Namun, sungguh disayangkan Keke melakukan satu
kesalahan besar yaitu melanggar larangan ayahnya
yang tidak mengizinkannya datang ke pesta rakyat.
Keke diusir oleh ayahnya karena kesalahan tersebut.
Saat Keke Panagian pergi meninggalkan rumah, tiba-
tiba cahaya yang sangat terang melingkupi tanah
lapang dan sebuah tangga turun dari langit. Keke
Panagian menaiki tangga itu ke langit. Peristiwa itu
disaksikan oleh orang tua keke dan warga kampung.
Karena sedih yang mendalam kehilangan anak
kesayangannya, akhirnya kedua orang tua Keke
meninggal dunia. Pesan dari cerita ini semua orang
tua harus berlaku adil kepada anak-anak. Harus dapat
mendengar keinginan anak-anak. Dan sebaliknya,
anak-anak harus patuh kepada orang tua. Jangan
membantah atau melawan orang tua.
RAJA
sehingga kehidupan mereka sejahtera. Sayangnya,
kehidupan keluarga sang raja terasa belum lengkap
karena belum hadirnya seorang putra yang diharapkan
INDARA PITARA
dapat menjadi penerus kerajaan. Berbagai usaha
telah dilakukan oleh raja dan permaisuri. Tak terbilang
banyaknya orang pintar dari berbagai penjuru kerajaan
yang dipanggil ke istana untuk mencari penyebab
yang membuat raja belum dikaruniai keturunan.
“Andaikata Yang Kuasa berkenan memberiku seorang
anak, aku akan ikhlas sekalipun tidak melihat
jasadnya.” Suara itu terdengar perlahan, tetapi di
dalamnya tersirat sejuta kegalauan. Terlihat
kemasygulan dalam raut wajah sang raja. “Kanda!”
Permaisuri yang sedang duduk menenun terkejut,
seketika ia menghentikan tenunannya. “Kenapa,
Adinda? Saya kira Dinda mengerti perasaan Kanda.
Umur kita kian hari semakin bertambah. Kerajaan ini
butuh seorang penerus. Saya tidak bisa bayangkan
bagaimana nasib kerajaan ini jika nantinya kita sudah
tua dan belum punya anak.”
Terkepung Jubung
Buku berjudul “Terkepung Jubung” ini merupakan
salah satu cerita yang ditulis untuk anak sekolah.
Awal cerita ini menggambarkan sebuah daerah yang
kering dan gersang karena minimnya pepohonan
di lingkungan tersebut. Seorang guru bernama Pak
Habib mengajak para siswa kelas 6 untuk mengubah
keadaan tersebut. Mereka menyadari bahwa salah
satu penyebab gersangnya lingkungan dan polusi
udara desa tempat tinggal mereka adalah keberadaan
puluhan jubung atau tungku pembakaran batu
kapur. Seorang anak kelas enam SD bernama Didin
dan teman-temannya memiliki ide untuk menanam
pohon keres. Setelah Pak Habib menyetujui ide
tersebut, Didin dan teman-temannya mencari bibit
pohon keres. Jalan berliku pun dilalui, hingga akhirnya
lingkungan desanya pun berubah menjadi rimbun
oleh pepohonan. Setidaknya di tengah gempuran
asap dan debu yang terus mengalir dari jubung-
jubung itu, desanya punya penyaring udara. Kisah
ini mengajari kita bahwa perubahan dapat terjadi
dengan kemauan keras dan harus dimulai dari diri
sendiri dan lingkungan sekitar.
Keluarga Dewa
Kisah seorang anak laki-laki rajin dan pintar bernama
Dewa. Dia memiliki seorang adik perempuan bernama
Naja. Mereka berdua selalu saling menjaga dan juga
selalu membantu orang tua mengerjakan pekerjaan
rumah. Mereka tumbuh di keluarga yang sangat
ahagia dan saling menyayangi satu sama lain. Kedua
orang tua mereka selalu mengajarkan hal-hal baik
dalam menjalani kehidupan. Terlepas dari itu layaknya
adik kakak yang lain, Dewa dan Naja juga suka
bertengkar tapi itu tidak berlangsung lama kemudian
mereka saling meminta maaf.
Suatu waktu terjadi banjir akibat hujan deras yang
terus-menerus di daerah sekitar mereka. Ibu ingin
pergi membantu para korban, tak disangka Dewa dan
Naja masuk ke dalam kamar lalu membawa pakaian
bekas yang masih layak untuk disumbangkan ke para
korban. Ibu sangat bangga dengan sikap mereka yang
peduli sesama. Akhirnya Ibu, Tante, Dewa dan Naja
pergi ke pengungsian untuk menjadi relawan. Mereka
menghibur para korban yang sedang dilanda bencana.
Lutung Kasarung
Cerita rakyat Lutung Kasarung ini berasal dari
Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Suatu hari Prabu
Siliwangi memanggil putranya yang bernama Banyak
Catra. Prabu Siliwangi ingin putranya itu menikah
karena takhta kerajaan Pajajaran akan segera
diserahkan kepadanya. Apabila ia masih belum juga
menentukan jodohnya, Prabu Siliwangi yang akan
mencarikannya jodoh. Malam itu juga Banyak Catra
pergi meninggalkan kerajaan untuk mencari calon
istri. Hingga suatu ketika ia bertemu seorang putri
bernama Dewi Ciptarasa. Namun sayangnya
hubungan mereka tidak mendapat restu dari
Adipati Kandadaha, seorang kadipaten di pesisir
selatan Jawa. Sehingga untuk bertemu dengan Dewi
Ciptarasa, Banyak Catra yang waktu itu mengganti
namanya menjadi Kamandaka harus mengubah
dirinya seperti Lutung.
Tong Gendut
Cerita ini mengisahkan keseharian anak-anak Betawi
yang bermukim di daerah Condet. Seperti pada
umumnya, anak-anak Betawi selalu bermain bersama.
Seorang anak kecil yang bertubuh besar dan pendek
sangat terkenal di antara anak-anak seusianya. Hal
ini dikarenakan tokoh Tong Gendut digambarkan
sebagai seorang anak bersikap sopan, rendah hati,
suka menolong, dan menghargai orang. Sikap Tong
Gendut ini tentu mudah berteman dengan siapa saja,
termasuk dengan Amin. Amin adalah seorang anak
dari Jon Amin. Konon katanya, Jon Amin yang terkenal
kaya raya dan menguasai beberapa tanah di Condet
diduga telah merebut lahan yang tidak lain dulunya
adalah rumah Pak Dedi. Perebutan lahan itu menjadi
marak diperbincangkan oleh warga Condet, terlebih
lagi Jon Amin merupakan keturanan kompeni.
Keriuhan warga ini semakin keruh dengan perilaku
Amin yang suka menganggu anak-anak Condet. Anak-
anak Condet pun mengadu kepada Tong Gendut.
Ana Halo
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Alkisah, hiduplah dua orang kakak beradik bernama
Mai dan Peba. Mereka adalah anak-anak yatim piatu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
ANA HALO
berbicara dan memberikan beberapa butir biji padi,
jagung dan jali untuk ditanam. Sejak saat itu, mereka
membuka lahan kebun untuk bercocok tanam hingga
hasil panennya berlimpah ruah. Orang kampung
merasa senang melihat kemajuan hidup Mai dan Peda
lalu mengikuti jejak mereka untuk bercocok tanam.
Pesan dari cerita ini adalah mengenai sikap pantang
menyerah, selalu berusaha, serta pintar dalam melihat
peluang. Masa depan ditentukan oleh usaha kita
sendiri. Keberhasilan kita dapat menginspirasi orang
lain untuk kehidupan yang lebih baik.
Beungong Meulu
Cerita “Beungong Meulu” berkisah tentang seorang
anak bernama Beungong Meulu dan kakaknya,
Beungong Peuken. Kedua kakak beradik itu tumbuh
besar dan bertahan hidup tanpa ayah dan ibu. Mereka
melewati suka dan duka bersama sampai mereka
dewasa. Meulu tumbuh menjadi gadis remaja yang
cantik, Peuken pun menjadi seorang pemuda yang
tampan. Mereka berdua hidup dengan penuh kasih
sayang. Peuken kini menjadi tulang punggung
pengganti ayah mereka. Ketika ia berusia dua belas
tahun, ia berubah menjadi siluman naga karena
membunuh ular sakti. Meulu dan Peuken pun diusir
warga desa karena dianggap membawa bala bencana
untuk desa. Meulu dan Peuken akhirnya menetap di
hutan. Dengan kondisi demikian, Peuken melakukan
apapun untuk senantiasa melindungi adiknya, bahkan
sampai mengorbankan nyawanya.
Kisah ini kaya akan nilai-nilai moral seperti kasih
sayang antar saudara yang ditunjukkan oleh Meulu
dan Peuken, serta keberanian Peuken dalam
menjalankan amanah sang ayah untuk menjaga
adiknya.
Si Boke
Alkisah ada cerita mengenai anak laki-laki di yang
memiliki keinginan kuat untuk belajar mengaji agar
bisa membaca dan menulis. Anak laki-laki tersebut
hanya tinggal berdua dengan ayahnya, mereka
mencari dan mengumpulkan kayu bakar untuk
mencari nafkah. Namun untuk belajar mengaji
memerlukan biaya, sedangkan ia tidak memiliki uang
untuk membayarnya. Teman-teman belajarnya pun
memanggilnya Boke karena ketiadaan biaya yang
dialami anak tersebut.
Suatu hari Si Boke menemukan anak kerbau yang
penuh luka dan hampir mati. Dirawatnya anak kerbau
tersebut sehingga anak kerbau itu sehat kembali
dan tumbuh menjadi kerbau yang sehat dan gemuk.
Teringat akan utang-utangnya kepada guru
mengajinya, Si Boke pun menyerahkan kerbau tersebut
kepada gurunya. Guru mengaji Boke menerima kerbau
itu dan merawatnya. Namun banjir menghayutkan
kerbau tersebut dan Sang Guru pun hampir tidak
tertolong karena terjepit pohon di kala banjir jika tidak
ada Si Boke yang datang dan menolongnya. Singkat
cerita ternyata di bawah pohon tersebut ada emas
dan berlian yang tersimpan.
Putri Kumalasari
Suatu hari, Putri Kumalasari dari Kerajaan Antah
Berantah mengalami sakit parah. Satu-satunya
obat penawar sakit sang putri adalah bulu perindu
yang berada di Gunung Masmas. Karena pengawal
kerajaan gagal menemukan bulu perindu, akhirnya
Raja Kasmidun mengadakan sayembara. Sayembara
dimenangkan oleh seorang pemuda desa bernama
Ujang. Sebagai imbalannya, Ujang dinikahkan oleh
Raja Kasmidun dengan Putri Kumalasari.
Kisah Si Pego
Pego adalah pemuda yang suka bekerja keras.
Suatu ketika, Pego memasang perangkap burung
untuk mengurangi jumlah burung pengganggu di
lahan kebunnya. Beruntung, perangkap tersebut
berhasil menjerat seekor burung kayangan.
Ajaibnya, burung tersebut menjelma menjadi wanita
cantik bernama Kejora. Singkat cerita Pego jatuh hati
dan menikahi Kejora. Mereka memiliki putra bernama
Datun. Suatu ketika, Kejora harus kembali ke kayangan
karena Pego melanggar pantangan yang disyaratkan
Kejora. Pego dan putranya mencari Kejora sampai ke
kayangan. Dengan dibantu oleh teman-temannya,
Pego berhasil melewati beberapa ujian dan membawa
Kejora kembali. Cerita ini mengajarkan kita untuk
selalu bekerja keras, berbakti kepada orang tua, setia
kawan, dan mencintai keluarga.
Jenang Perkasa
Suatu ketika, Raja Bintan bernama Batin Lagoi
bermimpi kejatuhan tandan kelapa muda. Mak
Minah menafsirkan mimpi bahwa sang raja akan
mendapatkan amanah seorang anak. Benar saja
dalam perjalanan pulang sang raja mendengar
tangisan bayi di balik pepohonan. Bayi perempuan
itu diberi nama putri Bintan. Suatu saat sang putri
diculik kelompok lanun. Raja mengumumkan
akan memberikan hadiah besar bagi siapa yang
menemukan putrinya kembali.
Pangeran Barasa
Inilah cerita yang mengisahkan negeri Barasa pada
masa lampau. Pada abad ke-17 para bangsawan di
Kerajaan Barasa sedang menghadapi situasi sulit,
yaitu mereka harus memilih tetap menjadi hamba
Kerajaan Gowa atau berpaling dengan berpihak pada
Kerajaan Bone, yang pada saat itu hendak melakukan
pemberontakan untuk melepaskan diri dari tekanan
Kerajaan Gowa. Jika tetap setia pada Kerajaan
Gowa, Kerajaan Barasa akan tetap menjadi hamba
selamanya. Akan tetapi, jika memihak pada Kerajaan
Bone, ada kemungkinan mereka akan merdeka.
Apalagi bila Kerajaan Bone yang dipimpinan Arung
Palakka mampu memenangkan peperangan. Situasi
yang sulit itu memaksa raja dan Panglima Barasa
menjatuhkan pilihannya.
Siluman Ular
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang perjuangan seorang
pemuda bernama La Upe yang berusaha mendapat-
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SILUMAN ULAR
sayembara tersebut. Sungguh tidak diduga ternyata
dia berhadapan dengan siluman ular yang sangat
jahat. Kisah ini memberikan pesan bahwa untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik itu diperlukan
usaha dan kerja keras serta pantang menyerah,
Kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan berbuah
kebaikan untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
Raja Subrata
Cerita ini merupakan penceritaan kembali dari sebuah
karya sastra lama yang berjudul Prabu Subrata.
Cerita ini merupakan cerita rakyat yang berasal dari
daerah Jawa dan awalnya ditulis dalam bentuk syair
berbahasa Jawa Kuno.
Cerita ini berkisah tentang seorang raja bernama
Subrata yang pada masa pemerintahanya harus
berhadapan dengan seorang juru tenung bernama Ki
Tua yang penuh tipu muslihat. Ki Tua yang merasa
terancam mata pencahariannya berusaha menghasut
raja agar menyingkirkan permaisuri dan patih.
Namun berkat bantuan dan kejernihan berpikir
Mantri Susatya, Ki Tua dan kawan-kawannya berhasil
ditangkap.
Kisah ini mengandung nilai-nilai ajaran kehidupan,
seperti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa,
tidak mudah percaya terhadap hasutan, meneliti
segala sesuatu sebelum membuat keputusan, dan
tidak memfitnah.
TIGA KESATRIA
yang kalah. Akhirnya mereka memiliki strategi supaya
mereka dapat menjadi raja. Kisah ini memberikan
pesan bahwa kekuatan dan kekerasan tidak dapat
DARI DAGHO
menyelesaikan suatu masalah.
DENGAN PUTRI
sepasang suami istri yang belum dikaruniai seorang
anak menemukan seekor ular kecil. Ular tersebut ia
pelihara dengan baik hingga tumbuh menjadi seekor
Dewi Joharmanik
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dalam temaram dan dinginnya malam, sesosok pria
menyelinap di balik pepohonan Taman Puri Istana
Kerajaan Negeri Bagdad. Sosok pria mengendap-
endap menghindari sorot lampu di taman itu menuju
pintu kamar Dewi Joharmanik. Melihat pintu kamar
tidak terkunci, pria itu menerobos masuk ke dalam
kamar.
“Bapa! Ada apa, Bapa?” Dewi Joharmanik terkejut.
“Maaf, Dewi. Bapa masuk tanpa memberi tahu,” sahut
Pendita Mustaki gugup.
“Ada apa Bapa tengah malam menemui saya?” Dewi
Joharmanik bertanya.
“Tengah malam memang saat yang tepat untuk
DEWI
menyampaikan maksud bapa.”
“Maksud Bapa?”
JOHARMANIK
SARUDIN PEMIKAT
BURUNG PERKUTUT
Tomanurun
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Cerita ini diambil dari buku sastra lisan masyarakat
Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan ditulis kembali
oleh Dewi Khairiah. Dikisahkan Polo Padang adalah
seorang lelaki yang tinggal di hutan. Suatu hari, ia
mencuri selendang seorang bidadari yang sedang
merusak tanamannya di kebun. Mereka pun menikah
dan memiliki seorang anak bernama Pairuman.
Tidak lama kemudian, bidadari dan anaknya terpaksa
meninggalkan Polo Padang karena ia telah memarahi
Pairuman. Polo Padang menyesali perbuatannya dan
menyusul istrinya ke Negeri kayangan. Untuk diterima
menjadi menantu raja kayangan, Polo Padang
diberikan beberapa tugas berat sebagai bukti cintanya
kepada putri kayangan. Polo Padang akhirnya dapat
mengerjakan seluruh tugas dengan gigih dan kembali
ke bumi dengan julukan ‘Tomanurun’.
TOMANURUN
Pesan yang disampaikan melalui cerita ini adalah
menjaga ucapan dengan sebaik mungkin. Selain itu,
kita juga seharusnya melakukan yang terbaik demi
orang-orang yang kita cintai.
AINUN DAN berbuat baik dan sabar karena akan berbuah manis
pada akhirnya.
MANUSIA DAUN
DARI TIMUR
penjajah Belanda dan bagaimana Belanda memecah
belah keberadaan masyarakat Indonesia.
Legenda Condet
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dikisahkan, di daerah sungai Ciliwung, Condet,
Jakarta, terdapat seorang pangeran yang baik hati.
Pangeran Condet memiliki anak bernama Maemunah
yang dinikahkan dengan Astawana. Kebaikan
keduanya tidak disukai oleh Jont Ament, seorang
Si Kerongo
Tidak seperti anak sebayanya, Kerongo memiliki
kekurangan, yakni lambat dalam berpikir. Hal ini
menjadikan Kerongo sering menjadi bahan ejekan
dan olokan teman-temannya. Meskipun demikian,
ibu Kerongo adalah seorang yang lembut, penyabar,
dan sangat menyayangi anaknya. Dengan telaten,
Ibu Kerongo mengajarinya banyak hal, termasuk cara
membuka ladang di hutan dan cara berburu binatang.
Selain itu, sang ibu juga mendidik Kerongo agar
berperilaku sopan santun kepada siapa saja. Suatu hari
Kerongo berbuat kesalahan hingga mengakibatkan
kemarahan Raja Sangau, raksasa hutan yang jahat.
Akan tetapi, karena kecerdikan ibu Kerongo, mereka
berdua pun selamat dari amukan si raksasa, bahkan
berhasil membunuhnya. Sejak itulah Kerongo tidak
lagi diremehkan warga. Bahkan, warga percaya
Kerongo yang kurang akal ternyata memilki kesaktian.
Kesaktian Kerongo lainnya yang dipercaya warga
adalah dia bisa menghilang tanpa diketahui orang
lain. Kisah kesaktian Kerongo ini diturunkan dari
generasi ke generasi hingga masyarakat setempat
memiliki kepercayaan bahwa sebelum membuka
ladang, hendaknya mereka mengadakan ritual
dengan membuat boneka yang menyerupai Kerongo
agar proses membuka ladang lancar dan aman.
Karang Melenguh
Buyuang Kacinduan adalah seorang anak laki-laki
anak petani di Nagari Bayang, Pesisir Minangkabau.
Buyuang memiliki perilaku baik, sopan, dan sangat
patuh pada orang tuanya. Tak hanya ayah dan
ibunya,seluruh warna Nagari Bayang pun sangat
menyayanginya. Takdir membawa nasib Buyuang
menjadi yatim piatu. Beruntunglah seorang lelaki
yang kaya raya dan baik hati bersedia mengangkatnya
sebagai anak. Tetapi, Bujang Katinggian, anak
kandung lelaki itu, tidak menyukai Buyuang. Saat
sang ayah angkat wafat, ia berwasiat agar harta
warisannya dibagi untuk Bujang dan Buyuang. Bujang
yang serakah ingin menguasai seluruh harta warisan
mendiang ayahnya sehingga ia pun bersiasat untuk
melenyapkan Buyuang. Akan tetapi, Buyuang yang
berhati mulia selalu dalam perlindungan Tuhan Yang
Mahakuasa sehingga selamat dari marabahaya.
Sebaliknya, Bujang yang bertabiat buruk pun
mendapat akibat dari perbuatan jahatnya. Begitulah,
siapa menanam, dia yang akan menuai.
Indrasakti
Dahulu kala di daerah pesisir pantai timur banyak
terdapat kerajaan kecil. Salah satu di antaranya
adalah Kerajaan Pagurawan. Kerajaan ini cukup
makmur. Kerajaan Pagurawan ini bertahta di Bandar
Khalifah, yaitu suatu daerah yang sekarang terletak di
Kabupaten Batubara, berbatasan dengan Kabupaten
Serdang Bedagai Sumatra Utara. Baginda raja
memiliki seorang permaisuri yang sangat cantik
bernama Permaisuri Putri Halimah.
Pasangan raja dan permaisuri ini dikarunia dua orang
putri yang cantik bernama Putri Khalsum dan Putri
Laila, serta seorang putra yang gagah dan tampan
bernama Indrasakti. Sebagai putra satu-satunya,
Indrasakti menjadi tumpuan harapan ayahnya.
Ia menjadi sosok yang istimewa di kerajaan.
Keistimewaan itu tercermin dalam ungkapan ‘bagai
ditiup anak malaikat, bagai dituntun anak bidadari.’
Kelahirannya dirayakan secara besar-besaran karena
baginda raja merasa senang atas kelahiran putranya
tersebut.
INDRA LAKSANA DAN tentara yang tangguh dan memiliki ribuan pasukan
berkuda. Sehingga negeri lain enggan untuk
menaklukkan Negeri Indra Perjangka.
INDRA MAHADEWA
INDARA PITARAA
istrinya.
“Percayalah, Tuhan punya rencana lain terhadap
kita. Berbuat baik jangan selalu mengharap imbalan.
LOLOTABANG
“Kak, ada apa?” tanya Biuqbiuq heran. Ia memandang
kakaknya dengan cemas.
Lolotabang balas memandang adiknya. Bibirnya
dAN BIUQBIUQ
sedikit bergetar.
“Tadi … Tuan Bangsawan …,” Lolotabang berkata
terbata-bata.
“Tuan Bangsawan? Benarkah, Kak?”
“Iya, Dik. Tuan Bangsawan lewat di depan rumah kita
ketika aku sedang menenun. Lalu …”
Menak Jingga
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Matahari yang mulai sepenggalah menyengatkan
sinarnya menembus genting-genting atap rumah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MENAK JINGGA
bukan Layang Seta atau Layang Kumitir? Bukankah
kedua anak lelakinya itu lebih tangguh daripada
Damarwulan?” gumam sang patih dalam hati.
“Sabdapalon…,” sang patih memanggil seseorang.
“Ya, Gusti….”
“Panggilkan Damarwulan!”
“Baik, Gusti.”
MISTERI
kesengsaraan. Karena itu, keadilan, kejujuran, dan
kebijaksanaan para petinggi kerajaan merupakan
kunci utama bagi kesejahteraan dan kemakmuran
BANTENG WULUNG
untuk rakyat.
PANGERAN INDRA
Pangeran Syah Peri melanjutkan perjalanan dan
menikahi seorang putri cantik bernama Dewi
Ratna Sari dari Kerajaan Asikin. Sementara itu,
BANGSAWAN
Pangeran Indra Bangsawan bertemu seorang nenek.
Nenek tersebut menawarkan buluh perindu jika
Pangeran Indra Bangsawan dapat mengalahkan
raksasa yang sangat mengidamkan Putri Dewi
Komala Sari. Setelah membunuh raksasa, Pangeran
Indra Bangsawan mendapatkan hadiah buluh perindu
dan menikahi Putri Dewi Komala Sari.
Singkat cerita kedua putra raja tersebut kembali ke
Negeri Kobat Syahrial bersama istri dan pasukannya.
Pangeran Syah Peri ikhlas menerima Pangeran Indra
Bangsawan menjadi Raja Negeri Kobat Syahrial. Raja
dan permaisuri sangat senang dan semuanya hidup
bahagia.
PUTRI
itu. Ketika Nyai Ciciri sedang hamil tua, ia meminta
agar raja mencarikan caping dan papaliran untuk
anak yang akan dilahirkannya. Raja pun pergi mencari
RINGIN KUNING
benda itu hingga berbulan-bulan. Ia sampai tidak tahu
bahwa permaisurinya itu sudah melahirkan. Anak
permaisuri itu kembar tiga, yaitu seorang gadis
dan dua jejaka. Sesudah lahir, anak-anak raja itu
dimasukkan ke dalam peti lalu dihanyutkan di sungai.
Beruntung, peti itu ditemukan oleh raksasa. Sejak
itu, anak-anak raja itu diasuh dan dibesarkan oleh
keluarga raksasa. Sang raja sangat geram, karena
Galuh Gagalanglah, anak-anaknya menjadi terlunta-
lunta dan keluarganya tercerai-berai. Akhirnya raja
menahan Galuh Gagalang dan membawa kembali
anak serta istrinya ke istana. Mereka hidup bahagia.
Begitulah, orang yang berbuat jahat akan menuai
hasil kejahatannya, dan orang yang berbuat baik akan
memperoleh hasil yang baik pula. Kejahatan itu pada
akhirnya akan selalu dikalahkan oleh kebaikan.
PUTUSNYA TALI
tali persaudaraan dengan Numa dan ibunya. Kisah
ini mengandung pesan bahwa hendaklah saling
menyayangi dan menjaga keutuhan keluarga.
RAJA ROKAN
Rajanya bernama Putri Sangka Bulan. Ia berputra
tujuh orang, yaitu Sutan Seri Alam, Sutan Sakti Alam,
Sutan Alam Perkasa, Sutan Indra Sakti, Sutan Cahaya
Mangindra, Sutan Indra Cahaya, dan Putri Sari Bulan.
Dari ketujuh putranya itu, Sutan Seri Alam memiliki
tabiat buruk. Memang, ia berwajah tampan dan
berbadan tegap, tetapi sifatnya tidak baik, angkuh,
sewenang-wenang terhadap rakyat kecil, dan suka
mencuri.
Raja Putri sering merasa sedih memikirkan sifat putra
sulungnya karena ia diharapkan akan menjadi
penggantinya sebagai raja. Ia menolak belajar ilmu
kenegaraan, ilmu bela diri, dan berbagai ilmu lainnya.
Bahkan, ia suka bermain judi dan mengadu ayam.
Ia berkata kepada ibunya, “Ibunda! Aku ahli waris
kerajaan yang sah walaupun aku tidak mengikuti
peraturan di istana ini. Biarlah adik-adikku yang
belajar agar dapat membantu diriku kelak saat aku
menjadi raja.”
MENTERI HASUT yang dikatakan oleh Tuan Ajsam dan Tuan Ajdewan.”
Mendengar ucapan keempat gurunya, Raja Wadirah
setuju. Selesai pertemuan, raja pun masuk ke dalam
istana. Keempat guru itu merencanakan tipu muslihat
agar Mahsyud Hak tidak berhasil masuk ke istana.
Mereka takut akan tersaingi oleh Mahsyud Hak.
BETAWOL
100 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Hikayat Datuk Hitam dan Bajak Laut
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Kampung Seberang terletak di pinggir laut yang be-
rair bening. Walaupun sangat sederhana dan bersa-
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKA DAN
disembuhkan dengan daun sirna ganda yang adanya
hanya di gua kaki gunung Arga Dumadi. Gua itu di-
jaga oleh seekor naga sakti dan untuk mendapat-
NAGA SAKTI
kan daun itu harus mengalahkan naga sakti terlebih
dahulu. Hadiah yang akan diberikan oleh sang raja
bagi laki-laki yang berhasil mendapatkan daun sirna
ganda adalah menjadi menantunya, sedangkan bagi
perempuan akan mendapatkan 1.000 keping emas.
Salah satu peserta sayembara adalah seorang pemu-
da dengan kondisi tubuhnya penuh luka borok yang
bernama Jaka Budug. Sebenarnya Sang Putri merasa
jijik melihat keadaan Jaka Budug dan dalam hatinya
dia tidak ingin Jaka Budug memenangkan sayembara
tersebut. Di sisi lain Jaka Budug berkomitmen untuk
memenangkan sayembara.
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa kita tidak boleh
menilai seseorang dari penampilannya saja.
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 101
Cerita Awan Putih Mengambang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
di Cakrawala
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
MENGAMBANG
Mengambang di Cakrawala memiliki nilai moral yaitu
agar kita sebagai manusia jika disakiti oleh orang
lain, sebisa mungkin kita memaafkan orang yang
CERITA UNTUK
KIRANA
102 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Manarmakeri
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Di pantai barat Pulau Biak terdapat sebuah kampung
bernama Sopen. Penduduknya hidup rukun dan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
MANARMAKERI
Cahaya dan Dusta Si Gunam
Buku ini menceritakan kehidupan pasangan suami
istri bernama Gumam dan Ben. Kehidupan keduanya
selalu diliputi kecemasan akan masa depan. Terlebih
lagi sang istri, Ben yang selalu merisaukan suaminya.
Merasa terpancing dengan kerisauan istrinya, Gunam
semakin rajin berburu dan mencari ikan. Saking
asyiknya di luar, sampai-sampai Gunam tidak
mengikuti pesta pengucapan syukur (pesta erau).
Karena tidak mengikuti pesta dari awal dan tidak
mendengarkan pesan istrinya, akhirnya Gunam
melakukan kesalahan yang fatal. Gunam menabuh
gendang dengan ekor ikan pari sehingga gendang
telinga masyarakat yang hadir di sana menjadi
pecah. Akibatnya, masyarakat tidak bisa mendengar
lagi dan seketika Gunam bersama masyarakat
dikutuk menjadi batu. Inilah karma dari Sang Hyang,
karena kecerobohan si Gunam. Setelah kejadian
tersebut, tinggallah Ben seorang diri yang selalu
merindukan suaminya yang telah menjadi batu.
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 103
Pertarungan Terakhir Seri 1
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang seorang pendekar bernama
Serunting yang dikhianati oleh istri dan adik iparnya
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TERAKHIR SERI 1
104 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Putri Serindu Hati dan Perbimbang
“Putri Serindu Hati dan Perbimbang” merupakan cerita
rakyat masyarakat Kabupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu. Cerita ini merupakan khazanah kekayaan
masyarakat Lebong yang belum dituliskan seperti
beberapa cerita lainnya. Cerita ini berkembang dalam
masyarakat melalui informasi para orang tua kepada
anaknya. Sebahagian masyarakat menyampaikan
cerita ini dalam bentuk nasihat kepada remaja
yang masih dalam hubungan pacaran agar mereka
mengetahui batasan-batasan dalam berteman
dengan lawan jenis.
Sebagai warisan cerita leluhur, kisah “Putri Serindu
Hati dan Perbimbang” mengandung pesan adat dan
peradaban masyarakat Rejang pada zaman dahulu,
yaitu adat sebagai lembaga dalam masyarakat serta
sopan dan santun yang masih di junjung tinggi.
Sebagai cerita rakyat yang sarat dengan pendidikan
moral dan kasih sayang, cerita ini patut diteladani
terutama para pendidik anak bangsa dan peserta
didiknya.
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 105