Anda di halaman 1dari 111

KOLEKSI

POSTER
CERITA RAKYAT

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra


Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
2019
KOLEKSI
POSTER
CERITA RAKYAT

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan pertolongan-Nya kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan
penyusunan buku Koleksi Poster Cerita Rakyat. Buku Koleksi Poster Cerita Rakyat
dibuat untuk mempermudah pengunjung dalam mendapatkan informasi dasar
mengenai koleksi kosakata bahasa daerah yang terdapat di Laboratorium Kebinekaan
Bahasa dan Sastra.
Buku ini merupakan bagian dari Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium Kebinekaan
Bahasa dan Sastra. Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan
Sastra terdiri atas beberapa koleksi antara lain:
1. Koleksi Poster Kosakata Bahasa Daerah
2. Koleksi Poster Cerita Rakyat
3. Koleksi Peta Bahasa Daerah dan Informasi Kebahasaan
Kami menyadari bahwa dalam rangkaian penyusunan buku Kompilasi Bahan Koleksi
Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kami menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan buku
ini.
Akhir kata kami berharap semoga buku Kompilasi Bahan Koleksi Laboratorium
Kebinekaan Bahasa dan Sastra dapat memberikan manfaat bagi pengunjung.
Terima kasih.


Hormat kami,

Tim Laboratorium Kebinekaan


Petunjuk Warna

untuk tingkat SD
untuk tingkat SMP

untuk tingkat SMA


Bengkarung Terperdaya
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang Bengkarung, seekor
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
hewan yang disegani di seluruh rimba belantara
karena bisa dan kebaikannya. Para penghuni rimba
hidup bahagia dan saling menghormati. Sementara
itu, di rimba sebelah hewan-hewan hidup dalam
ketakutan, karena tempat tersebut dikuasai oleh Ular
Tedung berbisa yang jahat. Ular Tedung merupakan
hewan yang ditakuti karena kekejamannya.

BENGKARUNG
Meskipun Ular Tedung ditakuti karena kekuatan
bisanya, ia merasa terganggu oleh keberadaan
Bengkarung yang dianggap memiliki bisa paling
mematikan. Oleh karena itu, dia merasa harus

TERPERDAYA
membuktikan bahwa bisanyalah yang lebih
mematikan. Ular Tedung pun pergi ke rimba tempat
Bengkarung berada untuk menantangnya berduel.
Namun, selain sifatnya yang kejam Ular Tedung
memiliki sifat lain, yaitu licik. Di balik tantangannya
kepada Bengkarung, terdapat rencana jahat dan licik
yang akan ia lakukan kepada musuhnya tersebut.
Kisah ini mengandung pesan bahwa kerukunan
tidak dihasilkan oleh rasa takut, tetapi dengan saling
menghargai dan saling menghormati antarsesama.

Burung Ajaib
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang Kerajaan Rimba Belantara
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
yang dipimpin oleh seorang adiraja yaitu Raja
Pelanduk. Raja Pelanduk adalah seorang pemimpin
yang cerdik, bijaksana, tegas, dan lucu. Setiap hewan
di kerajaan itu pun sangat menghormatinya. Namun,
ada hal yang merisaukan sang raja. Keadaan alam

BURUNG
di sekitar kerajaannya semakin lama makin
memburuk, persediaan makanan menipis. Oleh karena
itu, semua raja hewan diundang bermusyawarah
untuk mencari solusi keadaan ini.

AJAIB Saat acara musyawarah setiap raja hewan memberi


masukan kepada Raja Pelanduk. Raja Kura-kura
mengatakan bahwa jika negeri mereka ingin kembali
makmur, mereka harus mendapatkan burung tersebut
yang berada sangat jauh di seberang lautan. Karena
tidak ada yang bersedia menjadi utusan untuk
mendapatkan burung ajaib tersebut, akhirnya sang
adiraja memutuskan untuk mengutus kaum kupu-
kupu. Sang kupu-kupu pun terbang bersama keenam
pengawalnya melintasi lautan luas demi mendapatkan
burung ajaib tersebut. Kisah ini mengandung pesan
bahwa dengan niat dan usaha yang kuat siapapun
bisa mendapatkan hal yang dia inginkan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 1


Cerita dari Tanah Papua
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Diceritakan sebuah keluarga yang terdiri dari Pak
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Bone, Ibu Baria, dan ketiga anaknya, Kweiya, Kiara
dan Niko hidup di sebuah desa yang damai. Pak Bone
dan Ibu Baria memerintahkan anak sulung mereka
Kweiya mengajarkan adik-adiknya dan membuat
noken, sebuah tas khas Papua yang berasal dari serat
kayu. Namun, alih-alih belajar dengan kakaknya, Niko
malah menguraikan serat kayu yang sudah dipintal
menjadi benang. Kweiya kesal dengan sikap Niko dan

CERITA DARI memintal serat kayu menjadi sayap. Dengan kekuatan


Dewa, pintalan itu mengubah Kweiya menjadi seekor
burung yang indah. Ibu Baria yang sedih kehilangan

TANAH PAPUA
Kweiya melakukan hal yang sama, sehingga Ibu Baria
juga berubah menjadi burung Cenderawasih.
Burung cenderawasih merupakan fauna khas yang
hidup di wilayah Papua. Warna bulu burung
cenderawasih sangat indah sehingga dijuluki sebagai
bird of paradise (burung dari surga). Sebagian
masyarakat Papua percaya bahwa burung
cenderawasih adalah titisan bidadari dari surga.
Namun, ada sebagian masyarakat Papua
mempercayai bahwa cenderawasih merupakan
penjelmaan dari Bu Baria dan anak laki-lakinya yang
bernama Kweiya.

Kisah Dua Putri dan Si Raja Ular


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita “Dua Putri dan Si Raja Ular” mengisahkan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
tentang kehidupan kakak beradik bernama
Sasandewini dan Suntre. Mereka berdua hidup
menemani sang nenek sekaligus menjadi tulang
punggung keluarga. Pada suatu hari ketika sedang
mencari makan di hutan, mereka menolong dua

KISAH
ekor burung yang terluka karena berkelahi di hutan.
Ternyata kedua burung tersebut merupakan anak
buah dari Raja Ular bernama Sumundui.

DUA PUTRI DAN


Kisah ini mengandung pesan untuk menolong orang
yang sedang membutuhkan dan selalu memupuk
persahabatan antarsesama seperti dicontohkan oleh
tokoh Sasandewini dan Suntre.

SI RAJA ULAR

2 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Pak Belalang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita berjudul “Pak Belalang” ini mengisahkan cerita
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
tentang seorang lelaki tua pemalas yang bernama
Pak Belalang. Berkat sebuah peristiwa yang
kebetulan, ia mendadak dikenal sebagai ahli nujum
sakti yang mampu menjawab semua permasalahan
pelik. Sampai pada suatu ketika, ketenaran Pak
Belalang sebagai seorang ahli nujum terdengar hingga
kalangan kerajaan. Pak Belalang pun didaulat oleh
raja untuk menjawab tantangan teta-teki sulit dari raja
seberang. Apabila mampu menjawab semua teka-
teki itu, ia akan menyelamatkan nasib kerajaan dari

PAK BELALANG penguasaan raja seberang. Sebaliknya, jika gagal ia


akan mendapatkan hukuman yang berat dari rajanya.
Kisah ini mengandung pesan bahwa kita harus
menolong orang yang sedang dalam kesusahan,
karena setiap perbuatan baik akan mendapatkan
balasan yang baik.

Di Balik Derita Si Boru Tombaga


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Buku “Di balik Derita Si Boru Tombaga” mengisahkan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
orang tua beretnik Batak Toba yang tidak mempunyai
keturunan anak laki-laki. Keluarga mereka hanya
diberi keturunan dua anak perempuan, Boru Tombaga
dan Boru Buntuon. Permasalahan muncul saat
kedua orang tua tersebut meninggal, karena menurut
kepercayaan etnik Batak Toba harta hanya diwariskan
kepada anak laki-laki. Anak perempuan tidak dapat
menjadi pewaris. Apabila tidak memiliki anak laki-laki
harta tersebut diwariskan kepada adik laki-laki dari
sang ayah atau paman dari kedua anak perempuan
itu. Sang anak tidak bersedia memberikan harta orang

DI BALIK
tuanya kepada sang paman karena memiliki sifat
yang tercela.
Kisah ini mengandung pesan bahwa setiap perbuatan

DERITA SI BORU
yang tidak baik akan mendapatkan balasan yang tidak
baik pula.

TOMBAGA

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 3


Gatotkaca Satria dari Pringgadani
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Cerita “Gatotkaca Satria dari Pringgadani”
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
mengisahkan tentang kehidupan putra dari pasangan
Dewi Arimbi dan Raja Werkudara yang bernama
Gatotkaca. Gatotkaca merupakan sosok yang tampan

GATOTKACA dan sangat sakti. Dalam perjalanan hidupnya ia


menemui berbagai macam rintangan dan pertempuran.
Musuh-musuhnya yang kalah dalam pertempuran
SATRIA DARI memendam rasa benci kepadanya. Mereka bersiasat
dan mecoba berbagai macam cara untuk

PRINGGADANI
melenyapkan Gatotkaca.
Kisah ini mengandung pesan bahwa amarah dan
balas dendam bukanlah cara yang baik dalam
menyelesaikan permasalahan. Satu hal yang dimulai
dengan cara tidak baik akan diikuti dengan hal-hal
yang tidak baik juga.

Jaka Prabangkara
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Buku “Jaka Prabangkara” ini merupakan cerita rakyat
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
dari Jawa Timur yang berlatar masa pemerintahan
Raja Majapahit Prabu Dewaraja atau yang lebih
dikenal dengan Prabu Brawijaya V. Dikisahkan bahwa
sang raja memiliki anak bernama Jaka Prabangkara.
Jaka Prabangkara merupakan seorang anak tampan

JAKA
yang berbudi luhur dan ahli dalam melukis. Suatu
waktu lukisannya membuat marah sang raja, oleh
karena itu ia dijatuhi hukuman mati. Untunglah sang
patih Gajahmada menasehati sang raja supaya

PRABANGKARA membatalkan hukumannya itu. Sebagai gantinya


Jaka Prabangkara diminta berkelana hingga ke negeri
jauh untuk melukis seluruh jagad raya beserta isinya.
Kisah ini mengandung pesan bahwa kita harus
berbaik sangka kepada orang supaya tidak terjadi
kesalahpahaman. Nilai positif lain dari karakter Jaka
Prabangkara adalah budi baik, sabar, dan ketekunan.

4 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Kain Tenun dan Putra Mahkota
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita “Kain Tenun dan Putra Mahkota” mengisahkan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
tentang seorang gadis remaja baik hati bernama
Peria Pokak. Saat pergi ke hutan ia bertemu dengan
tujuh bidadari yang mengajarinya menenun kain yang
indah. Suatu waktu hasil tenunannya yang tertinggal
di hutan ditemukan oleh Putra Mahkota. Saking
terpesona akan kain tenun tersebut, Putra Mahkota
mengadakan sayembara untuk mengetahui penenun

KAIN TENUN
kain indah tersebut.
Kisah ini mengandung pesan mengenai pentingnya
sikap rendah hati dan sifat memaafkan. Hal ini terlihat

DAN PUTRA
dalam karakter Peria Pokak yang tetap menyayangi
ketujuh bibinya meskipun mereka sering berbuat
tidak baik kepada dirinya.

MAHKOTA

Kesaktian Indra Maulana


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Buku ini bercerita tentang anak raja sakti bernama
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Indra Maulana yang tidak disukai oleh ayahnya,
Maharaja Indra Mangindra. Indra Maulana merupakan
sosok yang baik, suka menolong, dan patuh pada orang
tua. Meskipun demikian, sang ayah tetap berusaha
dengan berbagai macam cara untuk melenyapkan
dirinya. Suatu waktu sang ayah meminta sang
anak untuk mencarikannya obat langka yang harus
ditempuh dengan melalui banyak rintangan dan
marabahaya. Sebagai anak yang berbakti Indra
Maulana menyanggupi permintaan sang ayah yang
hampir mustahil tersebut.
Kisah ini mengandung pesan bahwa kita harus
senantiasa bersabar dan berbuat baik kepada sesama,
karena setiap perbuatan baik akan membuahkan
balasan yang baik pula.

KESAKTIAN INDRA
MAULANA

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 5


Sari Gading
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
bernama Pan Sarinando dan Men Sarinando. Men
Sarinando tengah hamil sembilan bulan. Tiba-tiba,
muncul laki-laki tua yang memerintahkan untuk
meletakkan bayi yang nantinya lahir di tepi pantai

SARI GADING dengan dibekali bubur merah putih dan air di tabung
bambu. Segera setelah melahirkan, Men Sarinando
menuruti perintah tersebut. Hari demi hari berganti
dan bayi tersebut tumbuh menjadi gadis cantik.
Pada suatu hari, seorang nelayan mendekatinya dan
menanyakan siapa namanya. Gadis itu menjawab,
“Sari Gading”, lalu menghilang dan berubah menjadi
pohon gebang. Pohon itu mengeluarkan suara dan
berjanji akan menjamin semua keturunan orang
tuanya yang hidup di pantai. Sang Pohon juga
berpesan agar nelayan memotong ujung batangnya
untuk bahan membuat benang yang nantinya
dapat dianyam menjadi jaring untuk mencari ikan.
Pesan tersebut diturunkan pada anak cucunya dan
masyarakat agar dilaksanakan.

Si Kodok Kata Malem, Baik Budi


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Penawan Hati
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Di Kampung Gunggung, Tanah Karo, Sumatra Utara,


hiduplah sekelompok masyarakat yang dikepalai
seorang penghulu kampung. Ia menikahkan anaknya
dengan anak perempuan saudara laki-laki istrinya.
Beberapa tahun berlalu namun penghulu kampung
dan permaisuri belum menimang cucu. Permaisuri
lalu meminta adiknya untuk menemui nenek sakti.
Nenek sakti tersebut mengatakan permaisuri akan
dapat mendapatkan cucu asalkan anak dan menantu
harus mengungsi di tepi hutan dan jauh dari
keramaian selama tujuh belas tahun. Setelah melalui
musyawarah, permaisuri dan penghulu kampung
melepas kepergian anak dan menantunya. Beberapa
tahun kemudian, mereka melahirkan bayi laki-laki

SI KODOK KATA
yang wajahnya mirip kodok. Tujuh belas tahun berlalu,
si Kodok dan orang tuanya pulang ke Kampung
Gugung, namun semua orang menggunjingkan wajah

MALEM, BAIK BUDI Kodok. Pada suatu hari, si Kodok ingin menikah dan
ibunya ingin menjodohkannya dengan anak uaknya.
Ia menanggalkan baju kodoknya dan berubah menjadi

PENAWAN HATI tampan. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita
ini adalah jangan menilai seseorang dari penampilan
fisik, serta kesetiaan akan berujung pada
kebahagiaan.

6 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Tombak Si Bagas Marhusor
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Dalam setiap permainan, Bagas Marhusor selalu
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
menang. Hal ini membuat Raja Parsahala
Sotarihuthon iri. Pada suatu hari, sekelompok babi
hutan berdatangan ke kebun. Karena tidak satupun
tombak warga dapat membunuh babi, Raja meminta
Partiang Nabulus untuk mencari babi-babi tersebut ke
hutan dan membunuhnya bersama Bagas Marhusor.
Ketika babi-babi menyerang, Partiang Nabulus
memberikan tombak sakti warisan nenek moyang
dan Bagas segera menghunus tombak sehingga
mengenai rusuk babi. Beberapa hari kemudian, Raja
hampir celaka karena digigit babi hutan belang.

TOMBAK Namun, dengan berani Bagas menghunuskan


tombaknya ke babi itu. Sebagai rasa terima kasih,
Raja mengadakan sebuah pesta. Selain itu, Raja

SI BAGAS MARHUSOR berjanji akan mengabulkan satu permintaan Partiang


Nabulus. Permintaan tersebut adalah menjodohkan
Bagas Marhusor dengan Lantio Bulani, seorang Putri
Raja. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini
adalah keberanian dan kerelaan untuk berkorban akan
membawa kebaikan.

Nome
Cerita Nome merupakan cerita yang disadur dari
cerita rakyat yang berasal dari dataran tinggi Gayo,
Aceh Tengah. Berkisah tentang seorang anak bernama
Nome yang baik hati. Cerita Nome menyimpan
pesan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan pasti
akan kembali menjadi kebaikan yang akan membawa
berbagai keberuntungan dalam kehidupan orang yang
melakukannya. Selain itu, cerita ini mengajarkan kita
untuk yakin dan percaya terhadap cita-citanya, karena
setiap keberhasilan hanya dapat dicapai dengan
berusaha secara maksimal. Cerita ini juga untuk
menyisipkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam dan
sesama, termasuk terhadap hewan serta tumbuhan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 7


Datuk Temiang Belah
Alkisah, di Dusun Burung Mandi, Pulau Belitung,
hiduplah sepasang suami istri berusia lanjut. Mereka
hanya hidup berdua karena tidak dikaruniai anak.
Suatu hari tanpa sengaja istri Datuk Letang memukul
bambu yang digunakannya sebagai penindih alas
penjemur padi. Rupanya di dalam bambu tersebut
ada seorang bayi laki-laki. Bayi laki-laki itu kemudian
dirawat dan dibesarkan oleh kedua suami istri
tersebut dengan penuh kasih sayang. Tahun-tahun
terus berganti kini anaknya telah tumbuh menjadi
pemuda yang tampan dan gagah.
Dia tak pernah meninggalkan ajaran agama Islam.
Untuk menambah ilmu agamanya, pemuda tersebut
merantau ke berbagai negeri yang terkenal dengan
pemuka agama Islam. Dalam perjalanan, ia juga tak
lupa menyebarkan ajaran agama Islam kepada para
penduduk di desa yang disinggahinya. Karena semakin
sering dan banyak daerah yang disinggahi, pemuda
tersebut mendapat gelar Datuk Temiang Belah. Gelar
tersebut diperolehnya karena dia lahir dari bambu
yang terbelah. Melalui cerita rakyat ini, kita belajar
tentang arti memberi dan berbuat baik kepada semua
makhluk Tuhan.

Karena Berebut Kelekak


Dahulu kala di sebuah hutan yang lebat dan subur
di daerah Bangka Belitung, hiduplah beragam jenis
binatang seperti kera, lutung, burung, tupai, dan
binatang lainnya. Di hutan tersebut, penghuni hutan
memetik dan memakan segala jenih buah-buahan
sepuasnya dengan syarat buah yang dipetik adalah
buah yang sudah matang. Aturan tersebut dibuat
agar semua buah-buahan tidak terbuang sia-sia dan
dapat dinikmati oleh semua penghuni hutan. Namun,
sekelompok lutung melanggar aturan tersebut.
Mereka memetik semua buah-buahan baik yang
sudah matang maupun yang masih muda dan
memakannya dengan rakus tanpa menyisakannya
untuk penghuni hutan yang lainnya.
Perbuatan kelompok lutung ini meresahkan penghuni
hutan lainnya. Ketua kera mengajak penghuni hutan
lainnya untuk melaporkan kelompok lutung ke ketua
adat yang bernama Datuk Legam. Mereka lalu
bersepakat untuk mengusir lutung dari hutan dengan
sebuah siasat yaitu mengajak ketua lutung bermain
teka-teki. Bagi yang kalah akan mendapatkan
hukuman pengusiran dari hutan. Dengan segala
muslihat, ketua lutung mengalami kekalahan dan
berhasil diusir dari hutan.

8 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Sumur Keramat Jati Herang
“Sumur Jati Herang” adalah cerita rakyat dari
Banten. Widowati Sunardi sebagai penyadur cerita ini
mengisahkan bahwa terdapat sebuah sumur keramat
yang berada di Desa Tampeuyan. Sumur ini berasal
dari tongkat Ki Boyot Santri. Ketika Kiai dan Santrinya
sedang melakukan pengembaraan, mereka kehabisan
perbekalan. Semua santri berusaha mencari sumber
mata air, tetapi tidak ada satu pun di antara
mereka yang menemukannya. Akhirnya Ki Boyot
menancapkan tongkatnya hingga memancarlah air
dari bekas tongkat tersebut.
Cerita ini memberikan pesan bahwa untuk
mendapatkan sesuatu itu tidak mudah. Butuh
perjuangan yang keras untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Seperti halnya Kyai yang membiarkan
santrinya mencari sumber mata air sebelum akhirnya
dia menancapkan tongkatnya.

Kamanippah Leluhur Orang


Enggano
Cerita ini digunakan masyarakat Enggano untuk
mewariskan karakter mulia kepada anak-anak suku
Enggano. Enggano merupakan salah satu suku yang
berada di Bengkulu. Mereka tinggal di Pulau Enggano
yang berada di tengah Samudera Hindia. Orang
Enggano memiliki kebudayaan yang sangat berbeda
dari suku di daratan Sumatera yang belum banyak
diketahui orang.
Leluhur orang Enggano mengarungi lautan untuk
menemukan tempat tinggal baru. Mereka pergi
dalam dua rakit besar, tetapi sayangnya hanya satu
rakit yang berhasil mencapai Pulau Enggano. Belum
lama mereka menetap, datanglah banjir besar yang
merendam seluruh daratan Enggano. Hanya satu
orang yang selamat, dia bernama Kamanippah.
Kamanipah yang kelaparan lalu mencari dan
memecahkan kerang. Dari kerang tersebut muncul
tiga orang wanita yang membantunya mencari
makanan. Kamanippah lalu menikahi wanita tersebut
yang menjadikan mereka leluhur orang Enggano.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 9


Sang Piatu Menjadi Raja
Cerita rakyat dari daerah Bengkulu ini mengisahkan
kehidupan seorang pemuda yatim piatu bersama
neneknya. Karena kesolehannya, Raja Mulia
menikahkan pemuda tersebut dengan putri mahkota.
Walaupun tinggal di istana, pemuda ini tetap rendah
hati. Setelah Raja Mulia meninggal, pemuda piatu
dinobatkan menjadi raja.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita ini adalah
nilai-nilai ketaatan kepada Tuhan, menolong orang
lain dan memberi contoh bahwa setiap perbuatan
baik akan mendapatkan balasan yang baik pula.

Asal-Usul Nama Kecamatan


Bantul
Cerita ini berasal dari daerah Yogyakarta dan ditulis
oleh Aji Prasetyo. Cerita ini mengisahkan Ki Ageng
Mangir Wonoboyo yang memiliki sebuah pisau sakti.
Suatu hari, pisau itu dipinjam oleh Sarinem, namun
ajaibnya ketika pisau itu ditaruh dipangkuannya,
seketika pisau itu lenyap dan masuk ke dalam
perutnya. Sarinem pun hamil dan melahirkan seekor
naga. Ki Ageng menjadi lebih sakti dengan naga dan
tombak yang berasal dari lidah naga. Banyak orang
menginginkannya termasuk raja Mataram. Raja
mengelabuinya dengan mengirim putrinya, Rara
Kasihan menggoda Ki Ageng. Namun, di luar dugaan,
keduanya saling mencintai, mereka pun menghadap
Raja Mataram untuk meminta restunya. Selama
diperjalanan, rombongan Ki Ageng dan Rara Kasihan
sempat beristirahat di sebuah tempat di Kabupaten
Bantul yang akhirnya diberi nama Desa Kasihan.
Pesan dari cerita ini adalah sebagai seorang manusia
kita dituntut menjadi orang yang teguh pada pendirian
kita, namun kita juga tidak boleh teledor dalam
mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah.

10 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Pangeran Purbaya dan Raksasa
Jin Sepanjang
Panembahan Senopati bermaksud memperluas
Kerajaan Mataram. Ia memerintahkan ketiga anaknya,
Raden Purbaya, Raden Kuning, dan Raden Kruncing
menaklukan wilayah Hutan Kedu yang dikuasai oleh
Raksasa Jin Sepanjang. Melalui kekuatan yang hebat
dari Raden Purbaya, ia berhasil mengalahkan raksasa
tersebut. Pengepungan yang dilakukan prajurit
Mataram terhadap Raksasa Jin Sepanjang yang
sangat rapat dan ketat itu dikenal sebagai ‘Kepung
Gelang’ yang berarti mengepung rapat hingga seperti
gelang. Sampai saat ini daerah pengepungan itu
disebut Magelang.
Cerita ini memberikan pesan bahwa jika kita
bersungguh-sungguh dalam berusaha, maka kita
akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Petualangan Baron Sakender


Cerita berjudul “Baron Sakender” berasal dari
Yogyakarta. Cerita ini kemudian digubah dan
diceritakan kembali dengan judul Petualangan
Baron Sakender oleh Nurweni Saptawuryandri. Cerita
ini mengisahkan tokoh Baron Sakender. Ia digambarkan
sebagai orang yang rendah hati, baik, dan berani.
Sebagai seorang anak laki-laki, ia selalu bersikap
sopan, rendah hati, suka menolong, dan menghargai
orang. Sifat, tingkah laku, dan karakter tokoh Baron
Sakender, patut ditiru dan diteladani.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 11


Darman dan Darmin
Cerita ini merupakan salah satu cerita rakyat dari DKI
Jakarta yang mengisahkan keserakahan seorang
anak yang ingin menguasai harta orang tuanya. Dia
sampai tega memfitnah adik-adiknya dan mengusir
orang tuanya demi keinginan pribadinya. Akibat
keserakahannya itu, dia menjadi gila. Beruntung
gilanya itu dapat disembuhkan setelah orang tuanya
mau memaafkan dirinya.
Cerita ini memperlihatkan kepada kita agar selalu
menghormati orang tua dan menjaga silaturahmi
dengan saudara-saudara. Karakter tokoh yang
menonjol dalam cerita ini adalah Darman. Dia seorang
pemuda yang malas belajar, tidak hormat terhadap
orang tuanya, dan senang berhura-hura.

Dalem Boncel
Cerita rakyat asal Jawa Barat ini berkisah tentang
sebuah keluarga miskin dengan seorang anak
bernama Boncel. Suatu hari, Boncel pergi dari Desa
Bungbulang ke desa lain untuk mengadu nasib.
Berbulan-bulan, dia berjalan hingga akhirnya tiba
di Desa Caringin, Banten. Di sana, ia bekerja kepada
kepala desa mencarikan rumput untuk kuda dan
mengasuh anaknya.
Banyak hal yang dapat dipetik dari kisah ini. Kejujuran
seseorang menjadi modal utama dalam menjalani
kehidupan, seperti halnya si Boncel, karena kegigihan
dan kejujurannya, kepala desa mengangkatnya
menjadi sekretaris desa dan menjadi dalem (bupati)
yang sukses setelah juragannya meninggal. Desa
Caringin menjadi maju dan terkenal bahkan dermaga
Caringin menjadi pelabuhan perdagangan internasional
tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang VOC.

12 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Kisah Dewi Samboja
Alkisah, Kerajaan Galuh memliki seorang putri yang
cantik dan baik hati bernama Dewi Samboja. Suatu
hari, tak berapa lama setelah Dewi Samboja dan
Pangeran Anggalarang menikah, tiba-tiba datanglah
para bajo atau pembajak yang ingin merebut Kerajaan
Galuh. Dalam pertempuran itu, Raja Galuh dan
Pangeran Anggalarang gugur di tangan Kalamasudra
pimpinan bajo. Dewi Samboja berhasil meloloskan
diri. Ia dan beberapa orang dayang istana tinggal di
sebuah gua.
Di sana Dewi Samboja mengisi rohaninya dan berlatih
bela diri. Setahun berlalu ia memutuskan untuk
turun gunung untuk mengetahui keadaan Kerajaan
Galuh. Akhirnya, tercetuslah ide untuk mementaskan
kesenian ronggeng yang biasanya dilakukan untuk
menyambut pesta panen padi sebagai bentuk syukur
kepada Tuhan. Ia melakukan penyamaran sebagai
penari ronggeng dengan sebutan Nyi Rengganis.
Dewi Samboja dibantu oleh Patih Sawung Galing dari
Kerajaan Pananjung akhirnya dapat melumpuhkan
para bajo. Dewi Samboja memutuskan untuk
menyatukan Kerajaan Galuh dengan Kerajaan
Pananjung.

Nyi Rengganis dan Taman


Banjarsari
Cerita ini mengisahkan kehidupan Putri Rengganis
yang hidup di tempat pertapaan bersama ayahnya.
Ketika sedang berada di hutan, ia menemukan
sebuah taman bernama Taman Banjarsari. Putri
sering memetik bunga secara diam diam, namun
akhirnya pemilik taman itu mengetahuinya lalu
akhirnya menyeret dan memenjarakan Putri
Rengganis. Sang putri menangis dan air matanya
berubah menjadi air bah yang tinggi.
Nilai moral yang terkandung di dalam cerita ini adalah
kita tidak boleh mengambil barang milik orang lain
tanpa seizin pemiliknya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 13


Si Buncir
Cerita dari daerah Jawa Barat ini mengisahkan
seorang bapak tua dan anak laki-laki bernama
si Buncir. Setiap hari, saat akan mandi di sungai,
si Buncir menitipkan buah limus pemberian neneknya
kepada seorang putri Kerajaan Slaka yang sedang
menenun. Karena merasa haus, sang Putri memakan
buah limus milik Si Buncir. Si Buncir pun marah dan
meminta putri sebagai ganti dari buah limus yang
telah dimakan.
Cerita ini memberikan pesan moral bagi pembacanya.
Sikap jujur dan amanah harus dimiliki setiap orang
agar tidak mengambil apa yang bukan menjadi
haknya.

Si Kabayan
Si Kabayan adalah cerita yang berasal dari daerah
Jawa Barat. Muhamad Rizqi menulis cerita
si Kabayan. Dikisahkan seorang laki-laki pemalas.
Pekerjaannya hanya tidur dan melamun. Suatu hari,
istrinya meminta si Kabayan mencari tutut di sawah.
Si Kabayan pergi ke sawah dan tidak pulang sampai
sore. Si Iteung merasa khawatir lalu ia pergi menyusul
si Kabayan ke sawah. Di sawah, didapatinya si
Kabayan sedang mengorek-ngorek tutut dari
pematang sawah. Dia tidak mau turun ke sawah
karena dia mengira bahwa sawahnya dalam. Melihat
hal itu, si Iteung merasa kesal dan mendorong si
Kabayan ke dalam sawah hingga basah kuyup.
Nilai moral yang terkandung dalam cerita ini adalah
kita harus mau rela berkorban demi kelangsungan
hidup kita. Jika tidak ada pengorbanan, maka kita
tidak akan dapat mencapai tujuan kita.

14 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Legenda Datuk Marsam Sang
Belalang Kunyit
Legenda dari daerah Jambi ini menceritakan tentang
Datuk Marsam yang adil dan bijaksana di Desa
Paseban. Suatu hari, terdapat seorang dukun jahat
yang berniat menikahi kedua putri Datuk Marsam
kemudian mengubah calon menantunya menjadi
dua ekor belalang demi kelangsungan hidup seluruh
rakyatnya.
Pesan dari cerita rakyat ini adalah kita harus menjadi
seorang pemimpin yang mau rela berkorban. Datuk
Marsam rela menukar dirinya menjadi seekor Belalang
demi menjaga kelangsungan kehidupan Kerajaan
Paseban tetap damai dan sejahtera.

Legenda Bukit Perak


Cerita rakyat Muaro Jambi ini bercerita tentang
kearifan dan kebijaksanaan Datuk Sengalo dalam
memimpin sebuah desa. Oleh masyarakat di
sekitarnya, Datuk Sengalo dipercaya sebagai
keturunan sanga atau keturunan sembilan dari
keluarga manusia setengah dewa pada masa itu.
Namun Datuk Sanggalo harus menghadapi kejadian
tragis yang mengakibatkan kampungnya tertimbun
tanah yang membuat gundukan tanah besar yang
dikenal sebagai Bukit Perak.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 15


Banterang Surati
Alkisah, Raden Banterang adalah lelaki yang gagah
berani dan pandai berburu. Raden Banterang selalu
berburu seekor kijang sampai ia terdampar di sebuah
sungai. Di sana, ia bertemu dengan Surati, putri raja
yang menyelamatkan diri karena kerajaannya telah
dikuasai oleh kerajaan lain. Betapa terkejutnya bahwa
ia lah yang menyebabkan kematian ayah Surati.
Raden Banterang pun menyelamatkan Surati dan
menikahinya. Di suatu malam, Kakak Surati
menemuinya dan mengajaknya membunuh Raden
Banterang, tetapi Surati menolak karena telah
berutang budi kepada suaminya. Rupaksa sangat
kesal lalu pergi menemui Raden Bantering dan
menghasutnya bahwa Surati akan membunuhnya.
Surati berusaha meyakinkan suaminya, tetapi Raden
Banterang tidak percaya.
Pesan yang berusaha disampaikan oleh cerita ini
adalah untuk tidak memendam dendam dan bersedia
memaafkan kesalahan orang lain. Pesan lain yang
juga dapat kita ambil dari cerita ini adalah untuk
memercayai orang lain meski sulit.

Cinta di Pulau Mandangin


Cerita ini berkisah tentang Putri Ragapadmi yang
diasingkan oleh ayahnya sendiri, Raja Bidarba karena
mengidap penyakit kulit yang menjadi buah bibir
masyarakat. Raja memerintahkan pengawal
kepercayaannya, Bangsacara untuk mengantar Putri
Ragapadmi ke tempat pengasingan. Namun, karena
iba dengan kondisi sang Putri, Bangsacara akhirnya
membawanya bertemu dan tinggal bersama ibunya.
Ibu Bangsacara merawat Putri Ragapadmi seperti
anaknya sendiri hingga Putri Ragapadmi sembuh dan
menjadi sosok yang cantik dan berbudi baik. Untuk
membalas jasa keluarga Bangsacara, Putri Ragapadmi
menikahi Bangsacara. Namun Raja Bidarba murka
akan hal itu dan memberikan syarat kepada
Bangsacara untuk berburu 300 ekor rusa di Pulau
Mandangin.
Kisah ini mengandung pesan mengenai tolong
menolong, kesetiaan, kerja keras tanpa pamrih yang
merupakan nilai-nilai penting yang harus dimiliki oleh
generasi muda saat ini.

16 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Joko Dolog
Alkisah, seorang putri cantik bernama Dewi Purbawati.
Banyak pangeran yang ingin melamarnya termasuk
Pangeran Situbondo dari Madura dan Pangeran Jaka
Taruna dari Kediri. Keduanya diberi syarat oleh Adipati
Jayengrana untuk membuat permukiman dengan
membuka lahan di hutan barat Surabaya. Pangeran
Situbondo bekerja keras membuka hutan, namun
Jaka Taruna berbuat licik dengan menghasut Joko
Jumput untuk mengalahkan Situbondo. Akan tetapi,
kebohongan Jaka Taruna terbongkar. Adipati akhirnya
mengutuknya menjadi patung ‘Joko Dolog’. Hingga
saat ini patung hiasan yang berada di Surabaya itu
terkenal sebagai patung Joko Dolog.
Pesan yang dapat diambil dari cerita ini adalah seperti
pepatah sepandai-pandainya tupai melompat
pasti akan jatuh juga. Sepandai-pandainya kita
menyembunyikan sebuah kebohongan akhirnya
kebohongan itu akan terbongkar juga.

Kesatria yang Rendah Hati


Cerita rakyat dari Jawa Timur ini berkisah tentang
pemuda sakti bernama Bambang Widyaka. Ketika
Raden Bambang sedang bertapa, kedua sahabatnya
berburu, namun mereka tersesat ke Kerajaan Alis
Alis. Mereka ditangkap pengawal dan diserahkan
kepada raja. Raja pun tidak mau melepaskan Lega
dan Legi sebelum Bambang Widyaka mampu
mempersembahkan seekor harimau putih untuk
menjadi abdi setia kerajaan dan membuatkan
terowongan yang menghubungkan Kerajaan Alis Alis
dengan Kerajaan Ngrawa.
Banyak pesan yang bisa dipetik dari cerita ini. Karena
kegigihan Bambang Widiya akhirnya ia mampu
memenuhi keinginan raja. Nilai kerja keras dan
kesungguhan kita dalam melakukan sesuatu akan
mampu mewujudkan cita-cita yang kita inginkan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 17


Asal-Usul Burung Hantu
Cerita lisan yang berkembang di daerah Dayak
Bekatik ini mengisahkan tentang Ibu Dayu dan kedua
anaknya; Bujang Ampon dan Dara Ranti. Suatu hari,
Ibu Dayu sangat marah lalu mengutuk Dara Ranti
menjadi seekor burung. Burung itu terbang ke
kayangan bercerita kepada bidadari. Karena tidak
berhenti menangis mulut dan mata Dara Ranti
membesar, dan wajahnya menyeramkan. Melihat
hal itu para bidadari kayangan menamainya burung
hantu. Sebelum dia kembali ke bumi, bidadari
berpesan supaya burung itu banyak melakukan
kebaikan agar kelak ia dapat menjadi manusia
kembali. Melihat perbuatan burung hantu yang banyak
melakukan kebaikan, bidadari mengubah kembali
wujudnya menjadi manusia. Akhirnya, Dara Ranti
bisa kembali ke dunia dan berkumpul bersama
keluarganya.
Cerita ini juga mengajarkan untuk berbuat tulus
kepada orang lain. Ketika kita berbuat tanpa pamrih
maka kita akan mendapatkan balasan yang baik dari
orang lain.

Raja Sinadin
Dikisahkan sebuah kerajaan dengan Raja Tan Unggal
yang zalim terhadap rakyatnya, bahkan pada putra
dan putrinya sendiri. Tan Unggal dijuluki sebagai Raja
Sinadin berarti raja yang mengabaikan kebahagian
anak-anaknya. Tan Unggal adalah raja yang sangat
ditakuti oleh rakyatnya. Kepatuhan rakyat kepada Tan
Unggal tidak disebabkan keadilannya dalam meme-
rintah, tetapi karena takut pada kesaktian Tan Unggal.
Ia menggunakan kesaktiannya tidak diimbangi dengan
pertimbangan yang bijaksana. Ia menggunakan
kesaktiannya untuk menghukum rakyatnya. Raja Tan
Unggal sendiri pada akhirnya mati ditenggelamkan
dalam keranda besi di tengah sebuah sungai yang
lebar, di Sungai Sambas Besar di tengah muara sungai
Kota Bangun. Di sanalah riwayat raja yang zalim itu
tamat.

18 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Seri Genteng
Kisah ini menceritakan seorang ibu dan gadis kecil
bernama Enten. Mereka hanya menjual dedaunan
untuk hidup mereka. Suatu hari, Enten dan ibunya
menanam padi di sawah dekat rumahnya. Namun,
padi tumbuh lama. Untuk menahan lapar, Ibu Enten
menyuruh Enten mengikat pinggangnya. Semakin
lama tubuh Enten menjadi semakin kecil sebesar
ulat dan terdapat tanda merah melingkar di tengah
tubuhnya. Ibu Enten pun ikut mengecil. Jadilah
mereka dua ekor ulat yang selalu melekat pada padi.
Sampai sekarang dipercaya bahwa jika telah ada ulat
bulu yang melekat pada padi menandakan bahwa
panen akan segera datang dan menghasilkan padi
yang melimpah ruah.
Pesan dari cerita ini adalah kita harus menjadi orang
yang pantang menyerah. Seburuk apa pun hasilnya
kita harus tetap berusaha karena demi mendapatkan
hasil yang baik.

Asal-Usul Nama Kampung


Uka-Uka
Alkisah, Ning Mundul adalah seorang yang sakti
mandraguna. Saat sekawanan perompak datang ke
kampung, mereka membuat keonaran dan kapten
perompak menculik istri Datu. Diyang berteriak-
teriak “Uu kaa…. Uu kaa…. “, memanggil suaminya akan
tetapi Ning Mundul berhasil mengalahkan rombongan
perompak dengan mengadu kekuatan. Kapten
perompak pun mengakui kesaktian Ning Mundul.
Kampung Uka Uka sekarang dikenal sebagai Desa
‘Oka Oka’, Kecamatan Pulau Laut, Kepulauan,
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sikap pemberani adalah nilai yang dapat diambil dari
cerita ini. Berani dalam hal positif menjadi modal
utama bagi anak-anak. Kehidupan Ning mundul dalam
bermasyarakat juga mencerminkan keharmonisan
yang bisa ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 19


Asal Mula Kotabaru
Buku ini menceritakan kisah seorang raja yang
memerintah dengan bijaksana. Namun, setelah raja
meninggal, takhta kerajaan diberikan kepada putra
mahkota, tetapi raja muda melanggar adat istiadat
leluhurnya untuk tidak menerima bangsa lain bertamu
ke negerinya. Orang dari negeri seberang semula
hanya ingin menjalin kerja sama dalam perdagangan,
tetapi lama kelamaan mereka menjadi tamak dan
menjajah negeri yang aman ini. Rakyatnya semakin
menderita dan banyak dari mereka yang mencari
penghidupan baru di negeri lain.
Cerita ini memberikan pesan untuk menjadi
pemimpin yang bijaksana dalam mengambil
keputusan. Raja Muda harus mempertimbangkan
semua keputusan di negerinya demi kebaikan seluruh
rakyatnya.

Kisah Datu Diyang


Diyang adalah seorang wanita yang baik, rajin dan
penyayang. Dia sangat patuh kepada orang tuanya.
Sehari-hari, ia membantu ibunya mengikat dedaunan
untuk dijual dan menyiram bunga. Banyak orang
mengagumi kebaikan Diyang. Secara gaib, Diyang
diajari oleh seorang wanita tua tentang bagaimana
membantu persalinan. Sejak saat itu, ia menjadi dukun
beranak yang terkenal dengan sebutan Datu Diyang.
Pesan yang disampaikan melalui cerita ini adalah
pesan untuk saling membantu, tolong menolong
dengan sesama manusia. Keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat digambarkan oleh Datu
Diyang yang selalu siap sedia membantu orang lain
yang kesusahan.

20 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Kisah Datu Pemberani
Kisah ini bercerita tentang pemimpin yang berani
membela rakyatnya dari ancaman yang datang ke
desanya. Dia bergelar Sang Pemberani karena tanpa
rasa takut sedikit pun ia selalu membela kebenaran
demi rakyat yang dipimpinnya. Ia mempunyai keris lok
tujuh yang bertuah sakti. Keris itulah yang sering di
bawanya apabila melawan dan mengusir penjajah.
Sepeninggal Datu Wani, ke tujuh anaknya saling
berselisih.
Cerita ini juga berpesan untuk memiliki rasa cinta
tanah air yang tinggi. Sebagai warga negara yang baik,
kita harus melanjutkan perjuangan para pahlawan
dengan menjaga kerukunan dan perdamaian di
negeri ini agar bangsa lain tidak mudah memecah
belah negara kita.

Aki Balak
Buku ini menceritakan tentang keluarga sederhana
dan bahagia yang tinggal di hutan belantara
Kalimantan. Hiduplah keluarga kecil, Arbain dan
Masniati. Keluarga kecil ini memiliki anak lelaki yang
bernama Matonandow. Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, keluarga kecil ini mendapatkan hasil
berlimpah dari hutan yang subur. Hasil hutan menjadi
sumber kehidupan keluarga kecil ini. Setiap jenis
tanaman di sekitar dapat dimanfaatkan dan diolah.
Kisah cerita ini banyak memberikan nilai-nilai
pelajaran hidup yang dapat dijadikan landasan dalam
hidup bermasyarakat. Arbain, ayah dari Matonandow,
banyak memberikan kisah cerita yang dapat dijadikan
pelajaran hidup kelak untuk pegangan sang anak.
Serta, nilai dasar filosofis keharmonisan dan
keterikatan erat antara alam dan manusia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 21


Bukit Batu Suli
Cerita Puruk Batu Suli merupakan kisah yang disadur
dari salah satu kumpulan cerita rakyat Kalimantan
Tengah karya A.F. Nahan dan hasil penelitian karya
sastra oleh rekan-rekan dari Balai Bahasa Kalimantan
Tengah.
Menurut legenda yang beredar di Kalimantan Tengah,
dahulu kala antara langit dan bumi sangat dekat
jaraknya. Sehingga bisa ditempuh turun dan naik
melalui perbukitan atau gunung. Bahkan, apabila kita
melihat ke atas, seolah-olah langit yang biru itu dapat
kita sentuh hanya dengan menggunakan anak tangga
atau naik ke atas pohon.
Diceritakan bahwa di bumi atau dunia (disebut juga
Pantai Danum Kalunen) hiduplah bangsa manusia.
Manusia, dalam kepercayaan suku Dayak Ngaju,
adalah keturunan Maharaja Bunu.

Nyai Balau
Kisah ini merupakan saduran dari beberapa cerita
rakyat yang hidup dan berkembang di Kalimantan
Tengah. Nyai Balau adalah seorang putri cantik yang
berasal dari kerajaan Palangka yang diculik oleh
Negeri Gajah. Kehilangan sang putri membuat
seluruh negeri Palangka berduka. Supak, seorang
pemuda yang jujur dan tekun, diperintah Raja untuk
menyelamatkan Nyai Balau. Dengan keberanian,
kejujuran dan kesabarannya menghadapi setiap
rintangan yang dijumpai dalam usahanya
mengembalikan Nyai Balau ke kerajaannya. Supak
bahkan sampai dikhianati oleh saudaranya sendiri,
Gantang. Namun, Supak tetap menjaga sikapnya
yang rendah hati dan hal itu membawa kemujuran
bagi Supak dan negeri Palangka.

22 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Aji Batara Agung Dewasakti
Aji Batara Agung Dewa Sakti merupakan tokoh
manusia titisan Dewa. Nilai budaya yang terkandung
dalam cerita rakyat ini tampak pada upacara erau
yang setiap tahunnya digelar oleh Pemerintah Daerah
Kutai Kartanegara sebagai simbol kejayaan Kutai
Kartanegara. Begitu pula dengan Putri Karang
Melenu. Sang putri muncul secara tiba-tiba dari dasar
Sungai Mahakam yang dijunjung oleh Lembuswana.
Kemudian, sang putri menikah dengan Raja Aji Batara
Agung Dewa Sakti. Dari pernikahannya dengan sang
putri itu lahirlah penerus dinasti Raja-Raja Kutai
Kartanegara.

Asal Mula Penamaan Pulau


Matang dan Pulau Karas
Alkisah, beberapa abad silam, berdirilah sebuah
kerajaan yang memiliki istana megah dan indah,
dengan arsitektur islami yang menghiasinya. Istana
itu bernama Istana Dalam Besar Ulu Bintan.
Yang Mulia Dipertuan Besar Riau-Johor-Pahang-
Lingga Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah adalah
sebutan bagi sang penguasa kerajaan. Ia tak hanya
terkenal di penjuru negeri, tetapi hingga ke negeri
tetangga. Karena santun berucap, bijak bertindak dan
dermawan; Baginda Sultan disegani dan dihormati
oleh rakyatnya, bahkan musuhnya sekalipun.
Suatu ketika Sultan membuat pesta. Semua warganya
diundang ke istana. Tetapi tanpa diduga, datang
sekelompok gerombolan dari kalangan pelaut
mengacaukan pesta. Pertempuran terjadi. Baginda
Sultan marah besar. Para pembuat onar berhasil
ditangkap satu per satu, kecuali pemimpinnya yang
berhasil meloloskan diri. Hari-hari selanjutnya desa
pun tidak aman lagi dari gangguan para pembuat
onar.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 23


Meriam Tegak
Cerita Meriam Tegak ialah sastra lisan yang berasal
dari daerah Dabo Singkep, Kepulauan Riau. Cerita
Meriam Tegak ialah cerita yang sarat nilai-nilai luhur
yang perlu ditanamkan di dalam masyarakat. Dalam
cerita tersebut dapat diambil pelajaran bahwa dalam
kondisi sehebat apa pun kita, janganlah kita merasa
sombong karena pada akhirnya akan merugikan diri
sendiri. Begitu juga sebaliknya, jika kita bersabar dan
menahan diri, jalan keluar dari masalah yang kita
hadapi akan ditampakkan ke hadapan kita.

Naga Emas Danau Ranau


Cerita “Naga Emas Danau Ranau” ditulis oleh Yulfi
Zawarnis, M.Hum. Cerita ini dikembangkan dari cerita
rakyat yang berkembang di sekitar Danau Ranau
Lampung Barat. Sebagian wilayah Danau Ranau
juga termasuk wilayah Sumatra Selatan. Selain naga
emas, di sekitar Danau Ranau juga berkembang kisah
Kelekup Gangsa. Naga Emas Danau Ranau bercerita
tentang naga besar bersisik emas yang menjaga
Danau Ranau. Naga ini akan muncul ke permukaan
danau ketika masyarakat sekitar danau banyak yang
melakukan tindak kejahatan.

24 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Si Anak Emas Radin Jambat
Negeri Pasar Turi, Lampung, adalah pusat kerajaan
yang dipimpin oleh seorang Raja Tanjung. Raja
memiliki tujuh istri tetapi raja belum mempunyai putra
mahkota. Setelah beberapa lama, seseorang memberi
buah merah bulat kepada permaisuri. Kemudian
permaisuri pun melahirkan seorang pangeran yang
tampan dengan tangan kanannya menggenggam
telur berwarna emas, sedangkan tangan kirinya
memegang batu cincin permata. Oleh sebab itu,
pangeran diberi nama Pangeran Emas Radin Jambat.
Pesan dari cerita ini adalah kerja keras dan sungguh-
sungguh. Apabila kita mengusahakan sesuatu dengan
sungguh sungguh maka akan mendapatkan hasil
yang baik.

Si Dayang Rindu
Pangeran Riyo yang memerintah Kerajaan Palembang
memiliki kesaktian yang sangat tinggi, namun belum
memiliki seorang istri. Suatu hari, salah seorang
prajuritnya memberitahu bahwa ada seseorang putri
cantik bernama Dayang Rindu berasal dari Kerajaan
Tanjung Iran. Sementara itu, Dayang Rindu sudah
bertunangan dengan Ki Bayi Radin dari Rambang.
Para prajurit tetap memaksa akan membawa Dayang
Rindu untuk dinikahkan dengan Pangeran Riyo.
Peperangan pun terjadi. Tunangan Dayang Rindu
tewas dalam peperangan.
Cerita ini berpesan bahwa tidak semua keinginan
dapat tercapai. Seperti halnya keinginan raja yang
tidak dapat memperistri Dayang Rindu karena saat
akan menikah Dayang Rindu terbang ke kayangan
dan hilang begitu saja. Hingga akhirnya raja selalu
merindukan sosok calon istrinya itu.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 25


Air Mata Cilubintang
Cilubintang bercerita tentang sejarah asal-usul Pulau
Banda dan sejarah sumur keramat (sumur negeri)
yang terdapat di Desa Lontor. Alkisah, pada zaman
dahulu kala di Pulau Banda hiduplah sepasang suami
istri bernama Andan dan Dalima. Mereka dikaruniai
lima orang anak setelah lima tahun menikah. Anak
mereka diberi nama Kaki Laiy, Kele Laiy, Lele Waiy,
Kele Liang, dan Cilubintang. Cilubintang adalah anak
perempuan satu-satunya di keluarga mereka.
Suatu hari terjadi badai angin topan, hujan lebat, dan
gelombang air laut naik ke Pulau Banda. Bencana
tersebut menyebabkan Andan dan Dalima tewas.
Cilubintang sangat sedih karena kehilangan orang
tuanya. Ketiga kakaknya yang sedang pergi ke Pulau
Hatta juga belum kembali. Tetes air mata Cilubintang
berderai membasahi pipinya. Air mata itu akhirnya
jatuh ke tanah. Tanpa disadari genangan air mata
tersebut membentuk sebuah kolam. Air itu kemudian
dipercaya sebagai air suci untuk perayaan upacara
adat atau upacara tradisional. Selain itu, air mata
Cilubintang tersebut diyakini memiliki kekuatan
untuk menyembuhkan orang sakit. Saat ini air mata
Cilubintang disebut sebagai air kampung.

Buaya Laerisa Kayeli


Cerita rakyat dari Maluku ini mengisahkan seekor
buaya bertubuh besar dan ekor yang panjang hidup
di Sungai Laerisa Kayeli, pulau Haruku. Suatu hari,
sekawanan buaya dari Pulau Seram datang ke Pulau
Haruku untuk meminta Buaya Kayeli melawan ular
raksasa yang mengganggu buaya di Pulau Seram.
Pertarungan sengit terjadi di Tanjung Sial dan Buaya
Kayeli berhasil mengalahkan ular raksasa. Mereka
sangat senang dengan kemenangan Buaya Kayeli.
Cerita ini berpesan untuk menjalin persahabatan
baik dengan banyak orang. Saling tolong-menolong
dengan teman akan memudahkan semua urusan kita.

26 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Kisah Persahabatan antara
Pulau Haruku dan Pulau Seram
Nita Handayani Hasan menceritakan kisah
persahabatan antara Pulau Haruku dan Pulau Seram,
Maluku, yang ditandai dengan persahabatan yang
dijalin oleh buaya-buaya yang ada di Pulau Seram
dan buaya di Pulau Haruku. Buaya Pulau Seram
sangat menghargai Buaya Pulau Haruku karena
Buaya Pulau Haruku telah membantu mereka
mengalahkan ular raksasa yang jahat dan
mengganggu ketentraman Pulau Seram.
Pengorbanan buaya Pulau Haruku menghasilkan
kemenangan walaupun akhirnya dia harus meninggal.
Cerita ini memberikan pesan untuk menjalin
persahabatan erat dengan siapa pun. Dengan
bersahabat baik, maka kita akan mudah menolong
dan ditolong oleh orang lain.

Putri Tujuh
Desa Tulehu merupakan salah satu desa yang masih
melestarikan adat istiadatnya di Provinsi Maluku.
Menilik peraturan daerah yang menetapkan bahwa
negeri merupakan kesatuan masyarakat hukum adat
di Provinsi Maluku, Desa Tulehu yang dimaksudkan
dalam cerita adalah negeri Tulehu yang berada di
Kabupaten Maluku Tengah. Terdapat sembilan marga
asli yang mendiami negeri Tulehu. Salah satunya
adalah marga Tehupelassury yang percaya bahwa
pendahulunya adalah salah seorang putri dari ketujuh
putri yang turun ke bumi untuk mandi di tujuh mata air
Gunung Eriwakan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 27


Misteri Pulau Imam
Cerita ini berasal dari Maluku Utara mengisahkan
tentang anak laki-laki bernama Imam. Dia adalah
anak salih, memiliki budi pekerti yang baik, hormat
kepada orang yang lebih tua, taat kepada gurunya dan
disegani oleh seluruh warga. Di tempat itu, ia
menyebarkan agama Islam. Sepeninggal Imam,
kepercayaan animisme dan dinamisme di daerah ini
masih sangat kental. Banyak warga yang datang ke
kuburan Imam dan gurunya di pulau itu dengan tujuan
meminta sesuatu atau kekayaan dengan menyediakan
banyak sesajen. Ada juga yang ingin membongkar
kuburan Imam karena ingin mendapatkan harta karun,
namun usaha mereka selalu gagal.

Gong Robek yang Bertuah


Cerita ini berkisah tentang sepasang kakak beradik
bernama Seleser Gelap dan Rembulan Purnama yang
tinggal di sebuah desa kecil, di Nusa Tenggara Barat.
Mereka sangat miskin. Suatu hari, saat menangkap
ikan dan menyimpannya di dalam bubu, tiba-tiba
ikan-ikan mereka hilang. Ternyata, ikan itu dimakan
oleh seorang jin berwujud angsa. Jin mengajaknya
ke Negeri Angsa dan memberikan beberapa barang
terbuat dari emas dan kuda. Seleser memilih kuda
gagah dan adiknya memilih kuda pincang dan sebuah
gong yang robek karena ia mengingat pesan ayahnya
untuk memilih barang yang paling buruk jika jin
memintanya memilih barang di negerinya. Setelah
kembali, mereka bekerja keras hingga mendapatkan
harta yang berlimpah. Mereka juga mencoba pergi
ke luar negeri untuk menambah pengalaman dan
kekayaan. Sayang sekali, Seleser Gelap lupa diri, ia
hanya bermalas-malasan serta menjual semua
barang yang telah diberikan Jin Angsa. Sementara
adiknya tetap bekerja dan kekayaannya semakin
bertambah.
Dari cerita ini kita belajar untuk tidak bersikap tamak
dan serakah. Kunci kebahagiaan adalah hidup
sederhana meski kita mampu serta tidak bermalas-
malasan dalam berusaha.

28 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Asal Mula Desa Golo Nggelang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Alkisah, sepasang suami istri bernama Taju dan Meler
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
hidup dan memenuhi kebutuhannya dengan mencari
kayu bakar di hutan dan menjual hasilnya ke pasar.
Tidak berapa lama kemudian, Meler mengandung
dan melahirkan seorang anak laki-laki bernama
Gelang. Dia anak laki-laki yang nakal, suka mencuri
dan malas. Melihat kenakalan anaknya, Taju
membawanya ke sebuah goa dan meminta seorang
kakek mengutuknya. Gelang pun berubah menjadi
sebuah gunung bernama Gunung Golo Nagelang yang
berarti tandus. Kakek tua menjelaskan kepada kedua
suami istri itu bahwa sifat anaknya adalah gambaran
kelakuan Taju yang suka berjudi, menyambung ayam
dan berbohong kepada istrinya. Keduanya menyesal
dan akhirnya mereka jatuh sakit hingga meninggal di

ASAL MULA DESA rumahnya.


Pesan dari cerita ini adalah nilai ketidakjujuran yang
dilakukan oleh Taju yang selalu membohongi istrinya

GOLO NGGELANG dengan pergi berjudi dan menyabung ayam. Akibat


dari perbuatannya itu, Tuhan memberikan anak yang
nakal agar membuatnya tersadar pada apa yang telah
dilakukan.

Kakak Beradik Tange dan Berei


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Cerita rakyat dari Pulau Alor ini mengisahkan Kakak
beradik Tange dan Berei. Mereka adalah anak yatim
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

piatu yang mencoba berkelana ke pulau lain. Berei


memiliki keahlian menangkap ikan sedangkan Tange
pandai berkebun. Mereka berdua saling mengasihi
satu sama lain hingga akhirnya mendirikan kampung
masing-masing yang dihuni oleh keturunannya.
Kampung Tange dan Kampung Berei hingga saat ini
saling bahu-membahu dan terkadang mengadakan
pesta bersama merayakan perkawinan atau adat
lainnya.
Pesan dari cerita ini adalah setiap orang memiliki
kemampuan dan potensi masing-masing. Tange
memiliki kemampuan bercocok tanam sedangkan
Berei pandai memancing ikan. Semua kemampuan

KAKAK BERADIK
itu dapat menghasilkan pekerjaan yang baik apabila
dikerjakan dengan sepenuh hati.

TANGE DAN BEREI

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 29


Cenderawasih Si Burung
Bidadari
Diceritakan di Hutan Sparken, ada seorang anak
laki-laki bernama Kweiya. Ia membuat sayap dari
pintalan benang dan menyelipkan jarumnya di
ketiaknya. Seketika anak laki-laki itu berubah menjadi
burung yang indah bernama burung Cenderawasih.
Anggota keluarga lainnya ikut memintal dan
menyelipkan benang di ketiaknya karena tidak ingin
berpisah dengan anaknya dan mereka pun berubah
menjadi burung. Sekawanan burung selalu terbang
dan bertengger di pohon kayu hitam. Sebab itulah
cenderawasih selalu muncul di Papua Barat dengan
warna yang berbeda-beda. Bulunya sangat indah
dan cantik. Orang menyebutnya sebagai burung
Cenderawasih titisan bidadari karena memiliki warna
yang cantik seperti bidadari.
Dari cerita ini kita belajar bahwa keluarga dapat selalu
diandalkan. Keluarga akan melakukan apa saja bagi
kita. Oleh karena itu, keluarga adalah hal yang utama.

Kisah Marga Sani dan Marga


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Mayor
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Jonner Sianipar mengisahkan cerita rakyat dari


daerah Papua. kekerabatan Marga Sani dan Mayor
berawal dari jasa seekor anjing jantan bernama Sento.
Anjing itu menjadi penunjuk kedatangan Marga Sani
yang bertemu dengan Marga Mayor di sisi pantai.
Walik Fam (Marga Sani) dan Usman Mayor (Marga
Mayor adalah orang As berasal dari Tidore, Maluku).
Mereka menggunakan bahasa isyarat untuk
berkomunikasi karena tidak memahami bahasa
masing-masing.
Cerita ini mengandung pesan bahwa sebuah
kekerabatan atau suku dapat dimulai karena sikap

KISAH saling menerima dan ramah meski mungkin awalnya


tidak saling mengerti karena keterbatasan bahasa
namun bukanlah suatu penghalang.

MARGA SANI DAN


MARGA MAYOR
30 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Biawak Zege
Warga Desa Bilai, Papua, merasa khawatir karena
banyak warga yang meninggal dunia karena penyakit
yang tidak jelas. Mereka segera memanggil
paranormal untuk mengetahui cara mengusir wabah
itu. Warga akhirnya memenuhi perintah para normal
untuk membawa seekor biawak dari Gunung Zege
yang dapat mengabulkan segala macam permintaan.
Namun, kerakusan warga mulai muncul. Mereka
meminta banyak uang dari biawak Zege dengan
mengorbankan sepuluh ekor babi untuk setiap
permintaan. Akhirnya babi menjadi langka dan warga
menjadi kesusahan. Kemudian mereka memutuskan
untuk tidak menggantungkan hidup mereka lagi
kepada biawak dan mengembalikan biawak ke
asalnya. Alam Indonesia yang kaya dapat
menghasilkan banyak manfaat bagi manusia.
Kisah ini mengajarkan kita untuk menjaga
keseimbangan alam, tidak serakah dalam
memanfaatkan alam demi kepentingan kita sendiri.

Kurabesi
Cerita ini mengisahkan seorang perempuan hamil
hidup sebatang kara di kampung Korem, Papua. Ia
selalu bersedih menunggu suaminya pulang di pinggir
laut hingga seekor elang membawanya pergi dan
melahirkan di tempat lain. Setelah Sapfanmer besar,
ibunya mengajak dia kembali ke kampungnya dan atas
bantuan elang mereka juga mampu mengalahkan
seekor ular naga besar yang menghuni sebuah
gua di Kampung Korem. Semua warga Korem
meninggalkan Korem karena takut pada ular itu.
Setelah ular berhasil dilumpuhkan, Sapfanmer dan
ibunya hendak mengajak warga kampung kembali
ke Korem. Mereka mengarungi laut dari Timur ke laut
lain hingga sampai di Tidore. Atas kekuatannya yang
tangguh dalam mengarungi lautan dalam waktu yang
lama, Sultan Tidore memberikan gelar kepada mereka
si ‘Kurabesi’. Sejak saat itulah Kurabesi terkenal
sebagai leluhur kampung Korem yang pandai melaut.
Kisah ini menginspirasi kita untuk tidak menyerah
dalam menghadapi tantangan apapun. Meski
tantangan itu berat dan sepertinya tidak mungkin
tetapi jika kita lakukan dengan kesungguhan hati
maka dapat diatasi.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 31


Manik-Manik Sakti dari Pohon
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Ngoi
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Di Papua terdapat sebuah kampung di perbukitan
Yansu di wilayah Kemtuk Gresi, Lembah Grime.
Kampung Yansu dipimpin oleh seorang kepala suku

MANIK-MANIK yang bernama Yansu Meiram. Ia adalah orang yang


hebat juga bijaksana. Di kampung ini kekayaannya
melimpah karena terdapat benda-benda pusaka yang

SAKTI DARI diberikan kepada setiap suku dan menjadikan setiap


daerah memiliki hasil panen yang melimpah juga.
Salah satu benda pusaka itu adalah manik-manik

POHON NGOI dari pohon ngoi. Alam Indonesia yang kaya dapat
menghasilkan banyak manfaat bagi manusia.
Cerita ini mengandung pesan bahwa alam Indonesia
yang kaya dapat menghasilkan banyak manfaat bagi
manusia.

Siriway Warry
Dahulu kala di pesisir pantai utara, Pegunungan
Deposero, di Teluk Tanah Merah hiduplah seorang
pemuda bernama Siriway. Nama aslinya adalah
Siriway Warry Klang May. Terkadang ia juga
dipanggil Wapoway, yakni sebutan untuk seekor
tikus di daerah itu. Ia tinggal dengan neneknya A Mau
Meng, di Kampung Wauna. Dia pemuda yang tampan
dan gagah sehingga ketampanannya memikat dua
anak gadis keluarga Raja Ondoafi. Kedua putri raja
mencari Siriway dengan mengadakan pesta dansa
dan mengundang semua masyarakat kampung.
Ketika Siriway dan neneknya datang ke pesta, Siriway
ditangkap dan dipaksa menikah dengan dua putrinya
sekaligus. Siriway menolak lamaran itu lalu pergi jauh
bersama neneknya ke arah barat Papua.
Kisah ini berpesan untuk terus memperjuangkan
keinginan dan cita-cita kita, jangan takut menentang
kekuasaan yang memaksa kita melakukan sesuatu
yang tidak ingin kita lakukan.

LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA


PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

32 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Terjadinya Kampung Tablanusu
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Buku ini mengisahkan seorang perempuan berasal
dari marga Danya, Papua. Perempuan marga Danya
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ini menikah dengan Marga Serontou di Tablasupa.


Mereka memiliki keluarga yang berbahagia. Akan
tetapi, kebahagiaan itu berakhir karena sang suami
meninggal dunia. Semua anaknya dibawa dan
dipelihara oleh keluarga Danya. Kini mereka telah
TERJADINYA berkembang dan disebut marga Serontou. Mereka
semua hidup dalam satu kepemimpinan adat yang

KAMPUNG TABLANUSU
dipimpin oleh suku Soumilena. Begitulah kehidupan
mereka dari tiga suku ditambah dua suku, yaitu
Wambena dan Somisu menjadi lima suku. Mereka
bersatu dan hidup bersama-sama saling mengasihi.
Sekarang, Kampung itu disebut ‘Kampung Tablanusu’.
Kampung indah permai ini sekarang dijadikan
kampung percontohan karena pemandangannya
sangat memesona.
Cerita ini juga mengandung makna bahwa dengan
menjalin persahabatan akan menciptakan
kekeluargaan yang erat.

Buah Ajaib
Dikisahkan sepasang suami istri bernama Pak Diman
dan Bu Diman tinggal di sebuah desa yang terpencil.
Mereka mengandalkan upah berladang milik orang
lain. Setelah lama belum memiliki anak, akhirnya
Tuhan memberikan tujuh orang anak laki-laki kepada
mereka akan tetapi ketujuh anaknya tidak dapat
melihat. Mereka sangat kecewa lalu membuang
ketujuh anaknya di hutan belantara. Ketujuh kakak
beradik itu mencoba hidup mandiri sampai akhirnya
mereka menemukan buah taye. Buah itulah yang dapat
membuat mereka melihat. Setelah sekian lama di
hutan, mereka bertemu kembali dengan orang tuanya
dan memaafkan keduanya.
Pesan dari kisah ini adalah untuk menghargai
pemberian Tuhan meski mungkin tampak sangat
buruk. Selain itu kita belajar untuk tidak memendam
dendam dan selalu memaafkan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 33


Kampung Tarondam
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Diceritakan Negeri Saban dipimpin oleh raja yang
bijaksana bernama Raja Bandara. Negeri ini sangat
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

subur, penduduknya bertani, berladang, dan menyadap


karet. Raja sangat memikirkan kemakmuran
rakyatnya. Suatu hari, raja pergi berburu ke hutan

KAMPUNG
dan mendapatkan seekor kera putih yang kemudian
dibawa ke istana dan dianggap seperti anaknya
sendiri dan diberi nama Kasih. Raja belum beristri
apalagi harus memiliki putra mahkota untuk penerus

TARONDAM tahta kerajaan. Raja sangat menyayangi si kera dan


ingin menikahkannya dengan Malim Sampai, seorang
pemuda yang baik. Malin sangat terkejut ketika
melihat pengantin wanitanya adalah seekor kera
betina. Kemudian Malin berteriak dan berbicara
kepada raja bahwa ia tidak menerima semuanya.
Tiba-tiba, air bah datang dan menggenangi seluruh
kerajaan. Daerah ini dikenal dengan ‘Kampung
Tarondam’ dan bukit yang diberi nama ‘Bukit Kasih
Tak Sampai’.
Pesan tersirat dari cerita ini adalah meski kita sangat
menginginkan sesuatu, kita tidak boleh melakukan
berbagai cara untuk mendapatkannya apalagi apabila
yang kita lakukan itu akan merugikan orang lain.

Kisah Burung Udang dengan Ikan


Toman
Kisah ini merupakan salah satu cerita rakyat yang
berasal dari daerah Kampar. Kisah ini berawal dari
burung udang dan ikan toman yang bekerja sama
untuk mencari makanan. Kemudian berlanjut dengan
kisah ikan toman yang mencarikan obat untuk
kesembuhan istri burung udang yang sedang sakit.
Pada suatu hari ketika ikan toman sedang sakit maka
burung udang ikut pula mencarikan obat sebagai
balas budi.
Dari pengalaman hidup ikan tomang dan burung
udang, kita dapat belajar tentang persahabatan yang
penuh kesetiaan dan kekompakan. Banyak kesulitan
hidup yang tidak dapat dipecahkan sendiri, tetapi
dapat diselesaikan dengan baik setelah mendapat
bantuan dari sahabat. Oleh karena itu, kita perlu
memperbanyak sahabat serta suka menolong orang
lain.

34 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Mutiara dari Indragiri
Marlina menuliskan cerita rakyat dari Riau ini.
Dikisahkan sepasang suami istri yang memiliki tujuh
orang putri. Anak ketujuh adalah anak yang paling
cantik dan baik hati. Suatu hari, tuan putri kerajaan
Indragiri mengadakan sayembara menenun baju
hangat. Ketujuh kakak beradik itu turut mengikuti
lomba. Akan tetapi, kakak pertama menukar baju
hangat milik bungsu dengan miliknya. Namun,
kebohongan itu terbongkar.
Nilai moral dari cerita ini adalah kita dilarang
untuk berbohong. Kebohongan akan membawa
kesengsaran bagi kita.

Si Bungsu
Si Bungsu adalah cerita rakyat dari Talang Siambul,
Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Cerita rakyat
ini merupakan hasil wawancara penulis dengan
seorang batin (kepala suku) Talang Mamak di
Kecamatan Siberida, Desa Siambul. Suku Talang
Mamak hidup terpencar-pencar di daerah hutan
dengan mata pencaharian dan cara hidup yang
relatif sederhana. Bercerita tentang seorang yatim
yang mengarungi samudera untuk bekerja kepada
seorang saudagar yang mengangkatnya sebagai
anak. Merasa telah diangkat anak oleh saudagar kaya,
Si Bungsu menjadi angkuh dan tidak mengakui ibunya,
seketika kedurhakaan itu membawanya pada
kemalangan yang berujung pada penyesalan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 35


Panglima To Dilaling
Cerita ini berkisah tentang seorang raja bernama
Balanipa yang memerintah dengan adil dan bijaksana.
Namun, raja Balanipa ingin memerintah seumur
hidupnya di kerajaan maka dari itu ia selalu
membuang bayi laki-lakinya. Berbeda dengan dua
bayi laki-laki sebelumnya, bayi ketiga permaisuri
disembunyikan oleh Panglima Mosso di Pulau
Salemo. Bayi itu tumbuh dengan baik dan menjadi
panglima di Kerajaan Goa. Dia dijuluki sebagai
Panglima To Dilaling dan dialah yang membantu
melawan Raja Lego yang bengis dan jahat di Kerajaan
Balanipa menggantikan ayahnya yang sudah
meninggal. Setelah Raja Lego tewas, Panglima
To Dilaling menjadi raja yang memerintah dengan
adil dan bijaksana pula serta menyayangi semua
keluarganya.
Cerita rakyat ini mengajarkan kita untuk tidak
berprasangka buruk. Mungkin saja hal yang akan kita
anggap buruk justru akan membawa kebaikan kepada
kita.

Samba Paria
Diceritakan seorang raja bernama Raja Bumi Mandar
yang memerintah dengan sangat kejam. Raja
membuat rakyatnya sengsara dengan selalu
merampas semua harta yang dimiliki oleh rakyatnya.
Rakyat hanya bisa mematuhi semua keinginan raja
walaupun mereka hidup sengsara namun tak ada
seorang pun yang mampu melakukan perlawanan.
Berbeda dengan rakyat lainnya, seorang gadis
bernama Samba Paria yang ingin dinikahi oleh raja
melakukan perlawanan dengan membuat ramuan
yang dilemparkan ke mata raja dan akhirnya raja pun
meninggal karena terjungkal dan menahan sakit perih
di matanya.
Pesan di dalam cerita ini adalah keserakahan atau
ketamakan hanya akan mencelakakan seseorang dan
tidak akan membuat seseorang menjadi kaya.

36 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Tobara dari Bone Talondo
Cerita ini terjadi di sebuah pegunungan tempat hidup
tambu pulo (yang berarti ‘tiga puluh’ dalam bahasa
Talondo) orang pemberani. Ketiga puluh orang itu
tinggal di kampung tua yang bernama Bone Talondo.
Kata Talondo mempunyai arti ‘melebihi semua,
merendah, malu, dan sabar’. Melebihi semua berarti
orang Bone Talondo mempunyai jiwa yang berani.
Merendah berarti orang Bone Talondo tidak pernah
sombong. Malu berarti orang Bone Talondo pantang
berbuat tidak baik. Arti sabar bagi orang Bone
Talondo adalah satu kali, dua kali, tiga kali diperlakukan
tidak baik tetap sabar. Jika sudah melampaui batas
kesabaran, barulah ia akan bertindak. Penduduk
Bone Talondo yang berjumlah tiga puluh orang itu
tinggal di rumah panggung yang terbuat dari kayu.
Tangga untuk naik ke rumah terdapat tujuh undak.
Bagian kolong rumah tidak digunakan untuk kandang
hewan peliharaan. Ayam hutan dan ayam kampung,
dipelihara di sangkar bambu.
Pesan dari cerita ini adalah menjadi seorang
pemberani bukan berarti mendahulukan kekerasan.
Seorang pemberani justru harus mampu bersikap
sabar, tidak sombong, dan selalu berbuat baik.

Tuing-Tuing dan Pancing Emas


Kisah ini bermula dari hilangnya pancing emas yang
merupakan salah satu pusaka Kerajaan Arung Paria.
Ternyata yang menghilangkan pancing emas itu
adalah putra raja. Sebagai raja yang adil maka Raja
Arung Paria meminta putranya untuk bertanggung
jawab mencari pusaka yang hilang tersebut.
Singkat cerita pancing emas tersebut tersangkut
di tenggorokan Putri Raja Naungsasi yang sudah
lama sakit. Karena Putra Raja Arung Paria berhasil
menyembuhkan Putri Raja Naungsasi sekaligus
menemukan pusaka emas maka sebagai hadiah
Raja Naungsasi memberikan hadiah burung yang
menjelma menjadi ikan terbang atau ikan tuing-
tuing. Cerita “Tuing-Tuing dan Pancing Emas” perlu
diperkenalkan kepada anak-anak karena mengandung
nilai-nilai moral dan ajaran kehidupan yang pantas
diteladani.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 37


Vova Sanggayu
Cerita ini merupakan karya sastra dari tanah Mamuju
Utara, Sulawesi Barat yang bercerita tentang seorang
anak yang gagah berani bernama Ijo yang hidup
bersama Nenek Tupu yang sangat dicintainya.
Nenek Tupu adalah seorang yang gemar menanam
dan merawat pohon. Ia menanam apa saja yang bisa
bermanfaat bagi kehidupan. Nenek Tupu juga dikenal
sebagai tuan tanah yang baik hati karena selalu
berbagi hasil tanamannya itu dengan tetangga di
sekitarnya. Nenek Tupu menanam pohon bakau yang
dinamainya vova sanggayu di pinggir pantai. Nenek
Tupu meminta Ijo untuk menjaga vova sanggayu dan
berpesan agar tidak menebang pohon bakau karena
akan membawa kerugian bagi banyak orang, seperti
yang dilakukan oleh Puaq dan Amboq.
Cerita ini mengandung pesan untuk selalu menjaga
lingkungan, bersikap jujur, dan tidak serakah dalam
hidup. Cerita “Vova Sanggayu” juga menyiratkan
pesan untuk berperilaku baik pada semua orang dan
menjadi sosok yang pemberani seperti Ijo.

Dauppare
Cerita ini berkisah tentang seorang anak bernama
Dauppare yang cerdas, kreatif tapi keras kepala, dan
sering melakukan kesalahan. Suatu hari ketika ia
menolong orang tuanya untuk memasak dan
memintal benang ia melakukan kesalahan. Ia
mencampur beras yang ia masak dengan jerami, hal
tersebut ia lakukan dengan tujuan berhemat. Ia juga
memintal benang dengan cara yang salah sehingga
pekerjaannya tidak selesai jua. Ibunya yang melihat
hal tersebut menjadi marah dan menasihatinya.
Dauppare merasa sakit hati karena dimarahi ibunya,
maka ia pergi menaiki kerbau sambil menaburkan
beras di jalan. Karena perbuatannya tersebut Dewata
menjadi murka dan mengutuk Dauppare menjadi
batu. Cerita anak-anak yang berbentuk legenda ini
sarat dengan nasihat-nasihat yang sangat berguna
dalam pembentukan karakter atau akhlak anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa. Seperti bagaimana
setiap manusia harus saling menghargai, bagaimana
seorang anak harus bersikap jujur dan menghormati
kedua orang tuanya terutama ibunya.

38 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Vulenggedingo
Pada zaman dahulu kala, di Kampung Timbulon
tinggallah seorang diri perempuan tua di gubuk kecil.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, perempuan
tua itu bekerja sebagai nelayan. Saat memancing
di laut, tanpa diduga ia mendapat vulenggedingo.
Dalam bahasa Buol, vulenggedingo adalah ubur-ubur.
Vulenggedingo ternyata adalah seorang pemuda
tampan nan baik hati. Vulenggedingo meminta si
nenek untuk mencarikannya seorang istri. Akhirnya ada
seorang putri bungsu dari kerajaan yang ingin menjadi
istri vulenggedingo. Pada akhirnya penyamaran
vulenggedingo terungkap dan tentu saja membuat
istrinya sangat bahagia karena ternyata suaminya
adalah pemuda gagah yang baik hati. Akhirnya
vulenggendingo dinobatkan menjadi raja.
Banyak nilai moral yang dapat diambil dari kisah ini
yaitu kita tidak boleh menilai seseorang hanya dari
penampilan fisik saja. Selain itu, kita tidak perlu balas
dendan terhadap orang yang menyakiti kita. Sebagai
sesame manuia kita harus saling menyayangi dan
menjauhkan diri kita dari perasaan iri dan dengki.

Ansuang Bakeng
Dahulu kala, di sebuah desa di pesisir Pantai Sangihe,
hiduplah tiga orang kakak beradik. Mereka bernama
Panggelawang, Wanggaia, dan Nabai. Mereka bertiga
hidup rukun dan akrab satu dengan lainnya.
Suatu ketika cuaca buruk sekali. Angin kencang
berhembus dan banyak nelayan yang butuh
pertolongan di laut. Panggelawang dan Wanggaia,
adik-kakak yang pandai melaut, merasa terpanggil
untuk menyelamatkan tetangga-tetangganya.
Tetapi sialnya, Nabai yang ditinggal sendirian di
rumah didatangi oleh raksasa. Ia tidak kuasa saat
secara tiba-tiba raksasa itu mencengkeram tubuhnya,
dan lalu membawanya pergi dari tempat itu.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 39


Putri Lumimuut
Putri Lumimuut bercerita tentang seorang putri dari
Kekaisaran Jepang yang terdampar di pantai Manado
karena ia dibuang oleh Kaisar Jepang ke laut. Putri
Lumimuut yang terombang-ambing ombak, akhirnya
terdampar di pantai yang dikenal dengan nama
Manadau. Di sana ia diangkat anak oleh seorang
nenek tua bernama Karema. Hingga pada akhirnya
Putri Lumimuut menikah dengan Toar, seorang
pemuda dari pemberian dewa. Mereka dikaruniai
sembilan orang anak putra dan sembilan orang putri.
Dari merekalah keturunan etnis Minahasa berkem-
bang turun-temurun hingga sekarang. Oleh karena
itu, tanah Manandau yang sekarang dikenal denga
dengan Manado, disebut pula dengan tanah Toar dan
Lumimuut.
Cerita ini menanamkan nilai kekuatan, ketabahan,
keberanian, dan kerja keras dalam menjalani hidup.
Hidup harus diperjuangkan bukan untuk disesali
apalagi ditangisi. Tuhan Yang Maha Kuasa dijadikan
pijakan dalam menapaki langkah kehidupan
tergambar dalam alur cerita ini.

Asal-Usul Danau Maninjau


Maninjau adalah sebuah danau yang dulunya
berupa kawah gunung berapi bernama Gunung
Tinjau. Di puncaknya terdapat kawah yang sangat
luas. Di sekitar kawah itu hampir tak ada tanaman
tumbuh, kecuali perdu yang tumbuh di sela-sela
bebatuan. Itu pun dapat dikatakan, hidup segan mati
tak mau. Lalu, mengapa kawah Gunung Tinjau itu
berubah menjadi danau? Menurut si empunya cerita,
kawah itu berubah menjadi danau karena digunakan
untuk menghukum sejoli, Siti Rasani dan Giran,
yang tidak bersalah. Oleh Bujang Sembilan (sebutan
sembilan kakak laki-laki Siti Rasani), sejoli itu
dituduh telah melakukan perbuatan tercela. Bersama
masyarakat, Bujang Sembilan membuang sejoli itu ke
kawah Gunung Tinjau. Keajaiban pun terjadi. Kawah
Gunung Tinjau tiba-tiba meluap, seolah murka. Lahar
panasnya melahap segala rupa. Setelah reda, kawah
itu mendingin, berubah menjadi danau yang sangat
indah. Hingga kini pun, limpahan airnya menyinggahi
lembah-lembah, menebar kesuburan. Ikannya terus
membiak, menjadikan masyarakat bergizi. Itulah
Danau Maninjau.

40 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Puti Banduik
Cerita ini berasal dari Padang, Sumatra Barat. Puti
Banduik menyimpan cerita tentang ajaran moral dan
susila yang terdapat di negeri Sungai Tolang. Sungai
Tolang adalah nama suatu jorong, setingkat desa di
Minangkabau. Di Jorong Sungai Tolang terdapat tiga
buah batu berbentuk tiga sosok manusia. Tiga batu
itu oleh masyarakat setempat dinamai Batu Puti
Banduik. Konon, asal-usul terbentuknya tiga batu
tersebut adalah akibat pelanggaran terhadap adat
pergaulan antara laki-laki dan perempuan.

Kisah Tiga Pangeran


Kisah ini diadaptasi dari sastra lisan daerah Kayu
Agung yang berada di wilayah Provinsi Sumatra
Selatan. “Kisah Tiga Pangeran” ini diolah kembali
dari penuturan narasumber jeme owam (orang Kayu
Agung) yang menceritakan ujian dari raja untuk ketiga
anaknya, Radhen, Kiemas, dan Fayyadh. Ketiga anak
raja tersebut diuji raja untuk menentukan siapa yang
pantas menggantikan kedudukannya kelak.
Cerita rakyat ini mengandung pesan tentang
pentingnya memiliki pengetahuan dan belajar dari
setiap pengalaman baik maupun pengalam buruk
yang dihadapi. Kerja keras dan kesabaran akan selalu
membuahkan hasil yang baik, sedangkan
kesombongan dan rasa puas diri dapat membatasi
kita untuk melakukan hal yang baik.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 41


Antu Banyu
Erul terkenal sangat jago membuat layang-layang
karena sangat halus rautan bambunya, sangat lentur
apabila diterbangkan dan sangat unggul di langit. Erul
belajar membuat layang-layang dari kakeknya, dulu
sebelum kakeknya meninggal. Siang dan malam Erul
mengikuti semua tahap pembuatan layang-layang:
mulai dari memilih bambu yang baik, mengambil
bagian yang kuat, merautnya, sampai memilih kertas
minyak yang terbaik.
Dusun Erul berada di ulu Sungai Musi, yaitu sungai
terbesar di Sumatra Selatan. Sejak zaman dulu
penduduk dusun-dusun di sepanjang Sungai
Lematang hidup dengan damai. Konon kabarnya
mereka satu nenek moyang. Akan tetapi, karena
sudah beranak pinak, mereka menyebar dan
membuka dusun-dusun baru. Karena alasan
mendekati sungai, dusun-dusun itu berbaris rapi di
sepanjang Sungai Lematang.

Langkuse dan Putri Rambut Putih


Cerita rakyat yang berasal dari Kayu Agung,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan ini
bercerita tentang dua bersaudara, Langkuse dan Putri
Rambut Putih. Mereka telah ditinggalkan oleh kedua
orang tuanya. Langkuse mengasuh adiknya dengan
baik dan tumbuh menjadi pemuda yang gagah
perkasa, sakti, lagi baik hati. Putri Rambut Putih
juga seorang gadis yang periang, dan supel. Akan
tetapi, mereka berdua tidak suka ada kesewenang-
wenangan terjadi kepada diri mereka atau menimpa
orang-orang di sekitarnya. Langkuse dengan kesak-
tiannya akan mengeyahkan orang-orang tersebut.
Rambut putih bisa membuat rambut orang-orang
yang jahat kepadanya berubah menjadi putih apabila
diludahi olehnya.

42 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Kisah Tiga Dewa Pendiri Jagat
Besemah
Besemah adalah nama suku yang mendiami daerah
lembah Gunung Dempo di Kota Pagaralam, Sumatra
Selatan. Wilayah itu merupakan bagian dari Pulau
Suwarnabumi yang luas. Daerah yang didiami oleh
suku Besemah itu kemudian disebut juga dengan
tanah Besemah. Mereka menyebut dirinya sebagai
jeme (orang) Besemah.
Menurut kisah para orang tua, ada tiga dewa yang
menjadi puyang (nenek moyang) jeme Besemah,
yaitu Dewa Gumay, Dewa Semidang, dan Dewa Atung
Bungsu. Mereka bertigalah yang memiliki peran
masing-masing dalam mendirikan Jagat Besemah.
Mereka juga memiliki kisah dan pengalaman dalam
mengemban misi mendirikan jagat Besemah.

Bohong Merinang
Alkisah di bagian utara Dairi, Sumatra Utara terdapat
sebuah desa bernama Sicike-Cike. Di desa itu,
hiduplah seorang janda dengan putranya bernama
Simpersah. Suatu ketika Simpersah pergi ke kota
untuk mengubah nasibnya. Akan tetapi, setelah
kesuksesan berhasil diraihnya, ia berubah menjadi
sombong. Ia tidak mau lagi mengingat asal-usulnya
dan mengakui ibunya. Hingga suatu ketika malapetaka
datang kepadanya.
Cerita yang berjudul Bohong Merinang ini
menceritakan seorang anak yang durhaka terhadap
Ibunya. Cerita ini banyak mengandung nilai moral
tentang menghormati orang tua. Hal tersebut
dimaksudkan agar pembaca atau orang tidak boleh
durhaka karena durhaka kepada orang tua akan
mendatangkan malapetaka.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 43


Danau Laut Tador
Di sebuah kampung terpencil di Kabupaten Batubara,
Sumatra Utara, hiduplah sepasang suami istri.
Kehidupan mereka normal, persis dengan keluarga
lainnya di kampung itu. Sehari-hari mereka bertani
dan bahu-membahu menggarap ladang dan sawah.
Kehidupan mereka semakin lengkap dengan
hadirnya seorang anak laki-laki yang diberi nama
Tador. Namun, Tador selalu ditinggal sendiri di rumah
oleh kedua orang tuanya karena mereka bekerja di
ladang. Hingga pada suatu peristiwa membuat orang
tua Tador menyesal karena meninggalkannya di
rumah sendirian. Cerita ini memiliki pesan moral yang
sangat berharga bagi para orang tua.

Pengembaraan Syekh Akhmad


Cerita Pengembaraan Syekh Akhmad mengisahkan
perjuangan seorang bapak yang sangat mencintai
keluarganya. Ia mengembara dan berkeliling ke
desa-desa untuk menyiarkan agama. Perjuangannya
begitu gigih menegakkan agama dan menyebarkan
kebaikan untuk umat. Syekh Akhmad adalah seorang
laki-laki setengah baya. Ia memiliki dua orang anak
yang masih kecil. Yang laki-laki bernama Abdul
Rasyid, usianya dua belas tahun. Sementara itu, yang
perempuan bernama Putri Aisyah masih berusia
delapan tahun. Syekh Akhmad berasal dari Kodah,
Tanah Semenanjung.
Dengan menumpang sebuah perahu, mereka
merantau ke Selat Malaka, di Pantai Timur Pulau
Sumatra. Mereka meninggalkan kampung
halamannya karena ingin melupakan rasa sedih yang
mereka alami, ditinggalkan seorang istri dan seorang
ibu bagi anak-anaknya karena sakit. Sebagai seorang
ayah, Syekh Akhmad selalu menyuruh anak-anaknya
belajar agama. Jika sudah mampu tentang ilmu
agama, mereka disuruh mengajar dan membagi ilmu
agama kepada sesama.

44 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Putri Lopian
Alkisah, Putri Lopian hidup sebatang kara di tengah
hutan karena ayah dan ibunya menghilang di dasar
Samudra Hindia setelah digulung ombak. Sampai
suatu ketika Putri Lopian menikah dengan Pangeran
Badri setelah Putri Lopian memenangkan sayembara
lomba memasak. Dari pernikahan itu, mereka dikaru-
niai empat orang anak. Suatu hari, ketika anggota
Kerajaan Badiri sedang melakukan Mangusung
Buntie di laut, tiba-tiba badai dan ombak deras meng-
hantam kerumunan. Putri Lopian menjadi korban dari
terjangan ombak pantai barat yang ganas itu.
Konon ceritanya, sampai sekarang sering terlihat
penampakan wajah Putri Lopian di ambang senja.
Apabila wajah Putri Lopian muncul di ambang senja,
itu berarti laut akan tenang. Para nelayan akan segera
pergi ke laut menangkap ikan karena hampir dapat
dipastikan bahwa ikan akan melimpah ruah. Namun,
hal itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam
sampai penampakan wajah Putri Lopian menghilang
bersama datangnya malam. Para nelayan harus
berhati-hati karena selang beberapa saat setelah
kemunculan wajah sang putri di langit, akan turun
badai topan yang sangat dahsyat.

Pangeran Saputra
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Cerita rakyat “Pangeran Saputra” bercerita mengenai
putra Raja Mangkunegara yang bernama Pangeran
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Saputra. Pangeran Saputra adalah pangeran yang


baik, patuh, hormat, dan berparas tampan. Dia

PANGERAN
disayangi oleh seluruh orang di istana dan seluruh
rakyat Silanegara. Suatu ketika Pangeran Saputra
memutuskan pergi dari istana. Akan tetapi, di tengah

SAPUTRA
perjalanan dia ditawan oleh Raja Prabu Nata karena
masuk ke kerajaan lain dengan sembarangan. Dia
kemudian ditolong oleh perempuan yang bernama
Kindursari. Kindursari sangat cantik karena konon
dia adalah titisan dewa dan dewi kayangan. Dia pun
membawa Kindursari ke istana dan mengenalkannya
pada raja dan permaisuri. Raja dan permaisuri sangat
terkesan dengan kecantikan Kindursari. Mereka pun
menerima Kindursari dan menikahkannya dengan
Pangeran Saputra. Pangeran Saputra pun dinobatkan
menjadi raja dengan gelar Raja Putra.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 45


Penunggu Sungai Kapuas
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
“Penunggu Sungai Kapuas” adalah cerita rakyat yang
berasal dari Kalimantan Tengah. Cerita ini mengenai
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

seorang baginda raja yang berasal dari Kerajaan


Kahayan Hilir, Pulau Mintin. Raja Kahayan Hilir
memiliki dua orang putra kembar bernama Naga dan
Buaya, yang dia harapkan dapat meneruskan takhta
kerajaan dan melindungi rakyat. Namun, sifat mereka
yang bertolak belakang menjadikan Raja ragu
untuk memilih salah satu di antaranya. Suatu ketika
sang raja memutuskan untuk meninggalkan istana
dan menyepi di suatu tempat yang jauh. Dia pun

PENUNGGU
menyerahkan kerajaan kepada kedua putranya.
Naga yang memiliki watak jahat, menyalahgunakan
kekuasaannya dan berbuat semena-mena. Buaya

SUNGAI KAPUAS
yang mengetahui hal ini lantas menegur Naga dan
mereka pun berperang. Peperangan yang dilakukan
keduanya akhirnya diketahui baginda raja. Raja pun
marah dan mengutuk keduanya menjadi naga dan
buaya yang sebenarnya.

Ular Hitam Bukit Tenganan


Ular Hitam Bukit Tenganan adalah cerita rakyat dari
daerah Bali yang bercerita tentang seorang anak
laki-laki yang bernama I Tundung yang tinggal di Desa
Sangkan Gunung. Dia hidup seorang diri di gubuknya
semenjak ditinggal ayah dan ibunya. Suatu ketika saat
I Tundung bekerja mengawasi ladang milik Ki Pasek
Tenganan yang kaya raya, terjadi pencurian di ladang
tersebut. I Tundung pun ingin menangkap pencuri
itu namun selalu gagal. Akhirnya, I Tundung berdoa
dan meminta kepada seekor ular. Ular itu bersedia
menolong I Tundung dengan syarat dia akan selalu
menjelma menjadi seekor ular hitam apabila terjadi
kejahatan di desanya. Semenjak itu, penduduk desa
menjadi merasa aman. Mereka percaya ular hitam
jelmaan I Tundung telah menjaga Desa Tenganan dari
orang-orang yang jahat.

46 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Pertarungan Sultan Maulana
Hasanuddin
“Pertarungan Sultan Maulana Hasanuddin” bercerita
tentang kehidupan Sultan Maulana Hasanuddin
sebagai sultan pertama di Banten. Dia memiliki
seorang kakek yang bernama Prabu Surawosan dan
paman yang bernama Prabu Pucuk Umun. Suatu hari,
Prabu Surawosan sakit keras. Sebelum dia meninggal,
dia beramanat pada keluarganya agar selalu
memegang teguh ajaran Sunda Wiwitan dan
mempertemukan Hasanuddin dengan ayahnya,
yaitu Sultan Syarif Hidayatullah. Suatu hari,
Hasanuddin berseteru dengan Prabu Pucuk Umun.
Penyelesaian masalah pun dilakukan dengan
mengadakan pertandingan adu ayam. Akhirnya Prabu
Pucuk Umun pun kalah dan menyerahkan takhtanya
kepada Sultan Maulana Hasanuddin.

Pendekar Muda Tanjung Bengkulu


Pendekar Muda Tanjung Bengkulu adalah cerita rakyat
daerah Sumatra Selatan yang mengisahkan tentang
perjalanan kehidupan seorang anak muda yang
berasal dari Musi Rawas bernama Anak Dalam. Anak
Dalam sangat ingin mempelajari ilmu silat di sebuah
kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang
terkenal adil, arif, dan bijaksana bernama Raja
Magedi. Untuk bisa meraih cita-citanya, Anak Dalam
harus rela meninggalkan keluarganya dan menjadi
anak angkat Raja Magedi. Di kerajaan itu, Anak Dalam
memiliki adik angkat yang bernama Ahwanda Jaya
dan Remandung Nipis. Mereka sangat dekat dan
akrab satu sama lain. Berkat kegigihan dan ketekunan-
nya, Anak Dalam pun dipilih untuk menjadi pendekar
muda sekaligus dipercaya menjadi panglima perang
di kerajaan tersebut.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 47


Teladan Si Buu-Buu
Di Pulau Kulisusu ada sebuah hutan yang sangat
luas. Banyak hewan yang tinggal di hutan itu, seperti
monyet, burung-burung Sarere, bangau, semut, ular,
dan ulat. Hewan-hewan itu semuanya bersahabat
dan bisa bicara.
Di Pulau Kulisusu ada juga laut yang indah. Pasir
di laut itu putih dan bersih. Udaranya sangat sejuk
dan segar. Sesekali terdengar suara ombak menuju
pantai. Ombak itu bergerak membawa buih ke tepian
laut. Air lautnya sangat jernih sehingga tampak
bayangan ikan-ikan kecil di dalam air. Selain itu,
ada juga ikan-ikan yang lebih besar berlompatan ke
permukaan air laut.
Pada suatu pagi, ada seekor monyet sedang berdiri
di tepi laut. Monyet itu bernama Karoa. Karoa sedang
melihat-lihat keindahan laut dan ikan-ikan yang
sedang berenang. Gerakan ikan-ikan itu membuat
Karoa ingin menangkapnya.

Keke Panagian
Di Desa Wanua Uner, hiduplah sepasang suami istri.
Sang suami bernama Pontohroring dan sang istri
bernama Mamalauan. Saat usia senja, mereka baru
dikaruniai seorang anak. Anak itu diberi nama Keke
Panagian. Keke adalah panggilan kesayangan untuk
anak perempuan di Minahasa. Keke tumbuh menjadi
seorang gadis yang cantik dan berbudi pekerti baik.
Namun, sungguh disayangkan Keke melakukan satu
kesalahan besar yaitu melanggar larangan ayahnya
yang tidak mengizinkannya datang ke pesta rakyat.
Keke diusir oleh ayahnya karena kesalahan tersebut.
Saat Keke Panagian pergi meninggalkan rumah, tiba-
tiba cahaya yang sangat terang melingkupi tanah
lapang dan sebuah tangga turun dari langit. Keke
Panagian menaiki tangga itu ke langit. Peristiwa itu
disaksikan oleh orang tua keke dan warga kampung.
Karena sedih yang mendalam kehilangan anak
kesayangannya, akhirnya kedua orang tua Keke
meninggal dunia. Pesan dari cerita ini semua orang
tua harus berlaku adil kepada anak-anak. Harus dapat
mendengar keinginan anak-anak. Dan sebaliknya,
anak-anak harus patuh kepada orang tua. Jangan
membantah atau melawan orang tua.

48 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Raja Indara Pitara
Dahulu kala, di Kerajaan Burinaga, bertakhta seorang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
raja yang memerintah dengan arif dan bijaksana.
Rakyatnya dapat bekerja dengan aman dan tenang

RAJA
sehingga kehidupan mereka sejahtera. Sayangnya,
kehidupan keluarga sang raja terasa belum lengkap
karena belum hadirnya seorang putra yang diharapkan

INDARA PITARA
dapat menjadi penerus kerajaan. Berbagai usaha
telah dilakukan oleh raja dan permaisuri. Tak terbilang
banyaknya orang pintar dari berbagai penjuru kerajaan
yang dipanggil ke istana untuk mencari penyebab
yang membuat raja belum dikaruniai keturunan.
“Andaikata Yang Kuasa berkenan memberiku seorang
anak, aku akan ikhlas sekalipun tidak melihat
jasadnya.” Suara itu terdengar perlahan, tetapi di
dalamnya tersirat sejuta kegalauan. Terlihat
kemasygulan dalam raut wajah sang raja. “Kanda!”
Permaisuri yang sedang duduk menenun terkejut,
seketika ia menghentikan tenunannya. “Kenapa,
Adinda? Saya kira Dinda mengerti perasaan Kanda.
Umur kita kian hari semakin bertambah. Kerajaan ini
butuh seorang penerus. Saya tidak bisa bayangkan
bagaimana nasib kerajaan ini jika nantinya kita sudah
tua dan belum punya anak.”

Terkepung Jubung
Buku berjudul “Terkepung Jubung” ini merupakan
salah satu cerita yang ditulis untuk anak sekolah.
Awal cerita ini menggambarkan sebuah daerah yang
kering dan gersang karena minimnya pepohonan
di lingkungan tersebut. Seorang guru bernama Pak
Habib mengajak para siswa kelas 6 untuk mengubah
keadaan tersebut. Mereka menyadari bahwa salah
satu penyebab gersangnya lingkungan dan polusi
udara desa tempat tinggal mereka adalah keberadaan
puluhan jubung atau tungku pembakaran batu
kapur. Seorang anak kelas enam SD bernama Didin
dan teman-temannya memiliki ide untuk menanam
pohon keres. Setelah Pak Habib menyetujui ide
tersebut, Didin dan teman-temannya mencari bibit
pohon keres. Jalan berliku pun dilalui, hingga akhirnya
lingkungan desanya pun berubah menjadi rimbun
oleh pepohonan. Setidaknya di tengah gempuran
asap dan debu yang terus mengalir dari jubung-
jubung itu, desanya punya penyaring udara. Kisah
ini mengajari kita bahwa perubahan dapat terjadi
dengan kemauan keras dan harus dimulai dari diri
sendiri dan lingkungan sekitar.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 49


Pangulima Laut
Mengambil latar di pedesaan di tepi Danau Toba,
cerita ini berkisah tentang seorang tokoh bernama
Pangulima Laut yang digambarkan sebagai sosok
yang rendah hati, baik, dan sopan. Sebagai seorang
pangulima, ia selalu patuh pada perintah raja. Dengan
kecerdasan dan kepandaiannya, yang dibantu oleh
istrinya (Muthia), semua perintah raja dapat
diselesaikannya dengan baik.
Dalam buku ini terdapat empat buah cerita tentang
Pangulima Laut, yaitu Cangkir Emas, Pangulima Laut
Melumpuhkan Harimau, Hulubalang yang Pongah,
dan Menebak Teka-Teki. Setiap cerita menunjukkan
kepandaian dan kepiawaian Pangulima Laut dalam
menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Sifat, tingkah
laku, dan karakter tokoh Pangulima Laut patut ditiru
dan diteladani.

Putri Burung dan Uyem Gading


Cerita Putri Burung dan Uyem Gading mengambil
latar di tanah Gayo, Aceh Tengah. Cerita ini berkisah
tentang persahabatan yang sangat baik dan patut
diteladani antara tokoh Uyem Gading, yang
merupakan anak seorang pembersih kandang kuda,
dan Esahdeli, anak seorang putri raja.
Saat beranjak dewasa, Uyem Gading memutuskan
untuk merantau dan berpisah dengan Esahdeli. Sejak
saat itu, Esahdeli hanya bermain sendirian di dalam
istana. Kehilangan teman bermainnya, Esahdeli sangat
kesepian dan dilanda kesedihan yang mendalam.
Akhirnya ia berubah wujud menjadi seekor burung.
Namun tanpa disengaja, sepasang sahabat itu kembali
bertemu. Esahdeli pun kembali ke wujud asalnya
sebagai manusia dan pulang ke kampung halamannya
bersama Uyem Gading, menjalani hidup layaknya
sepasang saudara.

50 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Dito dan Kisah-Kisah Teladan
Buku ini bercerita tentang kisah-kisah teladan
seorang anak bernama Dito yang tinggal di sebuah
desa bernama Bedengung yang terletak di Provinsi
Bangka Belitung. Kisah-kisah Dito sangat sarat
dengan nilai kearifan lokal yang santun, ramah,
religius, saling menghormati sesama, bijaksana yang
merupakan warisan nenek moyang kita. Dito adalah
seorang anak yang sangat patuh pada orang tua dan
juga sangat menyayangi teman-temannya. Semua
kisah Dito merupakan cerminan karakteristik anak
Indonesia sesungguhnya.

Keluarga Dewa
Kisah seorang anak laki-laki rajin dan pintar bernama
Dewa. Dia memiliki seorang adik perempuan bernama
Naja. Mereka berdua selalu saling menjaga dan juga
selalu membantu orang tua mengerjakan pekerjaan
rumah. Mereka tumbuh di keluarga yang sangat
ahagia dan saling menyayangi satu sama lain. Kedua
orang tua mereka selalu mengajarkan hal-hal baik
dalam menjalani kehidupan. Terlepas dari itu layaknya
adik kakak yang lain, Dewa dan Naja juga suka
bertengkar tapi itu tidak berlangsung lama kemudian
mereka saling meminta maaf.
Suatu waktu terjadi banjir akibat hujan deras yang
terus-menerus di daerah sekitar mereka. Ibu ingin
pergi membantu para korban, tak disangka Dewa dan
Naja masuk ke dalam kamar lalu membawa pakaian
bekas yang masih layak untuk disumbangkan ke para
korban. Ibu sangat bangga dengan sikap mereka yang
peduli sesama. Akhirnya Ibu, Tante, Dewa dan Naja
pergi ke pengungsian untuk menjadi relawan. Mereka
menghibur para korban yang sedang dilanda bencana.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 51


Ekosistem di Lereng Gunung
Agung
Cerita ini berkisah mengenai tokoh bernama Rai yang
tinggal bersama keluarganya di lereng Gunung Agung.
Gunung Agung merupakan tempat yang sangat indah
dan asri. Mayoritas penduduk di tempat itu adalah
petani karena Gunung Agung memiliki kekayaan alam
yang berlimpah ruah dan berbagai macam tanaman
dapat tumbuh dengan subur di sana.
Suatu hari, tanaman-tanaman hutan di sekitar lereng
Gunung Agung mulai dijarah orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Hal ini merusak ekosistem di
lereng Gunung Agung. Masyarakat desa di lereng
Gunung Agung pun akhirnya sepakat bergotong
rotong untuk mengembalikan ekosistem dengan cara
mengeluarkan awig-awig banjar adat atau peraturan-
peraturan adat.

Misteri Petualangan Bispu Raja


Bispu Raja adalah raja adil bijaksana dan murah
hati kepada rakyatnya, setiap hari sang raja selalu
berkeliling untuk memastikan keamanan rakyatnya.
Kerajaan yang dinaungi dengan kebahagiaan dan
kemakmuran, membuat Bispu Raja begitu dicintai
oleh rakyatnya. Tetapi, cobaan menimpa Bispu Raja,
ketamakan dan kerakusan akan kekuasaan membuat
kerajaan ini menjadi goyah karena upaya kudeta
“musuh dalam selimut”. Bispu Raja nan baik hati,
karena begitu cinta kepada rakyatnya dan tidak ingin
adanya pertumpahan darah, sang raja pun memilih
meninggalkan istana. Dalam pelarian sang raja,
kemalangan kembali menimpa si raja, anak, dan
istrinya menghilang membuat duka sang raja semakin
mendalam, perjalanan hidup Bispu Raja pun begitu
banyak memetik hikmah.
Banyak nilai pelajaran hidup yang dapat dipetik dalam
cerita ini, pertentangan kekuasaan, lika-liku kehilangan
orang tersayang, hingga menemukan hikmah manis
buah dari kesabaran, ketabahan, dan rasa syukur
sang raja kepada Tuhan YME, setiap rintangan dan
persoalan kehidupan pasti memiliki jalan keluarnya.
Nilai-nilai pelajaran kehidupan dalam jalan cerita
rakyat ini perlu dijadikan pelajaran bagi kita semua.

52 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Geliga Sakti
Alkisah dahulu kala ada kerajaan bernama Negeri
Kelang yang dipimpin oleh seorang raja bernama
Iskandar. Raja Iskandar sangat baik, bijaksana,
dan ramah kepada rakyatnya. Raja Iskandar juga
mempunyai kesaktian yang tinggi, tidak ada seorang
pun yang dapat menandingi kesaktian sang raja.
Namun, suatu hari terjadi peristiwa yang membuat
seluruh rakyat Negeri Kelang bersedih karena tiba-
tiba sang raja mengalami kebutaan. Pada suatu
malam, permaisuri mendapat mimpi jika ingin
englihatan raja kembali sedia kala, maka harus
diusapkan air rendaman geliga. Akan tetapi, geliga
tersebut sangat jauh tempatnya di puncak pohon
besar yang berada di Pusat Tasik Pauh Janggi.

Empo Rua dan Keluarga Meler


Cerita rakyat Empo Rua dan Keluarga Meler berasal
dari NTT. Dahulu, di Tanah Sano Nggoang, Manggarai
Barat, hidup banyak raksasa. Para raksasa ini disebut
dalam bahasa daerah setempat dengan nama Empo
Rua. Raksasa selalu dijadikan manusia sebagai
santapan pemuas rasa lapar mereka. Di tanah yang
sama, di tengah hutan hiduplah seorang janda
bernama Meler dengan lima orang anak laki-lakinya.
Untuk makan, Ibu Meler harus mencari buah-buahan
di dalam hutan. Suatu hari empat orang anak Ibu
Meler diculik oleh seorang raksasa untuk diserahkan
kepada rajanya. Namun, mereka masih beruntung bisa
lolos karena diselamatkan oleh kakak pertamanya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 53


Si Cantik dan Sang Pemberani
Cerita rakyat Kalimantan Tengah ini bernuansa Negeri
Kayangan. Alkisah, di Negeri kayangan terdapat
Sungai Suling yang letak hulunya di tengah hutan yang
lebat. Hutan ini memiliki lahan yang luas sehingga
tidak heran saat bulan purnama, anak-anak negeri
kayangan bermain dengan ceria di sana, kecuali
seorang gadis kecil yang bernama Pongota. Istilah
“Pingitan” adalah hal yang harus dilakukan gadis kecil
ini sebelum menjelma sebagai seorang gadis yang
rupawan nan pintar. Beberapa pemuda dari Negeri
Laut mencoba mempersunting Pangota, tetapi Orling
menolak suntingan tersebut. Panggota pun diasing-
kan ke dalam hutan. Selama Panggota berada di hutan,
tersiar cerita tentang anak “Kambe” atau anak hantu.
Suatu hari, wilayah Pongondaian ingin mengadakan
pesta dengan menyantap daging burung emas
enggang yang notabanenya sulit untuk ditangkap.
Beberapa pemburu pun mencoba menangkap
burung itu, dan tanpa sadar memasuki hutan di mana
Panggota diasingkan. Anak “kambe” di hutan itu
pun berhasil membuat para pemburu lari pontang-
panting. Akhirnya, Sangarlang, bertekad untuk
memenuhi keinginan penduduk wilayah
Ponggonadain untuk merasakan lezatnya daging
burung enggang emas itu.

Lutung Kasarung
Cerita rakyat Lutung Kasarung ini berasal dari
Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Suatu hari Prabu
Siliwangi memanggil putranya yang bernama Banyak
Catra. Prabu Siliwangi ingin putranya itu menikah
karena takhta kerajaan Pajajaran akan segera
diserahkan kepadanya. Apabila ia masih belum juga
menentukan jodohnya, Prabu Siliwangi yang akan
mencarikannya jodoh. Malam itu juga Banyak Catra
pergi meninggalkan kerajaan untuk mencari calon
istri. Hingga suatu ketika ia bertemu seorang putri
bernama Dewi Ciptarasa. Namun sayangnya
hubungan mereka tidak mendapat restu dari
Adipati Kandadaha, seorang kadipaten di pesisir
selatan Jawa. Sehingga untuk bertemu dengan Dewi
Ciptarasa, Banyak Catra yang waktu itu mengganti
namanya menjadi Kamandaka harus mengubah
dirinya seperti Lutung.

54 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Atuf Sang Penakluk Matahari
Tokoh Atuf yang legendaris ini hidup dalam memori
masyarakat Maluku Tenggara. Konon katanya Atuf
hidup pada zaman purbakala, ketika jarak langit dan
bumi sangat dekat. Pada masa itu, di langit hanya
ada matahari. Bila malam tiba, langit sangat hitam
kelam karena belum ada bulan dan bintang-
bintang. Akan tetapi, mataharu pada zaman itu berlaku
eperti makhlus bernyawa sehingga sanggup
mengatur pergerakan dengan sendirinya. Kelakuan
matahari ini tentu merugikan masyarakat Yamdena.
Sebagai seorang petarung, Atuf pun berniat untuk
mengalahkan matahari dengan bermodalkan tombak
ajaib. Afun bersaudara mencari tombak ajaib itu
di Latdalam. Atuf yang tidak sabar menggelar
pertarungan dirinya dengan sang matahari itu
mendengar kabar bahwa Afun bersaudara bertemu
dengan seseorang dalam perjalanan pencarian tombak
ajaib. Beberapa hari kemudian, Perahu Selolone
menerjang ombak perahu Pulau Yamdena dan
kejadian aneh seakan-akan mengiringi deruan
ombak tersebut. Tiba-tiba pijar bola matahari pun
mulai kelihatan.

Tong Gendut
Cerita ini mengisahkan keseharian anak-anak Betawi
yang bermukim di daerah Condet. Seperti pada
umumnya, anak-anak Betawi selalu bermain bersama.
Seorang anak kecil yang bertubuh besar dan pendek
sangat terkenal di antara anak-anak seusianya. Hal
ini dikarenakan tokoh Tong Gendut digambarkan
sebagai seorang anak bersikap sopan, rendah hati,
suka menolong, dan menghargai orang. Sikap Tong
Gendut ini tentu mudah berteman dengan siapa saja,
termasuk dengan Amin. Amin adalah seorang anak
dari Jon Amin. Konon katanya, Jon Amin yang terkenal
kaya raya dan menguasai beberapa tanah di Condet
diduga telah merebut lahan yang tidak lain dulunya
adalah rumah Pak Dedi. Perebutan lahan itu menjadi
marak diperbincangkan oleh warga Condet, terlebih
lagi Jon Amin merupakan keturanan kompeni.
Keriuhan warga ini semakin keruh dengan perilaku
Amin yang suka menganggu anak-anak Condet. Anak-
anak Condet pun mengadu kepada Tong Gendut.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 55


Pakuela Sang Penguasa Baguala
Cerita ini berisi kisah kepahlawanan dari seekor buaya
sakti bernama Pakuela. Sebelum menjadi seekor
buaya, Pakuela adalah seorang pendekar sakti yang
sering menolong orang-orang miskin dan lemah.
Pakuela mempunyai teman-teman baik yaitu para
pendekar dari Gunung Arikawang bernama Simauw,
Titariuw, Tuatanassy, dan Parera. Suatu hari, penduduk
Pulau Buru diganggu oleh kedatangan seekor ular
besar yang sangat meresahkan. Ular besar itu
merupakan jelmaan pendekar sakti yang jahat. Ternak
bahkan penduduk Pulau Buru telah menjadi korban
kekejamannya. Tetapi ular pengganggu itu kalah
dalam pertarungan melawan Pakuela karena
tidak sanggup melawan kesaktian buaya sakti itu.
Penduduk Pulau Buru mengundang Pakuela, Simauw,
Titariuw, Tuatanassy, dan Parera dalam jamuan makan
untuk merayakan kemenangan.
Kisah ini memberi pesan bahwa setiap perbuatan
jahat akan mendapat balasan setimpal. Selain itu
perbuatan baik yang dilakukan dengan keikhlasan
akan mendapat kebaikan juga, baik untuk orang yang
melakukan kebaikan itu maupun untuk masyarakat
luas.

Pendekar Sejati Bukit Matahari


Bari, bocah berusia sepuluh tahun, yang baru saja
pindah dari Padang ke Desa Bawomataluo di Nias.
Ibunya berasal dari suku Nias tetapi ayahnya berasal
dari suku Minang. Ayah Bari tengah dipasung sebab
dianggap menderita gangguan jiwa. Bari sangat sedih
melihat keadaan ayahnya. Kesedihannya bertambah
karena anak-anak suku Nias tidak mau berteman
dengannya, mereka menganggap Bari bukan anak
asli Nias.
Bari sangat ingin bertemu dengan Lawaendrona,
legenda manusia bulan dari Nias. Lawaendrona dapat
ditemui saat seorang laki-laki Nias melakukan
Fahombo atau tradisi lompat batu setinggi dua meter.
Bari ingin meminta Lawaendrona membawa keluarga
mereka ke bulan agar terbebas dari segala kesedihan.
Oleh karena itu, Bari sangat ingin belajar Fahombo.
Akan tetapi Ahem Zebua, pemuda Nias yang mahir
melakukan Fahombo menolak mengajarkannya.
Namun seiring berjalannya waktu, Ahem Zambua
bersedia mengajarkan Fahombo kepada Bari.
Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya impian
dan harapan dalam kehidupan ini serta tidak berputus
asa dalam mewujudkannya.

56 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Bunga Talang Mamak
Bunga Talang Mamak adalah cerita rakyat yang
berasal dari Provinsi Sumatra Barat. Cerita ini berkisah
tentang seorang anak bernama Bujang Tonek yang
berasal dari Luhak Lima Puluh Kota, tepatnya dari
negeri Taram. Suatu Hari Bujang Tonek pergi
merantau mencari pamannya yang hilang merantau
tidak ada kabarnya. Pencarian tersebut mengantarkan
Bujang Tonek pada daerah Mudiak Canako, di negeri
orang Talang Mamak. Sebagian besar cerita ini
megisahkan tentang petualangan Bujang Tonek
di negeri Talang Mamak antara lain mengajarkan
memasak pada warga, menyelamatkan warga dari
binatang buas, sampai pada akhirnya dia menikah
dengan warga negeri Talang Mamak. Cerita Bunga
Talang Mamak ini mengandung pesan sejauh-jauh
orang merantau, akhirnya akan pulang juga. Isi cerita
Bunga Talang Mamak juga banyak menceritakan
kearifan lokal masyarakat Minangkabau sehingga
sangat bagus untuk dijadikan bahan literasi bagi
generasi milenial saat ini.

Cerita Ara-Ara Kesanga


Dalam cerita ini dikisahkan mengenai kehidupan
Aji Saka, sang pencipta aksara Jawa. Aksara ini
diciptakan berdasarkan kisah para abdinya, Dora
dan Sembada. Selain itu, juga diceritakan pula kisah
pertengkaran Aji Saka melawan penguasa jahat yaitu
Prabu Dewatacengkar dan asalmula penamaan
Ara-Ara Kesanga. Cerita Bunga Talang Mamak ini
mengandung pesan antara lain menjadi orang jangan
bersikukuh dengan pendapatnya sendiri. Apabila
suatu pendapat dipaksakan, hal itu dapat
mendatangkan kerugian. Oleh karena itu, sebaiknya
dilakukan musyawarah untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Selain itu tokoh Aji Saka yang baik hati,
adil, bijaksana, serta rajin menolong dapat menjadi
contoh bagi pembaca.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 57


Kalah oleh Si Cerdik
Cerita rakyat ini merupakan cerita fabel yang berasal
dari Provinsi Jawa Barat. Buku ini menceritakan
sekumpulan binatang yang hidup di hutan belantara,
si binatang kecil yang cerdik nan pandai.
Kecerdikannya menjadi kunci utama untuk membantu
teman-teman binatang lainnya. Walau bertubuh
mungil kecil tetapi memiliki hati yang baik dan akal
yang panjang dalam menghadapi setiap kesulitan.
Keberadaannya menjadi penyelamat dalam situasi
sulit.
Kisah cerita ini banyak memberikan pelajaran nilai-
nilai positif yang dapat dijadikan manfaat bagi
kehidupan, seperti kisah para binatang kecil dalam
cerita ini, walau bertubuh kecil para binatang ini tidak
memiliki rasa takut, dan kehadirannya bisa menjadi
solusi bagi permasalahan teman-temannya. Nilai
kehidupan untuk saling membantu dan peduli
sesama walau memiliki keterbatasan tidak menjadi
penghalang.

Ana Halo
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Alkisah, hiduplah dua orang kakak beradik bernama
Mai dan Peba. Mereka adalah anak-anak yatim piatu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

yang sangat miskin. Pekerjaannya hanya mencari sisa-


sisa makanan dari tumbukan jagung yang jatuh atau
sisa orang kampung makan. Kemudian, Mai mengajak
adiknya pergi ke kebun peninggalan ayahnya. Di
sanalah mereka bertemu seekor kera yang dapat

ANA HALO
berbicara dan memberikan beberapa butir biji padi,
jagung dan jali untuk ditanam. Sejak saat itu, mereka
membuka lahan kebun untuk bercocok tanam hingga
hasil panennya berlimpah ruah. Orang kampung
merasa senang melihat kemajuan hidup Mai dan Peda
lalu mengikuti jejak mereka untuk bercocok tanam.
Pesan dari cerita ini adalah mengenai sikap pantang
menyerah, selalu berusaha, serta pintar dalam melihat
peluang. Masa depan ditentukan oleh usaha kita
sendiri. Keberhasilan kita dapat menginspirasi orang
lain untuk kehidupan yang lebih baik.

58 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Hikayat Depati Parbo, Panglima
Perang dari Sakti Alam Kerinci
Cerita rakyat ini mengisahkan seorang pahlawan dari
Kabupaten Kerinci, Jambi dalam melawan Belanda.
Sebelum mendapat gelar Depati Parbo, ia bernama
Muhammad Kasib. Panglima perang asal Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi ini bukanlah pahlawan nasional.
Karena kecintaannya terhadap tanah air, ia pernah
diasingkan Belanda ke Ternate. Kegigihan dan
keberaniannya melawan Belanda membuat riwayat
dan perjalanan hidupnya tetap dikenang masyarakat
Jambi sebagai sosok yang karismatik. Namanya
kini diabadikan sebagai nama jalan, nama kampus,
dan nama bandar udara di Kabupaten Kerinci. Kalian
penasaran bagaimana keberanian Depati Parbo dalam
mengusir penjajah? Yuk, baca ceritanya dengan
saksama!

Bang Untung yang Saleh


Cerita ini berasal dari Tanah Betawi. Bang Untung
merupakan petugas kebersihan yang tinggal di
belakang perumahan. Setiap hari Bang Untung
mengambil sampah warga di perumahan. Meskipun
tingkat sosial ekonominya rendah, Bang Untung
tetapi tidak pernah berkecil hati. Bang Untung selalu
rajin beribadah, pekerja keras, dan selalu ramah
kepada warga. Suatu hari, Bang Untung tidak tampak
di perumahan selama lebih dari dua hari. Semua
warga perumahan resah, bahkan keluarganya pun
tak tahu kemana Bang Untung pergi. Semua warga
mencari keberadaan Bang Untung. Sampai suatu
etika tercium aroma wangi di sekitar tumpukan kardus
bekas di lingkungan pemulung. Ternyata sumber
aroma itu berasal dari jasad Bang Untung. Bang
Untung telah meninggal dunia. Keluarga dan seluruh
warga bersedih merasa kehilangan orang baik seperti
Bang Untung.
Nilai yang dapat diambil pada cerita Bang Untung
bahwa jangan berkecil hati karena tidak punya apa-
apa, tetaplah bekerja keras dan selalu berbuat baik
pada semua orang. Kebaikan yang disebarkan akan
kembali menjadi kebaikan pada diri kita dan keluarga.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 59


Hikayat Sidi Mara Bajak Laut
dari Barat Sumatra
Hikayat Sidi Mara berangkat dari kisah seorang pelaut
Indonesia di pantai barat Sumatra yang berani
elawan penjajah Belanda pada abad ke-19. Bagi
penjajah Belanda, Sidi Mara adalah seorang bajak laut
yang paling dicari. Sementara itu, bagi rakyat pantai
barat Sumatra, Sidi Mara adalah seorang pahlawan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia, yang berarti merupakan sebuah negeri maritim.
Namun, sangat sedikit kisah tokoh-tokoh maritim
yang diperkenalkan dan dijadikan bahan bacaan. Nilai
yang bisa diambil dari kisah ini antara lain keberanian,
kepemimpinan dan kecintaan terhadap tanah air.
Kalian penasaran bagaimana keberanian Sidi Mara
dalam mengusir penjajah? Yuk, baca ceritanya dengan
saksama!

Beungong Meulu
Cerita “Beungong Meulu” berkisah tentang seorang
anak bernama Beungong Meulu dan kakaknya,
Beungong Peuken. Kedua kakak beradik itu tumbuh
besar dan bertahan hidup tanpa ayah dan ibu. Mereka
melewati suka dan duka bersama sampai mereka
dewasa. Meulu tumbuh menjadi gadis remaja yang
cantik, Peuken pun menjadi seorang pemuda yang
tampan. Mereka berdua hidup dengan penuh kasih
sayang. Peuken kini menjadi tulang punggung
pengganti ayah mereka. Ketika ia berusia dua belas
tahun, ia berubah menjadi siluman naga karena
membunuh ular sakti. Meulu dan Peuken pun diusir
warga desa karena dianggap membawa bala bencana
untuk desa. Meulu dan Peuken akhirnya menetap di
hutan. Dengan kondisi demikian, Peuken melakukan
apapun untuk senantiasa melindungi adiknya, bahkan
sampai mengorbankan nyawanya.
Kisah ini kaya akan nilai-nilai moral seperti kasih
sayang antar saudara yang ditunjukkan oleh Meulu
dan Peuken, serta keberanian Peuken dalam
menjalankan amanah sang ayah untuk menjaga
adiknya.

60 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Hikayat Dua Abu
Cerita rakyat ini berasal dari DKI Jakarta. Berawal
dari dilema yang dialami Raja Baharuddin dalam
menentukan siapa yang akan menggantikannya.
Menurut undang-undang kerajaan, anak pertamalah
yang patut mewarisi tahta. Namun karena anak
pertama raja, yaitu Abu Syarsyah terlahir cacat,
akhirnya anak kedua, yaitu Abu Khorsyah pun diangkat
menjadi raja Gandalika. Abu Syarsyah tidak terima
adiknya diangkat menjadi raja. Ia pun melakukan
berbagai usaha untuk menyingkirkan adiknya.
Dengan bijaksana, Abu Khorsyah menyerahkan tahta
kepada Abu Syarsyah kemudian menyingkir ke hutan.
Singkat cerita, Abu Khorsyah berhasil membangun
kerajaan di dunia jin bernama Candilaga. Ketika
Kerajaan Gandalika diserang musuh, Abu Khorsyah
bersama pasukan jinnya datang memberikan bala
bantuan. Peristiwa itu membuat hubungan kedua
saudara kandung itu kembali baik. Abu Syarsyah
menyesali segala perbuatannya dan Abu Khorsyah
memaafkan perbuatan saudaranya. Demikianlah
kerajaan mereka bersahabat erat. Itulah pentingnya
menjaga hubungan yang baik dengan orang lain
terutama saudara sendiri dan menghindari sifat
dengki atas apa yang dimiliki orang lain.

Asal Mula Air Asin di Telaga


Yenauwyau
Cerita rakyat ini diadaptasi dari kisah warga Papua
langsung. Terdapat sebuah sungai yang memberikan
anugerah bagi penduduk Desa Sauwandarek. Semua
warga sangat merasakan manfaat sungai itu, terlebih
sungai itu menjadi sumber mata pencaharian warga
desa karena banyak ikan di sana. Sampai pada suatu
hari, akibat perbuatan seorang anak bernama Gora,
air sungai yang biasanya terasa tawar mendadak asin
dan tidak ada ikan lagi yang hidup di sana. Ternyata
selama ini Gora mengganggu ikan-ikan yang
terdampar di celah-celah gua sampai mati. Hal itu
membuat alam semesta murka sehingga mengubah
air sungai menjadi asin.
Cerita ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap
baik terhadap alam semesta. Orang tua juga sedari
dini sudah seharusnya mengawasi anak-anaknya
yang hendak melakukan sesuatu supaya tidak terjadi
kembali perubahan alam karena perbuatan manusia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 61


Hulubalang Muara Rengeh
Cerita rakyat yang berasal dari Sumatra Selatan ini
mengisahkan perjalanan panjang sebuah kerajaan
di Muara Rengeh. Awalnya penduduk kerajaan hidup
tenteram dan tidak kekurangan apa pun. Pasukan
perangnya pun tidak dapat diragukan lagi karena
berkali-kali mereka berhasil mengusir musuh
yang ingin menaklukkan kerajaan itu. Akan tetapi,
ketenteraman negeri itu mulai terusik karena sering
terjadi perselisihan antarkelompok. Sampai akhirnya
muncullah seorang pemuda bernama Rio Raos yang
menjadi penyelamat negeri dari kehancuran karena
warganya sendiri. Berkat jiwa kepemimpinan yang
dimiliki oleh Rio Raos, ia yang awalnya seorang
hulubalang pun diangkat menjadi raja.
Cerita ini mengajarkan pembaca untuk menjadi
pemimpin yang bijaksana sehingga mampu membawa
perubahan ke arah yang lebih baik dan siap
mengorbankan segalanya untuk kepentingan orang
banyak.

Si Lanang dan Punai Ajaib


Si Lanang dan Punai Ajaib adalah cerita rakyat dari
Kalimantan Selatan, mengisahkan kehidupan seorang
anak petani bernama Lanang yang menikahi Dewi
Punai, jelmaan seekor burung punai. Pada awalnya
keluarga Lanang hidup bahagia sampai pada suatu
hari anak mereka yang masih balita menangis
sejadi-jadinya meminta ibunya menyanyi, padahal itu
adalah pantangan bagi Dewi Punai. Karena tangisan
anaknya tak kunjung berhenti, Dewi Punai terpaksa
menyanyi dan ia pun kembali ke wujudnya semula,
yaitu burung punai dan terbang meninggalkan
keluarganya. Lanang pun harus merelakan istrinya
dan melanjutkan hidup bersama anak dan kedua
orang tuanya.
Teladan yang dapat dipetik dari cerita ini adalah
bahwa manusia dapat merencanakan segala sesuatu
di dalam hidupnya, tetapi pada akhirnya takdir
Tuhanlah yang akan menentukan. Meskipun begitu,
manusia tidak boleh menyerah kepada takdir.
Ia tetap harus berusaha untuk mencapai kebahagiaan
hidupnya.

62 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Cerita Mia Bungsu dan Nek Imok
Cerita ini mengisahkan kehidupan seorang ibu miskin
bersama kedua anaknya, yaitu Koling dan Mia Bungsu.
Mia Bungsu adalah anak perempuan yang rajin dan
patuh kepada ibunya. Sementara Koling adalah anak
laki-laki rakus, pemalas, dan suka melanggar pesan
ibunya. Bahkan ibunya meninggal dunia akibat
tindakan Koling. Sejak kematian ibu, setiap hari Mia
Bungsu mencari makan dan berkebun di hutan
sementara Koling hanya bermalas-malasan
menunggu Mia Bungsu pulang membawa makanan.
Semakin hari tingkah Koling semakin menjadi-jadi.
Sampai akhirnya Nek Imok mengetahui kelakuan
buruk Koling dan berniat memberikan pelajaran agar
si Koling berubah. Nek Imok meninggalkan Koling di
hutan, kelaparan dan akhirnya meninggal di sana.
Ketika menemukan jasad Koling di hutan, Mia Bungsu
sangat sedih dan memutuskan tinggal di hutan
bersama Nek Imok.
Setiap bagian cerita ini berisi pengetahuan dan
kearifan lokal masyarakat Dayak Simpang Kalimantan
Barat. Cerita ini berisi pesan moral bahwa untuk
bertahan hidup kita harus bekerja keras karena setiap
kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Setiap perbuatan
akan menerima ganjarannya tergantung baik atau
buruknya perbuatan yang dilakukan.

Si Boke
Alkisah ada cerita mengenai anak laki-laki di yang
memiliki keinginan kuat untuk belajar mengaji agar
bisa membaca dan menulis. Anak laki-laki tersebut
hanya tinggal berdua dengan ayahnya, mereka
mencari dan mengumpulkan kayu bakar untuk
mencari nafkah. Namun untuk belajar mengaji
memerlukan biaya, sedangkan ia tidak memiliki uang
untuk membayarnya. Teman-teman belajarnya pun
memanggilnya Boke karena ketiadaan biaya yang
dialami anak tersebut.
Suatu hari Si Boke menemukan anak kerbau yang
penuh luka dan hampir mati. Dirawatnya anak kerbau
tersebut sehingga anak kerbau itu sehat kembali
dan tumbuh menjadi kerbau yang sehat dan gemuk.
Teringat akan utang-utangnya kepada guru
mengajinya, Si Boke pun menyerahkan kerbau tersebut
kepada gurunya. Guru mengaji Boke menerima kerbau
itu dan merawatnya. Namun banjir menghayutkan
kerbau tersebut dan Sang Guru pun hampir tidak
tertolong karena terjepit pohon di kala banjir jika tidak
ada Si Boke yang datang dan menolongnya. Singkat
cerita ternyata di bawah pohon tersebut ada emas
dan berlian yang tersimpan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 63


Si Jaka Mangu
Suatu hari, seekor burung perkutut yang bernama
Jaka Mangu tersasar ke rumah Ki Ageng. Atas
kehendak Yang Mahakuasa, sejak kedatangan Jaka
Mangu, kedua mata Ki Ageng yang buta, tiba-tiba bisa
melihat kembali. Di sisi lain, Raja Majapahit, Baginda
Brawijaya tengah sedih kehilangan si Jaka Mangu,
burung perkutut kesayangannya. Setelah mendapat
petunjuk bahwa Jaka Mangu berada di rumah Ki
Ageng, Baginda yang menyamar menjadi Ki Danapala
mengunjungi rumah Ki Ageng. Pada kunjungan
pertama, Baginda belum berhasil membawa Jaka
Mangu kembali. Namun Ki Ageng mengizinkan
Baginda berkunjung ke rumahnya kapan saja untuk
melihat Jaka Mangu. Suatu hari Ki Ageng berkunjung
ke istana kerajaan Majapahit dan baru mengetahui
bahwa Ki Danapala yang selama ini dikenalnya
ternyata adalah Raja Majapahit. Ketika hendak
pulang, Ki Ageng dihadiahi pakaian yang bagus dan
dua buah labu yang berisi intan permata. Mereka
sekeluarga bersyukur dengan nikmat tersebut.
Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah
teruslah berbuat baik kepada siapapun karena setiap
kita berbuat baik sebenarnya kita telah berbuat baik
untuk diri kita sendiri dan sebaliknya.

Raja Madura yang Perkasa dan


Bijaksana
Putri Agung, putri Kerajaan Medangkamulan sedih
mendengar rakyatnya diserang wabah penyakit.
Untuk itu, Putri pergi bertapa ditemani Patih
Pranggulang. Di perjalanan, Putri bertemu dan
menikah dengan Pangeran Adipoday. Di tengah
kebahagiaan rumah tangga mereka, kerajaan
Pangeran Adipoday diserang musuh. Pangeran
terpaksa meninggalkan putri yang tengah hamil
muda kala itu. Setelah mendapatkan petunjuk obat
bagi penyakit rakyatnya, sang putri melanjutkan
perjalanan, namun patih Pranggulang pamit pulang
ke istana membawa obat untuk rakyat. Patih juga
pamit tidak bekerja sebagai patih kerajaan lagi
namun akan bersedia membantu ketika dibutuhkan.
Akhirnya, Putri terdampar di Bukit Geger. Dia bertapa
di gua, memohon kesembuhan rakyatnya sampai
melahirkan Jokotole Raden Sagoro di sana.

64 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Keramat Riak
Alkisah di selatan Bengkulu ada sebuah dusun
yang dikelilingi oleh hutan nan lebat, dusun tersebut
bernama Keramat Riak. Penduduk dusun hidup dalam
suasana yang penuh rasa ketakutan karena dipimpin
oleh seorang raja yang sangat kasaar dan kejam. Raja
tersebut bernama Riak Bakau. Masyarakat dusun
harus menyerahkan upeti hasil pertanian kepada sang
raja, sehingga masyarakat dusun pun hidup dalam
kondisi serba kekurangan. Hasil upeti dari rakyatnya
digunakan oleh raja untuk berpesta pora setiap dua
hari sekali di Paseban. Penduduk dusun tersebut tidak
boleh datang ke pesta tersebut kecuali penduduk
yang akan dijatuhi hukuman. Penduduk Keramat
Riak hidup semakin sengsara dan kelaparan. Pada
saat penduduk desa sudah mulai putus asa, tiba-tiba
datang Pak Tua ke dusun tersebut. Pak Tua berjalan
menggunakan tongkat dan membawa jala yang
terbuat dari emas. Pak Tua tersebut berpesan kepada
penduduk dusun untuk tidak berputus asa walaupun
dalam kondisi kesulitan dan tetap meminta
pertolongan kepada Allah. Kemudian Pak Tua pun
dengan kesaktiannya membantu penduduk desa yang
sedang kelaparan sehingga penduduk desa merasa
sangat gembira.

Si Saloi yang Cerdik


Kisah ini menceritakan seorang anak laki-laki bernama
Saloi yang terkenal cerdik. Karena kepintarannya,
Saloi kadang ditanyai berbagai perkara oleh orang-
orang sekampung. Banyak orang yang penasaran
dengan kepintaran Saloi, termasuk ayah Saloi sendiri.
Untuk menguji kepintaran anaknya, ayah Saloi
membawa anaknya ke sungai. Di tengah sungai ayah
Saloi menyelam ke dasar sungai untuk mengambil
buah pisang yang sebelumnya sudah ditaruh di sana
tanpa sepengetahuan Saloi. Ketika kembali ke perahu,
Saloi penasaran dengan pisang yang dibawa ayahnya
dari dasar sungai. Ayahnya berkata bahwa pisang
itu dibelinya di pasar di dasar sungai. Saloi tidak
percaya begitu saja dan dia minta izin menyelam ke
dasar sungai. Saloi tidak menemui adanya pasar di
sana, dia kesulitan naik ke permukaan karena kakinya
terbelit lumut sungai. Ayah Saloi berpesan kepada
Saloi untuk tidak sombong dengan kepintarannya.
Di antara pesan moral yang dapat dipetik dari cerita
ini adalah kecerdasan akan bermanfaat bila
digunakan untuk membantu orang lain. Karena sebaik-
baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi
manusia lainnya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 65


Legenda Telaga Alam Banyu
Batuah
Pegunungan Meratus juga memiliki cerita yang
penuh misteri. Masyarakat suku Bukit yang berdiam
di belantara hutan seputar kedua sisi Gunung
Meratus memiliki cerita tersendiri tentang
Pegunungan Meratus. Diceritakan bahwa gunung di
sana memang berjumlah seratus gunung. Namun,
yang dapat dihitung gunungnya hanya ada sembilan
puluh sembilan buah. Lalu, satu gunung lainnya
merupakan induk dan puncak tertinggi yang jarang
dapat dilihat secara kasat mata.
Dari kaki gunung menuju ke puncak itu bertingkat
tujuh belas tingkat naik dan tujuh belas turun. Orang-
orang tua menuturkan bahwa puncak tertinggi
itu merupakan suatu tempat kediaman Maharaja
Meratus yang tak bisa dilihat oleh sembarang orang
atau gaib, terkecuali jika dikehendaki oleh sang
Maharaja.

Putri Kumalasari
Suatu hari, Putri Kumalasari dari Kerajaan Antah
Berantah mengalami sakit parah. Satu-satunya
obat penawar sakit sang putri adalah bulu perindu
yang berada di Gunung Masmas. Karena pengawal
kerajaan gagal menemukan bulu perindu, akhirnya
Raja Kasmidun mengadakan sayembara. Sayembara
dimenangkan oleh seorang pemuda desa bernama
Ujang. Sebagai imbalannya, Ujang dinikahkan oleh
Raja Kasmidun dengan Putri Kumalasari.

66 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Nyai Undang Ratu Rupawan dari
Pulau Kupang
Nyai Undang adalah ratu cantik dari Pulau Kupang
yang memimpin dengan adil dan bijaksana. Berita
tentang kecantikan dan kebijaksanaan sang ratu
terdengar sampai ke pelosok negeri, termasuk oleh
Raja Sawang dan Raja Nyaliwan. Kedua raja sombong
tersebut sama-sama ingin memiliki Nyai Undang.
Namun, karena kesombongan keduanya, Nyai Undang
menolak pinangan keduanya. Penolakan pinangan
tersebut berujung maut. Rakyat kedua raja tersebut
dendam kepada Nyai Undang karena kematian raja
mereka gara-gara Nyai Undang. Untuk membalaskan
dendam mereka, rakyat Raja Sawang dan Raja
Nyaliwan menyerang kerajaan Nyai Undang. Namun,
berkat bantuan keempat saudara Nyai Undang, rakyat
Raja Sawang dan Nyaliwan bisa dikalahkan. Setelah
kemenangan tersebut, Nyai Undang menikah dengan
Pangeran Sangalang.

Kisah Si Pego
Pego adalah pemuda yang suka bekerja keras.
Suatu ketika, Pego memasang perangkap burung
untuk mengurangi jumlah burung pengganggu di
lahan kebunnya. Beruntung, perangkap tersebut
berhasil menjerat seekor burung kayangan.
Ajaibnya, burung tersebut menjelma menjadi wanita
cantik bernama Kejora. Singkat cerita Pego jatuh hati
dan menikahi Kejora. Mereka memiliki putra bernama
Datun. Suatu ketika, Kejora harus kembali ke kayangan
karena Pego melanggar pantangan yang disyaratkan
Kejora. Pego dan putranya mencari Kejora sampai ke
kayangan. Dengan dibantu oleh teman-temannya,
Pego berhasil melewati beberapa ujian dan membawa
Kejora kembali. Cerita ini mengajarkan kita untuk
selalu bekerja keras, berbakti kepada orang tua, setia
kawan, dan mencintai keluarga.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 67


Puan dan Si Taddung
Taddung adalah pemuda yang cerdas dan sakti.
Taddung selalu membantu warga Tanjung Batu
terbebas dari gangguan para lanun (perampok).
Dia sangat menyayangi ibunya. Suatu ketika, ibunya
meminta Taddung mencari Kijang Suci. Tanpa pikir
panjang Taddung segera berangkat. Namun, sayang
ketika berhasil menemukan Kijang Sakti, ibunya telah
meninggal dunia. Akhirnya, Taddung menikah dengan
perempuan bernama Puan dan mengajarkan warga
Tanjung Batu ilmu yang telah didapat selama berjalan
mencari kijang sakti.

Jenang Perkasa
Suatu ketika, Raja Bintan bernama Batin Lagoi
bermimpi kejatuhan tandan kelapa muda. Mak
Minah menafsirkan mimpi bahwa sang raja akan
mendapatkan amanah seorang anak. Benar saja
dalam perjalanan pulang sang raja mendengar
tangisan bayi di balik pepohonan. Bayi perempuan
itu diberi nama putri Bintan. Suatu saat sang putri
diculik kelompok lanun. Raja mengumumkan
akan memberikan hadiah besar bagi siapa yang
menemukan putrinya kembali.

Di sisi lain, Jenang Perkasa anak bungsu Raja Pulau


Galang terbuang dari kerajaan karena difitnah kakak-
nya sendiri, Megat Julela. Sejak saat itu, Jenang
Perkasa mengembara mencari Pulau Berhala dan
berhasil menjadi penguasa di sana. Penasaran
dengan perkataan gajah mina yang ditemuinya ketika
mengembara, Jenang Perkasa berhasil menemukan
keberadaan Putri Bintan serta membawanya kembali
ke istana. Keduanya menikah dan hidup bahagia di
Kerajaan Pulau Bintan.

68 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


La Tadamparek Puang
Rimaggalatung
Palakka adalah salah satu kerajaan yang cukup
makmur, yang diperintah oleh Raja (Arung) Palakka.
Seorang pemimpin yang sangat dicintai oleh
rakyatnya. Beliau memerintah dengan adil dan
bijaksana. Tidak heran jikalau ia selalu disanjung
dan dipuja oleh rakyat Palakka. Namun, di balik
kesuksesannya menjadi arung, ada hal yang ia
gelisahkan. Di usianya yang sudah tua, ia belum
memiliki calon pewaris takhta Kerajaan Palakka.
Anaknya We Tenri Lawi yang telah dinikahkan dengan
La Tompiwanua, seorang keturunan dari Kerajaan
Cinnotabi, belum dianugerahi seorang anak.
Setiap hari Arung Palakka tanpa bosan-bosannya
memohon kepada dewata agar kelak sebelum ia
meninggal, ia memperoleh cucu dari garis
keturunannya sendiri. Rakyat Palakka pun turut
merasakan kegelisahan Arung. Mereka dengan rela
dan ikhlas berdoa semoga di istana lahir seorang
anak pewaris Kerajaan Palakka.

Pangeran Barasa
Inilah cerita yang mengisahkan negeri Barasa pada
masa lampau. Pada abad ke-17 para bangsawan di
Kerajaan Barasa sedang menghadapi situasi sulit,
yaitu mereka harus memilih tetap menjadi hamba
Kerajaan Gowa atau berpaling dengan berpihak pada
Kerajaan Bone, yang pada saat itu hendak melakukan
pemberontakan untuk melepaskan diri dari tekanan
Kerajaan Gowa. Jika tetap setia pada Kerajaan
Gowa, Kerajaan Barasa akan tetap menjadi hamba
selamanya. Akan tetapi, jika memihak pada Kerajaan
Bone, ada kemungkinan mereka akan merdeka.
Apalagi bila Kerajaan Bone yang dipimpinan Arung
Palakka mampu memenangkan peperangan. Situasi
yang sulit itu memaksa raja dan Panglima Barasa
menjatuhkan pilihannya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 69


Cerita Tiga Sekawan dan Posalia
Kerajaan Bulava diperintah oleh seorang raja yang adil
dan bijaksana. Masyarakat di kerajaan ini mempunyai
rasa persatuan dan tolong-menolong yang sangat
kuat. Mereka hidup dengan damai dan rukun.
Tersebutlah tiga orang anak laki-laki, yaitu Deakutu,
Bugilepa, dan Tovasa. Ketiga anak itu hidup sebagai
yatim piatu. Pada suatu hari, mereka mendengar
bahwa di istana raja akan diadakan pesta yang
dinamakan possalia. Pesta ini sangatlah besar dan
diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Sudah
menjadi tradisi di Kerajaan Bulava, apabila raja
mengadakan pesta, seluruh warga akan turut
berpartisipasi. Mendengar berita tersebut Tiga
sekawan yaitu Deakutu, Tovasa, dan Bugileva juga
tertarik ingin menghadiri pesta tersebut. Singkat
cerita setelah menghadiri pesta tersebut tiga sekawan
mendapatkan pengalaman yang berharga dan mereka
berobat serta memperbaiki pola hidup. Mereka benar-
benar melakukan upaya agar bisa menjadi orang yang
lebih baik. Mereka bertiga berubah menjadi pemuda
yang baik dan rajin bekerja. Akhirnya penyakit ketiga
sekawan ini dapat disembuhkan. Cerita rakyat ini
sarat dengan nilai-nilai ajaran moral, di antaranya nilai
kejujuran dan kesetiakawanan sosial.

Vuyul Punsu Negunggun


Akibat serangan Raja Tinombo, Raja Babolo tewas
dan kedua anaknya, yaitu Madianggalang dan
Vulangnembua diselamatkan oleh panglima perang
kerajaan bernama Lagilot. Kedua anak raja tersebut
dibesarkan di hutan. Pada saat kekurangan makanan,
Madianggalang mendengar berita kabar tentang
adiknya yang memelihara Burung Wayang yang
pandai mencari ikan. Madianggalang akhirnya
meminjam burung Wayang kepada Vulangnembua.
Namun, Madianggalang menjadi serakah dan tidak
mengembalikan burung Wayang. Singkat cerita
Madianggalang dikutuk menjadi batu dikarenakan
keserakahannya dan ternyata burung Wayang
merupakan jelmaan pangeran Tadingkura.
Vulangnembua akhirnya menikah dengan pangeran
Tadingkura. Cerita rakyat ini sarat dengan nilai-
nilai ajaran moral, di antaranya nilai kejujuran dan
menepati janji.

70 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Putri Waeruwondo dan Sepatu
yang Hilang
Seorang raja yang bergelar Lakinolipu memiliki
seorang putri cantik jelita bernama Waeruwondo.
Suatu hari Putri Waeruwondo diculik oleh burung
garuda sakti yang hendak menjadikannya istri demi.
Untuk menemukan putrinya kembali, Raja Lakinolipu
akhirnya mengumumkan sayembara. Akhirnya,
sayembara itu dimenangkan oleh seorang pemuda
sederhana bernama Laembo. Laembo berhasil
menyelamatkan sang putri dari burung garuda
sakti. Sebagai imbalannya, Raja Lakinolipu
menikahkan Laembo dengan putrinya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 71


Cahaya untuk Bonar
Cerita “Cahaya untuk Bonar” berkisah tentang
persahabatan seorang anak bernama Bonar dengan
seekor sapi piaraan bernama Poltak. Poltak adalah
sapi yang sangat berjasa menyelamatkan hidup
Bonar dari terpaan kemiskinan setelah kedua orang
tuanya meninggal dunia. Suatu hari, berkat ketekunan
Bonar dalam mengurus Poltak, Poltak pun melahirkan
anak sapi. Opung Sahala yang senang dengan
pekerjaan Bonar memberikan anak sapi itu kepada
Bonar secara cuma-cuma. Anak sapi itulah
yang kemudian menjadi modal bagi Bonar untuk
melanjutkan sekolah dan mengejar cita-citanya.

Bonar Si Penjaga Sungai


Kisah Bonar dan ketiga sahabatnya, Fahmi, Tongat,
dan Arini, mengambarkan bahwa perbedaan suku dan
agama bukan alasan untuk tidak saling peduli, saling
membantu, dan bahkan menjalin persahabatan.
Setiap harinya mereka menghabiskan waktu bersama
untuk belajar dan bermain. Suatu hari, Bonar dan
ketiga sahabatnya terkejut dengan tanda larangan
mandi di sungai di daerah kampung mereka dengan
alasan ada buaya ganas. Empat sekawan itu tidak
percaya begitu saja. Hal ini dikarenakan sungai itu
adalah tempat mereka biasanya mandi. Mereka tak
henti-hentinya bertanya apakah mungkin di sungai
tempat mereka mandi itu ada buaya? Sikap kritis
mereka ini pun mengajak mereka berpetualang.
Petualangan Bonar dan ketiga sahabatanya ini tidak
lepas dari berbagai rintangan yang berisiko untuk anak-
anak seusia mereka. Akan tetapi, rintangan tersebut
tidak sekalipun menciutkan keinginan empat sekawan
ini untuk mencari jawaban atas keingintahuan
mereka untuk mengungkap kebanaran tanda larangan
mandi di sungai di daerah kampung mereka.

72 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Sabeni Jawara dari Tanah Abang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Cerita ini berkisah tentang dua bersaudara yaitu Rojali
dan Somad yang berbakti kepada Ibunya. Mereka
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

bekerja di Pasar Tanah Abang sebagai kuli panggul.


Meski penghasilannya tidak seberapa namun mereka

SABENI JAWARA sangat tekun dan jujur. Mereka tertarik dengan


Salamah putri Pak Sabeni. Pak Sabeni adalah seorang

DARI TANAH ABANG


jawara Tanah Abang yang memiliki ilmu bela diri yang
hebat. Siapa pun yang ingin menikahi Salamah, harus
berhadapan dengan Pak Sabeni untuk beradu
ketangkasan. Banyak pemuda dan preman yang ingin
menikahi Salamah, tetapi gagal karena kalah beradu
ketangkasan dengan Pak Sabeni.
Ketekunan dan kejujuran Rojali dan Somad menarik
simpati Pak Sabeni sehingga mereka diizinkan bekerja
di sawah miliknya. Tidak hanya itu Rojali yang sejak
awal dikagumi oleh Salamah diizinkan untuk menjadi
menantu Pak Sabeni tanpa harus beradu ketang-
kasan. Keputusan Pak Sabeni menikahkan putrinya
kepada Rojali yang miskin didasarkan karena
kejujuran dan kebaikan Rojali, bukan karena status
sosial. Kisah ini mengandung pesan bahwa hidup
itu tidak boleh membeda-bedakan status sosial.
Kepandaian bela diri hendaknya digunakan untuk
kebaikan, bukan untuk berbuat sewenang-wenang.

Siluman Ular
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang perjuangan seorang
pemuda bernama La Upe yang berusaha mendapat-
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

kan kehidupan yang lebih baik. Dia pergi mengembara


meninggalkan kampungnya setelah ayahnya
meninggal dunia. Dalam perjalanannya La Upe
menolong seorang nenek yang terluka. Karena
kebaikan dan ketulusannya, La Upe dihadiahi sebuah
kotak dan tongkat yang memiliki kekuatan gaib.
Kebaikan La Upe tidak hanya dirasakan oleh manusia,
binatang seperti ikan, burung, dan kera tak luput dari
pertolongan La Upe. Dia melakukannya dengan tulus
dan tidak mengharap balasan kebaikan.
Suatu ketika La Upe mengikuti sebuah sayembara
untuk meminang seorang putri raja. Putri tersebut
sedang mencari suami yang mempu memenuhi
persyaratan dalam sayembara tersebut. Banyak
pemuda yang gagal karena persyaratannya sangat
sulit, namun La Upe tetap yakin dan mengikuti

SILUMAN ULAR
sayembara tersebut. Sungguh tidak diduga ternyata
dia berhadapan dengan siluman ular yang sangat
jahat. Kisah ini memberikan pesan bahwa untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik itu diperlukan
usaha dan kerja keras serta pantang menyerah,
Kebaikan yang dilakukan dengan tulus akan berbuah
kebaikan untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 73


Kisah Asung Luwan
Legenda Kerajaan Bulungan diceritakan secara turun-
temurun. Legenda tersebut berawal dari cerita
seorang bernama Kuwanyi yang merupakan
pemimpin suku Dayak Hupan. Kehidupan sehari-hari
penduduk suku tersebut adalah dengan berburu ke
tengah hutan. Alkisah pada saat Kuwanyi berburu, dia
mendapatkan seruas bamboo besar dan sebutir telur.
Saat dibaa pulang, dari bamboo tersebut keluar anak
laki-laki dan dari telur keluarlah anak perempuan.
Kuwanyi memberikan nama mereka Jau Iru dan
Lemlai Suri. Legenda tersebut mengisahkan dari
keturunan keduanya ada seoarang anak perempuan
yang bernama Asung Luwan yang cantik jelita. Asung
Luwan melarikan diri ke hilir Sungai Kayan saat
desanya diserang oleh suku Kenyah yang dipimpin
oleh Sumbang Lawing dari Serawak. Namun ternyata
kecantikan Asung Luwan membuat Sumbang
Luwing ingin meminangnya, jika Asung Luwan tidak
menerima lamaran Sumbang Luwing maka penduduk
yang dipimpin oleh Asung Luwan akan diserang.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita ini adalah
tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan
adu otot, karena kepintaran akal budi lebih penting
dalam perjalanan kehidupan.

Iri Hati Membawa Sengsara


Di Pegunungan Skouw Yambe Jayapura ada
sebuah kampung yang bernama Kampung Merhaje.
Kampung ini merupakan kampung adat masyarakat
asli penduduk Jayapura. Mata pencaharian mereka
adalah menangkap ikan dan bertani. Pantai dan
alamnya terlihat asri dan indah. Mereka menanam
kelapa, kakao, pinang, ubi jalar, singkong, buah-
buahan, dan sayur-sayuran. Salah satu keluarga
penduduk Merhaje bernama Kakek Yaklep, yang
mempunyai anak Marie Kerey. Marie Kerey
mempunyai anak Kongwara, Nappu, Bonai, dan
Muraigil. Kakek Yaklep menjabat sebagai seorang
kepala suku yang hidup rukun dan damai. Selain
bertani, mereka juga berburu ke tengah hutan untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
Kedamaian yang ada di Kampung Merhaje mulai
terganggu saat ada sayembara pesta adat di suatu
kampung yang bernama Kampung Feep. Kongwara
yang diundang ke pesta adat tersebut harus
meninggalkan rumah tinggi yang baru dibangunnya
dan menitipkan rumah tersebut kepada ibunya.
Namun tanpa sepengatahuan Kongwara, adiknya
yang bernama Nappu merencanakan sesuatu yakni
berencana membakar rumah tinggi yang baru
dibangun oleh Kongwara.

74 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Putri Surga
Cerita Putri Surga yang berasal dari suku Mee,
Provinsi Papua terdiri atas tiga cerita yang ditulis
oleh Siti Ajar Ismiyati. Dua cerita lain di dalam buku
aslinya berjudul “Sang Pemburu” dan “Anak Lembah”.
Cerita Putri Surga berkisah tentang Yokaga, seorang
pemuda sebatang kara, yang menikahi Epa Wadoka
Yagamo atau Putri Surga. Epa Wadoka Yagamo
adalah salah satu dari tujuh putri yang turun dari surga
dengan menjelma menjadi burung yang sangat cantik
untuk mandi di sebuah sungai jernih yang terdapat
di dalam hutan. Yokaga, yang sangat mengidam-
idamkan seorang pendamping hidup, mencuri bulu
salah satu burung sehingga burung jelmaan putri
tersebut tidak dapat kembali ke surga.
Yokaga akhirnya berhasil mempersunting Sang Putri.
Seiring waktu berjalan, Epa Wadoka Yagamo akhirnya
menemukan bulu yang selama ini disembunyikan
Yokaga. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke
langit dan meninggalkan suami serta anak-anaknya.

Raja Subrata
Cerita ini merupakan penceritaan kembali dari sebuah
karya sastra lama yang berjudul Prabu Subrata.
Cerita ini merupakan cerita rakyat yang berasal dari
daerah Jawa dan awalnya ditulis dalam bentuk syair
berbahasa Jawa Kuno.
Cerita ini berkisah tentang seorang raja bernama
Subrata yang pada masa pemerintahanya harus
berhadapan dengan seorang juru tenung bernama Ki
Tua yang penuh tipu muslihat. Ki Tua yang merasa
terancam mata pencahariannya berusaha menghasut
raja agar menyingkirkan permaisuri dan patih.
Namun berkat bantuan dan kejernihan berpikir
Mantri Susatya, Ki Tua dan kawan-kawannya berhasil
ditangkap.
Kisah ini mengandung nilai-nilai ajaran kehidupan,
seperti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa,
tidak mudah percaya terhadap hasutan, meneliti
segala sesuatu sebelum membuat keputusan, dan
tidak memfitnah.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 75


Cerita Air Tukang
Cerita Air Tukang adalah cerita rakyat yang berasal
dari Provinsi Maluku. Cerita ini berkisah tentang
seorang pemuda bernama Obeth yang mengambil
selendang bidadari. Kemudian Obeth menghampiri
bidadari yang sedang kebingungan tersebut dan
menawarkan bantuan. Singkat cerita karena kebaikan
hati Obeth membuat bidadari tersebut juga jatuh
cinta kepada Obeth dan mereka menikah. Obeth dan
Angle dikaruniai dua orang anak laki-laki yang tampan
dan baik hati. Pada suatu hari ketika sedang beres-
beres Angle menemukan bambu yang di dalamnya
tersimpan sayap yang selama ini dia cari.
Dikarenakan sakit hati karena merasa dibohongi dan
rasa rindu yang begitu dalam akhirnya pada malam
bulan purnama Angle memutuskan untuk kembali ke
kahyangan. Namun, sebelum kembali ke kahyangan
Angle berpesan kepada anaknya bahwa setiap malam
bulan purnama buatlah api unggun karena beliau
akan mengirimkan hadiah untuk mereka. Hadiah itu
akan terikat dengan seutas tali dan mereka diminta
tidak boleh membukanya dengan cara memotong,
baik dengan pisau maupun dengan parang. Cerita
Air Tukang ini mengandung pesan agar kita sesama
manusia berbuat kebaikan, jujur, sabar, dan menepati
janji.

Danau Raja dan Putri Bunga


Harum
“Danau Raja dan Putri Bunga Harum” adalah cerita
rakyat yang terkenal di Kota Rengat, Kabupaten
Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Cerita ini berkisah
tentang Putri Bunga Harum dan Wan Usman. Putri
Bunga Harum anak Sultan Thahir dan Permaisuri
Fatmasari dari Kerajaan Kampung Dagang. Wan
Usman seorang pemuda dari Desa Lubuk Tangguk.
Mereka tidak mendapat restu meskipun Wan Usman
telah memenuhi permintaan yang disyaratkan oleh
Sultan Thahir yaitu harus membuat sebuah danau
beserta istananya dalam satu malam. Pada akhir
kisah, Putri Bunga Harum dan Wan Usman
tenggelam di tengah danau namun mereka masih
hidup dan menjelma menjadi sepasang buaya putih.
Cerita Danau Raja dan Putri Bunga Harum ini
mengandung pesan agar kita tidak mudah
mengingkari janji. Selain itu, hendaknya kita tidak
memandang seseorang berdasarkan pangkat dan
derajatnya.

76 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Asal Mula Ake To Lahi (Air
Permintaan)
Raja Sadik adalah pemimpin kerajaan di Ternate.
Suatu malam, Raja Sadik bermimpi didatangi laki-
laki tua yang mengatakan bahwa kerajaannya akan
ditimpa bencana panjang. Mimpi tersebut menjadi
nyata ketika Desa Buku Bandera yang berada di bawah
kepemimpinannya mengalami kemarau panjang
menyebabkan banyaknya gagal panen, tanaman
mati, dan kekeringan. Raja Sadik menyamar menjadi
pemburu dan mendatangi desa tersebut untuk melihat
keadaan yang sesungguhnya. Saat bermalam di
sana, Raja Sadik memimpikan laki-laki tua yang
pernah mendatangi mimpinya. Laki-laki tua itu berkata
bahwa Raja Sadik harus berdoa kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa lalu menancapkan sebatang
bambu di dekat batu besar di bukit. Ketika Raja Sadik
melakukannya, hujan turun dengan sangat deras.
Waktu terus berlalu, tanah yang ditumbuhi bambu
yang ditancapkan oleh Raja Sadik terus mengeluarkan
air. Masyarakat setempat menyebutnya dengan Ake
Lahi atau air permintaan.
Kisah ini menggambarkan nilai-nilai luhur kepimpinan
dari seorang raja bijaksana yang selalu memikirkan
rakyatnya.

Asal Nama Desa Taba Padang


Kisah ini bercerita tentang seorang gadis cantik
dari Desa Kadupandak, Banten yang bernama Putri
Bungsu. Bungsu memiliki kemampuan memperbaiki
setiap barang yang rusak dan mengobati penyakit
hanya dengan menyentuhnya. Bungsu memiliki enam
saudara laki-laki yang saling menyayangi. Ketika
kedua orang tua mereka meninggal dunia, Bungsu dan
keenam saudaranya merantau ke tempat lain. Mereka
mendirikan pondok di sebuah tempat yang dekat
dengan sungai. Lama kelamaan semakin banyak
orang berdatangan dan menetap di sana. Sulung
memutuskan untuk menjadi pemimpin dan
menamakan tempat tersebut Desa Air Koto. Seiring
berjalannya waktu, Sulung merasa iri terhadap Bungsu
yang memiliki kemampuan luar biasa sehingga
semua warga desa mengaguminya. Sulung
memfitnah Bungsu telah mencuri keris pusaka
miliknya sehingga Bungsu diusir dari desa. Bungsu
melakukan perjalanan panjang dan mendirikan
desa-desa baru sepanjang perjalanannya. Desa
terakhir yang Bungsu dirikan bernama Desa Taba
Padang. Kisah ini menginspirasi untuk selalu berbuat
kebaikan dengan ikhlas di manapun berada.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 77


Tiga Kesatria dari Dagho
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Cerita ini berkisah tentang tiga bersaudara yang
memiliki kekuatan yang sangat hebat. Ketiga
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

bersaudara itu adalah Angsualika, Wangkoang, dan


Wahede. Mereka memiliki kekuatan masing-masing
yang sangat hebat sehingga membuat perampok dari
Pulau Mindanau terusir. Angsualika adalah seorang
raksasa yang kekar dan berotot dan bersenjatakan
Bara. Wangkoang adalah kesatria pemberani yang
pandai menggunakan senjata baik bara maupun
panah. Si bungsu Wahede sangat ahli mengatur
siasat perang. Jika kekuatan tersebut digabungkan
akan membangun kekuatan yang luar biasa.
Sayangnya mereka sama-sama ingin menjadi raja
di wilayah itu. Hal ini mengundang perang saudara
yang begitu sengit di antara ketiganya. Mereka sangat
kuat sehingga tidak ada satupun yang menang atau

TIGA KESATRIA
yang kalah. Akhirnya mereka memiliki strategi supaya
mereka dapat menjadi raja. Kisah ini memberikan
pesan bahwa kekuatan dan kekerasan tidak dapat

DARI DAGHO
menyelesaikan suatu masalah.

Aji Batara Agung dengan Putri


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Karang Melenu
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dahulu kala di Kutai, hiduplah seorang petinggi


negeri yang sangat disegani rakyatnya bernama
Petinggi Jaitan Layar dan istrinya bernama Nyai
Minak Mampi. Sepasang suami istri ini tak kunjung
diberi keturunan. Keduanya tidak putus asa meskipun
usia mereka telah tua. Keduanya lalu bertapa selama
empat puluh hari di sebuah gunung untuk memohon
kepada Dewa agar diberikan keturunan. Permohonan
mereka dikabulkan oleh Dewa dengan diberikannya
seorang bayi meskipun tidak lahir dari rahim Nyai
minak Mampi. Mereka mendapat perintah dari Dewa
untuk melakukan berbagai ritual dalam menyambut
bayi ini. Bayi kecil anak Dewa tersebut diberi nama Aji

AJI BATARA AGUNG Batara Agung.


Di saat yang bersamaan di sebuah negeri yang lain,

DENGAN PUTRI
sepasang suami istri yang belum dikaruniai seorang
anak menemukan seekor ular kecil. Ular tersebut ia
pelihara dengan baik hingga tumbuh menjadi seekor

KARANG MELENU naga. Naga tersebut kemudian berubah menjadi


seorang bayi perempuan yang diberi nama Putri
Karang Melenu. Putri inilah yang kemudian ditakdirkan
untuk menjadi istri dari Aji Batara Agung.

78 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Legenda Putri Cermin Cina
Cerita rakyat “Putri Cermin Cina” yang berasal
dari Jambi ini ditulis oleh Ilsa Delita Putri Soraya.
Dikisahkan dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan
yang berada di tepi Sungai Batanghari. Kerajaan
tersebut dipimpin oleh seorang raja bernama Sultan
Mambang Matahari. Beliau dikaruniai sepasang
putra dan putri yang beranjak dewasa. Putranya
bernama Tuan Muda Selat. Tuan Muda Selat
mewarisi kerupawanan dan kerendahan hati ayahnya.
Namun sayangnya, Tuan Muda Selat seorang yang
ceroboh. Putri Sultan Mambang Matahari bernama
Putri Cermin Cina. Ia seorang gadis berparas jelita.
Kulitnya putih bak pualam Cina. Tak heran jika
seorang saudagar muda dan kaya raya bernama Tuan
Muda Senaning ingin meminangnya menjadi istri.

Dewi Joharmanik
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dalam temaram dan dinginnya malam, sesosok pria
menyelinap di balik pepohonan Taman Puri Istana
Kerajaan Negeri Bagdad. Sosok pria mengendap-
endap menghindari sorot lampu di taman itu menuju
pintu kamar Dewi Joharmanik. Melihat pintu kamar
tidak terkunci, pria itu menerobos masuk ke dalam
kamar.
“Bapa! Ada apa, Bapa?” Dewi Joharmanik terkejut.
“Maaf, Dewi. Bapa masuk tanpa memberi tahu,” sahut
Pendita Mustaki gugup.
“Ada apa Bapa tengah malam menemui saya?” Dewi
Joharmanik bertanya.
“Tengah malam memang saat yang tepat untuk

DEWI
menyampaikan maksud bapa.”
“Maksud Bapa?”

JOHARMANIK

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 79


Sarudin Pemikat Burung Perkutut
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita Sarudin Pemikat Burung Perkutut berlatar
tempat di daerah Jawa Barat. Mengisahkan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

pertemuan dua saudara seibu, Sarudin dan Rasidin


yang terpisah sekian lama akibat kebakaran yang
menghanguskan rumah mereka saat mereka masih
kecil. Mereka dipertemukan kembali dalam sebuah
kejadian yang tak terduga.
Cerita ini mengandung pesan tentang tanggung
jawab dan pentingnya menjaga kepercayaan yang
diberikan oleh orang lain.

SARUDIN PEMIKAT
BURUNG PERKUTUT

Tomanurun
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Cerita ini diambil dari buku sastra lisan masyarakat
Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan ditulis kembali
oleh Dewi Khairiah. Dikisahkan Polo Padang adalah
seorang lelaki yang tinggal di hutan. Suatu hari, ia
mencuri selendang seorang bidadari yang sedang
merusak tanamannya di kebun. Mereka pun menikah
dan memiliki seorang anak bernama Pairuman.
Tidak lama kemudian, bidadari dan anaknya terpaksa
meninggalkan Polo Padang karena ia telah memarahi
Pairuman. Polo Padang menyesali perbuatannya dan
menyusul istrinya ke Negeri kayangan. Untuk diterima
menjadi menantu raja kayangan, Polo Padang
diberikan beberapa tugas berat sebagai bukti cintanya
kepada putri kayangan. Polo Padang akhirnya dapat
mengerjakan seluruh tugas dengan gigih dan kembali
ke bumi dengan julukan ‘Tomanurun’.

TOMANURUN
Pesan yang disampaikan melalui cerita ini adalah
menjaga ucapan dengan sebaik mungkin. Selain itu,
kita juga seharusnya melakukan yang terbaik demi
orang-orang yang kita cintai.

80 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Ainun dan Manusia Daun
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Alkisah, di Desa Sempalang, sebelah utara Minahasa
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
tinggallah seorang gadis cantik bernama Ainun.
Matahari telah condong ke barat. Seperti biasanya,
menjelang petang Ainun mencuci pakaian ke sungai.
Namun ketika hendak turun ke sungai, di kejahuan
ia melihat sesosok manusia seperti orang rimba.
Badannya berbalut daun. Sosok itu duduk di atas batu
seberang sungai. Ternyata, manusia daun itu adalah
Tama, seorang pemuda tampan. Saat itu ia pernah
datang dengan ayahnya ke tambak kira-kira tiga
tahun yang lalu. Mak Singkay yang mengetahui hal
itu langsung menjodohkan Tama si manusia daun
dengan Aida. Akan tetapi, Tama memilih Ainun
sebagai istrinya.
Cerita ini mengajarkan kepada pembaca untuk selalu

AINUN DAN berbuat baik dan sabar karena akan berbuah manis
pada akhirnya.

MANUSIA DAUN

Ayam Jantan dari Timur


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Dahulu kala terdapat kerajaan kembar, yaitu Gowa
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN dan Tallo di pesisir bagian barat semenanjung
Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa dan Tallo
berkembang pesat sebagai kerajaan yang makmur,
tertata, dan kuat. Kejayaannya mulai dikenal oleh
kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Pada awalnya
kerajaan ini adalah satu, tetapi sang raja, Karaeng
Tunatangka’lopi membagi kerajaan itu sebagai
warisan kepada kedua anak laki-lakinya, yaitu Daeng
Maranre dan I Mappatakang Kangsana. Pembagian
itu membuat kerajaan terbagi dua. Kedua anak
lelaki yang menjadi raja di masing-masing
kerajaannya itu sepakat bahwa kerajaan mereka
adalah kerajaan kembar dengan dua raja tetapi satu
kelompok rakyat.

AYAM JANTAN Cerita ini mengandung nilai-nilai moral dan ajaran


kehidupan yang perlu dikenalkan kepada anak-anak.
Bagaimana perjuangan Sultan Hasanuddin melawan

DARI TIMUR
penjajah Belanda dan bagaimana Belanda memecah
belah keberadaan masyarakat Indonesia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 81


Legenda Puteri Pucuk Bukit
Kelumpang
Sultan Mahmud Malim Dermawan dan Ratu Malika
Seri Purnama sudah lama belum dikaruniai anak.
Ketika dikaruniai seorang putri yang cantik raja
malah membuangnya ke hutan Kelekak Antu, Bukit
Kelumpang. Namun, raja menyesali perbuatannya
dan memerintahkan panglima untuk mengambil
bayinya di hutan. Akan tetapi, panglima tidak
menemukan putrinya. Saat berburu, raja mendapatkan
seekor burung yang bersuara merdu dan berbulu
cantik. Ternyata burung itu sebenarnya jelmaan
anaknya yang dirawat oleh seorang kakek sakti.
Akhirnya, burung itu pergi meninggalkan baginda
raja. Beliau sangat menyesali perbuatannya karena
tidak bersyukur terhadap pemberian Tuhan. Sampai
sekarang, orang memercayai burung yang berkicau
merdu di Bukit Kelumpang sebagai suara Putri Pucuk
Bukit Kelumpang.
Cerita ini memberikan pesan bahwa sebagai manusia
kita harus bersyukur terhadap segala pemberian
Tuhan agar Tuhan menambah nikmat-Nya. Jika kita
tidak bersyukur maka kita hanya tidak akan merasa
puas.

Putri Nibung di Sarang Lamun


Cerita rakyat dari Bangka Belitung ini menceritakan
pemuda yang baik hati bernama Bujang Limpu.
Karena penasaran dengan mimpinya, Bujang Limpu
mencari pohon Nibung. Berkat bantuan seorang
nenek tua, dia berhasil menemukan pohon Nibung.
Ketika ditebang, didalam batang pohon ditemukan
anak bayi yang tumbuh menjelma menjadi seorang
putri cantik seperti di mimpinya. Namun, sang putri
diculik oleh Datuk Aek Bara. Berkat kegigihannya
Bujang Limpu berhasil mebebaskan putri dari istana
Datuk Sek Bara. Suatu hari, ia bermimpi bertemu
dengan seorang putri cantik yang memintanya
untuk menemukan pohon nibung. Bujang Limpu
memutuskan untuk mencari pohon nibung sampai
menemukannya di hutan. Dia menebang pohon
tersebut dan menemukan boneka bayi di dalam
batang pohon yang kemudian berubah menjadi
seorang Putri cantik seperti di dalam mimpinya.
Cerita ini memberikan pelajaran untuk bekerja keras
dan bersungguh sungguh dalam melakukan sesuatu
Bujang lampu akhirnya menikah dengan Putri Nibung.

82 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Mahmud dan Sawah Ajaib
Cerita rakyat dari Aceh. Lem Mahmud dan istrinya, Da
Limah tinggal di Kampung Krong Raya, sebuah desa
di pedalaman Aceh. Rahmat Zainun mengisahkan
bahwa mereka hidup dalam keadaan yang sangat
miskin, namun mereka bercocok tanam, bertani di
ladang, dan memancing ikan di laut untuk menghidupi
keluarganya. Karena kegigihannya, Tuhan memberikan
padi ajaib yang kembali tumbuh saat dipetik dan siap
dipanen kembali. Akan tetapi, Lem Mahmud tidak
mensyukuri pemberian Tuhan, ia merasa jengkel.
Seketika, padi itu berubah menjadi batu hitam dan
tersusun rapi. Sejak saat itu Lem Majmud menyadari
bahwa ia harus mensyukuri segala sesuatu yang
diberikan Tuhan agar hidupnya berkah.
Pesan yang baik adalah kita harus pandai bersyukur
agar Tuhan menambah kenikmatan yang lebih
kepada kita. Apa yang diperoleh adalah yang terbaik
yang telah diberikan oleh Tuhan kepada umatnya.

Asal-Usul Tanjung Penyusuk


Di Negeri Bangka Utara, Raja Hasyim dan Ratu Malika
memerintah dengan adil dan bijaksana. Namun, Ratu
Malika selalu bersedih karena beliau belum dikaruniai
putra mahkota. Suatu hari, Ratu didatangi seorang
kakek tua yang memberitahu untuk mencari penyu
hijau di Laut Tanjung agar ratu segera memiliki
seorang anak. Setelah itu, ratu mengandung dan
melahirkan Puteri Komala. Ia adalah putri yang
cantik, tetapi memiliki tabiat yang buruk, manja dan
semena-mena kepada siapa pun. Suatu malam, Putri
Komala menyampaikan mimpinya bahwa ia bertemu
penyu hijau dan ingin memeliharanya. Seluruh isi
kerajaan dikerahkan mencari penyu hijau, tetapi
penyu itu tidak muncul ke permukaan. Ia hanya
menampakkan cahaya hijau di atas permukaan laut.
Sang putri merasa jengkel lalu ia berlari ke tengah
lautan dan memaki-maki penyu itu dengan sebutan
penyu busuk. Putri Komala akhirnya lenyap ditelan
buih ombak Laut Tanjung. Hingga sekarang laut itu
diberi nama ‘Tanjung Penyusuk’ yang berarti penyu
busuk.
Dari cerita ini kita belajar untuk selalu bersikap baik
dan tidak semena-mena kepada siapapun.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 83


Lipi Poleng Tanah Lot
Cerita rakyat ini ditulis berdasarkan cerita dan
kepercayaan yang berkembang di masyarakat sekitar
wilayah Tanah Lot, Bali. Dikisahkan seorang pemuda
bernama Nirarta yang cerdas, baik budi dan selalu
membantu orang lain. Nirarta melakukan perjalanan
dari satu desa ke desa lain untuk mengabdikan dirinya
dan menebar kebaikan. Dalam perjalanannya, Nirarta
mendapat pelajaran hidup yang berguna.
Cerita ini menyisipkan nilai-nilai untuk senantiasa
menebar kebaikan bagi banyak orang, menjaga
keseimbangan alam semesta dengan menjaga
lingkungan dan tidak berbuat kerusakan.

Manusia Menikah dengan Petir


Di daerah Nusa Penida, di Desa Waru, Nang Wayan
dan Men Wayan memiliki dua anak perempuan
bernama Ni Wayan dan Ni Made. Saat istrinya
mengandung anak ketika besar harapan Nang Wayan
untuk memiliki anak laki-laki. Ketika lahir ternyata
anak perempuan lagi. Kedua orang tua itu kecewa
dan menelantarkan Ni Komang bersama neneknya. Ni
Komang tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan
rambut lebat. Dia juga selalu membantu pekerjaan
rumah neneknya. Suatu ketika Ni Komang sedang
asyik mengisi air, tiba-tiba petir menyambar dan Ni
Komang hilang.

84 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Asal-Usul Nama Banjar Angkah
Warga kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, selalu
menjalankan upacara Yadnya yaitu upacara atau
kurban suci untuk para dewa. Di dalam upacara
tersebut selalu diadakan tari-tarian, namun setiap
kali melaksanakan tarian adat, salah seorang penari
yang berada di belakang selalu hilang. Warga
menjadi resah setiap kali melaksanakan upacara adat
ini. Setelah diselidiki, ternyata warga yang hilang itu
diculik oleh raksasa penunggu goa besar (Gok
Rangsasa) di ujung dusun. Mereka membakar gua
tersebut sampai ibu raksasa mati terbakar di dalam
goa, tetapi anak raksasa berhasil melarikan diri
ke desa lain. Anak raksasa membuat keributan
dengan banyak memakan binatang ternak milik warga.
Akhirnya ia ditangkap dan diikat sampai mati.
Nilai yang tersirat dari cerita ini adalah kejahatan tidak
akan menang melawan kebaikan. Kita harus bahu
membahu untuk melawan kejahatan.

Bau Wangi Taru Menyan


Cerita yang berjudul “Bau Wangi Taru Menyan” adalah
cerita rakyat Bali yang berlatar di Desa Truyan.
Berkisah tentang perjalanan Putra Sulung Dalem
Solo mencari bau harum. Dalam waktu bersamaan,
bau harum itu tercium hingga ke langit, Sang Dewi
yang terpesona akan bau harum pun mencari-cari
sumber bau wangi tersebut. Sang Dewi berjanji, jika
menemukan sumber wangi itu, di mana pun berada,
maka Sang Dewi akan menjaga bau wangi itu.
Ucapan itu menjadi kekuatan Sang Dewi.
Ringkas cerita, Putra Sulung Dalem Solo bergelar
Ratu Sakti Pancering Jagat menemukan sumber
wangi dan menikah dengan Sang Dewi yang bergelar
Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar. Untuk menjaga wilayah
mereka agar tidak diserang oleh kerajaan lain yang
tertarik dengan bau wanginya, Raja memerintahkan
untuk meletakkan jenazah rakyatnya yang meninggal
di dekat pohon Taru Menyan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 85


Lurah Tua Desa Tenjolaut
Cerita ini mengisahkan kehidupan seorang lelaki
tua bernama Mas Marta Menggala dan keluarganya
dari Desa Tenjolaut. Sebagai lurah yang telah lama
memimpin Desa Tenjolaut, Mas Marta Menggala
sangat dihormati oleh penduduk desa. Tidak hanya
merupakan tokoh yang dihormati, ia juga orang kaya
di desa itu. Akan tetapi, keluarga Mas Marta Menggala
banyak dihinggapi masalah, terutama anak-anaknya.
Cerita rakyat ini memiliki nilai-nilai yang dapat
dijadikan landasan dasar dalam kehidupan sosial,
khususnya bagi kalangan anak usia remaja.

Legenda Naya Sentika


Cerita Rakyat dari Jawa Tengah, Dikisahkan Perang
Diponegoro berlangsung selama 5 tahun sejak
1825-1830. Perang ini menewaskan sekitar 200.000
penduduk Jawa dan 8000 tentara Belanda. Umi
Farida menceritakan sejarah ini bahwa Pangeran
Diponegoro sebagai pemimpin perang berhasil
dijebak dan ditangkap oleh kompeni Belanda. Namun,
perjuangan ini dilanjutkan oleh para prajuritnya. Salah
satu di antaranya adalah pasukan yang dipimpin oleh
Naya Sentika. Dia memimpin prajuritnya melawan
penjajah, bergerak dari desa ke desa dan bergerilya.
Namun, kompeni kembali berhasil menangkap Naya
Sentika dalam keadaan tidak siap dengan membuat
tipu muslihat dan memasukan Naya Sentika ke dalam
tong besar lalu menghanyutkannya ke laut. Perang
Naya Sentika atau Naya Gimbal ini dikenal dengan
‘Perang Bangsri’.
Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah
dalam memerangi kejahatan meski kehilangan
pemimpin. Selain itu kita harus terus waspada serta
tidak mudah terperdaya.

86 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Cikal
Cerita Cikal bersumber dari cerita lisan (Dusun
Kedung Tawang, Desa Purwosari, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta)
di dalam bahasa Jawa yang disadur oleh Dhanu
Priyo Prabowo. Cerita ini mengisahkan seorang Gadis
bernama Sekargunung yang memiliki bakat penari
yang luar biasa. Bakat itu tidak menjadikan
Sekargunung tinggi hati, sebaliknya dia menjadi
pribadi yang baik hati dan senang menolong orang
lain. Sekargunung menjadi primadona di dusunnya.
Namun, ditengah ketenaran dan tumpuan harapan
yang besar untuk mengharumkan daerahnya,
hidupnya harus berakhir saat warga dusun
Hargamulya hijrah untuk mencari tempat hidup yang
lebih baik. Sekargunung terperosok di sungai saat
menyeberangi jembatan.
Meskipun warga Hargamulya merasa berduka
kehilangan primadona dusun mereka. Namun, mereka
tetap optimis untuk mencari dan membangun tempat
hidup yang baru, yang mereka namakan Kedung
Tawang.

Legenda Condet
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Dikisahkan, di daerah sungai Ciliwung, Condet,
Jakarta, terdapat seorang pangeran yang baik hati.
Pangeran Condet memiliki anak bernama Maemunah
yang dinikahkan dengan Astawana. Kebaikan
keduanya tidak disukai oleh Jont Ament, seorang

LEGENDA CONDET penjajah Belanda yang ingin menguasai daerah


Condet. Para penjajah akhirnya mengirim mata-
mata untuk mencari tahu kelemahan Astawana.
Namun, walaupun Astawana dapat dikalahkan,
penduduk Condet tidak tinggal diam. Mereka
mengumpulkan semua pendekar lalu mengepung
Belanda umtuk keluar dari Condet. Akhirnya, Belanda
terdesak dan pergi dari Condet.
Kisah ini mengajarkan bahwa kejahatan akan kalah
dari kebaikan. Meski pada awalnya mengalami
kekalahan, jangan menyerah pada keadaaan, terus
berusaha hingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 87


Kisah Dewi Wasowati
Cerita rakyat ini merupakan cerita legenda yang
berasal dari tanah Jawa. Buku ini menceritakan
3 buah cerita yang cukup melegenda yaitu Dewi
Wasowati, Tegal Arum, dan Batu Raden. Ketiga cerita
rakyat menceritakan asal-muasal suatu tempat
yang sampai saat ini masih ada. kisah dalam cerita
rakyat ini menjelaskan asal-muasal suatu daerah atau
tempat di tanah Jawa. Suatu tempat di tanah Jawa
sangat melekat sebuah kisah sejarah kuno kerajaan
Jawa. Cerita ini disampaikan secara turun menurun
dan memperkaya khazanah sejarah dari suatu tempat
yang ada di tanah Jawa.

Legenda Rawa Pening


Baro Klinting adalah seekor naga anak dari Endang
Sawitri, putri Kepala Desa Ngasem. Karena suatu
kutukan, Endang Sawitri harus mengandung dan
melahirkan seorang anak berwujud naga seorang
diri. Baro Klinting pun pergi ke Gunung Telomoyo
untuk bertapa demi melepaskan diri dari kutukan
sehingga dapat berubah wujud menjadi anak manusia
pada umumnya. Ia bertapa dengan cara melilitkan
tubuh naganya sampai ke puncak Gunung Telomoyo.
Malangnya, ada sekumpulan warga Desa Pathok yang
tengah berburu tidak melihat wujud keseluruhan Baro
Klinting. Mereka hanya melihat ekor Baro Klinting saja
dan memotong-motong daging ekor Baro Klinting
untuk dibawa pulang ke desa mereka. Baro
Klinting yang telah berhasil dalam pertapaan dan
berubah wujud menjadi seorang anak manusia pun
mendatangi warga Pathok. Namun, keadaan tubuhnya
yang lusuh dan penuh luka mengakibatkan penolakan
warga. Baro Klinting pun menantang warga untuk
mencabut sebatang lidi yang tertancap di tanah.
Ajaibnya, tak seorang pun mampu mencabutnya,
bahkan orang dewasa yang paling kekar sekalipun.
Hanya Baro Klinting yang berhasil mencabut lidi itu.

88 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Cerita Dewi Sekardadu
Dewi Sekardadu adalah seorang putri cantik jelita
anak Raja Blambangan. Ia menikah dengan Maulana
Ishak, seorang pemuda sakti dan berbudi pekerti yang
telah menyembuhkan sakitnya. Mereka pun dikaruniai
seorang putra. Karena suatu tipu muslihat, keluarga
kecil itu pun terpisah. Maulana Ishak harus pergi
jauh meninggalkan anak dan istrinya. Putra mereka
yang masih bayi diculik dan dihanyutkan di lautan.
Sementara itu, dalam kesedihannya Dewi Sekardadu
pun pergi meninggalkan istana untuk mencari
putranya.
Sampailah suatu saat ada orang baik yang
menemukan bayi putra Dewi Sekardadu di lautan
dan kemudian mengasuhnya sampai dewasa. Anak
itu pun menimba ilmu kepada Sunan Ampel, salah
satu Wali Sanga yang menyebarkan agama Islam
di tanah Jawa. Sejak itulah jati diri sang anak yang
sesungguhnya terkuak. Ia pun pergi mencari ayah
kandungnya sekaligus menuntut ilmu agama hingga
akhirnya ia menjadi salah satu dari Wali Sanga yang
turut menyebarkan agama Islam di Jawa Timur.

Legenda Batu Babi dan Anjing


Cerita rakyat ini berlatar tempat di Danau Sembuluh,
Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Cerita ditulis
ulang oleh Noor Hadi ini menceritakan persahabatan
seorang pemuda dengan seekor anjing pemburunya.
Cerita rakyat ini menyiratkan pesan tentang
pentingnya membuat pertimbangan sebelum berbuat
sesuatu. Penyesalan tidak ada artinya setelah hal
yang tidak kita inginkan terjadi. Selain itu cerita ini juga
menyiratkan pesan akan kerja keras dan kepedulian
terhadap sesama.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 89


Pak Abad, Pengobat Tradisional
Pak Abad adalah seorang pengobat tradisional
yang mendapatkan ilmu pengobatan secara turun-
temurun. Berbagai penyakit yang menimpa warga di
sekitar rumahnya telah disembuhkan oleh Pak Abad.
Beliau menyembuhkan penyakit tanpa kenal lelah dan
tanpa mengharapkan imbalan. Ketika wabah penyakit
yang sangat mematikan melanda warga, termasuk
anak Pak Abad sendiri, beliau pun rela berpayah-
payah menempuh perjalanan jauh dan menghadapi
berbagai rintangan guna menemukan jalan keluar
mengusir wabah tersebut. Jerih payah Pak Abad
pun terbayar dengan kesembuhan seluruh warga
masyarakat dan perginya wabah dari kampungnya.
Setelah beliau meninggal, ilmu pengobatannya
diwariskan kepada kerabatnya. Kisah ini memberikan
keteladanan sikap keikhlasan dan kesungguhan
membantu sesama yang layak dicontoh generasi
muda bangsa.

Si Kerongo
Tidak seperti anak sebayanya, Kerongo memiliki
kekurangan, yakni lambat dalam berpikir. Hal ini
menjadikan Kerongo sering menjadi bahan ejekan
dan olokan teman-temannya. Meskipun demikian,
ibu Kerongo adalah seorang yang lembut, penyabar,
dan sangat menyayangi anaknya. Dengan telaten,
Ibu Kerongo mengajarinya banyak hal, termasuk cara
membuka ladang di hutan dan cara berburu binatang.
Selain itu, sang ibu juga mendidik Kerongo agar
berperilaku sopan santun kepada siapa saja. Suatu hari
Kerongo berbuat kesalahan hingga mengakibatkan
kemarahan Raja Sangau, raksasa hutan yang jahat.
Akan tetapi, karena kecerdikan ibu Kerongo, mereka
berdua pun selamat dari amukan si raksasa, bahkan
berhasil membunuhnya. Sejak itulah Kerongo tidak
lagi diremehkan warga. Bahkan, warga percaya
Kerongo yang kurang akal ternyata memilki kesaktian.
Kesaktian Kerongo lainnya yang dipercaya warga
adalah dia bisa menghilang tanpa diketahui orang
lain. Kisah kesaktian Kerongo ini diturunkan dari
generasi ke generasi hingga masyarakat setempat
memiliki kepercayaan bahwa sebelum membuka
ladang, hendaknya mereka mengadakan ritual
dengan membuat boneka yang menyerupai Kerongo
agar proses membuka ladang lancar dan aman.

90 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Karupet Si Anak Ikan Duyung
Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda
yang terlahir dari seekor ikan duyung yang bernama
Karupet. Karupet adalah pemuda yang rendah hati,
tangguh, dan pantang menyerah. Karupet menikah
dengan wanita yang bernama Ajolo. Seekor buaya
ajaib telah membantu Ajolo melahirkan seorang anak
laki-laki yang diberi nama Meles. Sang buaya ajaib
berpesan pada Karupet dan seluruh keluarganya
untuk tidak memburu binatang yang ada di sungai
Warsamsung. Pada suatu saat, Meles, melakukan
kesalahan dengan memburu seekor buaya yang ada
di sungai Warsamsung. Sebagai hukumannya, Meles
dibawa oleh buaya ajaib untuk menggantikan buaya
yang telah diburunya.
Di sungai Warsamsung terdapat sebuah batu
yang bentuknya menyerupai manusia. Masyarakat
setempat meyakini batu tersebut sebagai penjelmaan
jasad Meles. Sejak saat itu, penduduk yang tinggal
di sekitar Sungai Warsamsung, tidak berani berburu
buaya untuk dimakan atau diambil kulitnya karena
mereka percaya bahwa buaya adalah binatang yang
dilindungi.

Gunung Lokon dan Gunung Kalabat


Tersebutlah Gunung Lokon yang tinggi menjulang.
Hal ini sesuai dengan penghuninya yang bernama
Makawalang, yang juga bertubuh tinggi besar. Pada
awalnya Makawalang sebagai penghuni pertama
Gunung Lokon sangat rajin dan terampil bercocok
tanam sehingga kehidupan alam terpelihara. Akan
tetapi, lambat laun Makawalang terlena dengan
kehidupannya yang berkecukupan sehingga menjadi
malas. Akibatnya, alam pun rusak. Penduduk bumi
sangat takut jika alam Gunung Lokon rusak karena
gunung bisa marah dan akan terjadi bencana. Mereka
pun meminta Makawalang pergi dari Gunung Lokon
dan meminta Pinontoan dan Ambilingan, sepasang
suami istri yang rajin, untuk menghuni Gunung Lokon.
Mereka pun menjaga dan merawat Gunung Lokon
hingga kehidupan kembali tentram. Gunung Lokon
pun semakin tinggi menjulang. Hal ini menyebabkan
penduduk Gunung Kalabat iri. Mereka meminta izin
pada Pinontoan dan Ambilingan untuk memotong
puncak Gunung Lokon untuk ditambahkan ke atas
puncak Gunung Kalabat sehingga gunung itu lebih
tinggi. Cerita ini memberikan pelajaran pentingnya
menjaga dan melestarikan alam demi kesejahteraan
umat manusia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 91


Burung Kekekow dan Gadis Miskin
Di sebuah gubuk di hutan, hiduplah seorang janda
miskin bersama dua anak gadisnya. Meskipun hidup
miskin, mereka saling menyayangi. Kedua gadis itu
juga berperilaku baik, senang menolong warga lain di
kampung mereka. Setiap hari kedua gadis itu mencari
bahan makanan untuk dimasak oleh sang ibu. Suatu
hari, ketika mereka kelelahan mencari makan di
hutan, seekor burung kekekow menjatuhkan berbagai
makanan dari atas pohon untuk mereka berdua.
Itulah awal persahabatan kedua gadis miskin
dengan si burung kekekow. Sejak saat itu pula, mereka
tidak lagi hidup miskin karena pertolongan si burung
kekekow. Dalam keadaan berkecukupan, mereka tak
lupa untuk tetap berbagi makanan dan menolong
warga. Sayangnya, warga tidak senang dengan
kehidupan mereka yang telah berkecukupan. Warga
pun mencelakai si burung kekekow. Meskipun
demikian, burung kekekow dan kedua gadis sahabat-
nya tidak berhenti menebar manfaat bagi orang-
orang di sekeliling mereka. Cerita ini mengandung nilai
keluhuran budi pekerti yang dapat dijadikan pelajaran
bagi generasi muda saat ini.

Karang Melenguh
Buyuang Kacinduan adalah seorang anak laki-laki
anak petani di Nagari Bayang, Pesisir Minangkabau.
Buyuang memiliki perilaku baik, sopan, dan sangat
patuh pada orang tuanya. Tak hanya ayah dan
ibunya,seluruh warna Nagari Bayang pun sangat
menyayanginya. Takdir membawa nasib Buyuang
menjadi yatim piatu. Beruntunglah seorang lelaki
yang kaya raya dan baik hati bersedia mengangkatnya
sebagai anak. Tetapi, Bujang Katinggian, anak
kandung lelaki itu, tidak menyukai Buyuang. Saat
sang ayah angkat wafat, ia berwasiat agar harta
warisannya dibagi untuk Bujang dan Buyuang. Bujang
yang serakah ingin menguasai seluruh harta warisan
mendiang ayahnya sehingga ia pun bersiasat untuk
melenyapkan Buyuang. Akan tetapi, Buyuang yang
berhati mulia selalu dalam perlindungan Tuhan Yang
Mahakuasa sehingga selamat dari marabahaya.
Sebaliknya, Bujang yang bertabiat buruk pun
mendapat akibat dari perbuatan jahatnya. Begitulah,
siapa menanam, dia yang akan menuai.

92 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Sapan Didiah
Cerita “Sapan Didiah” diangkat dari sastra lisan yang
masih berkembang di Batu Sangkar, Sumatra Barat.
Cerita ini masih terus dituturkan orang tua kepada
anak-anaknya. Cerita Sapan Didiah merupakan
sebuah cerita yang sarat nilai-nilai luhur yang tinggi.
Dalam cerita ini ditemukan ajaran untuk anak agar
tidak durhaka terhadap orang tuanya. Orang tua
merupakan sosok yang harus dihormati,
bagaimanapun kondisinya. Walaupun ia tidak
berkecukupan dalam ekonomi, tetapi ia tetap orang
yang harus kita sayangi.

Indrasakti
Dahulu kala di daerah pesisir pantai timur banyak
terdapat kerajaan kecil. Salah satu di antaranya
adalah Kerajaan Pagurawan. Kerajaan ini cukup
makmur. Kerajaan Pagurawan ini bertahta di Bandar
Khalifah, yaitu suatu daerah yang sekarang terletak di
Kabupaten Batubara, berbatasan dengan Kabupaten
Serdang Bedagai Sumatra Utara. Baginda raja
memiliki seorang permaisuri yang sangat cantik
bernama Permaisuri Putri Halimah.
Pasangan raja dan permaisuri ini dikarunia dua orang
putri yang cantik bernama Putri Khalsum dan Putri
Laila, serta seorang putra yang gagah dan tampan
bernama Indrasakti. Sebagai putra satu-satunya,
Indrasakti menjadi tumpuan harapan ayahnya.
Ia menjadi sosok yang istimewa di kerajaan.
Keistimewaan itu tercermin dalam ungkapan ‘bagai
ditiup anak malaikat, bagai dituntun anak bidadari.’
Kelahirannya dirayakan secara besar-besaran karena
baginda raja merasa senang atas kelahiran putranya
tersebut.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 93


Indra Laksana dan Indra
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
Mahadewa
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

Konon diceritakan ada sebuah negeri yang makmur


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

bernama Negeri Indra Perjangka yang terkenal


sebagai kerajaan yang aman sejahtera. Aneka pohon
dan tumbuhan tumbuh subur di setiap sudut wilayah
kerajaan. Sawah membentang menjanjikan harapan
bagi para petani untuk menghasilkan padi yang
banyak. Setiap menjelang musim panen, terlihat
hamparan padi yang menguning bagai lautan
emas. Bunga-bunga beraneka warna dan semerbak
harumnya menghiasi taman Negeri Indra Perjangka.
Negeri Indra Perjangka dipimpin oleh seorang raja
yang bernama Sultan Mangindra Cuaca. Sultan
Mangindra Cuaca adalah seorang raja yang
berwibawa dan sangat sakti. Beliau memiliki bala

INDRA LAKSANA DAN tentara yang tangguh dan memiliki ribuan pasukan
berkuda. Sehingga negeri lain enggan untuk
menaklukkan Negeri Indra Perjangka.

INDRA MAHADEWA

Indara Pitaraa dan Siraapare


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Desa Wakumoro adalah sebuah desa kecil yang
terletak di sepanjang pesisir pantai. Di desa itu
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

hiduplah sepasang suami istri yang bernama La


Jampi dan Wa Sara. La Jampi dan Wa Sara suka
menolong orang-orang yang sedang kesusahan
meskipun mereka bukan orang yang berkecukupan.
La Jampi dan Wa Sara sudah lama menikah, tetapi
belum juga dikaruniai anak. Mereka terus-menerus
berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak.
“Pak, Mengapa Tuhan belum memberi kita anak ya,
Pak? Apa salah dan dosa kita hingga Tuhan belum
mengabulkan doa kita?” Wa Sara bertanya pada La
Jampi.
“Sabar, Wa Sara. Janganlah kamu bicara seperti itu.
Kita tidak boleh berprasangka buruk kepada Tuhan.
Dosa itu namanya!” La Jampi menjawab keluhan

INDARA PITARAA
istrinya.
“Percayalah, Tuhan punya rencana lain terhadap
kita. Berbuat baik jangan selalu mengharap imbalan.

DAN SIRAAPARE Tak ikhlas itu namanya. Teruslah berdoa,” La Jampi


menasihati istrinya. Wa Sara sadar akan
perkataannya, ia lalu memohon ampun kepada Tuhan.

94 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Lolotabang dan Biuqbiuq
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Lolotabang menggigil. Bukan karena hawa dingin
yang menghembus tubuhnya, melainkan karena
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

pandangan menusuk lelaki kekar itu. Pandangannya


seolah hendak menguliti Lolotabang hingga ke
tulang-tulangnya. Wajah cantik gadis itu menjadi
pucat dicekam rasa takut. Dengan tergesa-gesa ia
merapikan tenunannya dan masuk ke dalam rumah.
Ditutupnya pintu rapat-rapat. Ia mengintip dari sudut
jendela. Sosok tinggi besar di atas punggung kuda
itu masih mengarahkan pandangannya ke rumah.
Namun, tak lama kemudian sosok berkuda itu
berbalik meninggalkan rumah Lolotabang. Gadis
cantik itu menghembuskan napas lega. Pias di
wajahnya masih belum surut ketika adiknya tiba-tiba
muncul dari dapur.

LOLOTABANG
“Kak, ada apa?” tanya Biuqbiuq heran. Ia memandang
kakaknya dengan cemas.
Lolotabang balas memandang adiknya. Bibirnya

dAN BIUQBIUQ
sedikit bergetar.
“Tadi … Tuan Bangsawan …,” Lolotabang berkata
terbata-bata.
“Tuan Bangsawan? Benarkah, Kak?”
“Iya, Dik. Tuan Bangsawan lewat di depan rumah kita
ketika aku sedang menenun. Lalu …”

Menak Jingga
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Matahari yang mulai sepenggalah menyengatkan
sinarnya menembus genting-genting atap rumah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

kepatihan menjadi lebih panas. Patih Logender berkali-


kali mengusap keringat yang membasahi dahi dan
lehernya. Ia mondar-mandir ke sana kemari, sebentar
duduk sebentar berdiri. Patih Logender betul-betul
bingung setelah mendapat titah sang ratu untuk
mencari orang yang bernama Damarwulan. Ia
bingung bukan karena tidak bisa mencari Damarwulan,
melainkan justru karena Damarwulan telah berada
di rumahnya sejak beberapa bulan yang lalu bahkan,
Damarwulan kini telah menjadi suami Anjasmara
anak sulungnya.
“Benarkah Damarwulan dapat menumpas pemberon-
takan di Prabalingga seperti kata sang ratu? Mengapa
Ratu Kencana Wungu memilih menantunya? Mengapa

MENAK JINGGA
bukan Layang Seta atau Layang Kumitir? Bukankah
kedua anak lelakinya itu lebih tangguh daripada
Damarwulan?” gumam sang patih dalam hati.
“Sabdapalon…,” sang patih memanggil seseorang.
“Ya, Gusti….”
“Panggilkan Damarwulan!”
“Baik, Gusti.”

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 95


Misteri Banteng Wulung
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Pada zaman dahulu di tanah Pasundan terdapat
sebuah negeri yang subur dan makmur. Segala yang
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ditanam akan tumbuh. Ibarat batu dan kayu ditanam


pun dapat tumbuh dengan subur. Hal yang demikian
dapat menghidupi seluruh rakyat negeri Sumber-
karang. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kehidupan
rakyat negeri tersebut tidak ada yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
Selain karena tanahnya yang subur, Kerajaan
Sumberkarang juga dipimpin oleh seorang raja yang
bersikap adil, jujur, dan bijaksana bernama Baginda
Mahesa Gangga. Jika tidak bersikap adil, jujur,
dan bijaksana, kemakmuran hanya akan dinikmati
oleh keluarga kerajaan dan para pengikut setianya
sementara rakyat akan hidup dalam kemiskinan dan

MISTERI
kesengsaraan. Karena itu, keadilan, kejujuran, dan
kebijaksanaan para petinggi kerajaan merupakan
kunci utama bagi kesejahteraan dan kemakmuran

BANTENG WULUNG
untuk rakyat.

Misteri di Hutan Rimba


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Pada zaman dahulu, di Kerajaan Bima terdapat
sebuah kesultanan. Di sana memerintah seorang raja
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

bernama Sultan Salehudin.


Sultan Salehudin memerintah dengan arif bijaksana.
Oleh karena itu, seluruh rakyat sangat mencintai
rajanya. Beliau masih muda dan berparas tampan,
serta gagah. Namun, raja tersebut belum berpikir
untuk memiliki permaisuri. Padahal, jika beliau mau,
tentu tidak akan sulit karena banyak sekali putri
bangsawan maupun putri sultan yang senang
dengannya.
Di kerajaan, Ibu Suri juga sering mengingatkan agar
Sultan Salehudin segera memiliki permaisuri. Namun,
oleh Sultan selalu dijawab dengan halus dan Sultan
selalu menjawab kalau dia belum menemukan calon
permaisuri yang diidam-idamkannya.

MISTERI Sultan Salehudin senang sekali berburu bila ada


waktu senggang. Sultan berburu dengan diikuti para
pembesar istana, beliau berburu dalam waktu yang

DI HUTAN RIMBA lama sehingga menginap beberapa malam di hutan.

96 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Misteri Telaga Warna
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Pada zaman dahulu di kawasan Puncak ada sebuah
kerajaan besar. Namanya Kerajaan Kuta Tanggeuhan.
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Kerajaan itu berada di lereng Gunung Lemo, kawasan


perbukitan Mega Mendung. Kerajaan itu cukup
megah. Tamannya luas, terhampar mengelilingi
istana. Aneka bunga dan tanaman tumbuh subur
di taman itu. Di antara tanaman yang cukup tinggi

MISTERI terdapat aneka bunga berwarna-warni. Ada yang


merah, ada yang putih, dan ada pula yang ungu.
Kerajaan Kuta Tanggeuhan dipimpin oleh seorang

TELAGA WARNA raja yang bernama Prabu Swarnalaya. Ia seorang


raja yang sangat bijaksana. Meskipun kekuasaannya
besar, ia tidak sombong. Kepada rakyatnya pun ia
sangat perhatian. Kalau ada rakyat yang mengalami
kekurangan, ia segera mengirim bantuan. Karena itu,
ia sangat dicintai oleh rakyatnya.
Hampir seluruh rakyat di Kerajaan Kuta Tanggeuhan
hidup makmur. Hasil pertanian dari ladang dan
perkebunan selalu ada. Itu karena tanah di wilayah
Kuta Tanggeuhan memang sangat subur. Rakyatnya
pun rajin bekerja. Karena itu, tidak ada rakyat yang
mengalami kekurangan.

Pangeran Indra Bangsawan


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
Raja Indra Bungsu bingung menentukan siapa
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA yang akan menggantikannya kelak. Kedua anaknya,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Pangeran Syah Peri dan Pangeran Indra Bangsawan
sama-sama tekun dan pandai. Berdasarkan mimpinya,
raja percaya bahwa siapa yang dapat mengambil
buluh perindu dialah yang akan menjadi raja. Karena
itu, keduanya meninggalkan istana untuk menemukan
buluh perindu permintaan raja. Di tengah jalan
keduanya terpisah diterjang angin topan dan kabut.

PANGERAN INDRA
Pangeran Syah Peri melanjutkan perjalanan dan
menikahi seorang putri cantik bernama Dewi
Ratna Sari dari Kerajaan Asikin. Sementara itu,

BANGSAWAN
Pangeran Indra Bangsawan bertemu seorang nenek.
Nenek tersebut menawarkan buluh perindu jika
Pangeran Indra Bangsawan dapat mengalahkan
raksasa yang sangat mengidamkan Putri Dewi
Komala Sari. Setelah membunuh raksasa, Pangeran
Indra Bangsawan mendapatkan hadiah buluh perindu
dan menikahi Putri Dewi Komala Sari.
Singkat cerita kedua putra raja tersebut kembali ke
Negeri Kobat Syahrial bersama istri dan pasukannya.
Pangeran Syah Peri ikhlas menerima Pangeran Indra
Bangsawan menjadi Raja Negeri Kobat Syahrial. Raja
dan permaisuri sangat senang dan semuanya hidup
bahagia.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 97


Putri Ringin Kuning
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Kisah ini menceritakan seorang permaisuri bernama
Nyai Ciciri. Baginda tidak tahu bahwa Nyai Ciciri
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

adalah jelmaan seorang penyihir bernama Galuh


Gagalang. Awalnya raja diguna-gunai oleh Galuh
Gagalang. Ia pun kemudian menikahi gadis penyihir

PUTRI
itu. Ketika Nyai Ciciri sedang hamil tua, ia meminta
agar raja mencarikan caping dan papaliran untuk
anak yang akan dilahirkannya. Raja pun pergi mencari

RINGIN KUNING
benda itu hingga berbulan-bulan. Ia sampai tidak tahu
bahwa permaisurinya itu sudah melahirkan. Anak
permaisuri itu kembar tiga, yaitu seorang gadis
dan dua jejaka. Sesudah lahir, anak-anak raja itu
dimasukkan ke dalam peti lalu dihanyutkan di sungai.
Beruntung, peti itu ditemukan oleh raksasa. Sejak
itu, anak-anak raja itu diasuh dan dibesarkan oleh
keluarga raksasa. Sang raja sangat geram, karena
Galuh Gagalanglah, anak-anaknya menjadi terlunta-
lunta dan keluarganya tercerai-berai. Akhirnya raja
menahan Galuh Gagalang dan membawa kembali
anak serta istrinya ke istana. Mereka hidup bahagia.
Begitulah, orang yang berbuat jahat akan menuai
hasil kejahatannya, dan orang yang berbuat baik akan
memperoleh hasil yang baik pula. Kejahatan itu pada
akhirnya akan selalu dikalahkan oleh kebaikan.

Putusnya Tali Persaudaraan


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang kehidupan kakak beradik
puteri Maki Kili yaitu Tima dan Numa yang memiliki
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

sifat dan karakter yang sangat berbeda. Tima sang


kakak memiliki sifat yang angkuh dan selalu menaruh
iri dengki kepada sang adik Numa karena menyadari
bahwa Numa lebih cantik daripada dirinya. Lain
halnya dengan Numa. Numa sangat santun, ramah,
dan lemah lembut kepada siapa saja termasuk
kepada Tima yang selalu jahat padanya. Numa tak
segan memberikan pertolongan kepada siapa saja
yang membutuhkan pertolongan. Kebaikannya
sangat menarik hati seorang pemuda yang tak
sengaja ditolong olehnya.
Kejahatan Tima semakin bertambah takkala dirinya
memiliki suami. Tima dengan suaminya menghan-
curkan kehidupan keluarga Numa dengan menjual
semua yang dimiliki. Tima pun tak segan memutuskan

PUTUSNYA TALI
tali persaudaraan dengan Numa dan ibunya. Kisah
ini mengandung pesan bahwa hendaklah saling
menyayangi dan menjaga keutuhan keluarga.

PERSAUDARAAN Kebahagian hidup tidak dapat diukur dengan harta


karena sering kali harta dapat membuat celaka.
Hendaklah hidup dengan rukun, jujur dan saling
membantu karena kebaikan selalu berbuah kebaikan.

98 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat


Raja Rokan
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Kerajaan Paguruyung terletak di kota Benia, Pagaru-
yung, Sumatra Barat. Meskipun dipimpin seorang
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

wanita, Kerajaan Pagaruyung tersohor dan disegani


para pemimpin kerajaan kecil di sekitarnya. Rakyatnya
hidup sejahtera. Negaranya aman dan tenteram.

RAJA ROKAN
Rajanya bernama Putri Sangka Bulan. Ia berputra
tujuh orang, yaitu Sutan Seri Alam, Sutan Sakti Alam,
Sutan Alam Perkasa, Sutan Indra Sakti, Sutan Cahaya
Mangindra, Sutan Indra Cahaya, dan Putri Sari Bulan.
Dari ketujuh putranya itu, Sutan Seri Alam memiliki
tabiat buruk. Memang, ia berwajah tampan dan
berbadan tegap, tetapi sifatnya tidak baik, angkuh,
sewenang-wenang terhadap rakyat kecil, dan suka
mencuri.
Raja Putri sering merasa sedih memikirkan sifat putra
sulungnya karena ia diharapkan akan menjadi
penggantinya sebagai raja. Ia menolak belajar ilmu
kenegaraan, ilmu bela diri, dan berbagai ilmu lainnya.
Bahkan, ia suka bermain judi dan mengadu ayam.
Ia berkata kepada ibunya, “Ibunda! Aku ahli waris
kerajaan yang sah walaupun aku tidak mengikuti
peraturan di istana ini. Biarlah adik-adikku yang
belajar agar dapat membantu diriku kelak saat aku
menjadi raja.”

Si Cantik dan Menteri Hasut


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
Perkampungan nelayan itu terletak di dalam wilayah
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Negeri Wakat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
bernama Raja Wadirah yang sangat terkenal den-
gan kebijaksanaannya. la mempunyai empat orang
menteri yang sekaligus sebagai gurunya. Keempat
guru itu sedang menghadap Raja Wadirah. Raja
Wadirah bertanya, “Wahai menteri-menteriku, aku
mendengar kebijakan Mahsyud Hak. Aku ingin dia
diangkat menjadi menteri untuk membantu kita di
kerajaan ini.
Salah seorang menteri yang tertua, Ajsam, berkata,
“Ya, Tuanku, hamba kira sebelum Mahsyud Hak
dibawa ke istana, sebaiknya kita uji dahulu.”
Menteri Ajdewan berkata, “Benar, Tuanku. Kita belum
tahu apakah Mahsyud Hak itu benar-benar orang

SI CANTIK DAN bijaksana. Sebaiknya, dia kita uji dahulu. Bukankah


begitu, Tuan Ajpakan dan Tuan Ajdewanda?”
Kedua menteri yang lain setuju, “Benar, Tuanku, apa

MENTERI HASUT yang dikatakan oleh Tuan Ajsam dan Tuan Ajdewan.”
Mendengar ucapan keempat gurunya, Raja Wadirah
setuju. Selesai pertemuan, raja pun masuk ke dalam
istana. Keempat guru itu merencanakan tipu muslihat
agar Mahsyud Hak tidak berhasil masuk ke istana.
Mereka takut akan tersaingi oleh Mahsyud Hak.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 99


Betawol
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
Siapakah orang itu? Dari manakah asalnya? Banyak
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA orang yang membicarakan dan banyak pula yang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
penasaran dengannya. Pemuda Tidung itu tinggal di
sebuah desa, tepatnya di tepi Sungai Sibuku, daerah
sekitar Tawau. Ia dikenal karena ketampanan dan
kegagahannya. Itulah sebabnya ia dinamai Betawol
yang berarti laki-laki, atau tepatnya pemuda tampan
dan gagah.
Selain itu, ia dikenal karena kepandaian-nya mencari
ikan, udang, damar, dan rotan. Walau dikenal gagah,
ia hidup kekurangan sehingga harus bekerja keras
membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan
kedua orang tuanya.

BETAWOL

100 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Hikayat Datuk Hitam dan Bajak Laut
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Kampung Seberang terletak di pinggir laut yang be-
rair bening. Walaupun sangat sederhana dan bersa-
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

haja, penduduk Kampung Seberang hidup aman dan


sejahtera. Hal itu berkat kepemimpinan Datuk Hitam,
HIKAYAT DATUK HITAM Penghulu Kampung Seberang. Datuk Hitam adalah
orang yang gagah. Sorot matanya tajam berwibawa,
tetapi juga membawa keteduhan bagi orang yang me-
DAN BAJAK LAUT mandangnya. Selain itu ia memiliki kemampuan silat
yang tinggi. Karena kemampuannya ini ia sering di-
minta bantuan oleh kerajaan untuk menumpas para
bajak laut. Salah satu bajak laut yang berhasil dikalah-
kannya adalah Datuk Lintang. Akibat kekalahannya ini
Datuk Lintang menaruh dendam kepada Datuk Hitam.
Suatu hari saat Datuk Hitam sedang pergi berlayar,
Datuk Lintang pergi ke Kampung Seberang untuk
membalaskan dendamnya. Saat mengetahui Datuk
Hitam tidak ada di tempat, Datuk Lintang sangat ma-
rah, kemudian meluluhlantahkan tempat tersebut. Se-
lain itu untuk melampiaskan amarah dan dendamnya,
ia menculik anak Datuk Hitam, yaitu Awang Perkasa.
Kisah ini memberikan kita pelajaran bahwa setiap
perbuatan jahat akan mendapatkan balasan yang se-
timpal.

Jaka dan Naga Sakti


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
Alkisah, sebuah negeri dipimpin oleh seorang Raja
bernama Prabu Arya Seta. Sang Raja memiliki seo-
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

rang putri cantik bernama Putri Ayu Rara Kemuning.


Sang putri menderita penyakit yang susah disembuh-
kan. Raja mengadakan sayembara ke seluruh pelosok
kerajaan, agar dapat membantu menyembuhkan pu-
trinya. Penyakit Putri Ayu Rara Kemuning hanya bisa

JAKA DAN
disembuhkan dengan daun sirna ganda yang adanya
hanya di gua kaki gunung Arga Dumadi. Gua itu di-
jaga oleh seekor naga sakti dan untuk mendapat-

NAGA SAKTI
kan daun itu harus mengalahkan naga sakti terlebih
dahulu. Hadiah yang akan diberikan oleh sang raja
bagi laki-laki yang berhasil mendapatkan daun sirna
ganda adalah menjadi menantunya, sedangkan bagi
perempuan akan mendapatkan 1.000 keping emas.
Salah satu peserta sayembara adalah seorang pemu-
da dengan kondisi tubuhnya penuh luka borok yang
bernama Jaka Budug. Sebenarnya Sang Putri merasa
jijik melihat keadaan Jaka Budug dan dalam hatinya
dia tidak ingin Jaka Budug memenangkan sayembara
tersebut. Di sisi lain Jaka Budug berkomitmen untuk
memenangkan sayembara.
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa kita tidak boleh
menilai seseorang dari penampilannya saja.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 101
Cerita Awan Putih Mengambang
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
di Cakrawala
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

Cerita rakyat “Awan Putih Mengambang di Cakrawala”


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

bercerita mengenai liburan Andini di rumah Eyang


Putri di daerah Purwokerto, tepatnya di daerah
Kaki Gunung Slamet. Cerita ini ditulis oleh Dad
Murniah. Selama masa liburan tersebut, Eyang Putri
banyak menceritakan kisah mengenai pewayangan
yang terkenal di daerah Jawa kepada Andini. Salah
satunya adalah cerita mengenai Ular Naga Taksaka.
Ular Naga Taksaka merupakan seekor naga raksaka
yang telah membunuh raja bernama Parikesit. Eyang
Putri menceritakan kisah ini mulai dari awal mula
pemerintahan Raja Kuru yang memimpin Kerajaan
Astina sampai dengan Raja Parikesit yang merupakan
cucu Arjuna. Dalam kisah itu juga diceritakan

CERITA AWAN PUTIH mengenai kisah Kerajaan Astina dalam masa


pemerintahan Pandawa Lima. Cerita Awan Putih

MENGAMBANG
Mengambang di Cakrawala memiliki nilai moral yaitu
agar kita sebagai manusia jika disakiti oleh orang
lain, sebisa mungkin kita memaafkan orang yang

DI CAKRAWALA menyakiti kita. Kita tidak boleh dendam apalagi


mengeluarkan perkataan yang kurang baik.

Cerita untuk Kirana


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Di suatu zaman yang sangat makmur, hiduplah
seorang nenek bersama cucunya, Kirana. Mereka
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

hidup di perbatasan sebuah desa dengan beberapa


tetangga di sekitar rumahnya. Setiap hari, sepulang
sekolah, Kirana selalu membantu neneknya menjaga
padi di sawah. Sebentar lagi nenek Kirana akan
panen sehingga padi-padi itu harus dijaga dari
serangan burung. Bekal makanan seadanya selalu
dibawanya. Selepas senja mereka baru sampai di
rumah. Setiap menjelang tidur Kirana selalu meminta
neneknya bercerita.

CERITA UNTUK
KIRANA

102 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Manarmakeri
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
Di pantai barat Pulau Biak terdapat sebuah kampung
bernama Sopen. Penduduknya hidup rukun dan
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

damai. Untuk mempertahankan kelangsungan


hidupnya, sehari-hari mereka bekerja di kebun. Di
belakang Kampung Sopen terdapat tiga buah gunung
yang menjulang tinggi yang oleh penduduk setempat
disebut Gunung Yamnaibori, Sunbiyabo, dan
Manswarbori. Di Gunung Yamnaibori ini hidup
seorang pemuda bernama Yawi Nusyado. Wajah-
nya sangat tampan dan tubuhnya kekar. la tinggal
seorang diri di gubuk yang sederhana.
Seperti halnya penduduk kampung yang lain, Yawi
Nusyado menanam keladi bete dan labu di kebun
untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pada
suatu hari kebunnya dirusak oleh seekor babi. Yawi
Nusyado lalu menyiapkan sebuah makbak untuk
menangkap babi itu. Makbak adalah sejenis tombak
nibung yang ujungnya sangat runcing.

MANARMAKERI
Cahaya dan Dusta Si Gunam
Buku ini menceritakan kehidupan pasangan suami
istri bernama Gumam dan Ben. Kehidupan keduanya
selalu diliputi kecemasan akan masa depan. Terlebih
lagi sang istri, Ben yang selalu merisaukan suaminya.
Merasa terpancing dengan kerisauan istrinya, Gunam
semakin rajin berburu dan mencari ikan. Saking
asyiknya di luar, sampai-sampai Gunam tidak
mengikuti pesta pengucapan syukur (pesta erau).
Karena tidak mengikuti pesta dari awal dan tidak
mendengarkan pesan istrinya, akhirnya Gunam
melakukan kesalahan yang fatal. Gunam menabuh
gendang dengan ekor ikan pari sehingga gendang
telinga masyarakat yang hadir di sana menjadi
pecah. Akibatnya, masyarakat tidak bisa mendengar
lagi dan seketika Gunam bersama masyarakat
dikutuk menjadi batu. Inilah karma dari Sang Hyang,
karena kecerobohan si Gunam. Setelah kejadian
tersebut, tinggallah Ben seorang diri yang selalu
merindukan suaminya yang telah menjadi batu.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 103
Pertarungan Terakhir Seri 1
LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN Cerita ini berkisah tentang seorang pendekar bernama
Serunting yang dikhianati oleh istri dan adik iparnya
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

sendiri. Perselisihannya dengan adik iparnya bernama


Rie Tabing disebabkan oleh permasalahan ladang.
Dalam sebuah perkelahian dengan sang adik ipar,
Serunting mengalami kekalahan dan tubuhnya
terluka parah. Tak disangka sang istrilah yang
membocorkan rahasia kelemahan Serunting kepada
adiknya. Serunting berhasil melarikan diri meski
dengan tubuh yang dipenuhi luka. Di sebuah daerah
pelabuhan, Serunting diselamatkan oleh seorang
tabib. Serunting lalu bersemedi di bukit Siguntang
untuk memulihkan tenaga dan kesaktiannya. Setelah
dua tahun melakukan semedi, ia kembali ke kampung

PERTARUNGAN halamannya untuk mengalahkan sang adik ipar yang


kini telah menjadi penguasa yang zalim.

TERAKHIR SERI 1

Hikayat Bayan Budiman


LABORATORIUM KEBINEKAAN BAHASA DAN SASTRA
PUSAT PENGEMBANGAN STRATEGI DAN DIPLOMASI KEBAHASAAN
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
Bayan Budiman merupakan salah satu cerita rakyat
yang sarat dengan nilai-nilai luhur, seperti imbauan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

atau ajakan untuk selalu berbuat kebaikan dan


unsur keagamaan. Cerita ini termasuk cerita

HIKAYAT berbingkai, sebagaimana cerita klasik pada umumnya


dan dapat menjadi bahan bacaan siswa sekolah.
Dalam cerita ini disebutlah nama Bayan yang

BAYAN BUDIMAN budiman. Bayan adalah nama burung yang dapat


berbicara, baik hati, dan memiliki sifat-sifat terpuji
seperti layaknya manusia. Ia pun pandai bercerita
tentang segala hal yang mengandung hikmah bagi
siapa pun yang mendengarnya. Isi ceritanya biasanya
berupa nasihat yang bermanfaat, khususnya bagi
manusia, seperti cerita tentang anak yang harus
berbakti kepada kedua orang tuanya, istri yang harus
setia kepada suaminya, dan manusia yang harus
selalu berdoa memohon pertolongan Allah, Tuhan
semesta alam ini. Ia tidak mau berbuat jahat, keji, dan
berbicara yang tidak ada manfaatnya. Oleh karena
itulah, ia disebut burung bayan yang budiman.

104 Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat
Putri Serindu Hati dan Perbimbang
“Putri Serindu Hati dan Perbimbang” merupakan cerita
rakyat masyarakat Kabupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu. Cerita ini merupakan khazanah kekayaan
masyarakat Lebong yang belum dituliskan seperti
beberapa cerita lainnya. Cerita ini berkembang dalam
masyarakat melalui informasi para orang tua kepada
anaknya. Sebahagian masyarakat menyampaikan
cerita ini dalam bentuk nasihat kepada remaja
yang masih dalam hubungan pacaran agar mereka
mengetahui batasan-batasan dalam berteman
dengan lawan jenis.
Sebagai warisan cerita leluhur, kisah “Putri Serindu
Hati dan Perbimbang” mengandung pesan adat dan
peradaban masyarakat Rejang pada zaman dahulu,
yaitu adat sebagai lembaga dalam masyarakat serta
sopan dan santun yang masih di junjung tinggi.
Sebagai cerita rakyat yang sarat dengan pendidikan
moral dan kasih sayang, cerita ini patut diteladani
terutama para pendidik anak bangsa dan peserta
didiknya.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra: Koleksi Poster Cerita Rakyat 105

Anda mungkin juga menyukai