Anda di halaman 1dari 44

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PRAJABATAN GOL. III

Drs. Idup Suhady, M.Si

Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia


2009
Hak Cipta© Pada: Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2009

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia


Jl. Veteran No. 10 Jakarta 10110
Telp. (62 21) 3868201-06 Ext. 193, 197
Fax. (62 21) 3800188

Kepemerintahan yang Baik

Jakarta – LAN – 2009


12 hlm: 15 x 21 cm
vi

BAB V PENUTUP ...............................................72


DAFTAR ISI A. Simpulan ........................................72
B. Tindak Lanjut...................................74
KATA PENGANTAR...............................................iii
DAFTAR ISI........................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................ 1
DAFTAR PUSTAKA .............................................76
A. Latar Belakang .................................. 1
DAFTAR DOKUMEN ............................................79
B. Deskripsi Singkat ................................ 4
C. Indikator Hasil Belajar ......................... 4
D. Materi Pokok..................................... 5
E. Manfaat........................................... 5

BAB II PERKEMBANGAN LAHIRNYA


KONSEPSI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK......... 6
A. Umum............................................. 6
B. Pengertian Kepemerintahan yang Baik .....10
C. Latihan (Test) ..................................21
D. Rangkuman......................................23

BAB III PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK..24


A. Arti dan Pengertian Prinsip...................24
B. Prinsip Kepemerintahan yang Baik Sebagai
Konsep ..........................................28
C. Latihan (Test) ..................................36
D. Rangkuman......................................37

BAB IV PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN


YANG BAIK (Contoh dan Permasalahannya) .....39
A. Umum............................................39
B. Penerapan Prinsip-Prinsip Kepemerintahan
Yang Baik .......................................41
C. Contoh dan Permasalahan dalam
Penerapan. .....................................52
D. Permasalahan dalam Penerapan
Kepemerintahan yang Baik...................67
v
2 Kepemerintahan yang Baik

pemerintahan dan pembangunan dalam rangka


BAB I
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pemikiran ini
PENDAHULUAN
menghendaki bahwasanya dalam negara hukum yang
demokratis dan berkeadilan, pemerintah harus
A. LATAR BELAKANG memberdayakan masyarakatnya untuk berperanserta
Pada era reformasi yang hingga kini tengah secara aktif dalam menyelenggarakan kegiatan
berlangsung di negara Republik Indonesia yang kita cintai pemerintahan dan pembangunan. Dengan perkataan lain
setelah kekuasaan Pemerintah Orde Baru yang serba kegiatan pemerintahan dan pembangunan hendaknya
terpusat (sentralistis) berakhir, telah memberikan tidak selalu dilaksanakan sendiri oleh pemerintah,
harapan dan peluang bagi upaya perubahan dan perbaikan melainkan harus mengikutsertakan masyarakatnya, karena
disegala bidang kegiatan pemerintahan dan merekalah yang paling mengetahui kebutuhan, harapan
pembangunan. Dalam praktek pemerintahan dan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam pemikiran
pembangunan saat ini telah terjadi perubahan yang yang demikian itu terdapat hubungan
ditandai dengan pemberian peluang yang semakin besar kesetaraan/kemitraan antara pemerintah dan
terhadap peran serta aktif masyarakat, antara lain masyarakatnya secara serasi dan saling berperan dalam
dibidang penegakkan hukum, penghormatan hak-hak asasi mengelola kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
manusia dan pemberantasan praktek-praktek KKN.
Proses perubahan yang terjadi di Indonesia dewasa ini
Salah satu perubahan yang menonjol dan hingga kini tanpa disadari searah/sejalan dengan kecenderungan
terus diupayakan adalah yang berkenaan dengan cara perkembangan pemikiran tentang pemerintahan dan
pandang (pemikiran) mengenai hubungan timbal balik pembangunan dalam skala global (internasional). Dengan
(interaksi) antara pemerintah dengan masyarakatnya yang perkataan lain pemikiran di atas juga dipromosikan secara
berkaitan persoalan-persoalan politik dan juga policy gencar oleh berbagai negara dihampir seluruh pelosok
(kebijakan), sosial dan ekonomi dalam menyelenggarakan dunia dan oleh badan-badan internasional yang

1
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 3 4 Kepemerintahan yang Baik

berkecimpung dalam pemberian bantuan pembangunan. karena itu suka atau tidak suka konsep dan praktek
Bahkan menjadi prasyarat untuk memperoleh bantuan “Kepemerintahan yang Baik” mutlak dipahami dan
luar negeri. Perubahan cara pandang atau disebut juga dilaksanakan di lingkungan aparatur pemerintah utamanya
perubahan paradigma yang disebarluaskan tersebut di oleh PNS sebagai pelayan masyarakat yang banyak
atas adalah didasarkan atas konsepsi yang disebut berperan dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan pada
“Kepemerintahan yang Baik” yang dalam bahasa Inggris instansi pemerintah.
disebut “Good Governance”. Mengapa demikian karena
selama ini dipandang bahwa “cara-cara B. DESKRIPSI SINGKAT
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di Pada modul ini dijelaskan dan dibahas mengenai arti
masa lalu bersifat ”Bad Governance”, yang berdampak dan pengertian Kepemerintahan yang Baik (Good
negatif bagi masyarakat, bangsa dan negara. Governance;) dan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang
Keinginan untuk merubah cara pandang atau Baik disertai dengan contoh-contohnya dalam
pemikiran dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan
pembangunan dari “Bad Governance” ke good pelaksanaan tugas aparatur pemerintah dalam melayani
Governance” didorong oleh semangat belajar dari masyarakat.
pengalaman pahit berbagai kegagalan
pemerintahan/pembangunan di masa yang lalu. Meskipun C. INDIKATOR HASIL BELAJAR
di satu sisi sebagian masyarakat mengalami peningkatan Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan
kesejahteraan ekonomi, namun di sisi lain sebagian mampu memahami dan menjelaskan:
masyarakat bahkan cenderung mengalami kemiskinan dan 1. Latar Belakang dikembangkannya konsep
ketertinggalan yang semakin buruk. Kondisi tersebut Kepemerintahan yang Baik;
menunjukkan adanya jurang sosial dan ekonomi yang 2. Pengertian Kepemerintahan yang Baik.
cenderung berkembang semakin melebar baik antara 3. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik;
kelompok masyarakat maupun antar wilayah daerah. Oleh 4. Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 5

5. Permasalahan dalam penerapan prinsip-prinsip


BAB II
Kepemerintahan yang Baik.
PERKEMBANGAN LAHIRNYA KONSEPSI
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
D. MATERI POKOK
Mengacu pada deskripsi singkat dan indikator hasil
belajar, maka pokok bahasan modul Kepemerintahan yang A. UMUM
Baik ini berkenaan dengan: Dalam memasuki abad ke-21 negara-negara di
6. Latar Belakang lahirnya Konsep Kepemerintahan yang berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia menghadapi
Baik; suatu tantangan yang berupa perubahan lingkungan
7. Pengertian Kepemerintahan yang Baik; strategis yang berat, baik yang menyangkut bidang
8. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik; politik, ideologi, ekonomi, sosial, budaya, maupun
9. Contoh-contoh penerapan Kepemerintahan yang Baik; pertahanan dan keamanan. Baik perubahan itu yang
dan berasal dari dalam negara maupun dari luar yang
10. Permasalahan dalam Penerapan Prinsip-prinsip pengaruhnya bersifat global (mendunia) yang kemudian
Kepemerintahan yang Baik. terkenal dengan istilah “globalisasi”. Pengaruh globalisasi
tersebut juga merupakan tantangan dalam
E. MANFAAT penyelenggaraan pemerintahan/negara (administrasi
Berbekal hasil belajar dan menyimak modul ini pemerintahan/negara) dan dalam pembangunan nasional.
peserta Diklat dapat memahami arti dan pengertian serta Dari sudut pandang aparatur pemerintahan, perubahan
prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dan juga lingkungan strategis itu harus disikapi (direspon) dengan
mampu menemukenali penerapannya, termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap cara
permasalahan yang ada dalam praktek. penyelenggaraan kegiatan (administrasi) baik yang
menyangkut organisasi (kelembagaan), tata kerja, dan
prosedur kerja/sistem kerja (ketatalaksanaan/tata kelola)

6
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 7 8 Kepemerintahan yang Baik

maupun yang berkenaan dengan pengembangan sumber langsung dilakukan tanpa bertatap muka dengan
daya manusia/pegawai, termasuk penataan pelayanan electronic system (e-services). Dalam pada itu
kepegawaiannya. situasi di dalam negeri (Indonesia), secara internal
pemerintah dan masyarakat juga menghadapi masalah
Secara eksternal, globalisasi yang didorong oleh (krisis multidimensi) yang beraneka ragam/rumit, antara
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama lain situasi politik yang belum sepenuhnya stabil,
teknologi informasi dan komunikasi, dan semangat gangguan kelompok oknum tertentu yang ingin
liberalisasi (bebas dari kekangan/tekanan) telah memisahkan diri dari NKRI (disintegrasi bangsa),
mendorong terjadinya perubahan besar dalam kehidupan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap aparatur
politik, ekonomi, sosial-budaya dan pemerintahan pemerintah, lemahnya penegakkan hukum dan
(praktek administrasi pemerintahan/negara). Globalisasi tersendatnya pemberantasan KKN, lambatnya
juga ditandai oleh gencar/meningkatnya persaingan pemulihan/perbaikan ekonomi, meningkatnya kejahatan
(kompetisi) bebas yang mengharuskan setiap bangsa untuk (kriminalitas), pengangguran, jumlah penduduk miskin
secara terus menerus meningkatkan kompetensi dan merosotnya daya saing bangsa.
(kemampuan)nya dalam bersaing dengan bangsa lain.
Disisi lain tingkat keterkaitan baik antar organisasi Dalam kaitan dengan perubahan sosial masyarakat,
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, maupun dapat disaksikan mengenai tingkat perubahan yang
organisasi internasional sangat tinggi dan saling berlangsung secara cepat yang terlihat dari gaya hidup,
mempengaruhi. budaya, cara berpakaian dan lain-lain, sehingga
menimbulkan situasi yang menuntut mereka untuk
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengetahui lebih banyak, namun tidak mempunyai cukup
terutama teknologi informasi telah mengubah sistem waktu untuk menyikapi perubahan yang terjadi. Kondisi
manajemen pelayanan masyarakat dan sektor bisnis ini menyebabkan masyarakat berada pada posisi yang
sedemikian rupa sehingga berbagai transaksi dapat
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 9 10 Kepemerintahan yang Baik

amat rentan terhadap berbagai akibat perubahan itu menghasilkan permasalahan, seperti menurunnya tingkat
sendiri. kepatuhan masyarakat (krisis kepercayaan), sulitnya
menjalankan pemerintahan, yang akhirnya mengarah
Di pihak swasta (dunia usaha), pertumbuhan kepada timbulnya kekacauan sosial (Dunsire 1993: 22-23).
perusahaan raksasa telah mendorong perubahan pola
operasi dan administrasi yang semula sangat terpusat Untuk menghadapi kondisi yang kompleks, cepat
pada perusahaan induk di negara asal, kini beralih pada berubah dan sangat beragam dalam kehidupan
penguatan manajemen operasinya di unit cabang masyarakat, maka diperlukan contoh mengelola kegiatan
usahanya yang berlokasi di kota-kota di seluruh dunia. pemerintah yang mampu menserasikan hubungan antar
berbagai kelompok dalam masyarakat dan dengan
Di lingkungan masyarakat lembaga swadaya pemerintah dalam suatu tata hubungan yang saling
masyarakat (LSM/NGO) semakin cepat pertumbuhannya berperan dan harmonis, yang sebagai konsep disebut
dengan berbagai tujuan yang berbeda, yang Kepemerintahan yang Baik (Good Governance).
menumbuhkembangkan pula tata hubungan organisasi
yang semakin kompleks yang memerlukan kemampuan B. PENGERTIAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
tersendiri untuk dapat ditangani secara tepat. Begitu Pemahaman mengenai pengertian istilah yang
kompleks dan rumitnya serta beranekaragamnya berkaitan dengan Kepemerintahan yang Baik sangat
kehidupan masyarakat dijaman ini, demikian kritisnya penting, mengingat masih ada pihak-pihak dikalangan
masyarakat menyikapi perubahan yang terjadi aparatur yang sering keliru, baik mengucapkan maupun
memerlukan kemampuan menanganinya menuju pada memahaminya terlebih dalam masyarakat awam, yaitu
kondisi-kondisi yang diharapkan. Kemampuan menangani antara istilah pemerintah (Government) dan
itu adalah melalui konsep yang disebut kepemerintahan kepemerintahan (Governance), antara Good Government
(governance) sebab dalam kurun waktu singkat-berbagai dan Good Governance.
perubahan yang menggoncangkan justru akan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11 12 Kepemerintahan yang Baik

Pemerintah atau Government, dalam bahasa Pengertian istilah “Governance” yang lain, misalnya
Inggrisnya mengandung pengertian “Pengarahan pihak dapat disimak dalam tulisan Prof. Bintoro Tjokroamidjojo,
berwenang (penguasa) atas kegiatan orang-orang MA (2000: 34), yang mengemukakan pendapatnya sebagai
(masyarakat/rakyat) dalam sebuah negara atau kota dan berikut: Governance artinya: memerintah – menguasai –
semacamnya. Bisa pula bermakna “Badan/Lembaga yang mengurus – mengelola”. Jadi mengandung banyak arti.
menjalankan kegiatan pemerintah negara, negara bagian Dalam kaitan ini pada Pidato Presiden tanggal 16 Agustus
atau kota. Adapun istilah “kepemerintahan” yang dalam 2000, istilah “governance” , diterjemahkan sebagai
bahasa Inggrisnya disebut “Governance” mengandung pengelolaan””. Memang demikianlah dalam ilmu
pengertian “tindakan, fakta ataupun cara pengetahuan sosial, suatu istilah bisa mengandung arti
melakukan/menjalankan kegiatan oleh pemerintah bermacam-macam, dan terkadang digunakan silih
(penyelenggaraan pemerintahan). Jadi tekanannya pada berganti, tergantung persoalan, kaitan dan kepentingan
cara menyelenggarakan kegiatan, atau dapat berarti pula penggunaannya serta dalam situasi/kondisi yang
cara mengelola/mengurus yang dilakukan oleh dipandang sesuai saat itu.
pemerintah. Dari uraian di atas kita bisa memahami bahwa istilah
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pemerintah “governance” tidak semata-mata berarti
(Government) adalah lembaga atau organisasinya, “kepemerintahan sebagai suatu kegiatan pemerintah,
sedangkan kepemerintahan (Governance) adalah kegiatan tetapi juga mengandung arti pengurusan, pengelolaan,
(proses)nya. Hal ini bisa dilihat pada pernyataan berikut: pengarahan, pembinaan, penyelenggaraan dan dapat pula
“Governance lebih merupakan kegiatan yang proses saling diartikan pemerintahan”. Atas dasar itu tidak keliru bila
berhubungan antara pemerintah dengan masyarakatnya terdapat istilah berikut: “public governance; private
dalam berbagai hal yang berkenaan dengan kepentingan governance; corporate governance dan banking
masyarakat dan campur tangan pemerintah atas governance (pengelolaan urusan pemerintah, swasta,
kepentingan-kepentingan tersebut (Koiman: Ed. 1993). badan hukum/perusahaan dan pengelolaan urusan
perbankan). Lebih lanjut istilah governance sebagai
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13 14 Kepemerintahan yang Baik

terjemahan dari pemerintahan kemudian berkembang dan Governance (kepemerintahan) secara sederhana,
menjadi populer dengan sebutan “kepemerintahan”. yaitu: cara menggunakan kekuasaan
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian pemerintah/negara dalam mengelola atau mengurus
mengenai istilah “Governance” dari berbagai sumber yang sumber daya ekonomi dan sosial untuk pembangunan
memberikan perhatian terhadap persoalan yang terkait masyarakat.
seperti:
1. Hubbard (2001) mengatakan Kepemerintahan Dari beberapa definisi “tentang governance” dapat
mengandung pengertian tidak sekedar/lebih dari diketahui bahwa konsepsi itu pada intinya berkenaan
pemerintahan. Kepemerintahan mengandung dengan kegiatan kenegaraan, tetapi lebih jauh dari itu
pengertian “bagaimana masyarakat mengatur dirinya melibatkan pihak swasta dan kelembagaan masyarakat.
sendiri. Dalam hubungan ini Agus Dwiyanto (Ed, 2006) yang
2. Novartis Foundation for Sustainable Development mengutip berbagai pendapat mengenai sebutan
(NFSD) mendefinisikan governance (kepemerintahan) governance mengemukakan sebagai berikut: “sebutan
sebagai seni kepemimpinan publik (pemerintah) yang governance dibiarkan dalam bentuk aslinya karena
terdiri dari tiga bidang: memang sulit mencari padanan kata itu secara tepat.
a. Bentuk dan kekuasaan politik; Banyak diterjemahkan sebagai tata pemerintahan,
b. Proses penyelenggaraan kewenangan dalam penyelenggaraan negara, ataupun pengelolaan”.
mengelola kegiatan ekonomi dan sumber daya Lebih jauh dinyatakan bahwa “apapun terjemahannya
sosial dari negara; menunjuk pada pengertian bahwa kekuasaan tidak lagi
c. Kemampuan pemerintah untuk merancang, semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah.
menemukan dan melaksanakan kebijakan serta Governance menekankan pada pelaksanaan fungsi
melaksanakan fungsi-fungsinya. governing (pengelolaan, penyelenggaraan, pengaturan,
3. Rainer Tetzlaff (1995: 20-22) dalam jurnal pengurusan) secara bersama-sama oleh pemerintah dan
Development and Cooperation memberikan definisi institusi (lembaga, organisasi) lain, yaitu LSM, perusahaan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 15 16 Kepemerintahan yang Baik

swasta (dunia usaha) dan warga negara (2006: 77). mengurus negara/kegiatan pemerintahan tidak selalu
Bahkan lembaga yang bukan pemerintah dapat saja harus oleh pemerintah saja, tetapi mengikutsertakan
memegang peran yang lebih besar dalam governance masyarakat/rakyat/warga negaranya.
tersebut, lebih dari itu pemerintah dapat saja tidak
berperan sama sekali yang dalam ungkapan bahasa Inggris Dalam kaitan dengan istilah “Kepemerintahan yang
disebut “governance without government”. Baik (Good Governance) pada modul Sosialisasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang disusun
Dari penelusuran konsepsi kepemerintahan oleh LAN-BPKP tahun 2000, dinyatakan bahwa istilah
(governance) dapat diketahui bahwa pemahaman kepemerintahan dalam prakteknya yang terbaik, disebut
mengenai pengertian istilah kepemerintahan (governance) dengan “Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)”.
lebih ditekankan pada prosesnya (berlangsungnya
kegiatan pemerintah) bahkan juga lembaga Beberapa hal dalam memahami konsep Good
(pemerintah)nya, yang dalam proses itu berlangsung Governance yang dipandang penting diantaranya adalah
kerjasama (kolaborasi) antara lembaga pemerintah, semi bahwa arti “Good” dalam kata Good Governance
pemerintah dan non pemerintah (LSM, swasta) secara mengadung dua pengertian.
seimbang (balance, setara) dan partisipatif. Itulah Pertama : Adanya nilai-nilai yang menjunjung tinggi
sebabnya praktek terbaik (best practise) dari governing keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai
disebut Good Governance yang dalam bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat
bisa diartikan pengurusan yang baik, pengaturan yang dalam mencapai (1) tujuan (nasional); (2)
baik, atau pengelolaan yang baik untuk mencapai kemandirian; (3) pembangunan
ketertiban, keharmonisan dan kelancaran berkelanjutan; (4) keadilan sosial.
penyelenggaraan kegiatan guna mencapai tujuan bersama
yang disepakati bersama pula. Indikasi terjadinya Kedua : Aspek-aspek yang berkenaan dengan fungsi-
Kepemerintahan yang Baik ditandai oleh fakta bahwa fungsi/tugas dari pemerintahan yang tepat
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 17 18 Kepemerintahan yang Baik

dalam pelaksanaan pencapaian tujuan-tujuan sejalan dengan demokrasi; penghindaran salah alokasi
tersebut di atas. dana yang langka; pencegahan persekongkolan
politik/administrasi, disiplin anggaran, dan
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka penciptaan kerangka kerja politik/hukum bagi
Kepemerintahan yang Baik tertuju pada dua hal berikut: tumbuhnya kegiatan dunia usaha”;
Pertama : Cita-cita/kehendak negara yang diarahkan 2. UNDP memberikan batasan Kepemerintahan yang Baik
pada pencapaian tujuan negara/nasional. sebagai ”hubungan yang saling membantu dan
Orientasi ini mengacu pada keinginan untuk membangun diantara negara, swasta dan
tidak terkekang dalam kehidupan bernegara. masyarakat”;
3. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000;
Kedua : Pemerintahan yang berfungsi dengan benar, merumuskan Kepemerintahan yang Baik sebagai
yaitu pemerintahan yang berdaya guna dan ”Kepemerintahan yang mengembangkan dan
berhasil guna dalam pencapaian tujuan menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas,
nasional. Hal ini tergantung pada sejauh akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima,
mana pemerintah mempunyai kemampuan demokrasi, efisiensi, efektifitas, supremasi hukum
dan sejauh mana susunan, aturan dan dan dapat diterima oleh seluruh rakyat”;
hubungan politik serta pelaksananya 4. Agus Dwiyanto (Ed: 2006) mengemukakan: Apapun
berfungsi secara tepat. terjemahannya dari Governance, maka dalam good
Governance mengandung pengertian bahwa
Di bawah ini dikemukakan pengertian Kepemerintahan kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan tidak lagi
yang Baik dari berbagai sumber: semata-mata dimiliki atau menjadi urusan
1. Bank dunia menyatakan bahwa Kepemerintahan yang pemerintah – menekankan pada pelaksanaan fungsi
Baik adalah: “penyelenggaraan manajemen pengelolaan secara bersama-sama oleh pemerintah
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab dan indtitusi lainnya LSM, swasta dan warga negara.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 19 20 Kepemerintahan yang Baik

5. Dalam tulisan J.D Millet “Manajemen dalam Pelayanan


Publik” (1954) dikatakan: Pemerintahan yang Baik
Pemerintah
berarti dimungkinkannya aneka warna satuan-satuan
sosial yang menyelenggarakan tugas-tugas di luar
pengaruh kekuasaan pemerintah, sedangkan
Swasta Masyara-
kekuasaan pemerintah itu sendiri terbagi dan
kat
terbatas.

Dari berbagai definisi Good Governance tersebut di atas, Adapun peran masing-masing pihak itu dalam konsep
secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Kepemerintahan Kepemerintahan yang Baik adalah sebagai berikut:
yang Baik adalah “pengaturan/penyelenggaraan 1. Negara/pemerintah berperan menciptakan
pemerintahan yang tidak semata-mata oleh lingkungan/iklim politik, ekonomi dan hukum yang
pemerintah, melainkan harus mengikutsertakan pihak membuka kesempatan besar, untuk mendorong
swasta dan masyarakat”. Dalam konsep Kepemerintahan berkembangnya dunia usaha dan masyarakat;
yang Baik terdapat tiga pihak penting yang disebut juga 2. Swasta/dunia usaha menciptakan lapangan
pilar-pilar Kepemerintahan yang Baik, yaitu pihak kerja/pendapatan;
pemerintah, swasta dan masyarakat yang saling 3. Masyarakat memberikan kemudahan hubungan timbal
berhubungan secara harmonis sesuai peran dan tanggung balik melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat
jawabnya masing-masing. Hubungan dari ketiga pilar itu untuk berperan serta dalam kegiatan ekonomi, sosial
bila digambarkan adalah sebagai berikut: dan politik.

Dilihat dari segi kelembagaan (organisasi), negara


sebagai unsur governance termasuk didalamnya lembaga-
lembaga negara dan lembaga pemerintahan. Swasta
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 21 22 Kepemerintahan yang Baik

meliputi perusahaan yang berkecimpung dalam berbagai D. RANGKUMAN


bidang kegiatan. Sedangkan masyarakat terdiri dari Perkembangan lingkungan kehidupan masyarakat di
perseorangan dan kelompok (baik yang terorganisasi berbagai bidang (ideologi, ekonomi, sosial dan politik
maupun tidak). Termasuk dalam kelompok masyarakat serta hukum dan lain-lain) dipenghujung abad ke-20 telah
adalah organisasi profesi, dan lembaga swadaya menimbulkan tantangan yang berat terutama bagi negara-
masyarakat (LSM). negara yang sedang berkembang. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta semangat ingin lepas
C. LATIHAN (TEST) dari tekanan dan kekangan telah mendorong perubahan
1. Jelaskan secara singkat mengenai situasli yang besar dalam kehidupan bernegara yang harus disikapi
mendorong lahirnya konsep Kepemerintahan Yang dengan penataan dan penyesuaian terhadap cara-cara
Baik. menyelenggarakan pemerintahan (negara). Dalam negara
2. Jelaskan mengenai arti dan pengertian di bawah ini: yang pemerintahannya terlalu mengandalkan kekuasaan
a. Government (Pemerintah) sehingga mengabaikan kepentingan masyarakat/rakyat
b. Kepemerintahan (Governance) dengan datangnya pengaruh globalisasi, kekuasaannya
c. Istilah-istilah lain apa saja yang artinya sama yang berlebihan telah menjadi ”senjata makan tuan” bagi
dengan istilah kepemerintahan pemerintah itu.
3. Jelaskan mengenai pengertian Kepemerintahan yang Konsep atau pemikiran bahwa segala urusan yang
Baik. Boleh dipilih menurut/sesuai sumbernya. menyentuh kepentingan masyarakat/rakyat hanya
4. Sebutkan pilar-pilar dari Kepemerintahan yang Baik. pemerintah yang berwenang mengurus atau mengaturnya
5. Jelaskan peran dari masing-masing pilar terutama dalam negara hukum yang demokratis dan
Kepemerintahan yang Baik. berkeadilan dipandang sudah tidak sesuai lagi untuk
dipertahankan. Malahan dari pengalaman pemerintahan di
Indonesia kekuasaan pemerintah yang berlebihan telah
menimbulkan salah urus (mis-manajemen), dan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 23

turunnya/tipisnya kepercayaan rakyat kepada


BAB III
pemerintah. Itulah secuil masalah yang memunculkan
PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN
lahirnya konsep Kepemerintahan yang Baik (good
YANG BAIK
governance).
Dalam Kepemerintahan yang Baik, kegiatan
pemerintahan dilaksanakan bersama oleh pemerintah, A. ARTI DAN PENGERTIAN PRINSIP
swasta dan masyarakat sesuai peran dan tanggung jawab Secara umum istilah prinsip sering digunakan dalam
maisng-masing secara berimbang, harmonis dan dinamis. dunia ilmu pengetahuan yang dapat diartikan ”patokan”
Bahkan bilamana perlu pemerintah tidak harus ataupun ”landasan” yang dijadikan pegangan atau acuan
melaksanakan sendiri kegiatan-kegiatan di bidang untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya prinsip itu
tertentu, bila masyarakat/swasta sudah mampu mengandung kebenaran yang sudah teruji dan
melaksanakan kegiatan tersebut. Misalnya mendirikan dan kebenarannya itu dapat dibuktikan melalui pengalaman
mengelola rumah sakit, pendidikan/sekolah, menyediakan dalam dunia praktek. Prinsip sebagai pernyataan
transportasi dan sebagainya. Dalam hal ini, peran mendasar, dan umumnya mengandung kebenaran yang
pemerintah terbatas pada segi-segi membuat peraturan, biasanya menjadi landasan berpikir/bertindak. Oleh sebab
standar dan memberikan kemudahan untuk kelancaran itu istilah prinsip sering disebut juga asas. Prinsip atau
dan ketertiban penyelenggaraan kegiatan. asas lahir dari pengalaman dalam hal yang sama dan
berulang-ulang dengan hasil yang sama. Prinsip tidak
sama/berbeda dengan dalil atau pun ajaran yang selalu
dipandang benar. Dalam hal tertentu prinsip dapat
dinyatakan dalam bentuk perkiraan atau anggapan dasar
atau kesimpulan sementara. Prinsip pada hakekatnya
bersifat:

24
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 25 26 Kepemerintahan yang Baik

1. Praktis, maksudnya prinsip itu selalu dapat dipakai Baik yang mengarah pada perlunya diperhatikan prinsip
terlepas dari situasi dan kondisi. tersebut, bahkan diterapkan dengan sebaik-baiknya.
2. Berkaitan dengan sebuah ketentuan yang bersifat Sebagaimana diketahui bahwa menurut pandangan
dasar dan luas sehingga menyediakan sebuah sudut klasik, pemerintah sebagai organisasi mempunyai
pandang mengenai banyak hal. kekuasaan untuk mengatur, mengurus bahkan memaksa
3. Ajeg dalam arti bahwa dalam situasi yang serupa akan warga di wilayahnya serta mengontrol pengaruh luar atas
timbul hasil yang serupa juga (LAN; 2002). pelaksanaan kebijakannya di dalam negeri, termasuk
mengawasi kegiatan organisasi-organisasinya. Pemerintah
Penerapan prinsip akan menghasilkan sesuatu dengan adalah penguasa di atas wilayah dan rakyatnya dan
lebih baik, menghendaki penilaian dan penafsiran tentang pemerintah dianggap paling berwenang menetapkan,
fakta-fakta yang ada dalam situasi tertentu. Apabila mengatasi dan menyelesaikan persoalan/masalah dan
dihubungkan dengan konsep Kepemerintahan yang Baik, kepentingan masyarakat. Atas dasar itu dibuatlah
maka prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik peraturan-peraturan (kebijakan) yang bersifat mengatur
mengandung pengertian ketentuan-ketentuan yang dan mengikat masyarakat untuk dipatuhi secara tertib.
mendasar, dan telah teruji kebenarannya dalam praktek, Bahkan memberikan sanksi bilamana terjadi pelanggaran
sehingga dapat menjadi pedoman pemikiran atau atas peraturan/kebijakan ataupun ketentuan yang telah
tindakan dalam mewujudkan kenyataan tentang praktek dibuatnya guna menjamin ketertiban sosial.
Kepemerintahan yang Baik. Oleh sebab itu dalam konsep
Namun dalam prakteknya dimanapun pemerintahan
Kepemerintahan yang Baik terdapat prinsip-prinsip
itu berlangsung terdapat kecenderungan bahwa dengan
tertentu yang harus dijadikan pegangan atau landasan
cara tersebut di atas, ketertiban sosial yang diharapkan
dalam mempraktekkan konsep tersebut.
terwujud seringkali tidak tercipta sepenuhnya.
Sebelum sampai pada uraian tentang prinsip-prinsip
Pejabat/aparatur pemerintah sering bertindak berlebihan
Kepemerintahan yang Baik, terlebih dahulu dikemukakan
(over acting), menganggap remeh masyarakat dan kurang
konsekuensi diterapkannya konsep Kepemerintahan yang
peduli pada harapan dan kepentingan masyarakat seolah-
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 27 28 Kepemerintahan yang Baik

olah melupakan peran dan kewajibannya sebagai ”pelayan


masyarakat” atau ”abdi masyarakat”. Kondisi itu dialami B. PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK SEBAGAI
pula di negara kita bahkan masih terasa terutama dalam KONSEP
pelayan masyarakat. Dalam kaitan konsep
Dalam tulisan tentang mewujudkan Good Governance
Kepemerintahan yang Baik kiranya pengalaman pahit
melalui Pelayanan Publik (2006:78-79) diajukan
dalam memberikan pelayanan yang buruk terhadap
setidaknya ada enam hal mendasar yang bisa dijadikan
masyarakat seyogyanya tidak terulang kembali. Dengan
acuan/patokan sebagai berikut:
penerapan konsep ”Governance” untuk mewujudkan
Kepemerintahan yang Baik (Good Governance), 1. Dalam kebersamaan yang dibangun, pemerintah tetap

Pemerintah dengan seluruh aparaturnya harus bertindak berperan penting namun tidak terlalu berpengaruh,

lebih bijak dalam mengurus jalannya pemerintahan di dan mempunyai kemampuan dalam melakukan

negara kita yang demokratis dan berkeadilan. pengaturan hubungan terhadap pelaku-pelaku pada
lembaga-lembaga yang bukan pemerintah untuk
Satu hal yang harus dipahami adalah bahwa
mencapai tujuan masyarakat.
walaupun dari sudut pandang konsep ”Governance”
membawa akibat terjadinya pengurangan peran 2. Kekuasaan yang dimiliki pemerintah harus diubah

pemerintah, namun pemerintah tetap merupakan pihak maknanya dari yang semula dipahami sebagai

yang tidak bisa diabaikan perannya. Pertanyaan yang ”kekuasaan atas” menjadi ”kekuasaan untuk

timbul adalah ”bagaimana pemerintah sebaiknya ”mengurus kepentingan”, ”memenuhi kebutuhan” dan

menempatkan perannya dan bersikap, manakala menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di

berlangsung proses pengurusan (Governing) menuju masyarakat.

Kepemerintahan yang Baik? Atau bagaimana sebaiknya 3. Pemerintah, LSM, swasta dan masyarakat setempat
pemerintah mengelola (menjalankan pengurusan) (lokal/daerah) merupakan pelaku atau pihak yang
kegiatan negara? Untuk itu perlu dipahami prinsip-prinsip mempunyai peran dan kedudukan yang setara.
Kepemerintahan yang Baik berikut ini.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 29 30 Kepemerintahan yang Baik

4. Pemerintah harus mampu merancang ulang susunan patokan-patokan di atas diterapkan secara ajeg, dan
dan budaya kerja instansinya agar siap dan benar, maka akan menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik.
mempunyai kemampuan menjadi penggerak
Bila kita mempelajari berbagai peraturan
pihak/lembaga lainnya untuk menjalani kerjasama
perundangan, buku-buku dan berbagai tulisan yang
yang kokoh, mandiri dan dinamis.
bersifat teoritik, terdapat berbagai prinsip yang perlu
5. Pemerintah harus melibatkan semua pihak dalam diketahui dan dipahami oleh aparatur pemerintah (PNS)
masyarakat mulai dari penyusunan, pelaksanaan sebagai di bawah ini:
sampai pada penilaian atas pelaksanaan
1. Prinsip Kepemerintahan yang Baik menurut UNDP ada
kebijakan/rencana, dan dalam memberikan pelayanan
delapan yaitu (1) Partisipasi; (2) Keterbukaan; (3)
pada masyarakat.
Tenggang gugat; (4) Ketepatan dan efisiensi; (5)
6. Pemerintah harus mampu meningkatkan mutu dalam Kepastian hukum; (6) Kepekaan (7) Kesepakatan; dan (8)
pemberian tanggapan, penyesuaian dan Kesetaraan.
pertanggungjawaban kepada masyarakat dalam
2. Dalam buku Mewujudkan Good Governance melalui
penyelenggaraan kepentingan, pemenuhan kebutuhan
Pelayanan Publik dinyatakan 10 prinsip yang istilahnya
dan penyelesaian masalah masyarakat.
hampir sama dengan di atas, yaitu (200:79): (a)
partisipasi; (b) penegakan hukum; (c) keterbukaan; (d)
kesetaraan; (e) daya tanggap; (f) wawasan ke depan; (g)
Keenam hal yang mendasar di atas bisa dijadikan ciri
tanggung gugat; (h) pengawasan masyarakat; (k)
bahkan nilai-nilai dari Good Governance (Kepemerintahan
efektifitas dan efisiensi; dan (j) profesionalisme.
yang Baik). Ciri-ciri itu bila kita telaah sebenarnya
merupakan suatu ketentuan atau acuan, bahkan prinsip 3. Dalam Peraturan Pemerintah No. 101/2000 tentang Diklat
yang harus diikuti untuk merealisasi secara nyata Jabatan PNS (Penjelasan Pasal 2 huruf a menyatakan
Kepemerintahan yang Baik. Dengan perkataan lain, bila bahwa yang dimaksud dengan Kepemerintahan yang Baik
adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 31 32 Kepemerintahan yang Baik

menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas; akuntabilitas, pribadi bisa mengetahui dengan jelas proses
transparansi; pelayanan prima demokratis, efisiensi dan pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya
efektivitas; supremasi hukum; dan dapat diterima oleh sehingga masyarakat secara umum mengetahui
masyarakat. dengan jelas.

4. Gambir Batha (1996:7) mengemukakan pandangan c. Keterbukaan, prinsip ini menghendaki adanya
mengenai unsur-unsur utama Good Governance, yang kesempatan rakyat secara terbuka untuk
sebenarnya serupa tapi tak sama dengan prinsip- memberikan tanggapan dan kritik terhadap
prinsip Kepemerintahan yang Baik, yaitu “tanggung pemerintah yang tidak transparan, terutama
gugat, transparansi, keterbukaan, dan aturan hukum, dalam perolehan informasi yang memadai (lengkap
di tambah dengan kemampuan manajemen dan hak- dan jelas) untuk bahan penilaian terhadap
hak asasi manusia”. Dari enam unsur atau prinsip di jalannya pemerintahan.
atas, terdapat empat unsur/prinsip yang utama dan
d. Aturan hukum, artinya Pemerintah memberikan
menjadi ciri Kepemerintahan yang Baik sebagai
jaminan kepasatian hukum dan rasa keadilan
berikut:
terhadap masyarakat atas setiap kebijakan yang
a. Akuntabilitas atau tanggung gugat, mengandung ditempuhnya dan setiap kebijakan/peraturan
pengertian adanya kewajiban bagi aparatur harus dirumuskan, ditetapkan dan dilaksanakan
pemerintah untuk bertindak selaku penanggung berdasarkan cara-cara dan aturan yang jelas dan
jawab dan penanggung gugat atas segala tindakan ajeg dan juga dipahami oleh masyarakat.
dan kebijakan yang ditetapkannya sebagai inti dari
Kepemerintahan yang Baik. Prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik seperti
diuraikan di atas dapat dipraktekan dan dikembangkan
b. Transparansi mengandung pengertian, pemerintah
dalam rangka mencapai tujuan bersama dalam
bersifat terbuka terhadap rakyatnya baik di
bernegara. Proses pencapaian tujuan negara tentunya
tingkat pusat maupun daerah. Rakyat secara
melibatkan pula masyarakat. Dengan menerapkan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 33 34 Kepemerintahan yang Baik

prinsip-prinsip tersebut berarti aparatur pemerintah 4. Asas keterbukaan, yang membuka diri terap hak
mau dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya masyarakat untuk memperoleh
dalam pelayanan masyarakat dengan baik. Dalam informasi/keterangan yang benar, jujur dan tidak
hubungan ini aparatur pemerintah sebagai unsur pilih kasih, dan tetap memperhatikan perlindungan
penyelenggara negara wajib memahami dan hak asas pribadi golongan dan rahasia negara
mempraktekkan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang 5. Asas proporsionalitas, yang mengutamakan
Baik. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 keseimbangan antara hak dan kewajiban
prinsip-prinsip itu disebut asas-asas umum 6. Asas profesionalitas, yang mengutamakan keahlian
penyelenggaraan negara. berlandaskan kode etik dan peratuan perundangan
Perlu diketahui bahwa undang-undang tersebut yang berlaku.
ketika penyusunannya telah memasukkan semangat dan 7. Asas akuntabilitas, yang menentukan bahwa setiap
konsep Kepemerintahan yang Baik (Bintoro: 2003). kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan
Adapun asas atau prinsip penyelenggaraan negara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
tersebut adalah: masyarakat/rakyat sebagai pemegang kedaulatan
1. Asas kepastian hukum, yang mengutamakan tertinggi negara.
landasan peraturan perundangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Asas ataupun prinsip Kepemerintahan yang Baik
negara. merupakan wujud dari keberlangsungan pengelolaan
2. Asas tertib penyelenggaraan negara, yang menjadi negara/pemerintahan secara bersama kegiatan,
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan pencapaian tujuan negara/pemerintah yaitu antara
dalam pengendalian negara pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat.
3. Asas kepentingan umum, yang mendahulukan
Demikian konsep prinsip-prinsip Kepemerintahan
kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
yang Baik yang harus diterapkan oleh aparatur
akomodatif dan selektif.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 35 36 Kepemerintahan yang Baik

pemerintah, terutama yang berhubungan dengan lain-lain”. Bagi rakyat banyak Kepemerintahan yang
pelayanan masyarakat. Mengapa demikian? Baik menurutnya adalah pemerintahan yang
memberikan berbagai kemudahan, kepastian dan
Pertama : Pelayanan masyarakat merupakan fungsi
bersih dalam menyediakan/memberikan pelayanan
pemerintah yang langsung berhubungan dengan
dan perlindungan (terhadap) masyarakat/warganegara
organisasi/pihak bukan pemerintah/masyarakat
dari berbagai tindakan sewenang-wenang, baik atas
swasta/orang perorang. Fungsi itu langsung dapat
diri, hak maupun atas harta bendanya (1959).
dirasakan oleh penerima layanan. Misalnya
pelayanan KTP, rumah sakit dan lain-lain. Dari uraian tentang berbagai prinsip-prinsip
Kepemerintahan yang Baik dapat disimpulkan bahwa
Kedua : Pelayanan masyarakat, baik dari segi cara dan
kebersamaan antara pemerintah dengan swasta dan
prosedur kerja, organisasi dan perilaku aparatnya
masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan
hingga sekarang masih belum sepenuhnya
secara harmonis akan terwujud bila dalam
terselenggara dengan baik (pungutan liar, berbelit-
pelaksanaannya (pengurusannya) menerapkan
belit, waktu penyelesaian yang tidak jelas, sikap
prinsip/asas Kepemerintahan yang Baik. Mengabaikan
ingin dilayani dll), sekalipun ada yang sukses
penerapan prinsip-prinsi dimaksud, mustahil
menerapkan pelayanan prima di beberapa Pemda
Kepemerintahan yang Baik bisa terlaksana.
Kab/Kota.

Merupakan hal yang menarik dan mudah dicerna


dalam memahami pengertian Kepemerintahan yang Baik C. LATIHAN (TEST)
dengan prinsip-prinsipnya bila kita menyimak
1. Apakah yang dimaksud dengan prinsip itu? Jelaskan
pernyataan Ketua Mahkamah Agung sebagai berikut:
menurut pemahaman Saudara;
”bahwa berbagai istilah teoritis sering dilekatkan pada
2. Jelaskan pula mengenai pengertian prinsip
konsep Good Governance seperti responsible,
Kepemerintahan yang Baik.
accountable, controlable, transparancy, limitable, dan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 37 38 Kepemerintahan yang Baik

3. Ada berapa prinsip Kepemerintahan yang Baik, yang sesuai dengan peran, hak dan kewajiban serta tanggung
Saudara ketahui? Jelaskan masing-masingnya menurut jawab masing-masing secara seimbang dan selaras. Pihak
pemahaman Saudara; pemerintah paling bertanggung jawab dalam memberikan
contoh penerapannya kepada pihak yang lainnya.
4. Apa hasil dari penerapan prinsip Kepemerintahan yang
Baik?

D. RANGKUMAN

Prinsip sebagai landasan/patokan/acuan berpikir dan


bertindak bila diterapkan secara konsekuen akan
menjamin terwujudnya konsep dalam kenyataan dan
menjamin pula hasil yang diharapkan.

Prinsip Kepemerintahan yang Baik memberikan arah


dan menjamin kelancaran jalannya pengelolaan atau
pengurusan kegiatan dalam mencapai tujuan bersama
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha karena
merupakan landasan yang baik dalam
mengurus/mengelola kepentingan bersama untuk
mencapai tujuan bernegara, yaitu terciptanya
kesejahteraan rakyat/masyarakat.

Penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik


merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama antara
ketiga pelaku (pemerintah dan masyarakat serta swasta)
40 Kepemerintahan yang Baik

berkesinambungan, sebenarnya telah berlangsung sejak


BAB IV
lama. Hal itu dapat disimak dalam dokumen perencanaan
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP
pembangunan nasional (Repelita I sampai dengan Repelita
KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
VI masa Orde Baru) dan kini dapat juga ditelusuri dalam
(Contoh dan Permasalahannya)
RPJMN 2004-2009. Akan tetapi upaya tersebut hingga kini
belum dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan. Hal
A. UMUM itu antara lain terungkap dari telaah terhadap fakta-fakta

Praktek Kepemerintahan yang Baik sebagai bentuk dalam pelayanan masyarakat/dunia usaha berupa

kebersamaan antara pihak pemerintah dengan swasta penyalahgunaan wewenang; pungutan liar; dan praktek

(dunia usaha) dan masyarakat dalam penyelenggaraan KKN yang masih ada baik pada lembaga negara maupun

pemerintahan dan pembangunan tidaklah dimaksudkan pemerintah di tingkat pusat dan daerah. Oleh karena itu

untuk mengabaikan pentingnya manajemen pemerintah penerapan prinsip Kepemerintahan yang Baik, suka atau

yang efisien. Tanggung jawab terlaksananya penerapan tidak suka mutlak dilaksanakan dan niat serta

Kepemerintahan yang Baik terletak pada ketiga pihak di pelaksanaannya harus dimulai dari diri aparatur

atas, sehingga diperlukan pembinaan hubungan yang pemerintah (PNS) itu sendiri sehingga menjadi teladan

serasi di antara ketiga pihak tersebut, agar tercipta dan panutan pihak lain terutama masyarakat.

pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab,


dibarengi dengan kehidupan masyarakat yang sejahtera Berbagai prinsip Kepemerintahan yang Baik yang

dan dunia usaha/swasta yang sehat. Kesemuanya itu dikemukakan pada hakekatnya perlu diterapkan oleh

memerlukan niat dan tekad serta kemauan baik aparatur ketiga pelakunya (pemerintah, swasta dan masyarakat),

pemerintah. namun dalam pokok bahasan berikut hanya diuraikan


penerapan prinsip-prinsip pokok yang dipandang penting

Di Indonesia upaya untuk mewujudkan aparatur bagi aparatur pemerintah. Ada tujuh prinsip utamanya

pemerintahan yang baik secara berencana dan yang penting dan perlu dipahami oleh aparatur

39
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 41 42 Kepemerintahan yang Baik

pemerintah berdasarkan Undang-undang No. 28 Tahun kelompok hanya bisa dilakukan atas dasar aturan-
1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan aturan hukum tertentu.
Bebas KKN.
2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan/
B. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN Negara
YANG BAIK Prinsip atau asas ini merupakan landasan bagi
1. Prinsip Kepastian Hukum keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam
Prinsip pertama ini ada juga yang menyebutnya mengurus kegiatan pemerintahan, pembangunan
sebagai asas legalitas. Secara ringkas antara lain dan kemasyarakatan. Dalam melakukan kegiatan
mengandung pengertian a.l bahwa semua untuk mencapai tujuan bernegara, prinsip ini
kebijakan dan keputusan/tindakan didasarkan menghendaki adanya keharmonisan dan
pada landasan hukum yang jelas dan kuat kesearahan gerak diantara para pelaku
disamping tidak melanggar hukum. Indonesia (pemerintah, swasta dan masyarakat). Ketiga
sebagai negara hukum mengutamakan landasan pelaku itu harus berkomunikasi secara timbal balik
hukum (peraturan perundangan), kepatuhan dan dalam menetapkan arah dan tujuan yang saling
keadilan dalam setiap proses kebijakan negara. terkait. Dalam mengurus pemerintahan, pihak
Dalam situasi masyarakat (warga negara) telah pemerintah harus mempermudah upaya dari ketiga
yakin bahwa penegakkan hukum sesuai dengan pihak di atas. Pemerintah seyogyanya membatasi
nilai-nilai kebenaran, tentunya kegiatan kegiatan-kegiatan pelaksanaan dalam hal-hal
pemerintahan akan berjalan dengan lancar. Sanksi tertentu, manakala kegiatan tersebut sudah
atas pelanggaran hukum dikenakan pada setiap mampu ditangani sendiri oleh masyarakat/swasta.
pelanggar tanpa pandang bulu, tidak berpihak Campur tangan pemerintah dalam hal tertentu
pada kepentingan kelompok tertentu. Campur hanya melalui kebijakan/perundangan untuk
tangan atas hak dan kebebasan perseorangan atau mendorong dan menciptakan iklim yang
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 43 44 Kepemerintahan yang Baik

mendorong berkiprahnya masyarakat sehingga umum. Kepentingan umum mengatasi kepentingan


memupuk kemandirian masyarakat. pribadi, bukan berarti kepentingan individu tidak
Prinsip kedua dari Kepemerintahan yang diakui keberadaannya sebagai hakekat individu
Baik ini juga mengisyaratkan dihindarkannya manusia. Akan tetapi dalam kepentingan umum
bentrokan/ pertentangan diantara kebijakan, baik terdapat pembatasan terhadap kepentingan individu,
antara kebijakan yang ditetapkan oleh masing- karena kepentingan individu pada hakekatnya
masing instansi pusat, antara pusat dan daerah tercakup dalam kepentingan masyarakat dan
maupun antar daerah. Kebijakan pada level kepentingan nasional yang bertumpu pada azas
pemerintahan tingkat bawah tidak boleh keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
bertentangan dengan kebijakan pada level yang Kesejahteraan umum mengandung makna
lebih tinggi tingkatnya, terutama yang berkaitan bahwa kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya
isi/materi kebijakan bersangkutan mengingat dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan
adanya ketentuan tentang tingkat kebijakan seluruh rakyat (masyarakat). Dalam hubungan ini cara
(Peraturan Perundang-Undangan) atau Tata Urutan pengelolaan kebijakan dibangun dan dikembangkan
Peraturan Perundang-undangan. untuk menjamin bahwa titik perhatian
kebijakan/keputusan pemerintah adalah terpenuhinya
3. Prinsip Kepentingan Umum kebutuhan masyarakat, bukan kepentingan
Prinsip ini penting bagi aparatur pemerintah sekelompok orang ataupun karena ada kaitan
sebagai pelayan masyarakat yaitu harus mendahulukan keluarga/suku bahkan agama/kepercayaan. Oleh
kesejahteraan umum dengan cara memahami dan karena itu dalam rangka membuat kebijakan yang
menampung harapan dan keinginan msyarakat dengan mengikat masyarakat pemerintah wajib mendengarkan
teliti. Prinsip ini menuntut agar dalam mengurus aspirasi (harapan/keinginan) masyarakat misalnya
tugas-tugas pemerintahan, pihak pemerintah melalui dengar pendapat masyarakat.
(aparatur) harus selalu mengutamakan kepentingan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 45 46 Kepemerintahan yang Baik

4. Prinsip Keterbukaan menyampaikan berbagai keterangan yang dibutuhkan


Prinsip atau asas keterbukaan mengandung masyarakat, karena memperoleh keterangan adalah
pengertian memberikan kesempatan terhadap hak masyarakat yang dijamin dengan Undang-Undang.
masyarakat untuk menggunakan haknya dalam Selain itu keterangan yang disampaikan oleh
memperoleh data/informasi ataupun keterangan yang pemerintah kepada masyarakat harus mengandung
benar, lengkap dan akurat (dapat dipercaya kebenaran, bukan hasil rekayasa untuk
kebenarannya) tentang kegiatan dan hasil-hasil yang membanggakan hasil kerja (prestasi) yang belum
dicapai oleh pemerintah. Prinsip ini menuntut tentu benar dengan tujuan “asal bapak (pimpinan)
kejujuran aparatur dalam memberikan keterangan dan senang” (ABS).
tidak pilih kasih. Namun demikian juga jangan Adanya hak dari masyarakat untuk
dilupakan mengenai hak asasi pribadi, golongan dan memperoleh/mendapatkan informasi bisa disimak
juga rahasia negara. Prinsip ini berkaitan dengan (dibaca) pada Undang-Undang tentang Penyelenggara
prinsip transparansi artinya tidak ada informasi yang Negara yang bersih dan bebas KKN, dan UUD 1945.
disembunyikan. Prinsip keterbukaan ditekankan pada Penerapan prinsip ini dimaksudkan sebagai bagian dari
pemberian kesempatan memperoleh informasi, pengikutsertaan secara aktif masyarakat dalam proses
sedangkan prinsip transparansi pemerintah harus aktif perbaikan dan penyelenggaran negara. Akan tetapi
memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait penerapan prinsip keterbukaan ini harus tetap
mengenai proses dan hasil-hasil kegiatannya. mengindahkan norma-norma hukum dan moral yang
Prinsip keterbukaan memberikan peluang bagi berlaku dalam masyarakat. Artinya keterbukaan
rakyat untuk menyampaikan tanggapan dan kritik yang memperoleh informasi tidak boleh melampaui batas
membangun terhadap pemerintah. Pemerintahan yg yang mengganggu hak asasi pribadi/golongan, rahasia
baik bersifat terbuka dalam memberikan keterangan dan keselamatan negara, yang tidak bisa/boleh
yang memadai bagi masyarakat untuk menilai jalannya diketahui, dimiliki dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak
pemerintahan. Pemerintah harus mau dan mampu yang tidak berhak.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 47 48 Kepemerintahan yang Baik

6. Prinsip Profesionalitas
5. Prinsip Proporsionalitas Setiap PNS sebagai salah satu unsur aparatur
Prinsip ini mengutamakan keseimbangan antara negara, dan selaku pelayan masyarakat wajib
hak dan kewajiban aparatur pemerintah, misal: mempunyai keahlian atau kemampuan yang tinggi
“adanya keseimbangan antara hukuman jabatan dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan/jabatan yang
dengan kelalaian/kealpaan seorang PNS”. Artinya dipangkunya. Dengan perkataan lain harus memiliki
hukuman yang dijatuhkan tidak boleh berlebihan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) yang
sehingga tidak seimbang dengan pelanggaran yang dipersyaratkan oleh jabatan/pekerjaannya. Keahlian
dilakukan oleh pegawai tersebut. Bila prinsip ini yang dimiliki PNS juga harus berlandaskan kode etik
diterapkan maka perlindungan hukum terhadap dan peraturan yang berlaku. Prinsip ini menuntut
pegawai dapat terjamin dengan baik/proporsional, dikuasainya suatu keahlian/kemampuan yang dilandasi
adil, tidak berlebihan. PNS juga memperoleh gaji dan pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku tertentu
tunjangan sebagai imbalan atas pekerjaan/jabatannya (jujur misalnya) dalam melaksanakan tugas
sesuai peraturan yang berlaku secara proporsional. kewajiban dan tanggung jawab yang diembannya.
Oleh karena itu setiap aparatur harus memahami hak Prinsip profesionalitas harus diterapkan karena
dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, memahami PNS/aparatur pemerintah memegang kunci
perundangan yang berkenaan dengan tugas, fungsi, keberhasilan dalam penyelenggaraan negara,
tanggung jawab bahkan kewajiban dan larangan yang utamanya dalam memberikan pelayanan kepada
tidak boleh dilanggar. Dalam hubungan ini penting masyarakat. Dengan kemampuan profesional yang
dikuasai mengenai uraian tugas/pekerjaan/jabatan, tinggi dari setiap aparatur dibidang tugasnya masing-
peraturan disiplin dan tata tertib lainnya yang berlaku masing maka penyelenggaraan pemerintahan dan
secara umum dan khusus di intern instansinya. pelayanan masyarakat mestinya dapat dilaksanakan
secara berdayaguna dan berhasilguna. Profesionalitas
yang tinggi dengan sendirinya akan dapat menjamin
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 49 50 Kepemerintahan yang Baik

tingkat kinerja/prestasi kerja bagi 7. Prinsip Akuntabilitas


organisasi/instansinya dan memperlancar Prinsip ini disebut juga asas tanggung gugat yang
pengembangan karir. Profesionalitas yang berakar dari menghendaki bahwa setiap kegiatan dalam
keahlian dengan sendirinya Kepemerintahan yang Baik pelaksanaan tugas dan hasil akhir dari kegiatan
menjadi keniscayaan dan tujuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
pemerintahan/pembangunan lebih memungkinkan oleh aparatur wajib dipertanggungjawabkan dengan
untuk dicapai. Dari sudut proses kebijakan, sebaik-baiknya pada masyarakat dan para pihak yang
dimungkinkan kebijakan dibuat dan ditetapkan secara terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang
tepat dan dalam pelaksanaannya bisa mencapai berlaku. Pertanggungjawaban kepada masyarakat
sasaran dengan tepat pula. Oleh sebab itu istilah disamping merupakan kewajiban adalah juga
“Birokrat Profesional” dalam jabatan karier pada sewajarnya dilakukan karena rakyat adalah pemegang
hakekatnya bukanlah suatu sebutan tanpa alasan. kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
Upaya untuk mewujudkan kemampuan profesional peraturan perundangan (konstitusi).
melalui berbagai program Diklat Jabatan PNS telah Prinsip akuntabilitas merupakan patokan yang
dan terus di kembangkan secara berencana dan sangat penting dalam mewujudkan Kepemerintahan
berkesinambungan oleh Pemerintah, di tingkat pusat yang Baik. Prinsip ini mempunyai nilai yang lebih dari
dan Daerah. sekedar pertanggungjawaban (responsibility). Prinsip
Keahlian sebagai dasar profesionalitas aparatur ini mengandung pengertian bahwa dalam
akan menjamin berlangsungnya manajemen mengurus/mengatur pemerintahan (tugas aparatur
pemerintahan yang baik, apakah dari segi pemerintah), semua kegiatan dan hasil akhir yang
perencanaan, pelaksanaan, ataupun segi pengawasan dicapai oleh aparatur pemerintah harus dilaporkan
atas pelaksanaan dan hasil (kinerja)-nya secara efektif dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
dan efisien. secara benar, jujur dengan dukungan data/informasi
yang lengkap. Keharusan menerapkan konsep ini
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 51 52 Kepemerintahan yang Baik

mengingat kegiatan pemerintah mempunyai pengaruh diperlukan cara menjalankan akuntabilitas yang tertib
besar, dan juga karena kegiatan pemerintah dibiayai dan tepat.
dari uang rakyat, sehingga segala kegiatan dan hasil Demikian deskripsi penjelasan konsep prinsip-
dari kebijakan dan rencana pelaksanaan serta prinsip kepemerintahan yang baik dalam lingkup tugas
kinerjanya harus dipertanggungjawabkan kepada aparatur pemerintahan yang penting untuk dipahami
masyarakat. Dengan perkataan lain sejak awal, sampai oleh PNS. Untuk dapat melihat secara konkrit
akhir, termasuk kegagalan dan keberhasilannya wajib penerapan dari prinsip tersebut di lingkungan
dilaporkan secara tertib. Dalam penerapan prinsip ini pemerintahan kiranya perlu diberikan contoh-
setiap aparatur bisa digugat/dituntut bila ada contohnya dengan jelas terutama yang tertuang dalam
kegagalan yang dialaminya karena Peraturan Perundangan sebagai landasan
kesengajaan/kelalaiannya. Di lain pihak prinsip ini pelaksanaannya, agar mudah dibaca dan dipelajari
menjamin aparatur yang bersih dan berwibawa. Jadi secara seksama.
tidak bisa lagi dengan cara sembrono, dimana laporan
pertanggungjawaban “dibuat asal bapak senang” C. CONTOH DAN PERMASALAHAN DALAM
(ABS). PENERAPAN
Dalam Kepemerintahan yang Baik segala kegiatan Berikut ini dikemukakan contoh penerapan

harus diketahui secara jelas oleh masyarakat, prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik dan juga

terutama penggunaan anggaran/biayanya secara permasalahan yang terungkap dari hasil kajian (studi

bertanggung jawab. Memang muara dari empirik).

Kepemerintahan yang Baik adalah Penerapan dari prinsip-prinsip Kepemerintahan

pertanggungjawaban kepada masyarakat, namun tidak yang Baik di atas dapat dilihat dalam rumusan

pula bisa diabaikan pertanggungjawaban kepada peraturan perundangan yang berlaku dan dalam

pimpinan secara organisatoris atau pelaksanaan tugas aparatur (PNS) sebagai pelayan

pertanggungjawaban internal. Jadi memang masyarakat. Prinsip yang penting diantaranya:


Modul Diklat Prajabatan Golongan III 53 54 Kepemerintahan yang Baik

1. Prinsip kepastian hukum. pemerintahan/pelayanan masyarakat adalah hasil dari


Penerapan prinsip ini antara lain tertuang dalam UUD penerapan prinsip ini. Dari sudut pandang organisasi
1945, yaitu: prinsip ini misalnya setiap unit/pejabat bertugas
Pasal 27 (1) Segala warga negara bersamaan sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan mematuhi tata
kedudukannya didalam hukum dan kerja dan prosedur kerja yang dibakukan, serta
pemerintahan dan wajib menjalin hubungan kerja yang sesuai dengan bidang
menjunjung hukum dan tugas pihak terkait.
pemerintahan itu dengan tidak ada Contoh penerapan prinsip ini antara lain dapat
pengecualiannya. dipelajari dalam UUD 1945 pada:
Pasal 28D (1) Setiap orang berhak atas Pasal 23 E : (1) untuk memeriksa pengelolaan dan
pengakuan, jaminan, perlindungan, tanggung jawab tentang keuangan
dan kepastian hukum yang adil serta negara diadakan satu Badan
perlakuan yang sama di hadapan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan
hukum. mandiri.
Pasal 30 (1) Kepolisian Negara RI sebagai alat (2) Hasil pemeriksaan keuangan negara
negara yang menjaga keamanan dan diserahkan kepada DPR, DPD dan
ketertiban masyarakat bertugas DPRD sesuai dengan kewenangannya.
melindungi, mengayomi, melayani, (3) Hasil pemeriksaan tersebut
serta menegakkan hukum. ditindaklanjuti oleh Lembaga
perwakilan dan/atau Badan sesuai
2. Prinsip Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan dengan Undang-Undang.
Ketertiban (keteraturan) dan Pasal 28 J: (1) Setiap orang wajib menghormati hak
keserasian/kesesuaian serta keseimbangan yang asasi manusia orang lain dalam tertib
diharapkan terwujud dalam penyelenggaraan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 55 56 Kepemerintahan yang Baik

kehidupan bermasyarakat, berbangsa (3) Hubungan antar Penyelenggara Negara


dan bernegara. sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpegang
(2) Dalam menjalankan hak dan pada asas-asas sebagaimana dimaksud dalam pasal
kebebasannya, setiap orang wajib 3 dan ketentuan peraturan perundangan yang
tunduk kepada pembatasan yang berlaku.
ditetapkan dengan Undang-Undang
dengan maksud semata-mata untuk 3. Prinsip Kepentingan Umum
menjamin pengakuan serta Kepentingan umum (rakyat banyak) dan
penghormatan atas hak dan kepentingan nasional dalam NKRI selalu menjadi
kebebasan orang lain dan untuk tujuan utama untuk memelihara keberlangsungan
memenuhi tuntutan yang adil sesuai jalannya pemerintahan. Oleh karena itu aparatur
dengan pertimbangan moral, nilai- pemerintah harus mengutamakan/mendahulukan
nilai agama, keamanan dan kepentingan masyarakat/seluruh rakyat. Penerapan
ketertiban umum dalam suatu dari prinsip itu dan nilai-nilainya dapat dibaca antara
masyarakat yang demokratis. lain pada Pembukaan UUD 1945, alinea keempat.
Contoh lain misalnya pada Pasal 33 (2) yang berbunyi:
Dalam Undang-undang No. 28 tahun 1999, tentang “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
prinsip Ketertiban ini tertuang antara lain dalam Bab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
V Pasal 7: Dalam pelayanan masyarakat misalnya, dalam
(2) Hubungan antar Penyelenggara Negara pemberian ijin (fungsi perijinan) seorang
dilaksanakan dengan mentaati norma-norma pejabat/pegawai pemerintah harus mendahulukan
kelembagaan, kesopanan, kesusilaan, dan etika pelayanannya bagi kepentingan orang banyak, bukan
yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945; seseorang/individu, atau karena pertimbangan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 57 58 Kepemerintahan yang Baik

pribadi/keluarga/kelompok/suku dsbnya. Demikianlah dan lingkungan sosialnya serta berhak


seyogyanya sifat pelaksanaan tugas aparatur yang untuk mencari, memperoleh, memiliki,
memang ditugasi dan diberi amanah dalam jabatan menyimpan, mengolah dan menyampaikan
negeri (kedinasan) adalah untuk memberikan informasi dengan menggunakan segala jenis
pelayanan kepada masyarakat, baik secara langsung saluran yang tersedia.
maupun tidak langsung.
Dalam PP No. 24 tahun 2001, misalnya pada Pasal
4. Prinsip Keterbukaan 45 ayat (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama
Dalam Kepemerintahan yang Baik, masyarakat untuk mendapatkan informasi dalam rangka ikut serta
memiliki peluang (akses) yang besar memperoleh melakukan upaya pengendalian kerusakan dan atau
informasi/keterangan mengenai kegiatan aparatur, pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan
setiap aparatur harus selalu terbuka (tak ada yang kebakaran hutan dan lahan.
ditutup-tutupi) dalam memberi informasi, karena Pada Pasal 43 (1) Gubernur/Bupati/Walikota wajib
masyarakat memiliki hak yang dijamin oleh peraturan memberikan informasi kepada
perundangan. Contoh penerapan prinsip Keterbukaan masyarakat mengenai kebakaran
ini misalnya pada: hutan dan atau lahan serta
Pasal 23 (1) UUD 1945: APBN sebagai wujud dari dampaknya.
pengelolaan keuangan negara ditetapkan (2) Pemberian informasi dilakukan
setiap tahun dengan Undang-Undang dan melalui media cetak, media
dilaksanakan secara terbuka dan elektronik ataupun pengumuman.
bertanggungjawab untuk sbesar-besarnya Demikianlah realita tertulis menggambarkan
kemakmuran rakyat. diterapkannya prinsip-prinsip keterbukaan itu melalui
Pasal 28F (1) setiap orang berhak untuk memperoleh kebijakan yang dituangkan pada peraturan
informasi untuk mengembangkan pribadi perundangan. Dalam Kepemerintahan yang Baik
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 59 60 Kepemerintahan yang Baik

informasi mengenai hak dan kewajiban secara timbal (2) Setiap warganegara berhak
balik antara masyarakat dan pemerintah dibeberkan memperoleh kesempatan yang sama
secara terbuka, sehingga semua pihak mengetahui hak dalam pemerintahan.
dan kewajibannya dengan jelas sebagai dasar untuk Pasal 28 H (2) Setiap orang berhak mendapat
berperan serta. kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat
5. Prinsip Proporsionalitas yang sama guna mencapai persamaan dan
Penerapan prinsip ini akan menggambarkan keadilan.
keseimbangan antara hak dan kewajiban aparatur
pemerintah dan juga masyarakat sebagaimana dapat Prinsip proporsionalitas juga diterapkan dalam
disimak pada: UUD No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara
UUD 1945, pada Pasal 27 (2) Tiap-tiap warganegara yang Bersih dan Bebas KKN, pada Pasal 4 dimana
berhak atas pekerjaan dan penghidupan aparatur pemerintah berhak untuk:
yang layak bagi kemanusiaan. a. Menerima gaji, tunjangan dan fasilitas lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;
Pasal 28, sebagai wujud demokratisasi dinyatakan: b. Menggunakan hak jawab terhadap setiap teguran,
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, tindakan dari atasanya, ancaman hukuman dan
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan kritik masyarakat;
tulisan dan sebagainya, ditetapkan c. Menyampaikan pendapat di muka umum secara
dengan Undang-Undang”. bertanggungjawab sesuai dengan wewenangnya.
Pasal 28 D (1) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang Dengan demikian prinsip proporsionalitas bermaksud
adil dan layak dalam hubungan kerja. untuk menempatkan sesuatu/persoalan pada
tempatnya secara tidak berlebihan, tidak bentrokan,
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 61 62 Kepemerintahan yang Baik

atau sesuai (tidak melanggar/menyimpang) dengan Pasal 31 (1) untuk mencapai daya guna dan hasil
ketentuan/standar yang telah ditetapkan. guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan
dan penyelenggaraan Diklat Jabatan PNS yang
6. Prinsip Profesionalitas bertujuan meningkatkan pengabdian mutu,
Kepemerintahan yang baik memerlukan dukungan keahlian, kemampuan dan keterampilan.
aparatur pemerintah (PNS) yang memiliki keahlian/
kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap b. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000 tentang
perilaku) yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Diklat Jabatan PNS, Pasal 2 bahwa: ”Diklat
Mengenai penerapan prinsip ini banyak ditemukan bertujuan meningkatkan kompetensi untuk dapat
dalam peraturan perundangan bidang kepegawaian melaksanakan tugas jabatan secara profesional
dan kebijakan lainnya yang berkenaan dengan sesuai kebutuhan instansi.
pengembangan SDM aparatur. Dengan Diklat Jabatan diupayakan peningkatan
Antara lain dapat disimak dalam Undang-Undang kemampuan profesional SDM aparatur pemerintah,
Pokok Kepegawaian, dan Peraturan Pemerintah No. yang terefleksi pada jati diri PNS sebagai pelayan
101 tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS. masyarakat dengan komitmen, integritas dan
a. UU No. 43/1999 pada Pasal 3 (1): kemampuan profesional yang tinggi dalam
Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur mengemban tugas dinas pemerintahan guna
aparatur negara yang bertugas untuk memberikan mencapai tujuan negara.
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, 7. Prinsip Akuntabilitas
adil dan merata. Bagi setiap aparatur pemerintah,
Pasal 17 (2) Pengangkatan PNS dalam suatu mempertanggungjawabkan hasil kerja pelaksanaan
Jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip tugas merupakan tuntutan bagi terwujudnya
profesionalitas sesuai dengan kompetensi, prestasi Kepemerintahan yang Baik, terutama
kerja. pertanggungjawaban kepada masyarakat (public
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 63 64 Kepemerintahan yang Baik

accountability). Namun demikian saat ini akuntabilitas b) Akuntabilitas Keuangan


kepada public (masyarakat) belum sepenuhnya Dalam menggunakan pembiayaan/uang harus disertai
terlaksana. Akuntabilitas baru dalam sebatas internal dengan bukti-bukti pengeluaran yang syah, seperti
instansinya. Contoh penerapan prinsip ini dapat dalam hal jual beli ada kwitansi yang benar (tidak
ditelusui a.l. pada Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999. fiktif).
Dalam Instruksi Presiden tersebut dinyatakan bahwa c) Akuntabilitas Manfaat
untuk melaksanakan pelaporan akuntabilitas kinerja Hasil pekerjaan harus bermanfaat, bukan karena
instansi pemerintah, dikembangkan sistem pelaporan kepatuhan terhadap atasan atau prosedur saja,
akuntabilitas kinerja yang mencakup indikator bahkan lebih dari itu adalah mampu
metoda, mekanisme dan tata cara pelaporan kinerja mempertanggungjawabkan terhadap pencapaian hasil
instansi pemerintah. dan sasaran yang lebih luas (out come).
Dalam penerapan prinsip ini terdapat beberapa d) Akuntabilitas Prosedural
macam akuntabilitas di bawah ini: Dalam memberikan pertanggungjawaban ini
a) Akuntabilitas Profesional. diperhatikan persoalan moral, etika, kepastian
Dalam melaksanakan tugas pekerjaan jabatannya hukum, ketaatan pada aturan dsb, sehingga terjamin
setiap PNS harus memiliki kemampuan (keahlian) kelancaran, ketepatan waktu, kejelasan urutan
memberikan pertanggungjawaban atas dasar penyelesaian kegiatan untuk mencapai tujuan (hasil)
kemampuan/penguasaan pengetahuan dan akhir.
keterampilan yang memadai sehingga selalu bertindak
obyektif/pada cara yang benar atau tidak memberi Demikian beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip
alasan yang dibuat-buat. Kepemerintahan yang Baik yang dapat ditelusuri dalam
peraturan perundangan yang berlaku, dan dapat
ditemukan dalam praktek.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 65 66 Kepemerintahan yang Baik

1) Dalam realitasnya penerapan dari kepemerintahan DPR, alih fungsi lahan hutan lindung, pengadaan
yang baik di daerah misalnya dalam membangun barang negara, daerah dan lain-lain tanpa pandang
transparansi, pemerintah telah dinilai memberikan bulu.
informasi dengan menyediakan akses berbagai media 4) Dalam pada itu untuk memenuhi rasa keadilan dalam
informasi yang diakses langsung oleh masyarakat, kaitan penegakan hukum, telah mengakomodir peran
membuat bagan/alur prosedur pelayanan masyarakat serta masyarakat dalam melakukan tindak pidana
pada unit-unit pelayanan publik. Dengan gambar itu korupsi dengan cara memberikan laporan. Misalnya
masyarakat mengetahuk proses pelayanan dan dapat ditelusuri dalam Pasal 41, 42 Undang-undang
penyelesaiannya secara jelas. Tindak Pidana Korupsi jo PP 41 tahun 2000.
2) Pelaksanaan prinsip partisipasi misalnya dapat dilihat 5) Dalam pelaksanaan administrasi kepegawaian,
dari pelaksanaan setiap tahap perencanaan daerah misalnya prinsip profesionalitas telah ditetapkan,
selalu melibatkan peran serta masyarakat, baik yang dimana pegawai yang berkompeten dan berprestasi
diwakili oleh LSM; tokoh masyarakat maupn dari tanpa membedakan jenis kelamin, suku dan agama
perguruan tinggi dan organisasi sosial lainnya. dan telah memenuhi syarat administratif diproses
Mengembangkan forum-forum pertemuan/rapat-rapat dengan baik, lancar sehingga pegawai yang
bersama dalam menentukan kebijakan guna bersangkutan menerima Surat Keputusan secara tepat
membahas sesuatu persoalan di tingkat SKPD dengan waktu dan benar.
melibatkan para pihak terkait dan pihak-pihak yang 6) Seorang bendaharawan dalam mengelola uang
berkerjasama/bermitra. penerimaan/ pengeluaran di unitnya, telah menerima,
3) Prinsip penegakkan hukum/supremasi hukum, dapat membukukan, menyusun dan menyalurkan serta
dilihat dari diajukannya ke meja hijau para koruptor, melaporkannya kepada pejabat berwenang dengan
penerima suap, penyalahgunaan aset/kekayaan/uang cermat, benar dan tepat waktu sesuai dengan
negara oleh para pejabat negara/penegak hukum, ketentuan yang berlaku adalah contoh konkrit
dalam kasus BLBI, transfer dana Yayasan BI ke anggota penerapan akuntabilitas.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 67 68 Kepemerintahan yang Baik

D. PERMASALAHAN DALAM PENERAPAN negara akibat KKN juga tidak terselesaikan

KEPEMERINTAHAN YANG BAIK. sebagaimana mestinya;

Secara umum pelaksanaan Kepemerintahan yang Baik b. Kebersamaan (sharing in governance) belum

dari sisi penerapan prinsip-prinsipnya belum berlangsung sepenuhnya dalam pemerintahan karena cara

dengan baik. Kepemerintahan yang Baik lebih banyak berpikir terkotak-kotak, sukuisme/kedaerahan

disebut-sebut hanya untuk kepentingan/pertimbangan sulit ditembus ke arah berfikir secara sistemik;

politis baik di tingkat pusat maupun daerah yang tidak c. Kurangnya ketauladanan aparatur diberbagai level

mempunyai pengaruh perubahan yang jelas. jabatan;


d. Kepercayaan sebagaian besar masyarakat terhadap

Sekalipun upaya penerapan prinsip-prinsip pemerintah masih tipis;

Kepemerintahan yang Baik terus bergulir, tetapi harus e. Etika dan moral sebagian aparatur masih belum

diakui secara jujur masih ada permasalahan yang dihadapi merangsang perwujudan Kepemerintahan yang

hingga dewasa ini dalam praktek. Permasalahan tersebut Baik;

baik yang sifatnya pelanggaran prinsip maupun yang f. Pelayanan masyarakat masih belum memuaskan,

merupakan penyebab belum terwujudnya Kepemerintahan baik di bidang kesehatan, pendidikan maupun

yang Baik dapat dilihat dari kondisi aparatur pemerintah perijinan.

itu sendiri. 2. Penerapan Kepemerintahan yang Baik di daerah

1. Secara umum prinsip-prinsip kepemerintahan yang menurut hasil kajian/penelitian laporan masih

baik belum sepenuhnya diterapkan, kurang mendapat terhambat, dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang

perhatian dari penyelenggara pemerintahan/negara, bersumber dari internal maupun eksternal. Faktor-

baik lembaga eksekutif, legislatif maupun yudikatif di faktor tersbut sangat beragam dan saling mengkait,

pusat dan daerah dengan indikasi di bawah ini: terdapat dalam keseluruhan unsur administrasi

a. Praktek KKN masih berlangsung diberbagai bidang negara. Oleh karena itu untuk mewujudkan

pemerintahan yang terdeteksi KPK, dan kerugian Kepemerintahan yang Baik, penyempurnaan aparatur
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 69 70 Kepemerintahan yang Baik

dan administrasinya mutlak dilakukan secara terus b. Profesionalisme


menerus, karena administrasi negara yang baik salah Kemampuan profesional yang bersumber dari
satu cirinya adalah pemerintahan yang baik. kompetensi dan tanggungjawab profesi aparatur
sekarang ini dipandang relatif masih rendah. Hal
Permasalahan tersebut dari hasil penelitian/kajian ini tampak dari hasil karya dan cara pandang
LAN tahun 2007, yang pada pokoknya meliputi tiga hal aparatur terhadap tugas/jabatan. Masih ada
sebagai berikut anggapan dari sementara aparatur bahwa jabatan
a. Kesejahteraan pegawai (aparatur) merupakan sumber penghasilan dan tidak dipadang
Tingkat kesejahteraan yang masih rendah sebagai ”amanah” (kepercayaan) yang harus
merupakan realitas yang dialami PNS baik di Pusat diembannya yang bernilai mulia. Akibat dari hal
maupun Daerah. Beberapa daerah memang telah tersebut ”tugas pelayanan masyarakat” sebagai
berhasil meningkatkan pengasilan PNS-nya ke fungsi utama aparatur PNS menjadi ajang ”cari
tingkat yang relatif tinggi, tetapi secara umum duit” yang melahirkan pungutan liar, upeti dan
penghasilan PNS masih rendah dibandingkan balas jasa, yang berdampak pada high cost
dengan ragam kebutuhan hidup mereka. economy bagi dunia usaha.
Dalam kondisi kesejahteraan yang demikian Rendahnya kemampuan profesional juga
itu, akan sulit diharapkan PNS dapat menjalankan tampak pada sikap/kemauan aparatur untuk tidak
tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip mau menerima pelimpahan tanggung jawab. Pada
Kepemerintahan yang Baik. Secara naluriah hampir di seluruh Pemda berkembang ”rasa takut”
mereka akan lebih fokus pada bagaimana untuk diangkat menjadi ”Pejabat Pembuat
memenuhi tuntutan kebutuhan hidup ketimbang Komitmen, karena pemangku jabatan itu akan
menampilkan prestasi kerja/kinerja tinggi, efektif mendapat ancaman hukuman yang cukup berat
dan efisien. bila melakukan kelalaian/penyalahgunaan jabatan.
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 71

c. Budaya kerja aparatur


BAB V
Nilai-nilai budaya kerja yang searah dan
PENUTUP
mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik
saat ini belum memadai untuk penerapan prinsip-
prinsipnya. Nilai budaya kerja yang berkembang A. SIMPULAN
justru sering kontra produktif dengan konsep Dari uraian mengenai konsep Kepemerintahan yang
Kepemerintahan yang Baik. Dalam konteks ini Baik dan contohnya dalam penerapan, terutama di
dapat diidentifikasi pada sebagian besar lingkungan aparatur pemerintah, dapat disimpulkan
pemerintahan daerah dan juga pusat yang masih hal-hal sebagai berikut:
enggan melakukan pengukuran terhadap 1. Kepemerintahan (Governance) yang berasal dari
efektifitas program dan kegiatan mereka sendiri istilah pemerintah telah berkembang
sebagai wujud akuntabilitas. Akibatnya mereka pengertiannya tidak lagi hanya pemerintah sebagai
tidak pernah mengetahui kinerja yang riil dan juga lembaga yang berwenang (organisasi) dalam
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan mencapai tujuan negara melainkan proses
aparatur pemerintah. kegiatannya dalam mencapai tujuan itu. Oleh
karenanya Kepemerintahan dapat mengandung arti
pengelolaan, pengurusan, pengaturan dan
penyelenggaraan kegiatan secara umum, termasuk
di dalamnya kegiatan pemerintah dan pihak-pihak-
pihak lain yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
2. Kepemerintahan mengandung pengertian proses
kegiatan pengelolaan (penyelenggaraan) berbagai
bidang kehidupan (sosial, ekonomi, politik dan
lain-lain) dalam suatu negara dengan melibatkan

72
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 73 74 Kepemerintahan yang Baik

berbagai pihak yang berkepentingan, serta melalui penyempurnaan aparaturnya baik dari segi
penggunaan sumber daya (alam, keuangan, organisasi, manajemen, sistem dan prosedurnya,
peralatan, dan manusia) dengan cara yang sebaik- maupun pembinaan pegawai (SDM) di tingkat Pusat
baiknya. dan Daerah. Praktek Kepemerintahan yang Baik
3. Kepemerintahan yang Baik singkatnya mengandung tergantung pada diri aparatur sendiri untuk
pengertian praktek yang terbaik dalam melakukan perubahan ke arah itu.
menyelenggarakan kehidupan bernegara tidak
hanya oleh pemerintah sebagai lembaga yang B. TINDAK LANJUT
berwenang, tetapi juga mengikutsertakan dunia Pemahaman konsep Kepemerintahan yang Baik
usaha (swasta) dan masyarakat baik perseorangan beserta prinsip-prinsipnya tidak akan berpengaruh dengan
maupun kelomopk secara serasi, harmonis sesuai baik terhadap praktek pelaksanaan tugas/pekerjaan
peran dan tanggung jawab masing-masing. dilingkungan aparatur pemerintahan apabila tidak
4. Prinsip Kepemerintahan yang Baik adalah norma, dilakukan upaya yang sungguh-sungguh oleh setiap
atau ketentuan-ketentuan mendasar yang aparatur pemerintah, baik sebagai individu maupun
mengandung kebenaran dan telah teruji kelompok kerja. Oleh karena itu setelah memahami
kesesuaiannya dalam praktek, sehingga dapat konsep dan prinsip-prinsipnya, perlu ditindaklanjuti
dijadikan pedoman atau acuan baik dalam dengan upaya diantaranya:
pemikiran maupun tindakan untuk mewujudkan 1 Meningkatkan rasa memiliki organisasi dan
kesejahteraan rakyat. kebersamaan dalam pelaksanaan tugas
5. Praktek Kepemerintahan yang Baik di Indonesia pekerjaan/jabatan dengan sesama pegawai/pejabat
hingga saat ini terutama di lingkungan aparatur yang terkait;.
pemerintah (instansi pemerintah) belum 2 Memahami uraian tugas pekerjaan/jabatan masing-
sepenuhnya terlaksana sesuai dengan harapan. masing secara tepat dan benar, dan bekerja sesuai
Pemerintah secara terus menerus telah berupaya dengan aturan/ketentuan yang berlaku;
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 75

3 Menghindarkan diri dari perbuatan tercela, sekaligus


DAFTAR PUSTAKA
menghapuskan perilaku kerja/kebiasaan yang tidak
sesuai dengan norma/aturan organisasi.
4 Bekerja penuh dengan semangat/gairah dan
menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan waktu Bhatta, Gambhir, 1996, Capacity Building at the Local Level
for Effective Governance, Empowerment Without
dan target yang telah ditetapkan dengan penuh Capacity is Meaningless.
tanggung jawab;
Japan Association for Civil Service Training and Education,
5 Berupaya menerapkan prinsip-prinsip Kepemerintahan “How to Win Public Confidence As Government
yang Baik sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan Officials” : 100 Sheets for Effective and Efficient
Public Administration.
masing-masing yang dilandasi semangat dan niat untuk
melakukan perbaikan/perubahan yang diawali dari diri LAN-BPKP, 2000, Akuntabilitas dan Good Governance,
Jakarta.
sendiri.
McKinney, Jerome B., Lawrence C Howard, 1979, Public
Administration: Balancing Power and Accountability,
Oak Park, illinois: Moore Publishing Company, Inc.

Mustopadidjaja, AR. (1997), “Transformasi Manajemen


Menghadapi Globalisasi Ekonomi”, dalam Jurnal
Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 1, 1997,
ISSN 1410-5101, PP PERSADI, Jakarta.

Mustopadidjaja, AR, dan Desi Fernanda, (2000), Manajemen


Pembangunan Nasional: Kebijakan, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengawasan, makalah disampaikan
pada Suskomsos TNI-TA 1999/2000, SESKO TNI, LAN-RI,
bandung, 28 Februari 2000.

Osborne, David, and Ted Gaebler, (1992), Reinventing


Government: How Entrepreneurial Spirit is

76
Modul Diklat Prajabatan Golongan III 77 78 Kepemerintahan yang Baik

Transforming the Public Sector, Reading, Lembaga Administrasi Negara, Penerapan Good Governance
Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Co. Inc. di Indonesia, 2007.

Senge, Peter M, 1994, The Fifth Discipline, Sidney, Random Dwiyanto, Agus (Editor), Mewujudkan Good Governance
House Australia Pty. Ltd. Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta, JICA-UGM,
2005.
Supriyadi, Gering, Drs., MM. (2001), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III: “Etika Birokrasi”, Jakarta, LANRI. Tjokroamidjojo, Bintoro, Good Governance, Paradigma Baru
Syafiie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung, dan Supardan Manajemen Pembangunan, Jakarta, Universitas
Mordeong, (1999), Ilmu Administrasi Publik, Jakarta, Indonesia, Press, 2000.
Penerbit Rineka Cipta.

Stewart, J.D. 1984, ”The Role of Information in Public


Accountability”, dalam Anthony Hopwoord and Cyryl
R. Tomkins, eds., Issues in Public Sector Accounting,
Oxford, England: Philip Alan.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 2000, Good Governance, Paradigma


Baru Manajemen Pembangunan, Jakarta : UI Press.

UNDP, 1997, Governance for Sustainable Development – A


Policy Document, New York: UNDP.

-------------------, 1999, UNDP and Governance: Experiences


and Lesson Learned, Lesson Learned Series No. 1, New
York: UNDP Management Development and
Governance Division, Downloaded internet document
file.

Wallis, Malcolm, (1989), Bureaucracy: Its Roles In the Third


World Development, Basingstoke: London, Mcmillan
Publisher Ltd.

Lembaga Administrasi Negara, Dasar-dasar Kepemerintahan


yang Baik, Jakarta, 2006.
DAFTAR DOKUMEN

Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 Tentang Garis-Garis


Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara


Negara yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 Tentang


Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang


Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Diklat


Jabatan PNS.

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan


Akuntabilitas Instansi Pemerintahan.

79
1

Anda mungkin juga menyukai