BAB I
TINJAUAN TEORITIS
2. Anatomi Fisiologi
a) Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-paru
1. Taksemia
2. Hipertensi
3. Diabetes Berat
4. Infeksi
5. Ketuban Pecah dini
6. Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat menimbulkan
rangsangan untuk pematangan paru-paru.
b) Jantung dan Sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam tubu
janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui duktus venosus
arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat. Dengan
demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-
paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat sebagai
berikut:
1. Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan jantung
menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat.
2. Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini menyebabkan tekanan
ventrikel kiri meningkat.
c) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air ketuban dalam
jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa saluran pencernaan,janin
minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya mekonium.
d) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat
arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat
terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
e) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar dari pada
orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
f) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama
dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara pembakaran cadangan
lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy dari pada lemak biasa.
g) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan sepuluh minggu,
ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini diperlukan untuk
mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates kadang-kadang hormone dari
ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat missal pada bayi laki-laki atau perempuan
adanya pembesaran kelenjar air susu atau kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina
yang menyerupai haid pada bayi perempuan.
h) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada kehamilan 28
minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal janin mulai
berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
i) Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut
dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan menghisap
terjadi pada kehamilan 6 bulan.
j) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody) diantaranya adalah imunoglobulingmma G (Ig G). Pada neonates hanya terdapat Ig G
dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya
melalui plasenta.
3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar
rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada
sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.
Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang
pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang
merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan
pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan
meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.
4. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
5. Manifestasi klinis
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis
6. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari pertama
setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko Tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan
tali pusat.
b. kurang pengetahuan cara merawat bayi.
c. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan dari intra ke exstra uteri.
3. Penatalaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan
dalam perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus diletakkan
didalam incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan merawat tali pusat
dengan steril menggunakan betadine. Bila tidak mendapatkan perawatan bayi baru lahir dapat
menyebabkan terjadinya hipotermi dan infeksi bahkan sampai sepsis.
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas bayi
Lingkar kepala : 28 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar tangan :-
Umur : 23 tahun
Alamat : Parmonangan
Kala II : 5 menit
Persalinan : Spontan
2. KEPALA
a. Ubun- ubun Besar : ada
b. Ubun- ubun Kecil : ada
c. Caput Siccedanum : tidak ada
d. Bentuk Kepala : bulat lonjong
e. Chepal Haemation : tidak ada
f. Sutura Sagitalis : ada dan teraba
g. Luka Ada/ Tidak : tidak ada
h. Keadaan Rambut : baik
3. MATA
a. Simetris : kiri dan kanan
b. Strabismus : tidak ada
c. Bola mata : normal
- Jarak antara kedua bola mata : normal
- Ukuran bola mata : simetris kiri dan kanan
- Lesi : Tidak ada
- Warna : normal (sclera putih, kornea hitam)
- Jaundice : Tidak ada
- Purulen : Tidak ada
- Gerakan bola mata : normal
d. Alis Mata
- Jumlah :-
- Bentuk :-
e. Bulu Mata : ada
f. Sclera : Putih
4. HIDUNG
a. Bentuk : simetris
b. Letak : normal
c. Cuping hidung : Ada
d. Mukosa : tidak ada
5. MULUT, GUSI, PIPI
a. Mulut
- Bentuk : simetris
- Warna bibir : merah
- Gerakan : aktif
b. Gusi
- Lidah : normal
- Saliva : ada
- Warna : merah muda
- Gigi : Tidak ada
c. Pipi
- Palatum : normal
- Refleks : normal
- Rooting : baik
- Menghisap : baik
- Extrusion : baik
6. TELINGA
a. Bentuk : normal
b. Kedudukan : simetris kiri dan kanan
c. Jumlah kartilago : Terbuka
d. Saluran pendengaran : ada
e. Cairan : tidak ada
7. LEHER
a. Panjang/ Pendek : pendek
b. Gerakan Kepala : normal
c. Massa : Tidak ada
d. Reflex Tonik Leher : baik
8. DADA
a. Bentuk : simetris
b. Clavicula Tulang Iga : simetris kiri dan kanan
c. Puting Susu : ada
- Ukuran : normal
- Letak : normal
- Jumlah : 2 buah
- Jaringan Susu : tidak ada
- Ekskresi susu : tidak ada
d. Gerakan Respirasi
- Roles : tidak ada
- Rhonchi : tidak ada
- Weezing : tidak ada
e. Denyut Jantung
- Murmur : tidak ada
- Arytmia : tidak ada
9. ABDOMEN
a. Bentuk : simetris kiri dan kanan
b. Tali Pusat
- Perdarahan sekitar tali pusat : Tidak ada
- Arteri/ Vena : Lengkap
- Gastroskizis : Tidak ada
- Bercak Mekonium : Tidak ada
c. Bising Usus : 15x/menit
d. Warna Kulit Perut : kuning langsat
e. Gerakan Respirasi Diafragmatik : normal
Prioritas Masalah:
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif
2. Resiko tinggi hypotermi
3. Resiko tinggi infeksi tali pusat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan nafas.
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
3. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
C. Intervensi Keperawatan
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Kep
Intervensi
1 26 Juni Resiko tinggi pola nafas tidak Setelah dilakukan -.Observasi adanya -.p
2013 efektif berhubungan dengan tindakan keperawatan pernafasan cuping hidung, da
gangguan jalan nafas 1x24 jam, diharapkan retraksi dada. me
pola nafas bayi Ny. N.S -.Observasi pernafasan -. B
kembali efektif. mendengkur. ap
-.Auskultasi bunyi pa
Krekels/Ronchi. -. K
-.Bersihkan jalan nafas bu
(hisap naso faring secara -. J
perlahan). da
-.Observasi warna kulit na
terhadap sianosis. -.
-.Tempatkan bayi pada ak
posisi Trendelemburg yang ke
dimodifikasi pada sudut 10 ba
derajat.
2 26 Juni Resiko tinggi hypotermi Setelah dilakukan -. Ukur suhu inti neonatus. -. S
2013 brhubungan dengan usia ekstrem. tindakan keperawatan -. Pantau suhu kulit secara (36
2x24 jam, diharapkan continue. -. M
suhu tubuh bayi Ny. N. -. Atur suhu ruangan. ha
S dapat dipertahankan -. Keringkan kepala bayi me
dalam batas normal dan tubuh kemudian -. D
dengan lingkungan pakaikan baju dan popok me
termonetral. serta dibedong dengan -. B
selimut hangat. ras
-. Anjurkan kepada Ibu ba
untuk sering mendekap
bayinya.
-. Kaji suhu tubuh bayi.
-. Berikan baby oil/minyak
kayu putih kepada bayi
(perut dan punggung)
setelah bayi dimandikan.
3 26 juni Resiko tinggi infeksi tali pusat Setelah dilakukan -. Pantau tanda – tanda -. T
2013 berhubungan dengan terputusnya tindakan keperawatan infeksi pada tali pusat. (tu
kontinuitas jaringan. 1x24 jam, diharapkan -. Balut tali pusat dengan fun
infeksi tidak terjadi. kassa kering. -. K
-. Pertahankan penutup tali ca
pusat tetap kering. pro
-. Observasi kulit dan tali -. M
pusat setiap hari untuk tanda me
– tanda kemerahan, adanya ba
cairan. -. M
-. Cuci tangan sebelum dan me
sesudah merawat bayi. ba
-. Ajarkan tekhnik mencuci
tangan yang tepat pada Ibu
sebelum
memegang/merawat bayi.
D. Implementasi Keperawatan
No Tanggal Implementasi Evaluasi
1 26 Juni Pukul 08.30 wib pukul 09. 15 wib
2013 Mengobservasi adanya S:
pernafasan cuping hidung, Ny. N.S mengatakan bayi tidak sesak
retraksi dada dan pernafasan dan dapat menyusu dengan baik.
mendengkur. O:
Pukul 08.40 wib Bayi tampak tenang, tidak sesak,
Mengauskultasi suara paru. RR=36x/menit.
Pukul 09.00 wib Tidak ada tanda – tanda hypoksia.
terhadap sianosis. P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan :
kemudian dibedong. P:
Hentikan tindakan keperawatan.
3 26 Juni Pukul 09.50 wib Pukul 10.35 wib
2013 Mencuci tangan sebelum dan S:-
sesudah merawat bayi. O:
Mencegah penyebaran dan Tali pusat bersih dan sedikit
kontaminasi terhadap infeksi. mengering.
Pukul 10.00 wib A:
merawat bayi.
Pukul 10. 30
Mengobservasi kulit dan tali
pusat terhadap tanda – tanda
infeksi.
E. Catatan Perkembangan
No Tanggal Implementasi Evaluasi
1 27 Juni Pukul 08.30 wib Pukul 09.10 wib
2013 Mengobservasi adanya S:
pernafasan cuping hidung, Ny. N.S mengatakan bayi tidak sesak
retraksi dada dan pernafasan dan dapat menyusu dengan baik.
mendengkur. O:
Pukul 08.35 wib Bayi tampak tenang, tidak sesak,
Mengauskultasi suara paru. RR=36x/menit.
Pukul 08.50 wib Tidak ada tanda – tanda hypoksia.
kemudian dibedong. P:
Hentikan tindakan keperawatan.
Posting Komentar