Semester: 8 (delapan) Mata Kuliah: Agama, Seksualitas dan Kebudayaan Dosen Pengampu: Simon Rachmadi, Ph. D dan Stephen Suleeman, Th. M Laporan Bacaan: Tom Boellstorff, The Gay Archipelago: Seksualitas dan Bangsa di Indonesia, (Inggris: Princeton University Press, 2005), bag. 1 – hal. 19-109. Tom Boellstorff dalam bagian satu buku ini tampak memperlihatkan harapannya akan adanya apresiasi terhadap kehidupan gay dan lesbian di Indonesia, dan adanya penghargaan atas kepentingan untuk menjauhkan pikiran masyarakat Indonesia dari kesan-kesan menggiurkan yang terjadi dalam kesehariannya untuk mempertanyakan seperti apa hubungan sosial manusia di masa depan, yang ditopang, dan berubah dari masa ke masa. Singkatnya, buku ini secara keseluruhan akan memperlihatkan kondisi seksualitas yang ada di Indonesia, khususnya menyoroti kehidupan kaum gay dan lesbi (Boellstorff 2005, 19-45). Berbicara mengenai seksualitas, Boellstorff berpendapat bahwa para ahli seksualitas di Indonesia telah cenderung untuk berfokus pada apa yang mungkin disebut homoseksualitas dan transgenderisme. Dalam hal ini, ada dua langkah teoritis yang diperlukan untuk melihat subyektivitas-subyektivitas seksual atau seksualitas. Pertama, sebuah kritik tentang “etnolokalitas”, dan kedua, menggunakan konsep “etnolokalitas” untuk mengkonseptualkan kembali yang disebut “homoseksualitas asli” atau “homoseksualitas tradisional” (Boellstorff 2005, 59-60). Demikianlah sedikit pemahaman saya ketika memahami penjelasan Boellstorff dalam buku ini. Namun, ada yang menarik dalam karya Boellstorf, yaitu kata “etnolokalitas”. Etnolokalitas merupakan konsep yang menghubungkan orang dengan tempat, tetapi untuk melakukan itu, etnolokalitas menghubungkan mereka dengan waktu juga. Konsep ini juga memainkan peran pokok dalam pemujaan kembali “tradisi” yang membuatnya terlihat perlu bagi posisi-posisi subyek gay dan lesbi untuk mempunyai sejarah tertentu di Indonesia (Boellstorff 2005, 60).
Daftar Acuan
Boellstorff, Tom. 2005. The Gay Archipelago: Seksualitas dan bangsa di Indonesia. Inggris: Pricenton University Press.