Anda di halaman 1dari 2

Khutbah Jum’at – Maulid Nabi, Maulid Peradaban lupa bahwa beliau bukan hanya teladan secara pribadi, namun

lupa bahwa beliau bukan hanya teladan secara pribadi, namun juga teladan terbaik
Oleh: M. Taufik NT dalam mengubah peradaban masyarakat saat itu, masyarakat yang larut dalam
penyembahan berhala, perzinaan menjadi hal biasa, teler menjadi budaya,
‫ ﴿ َوَﻣﺎ‬:‫ﱯ‬ ِ‫ﺎل ﻟِﻠﻨ‬ َ َ‫ َوﻗ‬،‫ﲔ‬ ِ ْ ‫ﺎن واﻟﻴَِﻘ‬ ِْ ِ‫ ِﺬي َﺣﺒَﺎﻧَﺎ ﺑ‬‫ اﻟ‬،‫ﲔ‬
ِ َ‫ﺎﻹ ْﳝ‬ ِ ْ ِ‫ﻖ اﻟْﻤﺒ‬ َ‫اﳊ‬ ِِ ِ
ُ ْ ‫اَ ْﳊَ ْﻤ ُﺪ ﷲ اﻟْ َﻤﻠﻚ‬ pembunuhan bayi perempuan sudah ngetrend hingga tidak lagi menjadi berita,
menuju masyarakat yang bermartabat. Jalan yang beliau rintis inilah yang harus
ِ
‫ن‬ ‫ وأَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أ‬،‫ﻳﻚ ﻟَ ُﻪ‬ َ ‫ﻻ اﷲُ َو ْﺣ َﺪ ُﻩ َﻻ َﺷ ِﺮ‬ِ‫ أَ ْﺷ َﻬ ُﺪ أ ْن َﻻ إﻟٰ َﻪ إ‬.﴾‫ﲔ‬ َ ‫ﻻ َر ْﲪَﺔً ﻟﻠْ َﻌﺎﻟَ ِﻤ‬ِ‫ﺎك إ‬ َ َ‫أ َْر َﺳﻠْﻨ‬ kita tempuh jika ingin memperbaiki masyarakat, mengganti peradaban ‘jahiliyyah
modern’ kapitalisme saat ini. Allah swt berfirman:
ِ‫ﻤ ٍﺪ و َﻋﻠٰﻰ آﻟِـﻪِ وأَﺻﺤﺎﺑِﻪ‬ َ‫ ِﺪﻧَﺎ ُﳏ‬‫ﻢ وﺑﺎ ِرْك َﻋﻠٰﻰ ﺳﻴ‬‫ﻞ وﺳﻠ‬ ‫ﻢ ﺻ‬ ‫ اَﻟﻠّـٰﻬ‬.‫ﻤ ًﺪا ﻋﺒ ُﺪﻩ ورﺳﻮﻟُﻪ‬ َ‫ُﳏ‬
َْ َ َ َ ََ ْ َ َ َ ُ َُ ْ ‫ﻪِ َوَﻣﺎ أَﻧَﺎ ِﻣ َﻦ‬‫ـﺒَـ َﻌ ِﲏ َو ُﺳْﺒ َﺤﺎ َن اﻟﻠ‬‫ﺼ َﲑةٍ أَﻧَﺎ َوَﻣ ِﻦ اﺗ‬
ِ ‫ﻪِ ﻋﻠَﻰ ﺑ‬‫﴿ﻗُﻞ ﻫ ِﺬﻩِ ﺳﺒِﻴﻠِﻲ أ َْدﻋﻮ إِ َﱃ اﻟﻠ‬
َ َ ُ َ َ ْ
،ِ‫ أ ُْو ِﺻْﻴ ُﻜ ْﻢ ﺑِﺘَـ ْﻘ َﻮى اﷲ‬،ِ‫ﺎد اﷲ‬ ِ ِ ٍ
َ َ‫ﻣﺎ ﺑَـ ْﻌ ُﺪ؛ ﻓَـﻴَﺎ ﻋﺒ‬َ‫ أ‬.‫ﻳ ِﻦ‬ْ‫َوَﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺈِ ْﺣ َﺴﺎن إِ َﱃ ﻳَـ ْﻮم اﻟﺪ‬ ﴾‫ﲔ‬ َ ِ‫اﻟْ ُﻤ ْﺸ ِﺮﻛ‬
‫ﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن‬ ‫ َوأَﻧﺘُ ْﻢ‬‫ﻦ إِﻻ‬ ُ‫ﻖ ﺗُـ َﻘﺎﺗِﻪِ َوﻻَ َﲤُْﻮﺗ‬ ‫ـ ُﻘﻮا اﷲَ َﺣ‬‫ ِﺬْﻳ َﻦ ءَ َاﻣﻨُﻮا اﺗ‬‫ﻬﺎَ اﻟ‬‫ ﻳَﺎأَﻳ‬:‫ﺎل اﷲُ ﺗَـ َﻌ َﺎﱃ‬ َ َ‫ﻗ‬ Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(QS. Yusuf [12]: 108)
berupaya sekuat tenaga melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segenap
Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh
larangan-Nya.
Secara ringkas, dalam merubah masyarakat saat itu, Rasulullah saw membina para
Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh
shahabat di rumah al-Arqam untuk membentuk mereka menjadi orang yang
Saat ini kita berada di bulan Rabî’ul Awwal, bulan dilahirkannya junjungan kita, Nabi berkepribadian Islamy hingga mereka layak mengemban dakwah Islam.
Muhammad saw. Walaupun perayaan maulidurrasul baru menjadi tradisi Selanjutnya beliau saw dan para sahabat ‘menularkan’ pemahaman, konsep, dan
dikalangan kaum muslimin setelah abad ke-3 Hijriah1, namun generasi awal dari pandangan hidup dalam berinteraksi dengan masyarakat. Beliau dan para sahabat
umat ini tidak pernah lupa mengajarkan kepada anak-anak mereka bagaimana
tidak cukup hanya menyampaikan dan menyuruh kepada ‘kebaikan’ saja, namun
kehidupan Rasulullah saw, Sa’ad bin Abi Waqqash r.a berkata:
﴾‫ ُﻤ ُﻬ ُﻢ اﻟْ ُﻘ ْﺮأۤ َن‬‫ﺎ ﻧـُ َﻌﻠ‬‫ﺮ ُﺳ ْﻮِل َوَﻣﻐَﺎ ِزﻳﻪ َﻛ َﻤﺎ ُﻛﻨ‬ ‫ ُﻢ أَْوَﻻ َدﻧَﺎ ِﺳْﻴـ َﺮةَ اﻟ‬‫ﺎ ﻧـُ َﻌﻠ‬‫﴿ ُﻛﻨ‬
beliau juga menjelaskan kekeliruan, keburukan dan kerusakan pemikiran di
masyarakat saat itu, tanpa peduli siapapun pelakunya, apakah rakyat biasa,
konglomerat, maupun pejabat. Tanpa khawatir apakah masyarakat akan menerima
“Kami mengajari anak-anak kami siroh (perjalanan hidup) Rasulullah saw dan
atau marah, beliau tetap saja menyampaikan firman Allah swt:
maghazi (peperangan)nya sebagaimana kami mengajari mereka Al Qur’an”2
ِ ِ ِ
Mengapa kaum muslim wajib memperhatikan sirah Nabi saw sebagaimana mereka ﴾‫ﻢ‬َ ‫ﺐ َﺟ َﻬﻨ‬
ُ‫ﺼ‬َ ‫ﻪ َﺣ‬‫ ُﻜ ْﻢ َوَﻣﺎ ﺗَـ ْﻌﺒُ ُﺪو َن ﻣ ْﻦ ُدون اﻟﻠ‬‫﴿إِﻧ‬
memberikan perhatian pada al Qur’an?. Tidak lain karena sirah Rasulullah saw
berkaitan dengan berbagai tindakan dan aktivitas beliau, sehingga termasuk Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah umpan
sebagian dari wahyu yang wajib kita jadikan pedoman. neraka jahannam (QS. aI-Anbiya[21]:98).

‫اﺟﺘَ َﻤ ُﻌﻮا ﻟَ ُﻪ َوإِ ْن‬ ِ ِ ِ ِ ِ


Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh ‫ﻳَ ْﺴﻠُْﺒـ ُﻬ ُﻢ‬ ْ ‫ﻪ ﻟَ ْﻦ َْﳜﻠُُﻘﻮا ُذﺑَﺎﺑًﺎ َوﻟَ ِﻮ‬‫ﻳﻦ ﺗَ ْﺪ ُﻋﻮ َن ﻣ ْﻦ ُدون اﻟﻠ‬ َ ‫ﺬ‬‫ن اﻟ‬ ‫﴿إ‬
Kita sudah sering mendengar anjuran meneladani sifat mulia Rasulullah saw,
ِ ِ
kelembutan, pemaaf, penyayang, dan sifat bijaksana lainnya. Namun kita sering ﴾‫ﻮب‬
ُ ُ‫ﺐ َواﻟْ َﻤﻄْﻠ‬ ُ ‫ﺎﻟ‬‫ﻒ اﻟﻄ‬ َ ‫وﻩ ِﻣﻨْ ُﻪ‬
َ ‫ﺿ ُﻌ‬ ُ َ‫ﺬﺑ‬ ‫اﻟ‬
ُ ‫ﺎب َﺷْﻴﺌًﺎ ﻻَ ﻳَ ْﺴﺘَـﻨْﻘ ُﺬ‬
1
Sa yyi d Muhammad Sya tho’ Ad Dimyâtiy, I’ânatu at Thâlibîn, juz 3 ha l 363
2
Syaikh Al Khudhri, Nurul Yaqin, hal 3.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat majelis taklim dan majelis-majelis yang memberi nasehat sebagaimana yang
menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Rasulullah lakukan saat membina para shahabat. Kerusakan masyarakat jahiliyyah
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat saat itu, dan kerusakan masyarakat sekarang, hanya dapat diselesaikan jika
merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat perubahan itu tidak hanya diarahkan pada individu, namun juga difokuskan pada
lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al Hajj: 73) sistem, aturan, dan hukum yang berlaku di tengah masyarakat, sebagaimana yang
Bahkan terhadap penguasa sekalipun, jika mereka keliru, beliau tidak segan-segan Rasulullah lakukan. Sebagai contoh, banyaknya perzinaan saat ini bukan hanya
mengoreksinya, bahkan membongkar makar mereka. Beliau tetap saja berkaitan dengan masalah iman individu, namun juga karena aturan memudahkan,
menyampaikan ayat-ayat semisal tentang Abu Lahab: bahkan melegalkan terjadinya perzinaan, juga berkaitan dengan sistem sanksi yang
tidak menggunakan Islam dan sistem pergaulan yang jauh dari Islam. Begitu juga
﴾‫ﺐ‬ ٍ َ‫ﺖ ﻳَ َﺪا أَِﰊ َﳍ‬
 َ‫ﺐ َوﺗ‬ ْ ‫﴿ﺗَـﺒ‬ masalah-masalah yang lain hanyalah muncul akibat tidak dipakainya aturan-aturan
Allah swt untuk mengatur kehidupan.
Binasalah kedua tangan Abi Lahab… (QS al-Lahab : 1).
Semoga kita dan dzuriyat kita diberikan kemampuan untuk mencintai Rasulullah
Tentang penguasa Bani Makhzum, al Walid bin Al Mughirah: saw, meneladaninya, dan menjadikannya patokan dalam setiap langkah hidup kita.
﴾‫ودا‬
ً ‫ﺖ ﻟَ ُﻪ َﻣﺎﻻً ﳑَْ ُﺪ‬ ً ‫ﺖ َو ِﺣ‬
ُ ْ‫ﻴﺪا َو َﺟ َﻌﻠ‬ ُ ‫﴿ذَ ْرِﱐ َوَﻣ ْﻦ َﺧﻠَْﻘ‬ ‫ ُﻜ ْﻢ ﺗُـ ْﺮ َﲪُﻮ َن‬‫ﺼﺘُﻮا ﻟَ َﻌﻠ‬ ِ ‫ئ اْﻟ ُﻘﺮآ ُن ﻓَﺎﺳﺘَ ِﻤﻌﻮا ﻟَﻪ وأَْﻧ‬
ْ َ ‫َوإِ َذا ﻗُ ِﺮ‬
َُ ُ ْ
‫ض َوﻟَﻜِ ْﻦ‬ ِ ‫ﺴ َﻤ ِﺎء َو ْاﻷ َْر‬ ‫ﺎت ِﻣ َﻦ اﻟ‬
ٍ ‫ـ َﻘﻮا ﻟََﻔﺘَﺤﻨَﺎ ﻋﻠَﻴ ِﻬﻢ ﺑـﺮَﻛ‬‫ن أَﻫﻞ اْﻟ ُﻘﺮى آﻣﻨُﻮا واﺗ‬ َ‫وﻟَﻮ أ‬
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya
sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak. (QS aI-Muddattsir :
11-12).
ََ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َْ َْ
‫ْﺴﺒُﻮ َن‬ِ ‫ﺬﺑﻮا ﻓَﺄَﺧ ْﺬﻧَﺎﻫﻢ ِﲟَﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﻳﻜ‬ ‫َﻛ‬
Juga terhadap Abu Jahal: َ ُْ َ ُ
ِ ‫ﺎﺻﻴﺔٍ َﻛ ِﺎذﺑﺔٍ ﺧ‬
﴾ٍ‫ﺎﻃﺌَﺔ‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ‫ﺎ ُﻛﻢ ِﲟﺎ ﻓِﻴﻪِ ِﻣﻦ اﻻَﻳ‬‫ وﻧَـ َﻔﻌ ِﲏ واِﻳ‬،‫ﺑﺎرَك اﷲ ِﱄ وﻟَ ُﻜﻢ ِﰲ اﻟْ ُﻘﺮاَ ِن اﻟْﻌ ِﻈﻴﻢ‬
َ َ َ َ‫ﺎﺻﻴَﺔ ﻧ‬‫﴿ َﻛﻼَ ﻟَﺌ ْﻦ َﱂْ ﻳَـْﻨﺘَﻪ ﻟَﻨَ ْﺴ َﻔ َﻌ ْﻦ ﺑﺎﻟﻨ‬ ‫ﺬ ْﻛ ِﺮ‬ ‫ﺎت َو اﻟ‬ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ ُ ََ
ِ ِ ِ
‫ﲔ‬َ ‫اﳊَﻜِْﻴﻢ اَﻗـُ ْﻮ ُل ﻗـَ ْﻮِﱄ َﻫ َﺬا َو اَ ْﺳﺘـَﻐْﻔ ُﺮ اﷲَ اﻟْ َﻌ ِﻈ ْﻴﻢ – ِﱄ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ َوﻟ َﺴﺎﺋِ ِﺮ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ ِﻤ‬
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, yaitu
ubun--ubun yang mendustakan lagi durhaka (QS al-‘AIaq: 15-16).
Tidak cukup dengan itu, beliau melakukan kontak terhadap para penguasa kabilah, ‫ﺮِﺣﻴ ِﻢ‬ ‫ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟْﻐَُﻔ ْﻮُر اﻟ‬‫وﻩ اِﻧ‬ ِ َ‫ﻓ‬
ُ ‫ﺎﺳﺘَـ ْﻐﻔ ُﺮ‬
ْ
mengajak mereka masuk Islam dan menjadikan kekuasaan mereka untuk
melindungi dan menerapkan Islam. Beliau mendatangi penguasa Thaif, kabilah
Kilab, Bani Hanifah, Bani ‘Amr bin Sha’sha’ah, namun mereka semuanya menolak
beliau, hingga akhirnya Allah jadikan orang-orang Aus dan Khazraj sebagai
penolong dakwah, mereka memberikan kekuasaannya untuk Islam dan demi
tegaknya Islam.
Ma’âsyirol muslimîn rahimakumullâh
Inilah diantara hal penting yang seharusnya kita teladani dari Rasulullah saw,
meneladani tidak hanya hal-hal yang ‘terasa enak’ saja, namun juga meneladani
langkah-langkah beliau ‘yang beresiko’ ditolak, bahkan dimusuhi masyarakat.
Meneladani Rasulullah saw , tidak cukup dengan membatasi diri di pesantren,

Anda mungkin juga menyukai