ASKEP KeluargA Dengan Stroke Non Hemorargi PDF
ASKEP KeluargA Dengan Stroke Non Hemorargi PDF
PENDAHULUAN
1
oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
(Roy.2008.http://911medical.blogspot.com/2007/09/penyakit-jantung-danstroke-
serta.html)
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap
saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok,
minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi
gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat
merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut diatas penulis mengambil inisiatif untuk
menyusun makalah ini dengan mengambil judul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA GANGGUAN PERSYARAFAN :
STROKE NON HEMORARGI”.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Keperawatan Keluarga.
2. Tujuan Khusus
Laporan ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah utama gangguan system persyarafan : stroke non hemorargi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta sikap didalam memberikan
perawatan klien stroke untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi lebih lanjut dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
pada klien mengenai stroke.
2
BAB II
KONSEP DASAR
3
A. Definisi Stroke
1. Pengertian
Stroke adalah syndrom klinis awal timbulnya mendadak, progresi berupa defisit
neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata di sebabkan oleh gangguan perdaran darah otak non
traumatik (Mansjoer, 2000).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai
darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk , 2000). Stroke adalah gangguan
neurologi yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi dan pembuluh darah(
Price, 2000). Stroke adalah Infark dari sebagian otak karena kekurangan aliran darah
ke otak.( Junaidi, 2004).
Stroke adalah serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah
arteri terganggu ke otak atau di otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera
cerebrovaskuler atau stroke adalah awitan deficit neurologis yang berhubungan
dengan penurunan aliran darah cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis
pembuluh darah embolisme atau hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak
(Tucker, 1998).
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa stroke/cerebrovaskuler
adalah defisit neurologis yang berakibat pada hilangnya fungsi otak yang timbul
secara mendadak karena
adanya gangguan suplai darah ke bagian otak.
2. Etiologi
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari salah
satu tempat kejadian, yaitu:
1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai
4
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi
baik sementara atau permanen. Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut
Baughman, C Diane.dkk (2000):
1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.
2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35
tahun dan kadar esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,
merokok kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.
3. Tanda dan gejala
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) tanda dan gejala dari stoke adalah:
1. Kehilangan motorik.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia(paralisis pada salah satu
sisi) dan hemiparesis(kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau
afasia (kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, perestesia(terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih
Meliputi inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau
retensi urin(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia
5
urinarius dan defekasi yang berlanjut. (dapat mencerminkan kerusakan neurologi
ekstensif).
4. Gambaran Klinis
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau sroke merupakan sirkulasi
serebral yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan serebral.
Embolus dapat merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa fragmen, lemak
dan udara. embolus pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder
terhadapinfark miokard atau fibrilasi atrium, Jika etiologi stroke adalah hemorargi
maka faktor pencetusnya biasanya adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler seperti
Malformasi Arteri Venera (MAV) dan aneurisma serbral lebih rentan terhadap ruptur
dan menyebabkan hemorargia pada hipertensi. Pada stroke trombosis atau embolik
bagian otak yang mengalami iskhemik atau infark sulit ditentukan. Ada peluang
dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama dapat terjadi edema serebral dan
peningkatan intra kranial (PTIK) herniasai dan kematian setelah trombolitik terjadi
pada area yang luasnya saat serangan, karena stroke trombolitik banyak terjadi karena
arterosklerosis, maka ada resiko terjadi stroke untuk masa mendatang. Pada pasien
yang sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga mengalami atau
mempunyai kasus untuk mengalami stroke jika penyebabnya tidak ditangani. Jika
luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorargik tidak besar dan bukan pada
tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika hemorargik
luas terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih (price, 2000)
5. Pemeriksaan penunjang
Menurut Doenges (1999) pemeriksaan laboratorium meliputi:
a. CT.scan, memperlihatkan adanya cidera, hematoma, iskhemia infark.
b. Angiografi cerebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti: perdarahan, obstruksi, arteri adanya ruptur.
c. Fungsi lumbal, menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis
embolis serebral dan tekanan intrakranial(TIK). Tekanan meningkat dan cairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya haemoragik subarachnoid, perdarahan intra
kranial.
6
d. Magnetik Resonance imaging (MRI), Menunjukan ada yang mengalami infark.
e. Ultrasonografi dopler, mengidentifikasi penyakit artemovena.
f. Elektroencefalogram(EEG), Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang
otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
g. Sinar X tengkorak:menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari masa yang meluas klasifikasi karotis interna terdapat pada
trombosis cerebral, klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subarachnoid.
6. Penatalaksanaan Medis dan keperawatan
Menurut Engram (1998) penetalaksanaan medis umum dari cidera
cerebrovaskuler atau stroke adalah:
a. Farmakoterapi : Agen antihipertensi, antikoagulan (untuk stroke yang disebabkan
thrombus), kortikosteroid untuk mengurangi edema cerebral, asma aminokaproik
(Amicar) untuk perdarahan subarachnoid.
b. Pembedahan endarterektomi : eksisi tunika intima arteri yang menebal dan atero
matosa ( untuk sumbatan karotis yang di sebabkan oleh arterosklerosis).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN
STROKE NON HEMORARGI
A. GAMBARAN KASUS
Tn. R. Usia 25 tahun, pendidikan terakhir tamat SMP. Pekerjaan buruh, alamat
mendungan RT 01/ RW 04. Ny. O. Umur 23 tahun, pendidikan terakhir SD,
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti karena
dalam satu rumah ada suami, istri dan anak. Pada keluarga Tn. R yang sedang sakit
7
adalah Ny. S yaitu sakit stroke non hemorargi. Ny. S mengetahui bahwa dia sakit
stroke sudah 2 tahun yang lalu, hal ini diketetahui saat Ny. S sakit oleh keluarga di
bawa ke klinik Abu salman, dan Ny. S menderita stroke. Ny. S dan keluarga
mengatakan Ny. S sudah pernah di opname di rumah sakit dan itu sudah satu tahun
yang lalu. Saat ini pasien mengatakan merasakan pusing, sulit tidur, dan ini sering
kambuh apabila pasien banyak pikiran. Keluarga juga mengatakan hanya mengetahui
kalau Ny . S hanya sakit stroke saja, tetapi keluarga pasien tidak mengetahui
pengertian, penyebab, tanda dan gejala,pencegahan dan komplikasi dari stroke jika
segera tidak di tangani.
B. PENGKAJIAN
1. Nama KK : Tn. R
2. Umur : 25 tahun
3. Alamat : Ds. Astana Blok pekauman RT 01/RW 01 kecamatan Gn. Jati
Kabupaten Cirebon
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Pendidikan : SMP
6. Agama : Islam
7. Suku bangsa : Jawa
8. Komposisi Keluarga :
Ibu K (…th)
8
Bpk. Y (..th) Bpk... (..th) Ibu S (63th)
An.A ( 4 th)
Keterangan :
: perempuan : cerai
9
9. Tipe Keluarga: keluarga inti yaitu keluarga yang terddiri dari ayah,ibu,dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi.
10. Suku Bangsa: Ny. O mengatakan: Ny. O berasal dari suku jawa, setelah
menikah Ny. O menetap di Astana dan bahasa yang digunakan bahasa jawa dengan
campuran bahasa indonesia. Keyakinan yang berhubungan dengan kesehatan
keluarga Ibu S adalah membiarkan dahulu dan mengobati semampunya dengan
bantuan obat-obat yang dapat dibeli di warung, jika tidak sembuh dapat pergi ke
rumah sakit terdekat.
11. Agama: Ny. O mengatakan: kepercayaan yang dianut keluarga Ny. O adalah
Islam. Menurut ibu S, ibu S biasanya melaksanakan ibadah di rumah dan kadang-
kadang melakukanya di masjid didekat rumahnya.
14. Tahap perkembangan keluarga saat ini: keluarga berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak meninggalkan keluarga.
10
a. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Dilingkungan sekitarnya ada tetangga yang baik ada juga tetangga yang
kurang baik. Ny. O menyikapinya dengan sabar. Kadang ketika Ny. O
mempunyai makanan Ny. O juga sering membagikan ke tetangganya
begitu juga sebaliknya, menurut Ny. O.
Anak Ny. O masih berusia 4 tahun sehingga dalam anggota keluarga ibu
S tidak ada pembagian tanggung jawab. Setiap pagi ibu S memandikan
anak E kemudian Ny. O menyuapi anak A. Dan terkadang setiap sore
Tn. R mengajak An. A pegi jalan-jalan ke alun-alun.
11
15. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Dari pengkajian yang
didapatkan ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, adanya masalah yang
kompleks pada keluarga Tn. R. Ny. O mangatakan: Ny. O masih tidur dengan An. A
sehingga belum ada privasi bagi Ny. O karena Ny. O mengungkapkan bahwa An. A
belum berani tidur sendiri. Ny. A belum mampu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal privasi dan rasa aman.
16. Riwayat keluarga inti: Ny. O mengatakan: Ny. O sudah lama menetap di
Astana sejak menikah. Ny. O sekarang tinggal di Astana dengan An. A.
17. Riwayat keluarga sebelumnya: Ny. O mengatakan: kedua orang tua Bp.T
tinggal di Kediri dan sebagian keluarga besarnya tinggal disana sedangkan kedua
orang tua Ny. O berada dijember dan sudah meninggal, ada satu orang adik yang
tinggal bersama Tn. R, ketika Ny. O melahirkan, adik dari Ny. O yang membantu
merawat Ny. O.
D. LINGKUNGAN
18. Karekteristik Lingkungan Rumah : rumah yang ditempati adalah rumah pribadi
berukuran 8m x 12m yang ditempati oleh Tn. R, Ny. O dan An. A. Rumah terdiri dari
4 ruangan yaitu ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Terdapat dua jendela di
ruang tamu, satu jendela di kamar tidur depan yang ditempati oleh anak dan kamar
tidur kedua ditempati ibu S tanpa jendela. Tembok rumah hanya berupa anyaman
bambu, ruangan depan yang dibangun dari batu bata.
19. Mobilitas Geografis Keluarga: Ny. O dan anaknya setiap hari berjalan kaki
untuk bekerja. Tidak ada kendaraan lain yang dimiliki keluarga ibu S. Setiap hari Ny.
O menuju tempat bekerjanya hingga pukul 10 siang.
12
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: Ny. O mengatakan
bahwa setiap hari berkumpul dengan An. A setelah pulang kerja. Dan Ny. O memiliki
perkumpulan pengajian yang diikuti secara rutin. Ny. O mengungkapkan bahwa
tetangganya ada yang menyukai dan tidak menyukai Ny. O.
Denah rumah:
8 7
6
pintu
3 5
1
1
jendela U
pint
13 u
Keterangan:
5. Pintu
6. Kamar mandi
7. Ladang
8. Sumur
Luas rumah : 8m x 12 m
14
Jenis septic tank : tidak memiliki, karena BAB
keluarga di sungai.
E. STRUKTUR KELUARGA
15
27. Fungsi Sosialisasi : Ny. O memperbolehkan bermain dengan teman sebaya dan
An. A juga sering bermain di rumah tetangga, ke sungai kecil bersama teman-
temannya kecuali pada malam hari hanya bermain ke rumah kakeknya (paman Ny. O)
(hasil pengamatan dan penuturan Ny.O).
28. Fungsi perawatan keluarga: keluarga Tn. R mengatakan bahwa keadaan
kesehatannya sudah mulai membaik namun masih perlu pengobatan secara rutin.
Menu makanan tiap hari berbeda-beda, sayuran diambil dari halaman belakang atau
berbelanja, lauk pauknya kadang telur, tahu tempe, atau hanya sambal saja. Ketika
terjadi gangguan kesehatan, Ny. O langsung dibawa ke rumah sakit.
29. Fungsi reproduksi : Ny. O mengatakan dari dulu tidak punya kelainan
reproduksi. An. A juga dilahirkan secara normal. Ny. O tidak pernah mengalami
keguguran.
30. Fungsi Ekonomi : Tn. R mengatakan: gaji yang diperoleh belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya,istri dan anaknya. Untuk menambah penghasilannya
Ny.O menjual sayuran dan telur hasil ternak, (penuturan Tn. R).
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
31. Stressor jangka pendek : Tn. R mengatakan kadang anak A merengek atau
bahkan menangis minta dibelikan susu, baju baru, ataupun jalan-jalan ke alun-alun.
Namun oleh ibu S dibiarkan saja dengan alasan itu hanya keinginan sesaat anak E dan
lebih baik uangnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
32. Stressor jangka panjang : keadaan perekonomian yang sulit Tn. R dan Ny. O
harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu S mengatakan gaji
yang didapat sebagai seorang penjahit hanyalah Rp. 300.000/bulan dan itu sangat
kurang. Penyakit Stroke yang sudah lama dideritanya dianggap biasa olehnya sudah
jarang kambuh.
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Tn. R sangat mampu dan
sabar dalam menghadapi masalah yang muncul di dalam keluarganya. Tn. R
mengatakan bahwa manusia hidup pasti ada masalah. Namun kita harus menghadapi
itu dengan penuh kesabaran. Apalagi masalah ekonomi yang sangat minimal sekali.
16
Tn. R jarang mengeluh saat kesulitan keuangan dan tidak pernah bersikap kasar
terhadap anak A karena masalah yang dipikirkannya.
34. Strategi koping yang digunakan : menurut Tn. R koping yang digunakan untuk
membantu meringankan masalah ekonomi adalah Ny. O menjual sayuran yang
ditanam di belakang rumahnya. Selain itu menjual ayam dan telurnya serta menerima
jahitan di rumah.
35. Strategi adaptasi disfungsional : Tn R mengatakan tidak ada perilaku yang
menyimpang dalam menghadapi masalahnya. Semua masalah yang ada dihadapi
dengan sabar.
H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN KESEHATAN
KELUARGA
a. Persepsi terhadap masalah: Tn. R mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti
ada masalah dan harus diatasi dengan sabar.
17
18
J. ANALISIS DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Pasien dan keluarga Ketidakmampuan Gangguan mobilitas
mengatakan tidak mengetahui keluarga mengenal fisik
tentang pengertian, penyebab, masalah kesehatan
tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit stroke.
Do : Pasien tampak bigung saat
ditanya tentang stroke .
2.
Ds : Sering kambuh tetapi tidak Ketidakmampuan
19
cepat ditangani tenaga kesehatan kelarga mengambil
Do : Ny. O tidak segera ditangani keputusan.
tenaga kesehatan.
3.
Ds : Tn R meengatakan tau bahwa Ketidakmampuan
Ny. O menderita penyakit stroke keluarga merawat
tetapi tidak mengetahui cara anggota keluarga
merawatnya yang sakit.
Do : -
4. Ds : Kedokter biayanya mahal Ketidakmampuan
Do :- keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
20
Potensial Dicegah 1 1/3x1=1/3 Proses pengobatan secara tidak
Rendah = 1 berkala dan teratur serta interaksi
yang diperhatikan tidak dapat
meminimalkan kekambuhan
penyakit.
Menonjolnya 1 1/2x1=1/2 Masalah sangat dirasakan ada tetapi
Masalah tidak memerlukan penanganan untuk
Masalah ada tapi menghindari dampak lainnya.
tidak perlu segera =
1
21
22
23
M. EVALUASI FORTMATIF
No. Tgl Dp Implementasi Respon Paraf
1. 14-01-11 Gangguan 1). Setelah dilakukan
mobilitas fisik kunjungan selama 1x45
berhubungan menit, keluarga dapat
dengan ketidak mengenal masalah stroke
mampuan non hemorargi pada Ny. O
keluarga dengan mampu
merawat menyebutkan :
keluarga yang
1.1 pengertian stroke
sakit.
non hemorargi
Setelah dilakukan diskusi Kel Tn R
dan Ny. O mengetahui bahwa
pengertian stroke nonhemorargi
adalah penyakit yang disebabkan
oleh gangguan perdaran darah otak
24
non traumatik.
1. Kehilangan motorik.
2.Kehilangan komunikasi
3. Gangguan persepsi
2. 14-01-11
2 ). Setelah dilakukan
kunjungan selama 1x45
menit, keluarga dapat
mengambil keputusan
untuk mengatasi
masalah stroke non
hemorargi pada Ny. O
dengan :
25
perdarahan subarachnoid.
b. Pembedahan endarterektomi :
eksisi tunika intima arteri yang
menebal dan atero matosa ( untuk
sumbatan karotis yang di sebabkan
oleh arterosklerosis).
26
N. EVALUASI SUMATIF
O:
A:
P:
2.
S : keluarga dapat menyebutkan penatalaksanaan dari stroke
non hemorargi
A:
P:
27
Lanjutkan tujuan khusus selanjutnya
3. 14-01-11
S:
O:
A:
P:
4. 14-01-11
S:
O:
A:
P:
Hentikan Intervensi
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masalah kesehatan yang muncul pada keluarga Tn. R akibat ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan penyakit stroke, sehingga menyebabkan keluarga tidak
mampu dalm mencapai lima tugas kesehatan keluarga dalam penanganan penyakit
stroke.
2. Faktor pendukung keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
kesungguhan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit stroke dengan
memanfaatkan sumber yang ada keluarga untuk mencapai kemandirian keluarga
dalam melaksanakan lima tugas keluarga.
3. Untuk mencapai keberhasilan keperawatan maka perlu menjalin kerjasama yang
baik dengan keluarga.
B. Saran
29
Penulis dalam hal ini memberikan saran untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan terutama pasien stroke dan masyarakat :
1. Dampak stroke yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan
sosial bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan
pendekatan – pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta
lingkungan yang nyaman dan kerja sam yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
2. Hal yang terpenting pada pasien stroke adalah pencegahan terhadap gangguan
mobilitas fisik yang semakin meluas, sehubungan dengan hal tersebut maka
sebaiknya perawat lebih meningkatkan upaya dalam menanggulangi gangguan
mobilitas fisik yaitu cara mengubah posisi, dan melatih ROM pada semua
ekstremitas.
3. Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan
pasien dituntut meningkatkan secara terus – menerus dalam hal pemberian informasi
dan pendiikan kaesehatan sesuai dengan latar belakang pasien dan keluarga.
30
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, C diane,dkk, 2000. Buku saku medical bedah brunner suddart, Jakarta,
EGC.
Carpenito L.J,1998. Buku saku diagnosa keperawatan (terjemahan), Jakarta, EGC.
Carpenito L.J, 2000. Diagnosa keperawatan; Aplikasi pada perawatan
klinis(terjemahan), Edisi 6. Jakarta :EGC.
Depkes RI,1998. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan system persyarafan,
DEPKES RI. Jakarta.
Doenges,Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta:EGC.
Effendy,Nasrul. 1999. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat.Jakarta:EGC
Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah. Vol.2.
Jakarta:EGC.
Friedman,Marilyn M. 1998. Family Nursing Theory and Practice. Alih Bahasa Ina
Debora, Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek.Jakarta:EGC.
Junaidi, iskandar,2004, Panduan praktis pencegahan dan pengobatan stroke, Edisi;2,
PT Bhuana ilmu popular, kelompok gramedia, Jakarta.
31
Mansjoer,A, 2000, Kapita selekta kedokteran. Edisi:3, Media Ausculapius, FKUI,
Jakarta.
Price, S, A, 2000, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (terjemahan),
Edisi ;4 buku 2, Jakarta, EGC.
Tucker, 1998, Standar perawatan pasien ( terjemahan), Edisi 3, Jakarta, EGC. 42
Roy.2008.http://911medical.blogspot.com/2007/09/penyakit-jantung-dan-
strokeserta.html
32