LD Nomor 2 Tahun 2012 Tentang RTRW PDF
LD Nomor 2 Tahun 2012 Tentang RTRW PDF
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E NOMOR 2
TENTANG
BUPATI BINTAN,
wilayah.....
-2-
3.Undang-undang....
-3-
9.Peraturan Pemerintah.....
-4-
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
42.Kawasan....
-11-
64.Wilayah.....
-15-
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN
Pasal 4
Pasal 5
d.mempertahankan….
-22-
BAB III.....
-23-
BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Bagian Kedua
Sistem Perkotaan
Pasal 8
Bagian Ketiga....
-25-
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Pasal 9
Paragraf 1
Sistem Jaringan Transportasi
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
(5) Pemeliharaan.....
-32-
Pasal 15
Pasal 16
Paragraf 2
Sistem Jaringan Energi
Pasal 17
dilakukan......
-35-
Paragraf 3
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 18
Paragraf 4
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 19
Pasal 20
Paragraf 5
Sistem Prasarana Lainnya
Pasal 21
BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 22
Bagian Kedua
Kawasan Lindung
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
(1) Kawasan suaka alam dan pelestarian alam dan cagar budaya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d, terdiri dari :
a.kawasan.....
-44-
Pasal 28
Pasal 29
(1) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf fmerupakan kawasan lindung pada pulau-pulau kecil yang
tersebar di wilayah Kabupaten Bintan.
(2) Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kawasan yang berfungsi untuk melindungi ekosistem
pulau-pulau kecil, garis pantai, ancaman abrasi dan perairan laut
di sekitarnya yang memiliki sifat rentan terhadap berbagai bentuk
gangguan akibat kegiatan manusia di daerah tersebut.
Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 30
Pasal 31
(1) Kawasan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
huruf a, meliputi kawasan hutan produksi terbatas yang tersebar di
Kecamatan Bintan Pesisir, Bintan Timur, Mantang, Teluk
Sebong, Seri Kuala Lobam, Gunung Kijang, Teluk Bintan dan
Tambelan;
(2) Kawasan hutan produksi terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan melalui pemberian Izin pemanfaatan hutan
produksi sesusi dengan paraturan dan perundangan yang berlaku.
Pasal 32
(1) Kawasan pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf
b, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bintan yang memiliki
potensi dan sesuai untuk pengembangan tanaman pangan dan
hortikultura, terdiri dari :
a. kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering dikembangkan
di seluruh wilayah Kabupaten Bintan yang memiliki kesesuaian
lahan untuk kegiatan pertanian pangan lahan kering terutama di
Kecamatan Bintan Timur;
b.kawasan.....
-47-
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
e.Pengembangan….
-49-
Pasal 36
Pasal 37
(3)Pengembangan….
-50-
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BINTAN
Pasal 42
BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 43
Pemerintah…..
-54-
Pasal 44
(4)Indikasi......
-55-
Bagian Kedua
Arahan PerwujudanRencana Struktur Ruang
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Bagian Ketiga
Arahan Perwujudan Rencana Pola Ruang
Pasal 51
h.perwujudan kawasan....
-63-
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54….
-66-
Pasal 54
Pasal 55…..
-67-
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
h.program....
-69-
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
3.penataan dan....
-71-
Pasal 62
Bagian Keempat
Arahan Perwujudan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten Bintan
Pasal 63…..
-72-
Pasal 63
BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
WILAYAH KABUPATEN BINTAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 64
Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pasal 65
Pasal 66
Paragraf 1
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Lindung
Pasal 67
Pasal 68
Pasal 69
Pasal 70
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
Peraturan zonasi kawasan cagar alam laut dan perairan lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf g terdiri dari :
a. ketentuan umum kawasan suaka alam dan suaka alam laut
ditetapkan sebagai berikut :
1. dilarang melakukan kegiatan budidaya yang mengakibatkan
rusak dan menurunnya fungsi kawasan;
2. dalam kawasan suaka alam masih diperkenankan dilakukan
kegiatan penelitian, wisata alam, dan kegiatan berburu yang
tidak mengakibatkan penurunan fungsi kawasan;
3. dalam kawasan suaka alam masih diperkenankan pembangunan
prasarana wilayah, bangunan penunjang fungsi kawasan, dan
bangunan pencegah bencana alam sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
4.dilarang melakukan.....
-81-
b. ketentuan umum taman wisata alam dan taman wisata alam laut
ditentukan sebagai berikut :
Pasal 74
Paragraf 2
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Kawasan Budidaya
Pasal 75
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan produksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf a ditetapkan
sebagai berikut :
a. dalam kawasan hutan produksi tidak diperkenankan adanya kegiatan
budidaya kecuali kegiatan kehutanan dan pembangunan sistem
jaringan prasarana wilayah dan bangunan terkait dengan
pengelolaan budidaya hutan produksi;
b. kawasan hutan produksi tidak dapat dialihfungsikan untuk kegiatan
lain diluar kehutanan;
c. sebelum kegiatan pengelolaan hutan produksi dilaksanakan wajib
dilakukan studi kelayakan dan dilengkapi dengan dokumen
pengelolaan lingkungan yang hasilnya disetujui oleh tim evaluasi dari
lembaga yang berwenang.
Pasal 76
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80
Pasal 81
j.penyangga lokasi....
-90-
Pasal 82
h.perubahan zona....
-91-
Pasal 83
Pasal 84....
-92-
Pasal 84
Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 84
Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 86
Pasal 87
Pasal 88
Pasal 89
Paragraf 1
Ketentuan Umum Insentif dan Disinsentif
Pasal 90
Paragraf 2
Ketentuan Khusus Insentif dan Disinsentif
Pasal 91
Bagian Kelima
Arahan Sanksi
Pasal 92
Pasal 93
(1) Pelanggaran penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
92 ayat (2) meliputi :
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang;
b. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan
ruang yang diberikan oleh pejabat berwenang;
c. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin
yang diberikan oleh pejabat yang berwenang; dan
d. menghalangi akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh
Peraturan Perundang-Undangan sebagai milik umum.
(2).Pemanfaatan....
-100-
(2) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi
yang tidak sesuai dengan peruntukannya;
b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi
yang sesuai peruntukannya; dan/atau
c. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi
yang tidak sesuai peruntukannya.
(3) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan
ruang yang diberikan oleh pejabat berwenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :
a. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah
dikeluarkan; dan/atau
b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang
tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.
(4) Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin
yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, meliputi :
a. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;
b. melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan koefisien
dasar hijau;
c. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi
bangunan;
d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan;
dan/atau
e. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum sesuai
dengan persyaratan dalam izin pemanfaatan ruang.
(5) Menghalangi akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh
Peraturan Perundang-Undangan sebagai milik umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi :
a. Menutup .....
-101-
Pasal 94
(5)Pencabutan izin.....
-104-
Pasal 95.....
-107-
Pasal 95
BAB VIII
PERAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Bentuk Peran Masyarakat
Pasal 96
Pasal 97
b.kerjasama…..
-108-
Pasal 98
Pasal 99
Pasal 100....
-109-
Pasal 100
Bagian Kedua
Tata Cara Peran Masyarakat
Pasal 101
Pasal 102
Pasal 103
Pasal 104
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 105
BAB IX….
-112-
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 106
BAB X….
-113-
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 107
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 108
Pasal 109
Ditetapkan di Kijang
pada tanggal 3 Januari 2012
BUPATI BINTAN,
dto
ANSAR AHMAD
Diundangkan di Kijang
pada tanggal 3 Januari 2012
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BINTAN,
dto
LAMIDI
II SANTO, SH
PEMBINA TK.I. NIP. 19661026 199703 1 003