Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS

a. Deskripsi kejadian:
Saat itu saya berdinas pagi diruangan, lalu seperti biasa melakukan
pemberian/pembagian obat baik yang oral maupun injeksi kesetiap ruangan
bersama teman saya satu dinas. Ketika dikamar 2A yaitu kamar perawatan
untuk laki-laki saya bertemu dengan pasien yang didiagnosa hematemesis
melena dengan kondisi yang cukup memprihatinkan baik dari segi fisik,
lingkungan dan keluarga. Saat saya mengidentifikasi nama digelang dan
meminta izin untuk memberikan obat injeksi beliau sedikit bercerita kalau
dokter menyarankan beliau untuk pindah rumah sakit yang lain namun saya
terkejut dengan jawaban yang beliau lontarkan yaitu, “kalau mau mati
dirumah sakit manapun sama saja, toh mati juga” saya sontak merasa tidak
enak dengan ucapan beliau seolah-olah sudah tidak memiliki harapan hidup
lalu saya menjawab untuk memotivasi pasien tersebut “ kenapa begitu pa?,
bapa harus semangat, semoga bapa bisa sembuh dirawat disini dan kami
mengusahakan perawatan yang terbaik”. Setelah selesai menyuntikkan obat
lalu saya beranjak dari ruangan tersebut. Setiap hari berdinas dan apabila
ada tindakan atau keperluan pasien diruangan 2A terutama pada pasien bapa
tersebut saya selalu melihat keluarga pasien yang seperti acuh dengan pasien
anak beliau sibuk memegang handphone dan istrinya terkadang hanya duduk
seolah sudah hilang harapan dan terlihat memegang buku doa sambil
membaca yasin. Kondisi pasien pun semakin hari semakin memprihatinkan
terpasang infus pada kedua tangan, terpasang ngt, perut beliau semakin hari
semakin membesar, wajah beliau hanya nampak menahan sakit dan
berusaha menutupi bau yang timbul akibat melena yang dialami beliau.
Diminggu kedua perawatan beliau saat saya kembali dari ruang radiologi
saya melihat istri beliau yang keluar dari ruangan dengan mata bekas
menangis disusul brankar dengan jenazah ternyata yang dibawa adalah
pasien tersebut yang sudah meninggal.

b. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut.


Terkejut, karena ucapan yang dilontarkan pasien menandakan seolah
hilangnya motivasi untuk hidup dan kembali sehat.
Prihatin dengan kondisi pasien yang kurang dukungan dari pihak keluarga
dan rendahnya motivasi dalam diri pasien dan berakhir dengan meninggal.

c. Evaluasi:
Negatif : kurangnya dukungan dan motivasi dari keluarga dan pihak-pihak
terkait untuk kesembuhan pasien dapat mempengaruhi perburukan kondisi

Positif : mengajarkan kepada saya bahwa intervensi/tindakan keperawatan


itu bukan hanya tentang pemberian perawatan secara fisik namun harus
mencakup biopsikososiospiritual terutama pada pasien ini sangat perlu
ditekankan perawatan biopsiko dan spiritualnya.

d. Analisis:
a) Mengapa kasus tersebut menarik?
Karena pertama kali saya menemui kasus ini selama berdinas,
mendengar ucapan pesismisnya seorang pasien dan rata-rata pasien
dengan diagnosa melena dengan transfusi darah yang cukup banyak
hampir tidak terselamatkan pada beberapa kasus yang saya temui
b) Mengapa bisa terjadi?
Bisa jadi kurangnya motivasi dan dukungan dari keluarga akibat dari
sudah lama (kronis) penyakit yang diderita pasien, memang jenis
keluarga yang rendah motivasi atau keluarga sudah pesimis dan ikhlas
menerima keadaan.
c) Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners?
Kasus ini mengajarkan bahwa kabutuhan persepsi diri terhadap konsep
diri sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan perawatan
d) Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek seperti aspek etik, moral,
budaya, sosial ekonomi, komunikasi, hukum, kebijakan, dan lain-lain
sesuai dengan kejadian yang dihadapi.
Kurangnya dukungan dan motivasi berhubungan dengan aspek
psikologi yang mana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap diri
seseorang dalam menjalani hidup
e. Kesimpulan dari kasus tersebut?
Perawatan yang diberikan harus mencakup biopsikososiospiritual yang mana
dukungan dan motivasi sangat berpengaruh terhadap diri seseorang dalam
menjalani perawatan apalagi dengan penyakit kronis.
f. Action plan: seandainya ke depan kasus tersebut terjadi lagi, rencana apa
yang akan dilakukan.
Saya sebagai perawat akan berusaha memberikan motivasi secara langsung
ke pasien, menyadarkan kepada pihak keluarga untuk lebih memberikan
dukungan kepada pasien dan mengedukasi bahwa kesembuhan itu bukan
semata-mata perawatan dan pemberian obat tapi banyak askep yang
mempengaruhi

Anda mungkin juga menyukai