0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan9 halaman
Kondisi kronis, terminal dan kritis pada anak dapat berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak secara fisik, emosional, kognitif dan sosial. Keluarga juga akan mengalami stres dan beban yang tinggi. Perawatan perioperatif bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak melalui aktivitas pre, intra dan pasca operasi serta dukungan keluarga sangat penting.
Kondisi kronis, terminal dan kritis pada anak dapat berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak secara fisik, emosional, kognitif dan sosial. Keluarga juga akan mengalami stres dan beban yang tinggi. Perawatan perioperatif bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak melalui aktivitas pre, intra dan pasca operasi serta dukungan keluarga sangat penting.
Kondisi kronis, terminal dan kritis pada anak dapat berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak secara fisik, emosional, kognitif dan sosial. Keluarga juga akan mengalami stres dan beban yang tinggi. Perawatan perioperatif bertujuan untuk meningkatkan kesehatan anak melalui aktivitas pre, intra dan pasca operasi serta dukungan keluarga sangat penting.
KONSEP KEPERAWATAN ANAK DENGAN KONDISI KRONIS,TERMINAL DAN KRITIS
SERTA PERIOPERATIF CARE PADA ANAK
NAMA KELOMPOK BESAR:
Abdul Aziz Novia Farisa Ariani Yunita
Muhammad Dandi Nurul Inayah Nurnidawati Muhammad Hilman Rosalinda Panda Ayu Wulandari Muchlis Chandra Dewi Khayatun Nufus Hairun Nisa14 Muhammad Kholillurrahman Adinda Sayeeda Ayu Dita Aprilia Nur Akbar Adi Saputro Rina Helmina Elfinda Leman M.refly Sa’dillah Jumiati Nupus Ridha Nadini Ahnaf Ma’ruf Mahendra Andi Zulvikarni Hidayati Fitri Muhammad Rizyian Noor Arika Dwi Ninggsih Diah Puspa Sawitri Dedi Iswari Ainun Mastika Syafarina Usman Vidya Kirana Rizky Aulia R. Muhammad Farriz Satriatama Siti Rahmi Dina Anggrainy Muhammad Yudha Anshari Siti Reny Asnani Syifa Nisrina Sinyo Pelani Alyssa Farany Khanza Ni Wayan Devie P.R. Tries Mei Rivaldi Nurkhalisa Putri A. Yayi Diah Ayu T. Yuhyen Rini Astuti Fitri Rohaina Siti Rohimah Ayu Maulida Ayu Wardalina Alisa Khalimatus Sa’diah Nor Assyfa Badaliyah Deta Iindrayanti Maria Kristiana Dina Hanifa Fitria Ariyati Aulia Ulfah Hairun Nisa12 Rahmatun Ni’mah Emelia Rahmawati Yusrida Elisabeth S. Mila Novaria Tyharnita Shintia Windy Oca Aprilyani Erlina Haliza Hazmi Siska Rahmawati Dewi Gusti Raudah Sadiyah Rahmi Ranita
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2019 1. Apa yang dimaksud dengan kondisi kronik, kritis, dan terminal pada anak? Kondisi kronik: suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung lama sampai bertahun- tahun, bertambah berat, dan sering kambuh (1). Kondisi kritis: suatu kondisi yang mengancam jiwa di mana pasien tergantung pada dukungan medis yang intensif agar organ vital tetap dapat berfungsi (2). Kondisi terminal: suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu (3). 2. Jelaskan batasan karakteristik kondisi kronis,terminal,kritis pada anak? a) Batasan karakteristik kondisi penyakit kronis: (4). Menurut Wristht Le (1987) mengataka bahwa penyakit kronis mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah: 1) Progresif adalah penyakit yang semakin bertambah parah,contohnya jantung 2) Menetap adalah penyakit setelah seseorang terserang penyakit,maka penyakit tersebut akan menetap pada individu,contohnya penyakit diabetes mellitus. 3) Kambuh adalah penyakit kronis yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama atau berbea ,contohnya penyakit arthiritis. b) Batasan karakteristik kondisi penyakit terminal: (4). 1) Penyakit tidak dapat disembuhkan 2) Mengarah pada kematian 3) Diagnosa medis sudah jelas 4) Tidak ada obat untuk menyembuhkan 5) Prognesis jelek 6) Bersifat Progesif c) Batasan karakteristik kondisi penyakit kritis:(4). 1) Stadium lanjut dari penyakit kronis 2) Terus menyerang perlahan dan tidak ada harapan atau kecil kemungkinan sembuh 3) Pengobatannya lama 3. Dampak kondisi kronis, terminal, kritis terhadap tumbuh kembang anak? Tumbuh kembang anak memiliki 4 aspek yaitu fisik, emosi, kognitif dan sosial. Pada anak dengan kondisi kronis, terminal dan kritis dapat terjadi gangguan dalam tumbuh kembangnya. Mereka dapat mengalami keterlambatan dalam hal fisik, kognitif, komunikasi, motorik, dan adaptif. Untuk aspek fisik sendiri contohnya yaitu anak yang menderita penyakit kronis seperti kelainan jantung kongenital yang mana sering menimbulkan gangguan pertumbuhan misalnya perawakan pendek dan gagal tumbuh. Adapun contoh lain yaitu penyakit sickle cell seperti thallassemia yang mana selain menyebabkan gagal tumbuh, juga menyebabkan pubertas terlambat. Kondisi krinis juga dapat menimbulkan kecacatan. (5). Untuk aspek emosi sendiri biasanya anak akan mengalami stress mental, rasa ingin marah, serta merasa kegalauan akan penyakitnya. Anak dengan problem medis kronis memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengalami gejala depresi dibandingkan anak yang sehat, serta menarik diri secara sosial, yang mana ini secara tidak langsung berkaitan dengan aspek sosial. Dampak lain dari segi aspek sosial yaitu seperti ketakutan akan penolakan, rendahnya harga diri, ketidakmampuan berkaitan prospek pendidikan, ketakutan terhadap keterbatasan yang diberikan lingkungan dan kecemasan terhadap reaksi orang lain khususnya teman sebaya pada penyakitnya. (6) Ada sebuah penelitian mengenai dampak kondisi kronis terhadap perubahan kognitif seorang anak dan didapatkan hasil bahwa anak akan beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya diakibatkan karena dosa orang tuanya di masa lalunya. Tidak hanya itu, seperti yang disebutkan di atas anak yang memiliki kondisi kronis, terminal dan kritis akan mengalami perubahan penilaian terhadap dirinya yang akan membuatnya menjadi minder atau rendah diri. (7). 4. Dampak kondisi kronis,terminal dan kritis terhadap keluarga ? a) Keluarga seringkali merasakan stres maupun cemas. b) Kecemasan yang tinggi muncul akibat beban yang harus di ambil dalam pengambilan keputusan dan pengobatan yang terbaik bagi pasien . c) Stres bergantung pada persepsi terhadap stres kekuatan dan perubahan gaya hidup yang ditasakan terkait dengan penyakit kritis pada anggota keluarga. d) Fungsi keluarga inti secara signifikan beresiko mengalami gangguan.(8). 5. Konsep Perioperatif pada Keperawatan Anak? Pembedahan adalah seni dan pengetahuan untuk mengatasi suatu penyakit, injuri dan deformitas melalui tindakan operasi. !ujuan tindakan pembedahan meliputi: diagnosis, terapi, palliative, kosmetik, preventif dan eksploratif. Asuhan keperawatan perioperatif adalah area praktek spesifik untuk menyediakan asuhan keperawatan pada pasien yang akan (pre-operative), sedang (intra-operative) dan telah (post-operative) menjalani operasi. Tujuannya adalah membantu pasien dan keluarga untuk mencapai tingkat sehat sama atau lebih tinggi dari sebelum sakit/tindakan operasi.(9). Tujuan dari perioperatif care adalah (10): 1. Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien atau tim bedah yang lain. 2. Mengkaji, merencanakan dan memenuhi kebutuhan pasien perioperatif. 3. Memahami dan mengetahui daerah dan prosedur pembedahan. Peran Keperawatan dalam Perawatan perioperatif: 1. Mengajar klien dan keluarga 2. Memberikan dukungan dan jaminan advokasi bagi pasiein dan keluarga 3. Kontrol terhadap lingkungan sekitar pasien 4. Penyediaan sumber daya 5. Pemeliharaan asepsis 6. Pemantauan status fisiologis dan psikologis pasien. 6. Aktivitas keperawatan dalam keadaan perioperatuf pada anak? a) Fase Pre Operatif Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan klinik ataupun rumah, wawancara pre operatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan pada saat pembedahan. Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).(11) b) Fase Intra Operatif Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.(11) c) Fase Post Operatif Pada fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase ini fokus pengkajian meliputi efek agen anestesi dan memantau fungsi vital serta mencegah komplikasi. Aktivitas keperawatan kemudian berfokus pada peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah.(11) 7. Peran keluarga dalam keadaan perioperatif pada anak? Peran keluarga sangat penting untuk memberi dukungan dari segi emosional, psikososial, fisik dll, agar anak tetap merasa nyaman dan aman, contoh nya ditemani saat pemeriksaan, dipeluk saat ketakutan, dan selalu ada untuk anak, keluarga dapat memberikan motivasi pada anak agar anak tetap semangat dan nyaman, ikut serta dalam pengkajian, memberikan kebutuhan anak misalnya makan dan minum dll.(12) Keluarga dapat mengidentifikasi kekuatan pada anak, Keluarga dapat mengenali kebutuhan anak, Keluarga dapat memberikan motivasi dengan memberikan perhatian pada anak, Orang tua harus menemani anak saat induksi anastesi sampai anak tertidur dan harus disamping anak saat terbangun dari anastesi di ruang PACU, Keluarga ikit serta dalam pengambilan keputusan medikasi.(12) Keluarga berperan untuk memberikan dukungan karena dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat membantu anak dalam mengadapi stressor. Wills cit Friedman menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat menimbulkan efek penyangga yaitu dukungan keluarga menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan dan efek utama yaitu dukungan keluarga secara langsung mempengaruhi peningkatan kesehatan.(12) 8. Bagaiman dampak keadaan perioperative terhadap tumbuh kembang anak? Dampaknya dapat dipengaruhi dari berbagai hal, pada fase pre operatif biasanya emosi anak akan terganggu karena anak merasa cemas dan takut terhadap tindakan pembedahan yang merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis anak(13). Kemudian pada post operatif muncul dampak sementara terhadap tumbuh kembang anak dalam hal kognitif yang disebabkan pemberian anastesi, yang mana anak akan mengalami kesulitan berbahasa atau gangguan komunikasi serta pertumbuhan otaknya terganggu apabila dosis anastesi tidak sesuai. Namun ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa pemberian anastesi terhadap tumbuh kembang anak tidak menimbulkan efek yang serius(14). Selain itu Pasien dengan usia yang terlalu muda (bayi/anak-anak) mempunyai risiko pembedahan lebih besar, karena semua fungsi organ pada bayi dan anak-anak belum matur maka dari itu tindakan pembedahan berisiko menghambat maturnya semua fungsi organ anak yang akan berdampak pada tumbuh kembangnya(15). 9. Apa saja diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kondisi anak yang kronis, terminal dan kritis sesuai domain NANDA? Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kondisi anak yang kronis, terminal dan kritis sesuai domain NANDA yaitu (16): a) Gangguan rasa nyaman b.d nyeri akibat penyakit yang dideritanya b) Ansietas kematian b.d ketidakpastian tentang kekuatan yang lebih tinggi dan merasa dekat dengan kematian c) Duka cita b.d antisipasi kehilangan orang terdekat d) Gangguan proses keluarga b.d gangguan proses keluarga e) Gangguan citra tubuh b.d penyakit kronis. 10. Diagnosa yang mungkin muncul pada perioperative care? Diagnosa yang mungkin muncul pada perioperative care adalah (17): a) Preoperatif 1. Cemas (00146) berhubungan dengan krisis situasional operasi Tujuan : Cemas dapat terkontrol 2. Kurang pengetahuan (00161) berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang penyakit dan proses operasi Tujuan : Bertambahnya pengetahuan klien tentang penyakit dan proses operasi b) Intraoperatif 1. Resiko defisit volume cairan (00028) berhubungan dengan pembedahan aktif (berlangsungnya proses pembedahan) Tujuan : Diharapkan defisit volume cairan tidak terjadi 2. Resiko infeksi (00004) berhubungan dengan tindakan invasive : operasi Tujuan : Diharapkan infeksi tidak terjadi 3. Resiko cedera dengan factor resiko : Gangguan persepsi sensori karena anastesi Tujuan : Diharapkan cedera tidak terjadi c) Postoperatif 1. Gangguan pertukaran gas (00035) berhubungan dengan efek samping dari anestesi Tujuan : Kerusakan pertukaran gas tidak terjadi 2. Kekurangan integritas kulit (00046) berhubungan dengan luka post operasi Tujuan : Kerusakan integritas kulit tidak terjadi 3. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan proses pembedahan Tujuan : Nyeri dapat teratasi
DAFTAR PUSTAKA
1) Purwaningsih, W, Karlina I. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuhan
Medikal Press. 2) Mebis, L & Van den Berghe, G. 2009. The Hypothalamus-pituitary-thyroid axis incritical illness. Neth J Med. 3) Carpenito, Linda Jual. 1995. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). Jakarta: EGC 4) Ngastiyah.2005.Perawatan Anak Sakit:EGC. 5) Setia Asyanti, M.Si., Psi. 2013. Dinamika Permasalahan Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Dengan Penyakit Kronis Dan Tantangannya Dalam Mengantarkan Anak Menjadi Pribadi Yang Lebih Sehat Dab berkarakter Tangguh. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 6) Dr. Aman B. Pulungan, Sp A(K). 2014. Pendekatan Holistik Penyakit Kronik Pada Anak Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup. Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaDepartemen Ilmu Kesehatan Anak. 7) The2nd adolescent Health National Symposia: Current Challenges in Management. 8) Sumber : Nurhadi. 2014. Pembelajaran kontekstual ( contextual teaching and learning)& penerapan pada KBK UM press. Malang 9) Shields, Linda. Perioperative Care Of The Child:" Nursing Manual. Philadelphia: Whyley Blackwell 10) HIPKABI. 2010. Buku Pelatihan Keterampilan Dasar-Dasar Bagi Perawat Kamar Bedah. Jakarta : HIPKABI Press. 11) Baradero, Dayrit M.W & Siswadi Y. 2009. Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC 12) Ramalia,Liandi & Arofiati Fitri. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pre Operasi Pada Anak Usia Sekolah Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah:Yogyakart. 13) Long, BC. 2001. Perawatan Medikal Bedah 8. Bandung. IAPK. 14) Oofuvong, Maliwan dkk. 2014. Comparison of intelligence, weight and height in children after general anesthesia with and without perioperative desaturation in non- cardiac surgery: A historical and concurrent follow-up study 3(1):164 15) Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC. 16) Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC. 17) NANDA Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi edisi 10. penerbit EGC tahun 2015.