Makalah Integritas Nasional
Makalah Integritas Nasional
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“INTEGRASI NASIONAL”
DI SUSUN OLEH :
KELAS : XI AKUNTANSI 2
SMKN 1 KANDIS
TP 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
dan lancar .
Makalah Integritas Nasional ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang
sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini . Dengan
makalah ini , diharapkan pembaca dapat memahami mengenai hak dan kewajiban
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca . Saran dan kritik sangat
penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini .
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Latar belakang
hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi
nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa
persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.
Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi Nasional, serta
penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus dilakukan dalam
integrasi nasional.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahatan yang terkait
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang proses yang terjadi di
D. Manfaat Penulisan
Indonesia.
PEMBAHASAN
a. Integrasi kebudayaan
b. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
serasi bagi masyarakat
c. Integrasi nasional Proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda
dalam kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatu pola
kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut
PENGERTIAN ANCAMAN
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Ancaman dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter
1. Ancaman militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta
terorganisir dan sangat berbahaya.
a. Bentuk ancaman militer :
1. perang saudara
2. agresi wilayah
3.sabotase untuk merusak instalasi militer
4. pemberontakan militer
5. pelanggaran wilayah oleh negara lain
2. Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu
akan membahayakan bangsa.
a. Bentuk ancaman nonmiliter :
1. penyalahgunaan narkoba
2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
3. perusakan lingkungan
4. kemiskinan
5. kebodohan
6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa
3. Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri
dan dari luar negeri
1. kerusuhan
2. pemaksaan kehendak
3. pemberontakan bersenjata
4. keinginan untuk mengubah ideologi
2. Ancaman dari luar negeri berupa :
1. penguasaan wilayah indonesia
2. pencurian kelayaan alam
3. penyelundupan barang
4. masuknya pesawat asing ke wilayah indonesia
Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan
dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga
keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan
nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik (ideology nasionalisme yang
dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam, Sedangkan partai etnik tidak
berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan mengngat bahwa hal ini adalah sebagai
konsekuensi dari masyarakat kita yang majemuk.
Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui state building dilandasi oleh pemikiran
seorang ilmuwan Benedict Anderson, yang menganggap nasionalisme sebagai ideologi
yang membentuk suatu masyarakat imajiner (imagined communities). Dalam
masyarakat imajiner menjadi masyarakat riil juga membuktikan kebenaran teori
Geertz tentang perlunya lembaga-lembaga pemersatu, sehingga ketika pencetus
ideology nasionalisme para founding father sudah meninggal, negara bangsa masih
tetap bertahan dan tidak terjadi disintegrasi. Uraian secara singkat tentang
lembaga pemersatu yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :
Lembaga integrative yang paling dominant dan paling penting yang mutlak
diperlukan adalah kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai
penguasaan dan monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat
utama sistem persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun
negara bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum
militer di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir (mean of the last resort)
mempertahankan kebutuhan negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari
militer terhadap gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme),
sebagai contoh kudeta militer di Pakistan di bawah Jenderal Musharaf, kepulauan
Fiji, Rusia di bwah Presiden Vladimir Putin menghadapi separatis Chechnya, dan
Srilanka menghadapi gerilyawan etnik Tamil serta TNI dan Polri menghadapi
gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan di Indonesia mulai dari RMS tahun
1950, sampai masalah GAM di Aceh dan Papua Merdeka di Papua.
Dalam suasana demokratisasi, pengunaan kekuatan militer terhadap gerakan
separatis dapat menimbulkan ambivalensi karena pada proses demokrasi, kegiatan
separatisme yang dilakukan tanpa kekerasan adalah sesuatu yang legal. Contoh nyata
adalah kasus Quebec di Kanada yang sudah dua kali melakukan referendum untuk
memisahkan diri tetapi tidak berhasil. Referendum yang berhasil terjadi di
Indonesia, yakni jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999 yang dimenangkan oleh
kelompok pro kemerdekaan. Jajak pendapat di Timor Tiimur sebetulnya bukan yang
pertama kali untuk Indonesia, karena kita pernah menyelenggarakan Act of free
choice (penentuan pendapat rakyat – perpera) di Irian jaya tahun 1969 bersama
PBB, yang berhasil mendapat dukungan untuk bersatu dengan Indonesia. Contoh
Jajak pendapat serupa terjadi di Sabah dan Serawak tahun 1963 yang setuju
bergabung dengan semenanjung Malaya untuk membentuk negara Malaysia.
Selain birokrasi militer, proses state building juga mencakup birokrasi sipil
yang mempunyai tugas utama menarik pajak dan menyediakan bahan Pokok
khususnya bahan Makanan (aparatur pajak sebagai bentuk yang paling tradisional
dari demokrasi). Penyediaan bahan Makanan harus tersedia dengan cukup untuk
mencegah terjadinya “huruhara kelaparan pangan” atau food riots, yang dalam
sejarah dapat di contohkan dengan revolusi Prancis tahun 1789 dan revolusi Rusia
tahun 1917. Indonesia juga pernah mengalami food riots yang menyebabkan
runtuhnya pemerintahan orde baru tahun 1998 akibat krisis moneter Sejak tahun
1997. Krisis pangan dan moneter juga meruntuhkan pemerintahan di Muangthai dan
Korea Selatan, Sedangkan yang selamat hanya Malaysia di bawah PM Mahathir
Mohammad.
Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami
kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan
jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI
maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik group
yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
2. Partai Politik.
Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di
Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa lainnya
yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh
kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke
daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami
perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang, seiring dengan
modernisasi telekomunikasi yang dipelopori oleh Telkom dan Indosat. Sifat
integratif dari telepon ini dibuktikan dengan banyaknya percakapan interlokal antar
kota yang mencakup rata-rata 30 % dari biaya langganan telepon perbulan.
Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya
mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk
mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah,
nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan
turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan
kebangsaan.
1. Geografi.
o Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah
yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara
tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang
besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang
berlimpah.
2. Demografi.
o Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk
yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3. Kekayaan Alam.
o Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya
yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa,
karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan
apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi.
o Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di
negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang
dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh
sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai
pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.
5. Politik.
o Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai
ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak
ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat.
Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan
pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan
dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang
sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat,
konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi
yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. Ekonomi.
o Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk
hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang
semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. Sosial Budaya.
o Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila
tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak
selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini
yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang
relatif terbelakang.
8. Pertahanan Keamanan.
o Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat
terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain pihak
turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri
digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan
sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.
3.1 KESIMPULAN
integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang artinya menyatu dan
nasional yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti penyatuan bagian-bagian
yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh,
atau memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi
suatu bangsa.
3.2 SARAN
http://id.wikipedia.org/wiki/integritas
http://id.wikipedia.org/wiki/nasional