Anda di halaman 1dari 41

1.1.1.1.

Konstruksi Baja (Kolom dan Balok Baja)


A. Tahapan / Urutan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan pemasangan/instalasi konstruksi baja adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur Baja (Pekerjaan Struktur kolom, balok, atap
baja)
3. Pekerjaan Sambungan Baja (Angkur Baut, Pekerjaan Las)

B. Uraian / Cara Kerja


Uraian Pekerjaan Konstruksi Baja adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan Kolom dan Balok baja dimulai setelah
pekerjaan kolom pedestal dan lantai telah dikerjakan. Persiapan
yang perlu dilakukan adalah penyediaan material material
struktur baja, yaitu baja profil dan alat sambungan.
2. Teknis Pekerjaan Konstruksi Baja
Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
konstruksi baja menggunakan metode erection
 Digunakan TC/Mobile Crane untuk melakukan erection baja
 Dipasangkan pengaman selling hoist untuk mengangkat baja
yang akan di erection (ditambahkan tambang untuk
keseimbangan baja yang diangkat)
 Dipastikan ukuran angkur, jarak antar kolom, elevasi angkur
sesuai dengan barang yang telah di fabrikasi
 Tahap 1: Pemasangan Kolom
Untuk adjusting elevasi struktur baja digunakan double moor
pada angkur yang terpasang pada kolom baja

Gambar Ilustrasi Double Moor Angkur Pada Kolom Baja


Gambar Ilustrasi Erection Kolom Area Bangunan Utama

 Tahap 2: Pemasangan Balok arah memanjang IWF


pemasangan balok (dilanjutkan pemasangan baut balok ke
kolom)

Gambar Ilustrasi Erection Balok Arah Memanjang Area Bangunan


Utama

 Tahap 3: Pemasangan rafter IWF dilanjutkan dengan


pemasangan balok strut CNP arah memanjang
Gambar Ilustrasi Erection Rafter Area Bangunan Utama

Gambar Ilustrasi Erection Rafter Area Bangunan Utama

 Tahap 4: Setelah kolom, rafter, balok & strut CNP terpasang


dilanjutkan dengan pemasangan bracing atap
 Tahap 5: Pasang Gording CNP
 Tahap 6: Pasang Trekstang pada Gording
 Joint baja dari Tahap 1 s/d Tahap 6 digunakan baut dengan
flange/Plate Joint
 Dipastikan semua pekerjaan erection terpasang sesuai
desain gambar
 Dipastikan semua pekerjaan erection sesuai ukuran, elevasi
dan ketinggian
 Dilakukan pengencangan baut dengan kunci moment sesuai
ukuran diameter baut

Gambar Torsi Kunci Moment

 Dilakukan pengecatan ulang (cat touch up) untuk cat yang


terkelupas akibat dari proses erection
 Dilakukan pekerjaan grouting pada area base plate (dengan
grouting non sinkgrout)
 Pekerjaan selesai

C. List Item Material dan Alat


1. List Item Material:
 Besi Baja sesuai dengan profil gambar rencana
 Mesin las
 Kawat las
 Mur & baut
 Angkur
 Kunci pas
 Kunci inggris
 Tambang manila
 Sling/kabel penggantung
 Waterpass dan theodolit
 Meteran, dll
 Thermal insulation

2. List Item Alat:


 Mobile Crane
 Scaffolding

A. Spesifikasi Teknis/Volume
 Mutu Baja: Baja sesuai dengan AASHTO M183M-90:
Structural Steel
Tegangan leleh min sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik
minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur untuk gelagar
komposit harus mempunyai tegangan leleh min sebesar 3500
kg/cm2 dan tegangan tarik min sebesar 4950 kg/cm2.
 Mutu Baut dan Mur: sambungan baja ke baja harus memenuhi
persyaratan ASTM A307 Grade A, dan mempunyai kepala
bautdan mur berbentuk segienam (hexagonal). Baut, mur dan
ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja
karbon yang dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan
dari AASHTO M164M – 90 dengan tengan leleh min 5700
kg/cm2 dan pemuluran (elongation) min 12%.
 Mutu Shear Connector: Paku penghubung geser yang dilas
harus memenuhi cetentuan AASHTO M169-83: Steel bars,
Carbon, Cold Finished, Standard Quality, Grade 1015, 1018
atau 1020, baik baja “semi-killed” maupun “fully-killed”
 Mutu Las: Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari
ASTM A233

D. Personel terkait
 Tenaga ahli struktur
 Pelaksana sipil
E. Administrasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai akan dibuat shop drawing
terlebih dahulu. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman. Semua alat dan bahan yang digunakan harus
mengikuti spesifikasi teknis yang telah disepakati.

F. Mutu
Untuk mendapatkan pekerjaan konstruksi baja harus sesuai dengan
ketentuan & memalui proses pemeriksaan. Bentuk pengendalian
mutu:
 Quality Management System Level (QMSL) adalah alat ukut
untuk mengukur kinerja penerapan system manajemen mutu.

 Pengujian Material

Gambar Laporan Hasil Tarik Baut Baja


Gambar Laporan Hasil Tarik Profil Baja

Pemeriksaan dan Pengujian dilakukan berdasarkan peraturan


standar yang berlaku.
Lingkup Pemeriksaan dan Pengujian:
1. Pemeriksaan Data Mobile Crane terdiri dari pemeriksaan Quality
System pemilik, buku petunjuk pengoperasian & perawatan
(operating manual & maintenance), ijin operasi crane & operator,
log book & history report.
2. Pemeriksaan Awal (visual inspection) terdiri dari pemeriksaan
rangka, span, sambungan-sambungan, piranti pengaman dan
peralatan kontrol, mekanisme pengangkat, tenaga penggerak
(listrik), bolts & nuts (strength of tying)
3. Pengujian lifting hoist / sling dengan alat Wire Rope Tester
dilaksanakan sebelum pengujian beban dan sesudah pengujian
beban
4. Pengujian tidak merusak (Non Destructive Testing) yaitu dengan
Magnetic Particle Test (MPT) / Dye Penetrant Test (DPT)
terhadap bagian-bagian yang kritis seperti hook, block, wedge
socket, pin, sambungan-sambungan (pada daerah kritis) dan
bagian / komponen konstruksi yang pada saat pemeriksaan
visual ditemukan kemungkinan adanya cacat-cacat atau
keretakan-keretakan
5. Pengujian fungsi piranti pengaman, rem dan kopling, peralatan
kontrol, mekanisme pengangkatan dan penurunan beban,
mekanisme traveling & traversing
6. Pemeriksaan sebelum Uji Beban
7. Pengujian Beban
8. Pemeriksaan ulang setelah Uji Beban
9. Wajib Memiliki SIA (Surat Ijin Alat) & SIO (Surat Ijin Operator)
 Pengendalian Material Datang

Dilakukan untuk mengecek hasil & proses pembuatan baja


yang ada di pabrikasi, dilaksanakan sebelum pengiriman material
dan juga untuk memastikan ketersediaan material.

Gambar Dokumentasi Site Visit ke Lokasi Pabrikasi Bersama


Pengawas
 Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi Baja

G. Pengendalian K3 dan Lingkungan


1.1.1.2. Pelat Lantai Bondek
A. Tahapan / Urutan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan Plat Lantai Bondek adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur Plat Lantai Bondek (Pekerjaan Bekisting
bondek, Pembesian dan Pengecoran)

B. Uraian / Cara Kerja


Uraian Pekerjaan Plat Lantai Atas adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan Plat Lantai Bondek berupa pelat lantai
bondek dimulai setelah pekerjaan Struktur Kolom Baja dan Balok
Baja. Pekerjaan ini meliputi persiapan alat marking, material
utama besi, scaffolding dan bekisting bondek. Pekerjaan plat
lantai juga dikerjakan berdasarkan zoning atau area pekerjaan
proyek.
2. Pekerjaan Plat Lantai Bondek
 Marking elevasi Plat Lantai Bondek
 Pekerjaan pemasangan Scaffolding sebagai penyangga
sementara apabila dibutuhkan sesuai dengan produk bondek
dan standarnya.
 Peletakan bekisting bondek di atas penyangga sementara
dan di atas balok. Bondek menumpu minimal 2,5 cm di tepi
balok
 Pasang end stop untuk bagian tepi bondek untuk melindungi
beton dari tumpah
 Marking area batas batas plat lantai atas yang akan
dikerjakan
 Perkaku antar bondek yang sejajar dengan penjepit khusus
bondek
 Gelar wiremesh/tulangan atas
 Pemasangan Instalasi besi, angkutan besi dibantu
menggunakan Mobile Crane untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan
 Persiapan pekerjaan pengecoran dengan bantuan bucket cor
yang diangkut menggunakan Mobile Crane

Gambar Dokumentasi Pemasangan Bondek

C. List Material dan Alat


1. List Item Material:
 Beton Ready Mix
 Besi Tulangan
 Bondek
2. List Item Alat:
 Mobile Crane
 Waterpass dan Theodolite
 Concrete Vibrator
 Bar Cutter dan Bar Bender
 Scaffolding
 Set Bekisting

D. Spesifikasi Teknis/Volume
 Mutu Beton: Fc’ 25 Mpa (K-300)
 Mutu Besi Beton: Besi beton harus selalu menggunakan besi
beton ulir (deformed bars) untuk tulangan utama dan sengkang
kecuali ditentukan lain di dalam gambar

E. Personel Terkait
 Tenaga ahli struktur
 Pelaksana sipil

F. Administrasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai akan dibuat shop drawing
terlebih dahulu. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman. Semua alat dan bahan yang digunakan harus
mengikuti spesifikasi teknis yang telah disepakati.
G. Mutu
Untuk mendapatkan mutu pekerjaan pelat lantai bondek harus
sesuai dengan ketentuan & memalui proses pemeriksaan. Bentuk
pengendalian mutu:
 Quality Management System Level (QMSL) adalah alat ukut
untuk mengukur kinerja penerapan system manajemen mutu.

 Pengendalian Mutu Pekerjaan Bekisting


 Pengendalian Mutu Pekerjaan Pembesian
 Pengendalian Mutu Beton
H. Standar Mutu dari Wika Gedung (Q-PASS)
H. Pengendalian K3 dan Lingkungan
IDENTIFIKASI DAMPAK PENGENDALIAN K3
BAHAYA & LINGKUNGAN
Tertusuk Orang yang tertusuk Menggunakan APD
benda tajam paku/benda tajam yang sesuai,
Memasang rambu
peringatan
Tangan terjepit Tangan atau kaki Melakukan analisa
terjepit/terluka oleh keselamatan dan
material. sosialisasi/pengarahan
bekerja aman kepada
pekerja
Pekerja tidak Terjadi unsafe action Pekerja wajib
mengetahui dan unsafe condition mendapat safety
resiko bahaya induction
dan metode
kerja
IDENTIFIKASI DAMPAK PENGENDALIAN K3
BAHAYA & LINGKUNGAN
Penggunaaan Mata terkena percikan Mengenakan alat
vibrator yang air semen pada saat pelindung diri
kurang penuangan atau
berhati-hati pemadatan dengan
vibrator
Suara yang pembuatan peredam APD, Inspeksi, Ijin
timbul dari pada mesin bar cutter Kerja, rambu-rambu,
penggunaan metode kerja
bar cutter
Pembuangan Mendaur ulang sisa Sisa beton digunakan
sisa beton beton menjadi bahan untuk cetakan kanstin
yang tidak untuk pengecoran lantai dan island
diarahkan kerja
Pukulan palu Kesepakatan jam pengecekan berkala
ke bekesting kerja/menginformasikan terkait noise
jam kerja kepada
tetangga proyek dan
Monitor tingkat
kebisingan
menggunakan db meter
Pencucian pemberian proteksi Dilakukan pencucian
Truk Mixer pada corong mixer trux mixer sebelum
keluar dari area
proyek
Kerusakan Pelaksanaan pekerjaan Pemeriksaan alat kerja
Alat Kerja menjadi terhambat secara berkala
1.1.1.3. Tangga Baja
A. Tahapan / Urutan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan Tangga adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur Tangga (Pekerjaan Struktur tangga dari
baja)
3. Pekerjaan Sambungan Baja (Angkur Baut, Pekerjaan Las)

B. Uraian / Cara Kerja


Uraian Pekerjaan Tangga adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan Kolom Tangga dimulai setelah pekerjaan
lantai, balok dan kolom telah dikerjakan. Persiapan yang perlu
dilakukan adalah penyediaan material material struktur
tangga, yaitu baja profil dan alat sambungan.

2. Teknis Pekerjaan Tangga Baja


Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan
struktur baja:
 Pemahaman gambar kerja.
Konsep pemahaman gambar-gambar baja / gambar
pelaksanaan sebelum masuk bengkel. Dalam gambar
detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak
ditentukan seperti misalnya pada kelekan kuda-kuda
portal sebaiknya di pakai standarisasi ukuran yang
dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
 Pola pengukuran.
Pola (maal) dan peralatan-peralatan lain yang di butuhkan
untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus di sediakan
pada saat pabrikasi. Semua pengukuran harus di lakukan
dengan menggunakan pita-pita baja yang telah di
sepakati.
 Pelurusan.
Sebelum melakukan pekerjaan lain yang dilakukan pada
pelat, maka semua pelat harus diperiksa keratanya,
semua batang-batang di periksa kelurusanya, harus
bebas dari puntiran dan bila perlu harus di perbaiki
sehingga bila pelat-pelat di susun akan terlihat rapat
keseluruhanya.
 Pemotongan.
Pekerjaan baja dapat dipotong menggunakan gunting,
geraji atau dengan las pemotong. Permukaan yang di
peroleh dari hasi pemotongan harus siku terhadap bidang
yang di potong tersebut, tepat dan rata menurun ukuran
yang diperlukan.
 Pengelasan.
Pekerjaan las dikerjakan oleh tukang las dibawah
pengawasan langsung pelaksana struktur dengan
pekerjaan las. Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan
kecepatan busur listrik yang digunakan, harus seperti
yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja
jenis RD. pelat-pelat baja yang akan di las harus bersih
terbebas dari kotoran seperti minyak, cat, karet atau lapisn
lainya yang dapat mempengaruhi mutu las. Yang
terpenting dalam pengelasan ini ialah kita harus
memperhatikan kebersamaan dan rupa las, serta
kematangan pengelasan.
 Pengeboran.
Bila memungkinkan, semua pelat, potongan-potongan
dan sebagianya harus dijepit bersama-sama untuk
membuat lubang dan di bor menembus seluruh tebal dari
material. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang,
maka lubang ini di bor lebih kecil dan kemudian baru
diperbesar untuk mencapai ukuran yang sebenarnya.
 Montase percobaan.
Sebelum di angkat dan di pasang, pekerjaan baja harus di
lakukan montase percobaan pada bengkel pemborong
pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa. jiks
terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdekatan
harus dimontase bersama-sama pada kedudukan yang di
kehendaki lengkap dengan perletakan-perletakanya,
gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
 Pemberian tanda untuk pemasangan akhir.
Setiap bagian harus di beri tanda yang jelas
menggunakan pahatan atau dengan cat. Cat dan warna
yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-
bagian yang saran
 Pengecatan.
Sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan,
maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali
pada bagian yang di kerjakan menggunakan mesin
perkakas dan pada perletakan, dibersihkan seluruhnya
sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan mesin penyemprot pasir. Setelah semua
permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering, di beri
bahan-bahan dasar dengan suatu lapisan dengan bahan-
bahan pelindung lainya.
 Pemasangan baut akhir
Setiap pemasangan di buat bersama-sama dengan baut
stel sehingga bagian dari pelat yang satu dengan lainya
berhubungan rapat satu sama lainya secara menyeluruh.
Baut cincin keras harus di pasang dengan cincin baut
yang diperlukan, dibawah kepala baut dan sebuah di
bawah mur. Selain itu harus diperhatikan bahwa cincin
baut terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
Dalam memasukan dan mengencangkan baut baja harus
diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat, selain itu
pemasangan baut baja harus diperiksa terlebih dahulu
oleh konsultan dan jika sudah di setujui oleh konsultan
maka baut baja boleh dipasang.
Gambar konstruksi Tangga Baja
C. List Item Material dan Alat
1. List Item Material:
 Besi Baja sesuai dengan profil gambar rencana
 Mesin las
 Kawat las
 Mur & baut
 Angkur
 Kunci pas
 Kunci inggris
 Tambang manila
 Sling/kabel penggantung
 Waterpass dan theodolit
 Meteran, dll
 Thermal insulation

2. List Item Alat:


 Mobile Crane
 Scaffolding

D. Spesifikasi Teknis/Volume
 Mutu Baja: Baja sesuai dengan AASHTO M183M-90:
Structural Steel
Tegangan leleh min sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik
minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur untuk gelagar
komposit harus mempunyai tegangan leleh min sebesar
3500 kg/cm2 dan tegangan tarik min sebesar 4950 kg/cm2.
 Mutu Baut dan Mur: sambungan baja ke baja harus
memenuhi persyaratan ASTM A307 Grade A, dan
mempunyai kepala bautdan mur berbentuk segienam
(hexagonal). Baut, mur dan ring dari baja tegangan tinggi
harus difabrikasi dari baja karbon yang dikerjakan secara
panas memenuhi ketentuan dari AASHTO M164M – 90
dengan tengan leleh min 5700 kg/cm2 dan pemuluran
(elongation) min 12%.
 Mutu Shear Connector: Paku penghubung geser yang dilas
harus memenuhi cetentuan AASHTO M169-83: Steel bars,
Carbon, Cold Finished, Standard Quality, Grade 1015, 1018
atau 1020, baik baja “semi-killed” maupun “fully-killed”
 Mutu Las: Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan
dari ASTM A233

E. Personel terkait
 Tenaga ahli struktur
 Pelaksana sipil

F. Administrasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai akan dibuat shop
drawing terlebih dahulu. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli
yang berpengalaman. Semua alat dan bahan yang digunakan
harus mengikuti spesifikasi teknis yang telah disepakati.

G. Mutu
Untuk mendapatkan pekerjaan tangga harus sesuai dengan
ketentuan & memalui proses pemeriksaan. Bentuk pengendalian
mutu:
 Quality Management System Level (QMSL) adalah alat ukut
untuk mengukur kinerja penerapan system manajemen mutu.

 Pengujian Material
Gambar Laporan Hasil Tarik Baut Baja
Gambar Laporan Hasil Tarik Profil Baja

Pemeriksaan dan Pengujian dilakukan berdasarkan peraturan


standar yang berlaku.
Lingkup Pemeriksaan dan Pengujian:
1. Pemeriksaan Data Mobile Crane terdiri dari pemeriksaan
Quality System pemilik, buku petunjuk pengoperasian &
perawatan (operating manual & maintenance), ijin operasi
crane & operator, log book & history report.
2. Pemeriksaan Awal (visual inspection) terdiri dari
pemeriksaan rangka, span, sambungan-sambungan, piranti
pengaman dan peralatan kontrol, mekanisme pengangkat,
tenaga penggerak (listrik), bolts & nuts (strength of tying)
3. Pengujian lifting hoist / sling dengan alat Wire Rope Tester
dilaksanakan sebelum pengujian beban dan sesudah
pengujian beban
4. Pengujian tidak merusak (Non Destructive Testing) yaitu
dengan Magnetic Particle Test (MPT) / Dye Penetrant Test
(DPT) terhadap bagian-bagian yang kritis seperti hook, block,
wedge socket, pin, sambungan-sambungan (pada daerah
kritis) dan bagian / komponen konstruksi yang pada saat
pemeriksaan visual ditemukan kemungkinan adanya cacat-
cacat atau keretakan-keretakan
5. Pengujian fungsi piranti pengaman, rem dan kopling,
peralatan kontrol, mekanisme pengangkatan dan penurunan
beban, mekanisme traveling & traversing
6. Pemeriksaan sebelum Uji Beban
7. Pengujian Beban
8. Pemeriksaan ulang setelah Uji Beban
9. Wajib Memiliki SIA (Surat Ijin Alat) & SIO (Surat Ijin
Operator)

 Pengendalian Material Datang

Dilakukan untuk mengecek hasil & proses pembuatan baja yang


ada di pabrikasi, dilaksanakan sebelum pengiriman material dan
juga untuk memastikan ketersediaan material.
Gambar Dokumentasi Site Visit ke Lokasi Pabrikasi Bersama
Pengawas

 Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi Baja


H. Pengendalian K3 dan Lingkungan
1.1.1.4. Rangka Atap Baja
A. Tahapan / Urutan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan konstruksi baja adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur rangka kuda-kuda atap dari baja (Kolom,
Nok, Gording, Jurai)
3. Pekerjaan Sambungan Baja (Angkur Baut, Pekerjaan Las)
B. Uraian / Cara Kerja
Uraian Pekerjaan Konstruksi Baja adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan Konstruksi Baja dimulai setelah pekerjaan
Struktur Kolom, balok, dan plat lantai atap selesai dikerjakan.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah penyediaan material
material utama konstruksi baja, seperti angkur, baut, chemset,
semen grouting, baja dan kawat las. Sebelum dimulai, pastikan
lokasi pekerjaan konstruksi baja telah dibersihkan terlebih
dahulu dari sisa-sisa material pekerjaan sebelumnya. Struktur
Kolom, balok, dan plat lantai atap selesai.
2. Pekerjaan Pekerjaan Struktur rangka kuda-kuda atap dari baja
 Marking elevasi struktur Kolom dan Balok Lantai Atas
 Pekerjaan pemasangan Scaffolding untuk alat bantu dalam
pekerjaan baja yang posisinya berada diatas.
 Marking area batas batas Kolom dan Balok yang akan
dikerjakan
 Pemasangan Instalasi rangka Baja
 Pekerjaan perkuatan sambungan baja atau pemasangan
angkur yang tersambung ke struktur beton
 Persiapan pekerjaan pengencangan sambungan baut
maupun angkur.
 Pemasangan rangka baja ringan
3. Pekerjaan Kunci Momen Joint
Fungsi Kegunaan Kunci momen / Torsi digunakan pada
pengerjaan akhir pekerjaan baja. Untuk mengecek kekencangan
baut maupun mur.
 Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

Gambar Skema pekerjaan konstruksi baja


C. List Item Material dan Alat
1. List Item Material:
 Besi Baja sesuai dengan profil gambar rencana
 Mesin las
 Kawat las
 Mur & baut
 Angkur
 Kunci pas
 Kunci inggris
 Tambang manila
 Sling/kabel penggantung
 Waterpass dan theodolit
 Meteran, dll
 Thermal insulation

2. List Item Alat:


 Mobile Crane
 Scaffolding

D. Spesifikasi Teknis/Volume
 Mutu Baja: Baja sesuai dengan AASHTO M183M-90:
Structural Steel
Tegangan leleh min sebesar 2500 kg/cm2 dan tegangan tarik
minimum sebesar 4000 kg/cm2. Baja struktur untuk gelagar
komposit harus mempunyai tegangan leleh min sebesar 3500
kg/cm2 dan tegangan tarik min sebesar 4950 kg/cm2.
 Mutu Baut dan Mur: sambungan baja ke baja harus memenuhi
persyaratan ASTM A307 Grade A, dan mempunyai kepala
bautdan mur berbentuk segienam (hexagonal). Baut, mur dan
ring dari baja tegangan tinggi harus difabrikasi dari baja karbon
yang dikerjakan secara panas memenuhi ketentuan dari
AASHTO M164M – 90 dengan tengan leleh min 5700 kg/cm2
dan pemuluran (elongation) min 12%.
 Mutu Shear Connector: Paku penghubung geser yang dilas
harus memenuhi cetentuan AASHTO M169-83: Steel bars,
Carbon, Cold Finished, Standard Quality, Grade 1015, 1018
atau 1020, baik baja “semi-killed” maupun “fully-killed”
 Mutu Las: Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari
ASTM A233

E. Personel terkait
 Tenaga ahli struktur
 Pelaksana sipil

F. Administrasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai akan dibuat shop drawing
terlebih dahulu. Pelaksanaan dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman. Semua alat dan bahan yang digunakan harus
mengikuti spesifikasi teknis yang telah disepakati.

G. Mutu
Untuk mendapatkan pekerjaan tangga harus sesuai dengan
ketentuan & memalui proses pemeriksaan. Bentuk pengendalian
mutu:
 Quality Management System Level (QMSL) adalah alat ukut
untuk mengukur kinerja penerapan system manajemen mutu.

 Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi Baja


H. Pengendalian K3 dan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai