Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menembah pengetahuan para pembaca. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami membuka tangan selebar-lebarnya untuk apresiasi
tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terima kasih.
Penulis
I. BERPIKIR STRATEGIS
Berpikir strategis berarti menggunakan perspektif jangka panjang dan melihat gambaran dari perusahaan
dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara keduanya. Manajemen strategis (strategic
management) adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang digunakan untuk merumuskan dan
melaksanakan strategi yang memungkinkan kesesuaian sangat kompetitif antara perusahaan dan
lingkungannya sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Yang intinya menentukan bagaimana
perusahaan kita akan berbeda dengan perusahaan lain. Tujuan Strategi memiliki beberapa langkah, pertama
adalah mendefinisikan strategi secara eksplisit, yaitu rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi
sumber daya serta berbagai aktivitas untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan bersaing, dan
mencapai tujuan perusahaan. Demi mencapai tujuan perusahaan, keunggulan bersaing (competitive
advantage) juga diperlukan seperti halnya membedakan suatu perusahaan dari perusahaan lain dan
memberi ciri khas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar konsumen. Kita juga juga harus bisa
memanfaatkan kompetensi dasar. Kompetensi dasar (core competence) perusahaan adalah sesuatu yang
dilakukan perusahaan dengan sangat baik dibanding pesaingnya. Kompetensi dasar juga merupakan
keunggulan bersaing karena perusahaan memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Serta
kompetensi dasar bisa berupa keunggulan di bidang penelitian dan pengembangan, ahli dibidang teknologi,
efisiensi proses, maupun layangan pelanggan yang unggul. Kita juga harus meningkatan strategi aspek lain
dari manajemen strategis berkaitan dengan tingkat perusahaan yang menjadi sasaran strategis.
Seperti halnya para manajer biasanya berpikir dalam kerangka tiga tingkatan strategi
Pada bidang usaha apa kita bergerak
Bagaimana cara kita bersaing
Bagaimana kita mendukung strategi tingkat usaha
Tiga Tingkatan Strategi di Perusahaan
Strategi tingkat-perusahaan. Pada
bidang usaha apa kita bergerak?
Perusahaan Strategi tingkat-usaha. Bagaimana
cara kita bersaing?
Mengevaluasi Merumuskan
misi, tujuan, misi, tujuan, Merumuskan Menerapkan
dan strategi SWOT
dan strategi strategi strategi
yang ada besar baru
1. Strategi portofolio
Para investor pribadi sering ingin melakukan diversivikasi dalam sebuah portofolio investasi yang memuat
sebuah saham resiko tinggi,sejumlah resiko rendah,sejumlah resiko pertumbuhandan mungkin beberapa
saham pendapatan. Serupadengan investor pribadi, perusahaan ingin memiliki gabungan seimbang dari
beberapa divisi usaha yang disebut dengan unit usaha strategis (strategic business unit), SBU memiliki misi
usaha unik, lini produk, pesaing, dan pasar yang berhubungan dengan SBU lain di suatu perusahaan. Para
eksekutif pimpinan perusahaan biasanya merumuskan strategi keseluruhan, kemudian menghimpun
portofolio unit usaha strategis untuk melaksanakannya. Strategi portofolio (portofolio strategy) berkaitan
dengan gabungan unit usaha dan lini produk berpadu secara logis untuk memberikan sinergi dan
keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Matriks BCG
Matriks BCG (singkatan dari Boston Consulting Group) diilustrasikan pada tampilan di atas menempatkan
perusahaan dalam dua dimensi tingkat pertumbuhan usaha pangsa pasar. Gabungan pangsa pasar yang
tinggi dan rendah serta tingkat pertumbuhan usaha yang tinggi dan rendah merupakan empat kategori bagi
portofolio perusahaan.
Cash cow melambangkan usaha di industri yang matang dan lambat pertumbuhannya, tetapi menjadi
usaha dominan dengan pangsa pasaryang besar.
Tanda Tanya melambangkan usaha di industry baru yang berkembang pesat, namun pangsa pasarnya
kecil.
Anjing melambangkan usaha berkinerja rendah dengan pangsa pasar yang kecil dan pertumbuhan
yang lambat
Lingkaran-lingkaran merupakan contoh portofolio sebuah perusahaan
2. Strategi Diversifikasi
Strategi beralih ke jenis usaha baru , seperti yang di lakukan GE di bidang kesehatan keuangan, dan energi
alternative, disebut dengan diversifikasi (diversification). Diversivikasi bertujuan untuk memperluas usaha
perusahaan dalam rangka menghasilkan berbagai barang dan jasa yang berharga. Diversifikasi terkait
(related diversification). Misalnya, usaha GE di bidang energy alternative dan nestle di bidang makanan
hewan peliharaan terkait dengan usaha energi dan nutrisi yang sedang dijalankan oleh kedua perusahaan
tersebut. Diversifikasi terpisah (unrelated diversification) dilakukan ketika perusahaan memperluas jenis
usaha yang benar- benar baru. Intregasi vertikal (vertical intergration) berarti perusahaan memperluas
usaha yang menghasilkan pasokan yang di perlukan oleh produk, atau usaha yang mendistribusikan dan
menjual produk tersebut kepada pelanggan.
Potensi
pesaing baru
Daya tawar
pemasok
Strategi Kompetitif
Untuk mengetahui daya saingnya disetiap kekuatan, porter menyarankan perusahaan untuk menggunakan
satu dari tiga strategi : diferensiasi, kepemimpian biaya, atau focus.
Diferensiasi. Strategi diferensiasi (differentiation) melibatkan upaya untuk
membedakan produk atau layanan perusahaan dengan produk atau layanan perusahaan lain.
Kepemimpinan biaya. Dengan strategi kepemimpinan biaya (cost leadership)
perusahaan berusaha keras mencari fasilitas-fasilitas yang efesien, mengurangi biaya, dan mengontrol
produksi dengan ketat agar lebih efesien dengan pesaingnya.
Fokus. Melalui strategi fokus, perusahaan berkonsentrasi untuk pasar wilayah atau
kelompok pembeli tertentu. Perusahaan dapat menggunakan strategi diferensiasi atau kepemimpinan biaya,
namun target pasarnya sempit.
Dalam segi strategi global sendiri banyak perusahaan yang beroperasi secara global dan menggunakan
strategi lain sebagai fokus usahanya. Berbagai strategi global ditunjukkan bahwa pertama untuk
memperkuat keberadaan di kancah internasional adalah dengan mengekspor produk yang dibuat di dalam
negeri ke negara-negara tertentu.
- Strategi global yakni, memandang dunia sebagai pasar global tunggal dan melakukan standardisasi
produk/strategi pengiklanan global.
- Strategi ekspor yakni, berorientasi domestik dan mengekspor sejumlah kecil produk domestik ke
negara-negara tertentu.
- Strategi transnasional yakni, bertujuan menyeimbangkan efisiensi global dan daya respons lokal
dan menggabungkan standardisasi dan penyesuaian produk/strategi pengiklanan.
- Strategi multidomestik yakni, menangani pasar di setiap negara secara terpisah dan menyesuaikan
produk/pengiklanan dengan selera dan kebutuhan lokal.
Penerapan strategi merupakan langkah terakhir dalam proses manajemen strategi, yaitu bagaimana strategi
diterapkan atau dilaksanakan. Penerapan strategi mengharuskan seluruh aspek perusahaan agar selaras
dengan strategi dan upaya masing-masing individu dikoordinasikan untuk mencapai tujuan strategis.
Sejumlah saran dalam menetapkan strategi :
Kepemimpinan : Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar menunjukkan perilaku baru
yang diperlukan dalam menerapkan strategi.
Rancangan struktural : Terkait dengan tanggung jawab para manajer, tingkat kewenangan mereka,
serta konsolidasi dari berbagai fasilitas, departemen, dan divisi.
Sistem informasi dan kendali : Mencakup sistem imbalan, gaji, anggaran untuk alokasi sumber
daya, sistem teknologi informasi, serta peraturan, kebijakan, dan prosedur perusahaan.
Sumber daya manusia : Bertugas untuk merekrut, menyeleksi, melatih, memindahkan,
mempromosikan, dan memecat pegawai dalam upaya mencapai tujuan strategis.
Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan organisasi dan disesuaikan dengan
keberadaan organisasi secara keseluruhan. Keputusan manajerial memiliki efek yang luas ketimbang
keputusan individual. Pembicaraan mengenai pembuatan keputusan manajerial selain pembuatan
keputusan per se, juga membicarakan kondisi yang mempengaruhi pembuatan keputusan, gaya pembuatan
keputusan manajerial, dan perangkat kuantitatif guna membantu pembuatan keputusan.
Semakin mendekati situasi pasti, gagalnya suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah semakin rendah.
Semakin mendekati situasi ambiguitas, gagalnya suatu keputusan untuk menyelesaikan masalah semakin
tinggi. Semakin mendekati situasi kepastian, keputusan terprogram bisa dilaksanakan. Semakin mendekati
situasi ambiguitas, keputusan tidak terprogram kerap harus dibuat.
Keputusan Terprogram merupakan keputusan ini melibatkan situasi yang kerap terjadi sehingga
memungkinkan suatu keputusan dikembangkan dan diterapkan di masa mendatang. Keputusan ini
merupakan respon atas masalah yang berulangkali muncul.
Termasuk ke dalamnya, misalnya, keputusan untuk memperbaharui stok kertas dan alat tulis mingguan atau
bulanan. Keputusan Terprogram memungkinkan manajer mendelegasikannya kepada bawahan sehingga ia
bisa fokus pada masalah lain. Keputusan ini dibuat sebagai respon atas situasi unik, kurang didefinisikan,
tidak terstruktur, dan punya konsekuensi besar atas organisasi. Keputusan untuk membuat pabrik baru,
membuat produk baru, memasuki wilayah pasar baru, atau memindahkan kantor ke lain lokasi merupakan
misal dari Keputusan Tak Terprogram.
Kepastian. Artinya seluruh informasi yang dibutuhkan pembuat keputusan tersedia. Manajer punya
informasi seputar kondisi operasional, biaya sumberdaya atau hambatan, sehingga keputusan bisa diambil
dan dilaksanakan lewat serangkaian tindakan yang terukur.
Risiko. Artinya keputusan punya tujuan jelas dan dan informasi tersedia, tetapi hasil di masa datang
dari setiap alternatif dalam kemungkinan berubah. Kendati demikian, informasi yang mencukupi tersedia
untuk memungkinkan hasil yang diharapkan bagi setiap alternatif. Misalnya, untuk memutuskan lokasi baru
McDonald dapat menganalisasi aspek demografi, pola lalu lintas, persediaan barang, dan kompetisi yang
potensialbagi setiap alternatif lokasi yang mereka miliki.
Ketidakpastian. Artinya manajer tahu tujuan apa yang mereka ingin capai, tetapi informasi alternatif
dan peristiwa di masa datang tidak lengkap. Manajer tidak punya informasi yang cukup seputar alternatif
atau menaksir risiko. Faktor-faktor yang berdampak pada keputusan misalnya harga, biaya produksi,
volume, atau tingkat suku bunga di masa datang sulit dianalisa dan diprediksi. Manajer mungkin harus
membuat asumsi guna memaksakan sebuah keputusan, tetapi jika asumsi salah, keputusan juga bisa salah.
Ambiguitas. Artinya tujuan yang hendak dicapai atau masalah yang hendak diselesaikan tidak jelas,
alternatif sulit ditentukan, dan informasi seputar hasil tidak tersedia. Ambiguitas tampak seperti apa yang
dirasakan siswa tatkala guru membentuk kelompok tetapi tidak memberi topik bahasan, arahan, atau tugas-
tugas sehingga siswa meraba-raba apa yang diinginkan si guru.
c. Model Politik. Model ini berguna untuk membuat keputusan Tidak Terprogram dengan kondisi
ketidakmenentuan, terbatasnya informasi, dan manajer saling berbantahan seputar tujuan yang hendak
dicapai atau tindakan apa yang harus dibuat. Dalam organisasi, kerap masing-masing manajer mengejar
tujuan yang berbeda dan mereka harus bicara satu sama lain untuk sharing informasi dan meraih
kesepakatan. Untuk membangun kesepakatan dan mengejar tujuan, para manajer membangun koalisi.
Koalisi adalah aliansi informal di antara para manajer yang mendukung tujuan spesifik yang sama. Model
Politik paling mendekati situasi pembuatan keputusan yang sesungguhnya. Asumsi yang mendasari model
ini adalah:
Organisasi terdiri atas sejumlah kelompok yang beda kepentingan, tujuan, dan nilai-nilai. Para
manajer menunjukkan kondisi saling tidak setuju, punya prioritas sendiri-sendiri, dan mungkin tidak saling
memahami berbagai tujuan dari pengambilan keputusan tersebut.
Informasi bersifat ambigu dan tidak lengkap. Upaya untuk rasional dibatasi oleh kerumitan dari
sejumlah masalah seperti halnya dengan hambatan-hambatan personal dan keorganisasian.
Manajer tidak punya waktu, sumber daya atau kapasitas mental untuk mengidentifikasi seluruh
dimensi masalah dan memproses infomasi-informasi yang relevan. Manajer saling bicara satu sama lain
dan bertukar sudut pandang guna memperoleh informasi dan mengurangi ambiguitas.
Manajer terlibat dalam tarik ulur perdebatan untuk memutuskan tujuan pengambilan keputusan seraya
mendiskusikan alternatif keputusan. Keputusan yang dihasilkan adalah hasil tawar menawar dan diskusi di
antara anggota koalisi.
Namun, cara lain untuk mendorong terjadinya konflik yang bersifat membangun adalah dengan
menggunakan teknik yang disebut balas-membalas (point-counterpoint), yang memecah kelompok menjadi
dua subkelompok dan memberikan tanggung jawab yang berbeda dan seringkali bertentangan pada kedua
subkelompok tersebut. Kedua subkelompok tersebut kemudian mengembangkan dan bertukar pikiran serta
membahas dan memperdebatkan berbagai pilihan hingga mereka sampai pada hingga mereka sampai pada
pemahaman dan rekomendasi bersama.
Hindari Groupthink
Groupthink adalah kecenderungan anggota kelompok untuk tidak mengutarakan opini-opini yang
bertentangan. Ketika para anggota kelompok jatuh kedalam groupthink, hasrat untuk selalu harmonis
mengalahkan pertimbangan untuk mendapatkan keputusan yang berkualitas. Anggota kelompok lebih
mementingkan menjaga persatuan daripada meragukan permasalahan dan alternative secara realistis. Para
anggota kelompok menyaring opini pribadinya dan segan member kritik pada opini orang lain.
Tahu Kapan Harus Gagal
Dalam lingkungan yang bergerak cepat, manajer yang baik akan berani mengambil risiko dan belajar dari
kesalahan, tetapi manajer yang baik juga tidak ragu untuk menghentikan hal yang tidak akan berhasil.
Penelitian telah menemukan bahwa manajer dan organisasi sering kali terus memberikan waktu dan uang
untuk sesuatu yang sudah terbukti akan gagal. Kecenderungan ini dianggap sebagai komitmen
ekskalasi (escalating commitment).
Kasus Manajemen Strategi
PT Tigaraksa Satria
1. Latar Belakang
2. Permasalahan
3. Pembahasan
Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai PT Tigaraksa
Satria perlu dilakukan analisis Environmental Threaths and Opportunities
Profile (ETOP) dan Strategic Advantages Profile (SAP). Dengan analisis
ETOP dan SAP dapat diketahui keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh
PT Tigaraksa baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang dan
dapat pula diketahui seberapa jauh peluang dan ancaman lingkungan masa
sekarang maupun masa yang akan datang. PT Tigaraksa Satria harus dapat
mengembangkan profil keunggulan strategi dan menyesuaikan dengan profil
peluang dan ancaman lingkungan.
1. Peluang
a. PT Tigaraksa Satria dikenal sebagai leader di industri
distribusi produk-produk konsumsi di Indonesia, khususnya
untuk produk dengan merek terkenal dan berkualitas tinggi.
b. Berbagai merek terkenal luar negeri bermaksud masuk ke pasar
Indonesia. PT Tigaraksa Satria yang memiliki reputasi baik
dalam pelayanan jasa pemasaran dan distribusi yang tak
tertandingi di Indonesia.
c. Daya beli masyarakat kelas menengah yang mengalami
peningkatan mengakibatkan potensi baru untuk penjualan
berbagai produk dengan merek terkenal dan berkualitas tinggi.
d. Munculnya toko-toko outlet retail baru yang memberikan diskon
besar bagi konsumennya menjadi potensi baru untuk menjalin
kerja sama.
e. Banyak berbagai daerah geografi terpencil yang belum
tersentuh oleh produk-produk konsumsi sejenis lain. Hal ini
membuka kemungkinan potensial untuk membangun jaringan yang
lebih luas dengan pebisnis setempat untuk mencakup daerah
geografi terpencil tersebut.
2. Ancaman
a. Munculnya pesaing baru di industri distribusi produk konsumsi
b. Kemungkinan potensial bagi perusahaan untuk melakukan
distribusi produk bermerek lokal yang memiliki image
berkualitas lebih rendah dengan harga yang lebih murah.
c. Sulitnya memperoleh sumber pendanaan berupa pinjaman jangka
panjang karena memiliki resiko besar.
1. Kekuatan
a. Manajemen PT Tigaraksa Satria yang memiliki tugas untuk
mengelola operasi distribusi Tigaraksa Group sejak 1988 telah
dijalankan oleh manajer profesional.
b. PT Tigaraksa Satria memiliki pengendalian terhadap berbagai
jenis lini usaha.
c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system
memungkinkan komisaris mengawasi secara ketat tugas
pengelolaan yang dijalankan oleh direksi bersama jajaran
manajemen perusahaan.
d. PT Tigaraksa Satria mampu menyediakan berbagai jasa mulai
dari penanganan produk secara sederhana sampai dengan
perencanaan pemasaran yang terintegrasi.
e. Pendapatan PT Tigaraksa Satria memiliki kecenderungan
meningkat dari waktu ke waktu karena pertumbuhan yang cepat
dari penjualan merek-merek lama dan penambahan berbagai lini
produk yang baru.
f. PT Tigaraksa Satria memiliki reputasi yang terkenal karena
memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Kelemahan
a. PT Tigaraksa Satria sedang menghadapi kesulitan situasi
finansial.
b. Keputusan penting mengenai beberapa lini usaha seringkali
sulit untuk dilakukan karena kepentingan masing-masing unit
bisnis yang berbeda.
c. Tata kelola perusahaan yang baru one board system
memungkinkan dampak negatif.
Kekuatan yang dimiliki oleh PT Tigaraksa Satria menjadi faktor-faktor
keunggulan strategis yang diharapkan dapat digunakan untuk memanfaatkan
seluruh kesempatan serta mengatasi berbagai ancaman serta kelemahan yang
ada saat ini maupun di masa yang akan datang.
4. Strategi
4.1.1.Strategi Bisnis