Penulis
Nova Suparmanto
Teknopreneur & Konsultan
Agustus 2018
DAFTAR
ISI
PROSES PRODUKSI PROTOTYPE ................................ 1
REFERENSI............................................................... 21
PROSES
PRODUKSI
PROTOTYPE
2
mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil,
maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-
ancaman produk yang terjadi, misal: keamanan, regulasi,
tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya
diperlukan peningkatan program pemasaran.
f. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan
dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan
bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang
akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
3
PENGUJIAN
PROTOTYPE
PRODUK
4
1. PENGUJIAN KINERJA
2. PENGUJIAN FUNGSIONAL
3. PENGUJIAN DURABILITI
5
REVIEW
PROTOTYPE
PRODUK
1. REVIEW PENAMPILAN
6
Hal ini menjadi penting karena sebagai besar konsumen masih
memiliki kriteria penilaian berdasarkan pandang pertama, baru
kemudian melihat kinerja dan kebermanfaatan. Oleh karena itu,
adanya perbaikan dan penataan tampilan, bentuk dan pengemasan
produk menjadi sangat penting. aspek-aspek yang masuk dalam
review penampilan adalah sebagai berikut:
a. warna produk
b. bentuk luar produk
c. bagian pelindung produk
d. kelengkapan dan kemudahan petunjuk penggunaan
e. pengemasan produk
2. REVIEW PERFORMA
7
BUSINESS
MODEL CANVAS
(BMC)
Sesuatu hal yang tidak pernah bisa lepas dari sebuah bisnis adalah
model bisnis itu sendiri. Model bisnis adalah sebuah model yang
menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi
menciptakan, memberikan dan menangkap nilai suatu perusahaan.
(Osterwalder & Pigneur, 2012). Salah satu perangkat yang bisa
digunakan untuk menemukan model bisnis yang tepat adalah dengan
model bisnis kanvas atau lebih dikenal dengan istilah Business Model
Canvas (BMC). Perangkat ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander
Osterwalder dalam bukunya yang berjudul “Business Model
Generation”. Beliau menampilkan sebuah framework sederhana untuk
memetakan secara ringkas dan jelas elemen-elemen utama dalam
sebuah model bisnis.
8
Menurut Alexander Osterwalder, Business Model Canvas (BMC) adalah
bahasa yang sama untuk mempresentasikan, memvisualisasikan,
menilai dan mengubah model bisnis. Bagi perusahaan atau bisnis yang
sudah berjalan, penggunaan BMC biasanya didahului analisis SWOT.
Sedangkan untuk perusahaan atau bisnis yang baru memulai atau
startup, BMC dapat membantu perencanaan dan penyusunan aktivitas
bisnis. Sehingga perusahaan atau pebisnis bisa lebih berani dalam
memulai, merekonstruksi, merubah dan mengembangkan bisnis yang
dimiliki. Karena dikemas secara sederhana namun tetap efektif dan
efisien.
Michael Schrage dari MIT pernah mengatakan:
“A testable idea is better than a good idea”
Sebuah ide bisnis yang teruji lebih baik daripada ide yang terllihat
bagus
Steve Blank, salah satu punggawa dalam dunia bisnis startup
mengatakan:
“no business plan survives first contact with customer”
Tidak ada rencana bisnis yang bisa bertahan saat kontak pertama
dengan pelanggan
9
a. Sederhana
BMC dapat memetakan, mempresentasikan dan memvisualisasi-
kan secara menyeluruh bisnis anda dengan lebih sederhana. Yaitu
dengan visual chart yang terdiri dan 9 elemen atau area.
b. Terstruktur dan fokus
BMC dapat dijadikan brainstorming dari bisnis secara menyeluruh.
Sehingga seluruh aktivitas bisnis dapat dilakukan secara
terstruktur dan prosedural dengan sumber daya manusia (SDM)
yang terjaga fokusnya.
c. Efektif dan efisien
BMC dikatakan lebih efektif dan efisien karena tidak memerlukan
berlembar-lembar rencana bisnis yang menghabiskan banyak
waktu dalam penyusunannya. Namun tetap merepotkan dalam
pemantauan atau monitoring bisnis yang dijalankan.
d. Portofolio ide
Ide bisnis dapat muncul di awal ataupun dikala bisnis sudah
berjalan. Penggunaan perangkat BMC dapat membantu kita
menjabarkan ide dengan lebih mudah dan cepat.
e. Memiliki intuisi
BMC memiliki intuisi yang tajam dalam membantu mewujudkan
bisnis yang sedang dibuat. Hal itu dikarenakan BMC memiliki dua
sisi, yaitu sisi depan dan sisi belakang. Sisi depan memvisualkan
produk atau jasa dari bisnis yang diinginkan konsumen. Sisi
belakang memvisualkan hal-hal yang diperlukan untuk
memunculkan produk atau jasa tersebut.
f. Strategi yang terintegrasi
Pemetakan bisnis dengan perangkat BMC membuat kita
memperhatikan seluruh elemen yang ada dan membangun bisnis
tersebut.
10
Sehingga pengusaha atau pebisnis akan lebih mudah untuk
menentukan strategi bisnis yang harus dilakukan kedepannya.
BMC akan memberikan clue atau indikator dari semua hal yang
mendukung terbentuknya strategi baru pada setiap elemen
dengan prioritas tertentu.
g. Flexible
BMC sangat bermanfaat karena mudah untuk dimodifikasi dengan
tetap memberi pandangan secara menyeluruh terhadap model
bisnis. Sehingga ketika perusahaan atau bisnis mengalami
masalah atau memerlukan pengembangan dapat dilakukan secara
cepat dan terintegrasi dengan elemen yang lain.
h. Memiliki nilai proporsi
Penggunaan perangkat BMC dapat membantu pengusaha atau
pebisnis untuk mengetahui bagaimana nilai proporsi atau nilai
penempatan antara konsumen dengan produk atau jasa. Selain
itu dapat diketahui juga bagaimana layanan yang diberikan
kepada konsumen serta bagaimana masalah konsumen bisa
terpecahkan. Karena bisnis yang baik akan dimulai dengan selalu
mengutamakan konsumen di atas segalanya. Namun bisnis yang
lemah adalah yang selalu mengutamakan produk namun kurang
memperhatikan proporsi konsumennya.
11
BMC menggunakan 9 (sembilan) elemen atau area dalam
mempresentasikan atau memvisualisasikan model bisnis secara
menyeluruh.
a. Value proposition
Elemen atau area value proposition mempresentasikan
keunggulan dan kelebihan produk atau jasa dalam bisnis yang
dimiliki. Pada elemen ini juga dimunculkan bagaimana produk
atau jasa memenuhi kebutuhan dari konsumen atau pelanggan.
b. Customer segment
Elemen atau area Customer segment digunakan untuk
mengidentifikasi konsumen atau user produk atau jasa dari bisnis
yang dimiliki.
c. Channels
Channels adalah elemen atau area yang memunculkan sarana
atau entitas yang digunakan oleh organisasi bisnis atau
perusahaan untuk membuat value proposition sampai kepada
customer segment yang dituju. Pada elemen ini juga dibahas
tentang bagaimana mengkomunikasikan produk atau jasa agar
dapat diakses oleh konsumen.
d. Customer relationship
Customer relationship adalah elemen atau area yang berisi cara
bagaimana perusahaan atau bisnis berinteraksi dan mengikat
customer segment. Dimulai dari cara mendapatkan atau menarik
ketertarikan konsumen terhadap value proposition yang
ditawarkan. Kemudian cara menjaga atau mempertahankan
kepuasan konsumen terhadap value proposition sampai akhir life
cyclenya. Dan terakhir cara meningkatkan jumlah konsumen yang
puas menikmati value proposition yang ditawarkan.
e. Revenue streams
12
Elemen atau area revenue streams digunakan untuk menyusun
perihal-perihal yang dapat menghasilkan atau mendatangkan
income bagi perusahaan atau bisnis yang dijalankan.
f. Key resource
Key resource adalah elemen atau area yang berisikan daftar asset
dan sumber daya yang dimiliki atau perlu dimiliki perusahaan
untuk membuat bisnisnya dapat berjalan. Asset dan sumber daya
perusahaan tersebut juga digunakan untuk mewujudkan value
proposition dari produk atau jasa dari bisnis tersebut.
g. Key partners
Key partners adalah elemen atau area yang berisikan mitra dan
pihak-pihak yang menjadi penentu terhadap jalannya bisnis.
Elemen atau area ini berpengaruh terhadap pengorganisasian
aliran suatu produk atau jasa.
h. Key activities
Elemen atau area key activities berisikan hal-hal penting yang
harus dilakukan untuk memunculkan value proposition. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap produktivitas dari produk atau jasa
yang dihasilkan dalam bisnis yang dijalankan.
i. Cost structure
Elemen atau area cost structure adalah elemen atau area yang
berisikan komposisi pembiayaan yang perlu dikeluarkan untuk
membuat bisnis dapat berjalan dengan baik.
13
A. LANGKAH 1 : VALUE PROPOSITION
14
Wistawan : Oleh-oleh khas Yogyakarta
§ Acara Khusus / Pernikahan
§ Konsumsi
Konsumen)
Customer Segment dapat dipetakan berdasarkan masalah,
kebutuhan dan keperluan dari konsumen. Untuk melakukan
15
hal ini perlu dilakukan pengamatan langsung di lapangan
sehingga hasil yang didapatkan lebih valid dan tepat sasaran.
C. LANGKAH 3 : CHANNELS
16
D. LANGKAH 4 : CUSTOMER RELATIONSHIP
17
Contoh : (bisnis coklat di Yogyakarta)
REVENUE STREAMS
§ Bus wisata yang membawa turis atau wisatawan
§ Sekolah yang mengadakan kegiatan wisata atau study
banding
§ Tour & travel
§ Wedding Organizer
18
G. LANGKAH 7 : KEY PARTNERS
19
I. LANGKAH 9 : COST STRUCTURE
20
REFERENSI
Dieter, G. E., & Schmidt, L. C. (2013). Engineering design (Vol. 3). New
York: McGraw-Hill.
Dym, C. L., Agogino, A. M., Eris, O., Frey, D. D., & Leifer, L. J. (2005).
Engineering design thinking, teaching, and learning. Journal of
engineering education, 94(1), 103-120.
21
Pahl, G., & Beitz, W. (2013). Engineering design: a systematic
approach. Springer Science & Business Media.
22