2. Pemeriksaan Urine
a.) Kegunaan
Menafsirkan proses-proses metabolise
Mengetahui kadar gula pada tiap-tiap waktu makan (pada pasien DM)
3. Pemeriksaan Feses
a.)Pengertian
Menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan cara pengambilan
tertentu.
b.) Tujuan
Menentukan darah samar karena adanya ulkus, inflamasi dan tumor.
Menggunakan kertas guaiac.
Mengetahui adanya gangguan pada gastrointestinal. Adanya lemak pada feses
akibat kerusakan pada intestinal.
Mendeteksi telur dan parasite.
Mendeteksi adanya virus dan bakteri dengan kultur (pembiakan).
b.)Tujuan
Untuk mengetahui basil tahan asam dan mikroorganisme (seperti, tuberkulosis
pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis kronis, bronkhietaksis) yang ada dalam tubuh
pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.
c.)Indikasi
Pasien yang mengalami infeksi/peradangan saluran pernafasan (apabila
diperlukan).
d.) Persiapan alat
Sputum pot (tempat ludah) yang bertutup
Botol bersih dengan penutup
Hand scoon
Formulir dan etiket
Perlak pengalas
Bengkok
Tissue
e.) Prosedur tindakan
Menyiapkan alat
Memberitahu pasien
Mencuci tangan
Mengatur posisi duduk
Memasang perlak pengalas dibawah dagu dan menyiapkan bengkok.
Memakai hand scoon
Meminta pasien membatukkan dahaknya ke dalam tempat yang sudah disiapkan
(sputum pot)
Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke dalam botol
Membersihkan mulut pasien
Merapikan pasien dan alat
Melepas hand scoon
Mencuci tangan
f.) Cara pengambilan sputum secara umum:
Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan
untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambilsputum
sewaktu. Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien menyikat
gigi.
Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang
banyak pada malam sebelum pengambilan sputum.
Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan
benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara
sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum.
Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan
air dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).
Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).
g.) Cara membatukkan sputum:
Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada)batukkan kuat sputum dari
bronkus, trakea, mulut, wadah penampung.
Wadah penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup(Screw Cap
Medium).
Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air
liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus, seperti, butir
keju, darah dan unsur-unsur lain.
Bila sputum susah keluaràlakukan perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan obat glyseril guayakolat(expectorant)200
mg atau dengan mengonsumsi air teh manis saat malam sebelum pengambilan
sputum.
Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
1. Aspirasi transtracheal
2. Bronchial lavage
3. Lung biopsy
Menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan radiologi
1. USG
Persiapan yang dilakukan tergantung dari jenis USG yang akan dikerjakan. Beberapa di
antaranya meliputi:
Mengonsumsi setidaknya 6 gelas air putih 2 jam sebelum tindakan dan menahan
untuk buang air kecil untuk USG daerah panggul, karena kandung kemih harus
penuh.
Terkadang pasien dapat diminta untuk berpuasa 8 hingga 12 jam sebelum
tindakan USG perut, agar tidak ada sisa makanan di lambung dan usus yang
dapat menghalangi gelombang suara. Atau dapat dianjurkan untuk tidak makan
lemak sejak sore hari sebelum pemeriksaan untuk USG perut bila ingin melihat
empedu, hati, pankreas, dan limpa
Tidak makan atau minum 6-12 jam sebelum USG perut, khususnya bila ingin
melihat gambaran kandung empedu yang lebih jelas.
Menghindari pemakaian kosmetik, seperti bedak atau losion pada payudara
sebelum USG mammae, karena dapat mempengaruhi hasil akhir.
Untuk USG transvaginal, pasien akan diminta untuk mengosongkan kandung
kemih terlebih dahulu.
Tergantung dari bagian tubuh yang akan diperiksa, pihak rumah sakit akan memberikan
pakaian khusus untuk memudahkan proses USG. Pasien juga akan diminta untuk
melepas perhiasan di sekitar area yang akan diperiksa.
Bagi yang akan menjalani jenis USG endoskopi, dokter akan memberikan suntikan obat
penenang atau semprotan obat bius lokal di tenggorokan agar menjadi kebas, dan
untuk menghindari rasa mual atau nyeri saat alat dimasukkan.
2. RONTGEN
organ abdomen (perut) memerlukan puasa beberapa jam atau hanya makan
Pemeriksaan makanan tertentu agar usus dapat tergambar dengan jelas tanpa
adanya penutupan dari feses.
Pada pemeriksaan saluran kemih, Anda akan diminta berbaring telentang
dengan tangan menjauh dari tubuh. Serta sebelum pemeriksaan Anda akan
diminta untuk meminum banyak air atau dan menahan kencing agar dapat
terlihat gambaran yang bagus pada buli-buli (kandung kemih).
Pemeriksaan dada proyeksi posterior anterior (PA) dilakukan dengan posisi
berdiri, baju harus diturunkan sampai ke pinggang. Anda akan diminta untuk
menahan nafas saat foto diambil.
Jika rontgen dilakukan pada daerah tengkorak, penjepit atau hiasan rambut,
kaca mata, dan gigi palsu harus dipindahkan.
Memakai pakaian yang nyaman dan longgar agar mudah untuk membukanya,
namun pada beberapa rumah sakit akan diberikan gaun untuk dipakai.
Mencopot perhiasan, jam atau alat-alat yang mengandung logam pada tubuh.
Jika Anda memiliki implantasi metalik di dalam tubuh dari operasi sebelumnya,
segera laporkan ke dokter karena implant akan memblokir sinar X-Ray untuk
menembus ke dalam tubuh.
3.CTG
Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu
maupun bayi.
4.LAPARASKOPI
Pemeriksaan penunjang juga mungkin akan dilakukan, meliputi foto Rontgen dada,
USG, CT scan, MRI, dan elektrokardiogram (EKG). Hasil dari pemeriksaan ini akan
dijadikan acuan dalam menentukan tindak lanjut yang perlu diambil. Selain
pemeriksaan, kamu juga akan disarankan untuk melakukan beberapa persiapan
sebelum melakukan prosedur laparoskopi.
Orang yang akan menjalani pemeriksaan ini diharuskan untuk terlebih dahulu
mengosongkan kandung kemih dan tidak makan atau minum apapun setidaknya 8 jam
sebelum tindakan dilakukan. Disarankan juga untuk mengajak anggota keluarga atau
teman untuk mengantar pulang. Sebab, setelah melakukan laparoskopi kamu mungkin
akan merasa lemas dan tidak bisa berkendara karena efek obat bius.
Menangani klien yang krisis
1.Pasien prioritas 1
kelompok ini merupakan pasien sakit kritis ,tidak stabil,yang memerlukan perawatan
inensif ,dengan bantuan alat – alat ventilasi ,monitoring, dan obat – obatan vasoakif
kontinyu dan lain – pain.misalnya pasien bedah kardiotorasik,atau pasien shock
septik.pertimbangkan juga derajat hipoksemia, hipotensi, dibawah tekanan darah
tertentu.
2. Pasien prioritas 2
pasien ini memerluakn pelayanan pemantauan canggih dari icu.jenis pasien ini beresiko
sehingga memerlukan terapi segera,karenanya pemantauan intensif menggunakan
metoda seperti pulmonary arteri cateteter sangat menolong.misalnya pada pasien
penyakit jantung,paru,ginjal, yang telah mengalami pembedahan mayor.pasien prioritas
2 umumnya tidak terbatas macam terapi yang diterimanya.
3. Pasien prioritas 3
pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil, dimana status kesehatan
sebelumnya,penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya, baik masing – masing
atau kombinasinya,sangat mengurangi kemungkinan sembuh dan atau mendapat
manfaat dari terapi icu.
Contoh – conoh pasien ini adalah pasien dengan keganasan metastasik disertai
penyulit infeksi pericardial tamponade,atau sumbatan jalan napas atau pasien
menderita penyakit jantung atau paru terminal disertai komplikasi penyakit akut
berat.pasien – pasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi intensif untuk mengatasi
penyakit akut berat.pasien – pasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi intensif untuk
mengatasi penyakit akut,tetapi usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi
dan resusitasi kardio pulmoner.
2.Karakteristik situasi krisis
Secara umum karakter pasien dibedakan mejadi 2 tipe. Yang cenderung ingin
mencari informasi lebih jelas –information seeking- dan ada yang tidak begitu
mementingkan penjelasan dokter –non information seeking-. Para pasien yang jenis
kedua hampir jarang ditemukan di era saat ini. Mungkin yang masih ada di pedesaan
yang pendudukny masih polos, kalangan yang latar pendidikannya kurang, para
pasien yang sudah terlampau percaya pada dokternya atau terlanjur menganggap
therapi yang diberikan dokter selalu cocok dengan segala macam gejala penyakit
yang dikeluhkan. Mereka tidak terlalu peduli apa nama penyakitnya, bagaimana bisa
terjadi, bagaimana kemungkianan sembuh dan lain-lain. Sudah cukup dengan diberikan
obat , menerima nasehat mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Begitu saja, tidak lebih.
Berbeda dengan yang kedua di atas, para pasien golongan pencari informasi akan lebih
aktif bertanya kepada dokternya. Mereka belum merasa puas kalau dokter belum bisa
atau pun belum sempat menjawab pertanyaan mereka. Didasari juga oleh pengaruh
psikis, golongan pasien ini dibedakan lagi antara yang bisa menerima penjelasan dokter
secara proporsional dan ada juga yang bertype agak ‘ngeyel’. Mereka yang rada
cerewet ini terkadang belum cukup menerima sekali penjelasan dokter, banyak
mengajukan pertanyaan yang sama, lebih banyak mengungkapkan keluhan dibanding
mendengar informasi dokternya.
Menangani pasien yang kehilangan
Kehilangan adalahsuatu kondisi yang terputus atau memulai sesuatu tanpa hal
yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap
atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisipasi atau tidak
diharapkan/ diduga, sebagian atau total dan bisa kembaliatau tidak dapat
kembali.
Kehilangan adalah sutau keadaan individu yang terpisahdengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik tejadi sebagian atau
keseluruhan (Lamber dan Lamber, 1985). Kehilangan merupakan pengalaman
yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentan kehidupannya. Sejak lahir
individu sudah mengalami kehilangandan cenderung aan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Kehilangan meruoakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu
kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau tidak
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.