Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Tentang:

ORGANISASI INFORMASI

Oleh:

Fanny Rahmasari : 112.033

Lini Sarti : 112.073

Dosen pembimbing:

Muntashir S. Sos., M. Hum

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

KONSENTRASI

ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB & HUMANIORA

IAIN IMAM BONJOL PADANG

TAHUN AJARAN 1436 H / 2015 M


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 0

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

BAB II........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

ORGANISASI INFORMASI .................................................................................................... 2

A. Pengertian Organisasi Informasi ................................................................................. 2

B. Fungsi Organisasi Informasi ....................................................................................... 3

C. Kegiatan Organisasi Informasi .................................................................................... 3

D. Pelaku Organisasi Informasi ....................................................................................... 3

E. Permasalahan Organisasi Informasi Perpustakaan Digital.......................................... 4

F. Klasifikasi dari informasi digital .................................................................................... 4

G. Pilihan Organisasi Informasi Perpustakaan Digital .................................................... 6

H. Pengorganisasian Materi Perpustakaan Berbantuan Komputer ................................. 6

I. Ulasan singkat tentang RDA ........................................................................................ 11

BAB III .................................................................................................................................... 19

PENUTUP................................................................................................................................ 19

J. Kesimpulan ................................................................................................................... 19

K. Saran .......................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 20


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di perpustakaan proses penerimaan buku dimulai dari bagian pengadaan yang


menyelesaikan urusan administratif kemudian dilanjutkan ke bagian pengolahan. Selesai
bagian pengolahan, buku diserahkan ke bagian layanan atau sirkulasi kemudian ditaruh di
rak. Penempatan dirak dilakukan dengan sistem terpisah artinya ada buku yang dipinjamkan,
buku yang hanya digunakan untuk keperluan referensi dan buku tandon (reserved books).
Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) maka
perpustakaan dapat memanfaatkan TIK untuk pengorganisasian materi perpustakaan. Maka
dari itu pada bahasan selanjutnya pemakalah akan menjelaskan mengenai organisasi
informasi pada perpustakaan digital tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN
ORGANISASI INFORMASI

A. Pengertian Organisasi Informasi

Organisasi secara umum adalah perkumpulan manusia yang tergabung dalam


suatu wadah dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama yang telah digariskan
sebelumnya atau wadah kegiatan adminsitrasi dan manajemen, sedang administrasi
adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan kerja yang dilakukan oleh semua tenaga
yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Widiasa, 2007).
Menurut Yusup (2009: 11) Ditinjau dari sudut pandang dunia kepustakawanan
dan perpustakaan, informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati,atau bisa juga
berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi informasi
jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil
kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau
fenomena itulah yang dimaksud informasi. Jadi dalam hal ini informasi lebih bermakna
berita.
Menurut Davis yang dikutip oleh Abdul Kadir (2003: 28) Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Informasi merupakan
kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
yang menerima (Repository USU, 2011).
Organisasi informasi dalam konteks ilmu perpustakaan adalah organisasi
dokumen. Dokumen adalah obyek yang merekam informasi dengan tidak memandang
media maupun bentuknya.
Organisasi informasi dalam perpustakaan sering juga disebut organisasi
bibliografi. Organisasi bibliografi ini menghasilkan berbagai sarana bibliografi yaitu
bibliografi, katalog dan indeks.
Jadi, organisasi informasi adalah kegiatan mengatur dan mengkategorisasi
informasi, mengelompokkan dan mengatur informasi yang ditemukan, menentukan
informasi yang terbaik dan paling banyak digunakan.

2
Informasi pada katalog manual biasanya mencakup delapan daerah, yaitu:
1. Judul, pernyataan tanggungjawab
2. Edisi
3. Jenis material
4. Kolasi (terbitan,distribusi)
5. Impresium
6. Seri
7. Catatan
8. Nomor standar internasional (ISBN/ISSN).

B. Fungsi Organisasi Informasi

Membuat dokumen-dokumen dapat dikenali, dipilih dan diketahui lokasinya secara


efisien pada saat diperlukan.

C. Kegiatan Organisasi Informasi

1. Mengidentifikasi keberadaan semua dokumen dalam semua bentuk media.


2. Mengidentifikasi karya-karya yang dimuat dalam dokumen tersebut sebagai
bagian dari dokumen tersebut, misalnya, artikel dalam majalah, makalah dalam
prosiding konferensi, karangan dalam bunga rampai.
3. Mengumpulkan dokumen-dokumen ini di perpustakaan, unit kearsipan, arsip,
museum, internet.
4. Membuat daftar-daftar dokumen dan karya-karya tersebut menurut peraturan
standar.
5. Melengkapi daftar-daftar tersebut dengan titik akses lain yang berguna.
6. Menyediakan sarana untuk mengetahui lokasi dokumen di koleksi lembaga-
lembaga pengelola informasi, dan mendapatkan dokumen tersebut.

D. Pelaku Organisasi Informasi

1. Pustakawan
Mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola, menyebarluaskan dokumen
berisi pengetahuan publik.
2. Records manajer

3
Mengumpulkan, menyimpan dan mengelola dokumen berisi pengetahuan semi
publik yang tidak lagi diperlukan dalam kegiatan sehari-hari suatu
lembaga/organisasi.
3. Arsiparis
Mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola dokumen berisi pengetahuan
semi publik yang tidak lagi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari badan usaha,
lembaga, organisasi, tapi perlu dilestarikan sebab nilai historisnya.
4. Ilmuwan informasi
Mengembangkan kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Ulumy).

E. Permasalahan Organisasi Informasi Perpustakaan Digital

Kode katalog tradisional dan format Bibliografi seperti AACR (Anglo American
Cataloguing Rules) dan MARC (Machine-Readable Cataloguing) tidak berguna untuk
sumber daya digital karena sistem katalog dan format MARC tidak mempunyai ketetapan
untuk mendeskripsikan perbedaan informasi digital, terutama halaman web.
MARC adalah metadata untuk dokumen tercetak seperti buku, jurnal yang
menguraikan format cantuman bibliografi yang sangat lengkap terdiri dari 700 elemen dan
dapat mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik sumber pengetahuan, seperti
jenis monograf, manuskrip, dan terbitan berseri termasuk; Buku, Pamflet, Lembar tercetak,
Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), Jurnal dan Buku Langka.
Standar metadata membantu untuk menciptakan metadata untuk dokumen digital. Biasanya
menandakan isi bagian tertentu dari satu dokumen digital. Dalam perpustakaan digital
menerapkan metadata SGML (System Generalized Markup Language) sebagai metadata
dokumennya.

F. Klasifikasi dari informasi digital

Beberapa contoh skema klasifikasi sumber informasi digital, yaitu:

1. Bubl Link (www.bubl.ac.uk/link/)

Bublink menyediakan akses pada katalog lebih dari 11 ribu pilihan sumber
internet, katalog menurut DDC yang mencakup semua subjek. Pengguna bisa
mencari katalog berdasarkan pilihan kelas Dewey, contohnya kelas 300 ilmu
sosial atau dengan memilih satu kalimat atau frasa dari daftar isi buku menurut
abjad.

2. CyberDewey (www.anthus.com/CyberDewey/CyberDewey.html)
4
CyberDewey adalah contoh lain dari penggunaan DDC pada sumber daya
informasi digital yang terorganisir. Ini dimulai secara individu oleh david Mundie
pada tahun 1995, dalam mengorganisir sumber daya informasi internet dengan
menggunakan DDC.
3. Scorpion (http://orc.rsch.oclc.org:6109/)
Scorpion adalah satu proyek dari kantor OCLC dari penelitian yang
mengeksplorasi indeks dan mengatalogkan dari sumber daya Internet. Tujuannya
adalah untuk membangun alat untuk pengenalan subjek secara otomatis dengan
menggabungkan ilmu pengetahuan dan teknik pencarian informasi perpustakaan.
Ini dimulai sebagai sebuah proyek penelitian dengan maksud untuk (Shafer 1997):
a. Membangun alat untuk melakukan tugas subjek otomatis
b. Membangun alat untuk mengurangi biaya katalogisasi
c. Memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa konsep katalogisasi
secara otomatis
d. Melanjutkan penggunaan dan peningkatan temuan Dewey Desimal
Klasifikasi berarti untuk meningkatkan sistem temu kembali.
4. CyberStacks (www.public.iastate.edu/~ Cyberstacks/)
CyberStacks secara terpusat, mengintegrasikan sumber informasi digital
berdasarkan skema Klasifikasi Perpustakaan Kongres.
5. Infomine (http://infomine.ucr.edu)
Infomine adalah penyedia layanan akses ke beberapa ribu sumber web,
meliputi database, jurnal elektronik, panduan internet untuk semua disiplin,
textbook dan beberapa prosiding. Ini dimulai pada Januari 1994 pada suatu proyek
perpustakaan Universitas California. Infomine digunakan perpustakaan congres
untuk pengindeksan dan sumber informasi.
6. Scout Report (www.ilrt.bris.ac.uk/mirrors/scout/addserv/signpost/help.html#01)
Scout Report adalah proyek penelitian yayasan yang didanai ilmu US
National dari tahun 1996 sampai 2000. Tujuan utama adalah untuk menunjukan
bahwa sumber daya internet dapat dikatalog, diklasifikasikan dan disusun dengan
menggunakan kosa kata dan taksonomi seperti LCC dan LCSH.
7. EelS and EEVL (http://eels.lub.lu.se and www.eevl.ac.uk)
Adalah cara untuk mengakses sumber informasi internet. Pengguna bisa
mengakses informasi berdasarkan nomor kelas.
8. Sosig (www.sosig.ac.uk)
5
Sosig, gerbang informasi ilmu sosial, adalah layanan internet yang
menyediakan akses untuk pilihan, informasi internet berkualitas tinggi bagi siswa,
akademisi peneliti dan praktisi dalam ilmu-ilmu sosial, bisnis dan hukum.
9. Biome (www.biome.ac.uk)
Biome menawarkan akses ke katalog dicari dari situs internet dan sumber
daya yang meliputi ilmu kesehatan dan kehidupan. Pengguna dapat menelusuri
database Biome dengan kata kunci atau skema klasifikasi.

G. Pilihan Organisasi Informasi Perpustakaan Digital

1. California Digital Library (www.cdlib.org)


Perpustakaan digital california memiliki organisasi minimal. User bisa
memilih koleksi khusus, sebagai contoh, katalog Melvyl. Sebagai alternatif, pengguna
dapat memilih pada bagian pencarian, diizinkan mencari satu atau lebih koleksi.
Kemudian pengguna dapat memilih satu koleksi spesifik, seperti pengetahuan atau
kelas yang spesifik tanpa cakupan yang luas, seperti ilmu eksata atau rancang bangun.
Koleksi diolah sesuai dengan disiplin atau kelas yang umum.
2. ACM Portal: the ACM digital library (http://portal.ac.org)
Portal ACM mengijinkan pengguna untuk memilih satu koleksi spesifik,
antara lain, jurnal atau konferensi, untuk jelajahi. Pada menu pencarian, pengguna
dapat menemukan kembali informasi pada perangkat lunak.
3. Thomas and American Memory (http://thomas.loc.gov/ and
http://memory.loc.gov/)
Thomas, perpustakaan digital yang menyediakan informasi legislatif dari
perpustakaan kongres, menggolongkan dokumen asli, rekaman legislatif congress,
maupun dibawah grup spesifik seperti hukum publik, commite report dan seterusnya.
Pengguna dapat memilih satu kategori spesifik untuk memperoleh akses ke sumber
daya informasi.

H. Pengorganisasian Materi Perpustakaan Berbantuan Komputer

Dalam kaitannya dengan deskripsi, maka perpustakaan menggunakan format


deskripsi untuk katalog terbacakan mesin. Format tersebut dikenal dengan nama Machine-
Readable Catalogue(ing) disingkat MaRC.

6
MARC merupakan sebuah format untuk menampung data bibliografis yang dikaitkan
dengan bahan pustaka atau materi perpustakaan. MARC dimulai pada tahun 1966 sebagai
sebuah percobaan oleh Library of Congress.

Pada tahun 1967, dikenalkan format MARC II yang didisain untuk mengatasi
berbagai kekurangan yang dihadapi pada MARC awal. Tambahan lain pada MARC II ialah
perbaikan tajuk subjek.

Tahun 1969 The British Library mulai mengembangkan UKMARC. Pita terbacakan
mesin yang dipencarkan oleh British Library mencakup berbagai jenis bahan pustaka
(monograf, terbitan berseri,materi audio-visual). Versi UKMARC kemudian menjadi standar
internasional, diadopsi oleh khususnya di Australia, Canada, Prancis dan Skandinavia. Edisi
ketiga UK MARC terbit tahun 1990. Sejak tahun 1994 diadakan pertemuan berkala 3
perpustakaan yaitu Bristih Library, Library of Congress dan National Library of Canada
untuk keserasian format MARC, mengupayakan agar perkembangan masa mendatang
mempertimbangkan standar internasional serta perkembangan teknologi.

Sesuai UKMARC muncul berbagai MARC versi masing-masing negara, lazimnya


didahului dengan singkatan nama negara diikuti sebutan MARC misalnya MALMARC,
SINGMARC, THAIMARC, kemudian INDOMARC.

Cantuman MARC

Cantuman MARC lazimnya terdiri dari 2 seksi, seksi pertama ialah (1) cantuman
label berisi instruksi dan informasi pengolahan seperti panjang cantuman, status ~, jenis ~,
jenis bahan pustaka dll.; (2) direktori cantuman yang merupakan indeks dan ruas data
dalam sebuah cantuman, dan (3) ruas kendali, merupakan masukan pengkatalog
menyangkut ruas panjang tetap dan terdiri dari data tahun, negara terbitan, bahasa dan lain-
lain.

Content designator menstruktur data kedalam ruas dan subruas. Ruas dikenali dengan
tengara tiga digit yang mewakili elemen cantuman bibliografis serta titik akses. Adapun ruas
tersebut ialah:

001 – 009 Ruas kendali

7
010 – 099 Ruas keterangan kendali, nomor dan kode

100 – 1XX Entri utama dan titik akses

200 – 24X Ruas judul dan ruas yang terkait

259 – 29X Edisi, impresum, dsb

300 – 399 Deskripsi fisik. Ditulis juga 3XX

400 -499 Pernyataan seri

500 – 599 Catatan

600 – 699 Ruas akses subjek

700 – 799 Titik akses entri tambahan atau cukup entri tambahan

800 – 899 Titik akses seri atau entri tambahan seri

850 Informasi kepemilikan

900 – 948 Penunjukan, rujukan

949 – 999 Ditandon untuk implementasi lokal

MARC tetap merupakan standar untuk data bibliografis tradisional di perpustakaan


namun kurang cocok untuk deskripsi isi sumber daya elektronik atau alat bantu kearsipan.

Alat bantu yang dapat dimanfaatkan

Sebenarnya tersedia beberapa alat bantu yang dapat dimanfaatkan perpustakaan untuk
deskripsi bibliografi. Sarana itu ialah Katalogisasi Dalam Terbitan (KDT) merupakan data
bibliografis yang tersedia di balik halaman judul buku, Bibliografi Nasional
Indonesia terbitan Perpustakaan Nasional,serta Library of Congres Catalog dengan URL
(Uniform Resource Locator) pada http://catalog.loc.gov (Sulistyo, Pengorganisasian Materi
Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi Tajuk Subjek dan Penjajaran, 2013).

Metadata

8
Metadata berasal dari kata meta yang artinya menyertai, beserta, dengan dan setelah.
Pada bahasa inggris dan latin meta juga berarti sesuatu yang lebih atau di atas normal. Dari
istilah tersebut metadata diartikan sebagai data mengenai data, atau data dari sebuah data.
Metadata adalah data dari objek yang mendeskripsikan sumber informasi atau data.
Metadata berasal dari jenis media apa saja dan mempunyai bermacam-macam bentuk sesuai
dengan tipe data dan konteks penggunaan. Tujuannya yaitu mengenali dan mengevaluasi
sumber daya, melacak perubahan pada proses sumber daya aplikasi, merealisasikan
manajemen yang sederhana dan efisien pada jaringan data skala besar.
Metadata dapat berfungsi sebagai identifikasi sumber daya yang diperlukan maupun
menjadi katalog yang menjelaskan detail dan spesifikasi suatu data, serta sebagai arsip untuk
disimpan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan pengalaman kerja, menggunakan
metadata dapat membantu pembacaan dan pemrosesan data digital oleh mesin menjadi lebih
mudah.
Ada beberapa standar metadata yang dapat digunakan seperti DC (Dublin Core),
MARC (Machine Readable Cataloging) dan lain-lain. Metadata mendukung berbagai operasi
dan penggunaan program komputer. Fungsi primer dari metadata adalah untuk memudahkan
identifikasi, lokasi, perolehan kembali, manipulasi dan penggunaan dari objek digital yang
terhubung pada satu jaringan lingkungan.
Standar metadata membantu kita untuk menciptakan rekaman metadata yang
mempermudah menemukan dokumen digital, beberapa caranya yaitu:
1. SGML (System Generalized Markup Language)
SGML disetujui sebagai satu standar pada tahun 1986. ini diciptakan untuk
menyediakan seperangkat ketentuan untuk mendeskripsikan struktur dari satu
dokumen elektronik. Mengijinkan pengguna untuk:
a. Menghubungkan sesama file untuk membentuk dokumen gabungan
b. Menciptakan perbedaan versi dari sebuah dokumen dalam satu file
c. Menambahkan komentar editorial untuk sebuah file
d. Menyediakan informasi untuk mendukung program
Dalam SGML ini data tersebut diberi awal tanda kurung dari dan ditutup
dengan tanda lebih dari. Contoh, <title>, <body>. Untuk memberitahu program
komputer kalau kalimat itu sudah berakhir maka diberi tanda, <title/>, </body>.

2. HTML (Hypertext Markup Language)

9
HTML ini dikembangkan untuk mempersiapkan sebuah dokumen web atau
untuk membuat sebuah web. Setiap halaman web akan berisi label berikut ini pada
setiap awal halamannya:
a. <HTML> memberitahu penjelajah web bahwa ini adalah halaman awal dari
dokument HTML
b. <HEAD> Memberitahu penjelajah web tentang kepala dari dokumen.
c. <TITLE> Memberitahu judul dari halaman
d. <BODY> Memberitahu isi awal dari halaman (Chowdhury & Chowdhury,
2007).

Berbagai sumber mengatakan bahwa metadata artinya data tentang data. Metadata
mendeskripsikan sumber, menunjukkan di mana lokasi dokumen serta memberikan ringkasan
apa yang diperlukan untuk memanfaatkannya.

Definisi yang diberikan oleh World Wide Web Consortium (1998) menyatakan
metadata sebagai mesin yang dapat memahami informasi tentang objek Web serta
menyatakan bahwa metadata dapat dikembangkan ke sumber daya elektronik (electronic
resources) lainnya pada masa depan.

Beberapa skema metadata telah lama digunakan oleh pustakawan seperti metadata
yang paling terkenal yaitu MARC dan INDOMARC. Contoh metadata lainnya ialah format
katalog AACR2, daftar tajuk subjek (semacam Library of Congress Subject Headings) serta
skema klasifikasi seperti DDC,UDC dan sejenisnya.

Salah satu fungsi utama metadata ialah penemuan sumber (resource discovery). Di
lingkungan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, kegiatan operasional ditekankan pada
penelusuran, temu balik, penemuan (discovery) dan akses ke sumber daya. Menurut Rao
(1995) mengatakan bahwa kegunaan utama metadata ialah menunjang pemilihan,
pemahaman, dan pendayagunaan sumber dan isinya. Khususnya metadata memungkinkan
mekanisme yang efektif untuk mengenali dan mengetahui lokasi data yang relevan dengan
pemakai.

Dublin Core
DC adalah salah satu standar metadata yang banyak digunakan dalam deskripsi
sumber informasi digital. Secara umum DC adalah sebuah metadata yang mendeskripsikan

10
sebuah sumber informasi sesuai dengan unsur-unsur dasar yang dipilih dan dirasa paling
mewakili dalam deskripsi suatu sumber.
Dublin Core adalah metadata untuk dokumen elektronik seperti e-book, e-journal dan
memiliki beberapa kekhususan sebagai berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti kata yang mudah dikenali secara umum
c. Expandable memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut
d. Memanipulasi Konten Digital.

Dublin Core memusatkan pada deskripsi sumber daya digital dan berbasis Web serta
informasi deskrptif mengenai setiap jenis sumber daya dengan tidak memandang format
maupun medianya. Dublin Core menentukan 15 elemen metadata berupa :

a) judul
b) pencipta atau pembuat (creator)
c) subjek (katakunci, kosakata terkendali dan klasifikasi)
d) deskripsi (abstrak dan deskripsi isi)
e) penerbit
f) penyumbang (kecuali pencipta)
g) tahun
h) tipe (kategori sumber)
i) format (HTML, Postscript)
j) pengenal atau identifier (URL, untaian atau nomor yang digunakan untuk
mengenali sumber)
k) sumber (darimana asal usul sumber daya)
l) bahasa
m) hubungan atau kaitannya dengan sumber daya lain
n) cakupan (spasial dan atau karakteristik sumber daya)
o) hak (hubungannya dengan pemberitahuan hak cipta).

I. Ulasan singkat tentang RDA

Resource Description and Access adalah sebuah peraturan pengatalogan untuk materi
perpustakaan, materi digital dan materi yang terdapat pada sistem jaringan (online). RDA
mulai banyak dibahas sejak tahun 2005. Walaupun selama ini sudah ada Anglo-American

11
cataloguing Rules (AACR2) yang merupakan standar pengatalogan yang dipakai di mana-
mana, namun mengalami kesulitan dalam mengatalog material berbasis Internet.

Dilihat dari posisisnya, maka RDA merupakan hasil perkembangan peraturan dan
prinsip yang telah ada sebelumnya. Sebelum sampai ke RDA maka kita perlu memahami
prinsip dan peraturan pengatalogan yang ada.

RDA

International
FRBR/FRAD
Cataloging
Principles

Standar
MARC ISBD
Metadata

Makalah ini akan menguraikan bagian-bagian lain sebelum sampai ke RDA, mula-
mula ke FRBR dan FRAD serta International Cataloguing Principles lalu ke MARC, Standar
metadata dan ISBD.

FRBR (Functional Requirement for Bibliographic Records), FRAD (Functional


Requirements for Authority Data) dan FRSAD (Functional Requirements for Subject
Authority Data) adalah model konsep untuk mengorganisasi informasi bibliografis dan
ortoritas berdasarkan kebutuhan data pemakai (Sulistyo, 2013).

Adapun tujuan RDA ialah :

12
a. Penanggapan atas kebutuhan pemakai. Deskripsi sumber daya harus memenuhi
kebutuhan pemakai sebagaimana dinyatakan di FRBR dan FRAD. Pemakai
diupayakan mampu menemukan, mengidentifikasi, memilih dan memperoleh sumber
daya.
b. Efisiensi biaya. Deskripsi sumber daya dilakukan secara efisien di samping membantu
kebutuhan pemakai.
c. Fleksibilitas atau keluwesan. Data hendaknya bersifat netral dari format, media dan
sistem serta mampu digunakan dalam lingkungan jamak.
d. Kontinuitas atau kelanjutan. Data yang diciptakan dengan menggunakan RDA
hendaknya kompatibel dengan data yang eksis, khususnya data AACR2. Adapun
prinsip yang digunakan dalam peraturan katalog yang baru disebutkan pada RDA
sebagai berikut:

 Diferensiasi. Prinsip ini menyatakan bahwa deskripsi sumber dan entitas


hendaknya membedakan sumber daya dari sumber daya atau entitas lainnya.
Informasi dalam cantuman bibliografis hendaknya mendeskripsi sesuatu yang
unik dari sumber tersebut.
 Kecukupan. Deskripsi sumber daya hendaknya mendeskripsi cukup untuk
memenuhi kebutuhan pemakai.
 Hubungan. Deskripsi sumber daya hendaknya menunjukkan hubungan yang
signifikan (maknawi) ke sumber daya lainnya. Titik akses yang diasosiasikan
dengan sebuah sumber hendaknya mencerminkan hubugan yang maknawi.
 Representasi. Data deskripsi sumber daya hendaknya merupakan representasi
sumber itu sendiri, Pemilihan judul dan nama preferensi yang digunakan dalam
deskripsi hendaknya mencerminkan bentuk yang lazim digunakan untuk merujuk
entitas.
 Akurasi. Bila diperlukan memberikan deskripsi sumber daya yang akurat maka
informasi tambahan dapat disediakan.
 Atribut. Informasi tentang perseorangan, keluarga atau badan korporasi yang
diasosiasikan dengan sebuah sumber hendaknya berasal dari sumber daya itu
sendiri atau dari sumber referens.
 Preferensi bahasa. Nama preferensi hendaknya ditulis dalam bahasa asli sumber
daya atau dalam bahasa badan pengatalogan, misalnya di Indonesia menggunakan

13
bahasa Indonesia. Judul diberikan pada bahasa lembaga pengatalogan bila judul
yang lazim digunakan sudah tersedia.
 Penggunaan atau praktik yang lazim. Data yang tidak disalin dari sumber daya itu
sendiri hendaknya mencerminkan penggunaan yang lazim. Khususnya, pemilihan
elemen pertama sebuah nama preferensi (perseorangan atau keluarga) hendaknya
mengikuti praktik negara dan bahasa yang diasosiasikan dengan nama itu.
 Uniformitas. Prinsip ini mendorong penggunaan apendiks RDA untuk keperluan
menyusun entri data yang seragam seperti penentuan huruf besar dan
penyingkatan.

Perbedaan AACR2 dengan RDA

Ada perbedaan antara keduanya yang menyangkut deskripsi

Perbedaan dalam Ruang Lingkup

AACR2 RDA
Deskripsi berdasarkan pada: Deskripsi berdasarkan:

Elemen ISBD Atribut entitas FRBR

Kelas material Tipe konten dan wahana

Modus penerbitan (carrier)

Tipe deskripsi Modus pengeluaran

Tipe deskripsi

Akses berdasarkan Akses berdasarkan

Pilihan titik akses Hubungan FRBR

Bentuk tajuk Atribut entitas FRAD

Rujukan Hubungan FRAD

Hubungan subjek

Perbedaan deskripsi antara AACR2 dengan RDA

14
RDA menggunakan istilah baru, menggantikan istilah yang telah lazim untuk
pustakawan. Istilah baru ini berasal dari model Functional Requirements dan
International Cataloguing Principles
AACR2 RDA
Daerah Elemen
Tajuk Titik akses yang diberi wewenang
Entri utama Titik akses yang diberi wewenang
untuk creator + judul kesukaan
(preferred title)
Pengarang, komponis, dsb Kreator
Rujukan lihat Berbagai titik akses
Rujukan lihat juga Titik akses yang diberi wewenang
Entri tambahan Titik akses
Deskripsi fisik Deskripsi wahana (carrier)
Sumber utama Sumber preferensi (preferred
sources)
Judul seragam Judul preferensi + informasi lain
untuk membedakan; judul kolektif
konvensional.
Catatan Mendesrkipsi konten atau mencatat
hubungan
GMD Digantikan oleh:

Tipe media’

Tipe wahana

Tipe konten

15
Pemisahan konten dan presentasi

AACR2 secara eksplisit terikat pada International Standard Book Description


(ISBD), termasuk urutan elemen dan tanda baca. Pada RDA, pencatatan data terpisah dari
presentasinya. RDA hanya berhubungan dengan pencatatan data saja. Contoh :

AACR2 : All that jazz [gmd] / Fats Waller,

RDA : Fats Waller

Elemen inti

Bila AACR2 memberikan tiga aras deskripsi bibliografis, maka RDA hanya
menentukan Elemen Inti bagi masing-masing entitas RDA. Elemen Inti dapat dikenali pada
entitas grup 1 dan 2. Entitas Grup 1 (manifestasi, butiran karya dan ekspresi) dan untuk
entitas grup2 ( perseorangan, keluarga, badan korporasi). Di samping itu elemen inti
disebutkan untuk menunjukkan berbagai tipe hubungan seperti hubungan primer grup 1,
hubungan grup 1 dengan 2 dan hubungan grup 3 (subjek).

Perbandingan pengatalogan AACR2 dengan RDA

Keterangan Konten AACR2 Konten RDA Catatan


Judul sebenarnya Some of my pomes Some of my pomes Ada kesalahan
[sic] judul, pomes
Judul varian: Some
seharusnya ditulis
of my poems
poem
Breakfast at the red Breakfast at the red
bruck [i.e. brick] house bruck house

Judul varian:
Breakfast at the red
brick house
Pernyataan by Harry Chaplin by Harry Chaplin, Jr Tidak lagi
tanggungjawab by Harry Pinkwater by Dr Barry menggunakan
Pinkwater Peraturan 3

16
By Cornelius Snap… By Dr Cornelius pengarang
[et al[ Snap, Michael
Crackle, Robert
Pop,Jr and Rice
Krispies
Pernyataan edisi 3rd ed. Third edition
Halaman judul
Halaman juduk tertera
Third edition tertera Third edition

Penerbitan, London; New York London; Montreal;


distributor, dsb New York

Halaman judul
Halaman judul tertera:
tertera: London,
London, Montreal,New
Montreal,New York
York
[S.l.]: Tempat penerbitan
tidak diketahui
[s.n.].
Penerbit tidak
[ca. 1960]
diketahui

Tahun terbitan tidak


diketahui
Deskripsi fisik [32] p. 32 halaman tidak
bernomor atau

Sekitar 32 halaman
atau

1 volume (tanpa
nomor)
Ill. Illustrasi

17
19 cm. 19 cm.

Pemakaian

RDA diterbitkan sebagai RDA Toolkit pada Juni 2010. Dari Maret sampai dengan
Desember 2010 RDA diuji oleh Library of Congress, National Agricultural Library dan
National Library of Medicine menciptakan cantuman tes menggunakan RDA. Hasilnya
dianalisis oleh RDA Test coordination Commite dan hasilnya diumumkan pada tanggal 13
Juni 2011.

Hasilnya ialah RDA disarankan digunakan oleh ketiga perpustakaan di atas dengan
syarat beberapa perubahan. Januari 2013 ditentukan sebagai tahun implementasi RDA
disertai ketentuan perlu perubahan maknawi terutama yang bertautan dengan pengganti
format MARC. Sampai saat ini RDA telah dicobakan di enam negara yaitu Amerika Serikat,
Kanada, Inggris, Australia, Jerman dan Singapura.

18
BAB III
PENUTUP

J. Kesimpulan

Pengorgansiasian materi perpustakaan mencakup deskripsi bibliografis, penentuan


titik akses, klasifikasi, pemberian tajuk subjek serta penjajaran. Khusus untuk penjajaran
hanya berlaku bagi perpustakaan yang masih menggunakan sistem kartu. Apabila
perpustakaan sudah terotomasi maka penjajaran entri dilakukan secara otomatis berbantuan
komputer.

Untuk kemudahan deskrispi bibliografis, perpustakaan dapat menggunakan Library of


Congres Catalog selama perpustakaan memiliki akses ke internet. Bagi perpustakaan yang
tidak memiliki akses ke internet, terpaksa melakukan deskripsi asli berdasarkan buku yang
diolah ditambah dengan informasi dari KDT dan Bibliografi Nasional Indonesia.

K. Saran

Bagi pustakawan, dalam mengorganisasikan bahan pustaka, khususnya bahan pustaka


dalam format digital yang sudah mulai merambah ranah pemanfaatan teknologi informasi,
untuk itu sebaiknya perpustakaan segera mengupayakan penggunaan peraturan baru yang
dapat digunakan oleh semua jenis bahan pustaka, seperti RDA. Agar bisa disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai di masa yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

(2011). Dipetik September 6, 2015, dari Repository USU:


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34481/4/Chapter%20II.pdf
Chowdhury, G. G., & Chowdhury, S. (2007). Introduction to Digital Libraries. London:
Facet Publishing.
S. B. (2013, Juni 6). Pengorganisasian Materi Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi Tajuk
Subjek dan Penjajaran. Diambil kembali dari
https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/06/06/pengorganisasian-materi
perpustakaan-katalogisasi-klasifikasi-tajuk-subjek-dan-penjajaran/
S. B. (2013, December). Tinjauan Teoritis Resource Description and Access RDA. Diambil
kembali dari https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/12/19/tinjauan-teoritis-
resource-description-and-access-rda/
Ulumy, B. (t.thn.). Dipetik October 2, 2015, dari
https://lonjong2.files.wordpress.com/2012/06/12-organisasi-informasi1.ppt.
Widiasa, I. K. (2007, April). Diambil kembali dari
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art02ktu.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai