Anda di halaman 1dari 18

SOP ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR )

POLINDES TRIKARYA

JUDUL : Pemantauwan Wilayah Setempat


( PWS – KIA )

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Pemantauan awilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak ( PWS KIA )
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA
disuatu wilayah kerja secara terus menerus agar dapat dulakukan tindak
lanjut yang cepat dan tepat.

TUJUAN Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja melalui
pemantauan cakupan pelyanan KIA disetiap desa. Menetukan urutan
daerah prioritas yang akan ditangani secara isentif.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT Kohort ibu hamil, data ibu hamil dari K1 sampai Dengan K4, data
persalinan, ibu nifas dan bayi
PROSEDUR (ALUR a) Peningkatan pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil disemua
PELAKSANAAN KEGIATAN wilayah pelayanan kesehatan dengan mutu sesuai standar serta
menjangkau seluruh sasaran .
b) Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
diarahkan kefasilitas kesehatan setempat.
c) Peningkatan pelayanan kesehatan bayi dan anak balita disemua
pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar serta
menjangkau seluruh sasaran.
d) Peningkatan dekteksi dini resiko/komplikasi kebidanan dan bayi
baru lahir oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat
e) Peningkatan penangan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir
secara adekuat dan pengamatan terus menerus oleh tenaga
kesehatan
f) Peningkatan pelayanan ibu nifas , bayi baru lahir bayi dan anak
balita sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.
g) Peningkatan pelayan KB berkualitas
h) Peningkatan dekteksi dini tanda bahaya dari penangannya sesuai
standar pada bayi baru lahir , bayi dan anak balita.
i) Peningkatan penangan bayi baru lahir dengan komplikasi sesuai
standar
JUDUL : ANC

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Pelayan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil dan selama
kehamilannya, mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya
pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin dan nifas.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care ( ANC )
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang
sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar .
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT 1. Leancec
2. Doppler / speculum cocor bebek
3. Meteran untum mengukur fundus uteri
4. Meteran penggukur lila
5. Selimut reflex hamer
6. Jarum suntik disposibel 2,5 cc
7. Air hangat
8. Tensi meter dan stestoskop
9. Bed obsetrik
10. Speculum gynec
11. Lampu halogen / senter
12. Kalender kehamilan
13. Sarung tangan
14. Kapas steril
15. Kassa steril
16. Alkohol 70%
17. Jelly
18. Sabun anti sptic
19. Vaksin TT

PROSEDUR (ALUR 1. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan


PELAKSANAAN KEGIATAN 2. Mempersiapkan bumil menggosongkan kantong kemih
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun anti sptic dan bilas dengan
alir mengalir, keringkan dengan kain kering dan bersih
4. Anamnesa :
 Riwayat perkawinan
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga
 Dtatus riwayat haid ( HPHT )
 Riwayat imunisasi ibu saat ini
 Kebiasaan ibu
 Riwyat persalinan terdahulu dari anamnesa haid dapat
menentukan usia kehamilan dan buat tafsiran
persalinannya
5. Pemeriksaan
 Pemeriksaan umum , keadaan ibu hamil, ukuran TB,BB
dan lila
 Tanda Vital ; TD , Nadi , RR dan HR
 Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstremitas )
 Mata; konjungtiva, ikterus, gigi, kaki Oedema, dst
6. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama :
 Tinggi fundus uteri ( menggunakan pita ukur bila usia
kehamilan >20 mg)
 Vulva/ perenium untuk memeriksa adanya parises,
kondiloma, edema hemoroid, atau kelainan lainnya.
 Pemeriksaan dalam untuk menilai : servik , uterus
adeneksa, kelenjar brotholin, kelenjar skene, dan
uretra ( bila usia kehamilan < 12 mg )
 Pemeriksaan inspekulo untuk menilai servik, tanda –
tanda infeksi , dan cairan dari ostium uteri
b. Pemeriksaan obstetrik pada setiap kunjungan berikutnya :
 Pantau tumbuh kembang janin dengan menggukur
tinggi fundus uteri , sesuaikan dengan grafik tinggi
fundus ( jika tersedia ) melakukan palpasi abdomen
dengan leopold I – IV
 Leopold I : menentuken tinggi fundus uteri
dan bagian janin yang terletak difundus uteri (
dilakukan sejak awal trimester 1)
 Leopold II: menentukan bagian janin pada sisi
kiri dan kanan ibu ( dilakukan mulai akhir
trimester II )
 Leopold III : menentukan bagian janin yang
terletak dibagian bawah uterus ( dilakukan
bila usia kehamilan > 36 mgg )
 Auskultasi denyut jantung janin menggunakan
fetoskop atau doppler ( jika usia kehamilan > 16 mg )
7. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin ( untuk ibu hamil ) pada
kunjungan pertama :
 Kadar hemoglobin
 Golongan darah ABO dan rhesus
 Rapid test atau apusan darah tebel dan tipis untuk
malaria
8. Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan indikasi :
 Urinalisis ( terutama protein urin pada trimester kedua
dan tiga ) jika terdapat hipertensi
 Kadar hemoglobin pada trimester tiga terutama jika
dicurigai anemia
 Pemeriksaan spectum tahan asam
 Tes sufilis
 Gula darah puasa
9. Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/ muntah
berkurang, dan asam folat 1x / hari sesegera mungkin selama
kehamilan.
10. Beri ibu vaksin tetanus toksoid ( TT ) sesuai status
Imunisasi.pemberian imunisasi pada wanita subur atau ibu hamil
harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (
dan Status ) imunisasi TT yang telah diperoleh selama hidupnya ,
jika ibu hamil belum pernah imunisasi atau status imunisasinya
tidak diketahui, berikan dosis vaksin ( 0,5 ml IM dilengan atas ) .
11. Memberikan konsling , informasi dan edukasi ( KIE )
12. Identifikasi komplikasi dan melakukan rujukan.
Judul : Asuhan Persalinan Normal

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


OPERASIONAL TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS
PROSEDUR

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Asuhan kebidanan yang mengacu pada asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan
komplikasi sedangan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 mg ) lahir spontan
dengan persentasi kepala yang berlangsung selama 18 jam tampa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin .
TUJUAN Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajad kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT 1. Bak instrumen partus
2. Bak instrumen heatingset
3. Bahn dan obat
 Kasa steril
 Kapas DTT 3 buah
 Larutan klorin
 Handscoon 2 buah
 Obat uteratonika ( oksitoson )
 Lidokain 1%
 Spuit 3 cc dan 5 cc 1 buah
4. Perlengkapan
- Bengkok
- Waskom
- Duk sgi empat / kain alas bokong
- Celemek
- Pelindung ( tutup kepala, sepatu bot
dan kaca mata )
- Pakaian ibu dan bayi
- Tempat sampah 4 buah
LANGKAH – LANGKAH
PROSEDUR 1. Mengenali tanda dan gejala persalinan kala dua
- Ibu mempunyai keinginan untuk mengejan
- Ibu merasakan tekanan yang semangkin meningkat pada rectum /
vagina
- Perinum menonjol, vulva membuka
2. Perhatikan alat dan obat ensensial tealh lengkap, mematahkan
ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik seteril
sekali pakai didalam partus set
3. Petugas menggunakan baju penutup atau celemek
4. Melepaskan semua perhiasanyang dipakai lalu cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir dan mengeringkan tangan degan
handuk sekali pakai.
5. Menggunakan sarug tangan dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam
6. Masukan obat oksitosin 10 unit kedalam spuit tampa
mengkontaminasi tabung dan jarum suntik
7. Membersihkan vulva higine , ganti sarung tangan bila
terkontaminasi, lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap bila pembukaan lengkap ketuban belum
pecah maka lakukan aminitomi.
8. Mendeksivetan sarung tangan dengan cara mencelupkan kedua
tangan kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit, buka secara
terbalik
9. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi, / saat relaksasi
uterus untuk memastikan DJJ dalam keadaan normal ( 120 – 160
x/menit ), dokomentasikan.
10. Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses persalinan
11. Beri tahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan ibu
dan bayi dalam keadaan baik, bantu ibu untuk memilih posisi yang
baik dan nyaman , tunggu hingga ada keinginan untuk meneran ,
lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin
(dokumentasikan hasil ),
12. Laksanakan bimbingan meneran pada ibu secara benar dan efektif,
dukung ibu dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran bila caranya tidak sesuai, bantu ibu mengambil posisi
yang enak , anjurkan ibu untuk istirahat diantar kontraksi, anjurkan
keluarga untuk memberikan semangat, berikan cukup asupan
cairan per – oral ( minun )
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai , segera rujuk jika bayi
belum lahir tidak akan segera lahir setelah 120 menit ( 2 jam )
13. Anjurkan ibu untuk berjalan , atau berjongkok atau mengambil
posisi yang enak dan nyaman

Pesiapan persalinan

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
letakan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
15. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
16. Buka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan
17. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

Membantu melahirkan kepala

18. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perenium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi disfleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
kembali bernafas cepat dan dangkal
19. Periksa lilitan tali pusat
20. Tunggu hingga kepala bayi lahir

Membantu lahirnya bahu

21. Setelah kepala melakukan putsran fleksi luar pegang secara


biparental, anjurkan ibu meneran saat kontraksi, dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hinga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis ( melahirkan bahudepan), gerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu depan

Membantu melahirkan badan dan tungkai

22. Setelah kedua bahu lahir , geser tangan yang berada di bawah
kearah perenium ibu untuk mennyanga kepala , lengan dan siku
sebelah bawah, gerakan tangan yang berada diatas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
23. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir lanjutakan penelusuran tangan
dan siku sebelah atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi
, pegangan kedua mata kaki bayi ( masukan telunjuk diantara kaki
dan pegang masing masing mata kaki dengan ibu jari dan jari jari
lainnya ) .

Penangangan bayi baru lahir

24. Nilai keadaan bayi selintas untuk menilai apakah ada akfeksia
pada bayi
25. Bila tidak ada tanda tanda afeksia , lanjutkan manajemen bayi baru
lahir normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut ibu ,
keringkan bayi mulai dari muka kepala dan tubuh bayi lainnya
kecuali bagian tangan, ganti handuk yang basah dengan handuk
yang kering, pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas dada atau
perut ibu.
26. Periksa lagi perut ibu untuk memastikan apakah ada bayi lain
dalam uterus ( kehamilan Tunggal )

Manajemen kala III

27. Beri tahu ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin untuk
membantu kontraksi uterus
28. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir berikan suntikan oksi 10
unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral .
29. Dengan menggunakan kleam 2 menit setelah bayi lahir jepit tali
pusat pada sekitar 3 cm dari pusat bayi , dari sisi luar kleam
penjepit dorong isi tali pusat kearah distaal ( ibu) dan lakukan
penjepitan kedua pada 2cm distal dari kleam pertama.
30. Potong dan ikat tali pusat
31. Tempatkan bayi untuk melakuakn kontak kulit ibu ke bayi, letakan
bayi dengan posisi tengkurap di dada bayi menempel dengan baik
dada dan perut ibu usahakan kepala bayi berada diantara payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.
32. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang
topi pada kepala bayi
33. Pindahkan kleam pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10cm dari
vulva
34. Letakan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu tepat ditepi
atas simpisis dan tegangkan tali pusat dan kleam dengan tangan
yang lain
35. Setelah uterus berkontraksi tegangkan tali pusat kearah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah darso kranial
secara hati hati seperti gambar berikut untuk mencegah terjadinya
inversio uteri , jika uterus tidak berkontraksi minta ibu,suami atau
keluarga untuk menstimulasi puting susu, jika plasenta tidak lahir
30 – 40 detik hentikan penaganggan hinggal timbul kontraksi.
36. Lakukan penegangan dan dorongan darso-kranial hingga plasenta
lepas, lalu suruh ibu untuk meneran sambil menari tali pusat
dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas mengikuti
poros jalan lahir dengan tetap melakukan penekanan darso-kranial,
sampai plasenta lahir.
37. Segera setelah plasenta lahir lakukan massase uterus dengan
dengan meletakan telapak tangan pada fundus uteri dengan
melakukan masase dengan cara melingkar secara lembut hingga
uterus berkontraksi dengan baik.

Melakukan Asuhan pasca persalinan Kala IV

38. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam
39. Lakukan instalasi menyusui dini ( IMD )
40. Berikan tetes mata pada bayi dan suntikan vit K1 1 mg ( 0,5 ml
)im dipaha kiri bayi
41. Satu jam setelah pemberian vit K pada bayi berikan suntikan
imunisasi hepatitis B pada bayi pada paha kanan , letakan bayi
dekat ibu agar sewaktu waktu dapat disusui
42. Lanjutkan pemantau kontraksi uterus dan pencegahan pendarahan
pervaginam , setiap 2-3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15
menit pada 1 jam pertama, setiap 20 – 30 menit pada jam kedua
pasca persalinan
43. Ajarkan ibu/keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
waspadai tanda bahaya pada ibu dan bayi , serta kapan harus
memanggil bantu medis.
44. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
45. Periksa tekan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih ibu setiap
15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit selam sejam paska
persalinan.
46. Periksa kembali kondisi bayi bhwa bayi bernafas dengan baik dan
suhu tubuh bayi normal.
47. Tempatkan semua alat bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit , cuci dan bilas peralatan setelah dideksifektan
48. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi kedalam tempat
sampah yang sesuai
49. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
50. Pastikan ibu merasa nyaman , bantu ibu memberikan ASI,
anjurkan ibu untuk memberikan makanan dan minuman yang
diinginkan.
51. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
52. Celupkan sarung tangan kotor pada larutan klorin biakakn bagian
dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
53. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, lalu
keringkan dengan haduk bersih dan kering
54. Lengkapi patogram dan pendokumentasian.

JUDUL : ASI EKSAKLUSIF

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


PROSEDUR TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit,
bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli,
2000).
TUJUAN 1. Untuk Bayi antara lain mendapatkan faedah manfaat asi
antara lain adalah sang bayi dapat membantu memulai
kehidupannya dengan baik,mengandung antibodi, asi
mengandung komposisi yang tepat, mengurangi kejadian
karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi
dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari alergi ,
asi meningkatkan kecerdasan bayi, membantu perkembangan
rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan
mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
2. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat dan
faedahnya antara lain adalah bisa sebagai kontrasepsi,
meningkatkan aspek kesehatan ibu, membantu dalam hal
penurunan berat badan, aspek psikologi yang akan
memberikan dampak positif kepada para ibu yang menyusui
air susu ibu itu sendiri.

KEBIJAKAN Permenkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004.


Pemerintah juga mengatur tentang makanan pemasaran
susu formula dalam Kepmenkes Nomor 237/1997.

PERSIAPAN ALAT 1. Siapkan psikologis anda

2. Nutrisi selama kehamilan untuk menunjang menyusui

3. Persiapkan Produksi Colostrum

4. Terapi Pijat Payudara

5. Bila dibutuhkan anda dapat menghubungi Konseler menyusui

6. Persiapkan pakaian menyusui

PROSEDUR (ALUR  Cuci tangan sampai bersih


PELAKSANAAN KEGIATAN  Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
 Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
 Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari
telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
 Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak
kedua jari tadi
 Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras
dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
 Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
 Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk
tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari
selalu berhadapan
 Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah
dari semua bagian payudara
 Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan
mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
JUDUL : Posyandu Balita

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


PROSEDUR TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN  Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh untuk
masyarakat yang dilaksanakan oleh kader-kader, yang
ditugaskan adala3q1h warga setempat yang telah dilatih oleh
masyarakat. (Meilani, 2009)

TUJUAN Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan
usia subur
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat
pengukur LILA, alat peraga dll
PROSEDUR (ALUR  Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS.
PELAKSANAAN KEGIATAN  Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan
 Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
 Meja 4:

1. Menjelaskan data KIA / KMS berdasarkan hasil timbang


2. Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku
KIA. Jika ditemukan keterlambatan, kader mengajarkan ibu
untuk memberikan rangsangan dirumah
3. Memberikan penyuluhan ses3q1uai dengn kondisi pada saat
itu
4. Memberikan rujukan ke Puskesmas, apabila diperlukan
JUDUL : Pemberian Imunisasi

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan atau vaksin
( suatu obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit )kepada
bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit.
TUJUAN Mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada kelompok masyarakat ( populasi )
atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu didunia.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan satu pasang
2. Spuit berikut jarumnya steril dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Bak instrumen
4. Kapas alkohol dalam kom
5. Perlak dan pengalas
6. Obat imunisasi sesuai dengankebutuhan
7. Bengkok , buku imunisasiatau daftar obat
PROSEDUR (ALUR 1. Melakukan verivikasi datatentang program pemberian yang akan
PELAKSANAAN KEGIATAN dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan obat imunisasi dengan mengecek jenis dan tanggal
kadaluarsa obat imunisasi
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
5. Menjaga periveksi pasien
6. Atur pencahayaan yang baik
7. Memberikan salam pada pasien
8. Mengklarifikasikan nama pasien yang akan di imunisasi
9. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau
pasien
10. Menanyakan kesiapan pasien sebelum kegiatan dilakukan
11. Melubatkan keluarga dalam pemberian imunisasi ( ditijukan pada
pemberian imunisasi balita )
12. Mengatur posisi pasien, sesuai tempat penyuntikan
13. Menentukan tempat penyuntikan dengan benar sesuai dengan
jenis dan imunisasi yang akan diberikan
14. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol melingkar dari arah
dalam keluar dan setalah itu kapas alkohol dibuang ke bengkok
15. Menggambil obat imunisasidan membuka penutup spuit
16. Mengunakan ibu jari dan telunjuk untuk mentenggangkan kulit
17. Memasukan spuit yang berisi obat imunisasi
Sudut 90 drajad dari permukaan kulit dengan kedalaman jarum
2/3 dari selutuh panjang jarum untuk imunisasi pada area vastus
lateralis untuk imunisasi hepatitis B, DPT, IPV / sudut 45 drajad
dari permukaan kulit untuk imunisai area deltoid ( sub cutan )
yaitu imunisasi campak
18. Sudut 15 drajad dari permukaan kulit untuk imunisasi daerah
deltoid yaitu BCG ( intra kutan )
19. Melakukan ispirasi untuk imunisasi untuk IM, SC
20. Memasukan obat imunisasi secara berlahan
21. Mencabut dari tempet penusukan , menekan daerah penusukan
dengan kapas desifektan untuk imunisasi kecuali imunisasi BCG,
cuku diusap secara berlahan
22. Membuang spuit kedalam bengkok
23. Mengembalikan bayi/balita kepada orang tuanya
24. Membereskan alat
25. Mencuci tangan
26. Dokumentasikan / pencatatan

JUDUL : Posyandu lansia

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


PROSEDUR TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat yang di
bentuk berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri
khususnya penduduk usia lanjut.
TUJUAN Umum : setelah posyandu lansia terbentuk diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai
bagian proses deteksi dini dan peningkatan kesehatan serta pencegahan
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaanya dalam strata kemasyarakatan

Khusus : setelah posyandu lansia terbentuk di harapkan dapat :


a. Menigkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
kesehatan diri sendiri
b. Meningkatkan kemampuan dan pran serta masyarakat
dalam menyadari dan menghayati usia lanjut secara
optimal
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayan kesehatan
usia lanjut
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
KEBIJAKAN 1. UUD No. 13 Tahun 1998 Tentang kesejahtraan usia lanjut
2. Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2004 Tentang pelaksaan
upaya peningkatan kesejahtraan lanjut usia
PERSIAPAN ALAT Tensi meter, Stetoskop, Handscond, alat cek Gula Darah, Asam Urat,
Kolestrol, Meja, Alat Tulis , Timbangan , KMS Lansia.

PROSEDUR (ALUR 1 pemeriksaan status mental ,pemeriksaan ini berhubungan


PELAKSANAAN KEGIATAN dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman
metode 2 menit.

2 pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan


pengukuran tinggi badan kemudian dicatat pada grafik indeks
masa tubuh ( IMT ).
3 pengukuran tekanan darah menggunakan tensi meter dan
stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama 1 menit.

4 pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist,sahli atau


cuprisulfat.

5 pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai diteksi awal


adanya penyakit gula ( diabetes mellitus ) .

6 pemeriksaan adanya zat putih telur ( protein ) dalam air seni


sebagai diteksi awal adanya penyakit ginjal.

7 pelaksanaan rujukan kepuskesmas bila mana adanya keluhan


dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan buti 1 hingga 7.

8 penyuluhan kesehatan.

Judul : Senam Lansia

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


OPERASIONAL TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS
PROSEDUR

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Salah satu jenis terapi modalisme fisik untuk lansia
TUJUAN Terapi agar tubuh orang yang lanjut usia tetap bugar dan terhindar dari
berbagai penyakit yang berhubungan denagn proses menua bersifat
menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT Leptop,LCD, Infokus, CD/ Kaset senam
lansia, Speker/pengeras suara, persiapan
lingkungan baik itu digelanggan atau
lapangan terbuka, klien
Langkah – langkah 1. Pemanasan atau warming up
Prosedur Gerakan umum yang melibatkan otot dan sendi dilakukan secara
lambat dan berhati – hati pemanasan dilakukan bersamadengan
perengangan lamanya kira kira 8 – 10 menit pada 5 menit terakhir
pemanasan dilakukan bertujuan untuk menggurangi cedra dan
persiapan sel – sel tubuh.
2. Gerakan Inti
 Latihan gerakan inti senam lansia dilakukan 10 – 20 menit
 Jalan ditempat sambil mengatur nafas
 Kaki bergerak kedepan dan tangan diangkat setinggi bahu
 Melangkah kesamping dua langkah posisi tangan seperti
mendorong diulangi gerakan diatas 4 set
 Jalan ditempat sambil mengatur nafas
 Maju dengan mengangkat lutut sejajar paha dan kedua
siku diayun didepan dada, melangkah kesamping satu
lengan dan tangan didorong keatas dengan mengepal
ulangi gerakan ini 4 set
 Mengatur nafas , mengangkat lutut serong dan seolah olah
menyentuh lutut , mengangkat kaki kedepan dan
mengangkat tangan kepinggang ulangi gerakan selama 4
set
 Jalan ditempat sampil mengatur nafas , kaki maju dan
mudur 2 langkah dan tangan mengepal diluruskan kedepan
, kaki dibuka jinjit kesamping dan tangan bertepuk dan
dibuka ulangi selama 4 set.
 Mengayun tangan diatas sampai sejajar bahu, mengayun
tangan dibawah sampai sejajar bahu,
3. Pendinginan
Dilakukan secara aktif artinya setelah latihan inti pergerakan
umum yang ringan samapi suhu tubuh kembali normal yang
ditandai pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat (
Pendinginan dilakukan selama 8 – 10 menit.

JUDUL : Pemasangan Kontrasepsi Implant

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi bawah kulit yang
mengandung levoneorgentrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon
yang berisi hormone progesterone
TUJUAN Untuk menjarangkan kehamilan selama 3-5 tahun
KEBIJAKAN Semua bidan yang melakukan tindakan harus sesuai dengan prosedur
yang berlaku.
PERSIAPAN ALAT Tensi meter, stestoskop, APD ( sepatu but, matela, masker, kaca mata,
handuk pribadi ), bak instrumen berisikan trokar dan pendorong, kapsul
implant, duk steril, spuit 5 cc, lidocain, bisturi, kasa, pinset anatomi, hend
skun, kom kecil ), com berisikan betadin, larutan klorin 0,5 %, alcohol 70 %
kapas , plaster ban aid/ handsaplas, perlak dan alas bengkok busur dan
pulpen.
PROSEDUR (ALUR 1. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa kilen telah mencuci
PELAKSANAAN KEGIATAN lengannya sebersih mungkin dengan sabun dan air dan
membilasnya sehingga tidak ada sisa sabun
2. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan atas
3. Beri tanda pada tempat pemasangan
4. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan kapsul nirplant
sudah tersedia.
5. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
6. Pakai sarung tangan steril atau DTT
7. Usap tempat pemasangan dengan larutan antisptik
8. Pasang kainpenutup ( doek) steril atau DTT disekeliling lengan
klien.
9. Suntikan anastesi local tepat dibawah kulit sampai kulit sedikt
menggelembung
10. Teruskan penususkan jarum kurang lebih 4cm dan suntikan
masing – masing 1cc diantara pola pemasangan nomor 1 dan 2, 3
dan 4,5 dan 6
11. Uji efek anastesi sebelum melakukan insisi pada kulit
12. Saat insisi dangkal selembar 2 mm dengan skapel alternative lain
tusukan trikar langsung kelapisan dibawah kulit/ subdermal )
13. Sambil mengungkit kulit masukan terus ujung trokar yang berisi
implant dan pendorongnya sampai atas tanda satu ( pada pangkal
trokar ) tepat berada pada luka insisi
14. Keluarkan trokar dan pendorognya bersamaan sampai batas
tanda terlihat pada luka insis, tahan kapsul dengan satu jari,
jangan menarik ujung trokar sampai seluruh kapsul terpasang
15. Coba kapsul untuk memastikan kapsul telah terpasang
16. Coba daerah insisi untuk memastikan seluruh kapsul berada dari
insisi
17. Dekatkan ujung insisi dan tutup dengan band aid
18. Berikan pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar.
19. Taruh alat suntik ditempatkan terpisah dan letakan semua
peralatan dalam larutan klorin untuk di dekontamisai
20. Buang peralatan yang tidak terpakai lagi ketempatnya
21. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
22. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir,
keringkan dengan handuk kering dan bersih.

JUDUL : Suntik KB

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Penggunaan alat kontra sepsi suntik merupakan tindakan invensif karena
menembus pelindung kulit , penyuntikan harus dilakukan hati – hati
dengan teknik antiseptik mencegah infeksi.
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan suntik KB
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT 1) Obat yang disuntikan ( depo provera , cyclofen )
2) Semprit suntikan dan jarumnya ( sekali pakai )
3) Alkohol 60 – 90 % intruksi kerja

PROSEDUR (ALUR  Cucikan tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir,
PELAKSANAAN KEGIATAN keringkan dengan handuk
 Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet,
hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang telah
dibasahi dengan alkohol 60 – 90 % biarkan kering
 Bila menggunakan jarum sekali pakai segera buka plastiknya bila
menggunakan jarum yang telah disterilkan dengan DTT, pakai
korentang yang telah di DTT untuk menggambilnya
 Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukan jarum
semprit penghubung
 Balikan vial dengan mulut vial kebawah, masukan cairan suntik
dalam semprit gunakan jarum yang sama untuk kontrasepsi suntik
yang menyuntikan klien
Teknik penyuntikan
 Kocok botol dengan baik , hindarikan terjadinya
gelembung – gelembung udara , keluarkan isinya
 Suntikan secara intra muskuler dalam daerah gluteal
apabila kontrasepsi suntikan diberikan terlalu dangkal
penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
akan bekaerja dengan segera dan efektif.

JUDUL : PROMKES
( PROMOSI KESEHATAN )

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap dan
memperbaiki kesehatan mereka
TUJUAN Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan
meningkatkan kesehatannya.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT Poster dan pamlet
PROSEDUR (ALUR 1. Adevokasi kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang
PELAKSANAAN KEGIATAN laintersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang di
inginkan , melakukan pendekatan kepada para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan diberbagai sektor dan
diberbagai tingkat sehingga para pejabat tersebut dapat
mendukung program kesehatan yang kita ingin kan
2. Dukungan sosial; kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui
tokoh – tokoh masyarakat , baik tokoh masyarakat formal
maupun informal
3. Pemberdayaan masyarakat; strategi promosi kesehatan yang
ditujukan kepada masyarakat langsung kegiatannya antara lain ;
melakukan penyuluhan kesehatan, perorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk koperasi, pelatihan –
pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga,
kemampuan dalam memelihara kesehatan dalam bentuk : dana
sehat, pos obat desa, polindes dan sebagainya.
JUDUL : PHBS ( Perilaku HIdup Bersih Dan Sehat )

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT PUSKESMAS


PROSEDUR TERBIT MANGUNHARJO KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat.
TUJUAN . Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Ber-PHBS di desa kabupaten/ kota
seluruh Indonesia
2. Tujuan Khusus
Meningkatnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota
rumah tangga untuk melaksanakan PHBS
Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat

KEBIJAKAN Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No


229/MENKES/PER/XI/2011 Tentang pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat.

PERSIAPAN ALAT . Persiapan teknis dan administrative

Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah,

jenis maupun sumbernya serta dana yang, diperlukan.

Persiapan administrasi, dilakukan melalui :

1) Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.

2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.

3) Pencatatan dan pelaporan.

4) Pemantauan.

PROSEDUR (ALUR . Persiapan sumber daya manusia


PELAKSANAAN KEGIATAN
Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen

pengelola program Promkes, bentuk kegiatannya yaitu :

1) Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes

(internal)

2) Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

3) Pertemuan lintas program dan pertemu3q1an lintas sektor

4) Pelatihan PHBS

5) Lokakarya PHBS
6) Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang

sudah berjalan baik resmi maupun tidak resmi.

JUDUL : PENILAIAN DDTK

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN Kegiatan atau pemeriksaanuntuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah
TUJUAN Untuk mengetahui lebih cepat dekteksi dini tumbuh kembang balita
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT 1. Timbangan
2. Pengukur tinggi badan
3. Pita ukur
4. Kartu KMS
5. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) sesuai umur anak
6. Instrumen tes daya dengar (TDD)
7. Instrumen test daya ingat
8. Koesioner masalh mental emisional

PROSEDUR (ALUR 1. Menimbang berat badan


PELAKSANAAN KEGIATAN 2. Mengukur tinggi badan / panjang badan
3. Mengukur lingkar kepala
4. Menanyakan perkembangan anak dengan KPSP sesuai umur anak
5. Melakukan tes daya dengar pada usia 0-3 tahun
6. Melakukan tes daya lihat pada usia 36 – 72 bulan
7. Melakukan test KMME pada usia 36 – 72 bulan
8. Melakukan test CHAT pada usia 18 – 36 bulan
9. Melakukan test GPPH pada usia 36 bulan keatas
Evaluasi sikap
Menunjukan sikap sopan dan ramah , menjamin privacy pasien ,
bekerja dengan teliti, memperhatikan body mecanisme
JUDUL :

NO. NO REVISI HALAMAN


DOKUMEN

STANDAR OPERASIONAL TANGGAL DITETAPKAN OLEH


PROSEDUR TERBIT KEPALA UPT PUSKESMAS MANGUNHARJO
KEC. PURWODADI KAB. MUSI RAWAS

H.M DARUSMANSYAH, SKM


NIP. 196812011989031007
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT
PROSEDUR (ALUR
PELAKSANAAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai