Anda di halaman 1dari 78

No.

3845/KOM-D/SD-S1/2020

KAMPANYE KOMUNIKASI JARINGAN KERJA PENYELAMAT


HUTAN RIAU (JIKALAHARI) DALAM PENYELAMATAN
HUTAN RIAU PASCA KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

RENO NANDA PRATAMA


NIM. 11443104442

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2019
ABSTRAK

Nama : Reno Nanda Pratama


Jurusan : Ilmu Komunikasi
Judul : Kampanye Komunikasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau
(Jikalahari) Dalam Penyelamatan Hutan Dan Lahan Pasca
Kebakaran Hutan Dan Lahan 2015
Jikalahari adalah sebuah lembaga non pemerintah yang berbentuk jaringan dengan
anggota terdiri dari lembaga non pemerintah dengan berbagai latar. Jikalahari
melakukan upaya kampanye sebagai salah satu cara menggalang dukungan untuk
mendesak pemerintah dan korporasi untuk bersama melakukan praktek bisnis
yang sejalan dengan penyelamatan lingkungan. Jikalahari melakukan kegiatan
kampanye komunikasi yang terorganisir dan dilakukan dalam jangka waktu
tertentu dengan sebuah pesan yang pasti. Teori yang digunakan adalah teori
kampanye Ostergaard, yang menekankan tiga faktor berisi sistemasi kampanye,
yaitu pra kampanye dengan melakukan analisis dan identifikasi masalah.
Kampanye dengan rumusan pesan kampanye, segmentasi khalayak, dan
pelaksanaan kampanye serta Evaluasi sebagai upaya penilaian kampanye yang
telah dilakukan dengan tujuan mengubah dan memberikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan publik. kesimpulannya jikalahari melakukan kampanye dengan
melakukan analisa masalah lapangan dan kebijakan pemerintah dilanjutkan
dengan verifikasi dan analisa hukum. Lalu data diolah oleh bagian riset dan data.
Informasi yang kemudian didistribusikan dengan press release dan media
conference. Jikalahari menyasar korporasi sebagai objek perubahan dengan
menggalang dukungan publik. jikalahari melakukan aksi demonstrasi dan
konfontasi dengan instansi terkait sebagai bentuk tekanan. Jikalahari juga
memberikan pendampingan hukum pada masyarakat yang berkonflik dengan
perusahaan serta pendampingan pada masyarakat pinggiran hutan dalam bentuk
pelatihan pertanian lahan gambut, pembentukan Masyarakat Peduli Api, serta
Perhutanan Sosial, kampanye internasional di Eropa dilakukan untuk menekan
rantai konsumsi dan rantai produksi kertas internasional, serta menyampaikan
kondisi fakta lapangan terhadap pemodal. Jikalahari juga menginisiasi gerakan
untuk system ekologi yang baik seperti Siak Hijau, Revitalisasi Ekosistem Tesso
Nilo serta Ruang Ekonomi Masyarakat Gambut.

Kata Kunci : Jikalahari, Kampanye, Kebakaran Hutan dan Lahan,

i
ABSTRACT

Name : Reno Nanda Pratama


Department : Communication
Title : The Communication Campaign of the Jaringan Kerja
Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) in the rescue of forests
and land after the 2015 forest and land fires
Jikalahari is a non-governmental organization in the form of a network with
members consisting of non-governmental organizations of various backgrounds.
Jikalahari campaign efforts are activities to garner support to urge the government
and corporations to jointly conduct business practices in line with the
environmental concern. Jikalahari carries out organized communication
campaigns within a certain period with a definite message. The theory used is
Ostergaard's campaign theory, which emphasizes three factors that contain
campaign systemization, namely pre-campaign by analyzing and identifying
problems; the formulation of campaign messages, audience segmentation, and the
implementation of campaigns and evaluations. The last is done to evaluate
campaigns that have been carried out with the aim of changing and providing
public knowledge, attitudes and skills. In conclusion, Jikalahari conducts a
campaign by analyzing field problems and government policies followed by
verification and legal analysis. Then the data are processed by the research and
data department. The information is then distributed with press releases and media
conferences. Jikalahari targets corporations as objects of change by garnering
public support. Jikalahari conducts demonstrations and confrontations with
relevant agencies as a form of pressure. Jikalahari also provides legal assistance to
communities in conflict with the company as well as assistance to forest fringe
communities in the form of training in peat land agriculture, the formation of a
Fire Concerned Community, and Social Forestry, an international campaign in
Europe carried out to suppress the consumption chain and the international paper
production chain. It also conveys condition of field facts to investors. Jikalahari
also initiates a movement for a good ecological system such as Siak Hijau,
Revitalizing the Tesso Nilo Ecosystem and Peat Community Economic Space.

Keywords: Jikalahari, Campaign, Forest and Land Fire,

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada seluruh mahluk. Shalawat beserta
salam juga tak lupa penulis haturkan untuk Nabi junjungan alam, Muhammad
SAW. Akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini ditengah
gempuran rasa malas dan bosan, sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
dengan judul “Kampanye Komunikasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan
Riau (JIKALAHARI) Dalam Penyelamatan Hutan Riau Pasca Kebakaran
Hutan dan Lahan Tahun 2015”.
Selesainya pengerjaan skripsi ini adalah berkat dukungan kawan-kawan
dan lingkungan yang selalu mensupport untuk maju. Oleh karena itu penulis
dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada segala pihak
yang telah bersedia meluangkan waktu, bantuan serta dukungan agar penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dr. Drs. H. Suryan A. Jamrah,
MA. Selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan
Lembaga. Dr. H. Kusnadi, M.Pd. selaku Wakil Rektor Bidang
Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan. Drs. H. Promadi, MA.
Ph.D selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2. Bapak Dr. Nurdin, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Masduki, M.Ag. Bapak Dr. Toni Hartono,M.Si. Bapak Dr.
Azni, M.Ag. selaku wakil Dekan I, II dan III Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Ibu Dra. Atjih Sukaesih, M.Si dan Bapak Yantos S.Ip, M.Si selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.
5. Ibu Dra. Atjih Sukaesih, M.Si dan Mustafa M.Ikom selaku pembimbing
skripsi.

iii
6. Kepada Seluruh Staff dan Kru Jikalahari sebagai tempat penelitian. Bang
Made Ali, Okto Yugo Setiyo, Kak Nurul Fitria dan Kak Woro Supartinah.
7. Seluruh Staff dan anggota Yayasan Mitra Insani.
8. Seluruh dosen dan Staff karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang
telah berkonstribusi selama ini. Baik ilmu yang telah diberikan selama
perkuliahan dan pelayanan akademik dalam hal kepengurusan skripsi ini.
9. Seluruh karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
10. Seluruh Keluarga Besar.
11. Kawan-Kawan IKACOBAR
Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca dan berbagai pihak yang berkaitan. Penulis juga menyadari
bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran pembaca sangat diperlukan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pekanbaru, 2 Desember 2019


Penulis,

RENO NANDA PRATAMA


NIM: 11443104442

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR .......................... 8


A. Kajian Teori ............................................................................. 8
1. Kampanye .......................................................................... 8
2. Model Kampanye Ostergaard ............................................ 12
3. Jikalahari ............................................................................ 15
4. Hutan .................................................................................. 15
5. Kebakaran Hutan Dan Lahan ............................................. 17
B. Kajian Terdahulu ...................................................................... 18
C. Kerangka Pikir ......................................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 25


A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian .............................................. 25
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................... 25
C. Sumber Data ............................................................................. 26
D. Informan Penelitian .................................................................. 26
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27

v
F. Validitas Data ........................................................................... 29
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 30

BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................... 32


A. Berdirinya Jikalahari ................................................................ 32
B. Visi Dan Misi Jikalahari ........................................................... 33
C. Struktur Kepengurusan ............................................................. 34
D. Anggota Jikalahari ................................................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 37


A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37
B. Pembahasan .............................................................................. 76

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 100


A. Kesimpulan .............................................................................. 100
B. Saran ......................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Informan Kunci .......................................................... 26


Tabel 5.1 Informan Penelitian ................................................................ 37
Tabel 5.2 Peruntukan Kawasan Holding Zone ...................................... 63

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kampanye Ostergaard ........................................... 13


Gambar 2.2 Kerangka Pikir Pnelitian ................................................... 23
Gambar 4.1 Struktur Pengurus Jikalahari ............................................. 35
Gambar 5.1 Rencana Pembangunan Kanal ........................................... 44
Gambar 5.2 Peta Sisa Hutan Provinsi Riau Tahun 2015 ...................... 78
Gambar 5.3 Woro Supartinah Koordinator Jikalahari 2015-2018 ........ 84
Gambar 5.4 Made Ali, Koordinator Jikalahari 2018-2021 ................... 84
Gambar 5.5 Okto Yugo Setiyo, Wakil Koordinator Jikalahari 2018-
2021 ................................................................................... 84
Gambar 5.6 Made Ali, Dalam Wawancara “Insight” Metro TV .......... 85
Gambar 5.7 Infografis Jikalahari, Kasus Holding Zone ....................... 89
Gambar 5.8 Aksi Jikalahari Di Car Free Day Jalan Sudirman ............. 92
Gambar 5.9 Penyerahan Petisi Di Kantor KPK .................................... 92
Gambar 5.10 Penyerahan Petisi Jikalahari Pada Gubernur Riau Dan
KLHK. ............................................................................... 93
Gambar 5.11 Chanel Youtube Jikalahari ................................................ 93
Gambar 5.12 Beranda Instagram Jikalahari ............................................ 93
Gambar 5.13 Infografis Jikalahari .......................................................... 94
Gambar 5.14 Jikalahari Dalam Forum Environmental Paper Network ... 97
Gambar 5.15 Jikalahari Bersama Masyarakat Bengkalis
Menyampaikan Permasalahan Yang Dihadapi ................ 97

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Draft Wawancara


Lampiran 2. Titik Panas Kawasan IUPHHK Confidence 0-100%
Lampiran 3. Titik Panas Kawasan IUPHHK Confidence >70%
Lampiran 4. Titik Panas Kawasan HGU Confidence 0-100%
Lampiran 5. Titik Panas Kawasan HGU Confidence >70%
Lampiran 6. Titik Panas Kawasan Konservasi Confidence 0-100%
Lampiran 7. Titik Panas Kawasan Konservasi Confidence 70%
Lampiran 8. Luasan Deforestasi Pada Kawasan IUPHHK 2013-2015
Lampiran 9. Sebaran Titik Panas di Konsesi Grup APRIL
Lampiran 10. Sebaran Titik Panas di Konsesi Grup APP
Lampiran 12. Naskah Riset Proposal
Lampiran 13. Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 14. Surat Mengadakan Pra Riset
Lampiran 15. Surat Mengadakan Penelitian Oleh FDK
Lampiran 16. Surat Rekomendasi oleh Gubernur Riau
Lampiran 17. Biodata Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terbakarnya hutan dan lahan di Riau telah menjadi agenda tahunan
layaknya hari raya, tiap tahun kebakaran hutan dan lahan selalu terjadi. Kabut
asap adalah dampak paling nyata yang menjadi sorotan dunia internasional.
Puncak terburuk kebakaran hutan dan lahan terjadi pada tahun 2015. Kebakaran
hutan dan lahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti; cuaca ekstrim, lahan
gambut yang kering, cara bertani dengan membuka lahan yang dibakar, dan
pembukaan lahan oleh korporasi yang tidak bertanggung jawab.
Seiring berjalannya waktu, eksploitasi sumber daya alam besar-besaran
berlangsung semakin masif. Hutan Riau ditebang, lahannya dibersihkan, pohon-
pohon asli hutan seperti meranti, punak dan kempas ditebang, diganti dengan
tanaman sawit dan akasia, mengubah keanekaragaman tumbuhan menjadi
monokultur.
Korporasi yang datang hanya membawa dua jenis tumbuhan yaitu akasia
(untuk kebutuhan bubur kertas) dan sawit (untuk kebutuhan CPO). Penanaman
tumbuhan ini diprakarsai oleh dua korporasi raksasa yaitu RAPP yang merupakan
bagian dari APRIL Group dan IKPP yang merupakan bagian dari Sinar Mas
Group.
Dirunut kebelakang munculnya kebakaran lahan di Provinsi Riau sudah
muncul dari tahun 1998, karena secara garis besar semakin menghilangnya
tutupan hutan di Provinsi Riau disebabkan oleh pembukaan lahan berskala luas
dan kecil. Proses deforestasi dan degradasi hutan alam di Provinsi Riau
berlangsung sangat cepat, dalam kurun waktu 24 tahun (1982-2005) Provinsi Riau
sudah kehilangan tutupan hutan alam seluas 3,7 juta hektar. Pada tahun 1982
tutupan hutan alam di Provinsi Riau masih meliputi 78% (6.415.655) hektar, dari
luas daratan Provinsi Riau 8.225.199 Ha (8.265.556,15 Ha, setelah dimekarkan).1

1
Nurul Fitria, “Kertas Posisi Moratorium”, Dalam Jikalahari.or.id/kabar/berita/kertas-
posisi-moratorium, (diakses pada 20 Mei 2019, Pukul 11.00 WIB, di Pekanbaru).

1
2

Pada tahun 2015 yang lalu Provinsi Riau mengalami bencana kabut asap terparah
melampaui tahun-tahun sebelumnya. Rakyat Riau marah besar, lantaran Plt
Gubernur baru menetapkan status “tanggap darurat” pada 14 september 2015,
itupun setelah rakyat Riau mendesak presiden Jokowi dan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan melalui sosial media. Sejak saat itulah tujuh posko baru
sibuk bekerja, meski dengan pelayanan kurang dan seadanya. Korban terpapar
asap hanya diberi masker bedah, vitamin, dan hanya tiga titik posko yang
menyediakan oxycan dan oksigen portabel. Di tengah amarah masyarakat, lima
warga Riau meninggal akibat menghirup polusi kabut asap: tiga anak kecil dan
dua orang dewasa.2
Lebih dari 97.139 warga korban polusi kabut asap menderita infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), 81.514 orang, pneumonia 1.305 orang, asma
3.744 orang, iritasi mata 4.677 orang dan iritasi kulit 5.899 orang. Bandara tutup
hampir dua bulan, sekolah libur serta warga mengungsi. 3
Pantauan citra satelit landsat 8, menunjukkan luas hutan Riau tersisa pada
2015 sekira 1,644,862.00 Ha. Dibandingkan dengan data tutupan hutan tahun
2013 luasan hutan tersisa sekira 2,005,512.96 Ha. Perkiraan bahwa luas hutan
yang mengalami Deforestasi sepanjang 2013-2015 sekira 373,373.07 Ha: sekitar
139, 552.95 Ha deforestasi terjadi pada kawasan konsesi Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) sisanya sekira 233,820.12 Ha berada di kawasan
bukan IUPHHK.4
Korporasi penyumbang deforestasi terbesar PT Riau Andalan Pulp and
Paper seluas 29.330.36 Ha dan PT Sumatera Riang Lestari seluas 10958.79 Ha,
kedua grup ini terafiliasi dengan APRIL (Raja Golden Eagle, milik taipan Sukanto
Tanoto).
Saat dilakukan penyelidikan kasus kebakaran hutan dan lahan, Presiden
Joko Widodo menginstruksikan penegakan hukum tidak hanya menyasar rakyat

2
Woro Supartinah, “14 Tahun Melawan Monopoli dan Penguasa Hutan dan Lahan,
Catatan Hitam Tata Kelola Hutan dan Lahan di Riau”. 2016.
3
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/11/02/nx5I0X313-korban-asap-
di-Riau-capai-97139-orang, (Diakses 29 Desember 2018, Pukul 21.00 WIB di Pekanbaru).
4
Ibid, hlm 1.
3

biasa tapi perusahaan yang terlibat pembakaran juga harus ditindak secara tegas.
Para menteri diperintahkan bertindak tegas dan tidak ragu melakukan peninjauan
dan pencabutan izin konsesi bagi perusahaan pembakar lahan. Pada 2015,
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencabut tiga izin
perusahaan, 16 perusahaan dibekukan izin dan sanksi administrasi empat
perusahaan.5
Sementara 14 perusahaan lainnya dalam tahap penyusunan sanksi
administrasi, pengawasan 19 perusahaan. Total ada 56 perusahaan disanksi, tetapi
hingga awal januari 2016, hanya 23 perusahaan yang diberi sanksi pencabutan
izin.6
Menurut rilis Bank Dunia, Sepanjang Juni-Oktober 2015, luas kebakaran
hutan dan lahan di Provinsi Riau seluas 139.000 Ha, dengan kerugian Rp 19
triliun, dua kali lipat APBD Provinsi Riau.
Dari segi kesehatan, dampak kabut asap yang terjadi berdampak sangat
berbahaya. Seperti yang dilansir oleh Tirto.id “dalam jurnal Environmental
Research letters, menemukan bahwa akibat kabut asap tebal yang timbul akibat
kebakaran hutan itu sepanjang tahun kemarin saja berpotensi menyebabkan lebih
dari 100.000 kematian prematur.
Perkiraan kematian prematur yang terkait dengan penyakit pernafasan di
Indonesia akibat kebakaran hutan secara resmi memang berjumlah 19 kasus,
termasuk kematian akibat penyakit dan kematian petugas pemadam kebakaran.
Akan tetapi skala kemungkinan konsekuensi kesehatan yang lebih serius
ditunjukkan oleh pernyataan dari lembaga manajemen bencana Indonesia, badan
nasional penanggulangan bencana (BNPB), pada bulan Oktober lalu, yang
mengatakan lebih dari 43 juta orang Indonesia yang terkena asap dari kebakaran
dan setengah juta menderita infeksi saluan pernafasan akut.7

5
Reja Hidayat, “ Kebakaran Hutan dan Hukum Yang Timpang”, dalam
https://tirto.id/kebakaran-hutan-dan-hukum-yang-timpang-bwoj, (Diakses Pada Tanggal 29
Desember 2018 , Pukul 19.30 WIB, di Pekanbaru).
6
Ibid, hlm.2
7
Ignasius l Andi Bagaskhara, “Kebakaran Hutan RI Dapat Sebabkan 100000 Kematian
Prematur” Dalam https://tirto.id/kebakaran-hutan-ri-dapat-sebabkan-100000-kematian-prematur-
bKYV (Diakses 29 Desember 2018, Pukul 20.00 WIB, di Pekanbaru).
4

Kabut asap yang menyebar disebabkan dari praktek pembakaran lahan


yang menjadi cara paling mudah dan murah untuk pembersihan lahan. Abu sisa
pembakaran juga akan meningkatkan kadar magnesium, kalsium dan kalium,
sehingga tak perlu lagi diberi kapur banyak-banyak. Hanya butuh biaya 2 juta
rupiah per hektar untuk membersihkan lahan dengan cara bakar, sementara jika
pembersihan lahan tanpa bakar maka biaya yang dibutuhkan adalah 30-40 juta
rupiah.8 Sementara perusahan-perusahaan selalu menggunakan cara yang paling
murah, supaya untungya berlipat ganda. Jadi, kebakaran hutan dan lahan gambut
yang terjadi saat ini hanyalah rangkaian dari kegiatan pembukaan lahan (land
clearing) untuk perkebunan skala sedang dan besar (perusahaan), hutan tanaman
industri (HTI), usaha pertanian rakyat, serta kegiatan kehutanan lainnya.
Masyarakat dahulu mengenal pembakaran sebagai salah satu cara yang
efektif untuk membersihkan lahan, namun berbeda dengan korporasi yang
membuat kanal-kanal untuk jalan keluarnya perahu kecil pengangkut kayu,
masyarakat membakar tidak sampai merubah lahan karakteristik lahan gambut
yang basah. Tapi saat ini, gambut dikeringkan sehingga begitu ada pembakaran
terus meluas dan menjalar kemana- mana. Dari seluruh pencemaran asap yang
terjadi, 68% nya berasal dari lahan gambut terbakar. 28% dari gambut yang
terbakar adalah lahan gambut dalam dan 36% nya lagi berada di daerah gambut
sangat dalam. Sementara tentang lokasi yang terbakar: 31% berada di konsesi
HTI, 12% HGU, dan 54% di kebun yang tidak memiliki HGU. 9
Kebakaran yang berkelanjutan tersebut sudah mengakibatkan masalah
krusial yang muncul, sebagaimana diketahui, hutan adalah penyeimbang iklim
dunia, suhu bumi bergantung pada seberapa banyaknya hutan masih tersisa yang
mengolah CO2 menjadi O2. Sementara karhutla yang terjadi menyebabkan
masalah sosial, lingkungan, ekonomi hingga ekologi.
Namun penegakan hukum yang terjadi masih belum tegas. Ratusan orang
ditangkap dalam kasus pembakaran, namun semuanya hanya masyarakat kecil dan

8
Muslim Rasyid, ed, Robohnja Sumatera Kami, Tutur Lirih Warga Krisis Kehidupan di
Sekujur Pulau Sumatera. (The Samdhana Institute, 2015), 29.
9
Ibid, Hlm.3
5

operator lapangan. Korporasi dan pemilik modal yang menjadi aktor utama jarang
diproses dan hampir tidak pernah dihukum.
Dari sekian banyak masalah lingkungan yang terjadi di provinsi Riau,
pada 26 Febuari 2002 sebanyak 30 organisasi penyelamatan dan pecinta
lingkungan di Riau bersepakat untuk melakukan usaha-usaha penyelamatan hutan
Riau. Mereka bersepakat perlu adanya suatu visi bersama tentang hutan Riau.
Maka untuk mewujudkan komitmen itu, disepakati adanya suatu jaringan yang
diberi nama Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari).
Jikalahari bertujuan memperjuangkan terwujudnya keadilan dan
kelestarian pengelolaan hutan di Riau dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dan
prinsip antara lain: keadilan, independen, demokratis, transparansi, partisipatif,
tidak berafiliasi kepada partai politik, TNI dan Polri, menjunjung tinggi HAM,
tidak berafiliasi dengan lembaga-lembaga atau organisasi yang merusak
lingkungan, supremasi hukum, memperjuangkan keberlanjutan fungsi ekologi dan
fungsi ekonomi hutan bagi masyarakat sekitar hutan, mendukung penerapan
kearifan lokal secara bijaksana, pengembangan jaringan (networking), penguatan
masyarakat sipil, tidak bekerja dengan dana yang berasal dari hutang luar negeri
dan lembaga atau organisasi yang merusak lingkungan, keberpihakan kepada
masyarakat marjinal dan masyarakat adat di Riau, keadilan gender serta
akuntabilitas10.
Dalam kampanye yang dilakukannya Jikalahari, dalam satu dekade
terakhir, masalah yang selalu disorot secara internasional di Provinsi Riau adalah
kebakaran hutan dan lahan, yang mencapai puncaknya pada 2015 lalu. Oleh
karena itu penulis tertarik meneliti kampanye yang dilakukan Jikalahari dengan
judul penelitian “Kampanye Komunikasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau
(Jikalahari) Dalam Penyelamatan Hutan Riau Pasca Kebakaran Hutan Dan
Lahan Tahun 2015”.

10
Redaksi, “Profil” dalam http://Jikalahari.or.id/category/tentang-kami/profil-Jikalahari/,
(diakses 21 Januari 2019, Pukul 14.21 WIB, di Pekanbaru).
6

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: bagaimana kampanye yang dilakukan Jikalahari dalam usaha
penyelamatan hutan Riau yang masih tersisa kepada publik.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
kampanye yang dilakukan Jikalahari dalam penyelamatan hutan di Provinsi Riau.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi yang diharapkan akan
bermanfaat untuk penelitian lanjutan bagi peneliti atau pihak lain.
a. Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan baru bagi
siappapun yang membacanya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan keilmuan,
melalui upaya menkaji, menerapkan, menguji, menjelaskan, membentuk
konsep, maupun hipotesis tertentu.
c. Sebagai bahan pembanding antara teori mata kuliah dengan semua fakta
yang terjadi dilapangan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan untuk Jikalahari dalam melakukan kampanye aktif
terhadap publik.
b. Untuk konsumsi praktisi komunikasi yang meneliti kampanye sebagai
kajian utama
c. Sebagai represantasi baru bagi aktivis lingkungan agar bisa memandang
aspek akademis dari berbagai persoalan
7

E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Pada bab ini akan diuraikan tentang kajian teori, kajian terdahulu,
dan kerangka pikir.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, lokasi
penelitian, sumber data, informan penellitian, subjek dan objek
penelitian, teknik pengumpulan data, dan validitas data penelitian
serta teknik analisis data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi tempat
penelitian, seperti, sejarah, visi dan misi serta struktur organisasi.
BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari
hasil dari penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori
Kajian teori merupakan landasan teori yang berguna sebagai pendukung
untuk pemecahan masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori yang
memuat pokok-pokok pikiran, menggambarkan dari sudut mana masalah
penelitian akan disoroti.11
1. Kampanye
Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan seacara
terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukanlah individu melainkan
lembaga atau organisasi. Lembaga tersebut dapat berasal dari lingkungan
pemerintah, kalangan swasta atau lembaga swadaya masyarakat. Terlepas dari
siapapun penyelenggaranya, kampanye selalu memiliki tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Tujuan tersebut sangat beragam dan berbeda antara satu
organsiasi dengan organisasi lainnya.12
Kampanye adalah sebuah tindakan dan usaha yang bertujuan mendapatkan
pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh perorangan atau
sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses
pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan
guna mempengaruhi, penghambatan, dan pembelokan pencapaian. Dalam sistem
politik demokrasi, kampanye politis berdaya mengacu kepada kampanye elektoral
pencapaian dukungan, dimana wakil terpilih atau referenda diputuskan.
Kampanye politis tindakan politik berupaya meliputi usaha terorganisir untuk
mengubah kebijakan dalam suatu institusi.13
Sering terjadi kerancuan pengertian atau istilah kampanye yang disamakan
dengan propaganda, dan secara operasional keduanya adalah sama-sama
melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan

11
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Perss, 2011), 6.
12
Jalaludin Rakhmat, Manajemen Kampanye (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2012),
9.
13
Ibid, hlm 6.

8
9

tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya.


Bedanya, pertama istilah propaganda terlebih dahulu dikenal dalam kegiatan
komunikasi yang dirancang untuk jangka panjang, misalnya dalam bidang
keagamaan, politik dan hingga kepentingan propaganda militer melalui
komunikasi searah, kursif dan intimidasi melalui kekuatan dan kekuasaan yang
dimiliki oleh pihak komunikator biasanya berkonotasi negatif terhadap
khalayaknya.14
Sedangkan kedua, konsep kampanye yang lahir kemudian dan melakukan
kegiatan komunikasi secara terencana yang lebih moderat, terbuka, toleran,
dengan waktu terbatas atau jangka pendek, dan program yang jelas, persuasif serta
dapat diidentifikasikan secara jelas narasumbernya (komunikator) dan selalu
berkonotasi positif.
Pengertian secara umum tentang istilah kampanye yang dikenal sejak
1940-an campaign generally examply persuasion in action (kampanye secara
umum menampilkan suatu kegiatan yang bertitik tolak untuk membujuk), dan
telah banyak dikemukakan beberapa ilmuan, ahli dan praktisi komunikasi, yang
beberapa definisinya sebagai berikut:
a. Leslie B Snyder
a communication campaign is an organized communication activity,
directed at a particular audience, for a particular periode of time to achieve a
particular goal. Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan
aktivitas komunikasi yang terorganisasi, secara langsung ditujukan khalayak
tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
tertentu.15
b. Pfau dan Parrot
a campaign is conscious, sustained and incremental process designed to
be implemented over a spesified periode of time for the purpose of influencing a
spesicified audience. Artinya, bahwa suatu kampanye yang secara sadar,

14
Rosady Roslan, Kampanye Public Relations (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. 2008),
22.
15
Ibid, Hlm.23
10

menunjang dan meningkatkan proses pelaksanaan yang terencana pada periode


tertentu untuk bertujuan memppengaruhi khalayak sasaran tertentu.16
c. Rogers dan Storey
Mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian kegiatan komunikasi yang
terorganisasi dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian
besar khalayak sasaran secara berkelanjuta dalam periode waktu tertentu.17
d. Rajasundaram
A campaign is a coordinated use to different methods of cimmunication
and its solution over a periode of time. Suatu kampanye merupakan koordinasi
dari berbagai perbedaan metode komunikasi yang memfokuskan perhatian pada
permaslahan tertentu dan sekaligus cara pemecahannya dalam kurun waktu
tertentu.18
Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan
suatu kepentingan dan tujuannya apa, siapa khalayak sasarannya, dalam rangka
kegiatan apa, untuk membujuk dan memotivasi khalayak. Dalam berbagai jenis
kegiatan tersebut, terdapat beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan
secara prinsip merupakan kegiatan yang bertitik tolak untuk memotivasi atau
membujuk, dan mencapai tujuan tertentu, maka menurut Charles U Larsonn,
bukunya berjudul Persuasion, Reception and Responsibility (california.
Warsdswoth publishing co 1992):19 yang telah membagi jenis-jenis kampanye
kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu
sebagai berikut
a. Product - Oriented Campaigns
Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk, dan biasanya
dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu
peluncuran produk yang baru.
b. Candidate - Oriented Campaigns

16
Rosady Roslan, Kampanye Public Relations, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
2008), 23.
17
Ibid, hlm 23
18
Ibid, hlm 23
19
Ibid, hlm 23
11

Kegiatan yang berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan


kampanye politik (political campaign), dan misalnya kampanye pemilu dalam era
reformasi tahun 2004 lalu, untuk kampanye caleg, serta kampanye pilpres hingga
jabatan publik lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyak-banyaknya
dari masyarakat melalui kampanye politik, serta kampanye komunikasi pemasaran
dan periklanan atau menggunakan teknik-teknik kampanye Public Relations
dalam jangka waktu relatif pendek, 3-6 bulan dengan dukungan dana yang cukup
besar untuk pengeluaran periklanan komersial, publikasi dan biaya perjalanan
kampanye beraudiensi dengan para pendukungnya di berbagai lokasi yang
tersebar di nusantara.
c. Ideological or Cause - Oriented Campaigns
Jenis kampanye ini yang bertujuan bersifat khusus dan berdimensi
perubahan sosial (social change campaings), misalnya kegiatan kampanye sosial
bersifat khusus nonkomersial, anti HIV-AIDS, anti narkoba, program keluarga
berencana nasional, damai itu ndah, kampanye langit biru, serta termasuk
kampanye sadar bayar pajak, dan hingga kampanye sadar hukum, sampai pada
pelestarian lingkungan hidup.
Ada dua persepsi dan penamaan terhadap praktik kampanye yang
berlangsung selama ini. Perbedaan tersebut secara garis besar didasarkan pada dua
aspek. Aspek pertama menyoroti bagaimana cara kampanye dilakukan dan aspek
kedua memfokuskan pada tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan
kampanye.20
Terkait dengan perbedaan pertama Klingemenn dan Romelle (2002)
membedakan kampanye kedalam “kampanye informatif” dan “kampanye
komunikatif”. Kampanye informatif dilakukan secara satu arah undirectional
dimana pesan-pesan kampanye mengalir secara linier dari sumber ke penerima,
tidak terjadi dialog antar pelaku dan penerima kampanye. Pelaku kampanye
sepenuhnya mengandalkan media massa untuk menyalurkan pesan-pesannya. Hal
ini berbeda dengan jenis kampanye komunikatif yang berorientasi pada khalayak
dan menekankan pentingnya interaksi dialog dengan khalayak sasaran.

20
Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012), 27.
12

Perbedaan kedua yang menekankan pada aspek tujuan kampanye,


membagi kampanye kedalam kampanye informatif dan persuasif. Dalam konteks
ini suatu kampanye disebut informatif apabila bertujuan memberikan informasi,
melakukan perubahan pada tataran kognitif, menggugah kesadaran khalayak
tentang isu tertentu. Bila dalam jangka panjang terjadi perubahan sikap atau
perilaku akibat informasi, maka hal itu diluar tujuan langsung kampanye tersebut.
Sementara kampanye persuasif ditandai oleh tujuannya yang bersifat mengajak
dan menganjurkan perubahan pada tataran afektif dan behavioral. Jadi
perbedaannya hanya pada aspek tujuan langsung kampanye yang dilihat dari sisi
pelaku kampanye.
2. Model Kampanye Ostergaard
Model ini dikembangkan oleh Leon Ostergaard, seorang teoritisi dari dan
praktisi kampanye dari Jerman. Sepanjang hidupnya Ostergaard telah terlibat
dalam puluhan program kampanye perubahan social di Negaranya. Jadi model
yang diciptakannya ini tidak muncul dari atas meja, melainkan dari pengalaman
praktik di lapangan. Diantara berbagai model kampanye yang ada, model ini
dianggap yang paling pekat sentuhan ilmiahnya. Hal ini bisa dilihat dari kata-kata
kunci yang digunakan didalamnya seperti kuantifikasi, cause and effect analysist,
data, dan theoretical evidence.21
Menurut Ostergaard sebuah rancangan program kampanye untuk
perubahan social yang tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiahtidaklah layak
untuk dilaksanakan. Alasannya karena program semacam itu tidak akan
menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi masalah social yang dihadapi,
karenanya, lanjut pakar kampanye ini, sebuah program kampanye hendaknya
selalu dimulai dari identifikasi masalah secara jernih. Langkah ini disebut juga
tahap pra kampanye.

21
Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012), 15.
13

Problem

Campaign

Knowledge Attitudes Skills

Behavior

Reduced Problem

Gambar 2.1:
Model Kampanye Ostergaard

Jadi langkah pertama yang harus dilakukan sumber kampanye (campaign


makers atau decision maker) adalah mengidentifikasi masalah faktual yang
dirasakan. Contoh permasalahan itu misalnya: tingginya tingkat kecelakaan lalu
lintas di jalan raya, rendahnya tingkat baca masyarakat, banyaknya pembantu
rumah tangga yang menjadi korban penyiksaan majikan, rendahnya disiplin
anggota masyarakat di jalan raya, rendahnya keterwakilan wanita di Dewan
Perwakilan Rakyat, atau tingginya angka pengidap angka penyakit gondok di
suatu daerah.
Dari contoh-contoh identifikasi masalah diatas kemudian dicari hubungan
sebab akibat (cause and effect relationship) dengan fakta-fakta yang ada,
misalnya tingginya angka kecelakaan lalu lintas disebabkan tingginya kecepatan
pengemudi dalam menjalankan kendaraan, atau tingginya penyakit gondok di
suatu daerah karena rendahnya konsumsi garam beryodium ditempat tersebut.
Kita harus memastikan bahwa analisis sebab akibat yang dilakukan adalah benar,
baik secara nalar maupun menurut temuan-temuan ilmiah.
14

Untuk mendapatkan rujukan teoritis ilmiah tentang masalah yang ada kita
dapat memanfaatkan ilmu-ilmu sosial murni seperti sosiologi dan psikologi. Bila
dari analisis ini diyakini bahwa masalah tersebut akan dapat dikurangi lewat
pelaksanaan kampanye maka kegiatan kampanye perlu dilaksanakan. Bila
kenyataannya demikian maka kita dapat memasuki tahap kedua yakni
perancangan program kampanye. Namun, pada kenyataannya banyak masalah
yang tidak bisa diselesaikan hanya dengan melaksanakan kampanye . dalam kasus
seperti ini, kampanye tidak diperlukan, bahkan bila dipaksakan hanya akan
menghamburkan anggaran negara.
Tahap kedua adalah pengelolaan kampanye yang dimulai dari
perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dalam tahap ini lagi-lagi riset perlu
dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik khalayak sasaran untuk dapat
merumuskan pesan, aktor kampanye, saluran hingga teknis pelaksanaan
kampanye yang sesuai.
Pada tahap pengelolaan ini seluruh isi program kampanye (campaign
content) diarahkan untuk membekali dan mempengaruhi aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan khalayak sasaran. Ketiga aspek ini dalam literature ilmiah
dipercaya menjadi prasayarat untuk terjadinya perubahan perilaku. Dengan kata
lain perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku khalayak akan memberi
pengaruh pada perubahan perilaku.
Pada gambar model juga terlihat bahwa tanda panah pengetahuan dan
keterampilan mengarah pula pada sikap. Ini menandakan bahwa sikap, baik secara
langsung atau tidak langsung, juga dipengaruhi oleh perubahan dalam tataran
pengetahuan dan keterampilan. Ketika memperoleh pengetahuan baru tentang
suatu hal, umumnya sikap kita juga berubah pada hal tersebut, baik seketika atau
berthap. Namun hal ini tidak selalu berlangsung deikian. Bila pengetahuan baru
tersebut bertentangan dengan sikap yang telah mantap maka perubahan belum
tentu akan muncul.
Demikian pula halnya dengan keterampilan. Penguasaan atau peningkatan
keterampilan seseorang akan memberikan dampak perubahan pada sikap yang
bersangkutan.
15

Tahap pengelolaan kampanye ini ditutup dengan evaluasi tentang


efektivitas program yang dilaksanakan. Disini akan dievaluasi apakah pesan-
pesan kampanye sampai pada khalayak (received)/ apakah mereka dapat
menerima pesan tersebut? Apakah mereka dapat menerima isi pesan-pesan
tersebut (accepted)?
Tahap terakhir dari model ini adalah tahap evaluasi pada penanggulangan
masalah (reduced problem). Tahap ini disebut juga tahap pascakampanye. Dalam
hal ini evaluasi diarahkan pada keefektifan kampanye dalam menghilangkan atau
mengurangi masalah sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam tahap
prakampanye.
3. Jikalahari
Jikalahari adalah sebuah organisasi berbentuk forum, didirikan pada tanggal
26 febuari 2002 di Pekanbaru. Jikalahari terdaftar di Pengadilan Negeri
Pekanbaru yang dicatatkan oleh Notaris Rahmat Nauli Siregar, No. 05 tanggal 21
Mei 2004.
Keanggotaan Jikalahari terdiri dai Organisasi Non Pemerintah (ORNOP)
yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Anggota Jikalahari saat ini
berjumlah 21 organisasi yang terdiri dari 15 LSM, 6 Mahasiswa Pecinta Alam dan
7 orang saudara Jikalahari.22
4. Hutan
Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta
tumbuh-tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Dari sudut pandang orang ekonomis,
hutan merupakan tempat menanam modal jangka panjang yang sangat
menguntungkan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Sedangkan bagi
para ilmuwan, hutan menjadi sangat bervariasi sesuai dengan spesifikasi ilmu.
Ahli silvikultur mempunyai pandangan berbeda dengan ahli manajemen hutan,
atau ahli ekologi dan ahli ilmu-ilmu lainnya.23

22
Redaksi, “Profil” dalam http://Jikalahari.or.id/category/tentang-kami/profil-Jikalahari/
(diakses 21 Januari 2019, Pukul 19.39 WIB, di Pekanbaru).
23
Arifin Arief, Hutan dan Kehutanan (Yogyakarta: Kanisisus, 2001), 11.
16

Pada dasarnya, semua variasi tersebut akan mempunyai suatu kesamaan


persepsi apabila ditarik suaut kesimpulan, yakni suatu assosiasi kehidupan, baik
tumbuh-tumbuhan (flora) maupun binatang (fauna) dari yang sederhana sampai
yang bertingkat tinggi dan dengan luas sedemikian rupa serta mempunyai
kerapatan tertentu dan menutupi areal, sehingga dapat membentuk iklim mikro
tertentu. Assosiasi adalah suatu komunitas tumbuhan yang mempunyai komposisi
tumbuhan berbunga di dalam suatu formasi. Kerapatan hutan oleh adanya semak
belukar, tanaman penutup tanah dan adanya pohon-pohon pemanjat. Dari
keterangan tersebut timbul suatu pengertian tentang hutan, terutama hutan alam,
yaitu suatu mosaic rumpang dan tegakan yang berlapis dari berbagai fase
perkembangan dan umur. Adanya rumpang dan susunan daun berlapis, maka
didalamnya tercipta beraneka ragam kondisi iklim mikro yang menjadi habitat
bagi berbagai jenis lumut, epifit, liana rotan, semak dan perdu. Hal ini mendorong
terciptanya habitat berbagai jasad renik dan fauna yang dsebabkan karena adanya
ketersediaan pakan. Hutan yang tumbuh dan berkembang biak tidak lepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan.
Penebangan legal dan illegal telah menyebabkan kawasan hutan alam
yang bernilai konservasi tinggi secara fungsi ekologi dan sosial hilang. Lahan
sebagai tempat hidup manusia merupakan elemen penting penyokong aktivitas
kehidupan. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia yang lahir muncul
kebutuhan baru terhadap lahan sebagai tempat hidup. Bagi masyarakat yang
tinggal dekat dengan hutan , mereka mengolah hutan menjadi tempat yang bisa
ditinggali. Kayu hutan dibuat untuk rumah dan lahan yang bersih dipakai untuk
bercocok tanam.
Dengan laju deforestasi 160 ribu hektar pertahunnya, hutan di Provinsi
Riau saat ini hanya tersisa 20% saja dari seluruh luas daratan yang ada. Sebagian
besar hilangnya hutan Riau disebabkan oleh berbagai bentuk ekspoiltasi
perusahaan-perusahaan, yaitu untuk hutan tanaman maupun laih fungsi hutan
menjadi perkebunan kelapa sawit.24

24
Muslim Rasyid, ed. Robohnja Marwah Sumatera Kami, Tutur Lirih Warga, Krisis
Kehidupan Disekujur Tubuh Pulau Sumatera. (The Samdhana Institute, 2015), 92-93.
17

5. Kebakaran Hutan dan Lahan


Kebakaran hutan dibedakan dengan kebakaran lahan. Kebakaran hutan
yaitu kebakaran yang terjadi di dalam kawasan hutan. Sedangkan kebakaran lahan
adalah kebakarna yang terjadi di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi
baik disengaja maupun tanpa sengaja.
Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya
atau mendatangkan bencana. Penyebab kebakaran dapat terjadi karena
pembakaran yang tidak dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena
kesengajaan proses alami, sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau
bangunan, letusan gunung, batu yang memercikkan bara api, dan gesekan antara
ranting tumbuhan kering yang mengandung minyak karena goyangan angin yang
menimbulkan panas atau percikan api.25
Dari total luas wilayah Provinsi Riau yang kurang lebih 8,7 juta hektar
dimana 7,1 juta hektar berupa hutan dan 3,9 juta hektarnya adalah lahan gambut.26
Dan lahan gambut selama ini adalah lahan yang paling rentan dan banyak
terbakar.
a. Pengertian Gambut
Gambut secara harfiah diartikan sebagai onggokan sisa tanaman yang
tertimbun dalam masa dari ratusan sampai bahkan ribuan tahun. Menurut
epistemologi, gambut adalah material atau bahan organic ayng tertimbun secara
alami dalam keadaan basah berlebihan atau jenuh air, bersifat tidak mampat dan
tidak atau hanya sebagian yang mengalami perombakan (decomposed). Menurut
konsep pedologi, gambut adalah bentuk hamparan daratan yang morfologi dan
sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh kadar bahan organic yang dikandungnya.
Menurut konsep ekologi, gambut adalah sumber emisi gas rumah kaca (GRK)
yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global.27

25
Notohadinegoro T. “Pembakaran dan Kebakaran Lahan”. (Gadjah Mada University
Press), 9.
26
Redaksi, dalam http://www.incas-indonesia.org/id/data/Riau. (Diakses 24 Januari 2019.
Pukul 20.00 WIB, di Pekanbaru)
27
Muhmmad Noor. “Lahan Gambut, Pengembangan, Konservasi dan Perubahan Iklim
(Gadjah Mada University Press. November 2010), 10.
18

Kebakaran hutan merupakan bencana yang menjadi langganan setiap


tahunnya di Provinsi Riau, tercatat selama 18 tahun terakhir Provinsi Riau
menjadi salah satu Provinsi yang senantiasa terkena musibah ini.
Kebakaran lahan dan kebun, baik yang merupakan milik masyarakat
maupun milik perusahaan perkebunan selalu terjadi pada setiap tahunnya,
sehingga menimbulkan banyak kerugian dan berdampak pada berbagai aspek
kehidupan. Aspek ekologis: seperti yang ditandai dengan hilangnya
keanekaragaman hayati. Aspek ekonomi: seperti hilangnya tanaman perkebunan
dan terganggunya pertumbuhan tanaman pertanian. Aspek sosial: yang ditandai
dengan munculnya gangguan kesehatan serta terganggunya sarana transportasi.28

B. Kajian Terdahulu
Dalam penelitian ini peneliti memaparkan perbedaan skripsi peneliti
dengan kajian terdahulu sebagai bahan perbandingan untuk melihat titik masalah.
Kajian terdahulu yang penulis kutip dibawah merupakan penelitian yang fokus
pada strategi-strategi kampanye. Sementara skripsi penulis fokus bukan hanya
pada strategi tetapi juga pada lingkup yang lebih luas, yaitu model kampanye,
jaringan kampanye, governance relations, community relations, sampai pada
organisator kampanye dari tingkat akar rumput sampai internasional.
1. Alodia Libertane Chandra, “strategi kampanye breast cancer awareness month
surabaya 2014”. Alodia membahas tujuan dari kampanye tersebut diadakan
adalah untuk meningkatkan Awareness masyarakat surabaya terutama remaja
putri untuk melakukan deteksi dini atau yang biasa disebut sebagai SADARI
(periksa Payudara Sendiri). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif bertujuan untuk mengetahui bagimana strategi yang dilakukan oleh
“reach to recovery surabaya” (RRS) dengan menggunakan studi kasus
kampanye “breast cancer awareness month”. Melalui penelitiannya
kampanye digunakan oleh sebuah komunitas untuk mencapai tujuan

28
Zainal, “Akar Permasalahan Kebakaran Hutan Serta Solusi Dalam Penyelesaiannya”.
(Studi Di Provinsi Riau)”. Jurnal Researchgate. 09 Febuari 2018.
19

organisasinya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


studi kasus dan observasi.29
2. Indah Tri Misnawati, “Strategi Komunikasi Pada Kampanye Orang Utan Oleh
LSM CENTRE FOR ORANG UTAN PROTECTION (COP) Di Samarinda
Kalimantan Timur” indah memfokuskan pada unsur-unsur komunikasi pada
kegiatan school visit. Metode penelitian yaitu metode deksriptif kualitatif
dengan teknis analisis data model interaktif Matthew B Milesdan A. Michael
Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LSM centre for
orangutan protection di samarinda, kalimantan timur dalam melakukan
kegiatan kampanye berupa penyadartahuan kepada pelajar sekolah melalui
kegiatan komunikasi sebagai sebuah strategi menggunakan komunikasi tatap
muka (face to face communication) pada kegiatan school visit. Kegiatan
school visit tidak lepas dari pertimbangan setiap unsur komunikasi demi
terlaksanya kegiatan komunikasi sesuai dengan yang diharapkan. Pesan
komunikasi ini dibuat berdasarkan identifikasi khalayak sasaran di setiap
lingkungan sekolah yang dituju yang pada umumnya berupa informasi
penyadartahuan tentang orangutan dan kondisinya saat ini, serta bagaimana
solusi menghadapinya. Penggunaaan media komunikasi yang dibuat menarik
berpengaruh terhadap perubahan persepsi para pelajar. Komunikator menjadi
penentu apakah pesan yang disampaikan dapat tertanam dibenak pelajar atau
tidak.dari kegiatan visit school diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan
baru dan keedulian kepada para pelajar sekolah terhadap isu yang terkait
dengan penyelamatan, pelestarian, dan perlindungan terhadap orang utan dan
habitatnya yang memiliki peranan yang sangat besar dalam keberlangsungan
kehidupan manusia30.
3. Suci Irmayana “Analisis Strategi Kampanye Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Balikpapan Dalam Program We Love Cities 2015”. Dalam kasus ini suci

29
Alodia Libertane Chandra, “Strategi Kampanye Breast Cancer Awareness Month,
Jurnal E Komunikasi, Volume 2 No 1 Tahun 2014”.
30
Indah Tri Misnawati, “Strategi Komunikasi Pada Kampanye Orang Utan Oleh LSM
CENTRE FOR ORANG UTAN PROTECTION (COP) Di Samarinda Kalimantan Timur”. (E
Journal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013), 149.
20

bertujuan untuk melakukan penelitian dan menjelaskan tentang bagaimana


strategi kampanye yang digunakan oleh BLH Balikpapan dalam program We
Love Cities 2015. Suci menggunakan paradigm konstruktivisme dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitiannya suci menggunakan
narasumber dari anggota BLH Balikpapan dan volunteer yang terlibat dalam
Program We Love Cities 2015 yang merupakan subjek penelitian. Sedangkan
objek penelitian suci adalah strategi kampanye yang dilakukan oleh BLH
Balikpapan dalam Program We Loved Cities 2015. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber
kemudian mendokumentasikannya secara langsung melalui rekaman suara.
Metode analisis data yang dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang dilakukan oleh
BLH Balikpapan dalam Program We Loved Cities 2015 mengacu pada konsep
strategi humas milik Scott M Cutlip, yang dilakukan dalam empat tahapan
yakni (1) mendefinisikan permalahan dan peluang yaitu dengan
mengidentifikasi permasalahan yang terjadi sebelum kegiatan berlangsung dan
menganalisa peluang yang dimiliki untuk menentukan langkah selanjutnya.
(2) perencanaan dan pemrograman yatu menentukan strategi yang akan
digunakan untuk mencapai target dan sasaran. (3) mengambil tindakan dan
berkomunikasi yaitu pengimplementasian strategi yang telah direncanakan
sebelumnya. (4) mengevaluasi program, yaitu menilai apakah strategi yang
baru dilakukan telah berjalan dengan apa yang direncanakan.31
4. Annisa Nuzulia, “Strategi Komunikasi Kampanye Program Oppurtunities For
Vulnerable Children (OVC) Hellen Keller International (HKI) Indonesia”.
Annisa bertujuan mengetahui strategi komunikasi apa yang dalam kampanye
oppurtunities for vulnerable children (OVC) yang telah dilakukan oleh KHI di
karanganyar. Annisa menggunakan metodologi deskriptif kualitatif dengan
pendekatan menggunakan teknik purposive sampling, dan dalam perolehan

31
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=skripsi+suci+irmayana&
btnG= (Diakses Pada 15 April, Pukul 22.31, Di Pekanbaru).
21

data digunakan metode wawancara, observasi dan studi pustaka. Teknik


analisis data yang digunakan annisa dalam mengelola kajian ini adalah dengan
emnggunakan model analisis interaktif dengan menggunakan teori komunikasi
Lasswel dan model komponensial kampanye.
Hasil dari penelitian ni adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi oleh HKI Indonesia untuk menyadarkan masyarakat dalam
kampanye OVC. Meskipun kampanye tersebut memberi pengaruh terhadap
perubahan sikap, namun itu hanya terbatas pada sasaran kampanye yang
dibidik secara langsung. Melalui kampanye ini, masyarakat, terutama sasaran
yang dibidik secara khusus mendapatkan pengetahuan dan memunculkan
kesadaran terhadap masalah pendidikan inklusi dan Anak Berkebutuhan
Khusus. Kesadaran mereka setelah mengetahui isu tersebut dapat mendorong
terwujudnya tujuan agar Anak Berkebutuhan Khusus dapat diidentikasikan
dalam pendidikan inklusi.32
5. Nur Fithry Amalia, Skripsi ini membahas mengenai kampanye “Stop The
Trafficking Of Children and Young People” yang dilakukan oleh The Body
Shop Indonesia dari tahap perencanaan , pelaksanaan, hingga dampaknya
terhadap sikap khalayak. tujuannya untuk mengvaluasi input, output, dan
outcome dalam kampanye. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah public relations, serta macro model of Public Relation evaluation.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan
menggunakan paradigm post-positivisme. Hasil temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kampanye stop the trafficking of children and young
people yang diselenggarakan oleh the body shop belum bisa membentuk sikap
khalayak sasaran untuk lebih peduli terhadap permasalahan shild trafficking.
Dari hasil tersebut, peneliti menyarankan the body shop untuk melakukan
kampanye public relations berdasarkan pada langkah-langkah kampanye yang
baik, yaitu terdiri dari tahap-riset serta perencanaan strategis.33

32
Annisa Nuzulia, Strategi Komunikasi Kampanye Program Oppurtunities For
Vulnerable Children (OVC) Hellen Keller International (HKI) Indonesia dalam
Https://Eprints.Uns.Ac.Id/8083/ (Diakses Pada 16 Januari 2019, Pukul 11.19 WIB, Di Pekanbaru).
33
Nur Fitri Amalia, “Stop The Trafficking Of Children and Young People” dalam
http://lib.ui.ac.id/detail?id=20313852&lokasi=lokal#parentHorizontalTab2 (Diakses Pada 17 April
2019, Pukul 15.00 WIB, Di Pekanbaru).
22

C. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan bagaimana kampanye
komunikasi yang dilakukan oleh Jikalahari dalam mengkampanyekan
penyelamatan hutan Riau. Kampanye ini dilakukan untuk memberikan informasi
pada publik mengenai banyaknya kerusakan hutan yang terjadi di Provinsi Riau,
mempersuasif masyarakat untuk turut serta menjaga hutan dengan ikut
memberikan suara pada kebijakan pemerintah yang dinilai merusak lingkungan,
serta melalui bentuk apa saja kampanye yang Jikalahari lakukan. Fokus penelitian
ini dibatasi pada bentuk kampanye, media yang digunakan, stakeholder
kampanye, pesan kampanye, serta sasaran kampanye Jikalahari.
Adapun ruang lingkup penelitian penulis kaji menggunakan Model
Kampanye Ostergaard, adalah sebagai berikut:
23

JIKALAHARI

Kampanye Model Ostergaard


(Antar Venus; 2012:15)

Kampanye

Campaign content
Pra Kampanye Pasca Kampanye
Segmentasi khalayak
Identifikasi Masalah Evaluasi total
(Local, nasional, menyeluruh
internasional)

Pelaksanaan

Pengetahuan

Sikap

Keterampilan

Tingkah laku

Gambar 2.2
Kerangka Pikir Penelitian

Sumber : Modifikasi penulis, diadopsi dari Model Kampanye Ostergaard; Antar


Venus; 2012-15.
24

1. Tahap Pra Kampanye


a. Identifikasi masalah, kebakaran hutan yang terus terjadi serta bagaimana
kampanye yang dilakukan Jikalahari untuk menyelamatkan hutan Riau
pasca karhutla 2015.
b. Cause and Effect, Pembakaran hutan dan lahan oleh warga dan korporasi
yang menyebabkan kabut asap, kerugian ekologi, sosial, ekonomi dan
kesehatan.
2. Tahap Kampanye
a. Rancangan Kampanye, menentukan jangka waktu kampanye, media yang
akan digunakan, dalam kampanye menyelamatkan hutan pasca karhutla
tahun 2015.
b. Menentukan konten kampanye yang akan digunakan dalam lingkup local,
nasional, dan internasional untuk penyelamatan hutan pasca karhutla 2015
c. Pelaksanaan kampanye dilakukan dalam beberapa tahap dan program
kampanye penyelamatan hutan dan lahan pasca karhutla 2015
d. Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana efektivitas yang terjadi
dan kelemahan dimiliki selama kampanye penyelamatan hutan dan lahan
pasca kahutla 2015.
3. Pasca Kampanye
Pasca kampanye adalah tahap evaluasi menyeluruh dari kampanye yang
telah dilaksanakan, untuk melihat dampak dari kampanye secara langsung,
dilihat dari pengetahuan, sikap, kemampuan dan tingkah laku publik
kampanye.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Pada penelitian ini penulis metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian ini lebih menekankan kepada interpretasi dari
peneliti berdasarkan teori-teori yang ada. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari
perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak dapat ditentukan terlebih dahulu,
tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang
menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa
pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Sebagai penelitian deskriptif kualitatif, peneliti hanya memaparkan
situasi atau peristiwa. Tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau
membuat prediksi.34
Metode kualitatif tidak mendasarkan bukti empiris pada logika matematik,
prinsip bilangan, atau analisis statistik, tetapi lebih mendasarkan pada hal-hal
yang bersifat diskursif, seperti transkip dokumen, hasil wawancara, dokumen
tertulis, dan data non diskursif seperti logo, foto dan sebagainya. Data-data berupa
angka hanya sebagai pendukung saja, bukan sebagai pijakan analisis yang akan
diteliti.35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Jikalahari. Yang beralamat di jalan
Kamboja, No 39, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, Pekanbaru 28210.
Waktu penelitian diperkirakan sejak Juli 2018 – September 2019.

34
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2005), 24.
35
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2016),
41.

25
26

C. Sumber Data
1. Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli
atau tidak melalui media, sumber data primer dapat berupa opini subjek atau
orang secara individu atau kelompok. Adapun sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, dan observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
dengan menggunakan media perantara atau digunakan oleh lembaga lainnya yang
bukan pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian. 36

D. Informan Penelitian
Penelitian ini mengandalkan informasi dari narasumber yang kemudian
disebut Infoman penelitian. Informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
kriteria-kriteria atau ciri-ciri khusus yang sesuai dan memiliki kompetensi untuk
memberikan informasi terkait dengan data-data penelitian ini. Adapun informan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Informan Kunci (Key Informan)
Informasi penelitian diperoleh dari Woro Supartinah selaku Direktur
Jikalahari 2015-2018, Made Ali selaku kordinator Jikalahari 2018-2021, Afriyan
Sagita sebagai manajer kampanye dan advokasi Jikalahari, Herbet Lito Retto
Panggabean sebagai manajer program Yayasan Mitra Insani, serta Triono Hadi
selaku direktur Fitra Riau, dengan total informan kunci 5 orang.
Tabel 3.1
Daftar Informan Kunci

No Nama Informan Jabatan Keterangan


Koordinator Jikalahari
1. Woro Supartinah Informan Kunci
periode 2015-2019
Wakil koordinator
2. Okto Yugo Setiyo Informan Tambahan
Jikalahari 2019-2021
3. Nurul Fitria Manager Riset dan Informan Tambahan

36
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations Dan Komunikasi (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003), 132.
27

Media
Ketua Mapala
4. Doni Saputra Informan tambahan
Humendala
Koordinator Jikalahari
5. Muslim Rasyid Informan tambahan
2011-2015
6. Ika Purnama Masyarakat Informan tambahan

2. Informan Tambahan
Informan pendukung dalam penelitian ini adalah dokumentasi, berita online,
infografis Jikalahari, press release, annual report dan sumber lain yang akan
memperkuat informasi terkait masalah yang sedang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Merupakan cara pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan
personil untuk mendapatkan data sesuai penelitian. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalami (in-depth
interview), yaitu teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara tatap
muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam,
pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunya kontrol atau
respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban-jawaban yang
lengkap, mendalam, dan bila perlu tidak ada yang disembunyikan.
Wawancara didalam penelitian kualitatif didasarkan pada dua alasan, yaitu
peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang
diteliti, tatapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian.
Selanjutnya, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang
bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini, dan juga
masa mendatang.37
Dalam wawancara penelitian ini. Peneliti melakukan wawancara tatap muka
secara langsung untuk menggali informasi yang lebih dalam. Pertanyaan kunci
dilakukan pada awal wawancara dan kemudian wawancara mengalir melalui

37
M. Djunaidi Ghony, Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), 176.
28

jawaban yang diberikan informan, pertanyaan lanjutan muncul sesuai dengan


jawaban dari informan.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.38
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu
observasi partisipasi dan observasi non partisipasi :
a. Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau
observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti
bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok
yang ditelitinya.
b. Observasi non partisipasi
Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak
melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasi. Karena
dalam beberapa kampanye peneliti terlibat secara langsung pada kampanye
Jikalahari. Observasi dilakukan dengan bergabung langsung di kantor Jikalahari.
Peneliti terlibat langsung pada diskusi-diskusi Jikalahari, peneliti juga terlibat
dalam mitigasi bahaya kebakaran hutan dan lahan di sekolah dan puskesmas di
Kabupaten Siak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti lakukan adalah mengambil data-data dari catatan,
dokumentasi, dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen
atau arsip-arsip. Dokumentasi ialah metode yang digunakan untuk menelusuri
data Historis yang ada dalam bentuk surat, catatan harian, dan laporan ataupun
dokumen foto, CD dan hardisk film serta Website.
Dokumentasi adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan
dalam berbagai metode pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

38
H.M Burhan Bungin, Penelitian Kualitattif, (Prenada Media Grup, 2008), 115.
29

informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen bisa


berbentuk dokumen publik dan dokumen privat.39
Peneliti melakukan dokumentasi dengan meminta data, gambar, dan dokumen
secara langsung kepada staff Jikalahari yang bersangkutan. Peneliti juga memotret
kegiatan yang peneliti ikuti, peneliti juga melakukan dokumentasi dengan
tangkapan layar untuk menunjukkan foto sosial media Jikalahari.

F. Validitas Data
Validitas data membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai
dengan kenyataan dan apakah penjelasan yang diberikan sesuai dengan yang
sebenarnya ada dan terjadi. Validitas data disebut juga keabsahan data sehingga
instrument atau alat ukur yang digunakan akurat dan dapat dipercaya.
Dalam mendapatkan tingkat kepercayaan atau kebenaran hasil penelitian,
ada berbagai cara yang dapat dilakukan salah satunya triangulasi, triangulasi
bertujuan untuk mengecek data kebenaran data tertentu dengan membandingkan
data yang diperoleh dari sumber lain, antara hasil dua peneliti atau lebih serta
dengan membandingkan dengan menggunakan teknik yang berbeda misalnya
observasi, wawancara dan dokumen.
Menurut Maleong, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan pengecekan sumber lain untuk pembanding, yaitu dengan
penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori dalam penelitian secara kualitatif.
Artinya tehnik triangulasi adalah sebagai upaya untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks pengumpulan
data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan, dengan
kata lain bahwa peneliti dapat melakukan check dan recheck temunya dengan cara
membandingkan.
Adapun macam-macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan :

39
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2006), 120.
30

1. Sumber
Sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif, hal itu dapat dicapai dengan membandingkan data hasil
pengamatan dengan hasil wawancara dan dokumentasi.
2. Metode
Yaitu mengecek derajat kepercayan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data dan mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.
3. Penyidik
Penyidik ialah dengan jalan memanfaatkan penelitian atau pengamatan
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
Pengamatan kepercayaan lainya membantu mengurangi kemelencengan dalam
pengumpulan data.
4. Teori
Teori menurut Lincoln dan Guba berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak
dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di pihak
lain, Patton berpendapat lain yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal
itu dinamakannya penjelasan banding.
Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data akan menggunakan
triagulasi sumber yaitu membandingkan hasil data penelitian yang diperoleh dari
narasumber satu kemudian dibandingkan dengan hasil data penelitian dari
narasumber yang lainnya.

G. Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode Analisis Deskriptif Kualitatif. Pendekatan deskriptif ini digunakan, karena
dalam menganalisa data yang dikumpulkan, data tersebut berupa informasi dan
uraian dalam bentuk prosa yang kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran, data berupa penjelasan-
penjelasan bukan dengan angka.40

40
Subagyo Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), 106.
31

Setelah data terkumpul, kemudian dilaksanakan pengolahan data dengan


metode kualitatif, setelah itu dianalisis secara kualitatif dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klasifikasi data, yakni mengkelompokkan data sesuai dengan topik-topik
pembahasan.
2. Reduksi data, yaitu memeriksa kelengkapan data untuk mencari kembali data
yang masih kurang dan mengesampingkan data yang kurang relevan.
3. Deskripsi data, yaitu menguraikan data secara sistematis sesuai dengan topik-
topik pembahasan.
4. Menarik kesimpulan, yaitu merangkum uraian-uraian penjelasan ke dalam
susunan yang singkat dan padat.
Berdasarkan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pengolahan data,
maka analisis data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pengolahan data
melalui analisis deskriptif kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka-angka serta di jelaskan dengan kalimat sehingga
data yang diperoleh dapat dipahami maksud dan maknanya
BAB IV
GAMBARAN UMUM

A. Berdirinya Jikalahari
Deforestasi yang berlangsung di provinsi Riau hingga tahun 2002 telah
mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Bencana banjir dan kekeringan
yang melanda daerah Riau merupakan suatu bukti bahwa hutan yang ada saat itu
tidak lagi dapat menjaga keseimbangan lingkungan. Paktek-praktek pengelolaan
hutan yang semestinya bisa menjamin kelestarian hutan alam di Riau tidak lagi
bisa dipercaya, bahkan praktek pengelolaan hutan yang berlangsung justru
semakin mengancam keberadaan hutan Riau. Slogan-slogan pengelolaan hutan
untuk kesejahteraan masyarakat pada kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya,
kantong-kantong kemiskinan justru berada pada daerah-daerah di dalam dan
disekitar kawasan hutan.
Berangkat dari keprihatinan diatas, pada tanggal 26 febuari 2002 (30
organisasi kemasyarakatan dan pecinta lingkungan di Riau) bersepakat untuk
melakukan usaha-usaha penyelamatan hutan Riau. Mereka bersepakat perlu ada
suatu visi bersama tentang hutan Riau kedepan dan perlu ada kesinergian dalam
rangka penyelamatan hutan Riau. Maka untuk mewujudkan komitmen tersebut
disepakati adanya suatu jaringan yang diberi nama “jaringan kerja penyelamat
hutan Riau” yang disingkat Jikalahari.
Jikalahari Berbadan Hukum Perkumpulan berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor AHU-0000049.AH.01.07.TAHUN
2015 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Jaringan Kerja
Penyelamatan Hutan Riau.
Jikalahari mempunyai tujuan dan prinsip memperjuangkan terwujudnya
keadilan dan kelestarian pengelolaan hutan di Riau dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai dan prinsip antara lain: keadilan, independen, demokratis, transparansi,
partisipatif, tidak berafiliasi kepada partai politik TNI dan polri, menjunjung
tinggi HAM, tidak berafiliasi dengan lembaga-lembaga atau organisasi yang
merusak lingkungan, supremasi hukum, memperjuangkan keberlanjutan fungsi

32
33

ekologi dan fungsi ekonomi hutan bagi masyarakat sekitar hutan, mendukung
penerapan kearifan lokal secara bijaksana, pengembangan jaringan (networking),
penguatan masyarakat sipil, tidak bekerja dengan dana yang berasal dari hutang
luar negri dan lembaga atau organisasi yang merusak lingkungan, keberpihakan
pada masyarakat marjinal dan masyarakat adat di Riau, keadilan gender serta
akuntabilitas.

B. Visi dan Misi Jikalahari


1. Visi
Terwujudnya pengelolaan hutan Riau secara adil untuk generasi sekarang
dan yang akan datang dengan mengacu pada mkearifan local dan memperhatikan
keanekaragaman hayati, koridor biologi serta kawaan lindung.
2. Misi
a) menghentikan konversi dan alih fungsi hutan alam di Riau
b) mengupayakan pengelolaan kawasan hutan multipihak dengan
menggunakan nilai-nilai kearifan local
c) mendorong produk hukum dan pelaksanaannya yang menjamin
kelestarian hutan alam dan hak masyarakat adat local di Riau
d) mendorong rehabilitasi kawasan hutan dan kawasan pentingpenunjang
fungsi-fungsi ekologis dan social
e) mengupayakan transparansi dalam pengelolaan hutan Riau
3. Strategi
a) Advokasi kebijakan
b) Penguatan dan pemberdayaan masyarakat
c) Penggalangan dana dan kemitraan
d) Meningkatkan kapasitas anggota
e) Penguatan informasi dan data tentang kepengelolaan sumberdaya hutan
alam di Riau
f) Melakukan kerja-kerja lobby pada pemangku kepentingan
g) Menggalang dukungan publik
34

4. Lokasi Program
Kawasan yang menjadi fokus Jikalahari saat ini adalah 6 blok hutan rawa
gambut yang diperkirakan seluas 2,949,710.51 ha lima blok tersebut adalah:
a) Blok Semenanjung Kampar
b) Blok Kerumutan
c) Blok Senepis
d) Blok Giam Siak Kecil
e) Blok Bukit Rimbang Baling
f) Blok Bukit Tigapuluh

C. Struktur kepengurusan
Agar tercipta efektivas kinerja dalam mencapai tujuan program kerja,
Jikalahari membagi beban kerja melalui beberapa tim sebagai berikut:
1. Dewan Pertimbangan Dan Kode Etik :
a) Susanto Kurniawan S.Pi
b) Muslim Rasyid S.Pi
c) Winisri Mardiyah SH
d) Fachrul Adam
e) Nur Fadila Mora
35

2. Struktur pengurus

Koordinator Wakil
Koordinator
Made Ali S.H
Okto Yugo Setiyo
S.E
Staff
Kesekretariatan

Manajer Keuangan Manager Manajer Kampanye


Program Keuangan Advokasi
Vivizainir S.E Iriana Sari S.Hut Afriyan Sagita S.Pd

Manajer Riset dan Manager GIS dan Staff Administrasi


Media Database dan Keuangan
Nurul Fitria S.Pd Firda Dea Lovita S.Pi Elvi Rahmi A.Md

Staff Umun dan


Rumah Tangga
Muhammad Sofyan

Gambar 4.1:
Struktur Pengurus Jikalahari

D. Anggota Jikalahari
1. Bangun Desa Payung Negeri (BDPN)
2. Bunga Bangsa
3. Fitra Riau
4. Kabut Riau
5. Kaliptra Sumatra
6. Kantor Bantuan Hukum (KBH) Riau
7. Kelompok Advokasi Riau (KAR)
8. Lembaga Pemberdayaan Dan Aksi Demokrasi (LPAD) Riau
9. Mapala Brimapala Sungkai
10. Mapala Humendala
11. Mapala Kpa Emc2
36

12. Mapala Mafakumpala UIR


13. Mapala Phylomina
14. Mapala Suluh
15. Perkumpulan Alam Sumatra
16. Perkumpulan Elang
17. Riau Mandiri
18. Riau Women Working Group
19. Sialang
20. World Wide Fund
21. Yayasan Mitra Insani
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Jikalahari adalah sebuah Organisasi Non Pemerintah berbentuk jaringan
dari berbagai lembaga swasta lainnya. Berdirinya Jikalahari dilatarbelakangi
massifnya Deforestasi yang terjadi di Provinsi Riau. Penebangan hutan,
penyelundupan kayu dan alih fungsi lahan merupakan faktor utama semakin
berkurangnya tutupan hutan alam di Provinsi Riau dari tahun ke tahun.
Deforestasi yang massif menimbulkan masalah lingkungan, seperti kebakaran,
berkurangnya keberagaman ekosistem, banjir serta masalah sosial masyarakat
pinggiran hutan.
Kebakaran hutan dan lahan adalah yang mempunyai efek paling luas.
Kebakaran bisa melingkupi 1 provinsi, Jikalahari memandang banyaknya masalah
lingkungan yang muncul karena pengelolaan lingkungan yang masih belum baik
dari pemerintah. Adanya suap di tingkat perizinan memudahkan korporasi dan
cukong untuk membuka lahan baru. Lemahnya penegakan hukum terhadap
korporasi pelaku karhutla juga menjadi salah satu faktor pendukung. Sehingga
masalah lingkungan semakin sulit diurai.
Sasaran perubahan dalam kampanye Jikalahari merujuk pada tiga lembaga
utama, yaitu Korporasi dan perusahaan yang bernaung dibawahnya serta
pemerintah daerah sebagai pemangku kepentingan/kebijakan utama dan Polda
sebagai institusi penegak hukum.
Skema yang dijalankan Jikalahari dalam kampanye adalah dengan
melakukan pemantauan kondisi titik panas dan tutupan hutan alam melalui satelit.
Apabila satelit menunjukkan keberadaan titik panas dalam kawasan HTI,
IUPHHK, atau Kawasan Konservasi diluar batas normal maka tim verifikasi akan
melakukan pengecekan apakah benar kawasan tersebut terbakar. Selain itu
Jikalahari juga melakukan analisis kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. Jika kebijakan yang dikeluarkan bertentangan dengan semangat
penyelamatan ekologi Jikalahari akan meng-counter kebijakan tersebut, melalui

100
101

jalur hukum, melakukan penggalangan dukungan publik, sampai pada aksi


demonstrasi Pesan kampanye yang Jikalahari buat, bergantung pada kasus yang
terjadi. Pasca karhutla 2015 Jikalahari mem blow-up SP3 15 perusahaan
pembakar lahan, ancaman pemutusan hubungan kerja oleh RAPP, Rancangan
Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Riau serta lemahnya penegakan hukum oleh
Polda. Jikalahari membagi publik dalam tiga segmentasi, yaitu lokal melingkupi
masyarakat Provinsi Riau, nasional melingkupi seluruh penduduk Indonesia dan
internasional dengan mengincar active public sebagai pengguna di rantai
konsumsi dan produksi pulp and paper. Saluran kampanye Jikalahari adalah
media cetak, televisi, radio dan media sosial. Informasi yang kaku kemudian
dipadatkan menjadi infografis dan videografis dengan informasi inti. Selain itu
press release dan konferensi pers juga dilakukan Jikalahari dalam membagi
distribusi informasi ke publik.
Kampanye yang dilakukan Jikalahari juga dilakukan dalam bentuk
pendampingan warga desa dalam bentuk distribusi informasi dan keterampilan
bercocok tanam tanpa bakar. Distribusi informasi mengenai undang-undang
terbaru pemerintah. Untuk keterampilan Jikalahari memberikan pelatihan
Masyarakat Peduli Api (MPA), pencegahan kebakaran, pertanian lahan gambut
tanpa bakar, serta perhutanan sosial. Jikalahari juga melakukan kampanye
internasional untuk menyampaikan kondisi terkini dari kerusakan lingkungan
Provinsi Riau.
Evaluasi dilakukan Jikalahari dalam melihat efektivitas kampanye ang
dilakukan. Jikalahari mempunyai tiga alur evaluasi, yaitu: Raba (rapat berkala)
dilakukan setiap tiga bulan, untuk penilaian dan pembahasan kegiatan jangka
pendek. Rata (rapat tahunan) dilakukan setahun sekali untuk mengevaluasi
kegiatan seluruh komponen dalam satu tahun. Dalam rapat ini setiap lembaga
anggota akan menyampaikan laporan kegiatan dan rancangan kegiatan dalam satu
tahun. Rasa (rapat besar anggota) adalah evaluasi total dari seluruh kegiatan yang
sudah dilakukan. Dalam rata yang dilakukan setiap tiga tahun sekali akan
diadakan lembar pertanggungjawaban dari dewan pengurus dan pemilihan dewan
pengurus baru.
102

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan Jikalahari lebih aktif
dalam menjalankan contentious politics kampanye. Karena gerakan kolektif atas
ketidakpuasan kebijakan yang dibuat pemerintah serta korporasi membutuhkan
komitmen dari seluruh lembaga anggota Jikalahari.
Konstruksi pesan yang Jikalahari buat harus lebih menyentuh publik yang
terkena dampak dari kerusakan lingkungan seperti kabut asap dan banjir. Ada
baiknya Jikalahari melakukan branding image secara aktif di sosial media karena
peneliti melihat gerakan Jikalahari di sosial media masih terkesan apa adanya.
Jikalahari harus mampu memelihara rasa solidaritas di kalangan lembaga
anggota demi tujuan bersama sebagai identitas kolektif dalam membangun
kekuatan sipil untuk mengonfrontasi elit.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Arifin. 2001. Hutan Dan Kehutanan. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.


Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Cangara, Hafied, 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Cangara, Hafied, 2016. Komunikasi Politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persasa.
Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2016. Metode Penelitian Kualitatif,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
G.Flor, Alexander dan Hafied Cangara. 2018. Komunikasi Lingkungan,
Penanganan kasus-kasus lingkungan melalui strategi Komunikasi, Jakarta:
Prenada Media Group.
Hadari, Nawawi, 2011. Metode Penelititan Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.
Indriyanto. 2017, Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jikalahari.2016, 14 Tahun Melawan Monopoli Penguasa Hutan Dan Lahan,
Pekanbaru.
Kriyantono Rachmat, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Nawawi, Hadari, 2011.Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Perss.
Rasyid, Muslim, Dkk, 2015. Robohnja Sumatera Kami,Tutur Lirih Warga Krisis
Kehidupan Di Sekujur Pulau Sumtera. The Samdhana Institute.
Roslan, Rosady, 2008. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Rakhmat, Jalaludin, Manajemen Kampanye, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2012.
Rachmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005.
Soyomukti Nurani, 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta: Ar Ruzz
Media.
Subagyo Joko, 2011. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktis, Jakarta:
Noor, Muhammad. 2010, Lahan Gambut, Pengembangan, Konservasi Dan
Perubahan Ikllim.Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Moelong, Lexy J. 2017, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Venus Antar. 2012. Manajemen Kampanye. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Alodia Libertane Chandra, Strategi Kampanye Breast Cancer Awareness Month,
Jurnal E Komunikasi, Volume 2 No 1 Tahun 2014
Indah Tri Misnawati, Strategi Komunikasi Pada Kampanye Orang Utan Oleh Lsm
Centre For Orang Utan Protection (Cop) Di Samarinda Kalimantan
Timur, E Journal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 135-149
Sopian, Pengaruh Kampanye Negatif Dalam Pemilukada Tangerang Selatan
2011, E Journal
Sumber lain :
http://Jikalahari.or.id
http://www.incas-indonesia.org/id/data/Riau..
http://nasional.republika.co.id
https://tirto.id
DRAFT WAWANCARA

A. PRA KAMPANYE
1. Apakah itu Jikalahari?
2. Apa yang jikalahari lakukan dalam mengidentifikasi masalah kebakaran hutan
dan lahan?
3. Secara umum apa saja biasanya penyebab terjadinya kebakaran hutan dan
lahan?
4. Sebagai sebuah jaringan bagaimana sistem kerja Jikalahari?
5. Apa saja program kerja Jikalahari dalam wilayah intervensinya?
6. Bagaimana kondisi sesungguhnya dari kebakaran hutan dan lahan dalam
wilayah kerja jikalahari?
7. Ada berapa saja titik api pada tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018 ?
8. Apa saja aspek perencanaan kampanye jikalahari?

B. KAMPANYE
1. Bagaimana kampanye yang jikalahari lakukan dalam upaya menyelamatkan
hutan?
2. Bagaimana kampanye yang dilakukan tingkat internasional?
3. Bagaimana kampanye yang dilakukan tingkat nasional?
4. Bagaimana kampanye yang dilakukan tingkat lokal?
5. Saluran komunikasi apa yang cocok untuk digunakan dalam kampanye?
6. Siapa saja yang terlibat dalam proses kampanye pencegahan KARHUTLA
ini?
7. Siapa saja pelaku kampanye dalam program jikalahari ini?
a) Rancangan Kampanye
1. Bagaimana rencana kampanye dibentuk?
2. Apa saja pesan kampanye yang dikampanyekan?
3. Siapa saja sasaran kampanye dalam upaya penyelamatan hutan dari
kebakaran?
4. Media apa saja yang digunakan dalam kampanye penyelamatan hutan oleh
jikalahari?
5. Berapa jangka waktu yang diperlukan dalam sebuah program kampanye
penyelematan hutan yang jikalahari jalankan?
6. Strategi apa saja yang jikalahari gunakan dalam kampanye?
7. Apa saja konten kampanye dalam tingkat local, nasional dan internasional?
8. Bagaimana evaluasi yang jikalahari lakukan terhadap kampanye bahya
kebakaran hutan dan lahan?

C. PASCA KAMPANYE
1. Apa saja yang dilakukan jikalahari dalam evaluasi pasca kampanye yang
dilakukan?
2. Apa saja kelemahan kampanye penyelamatan hutan yang dilakukan selama
ini?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan setelah dilakukan kampanye?
4. Berapa point yang belum terpenuhi dalam pelaksanaan kampanye?
5. Apakah kampanye berjalan sesuai rancangan yang direncanakan?
6. Bagaimana pesan kampanye bisa sampai pada tiga segmentasi public, local,
nasional dan internasional?
7. Apakah strategi dan taktik dalam perencanaan kampanye berjalan sesuai
rencana?
8. Bagaimana alokasi waktu dan sumber daya kampanye?
9. Apakah public bisa mengingat pesan kampanye?
10. Apa saja sikap publik yang bisa diubah setelah kampanye dilakukan?
LAMPIRAN
Titik Panas Kawasan IUPHHK Confidence 0-100%
Grand
GROUP / PERUSAHAAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
APP & Partners 6251 1384 801 438 789 9663
PT. ARARA ABADI 1736 424 197 117 116 2590
PT. ARTELINDO WIRATAMA 25 91 2 2 2 122
PT. BALAI KAYANG MANDIRI 73 22 26 21 11 153
PT. BHARA INDUK 98 12 2 1 21 134
PT. BINA DAYA BENTALA 21 21 43 1 - 86
PT. BINA DAYA BINTARA 4 1 - - 3 8
PT. BINA DUTA LAKSANA 87 92 28 22 9 238
PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM 31 64 70 32 23 220
PT. DEXTER TIMBER PERKASA
INDONESIA 123 81 6 2 - 212
PT. DEXTER TIMBER PERKASA
INDONESIA & KTH WANA JA* 1 - 1 - - 2
PT. INHIL HUTANI PRATAMA 61 168 4 - 88 321
PT. MITRA HUTANI JAYA 97 27 22 34 14 194
PT. MUTIARA SABUK
KHATULISTIWA 31 42 23 18 13 127
PT. PERAWANG SUKSES
PERKASA INDUSTRI 16 25 4 3 3 51
PT. PRIMA BANGUN SUKSES 11 3 - - - 14
PT. RIAU ABADI LESTARI 4 1 3 - - 8
PT. RIAU INDO AGROPALMA 33 - 11 6 3 53
PT. RIMBA MANDAU LESTARI 34 8 3 28 15 88
PT. RIMBA ROKAN PERKASA 136 49 60 6 138 389
PT. RIMBA SERAYA UTAMA - 3 - - - 3
PT. RUAS UTAMA JAYA 505 57 18 13 64 657
PT. SATRIA PERKASA AGUNG 1143 80 120 22 189 1554
PT. SATRIA PERKASA AGUNG
(KTH Sinar Merawang) - 17 22 41 5 85
PT. SATRIA PERKASA AGUNG
(Unit Serapung) 154 28 50 12 13 257
PT. SEKATO PRATAMA MAKMUR 1220 35 47 41 17 1360
PT. SUNTARA GAJA PATI 607 33 39 16 42 737
APRIL & Partner 4332 2076 913 415 436 8172
CV. ALAM LESTARI 2 3 4 - 2 11
CV. BHAKTI PRAJA MULIA - 1 5 - - 6
CV. HARAPAN JAYA - - - 5 - 5
CV. MUTIARA LESTARI - 1 - - - 1
CV. PUTRI LINDUNG BULAN 1 12 - - - 13
KUD BINA JAYA LANGGAM 2 39 - - 2 43
PT. BINA DAYA BINTARA 16 2 5 7 - 30
PT. BUKIT BATABUH SEI INDAH 10 32 3 1 - 46
PT. BUKIT RAYA PELALAWAN 17 27 - - - 44
PT. CITRA SUMBER SEJAHTERA 31 48 2 1 - 82
PT. EKA WANA LESTARI
DHARMA 124 15 19 17 23 198
PT. HUTANI SOLA LESTARI 139 280 10 12 15 456
PT. LESTARI UNGGUL MAKMUR 98 - - - - 98
PT. MADUKORO - - - 6 4 10
PT. MERBAU PELALAWAN
LESTARI 2 27 - - - 29
PT. MITRA KEMBANG SELARAS 10 23 16 36 11 96
PT. MITRA TANINUSA SEJATI 5 2 8 13 4 32
PT. NUSA PRIMA MANUNGGAL 1 16 - 1 5 23
PT. NUSA WANA RAYA 2 11 2 1 1 17
PT. PEPUTRA SIAK MAKMUR 22 15 99 - 3 139
PT. PERKASA BARU 140 14 13 4 15 186
PT. RIAU ANDALAN PULP &
PAPER 1224 483 293 126 126 2252
PT. RIAU BINA INSANI - 15 - - - 15
PT. RIMBA LAZUARDI 23 129 9 2 1 164
PT. RIMBA MUTIARA PERMAI 1 21 18 14 6 60
PT. RIMBA PERANAP INDAH 9 19 1 2 - 31
PT. RIMBA ROKAN LESTARI 429 166 186 6 - 787
PT. SARI HIJAU MUTIARA 28 132 7 10 7 184
PT. SELARAS ABADI UTAMA 113 17 5 18 - 153
PT. SERAYA SUMBER LESTARI 221 62 16 2 30 331
PT. SIAK RAYA TIMBER 67 87 - 2 7 163
PT. SUMATERA RIANG LESTARI 1349 256 151 83 125 1964
PT. SUMATERA SILVA LESTARI 6 3 8 2 1 20
PT. SUMBER MASWANA LESTARI 4 23 1 1 5 34
PT. TRIOMAS FDI 163 54 4 2 3 226
PT. TRIOMAS FDII 17 5 - 12 18 52
PT. TUAH NEGERI 8 8 3 - 2 21
PT. UNI SERAYA 35 23 24 28 19 129
PT. WANANUGRAHA BINA
LESTARI 13 5 1 1 1 21
BARITO 274 38 41 10 75 438
PT. DIAMOND RAYA TIMBER 274 38 41 10 75 438
unknown 498 131 103 39 24 795
PT. KUARTET PUTRA MELAYU 21 45 10 3 - 79
PT. MULTI EKA JAYA TIMBER 55 10 34 30 14 143
PT. RIAU JAMBI SEJAHTERA 6 10 - - 1 17
PT. ROKAN PERMAI TIMBER 414 64 59 6 9 552
PT. SINAR DELI PRATAMA 2 2 - - - 4
(blank) 645 12 1 - 21 679
PT. NATIONAL TIMBER & FOREST
PRODUCTS (HTI SAGU) 645 12 1 - 21 679
Grand Total 12000 3641 1859 902 1345 19747

Titik Panas Kawasan IUPHHK Confidence >70%


Grand
GROUP / PERUSAHAAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
APP & Partners 3569 500 184 17 320 4590
PT. ARARA ABADI 882 117 24 6 4 1033
PT. ARTELINDO WIRATAMA 9 45 - 1 2 57
PT. BALAI KAYANG MANDIRI 40 13 - 2 - 55
PT. BHARA INDUK 46 3 1 - 10 60
PT. BINA DAYA BENTALA 10 13 20 - - 43
PT. BINA DAYA BINTARA 1 - - - 2 3
PT. BINA DUTA LAKSANA 32 54 1 - - 87
PT. BUKIT BATU HUTANI ALAM 8 10 31 1 - 50
PT. DEXTER TIMBER PERKASA
INDONESIA 59 43 - - - 102
PT. INHIL HUTANI PRATAMA 20 109 - - 59 188
PT. MITRA HUTANI JAYA 51 - - 1 - 52
PT. MUTIARA SABUK
KHATULISTIWA 2 2 - - - 4
PT. PERAWANG SUKSES
PERKASA INDUSTRI 3 6 1 1 - 11
PT. PRIMA BANGUN SUKSES 4 1 - - - 5
PT. RIAU ABADI LESTARI 1 - - - - 1
PT. RIAU INDO AGROPALMA 20 - - - - 20
PT. RIMBA MANDAU LESTARI 19 - - - - 19
PT. RIMBA ROKAN PERKASA 83 18 34 1 73 209
PT. RIMBA SERAYA UTAMA - 2 - - - 2
PT. RUAS UTAMA JAYA 255 27 1 1 29 313
PT. SATRIA PERKASA AGUNG 709 17 52 1 115 894
PT. SATRIA PERKASA AGUNG
(KTH Sinar Merawang) - - - 1 - 1
PT. SATRIA PERKASA AGUNG
(Unit Serapung) 83 1 2 - - 86
PT. SEKATO PRATAMA MAKMUR 904 2 3 - - 909
PT. SUNTARA GAJA PATI 328 17 14 1 26 386
APRIL & Partner 2265 867 281 28 80 3521
CV. ALAM LESTARI 2 - - - - 2
CV. PUTRI LINDUNG BULAN - 5 - - - 5
KUD BINA JAYA LANGGAM 2 13 - - 1 16
PT. BINA DAYA BINTARA 7 - 2 - - 9
PT. BUKIT BATABUH SEI INDAH 4 19 - 1 - 24
PT. BUKIT RAYA PELALAWAN 11 16 - - - 27
PT. CITRA SUMBER SEJAHTERA 14 21 1 - - 36
PT. EKA WANA LESTARI
DHARMA 85 - 2 - - 87
PT. HUTANI SOLA LESTARI 72 134 5 2 7 220
PT. LESTARI UNGGUL MAKMUR 56 - - - - 56
PT. MERBAU PELALAWAN
LESTARI 1 5 - - - 6
PT. MITRA KEMBANG SELARAS - 1 - 1 - 2
PT. MITRA TANINUSA SEJATI 1 1 - - 2 4
PT. NUSA PRIMA MANUNGGAL 1 6 - - - 7
PT. NUSA WANA RAYA 1 4 - - - 5
PT. PEPUTRA SIAK MAKMUR 8 7 59 - - 74
PT. PERKASA BARU 80 1 - 1 4 86
PT. RIAU ANDALAN PULP &
PAPER 617 217 57 9 11 911
PT. RIAU BINA INSANI - 8 - - - 8
PT. RIMBA LAZUARDI 10 49 - 1 - 60
PT. RIMBA MUTIARA PERMAI - - 1 - - 1
PT. RIMBA PERANAP INDAH 3 7 1 - - 11
PT. RIMBA ROKAN LESTARI 254 80 96 - - 430
PT. SARI HIJAU MUTIARA 6 44 - 4 2 56
PT. SELARAS ABADI UTAMA 57 - - 2 - 59
PT. SERAYA SUMBER LESTARI 88 21 - - - 109
PT. SIAK RAYA TIMBER 38 42 - 2 5 87
PT. SUMATERA RIANG LESTARI 740 113 55 2 45 955
PT. SUMATERA SILVA LESTARI - 1 1 - - 2
PT. SUMBER MASWANA LESTARI 3 13 1 - - 17
PT. TRIOMAS FDI 97 36 - 1 3 137
PT. UNI SERAYA 2 1 - 2 - 5
PT. WANANUGRAHA BINA
LESTARI 5 2 - - - 7
BARITO 116 14 13 2 39 184
PT. DIAMOND RAYA TIMBER 116 14 13 2 39 184
unknown 272 59 55 9 10 405
PT. KUARTET PUTRA MELAYU 9 19 3 1 - 32
PT. MULTI EKA JAYA TIMBER 21 4 17 8 8 58
PT. RIAU JAMBI SEJAHTERA 3 5 - - - 8
PT. ROKAN PERMAI TIMBER 237 29 35 - 2 303
PT. SINAR DELI PRATAMA 2 2 - - - 4
(blank) 396 3 - - 13 412
PT. NATIONAL TIMBER & FOREST
PRODUCTS (HTI SAGU) 396 3 - - 13 412
Grand Total 6618 1443 533 56 462 9112
Titik Panas Kawasan HGU Confidence 0-100%
Grand
PERUSAHAAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
PT. ADEI PLANTATIONS - 1 5 - 5 11
PT. AGRITA SARI PRIMA - 2 - - - 2
PT. ALAM SARI LESTARI 29 108 - - 1 138
PT. ALFA GLORI 2 2 - - - 4
PT. ANEKA INTI PERSADA 1 - 1 - - 2
PT. ARINDO SEJAHTERA - - - - 1 1
PT. ARVENA SEPAKAT 1 1 - 1 - 3
PT. BANYU BENING UTAMA 1 10 - - - 11
PT. BINTANG RIAU SEJAHTERA 1 - - - - 1
PT. BUMI PALMA LESTARI
PERSADA - 4 1 - - 5
PT. BUMIREKSA NUSA SEJATI 31 4 4 1 2 42
PT. CERENTI SUBUR 1 - - - - 1
PT. CITRA RIAU SARANA 1 - - 1 - 2
PT. EKADURA INDONESIA - - 3 - - 3
PT. GANDAERAH HENDANA 4 3 - - - 7
PT. GERBANG SAWIT INDAH 4 - - - - 4
PT. GUNTUNG HASRAT MAKMUR 1 - - - - 1
PT. GUNTUNG IDAMAN NUSA 28 3 - - - 31
PT. GUNUNG MAS RAYA 5 2 - - 1 8
PT. IVOMAS TUNGGAL - 1 3 - - 4
PT. JALUR PUSAKA SAKTI
KUMALA - 1 - - - 1
PT. JATIM JAYA PERKASA 22 3 3 - - 28
PT. KENCANA AMAL TANI - 1 - 1 - 2
PT. LANGGAM INTI HIBRINDO 7 32 2 1 7 49
PT. MARITA MAKMUR JAYA 7 - - - 2 9
PT. MEKARSARI ALAM LESTARI 17 - 1 - - 18
PT. MESKOM AGRO SARIMAS 8 38 - - - 46
PT. MITRA UNGGUL PUSAKA 2 12 - - - 14
PT. MULTI GAMBUT INDUSTRI 83 14 8 2 15 122
PT. MURINIWOOD INDAH
INDUSTRI 5 - - - - 5
PT. MUSIM MAS 8 8 6 8 3 33
PT. PUSAKA MEGA BUMI
NUSANTARA - 19 - - - 19
PT. RAJA GARUDAMAS SEJATI 10 17 - - - 27
PT. RIAU MAKMUR SENTOSA 186 30 3 - - 219
PT. RIAU SAKTI TRANS MANDIRI 18 11 - - - 29
PT. RIAU SAKTI UNITED
PLANTATIONS 16 2 1 1 1 21
PT. RIGUNAS AGRI UTAMA 1 1 - - - 2
PT. SAFARI RIAU - 8 - - 1 9
PT. SARI LEMBAH SUBUR 1 8 - - - 9
PT. SARPINDO GRAHA SAWIT
TANI 32 7 12 - 1 52
PT. SEKAR BUMI ALAM LESTARI 1 2 - - - 3
PT. SENDORA SERAYA 1 - - - 1 2
PT. SINAR INTI SAWIT 4 - - - - 4
PT. SUMBER JAYA INDAH NUSA
COY - 1 - - - 1
PT. SURYA BRATASENA
PLANTATIONS - 1 - - - 1
PT. SURYA INTISARI RAYA - 1 - - - 1
PT. TEGUH KARSAWANA
LESTARI 83 11 1 2 10 107
PT. TRIBAKTI SARI MAS 4 6 1 - - 11
PT. TRIOMAS FDI 181 5 36 6 7 235
PT. TRISETIA USAHA MANDIRI 191 - 4 1 9 205
PT. TUMPUAN 1 - - - - 1
PT. UNI SERAYA 171 - 13 2 - 186
PT. WANAJINGGA TIMUR - 3 - - - 3
PTPN V - 1 - - - 1
PTPN V (PTP. II TANDUN) - 3 - 1 1 5
PTPN V (PTPN II) - 1 1 - - 2
PTPN V (SEI PAGAR) - 1 2 - - 3
Grand Total 1170 389 111 28 68 1766
Titik Panas Kawasan HGU Confidence >70%
Grand
PERUSAHAAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
PT. AGRITA SARI PRIMA - 1 - - - 1
PT. ALAM SARI LESTARI 12 66 - - - 78
PT. ALFA GLORI 2 - - - - 2
PT. ANEKA INTI PERSADA - - 1 - - 1
PT. BANYU BENING UTAMA - 5 - - - 5
PT. BUMIREKSA NUSA SEJATI 5 1 2 - - 8
PT. CERENTI SUBUR 1 - - - - 1
PT. GANDAERAH HENDANA 1 2 - - - 3
PT. GERBANG SAWIT INDAH 1 - - - - 1
PT. GUNTUNG IDAMAN NUSA 17 1 - - - 18
PT. GUNUNG MAS RAYA 1 - - - - 1
PT. JATIM JAYA PERKASA 14 - 1 - - 15
PT. LANGGAM INTI HIBRINDO 5 20 - - 2 27
PT. MARITA MAKMUR JAYA 2 - - - - 2
PT. MEKARSARI ALAM LESTARI 10 - - - - 10
PT. MESKOM AGRO SARIMAS 6 17 - - - 23
PT. MITRA UNGGUL PUSAKA - 6 - - - 6
PT. MULTI GAMBUT INDUSTRI 44 6 4 1 7 62
PT. MURINIWOOD INDAH
INDUSTRI 2 - - - - 2
PT. MUSIM MAS - 2 - - - 2
PT. PUSAKA MEGA BUMI
NUSANTARA - 9 - - - 9
PT. RAJA GARUDAMAS SEJATI 7 4 - - - 11
PT. RIAU MAKMUR SENTOSA 122 21 - - - 143
PT. RIAU SAKTI TRANS MANDIRI 8 7 - - - 15
PT. RIAU SAKTI UNITED
PLANTATIONS 6 - - - - 6
PT. SAFARI RIAU - 4 - - 1 5
PT. SARI LEMBAH SUBUR 1 4 - - - 5
PT. SARPINDO GRAHA SAWIT
TANI 19 4 3 - - 26
PT. SEKAR BUMI ALAM LESTARI - 2 - - - 2
PT. SENDORA SERAYA 1 - - - - 1
PT. SINAR INTI SAWIT 1 - - - - 1
PT. SURYA INTISARI RAYA - 1 - - - 1
PT. TEGUH KARSAWANA
LESTARI 32 8 - - 8 48
PT. TRIBAKTI SARI MAS 1 - - - - 1
PT. TRIOMAS FDI 100 - 19 - - 119
PT. TRISETIA USAHA MANDIRI 81 - 2 - 4 87
PT. UNI SERAYA 123 - - - - 123
PT. WANAJINGGA TIMUR - 1 - - - 1
PTPN V (PTPN II) - 1 - - - 1
Grand Total 625 193 32 1 22 873

Titik Panas Kawasan Konservasi Confidence 0-100%


Grand
NAMA KAWASAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
CA. BUKIT BUNGKUK 1 4 - - - 5
HL. BATANG ULAK I 3 3 - - 2 8
HL. BATANG ULAK II 1 - 2 - - 3
HL. BUKIT BATABUH LUBUK
JAMBI 158 261 27 19 24 489
HL. BUKIT SULIGI 93 45 46 7 24 215
HL. SUNGAI MAHATO 5 2 2 - - 9
HL. SUNGAI ROKAN 7 2 8 15 1 33
HL. TASIK AIR PUTIH - 2 - - - 2
HL. TASIK NAMBUS 6 - - - - 6
HL. TASIK PENYAGUN 2 - - - - 2
HW. SUNGAI DUMAI 51 3 34 - 4 92
PLG. SEBANGA - - 1 - - 1
SM. BALAI RAJA 1 - - - - 1
SM. BUKIT BATU 32 - 1 - - 33
SM. BUKIT RIMBANG BUKIT
BALING 20 32 6 6 1 65
SM. GIAM SIAK KECIL 261 61 30 1 3 356
SM. KERUMUTAN 17 36 2 - - 55
SM. TASIK TANJUNG PADANG 2 1 1 - - 4
TAHURA SUTAN SYARIF QASIM II 3 2 1 - - 6
TN. BUKIT TIGAPULUH 26 37 1 10 8 82
TN. TESSO NILLO 327 728 81 30 38 1204
TWA. BULUH CINA 3 1 - - - 4
Grand Total 1019 1220 243 88 105 2675

Titik Panas Kawasan Konservasi Confidence 70%


Grand
NAMA KAWASAN 2014 2015 2016 2017 2018
Total
CA. BUKIT BUNGKUK 1 2 - - - 3
HL. BATANG ULAK I 1 2 - - 1 4
HL. BATANG ULAK II 1 - - - - 1
HL. BUKIT BATABUH LUBUK
JAMBI 74 120 12 11 13 230
HL. BUKIT SULIGI 56 21 23 7 11 118
HL. SUNGAI MAHATO 3 1 - - - 4
HL. SUNGAI ROKAN 5 - 1 12 1 19
HL. TASIK AIR PUTIH - 1 - - - 1
HL. TASIK NAMBUS 3 - - - - 3
HW. SUNGAI DUMAI 28 2 27 - 4 61
SM. BUKIT BATU 23 - - - - 23
SM. BUKIT RIMBANG BUKIT
BALING 15 13 4 3 - 35
SM. GIAM SIAK KECIL 151 35 15 - 1 202
SM. KERUMUTAN 5 23 - - - 28
SM. TASIK TANJUNG PADANG - 1 1 - - 2
TAHURA SUTAN SYARIF QASIM II 1 1 - - - 2
TN. BUKIT TIGAPULUH 17 20 - 7 4 48
TN. TESSO NILLO 177 363 32 14 15 601
Grand Total 561 605 115 54 50 1385
Luasan Deforestasi Pada Kawasan IUPHHK 2013-2015
IUPHHK Status Group Luas (Ha)

NON IUPHHK 233820.12

PT BINA DAYA BINTARA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1676.43

PT TUAH NEGERI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 0.47

KUD BINA JAYA LANGGAM IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 67.42

PT ARARA ABADI IUPHHK-HT APP & PARTNERS 7556.88

PT ARTELINDO WIRATAMA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 6855.87

PT BALAI KAYANG MANDIRI IUPHHK-HT APP & PARTNERS 712.05

PT BINA DAYA BENTALA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 2438.22

PT BINA DUTA LAKSANA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1535.90

PT BUKIT BATU HUTANI ALAM IUPHHK-HT APP & PARTNERS 184.53

PT BUKIT RAYA PELALAWAN IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 106.74

PT CITRA SUMBER SEJAHTERA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 5383.83

PT EKA WANA LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 339.41


DHARMA

PT LESTARI UNGGUL MAKMUR IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 981.58

PT MERBAU PELALAWAN IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 71.05


LESTARI

PT MITRA HUTANI JAYA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 453.64

PT MITRA KEMBANG SELARAS IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 65.32

PT MITRA TANINUSA SEJATI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 38.83

PT NUSA PRIMA MANUNGGAL IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 61.33

PT NUSA WINA RAYA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 335.00

PT PERAWANG SUKSES IUPHHK-HT APP & PARTNERS 820.87


PERKASA INDUSTRI

PT PERKASA BARU IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1152.93

PT PUTRA RIAU PERKASA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 0.26

PT RIAU INDO AGROPALMA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 689.96

PT RIMBA LAZUARDI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1103.81


PT RIMBA MANDAU LESTARI IUPHHK-HT APP & PARTNERS 446.07

PT RIMBA MUTIARA PERMAI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 119.96

PT RIMBA PERANAP INDAH IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 32.30

PT RIMBA ROKAN LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 3905.08

PT RIMBA ROKAN PERKASA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 844.12

PT RIMBA SERAYA UTAMA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 67.92

PT RUAS UTAMA JAYA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1388.64

PT SARI HIJAU MUTIARA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1939.08

PT SATRIA PERKASA AGUNG IUPHHK-HT APP & PARTNERS 679.04

PT SATRIA PERKASA AGUNG IUPHHK-HT APP & PARTNERS 12.55


(KTH Sinar Merawang)

PT SATRIA PERKASA AGUNG IUPHHK-HT APP & PARTNERS 473.63


(Unit Serapung)

PT SEKATO PRATAMA MAKMUR IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1988.77

PT SELARAS ABADI UTAMA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1974.29

PT SIAK RAYA TIMBER IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 2167.35

PT SUMATERA RIANG LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 10958.79

PT SUNTARA GAJA PATI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 3879.04

PT UNI SERAYA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 2074.17

PT BUKIT BETABUH SEI INDAH IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1279.90

PT SERAYA SUMBER LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1071.70

PT NATIONAL TIMBER & IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 28.64


FOREST PRODUCT

PT RIAU ANDALAN PULP AND IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 29330.36


PAPER

PT WANANUGRAHA BINA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 331.61


LESTARI

PT DEXTER TIMBER PERKASA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1615.05


INDONESIA

PT INHIL HUTANI PRATAMA IUPHHK-HT APP & PARTNERS 253.39

PT PEPUTRA SIAK MAKMUR IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 9796.66

CV ALAM LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 21.59


CV BHAKTI PRAJA MULIA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 21.91

CV HARAPAN JAYA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 18.44

CV MUTIARA LESTARI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 441.27

CV PUTRI LINDUNG BULAN IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 50.25

PT KUARTET PUTRA MELAYU IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1569.85

PT MADUKURO IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 57.17

PT MULTI EKA JAYA TIMBER IUPHHK-HT APP & PARTNERS 1313.93

PT RIAU BINA INSANI IUPHHK-HT APP & PARTNERS 132.02

PT RIAU JAMBI SEJAHTERA IUPHHK-HT Unknown 0.21

PT ROKAN PERMAI TIMBER IUPHHK-HT Unknown 1053.85

PT SUMBER MASWANA IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 1339.75


LESTARI

PT TRIOMAS FDI IUPHHK-HT APRIL & PARTNERS 4663.40

PT BHARA INDUK IUPHHK-HA APP & PARTNERS 1057.62

PT DIAMOND RAYA TIMBER IUPHHK-HA BARITO 7213.43

PT HUTANI SOLA LESTARI IUPHHK-HA APRIL & PARTNERS 6014.48

PT MUTIARA SABUK IUPHHK-HA APP & PARTNERS 4483.34


KHATULISTIWA

PT THE BEST ONE UNI TIMBER IUPHHK-HA BARITO 44.83

PT NATIONAL TIMBER & IUPHHK-SGU 765.17


FOREST PRODUCTS (HTI-SAGU)
Sebaran Titik Panas di Konsesi Grup APRIL

No IUPHHK APRIL TITIK PANAS


1 PT ARTELINDO WIRATAMA 65
2 PT INHIL HUTANI PRATAMA 150
3 PT BINA DUTA LAKSANA 67
4 PT MUTIARA SABUK KHATULISTIWA 53
5 PT ARARA ABADI 454
6 PT BHARA INDUK 1
7 PT SATRIA PERKASA AGUNG 100
8 PT PERAWANG SUKSES PERKASA INDUSTRI 17
9 PT SATRIA PERKASA AGUNG (KTH sinar merawang) 16
10 PT RIMBA SERAYA UTAMA 2
11 PT MITRA HUTANI JAYA 72
12 PT SATRIA PERKASA AGUNG (UNIT SERAPUNG) 62
13 PT RIMBA MANDAU LESTARI 7
14 PT BALAI KAYANG MANDIRI 25
15 PT RIMBA ROKAN PERKASA 23
16 PT BINA DAYA BENTALA 20
17 PT SEKATO PRATAMA MAKMUR 36
18 PT BUKIT BATU HUTANI ALAM 128
19 PT RUAS UTAMA JAYA 44
20 PT DEXTER TIMBER PERKASA INDONESIA 69
21 PT SUNTARA GAJA PATI 27

Sebaran Titik Panas di Konsesi Grup APP


No IUPHHK APP TITIK PANAS
1 PT RIAU ANDALAN PULP & PAPER 420
2 PT SARI HIJAU MUTIARA 66
3 PT SUMBER MASWANA LESTARI 26
4 PT CITRA SUMBER SEJAHTERA 30
5 PT RIMBA LAZUARDI 76
6 PT BUKIT BETABUH SEI INDAH 25
7 PT SUMATERA RIANG LESTARI 247
8 PT RIMBA PERANAP INDAH 8
9 CV PUTRI LINDUNG BULAN 7
10 PT MITRA KEMBANG SELARAS 25
11 PT HUTANI SOLA LESTARI 214
12 PT MERBAU PELALAWAN LESTARI 44
13 PT SIAK RAYA TIMBER 47
14 PT BUKIT RAYA PELALAWAN 16
15 PT WANANUGRAHA BIMA LESTARI 3
16 PT MITRA TANINUSA SEJATI 1
17 KUD BINA JAYA LANGGAM 25
18 PT NUSA PRIMA MANUNGGAL 10
19 PT NUSA WANA RAYA 2
20 PT RIMBA MUTIARA PERMAI 28
21 PT SELARAS ABADI UTAMA 33
22 PT RIAU BINA INSANI 6
23 CV TUAH NEGERI 15
24 CV ALAM LESTARI 2
25 CV BHAKTI PRAJA MULIA 7
26 PT UNI SERAYA 43
27 PT TRIOMAS FDI 75
28 PT EKA WANA LESTARIDHARMA 24
29 PT SERAYA SUMBER LESTARI 57
30 PT SUMATERA SILVA LESTARI 4
31 PT PERKASA BARU 19
32 PT BINA DAYA BINTARA 4
33 PT RIMBA ROKAN LESTARI 173
34 PT PEPUTRA SIAK MAKMUR 6
BIODATA PENULIS

Reno Nanda Pratama, Putra Pertama dari pasangan


Maskur dan Saidah lahir pada 27 April 1994 di Desa Batang
Tumu Kecamatan Mandah Kabupaten Indragiri Hilir.
Memulai pendidikan di SD 029 Batang Tumu (lulus tahun
2006), dilanjutkan dengan Mts Sabilal Muhtadin
Tembilahan (lulus tahun 2009), melanjutkan di MAN 039
(lulus pada 2012). Sempat bekerja sebagai montir mobil di
Tanjung Pinang dan Life Guard di Batam, namun karena khawatir akan masa
depan penulis melanjutkan studi ke Universitas Ssultan Syarif Kkasim Riau dan
memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
memilih Konsentrasi Public Relations.
Setelah berjuang melawan diri sendiri akhirnya skripsi dengan Judul
“Kampanye Komunikasi Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau
(JIKALAHARI) Dalam Penyelamatan Hutan Riau Pasca Kebakaran Hutan
Dan Lahan Tahun 2015”. Semoga skripsi ini mempunyai manfaat. Skripsi ini
dipersembahkan untuk diri sendiri.
Ilmu hendaklah hanya tunduk pada pada kecerdasan, bukan pada
pada kekayaan! Para pemimpin, birokrat, politisi, sibuk dengan periuk
belanga mereka sendiri!
(Andrea Hirata, Orang-Orang Biasa)

Anda mungkin juga menyukai