Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS INDONESIA

Studi Kasus
Manajemen Perpajakan

Dosen Pengajar:
Indrayagus Slamet, M.Ak.

Kelompok 4
Arfian Saputra Siregar (1906340312)
Aria Respati W. Natakusuma (1906417615)
Ghesna Larasati Sunatriyo (1906340344)
Sila Ninin Wisnantiasri (1906417716)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI PPAk
JAKARTA
2019
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa /tugas terlampir adalah murni hasil
pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran
lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama NPM Tanda Tangan

Arfian Saputra Siregar 1906340312

Aria Respati W. Natakusuma 1906417615

Ghesna Larasati Sunatriyo 1906340344

Sila Ninin Wisnantiasri 1906417716

Mata Ajaran : Manajemen Perpajakan


Judul Tugas : Kasus Manajemen Perpajakan
Dosen : Indrayagus Slamet, M.Ak.
Tanggal : 19 September 2019

Demikian Statement of Authorship ini dibuat dengan sebenarnya.

1. KASUS WARISAN
Pak Wahyudi memiliki 3 anak cowok, namanya si jono, si joni, dan si julu. Pak Wahyudi punya
harta berupa ruko 10 unit. Selain itu, sejak jaman muda Pak Wahyudi punya keahlian meracik
jamu herbal penyembuh masuk angin. Pada tahun 2012, rumus ini di sewakan kepada perusahaan
namanya PT Jamu Musuh Angin. Ia mendapat Royalty sebesar 5% dari penjualan jamu itu. Tahun
2017 Pak Wahyudi meninggal dunia dan warisan ini belum dibagikan kepada 3 anaknya dan
rencananya tahun 2019 akhir baru dibagikan.
Tugas:
a. Hitunglah pajak-pajak di tahun 2017, 2018 dan 2019 sebelum warisan itu dibagikan.
b. Pajak apakah yang terhutang atas warian di akhir tahun 2019 pada saat dibagikan.

Basis Pajak
1. Pajak Warisan
Pada Undang Undang (UU) pajak penghasilan (PPh) No.10 tahun 1994 pajak warisan telah diatur
pada dua pasal:
a. Pasal 2 ayat (1) huruf (a) angka 2 dan Pasal 2 ayat (3) UU PPh
Pada pasal di atas disebutkan bahwa warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak merupakan subjek pajak. Lebih detailnya, pasal 2 ayat (3)
menyebutkan warisan yang belum terbagi merupakan subjek pajak dalam negeri.
Apabila orang yang meninggal memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
warisannya belum terbagi, maka warisan tersebut merupakan subjek pajak bagi NPWP yang telah
meninggal dan wajib dilaporkan oleh ahli waris. Ini bertujuan untuk penghasilan dari warisan
tersebut tetap dikenakan pajak.
b. Pasal 4 ayat (3) huruf (b) UU PPh
Pasal di atas menjelaskan bahwa Warisan bukan merupakan objek pajak.
2. Pajak Royalty
Pada UU PPh no.10 tahun 1994 Pasal 4 disebutkan bahwa royalti merupakan objek pajak. Tarif
sebesar 15%
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Seperti yang sudah diatur pada UU No.12 tahun 1994 tentang PBB, Subject PBB adalah orang
pribadi dan badan yang secara nyata memiliki hal-hal berikut:
- Mempunyai hak atas bumi
- Memperoleh manfaat atas bumi
- Memiliki bangunan
- Menguasai bangunan
- Memperoleh manfaat atas bangunan
Tarif: 0.5%
4. Pajak Sewa bangunan
Sewa bangunan pasal 4 ayat (2)
Tarif: 10%
Jawab:
a. Pajak-pajak tahun 2017, 2018, dan 2019 yang harus disetor sebelum warisan dibagikan.
Sesuai penjelasan diatas, warisan yang belum dibagikan oleh pewaris, maka warisan tersebut
merupakan subjek pajak. Berikut pajak pada tahun 2017, 2018, dan 2019 sebelum dibagikan
warisan:
1. Pajak Royalti sebesar 15% per tahunnya (PP O
2. Pajak Penghasilan dari sewa bangunan 10% per tahunnya
3. Pajak Bumi Bangunan setiap tahunnya
b. Pajak terutang saat dibagikan tahun 2019
Setelah dibagikannya warisan. Hanya pajak royalti yang perlu dilaporkan pada tahun 2019 hingga
habis masa royalti tersebut sebesar 15%.

3. KASUS MEMILIH BENTUK USAHA


Mas Tunggul dan Mas Tusiran, dua sekawan, ingin membuat perusahaan. Mas Tunggul punya
uang Rp 4 milliar, sedang mas Tusiran Rp 1 milliar. Usaha perusahaan adalah perdagangan besar
baja dan besi untuk perumahan dan proyek-proyek konstruksi. Kedua pemilik modal sepakat untuk
menerima gaji masing-masing Rp 20 juta sebulan. Usaha dimulai per Januari 2020. Mas Tunggul
punya anak yang sedang sekul di Amrik, perlu dana Rp 100 juta untuk pembayaran semesteran
selama 3 tahun kedepan. Rencananya uang tersebut diambil dari kas perusahaan. Di lain pihak,
Istri Mas Tusiran juga seneng shopping di Mall Singapore dan akan sering mengambil uang
belanja dari perusahaan. Semua pengeluaran itu dicatat oleh Akuntannya yang bernama si Slamet
Sutikno dibukukan sebagai Biaya keperluan rumah tangga kantor.
Proyeksi laba bersih (after tax)di Tahun 2020 ada keuntungan bersih 10% dari Sales dan langsung
dibagiken ke kedua pemilik perusahaan secara proporsional di tahun 2021 awal.

Tugas#1:
a. Apapun bentuk usahanya, jika peredaran usaha di 2020 adalah Rp 2 milliar, hitung
berapa PPh terhutang seandainya net fiscal profit 10%?
b. Apapun bentuk usahanya, jika peredaran usaha di 2020 adalah Rp 20 milliar, berapa
PPh terhutang seandainya net fiscal profit 10%?
c. Apapun bentuk usahanya, jIka peredaran usaha di 2020 adalah Rp 60 milliar, berapa
PPh terhutang seandainya net fiscal profit 10%?

Tugas#2:
Jelaskan aspek perpajakan atas Gaji, Dividen, dan pengeluaran-pengeluaran pribadi jika bentuk
usaha ini adalah:
a. CV, firma, atau persekutuan
b. Perseroan Terbatas
c. Bagaimana aspek pajaknya seandainya setoran modal awal mas Tunggul dalam bentuk
perseroan terbatas bukan dengan uang tapi dengan Tanah seharga Rp 1 milliar.
d. Jika usahanya misalkan adalah Yayasan yang bergerak di jasa Pendidikan DIII dan S1
(misalkan namanya “Sekolah Tinggi Ilmu Gaya”). Jelaskan perlakuan atas Gaji,
Dividen (sisa hasil usaha or surplus), dan pengeluaran-pengeluaran pribadi itu.

Jawab:
Koreksi fiskal yang terjadi pada tahun 2019
Pengeluaran pribadi yang tidak berhubungan dengan usaha:
Biaya sekolah anak : 100,000,000
Biaya shopping di Singapore

Tugas #1
a. Peredaran Usaha senilai 2 miliar
Berdasarkan peraturan baru Peraturan Pemerintahan (PP) RI nomor 46 tahun 2013 dikenakan PPh
final sebesar 0.5%.
Net fiscal profit = 200,000,000
PPh terutang = 200,000,000x 0.5%= 1,000,000

b. Peredaran Usaha senilai 20 miliar


Untuk omzet penjualan antara 2,5 miliar hingga 50 miliar dikategorikan sebagai usaha menengah.
Tarif pajak yang dikenakan pajak adalah [(50% x 25%) x penghasilan kena pajak yang
memperoleh fasilitas] + [25% x penghasilan kena pajak tidak memperoleh fasilitas].
Pasal 31 (e)
Net fiscal profit = 2,000,000,000
PKP Mendapat fasilitas = 4,8 miliar / 20 miliar x 2 miliar
= 480,000,000
PKP tidak mendapatkan fasilitas = 2 miliar - 480,000,000
= 1,520,000,000
PPh terutang:
Mendapatkan fasilitas = 50% x 25% x 480,000,000
= 60,000,000
Tidak mendapatkan fasilitas = 25% x 1,520,000,000
= 380,000,000
Total PPh terutang = 60,000,000 + 380,000,000
= 440,000,000

c. Peredaran Usaha senilai 60 miliar


Untuk omzet penjualan diatas 50 miliar dikategorikan sebagai usaha besar.
Net fiscal profit = 6,000,000,000
PPh terutang = 6,000,000,000 x 25%
= 1,500,000,000

Tugas #2
Aspek perpajakan gaji, dividen, dan pengeluaran pribadi.
- Gaji
Perhitungan pajak:

Sampai dengan 50 juta 5%

50 juta sampai dengan 250 juta 15%

250 juta sampai dengan 500 juta 25%

Diatas 500 juta 30%


Mas Tunggul & Mas Tusiran

Gaji Januari s.d. Desember = 12 x 20jt = 480,000,000

PPh 21 terutang:
5% x 50,000,000 = 2,500,000
15% x 250,000,000 = 37,500,000
25% x 180,000,000 = 45,000,000
Total PPh 21 terutang = 85,000,000
Per bulannya = 7,083,333

- Dividen
Dividen diatur pada pasal 4 ayat (2) bersifat final sebesar 10%

- Pengeluaran Pribadi
Pengeluaran pribadi harus dilakukan koreksi fiskal. Pada kasus di atas pengeluaran untuk biaya
shopping di singapore dan pembiayaan kuliah anak dari owner 100,000,000 harus dilakukan
koreksi fiskal.

5. KASUS WP OP PINJEMIN DUIT

PT AJE GILE kekurangan dana. Pemegang saham, Kang Somad, mau memberikan dananya
kepada perusahaan ini. Perusahaan bertanya kepada Saudara, mana yang paling indah nan permai,
apakah dicatat dalam bentuk pinjaman atau sebagai modal ? Kang Somad ikut dan manut saja atas
keputusan Saudara sebagai konsultan pajak yang bisa “walking on the water”.
Jawab :
- Pilihan sebagai pinjaman:
Berdasarkan PP 94 Tahun 2010 Pasal 12 ayat 1, Kang Somad sebagai pemegang saham PT
AJE GILE dapat memberikan pinjaman dana tanpa bunga kepada PT AJE GILE, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Pinjaman tersebut berasal dari dana milik pemegang saham itu sendiri dan bukan berasal
dari pihak lain;
b. Modal yang seharusnya disetor oleh pemegang saham pemberi pinjaman telah disetor
seluruhnya;
c. Pemegang saham pemberi pinjaman tidak dalam keadaan merugi; dan
d. Perseroan terbatas penerima pinjaman sedang mengalami kesulitan keuangan untuk
kelangsungan usahanya.
Dengan asumsi Kang Somad memenuhi kriteria tersebut di atas, pembiayaan melalui
metode pinjaman tanpa bunga tidak memberikan beban tambahan secara perpajakan bagi Kang
Somad.
Lain halnya dengan tidak terpenuhinya kriteria tersebut, PP 94 Tahun 2010 Pasal 12 ayat
2 menyebutkan bahwa, apabila pinjaman yang diterima oleh Wajib Pajak berbentuk perseroan
terbatas dari pemegang sahamnya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), atas pinjaman tersebut terutang bunga dengan tingkat suku bunga wajar. Kang Somad dapat
memperoleh tambahan beban pajak atas penerimaan bunga dari pinjaman tersebut.

- Pilihan sebagai tambahan modal:


Kang Somad melakukan penambahan penyertaan modal di PT AJE GILE. Dengan
melakukan penambahan penyertaan modal, Kang Somad dapat meningkatkan persentase
kepemilikannya. Namun dengan meningkatkan persentase kepemilikan, juga meningkatkan beban
pajak final UU PPh Pasal 17 ayat 2c dengan tarif maksimal 10% atas dividen yang akan diterima
oleh Kang Somad apabila PT AJE GILE melakukan pembagian dividen.
Kesimpulan dari dua pilihan tersebut di atas adalah dengan melakukan penambahan
penyertaan modal di PT AJE GILE, Kang Somad memperoleh keuntungan dari meningkatnya
persentase kepemilikan yaitu mendapatkan kendali lebih atas PT AJE GILE dan mendapatkan
dividen yang lebih besar daripada sebelum menambahkan penyertaan modal. Keputusan untuk
menambahkan penyertaan modal lebih menguntungkan Kang Somad daripada memberikan
pinjaman tanpa bunga kepada PT AJE GILE. Terlebih lagi apabila terjadi pemeriksaan terhadap
opsi transaksi pinjaman yang dapat memberikan beban pajak tambahan kepada Kang Somad
apabila atas pinjaman tersebut dikenakan bunga wajar yang biasanya berada di atas 10%.

7. KASUS PERUSAHAAN FINAL

PT Kiss Dong Yang, sebuah perusahaan jasa konstruksi yang sudah dikenakan PPh Final:
a. Memberikan fasilitas pengobatan gratis, THR dalam bentuk parcel, travel gratis ke LN,
dan fasilitas lainnya kepada karyawan.
b. Perusahaan sering mengimport material dari China

Pertanyaan:

1. Dampak perpajakan atas pemberian benefit in kind kepada employees dimana PPh pasal 21
ditanggung perusahaan.
2. Atas impor material, ada masalah apakah? berikan saran Saudara atas masalah itu.
3. Misalkan tahun 2018 ini PT KDY mendapat pinjaman Rp 200 milliar dan bunganya 14% dari
bank ABS Indonesia, sedangkan Equity perusahaan Rp 2 milliar. Jelaskan jumlah bunga
pinjaman yang boleh dibebankan secara fiskal sesuai aturan DER yang terbaru.
4. Misalkan perusahaan bukan jasa konstruksi tapi usaha non PPh final sudah lama sejak
berdirinya perusahaan. Apabila pada tahun 2020 nanti diperkirakan akan mengalami penurunan
peredaran usaha, jelaskan apa langkah anda untuk menghindari PPh Badan yang Lebih Bayar.

Jawab:
1. Dampak perpajakan atas pemberian benefit in kind kepada karyawan apabila tidak dimasukkan
sebagai komponen tunjangan atas karyawan akan meningkatkan beban pajak PT KDY, karena
pemberian natura kepada karyawan merupakan biaya yang tidak dapat mengurangi penghasilan
kena pajak sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1e. Biaya ini dapat diakui sebagai pengurang
laba perusahaan apabila seluruh karyawan dapat memperolehnya tanpa syarat.
2.
3. Pinjaman Rp 200 Miliar, bunga 14%. Biaya bunga pinjaman Rp 28 Miliar. DER yang
ditentukan oleh PMK 169 Tahun 2015 untuk menentukan biaya bunga pinjaman yang dapat
diperhitungkan adalah 4:1, untuk perhitungan ini DER PT KDY adalah 100:1. Sehingga biaya
bunga yang dapat diperhitungkan adalah :

Dari biaya bunga pinjaman yang dibayarkan oleh PT KDY kepada Bank akan terdapat koreksi
fiskal pada perhitungan PPh badan atas biaya tersebut sebesar Rp 26,880,000,000.
4.
9. THR PARCEL ATAU UANG ?

PT Kiss Dong Yang sedang mempertimbangkan untuk memberikan THR dalam bentuk parcel
atau dalam bentuk uang THR kepada seluruh jajaran Direksi dan karyawannya. Jumlah THR total
adalah sebulan gaji. Jika jajaran direksi gaji regulernya kisaran Rp 600 jutaan setahun per orang
dan omzet perusahaan sudah mencapai Rp 400 milliar, maka mana yang lebih baik, apakah THR
Barang atau THR uang khusus untuk level direksi ini?

Jawab:

THR merupakan penghasilan tidak tetap seorang pegawai sebagaimana diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER - 31/PJ/2012 Pasal 1 ayat 16, yang berbunyi :
“Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur adalah penghasilan bagi Pegawai Tetap
selain penghasilan yang bersifat teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode
lainnya, antara lain berupa bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), jasa produksi, tantiem, gratifikasi,
atau imbalan sejenis lainnya dengan nama apapun.”
Sesuai dengan ketentuan yang ada, maka, THR merupakan objek pajak yang pengenaannya
masuk ke dalam PPh 21 dimana bagi karyawan bisa dikategorikan sebagai penghasilan. Dalam hal
ini, akan lebih baik jika perusahaan membagikan THR dalam bentuk uang. Jika diberikan sebagai
bingkisan (parcel) maka hal ini tidak dapat dibiayakan oleh perusahaan karena bingkisan atau
parcel termasuk sebagai natura (biaya sumbangan) dan bagi karyawan bukanlah penghasilan.

11. BINGUNG LABA USAHA TERLALU BESAR

PT Indopabrikan Makmur, pabrikan perkakas alat-alat rumah tangga, memiliki omzet 160 milliar
ditahun 2018. Tahun-tahun kedepan diperkirakan akan naik 15% omzetnya. Perusahaan memiliki
Subsidiary dengan nama PT Lebak Bulus Management (LBM) yang bergerak dibidang jasa
konsultan management keuangan dan riset pemasaran. Tahun-tahun lalu PT LBM ini masih rugi
besar. Direksi bertanya kepada Anda sebagai konsultan, apa yang bisa anda lakukan untuk
mengecilkan PPh Badan dengan cara yang tidak melanggar UU dan ketentuan perpajakan.
Silahkan dirancang sedikitnya 3 cara untuk mengurangi PPh Badan tersebut secara halal.

Jawab :
1. Merger dengan perusahaan yang memiliki kerugian yang besar. PT Indopabrikan Makmur
dapat melakukan merger dengan PT Lebak Bulus Management sehingga akumulasi kerugian
perusahaan yang merugi (PT Lebak Bulus Management) dapat dialihkan ke perusahaan
gabungan yang memiliki omset tinggi sehingga perhitungan pajaknya akan menjadi kecil.
2. Menggunakan jasa PT Lebak Bulus Management dalam management keuangan dan riset
pemasarannya, sehingga pada PT Indopabrikan Makmur dapat dimasukkan sebagai biaya.

13. BELI VIA LEASING ATAU VIA KREDIT DI BANK

PT Letoy Man memerlukan kendaraan Truck seharga Rp 500 juta. Dia tidak mampu untuk beli
secara cash. Menurut Bang Selamet,SH,BKP, katanya ada pilihan lain yang menguntungkan pajak
yaitu dengan pinjeman biasa dari Bank atau melalui perusahaan pembiayaan. Jelasken mana yang
lebih baik secara fiskal, beli via bank loan atau menggunakan jasa ADIRA/FIF/BCA Finance saja
?

Jawab:
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 pasal 16c tentang
Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) dan SE - 29/PJ.42/1992 tentang Perlakuan Pajak
Penghasilan terhadap Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing) poin 5.2.3 yang menyatakan bahwa
pembayaran sewa guna usaha yang dibayarkan atau terutang, kecuali pembebanan atas tanah,
merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang transaksi sewa guna
usaha tersebut dapat digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi. Ketentuan ini dapat
menjadikan biaya sewa yang terdiri dari biaya pokok pinjaman dan bunga bisa digunakan sebagai
pengurang penghasilan bruto. Sedangkan apabila pembiayan dilakukan via kredit bank, maka yang
bisa digunakan sebagai pengurang penghasilan hanya biaya bunga saja sesuai dengan Undang-
undang PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a3. Jadi kesimpulannya lebih baik
menggunakan jasa leasing apabila dilihat secara fiskal.

15. BEBAN USAHA YANG BINGUNG

Pada tahun 2020, PT Asoy Selalu yang merupakan pabrikan sepatu:


a. akan membeli kendaraan berupa innova, rush, dan lexus untuk keperluan pribadi direksi
sekaligus operasional kantor juga. Total pembelian kendaraan tersebut adalah Rp 3 milliar
dengan PPN Masukan Rp 300 juta. Kata konsultan pajak AA & Rekan, PPN ini tidak bisa
dikreditkan. Direksi bertanya kepada Anda mau diapakan PPN tersebut agar berguna bagi
perusahaan.
b. akan mengeluarkan beban sumbangan berupa fasilitas infrastruktur di desa sekitar pabrik.
Direksi bertanya kepada Anda bagaimana agar beban ini bisa menjadi beban fiskal bagi
perusahaan.
c. akan membebankan kerugian piutang sejumlah 5% dari rata-rata piutang. Direksi bertanya
kepada Anda bagaimana agar beban ini bisa menjadi beban fiskal bagi perusahaan

Jawab:
a. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009, pengkreditan Pajak
Masukan tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk perolehan dan pemeliharaan
kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau
disewakan sehingga PPN Masukan atas pembelian kendaraan perusahaan berupa innova, rush
dan lexus tidak dapat dikreditkan. Namun, PPN tersebut dapat dicatat sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dan menjadi pengurang penghasilan bruto
berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan No 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf a9
yang menyatakan biaya dapat dijadikan pengurang yaitu pajak kecuali Pajak Penghasilan.
b. Sumbangan yang dapat dibiayakan apabila sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan
No 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf k. Transaksi tersebut bisa dijadikan biaya pembangunan
infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
kecuali cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan
anjak piutang berdasarkan Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9. Namun karena
perusahaan PT Asoy Selalu merupakan pabrikan sepatu, maka tidak diperbolehkan untuk
memupuk dana cadang piutang tak tertagih. Oleh karena itu supaya dapat diperbolehkan jadi
pengurang, maka perusahaan sebaiknya mengikuti syarat-syarat yang termaktub dalam
Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 yaitu :
1. telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat
Jenderal Pajak; dan
3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah
yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak
tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

Anda mungkin juga menyukai