Naskah Role Play Jiwa HDRK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Perawat : “ Tuh kan kata mama juga buat kuenya rapih, itu tandanya teteh berbakat membuat

kue. Nanti untuk mengisi waktu teteh bisa berlatih membuat kue. Kira-kira
bahannya suka di sediain gak?”
Pasien : “Mamah mah suka buat kue, jadi bayak bahannya di rumah.”
Perawat : “Bagus kalau begitu. Teteh bisa mencoba.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Nah kalau mengaji bisa ya dilakukan di rumah maupun di rumah sakit. Di rumah
ada quran gak?”
Pasien : “Ada sus kan yang suaka saya pakai kalau ke masjid.”
Perawat : “Bagus kalau begitu, kalau sabar bisa kapan saja dan dimana aja ya teh.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Penurut bisa juga ya di rumah dan di rumah sakit. Kalau di rumah sakit teteh
harus nurut minum obat dengan teratur, ngobrol dengan perawat, mengikuti
kegiatan. Kalau di rumah teteh bisa menurut pada kedua orang tua dan juga kakak
teteh.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Kalau yang setia kawan nih, disini teteh punya teman gak yang deket?”
Pasien : “Punya sus namanya Asep orangnya baik.”
Perawat : “Alhamdulillah. Teteh juga di rumah punya sahabat yang setia ya? Siapa namanya
teh?”
Pasien : “Iya sus, namanya Vani.”
Perawat : “Iya Alhamdulillah ya teh kita sudah bisa buat apa yang kita lakukan di rumah
sakit dan di rumah. Nah sekarang kita buat jadwal harian ya teh.”
Pasien : “Baik sus.”
Perawat : “Teteh sudah punya belum daftar jadwal harian yang bisa dilakukan dari bangun
tidur sampai tidur lagi?”
Pasien : “Sudah sus.” (sambil memberikan jadwal harian yang dilipat)
Perawat : “coba saya lihat.” (tiba-tiba ada pasien lain datang yang ingin ikut ngobrol)
Pasien lain : “Lagi ngapain nih? Boleh gak saya ikutan ngobrol?”
Perawat : “Sebentar ya duduk saja dulu, saya tanya dulu teteh. Teh kalau kalau ini siapa,
boleh gak ikutan ngobrol?”
Pasien : “Jangan ah, sama suster aja ngobrolnya.”
Perawat : “Maaf ya teteh nya lagi kepengen ngobrolnya sama suster aja. Gimana kalau
ngobrol sama susternya nanti sehabis suster ngobrol sama teteh?”
Pasien lain : “Ya sudah kalau begitu.” (sambil terlihat kecewa dan meninggalkan pergi)
Perawat : “Baik teh kita lanjutkan ya. Oh iya teh ini masih ada jadwal yang kosong dari jam
8-11, bagaimana kalau kita isi di ruang rehabilitasi. Dari jam 8 sampai jam 9 di
ruang musik untuk latihan bernyanyi, jam 9 sampai jam 11 di ruang masak, teteh
bisa membuta kue disini. Jam 11 sampai jam 12 teteh bisa istirahat, disini kana ada
jadwalnya untuk makan snack dan istirahat teteh juga bisa mengobrol dengan
pasien lain atau bisa dengan perawat. Jam 12 sampai jam 13 teteh disini makan
siang, minum obat terus sholat dzuhur. Jam 13 sampai jam 14 teteh bisa mengarang
lagu. Nah disini teteh tidur siang jam 14 samapai jam 16. Jam 16 sampai jam 18
disini teteh mandi, sholat ashar ditambah ya the sama ngaji, terus teteh jam 18
sampai jam 19 teteh disini jadwalnya sholat maghrib, dan makan malam. Jam 20
sampai jam 21 boleh teteh ngaji atau melanjutkan mengarang lagu lagi. Dan jam
21 sampai jam 5 teteh tidur.
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Nah teh Alhamdulillah ya rencana harian teteh sudah kita buat. Jadi, nanti teteh
lakukan kegiatan sehari-hari teteh sesuai dengan daftar ini. Nanti cara ngisinya bisa
teteh ceklis nanti lakukan ya teh dan saya akan melihat hasil tindakan yang sudah
teteh lakukan.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Selain kegiatan yang sudah kita rencanakan ada juga kegiatan terapi aktivitas
kelompok, teteh sudah pernah dengar?”
Pasien : “Oh yang terapi aktivitas kelompok bukan? Yang rame-rame kumpul?
Perawat : “Teteh pernah melihatnya dimana?”
Pasien : “di ruangan ini. Ada suster, ada teman-teman waktu belajar itu berkenalan.”
Perawat : “Oh iya betul. Itu namanya terapi aktivitas kelompok yang dilakukan oleh perawat
dan pasien yang memiliki masalah yang sama, sehingga bisa saling berbagi untuk
menyelesaikan masalahnya.”
Pasien : “Oh gitu.”
Perwat : “Nanti ada perawat yag mengarahkan dan nanti ada teteh sama teman-teman yang
ngikutin. Kalau ada kegiatan seperti itu teteh mau ikut? Kebetulan hari kamis mau
ada kegiatan yang pernah teteh lihat, tapi ini mah akan mengatasi rasa minder.
Teteh mai ikut?”
Pasien : “Ya saya mau ikut.”
Perawat : “kalau begitu kita masukin ke jadwal harian teteh. Kan masih ada jadwal yang
kosong ya untuk hari kamis.”
Perawat bersama pasien memasukkan jadwal TAK jam 9 sampai jam 10. Tidak terasa waktu
hampir 20 menit perawat akan melakukan terminasi bersama pasien.
Perawat : “Waktunya tidak terasa ya the sudah 20 menit (sambil melihat jam). The gimana
nih perasaannya?”
Pasien : “Ya saya lebih senang, jadi ada yang bisa saya lakukan, jadi saya sadar kembali
hal-hal baik uang saya miliki sebelumnya dan dilakukan sehari-hari.”
Perawat : “Alhamdulillah, kalau begitu semoga teteh bisa terus melakukan itu. Sekarang
kira-kira andaikan nanti ternyata ada situasi tertentu yang membuat teteh minder,
apa yang akan teteh lakukan?”
Pasien : “Ya, saya melakukan kegiatan yang tadi kata suster yang sudah dibuat. Siapa tau
nanti kue saya bisa laku.”
Perawat : “Bagus sekali teh, senang sekali saya mendengarnya. Semoga teteh terus belajar
membuat kue dan laku dijual ya, teh. Dan kemampuan lainnya tetap dilakukan
supaya teteh lebih percaya diri.”
Pasien : “Insya Allah suster. Makasih ya, Sus.”
Perawat : “Sama – sama. Teh, baiklah kalau begitu kegiatan ini sampai disini dulu, besok
kita bertemu untuk melihat kegiatan yang teteh lakukan sesuai jadwal yang sudah
kita buat. Besok mau jam berapa? Terus tempatnya mau dimana?”
Pasien : “Iya, sus. Jam 10 aja ya.”
Perawat : “Kalau di jadwal teteh lagi masak kue ya, jadi besok kita ketemu di ruang
rehabilitasi (dapur).”
Pasien : “Iya, Sus.”
Perawat : “Baik kalau begitu sampai jumpa lagi besok.”
Pasien : “ Iya sus.”
Keesokan harinya perawat melihat hasil kegiatan yang sudah dilakukan oleh pasien dan
memberikan pujian.
Pada hari Sabtu jam 09.00 WIB orang tua pasien mengunjungi rumah sakit, kemudian perawat
melakukan kontrak mendiskusikan kepada keluarga tentang perawatan di rumah.

Anda mungkin juga menyukai