Anda di halaman 1dari 5

SEJAUH MANA AHLI GEOGRAFI DAN EKONOMI MEMILIKI VISI YANG

SAMA TENTANG BAGAIMANA EKONOMI BEKERJA

Konsep Dalam Geografi Ekonomi Serta Permodelan Konsep Geografi Ekonomi Dalam
Aktivitas Ekonomi

Fajar Ahmad Dani, 190722638035

Jurusan Geografi

Universitas Negeri Malang

Konsep geografi dengan ekonomi sangat berkaitan, konsep geografi memiliki


peranan penting dalam memahami fenomena yang berkaitan dengan fenomena alam
maupun social. Dalam seminar lokar karya tahun 1988 telah disepakati sepuluh konsep
yaitu jarak, lokasi, keterjangkauan, pola, morfologi, nilai kegunaan, aglomerasi, interaksi
dan interdepedensi, diferensiasi areal, dan keterkaitan ruang. Selain konsep pendekatan
daam memahami fenomena dapat menunjang proses dan keberhasilan dalam
pembangunan (Bintarto 1984).

Sedangkan ekonomi merupakan ilmu yang mempeajari aktivitas manusia yang


erat kaitannya dengan produksi, disribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Nursid
(1988;54) mendefinisikan geografi ekonomi yang bidang studinya struktur aktifitas
ekonomi, sehingga ttitik berat studinya adalah aspek keruangan srukur ekonomi manusia
didalamnya terdapat aktivitas pertanian, industri, perdagangan, komunikasi dan
transportasi. Sedangakan menurut Miller dan Renner (1957) geografi ekonomi
merupakan studi tentang aktivitas-aktivitas ekonomi dan hubungannya dengan
lingkungan fisikal.

Dapat dikatakan dari kedua konsep geografi dan ekonomi memiliki hubungan
timbal balik. Geografi sebagai cara untuk menggambarkan dan menjelaskan lokasi
kegiatan ekonomi baik yang absolut maupun relatif dan arus distribusi barang dan jasa
dalam skala kegiatan ekonomi pada tingkatan lokal, regional, dan nasional. Pendekatan
dalam geografi ekonomi dapat berupa pendekatan teoritis yang fokus kajiannya pada
pembuatan model teoritis mengenani persebaran spasial dan distribusi kegiatan ekonomi.
Kemudian pendekatan regional yang berfokus pada analisa regional kawasan ekonomi,
biasanya penekatan ini digunakan sebagai acuan analisa suatu wilayah, membangun
kawasan ekonomi baru, dan mengkaitkan perkembangan wilayah satu dengan yang lain.
Pendekatan historis juga merupakan pendekatan yang penting, dengan meneliti aspek
sejarah dari perkembagan dan distribusi aktivitas ekonomi suatu kawasan. Menggunakan
data seri waktu untuk memetakan perpindahan suatu pusat ekonomi, jalur perdagangan,
serta spesialisasi pekerjaan dalam tenggat waktu berbeda beda. Selanjutnya adalah
pendekatan evolusioner merupakan pendekatan yang menganggapekonomi sebagai suatu
objek yang terus berubah atau berevolusi seiring berjalannya waktu, peristiwa ini sangat
bergantung pada factor penentu baik dari dalam/internal maupun dari luar/eksternal.
Pendekatan ini menadaptasi dari konsep evolutionary economics untuk menjelaskan
perkembangan suatu ruang didunia berdasarkan saling ketergantungan, persaingan,
perubahan struktural dan kendala sumber daya alam. Pendekatan kritis juga termasuk
dalam geografi ekonomi dengan mengambil sudut pandang critical geography dengan
tujuan bagaimana sesuatu dapa dibuat secara seimbang dan adil biasanya sudu pandang
ini dihubungkan dengan marxisme dan feminisme.

Dalam pengembangan model geografi ekonomi pada saat ini adalah seperti
konsep penggunaan lahan Bid Rent. Bid Rent dicetuskan oleh William Alonso
menggunakan konsep geografi ekonomi yang diadaptasi model Von Thunen. Pada
perkembangannya konsep ini dikembangkan oleh Allonso untuk menjelaskan sebuah
kota dengan CBD (Central Business Distric). Dalam teori ini menunjukkan bagaimana
harga dan permintaan berubah ketika jarak dengan CBD meningkat atau dengan kata lain
semakin mendekati dengan CBD maka akan semakin banyak pelanggan. Transportasi
adalah hal yang sangat utama dalam penentuan perumahan dan perusahaan. Dengan teori
ini dapat diasumsikan bahwa semakin mudah aksesibilitas dari suatu area, maka area itu
akan lebih menguntungkan.

Pemodelan geografi ekonomi yang lain adalah monopoli spasial, dalam geogafi
ekonomi ruang atau spasial adalah faktor utama dalam menentukan perilaku suatu
perusahaan. Penempatan lokasi yang tepat dapat memberikan kemampuan monopoli bagi
suau perusahaan tertentu. Penempatan lokasi yang tidak tepat tanpa mengindahkan aspek
spasial akan membuat perusahaan kehilangan keuntungan. Dalam ketetapan umum
mengenai kekuatan monopoli perusahaan yang disebabkan faktor geografis diantaranya ;

1. Semakin besar biaya transportasi, maka semakin besar pula kekuatan


perusahaan untuk melakukan monopoli.
2. Semakin jauh jarak antar perusahaan, maka semakin besar kekuatan monopoli
dari perusahaan tersebut.

Terdapat pula konsep aglomerasi dalam kawasan ekonomi khusus atau special
economic zone yang diatur oleh Negara yang merupakan konsentrasi spasial dari
ekonomi di kawasan perkotaan penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of
proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan
konsumen (Kuncoro, 2002). Sehingga dampak kebermanfaatan dirasakan oleh
perusahaan yang berlokasi diwilayah tersebut, baik berupa pajak dan birokrasi, itu
disebut agglomeration economies (Mills dan Hamilton 1989). Akan tetapi terdapat
dampak negative berupa kerugian bagi masyarakat sekitar area tersebut biasanya berupa
polusi.

Dalam Kluster dibedakan berdasarkan perbedaan tipe dari eksternalisasi,


orientasi, dan intervensi kebijakan (Koleh mainen, 2002), terdapat tiga bentuk yaitu :

1. The industrial districs cluster

Merupakan kumpulan dari perusahaan yang terspesialisasi dan terkonsentrasi


spasial dalam suatu wilayah

2. The industrial complex cluser

Terjadi karena perusahaan-perusahaan ingin meminimalkan biaya transaksi


spasial (biaya transporasi dan komunikasi) dengan menempatkan perusahaannya dekat
perusahaan lain.

3. The social network cluster

Konsentrasi spasial pada kluster ini menerapkan konteks yang terbentuk karena
adanya hubungan informal sehingga menciptakan kepercayaan antar perusahaan.
Agar sebuah kluster dapat bertahan, harus ada keuntungan ekonomis bagi
perusahaan untuk menetap dilokasi tersebut dibandingkan dengan daerah lain. Dalam
kasus aglomerasi, jumlah perusahaan yang dalam satu kluster akan mampu meningkatkan
efisiensi produksi dari setiap perusahaan. Jika keuntungan tidak didapatkan maka
perusahaan akan melakukan relokasi, sehingga terjadilah dispersi.
DAFTAR PUSTAKA

Bintarto dan Surastopo, Hadisumarmo. 1984. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.

Kolehmainen, J. 2002. Territorial Agglomeration as a Local Innovation Environment.


MIT Industrial Performance Centre.Working Paper No. 03002.

McCann, Philip. 2013. Modern Urban and Regional Economics : Second Edition. Oxford
University : Ashford Colour Press, Ltd.

Miller EW dan GT Renner. 1957. Global Geography. New york. Thomas Y Greweel
Company.

Mills, Edwin S. and Hamilton, Bruce W. 1989. Urban Economic. Harper Collin, 4th
edition.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Study Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.
Alumni Presss. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai