Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA MUKTI HUSADA


PAMEKASAN 1/ 4

TANGGAL TERBIT : Ditetapkan


Direktur,

SPO 31 JULI 2019

dr. Tiurlandina

(Percobaan) bunuh diri atau (tentament) suicide adalah segala


PENGERTIAN
perbuatan seseorang yang berisiko dapat mengakhiri hidupnya
sendiri.
Parasuicide : tindakan berulang - ulang (yang umumnya dapat
diramalkan), melakukan tindakan yang hampir mematikan namun
menyangkal adanya ide atau keinginan bunuh diri. Beberapa
jenisnya :
- Dikatakan usaha kurang berbahaya 1 : Tindakan yang kurang
berisiko & kemungkinan besar dapat diselamatkan, misalnya
overdosis ringan dan laserasi minor, serta adanya orang yang
dapat menolong / menyelamatkan.
- Usaha kurang berbahaya 2 : overdosis yang lebih serius, luka,
tusuk , melompat dari ketinggian < 10 mtr, dan dilakukan tanpa
adanya orang lain yang dapat menolong.

Usaha sangat berbahaya 3 : tindakan yang berisiko fatal,


umumnya direncanakan, bertujuan agar upaya bunuh diri
berhasil jika tidak ada pertolongan segera.

Membangun pasien dalam meringankan atau menyelesaikan


TUJUAN
masalahnya dengan cara : Wawancara dan evaluasi yang
bertujuan untuk
a. Mendeteksi potensi tindakan bunuh diri dan menilai
risikonya
b. Merencanakan tindakan pencegahan terhadap risiko dan
PENANGANAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA MUKTI HUSADA


PAMEKASAN 2/ 4

upaya bunuh diri.

KEBIJAKAN Bunuh diri merupakan salah satu kegawatdaruratan psikiatri yang


berpotensi menimbulkan kematian, kecacatan / disabilitas fisik
maupun mental, maupu masalah psikososial yang lebih
kompleks. Penanganan pasien dengan percobaan maupun risiko
bunih diri ini sesuai dengan Keputusan Direktur Nomor :
188.4/2893/436.8.6/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan di RSIA
Mukti Husada Pamekasan.

1. Penanganan kasus percobaan bunuh diri mempunyai implikasi


PROSEDUR
hukum. Analisis dokter terhadap kasus dan dinamika harus
tergambar baik di dalam rekam medik.
2. Sedapat mungkin tegakkan diagnosis atau gangguan yang
mendasari tindakan percobaan bunuh diri.
3. Evaluasi adanya dukungan keluarga, kerabat, orang-orang
dekat serta bentuk dan kualitas dukungan tersebut. Sejak
awal, keluarga dan/atau kerabat harus dilibatkan dalam proses
penanganan.
4. Jika upaya bunuh diri yang telah dilakukan kurang berbahaya
dan tersedia dukungan keluarga / kerabat yang adekuat, serta
keinginan/ dorongan bunuh diri pasien sudah mereda,
terutama jika krisis yang mencetuskan hal ini dapat diatasi
atau membaik, pasien dapat dirawat jalan.
5. Pasien tidak boleh pulang bila ia akan sendirian di rumah.
6. Pasien yang dipulangkan harus dibekali nomor telepon darurat
yang dapat dihubungi dan diinstruksikan untuk segera ke IRD
bila dorongan bunuh diri kembali atau semakin kuat.
7. Jika : a) usaha bunuh diri yang dilakukan cukup berbahaya,
disertai b) ide/ keinginan/ dorongan bunuh diri tetap ada
namun tanpa rencana spesifik, c) terdapat gangguan psikiatri
PENANGANAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA MUKTI HUSADA


PAMEKASAN 3/ 4

akut dan dapat diobati dan 4) ada dukungan keluarga yang


adekuat , makan pasien dapat dirawat jalan dengan
pengawasan ketat untuk memonitor peningkatan risiko dan
pemberian terapi intensif.
8. Kontrol klinik dilakukan berkala 1 kali dalam 1 atau 2 minggu,
bergantung kemampuan kerja-sama dan kolaborasi dengan
keluarga.
9. Jangan meresepkan obat dalam jumlah banyak yang berisiko
mematikan, cukup sejumlah sampai kunjungan berikutnya
saja. Sedapatkan disampaikan agar obat dipegang oleh
keluarga sehingga kepastian konsumsinya dapat dipastikan
dan sesuai aturan.
10. Rawat inap harus dipertimbangkan bila krisis tidak membaik
setelah percobaan bunuh diri, pasien menyangkal keseriusan
masalah tersebut atau menolak dibantu, dan orang-orang di
sekitar pasien tidak suportif atau dukungan kurang adekuat,
atau ketika risiko tidak dapat dipastikan.
11. Hospitalisasi atau rawat inap harus dilakukan setelah
percobaan bunuh diri yang sangat berbahaya atau bizarre,
khususnya yang direncanakan supaya tidak dapat ditolong
meskipun pasien mengatakan bahwa ia sudah tidak ingin
bunuh diri lagi.
12. Pada saat rawat inap dapat dilakukan (sesuai indikasi) :
a. Fiksasi (fisik dan/kimia).
b. Isolasi.
c. Pengawasan ketat trmasuk di toilet, serta dijauhkan dari
obyek-obyek berisiko berbahaya.
d. Rawat bersama sejawat spesialisasi yang berkaitan
dengan cara pasien mencoba bunuh diri.
13. Modalitas terapi :
a. Farmakoterapi
PENANGANAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA MUKTI HUSADA


PAMEKASAN 4/ 4

b. Psikoterapi dan psikoedukasi


c. Terapi dan KIE keluarga / kerabat
- Terapi elektrokonvulsi untuk pasien yang sangat agitatif,
atau mempunyai ide bunuh diri yang sudah menjadi obsesi
&/ kompulsi yang persisten.

1. InstalasiRawat Darurat
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. SMF lainnya (sesuai rawat bersama)
PENANGANAN PASIEN DENGAN PERCOBAAN BUNUH DIRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

RSIA MUKTI HUSADA


PAMEKASAN 5/ 4

Anda mungkin juga menyukai