Laporan Praktikum Laboratorium Gadar Kel.4
Laporan Praktikum Laboratorium Gadar Kel.4
Dosen Pembimbing :
i
HALAMAN PERSETUJUAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN MANAJEMEN BENCANA
Laporan Praktikum Laboratorium
“Pengukuran Central Venaous Pressure (Cvp)”
Dosen Pembimbing:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyusun
laporan praktikum laborattorium yang berjudul Pengukuran Central Venaous
Pressure (CVP) dengan baik dan selesai tepatwaktu meskipun banyak
kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih pada Bapak Susilo Harianto,
S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dan Manajemen Bencana yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas
ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan
usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan biaya yang cukup besar. Apalagi bila kita melakukannya secara serial.
Sehingga CVP masih diandalkan untuk mengestimasi kecukupan volume
di intravaskular.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai pedoman belajar mahasiswa.
2. Sebagai ajang pembelajaran mahasiswa.
3. Sebagai tolak ukur kemampuan dan kompetensi mahasiswa.
4. Untuk melakukan praktikum laboratorium secara mandiri.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan gawat darurat.
2
BAB II
PROSEDUR TINDAKAN
2.1 Pengertian
Central Venous Pressure (CVP) atau tekanan vena sentral
merupakan salah satu metode pemantauan hemodinamik yang bersifat
invasif. CVP sering digunakan di ruang perawatan intensif terutama
pada pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan, gagal
jantung, evaluasi terhadap respon terapi dan media pemberian terapi
atau cairan hipertonik. Di Inggris sekitar 200.000 kateter vena sentral
dipasang (diinsersi) setiap tahunnya demikian pula di Indonesia
walaupun secara statistik tidak ada data yang pasti menyebutkan
jumlah insersi kateter vena sentral setiap tahunnya, namun tindakan
pemasangan kateter vena sentral sering ditemukan terutama di ruang
perawatan intensif seperti Intensif care unit, Cardiovaskuler Care Unit,
High Care Unit, Intermediate Care Unit, sehingga diharapkan bagi
perawat yang bertugas di ruang perawatan intensif memiliki
Pengetahuan dan Keterampilan yang baik dalam hal pengukuran dan
pemantauan tekanan vena sentral. (Hendi Laksana. 2018)
2.2 Indikasi
1. Pasien dengan trauma berat disertai dengan pendarahan yangbdapat
menimbulkan syok
2. Pasien dengan tindakan pembedahan yang besar seperti open heart
trenpanasi
3. Pasien dengan kelianan ginjal ( ARF,Oliguaria)
4. Pasien gagal jantung
5. Pasien dengan terpasang nutrisi parental (dextrosa 20% aminofusin)
6. Pasien yang di berikan transfusi darah dalam jumlah besar
2.3 Kontra Indikasi
1. Peningkatan CVP menunjukkan peningkatan cardiac output, infark
/ gagal ventrikel kanan, meningkatnya volumen vaskular,
perikarditis, konstriktif dan hipertensi pulmonal.
3
2. Dislokasi diujung kateter jalur vena cava superior mengaibatkan
hasil tidak akurat.
3. Penurunana CVP daoat terjadi akibat hipovolemia, vasodilatasi
akibat obat dan syok dari berbagai penyebab.
2.4 Manfaat
1. Sebagai pedoman untuk menggetahui penggantian cairan pada
klien dengan kondisi penyakit yang serius/ kritis
2. Memperkirakan kekurangan volume darah
3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral
4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
2.5 Persiapan Alat Dan Bahan
1. Set CVP (Satu lumen, Dua lumen, Tiga lumen, Empat lumen).
2. Manometer
3. Set ganti balutan/ set vena seksi
4. Set infus dan cairan yang akan dipakai
5. Three Way/stopcock 3-4 buah (transduser tekanan mungkin akan
digunakan)
6. Plester
7. Monitoring EKG
8. Waterpass
9. Betadine
2.6 Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan tindakan serta meminta
persetujuan dilakukannya tindakan.
2. Menjelaskan prosedur tindakan “Pengukuran Central Venaous
Pressure (CVP)”
3. Mengatur posisi sesuai kebutuhan.
4. Jaga privasi pasien
Tutup gorden
Berikan penerangan yang cukup
Jaga ketenangan sekitar
4
2.7 Prosedur Tindakan
2.7.1 Pre interaksi
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan “Pengukuran Central Venaous
Pressure (CVP)”
2.7.2 Orientasi
1. Memperkenalkan identitas perawat yang akan
melakukan tindakan “Pengukuran Central Venaous
Pressure (CVP)”.
2. Bina hubungan saling percaya terhadap pasien ke
perawat begitun sebaliknya.
3. Ulangi menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan
tindakan serta prosedurnya, jika perlu
2.7.3 Tahap kerja
a. Mendekatkan alat-alat ke pasien.
b. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
c. Melepaskan semua aksesoris di bagian tangan dan
melakukan cuci tangan 6 langkah selanjutnya gunakan
handscoon bersih.
d. Pasang infus set di cairan infus dan letakkan infus di
standart infus.
e. Alirankan sebagian cairan infus untuk menghilangkan
udara yang ada didalam selang infus dan lakukan hal
yang sama kepada infus set yang kedua.
f. Setalah dipastikan tidak ada udara di selang infus set
baru pasang selang infus triway. lakukan sekali lagi
untuk mengalirkan cairan infus dikedua selang infus
tersebut untuk memastikan tidak adanya udara didalam
selang infus.
g. Letakkan infus set kedua (infuset untuk mengukur CVP)
di standart infus dan lakukan fiksasi.
5
h. Isi infus set kedua dengan cairan infus yang pertama dan
letakkan serangkaian infus set di standart infus.
i. Pasang atau letakkan perlak di tangan pasien. Usahakan
bagian tangan kiri terlebih dahulu. (alasan karena
pembuluh dara lebih dekat dengan jantung). Serta
letakkan bengkok di antara tangan kiri pasien atau dekat
dengan pasien.
j. Lepas handscoon bersih lakukan cuci tangan kembali
dan ganti memakai handsoon steril.
k. Pasang trourniquet letakkan di tangan bagian kiri.
l. Gunakan alkohol swab atau kapas alkohol untuk
desinfektan dan memudah melihat pembuluh darah
untuk menentukan lokasi pemasangan infus.
m. Buka abokat dan lakukan pemasangan infus, setelah
berhasil pasang infus set triway ke abokat tersebut.
Selanjutnya aliran cairan infus secara perlahan-lahan ke
selang infus triway memastikan agar aliran infuset tidak
macet.
n. Setelah itu lakukan fiksasi yang rapi pada daerah
pemasangan infus.
o. Bereskan alat seperti bengkok, perlak, dll.
p. Tangan kiri pasien direntangkan sebesar 90o. dan
tentukan letak ICS 2 dan tarik garis ke arah mid axillary
sinistra.
q. Lakukan pengukuran dengan alat Waterpass
Magnet/penggaris timbangan air pastikan gelembung air
berada digaris tengah dan ujung penggaris didekatkan
dengan sandart infus dan berikan tanda dengan plester
atau yang lain sebagai pertanda titik 0 pada
keseimbangan cairan dalam tubuh.
r. Pasang midline dan fiksasi dengan plester yang dimulai
dari angka 0 cm letakkan dipertanda titik 0
6
keseimbangan cairan. Tarik midline kearah atas standart
infus dan lakukan fiksasi menggunakan plester juga.
s. Buka aliran infus triway bagian infus set yang pertama
dan infus set yang kedua, tetapi tutup triway pada aliran
yang mengalir masuk kepembuluh darah.
t. Amati cairan infus set yang kedua yang difiksasi di
standart infus. Pada pemeriksaan keseimbangan cairan
pada Nn. A didapatkan nilai 11 cm. (normal
keseimbangan cairan dalam tubuh adalah 5-15 cmH2o)
u. Lakukan hal yang sama kedua kalinya untuk
mengobservasi keadaan pasien biasanya 15 menit sekali
atau tergantung pada kondisi pasien, dimulai pada point
P (Lakukan pengukuran dengan alat Waterpass
Magnet/penggaris timbangan air pastikan gelembung air
berada digaris tengah) perhatikan hasil pengukuran
keseimbangan cairan pertama dan kedua atau
selanjutnya. Pada pemeriksaan keseimbangan cairan
yang kedua pada Nn. A didapatkan nilai 10 cm.
v. Lakukan aff infus pada pasien. Rapikan alat, lakukan
cuci tangan 6 langkah.
2.7.4 Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Merapikan alat
c. Merapikan pasien
d. Berpamitan dengan pasien dan mengucap salam
e. Mencuci tangan
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tekanan Vena sentral (CVP) mencerminkan tekanan pengisian
atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan bergantung pada
volume darah, tonus vaskuler dan fungsi jantung. Setah dilakukan praktik
laboratorium kelompok menyimpulkan bahwa pada pemeriksaan pertama
ditemukan keseimbangan cairan tubuh yakni 11 cm dan setelah dilakukan
observasi pengukuran kembali dadapatkan keseimbangan cairan tubuh
menjadi 10 cm, lepas dari pemeriksaan pertama dan kedua hasil tersebut
masih dalam batas normal. Pemantauan tekanan vena sentral dapat
bermanfaat dalam menilai fungsi jantung, volume darah yang
bersirkulasi, tonus vaskuler, dan respon pasien terhadap terapi. Namun
demikian tekanan vena sentral dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor
sehingga sebaiknya diinterpretasikan dalam kombinasi dengan
pengukuran sistemik lainnya.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah laporan praktikum laboratorium
ini menjadikan pedoman pembelajaran mahasiswa dan peningkatan
teknologi kesehatan dengan penanganan yang tepat dan mengurangi efek
samping yang telah terterah di jelaskan di makalah diatas.
8
REFERENSI