Anda di halaman 1dari 48

I.

PENDAHULUAN

A. Beberapa Contoh Bangunan Baja

Gambar 1. Kuda-kuda rangka batang

Gambar 1. Kuda-kuda (cold formed steel)


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Gambar 3. Konstruksi gable

Gambar 4. Rangka gedung (portal)


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Gambar 5. Konstruksi rangka gedung

Gambar 6. Konstruksi tribun stadion

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 7. Konstruksi rangka jembatan

Gambar 8. Konstruksi jembatanpelengkung

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 9. Konstruksi jembatan pelengkung

Gambar 10. Konstruksi jembatan gantung

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 11. Konstruksi
jembatan kabel

Gambar 12. Konstruksi


jembatan KA

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 12. Konstruksi
jembatan pelat girder

Gambar 13. Konstruksi jembatan pelat girder


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Gambar 13. Konstruksi menara jaringan
listrik

Gambar 14. Konstruksi tower seluler

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
B. Material Baja

Baja merupakan logam paduan, di mana logam


besi merupakan unsur dasar dan beberapa
elemen logam lainnya sebagai unsur tambahan.

Unsur logam yang ada pada material baja


terdiri dari :
1) Besi (Fe)  98 %
2) Karbon (C) maksimal 1,7 %
3) Manganese (Mn) maksimal 1,65 %
4) Silikon (Si) maksimal 0,6 %
5) Tembaga (Cu) maksimal 0,6 %
6) Phosfor (P) dan belerang (S)
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Fungsi atau peran dari masing-masing unsur tambahan
pembentuk baja tersebut adalah sebagai berikut :

1. Karbon (C)
Bersifat menaikan tegangan tapi juga bersifat
menurunkan regangan, sehingga baja menjadi
bersifat getas (britle).
2. Phospor (P) dan belerang (S)
Bersifat menurunkan keuletan (baja menjadi getas
getas)
3. Tembaga (Cu)
Bersifat menaikan ketahanan terhadap karat (korosi)
4. Silikon (Si)
Bersifat mengurangi gas pada leburan logam
5. Manganese (Mn)
Bersifat menambah kekuatan baja
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
C. Jenis-jenis Material Baja

Baja yang digunakan untuk keperluan struktur dikelompokan menjadi


4 yaitu (ASTM):

1. Baja Karbon (Carbon steel)


Umumnya mempunyai tegangan leleh fy berkisar antara 210 –
280 Mpa.

2. Baja paduan rendah mutu tinggi (High strength low alloy


steel/HSLA)
Mempunyai tegangan leleh fy berkisar antara 280 – 490 Mpa.

3. Baja paduan rendah dengan perlakuan karbon panas (Heat


treated carbon and high-strength low alloy steels)
Mempunyai tegangan leleh 322 – 700 Mpa.

4. Baja struktural paduan rendah dengan perlakuan panas (Heat-


treated constructional alloy steels )
Mempunyai tegangan leleh 630 – 700 Mpa.
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Baja karbon dibedakan menjadi :
1. Baja karbon rendah
Baja ini disebut baja perkakas (mild steel) dengan
kandungan karbon sekitar 0,03% – 0,35%.

2. Baja karbon medium


Baja ini mempunyai kandungan karbon sekitar
0,35% - 0,50% dan merupakan baja yang sering
digunakan sebagai baja struktur (misalnya Bj 37
atau St 37).

3. Baja karbon tinggi


Baja ini mempunyai kandungan karbon sekitar
0,55% - 1,70%.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
D. Profil Baja
Sejarah profil baja struktur tidak terlepas dari
perkembangan rancangan struktur di Amerika
Serikat.

Bentuk profil yang pertama kali dibuat di


Amerika Serikat adalah profil siku (L) pada
tahun 1819.

Baja profil I pertama kali juga dibuat di AS


pada tahun 1884 dan dikenal dengan istilah
balok S.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Pada tahun 1896, Association of American Steel
Manufacturers (sekarang American Iron and
Steel Institute, AISI) membuat bentuk standar
profil berikut katalognya yang memuat
dimensi, berat dan properti penampang
lainnya.

Sekarang profil struktur baja telah


distandarisasi, meskipun dimensi eksaknya
agak berbeda sedikit tergantung
produsennya.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Baja stuktur dapat dibuat menjadi berbagai
bentuk profil dan ukuran tanpa banyak
merubah sifat fisiknya.

Pada umumnya yang diinginkan dari


suatu bentuk profil adalah nilai momen
inersia yang besar selain luasnya.

Profil baja struktur biasanya dinamai


berdasarkan bentuk penampangnya,
misalnya siku (L), I, C, T, Z, dan pelat.
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Dari tahun ke tahun terjadi perubahan
dalam bentuk profil baja struktur.

Hal ini disebabkan karena


ditemukannya bentuk profil yang
lebih efisien.

Berbagai bentuk profil baja standar


bisa dilihat pada Gambar 15.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 15. Berbagai bentuk profil dasar baja struktur

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Secara umum profil baja standar dikenal dalam empat
golongan yaitu:

1) Profil baja produk Eropa – Barat :


Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis, dan Nederland
2) Profil baja produk Eropa – Tengah :
Austria, Hongaria, dan Ceko-Slowakia
3) Profil baja produk Inggris.
4) Profil baja produk Amerika :
Amerika Serikat dan Kanada

Di Indonesia biasanya digunakan profil standar Jerman


dan Amerika.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Beberapa profil baja standar Jerman diantaranya adalah:
1) Profil I dengan flens sempit dan flens lebar
2) Profil kanal
3) Profil siku sama kaki dan tidak sama kaki
4) Profil T

Profil I dengan flens sempit yaitu : profil I NP.


Profil I dengan flens lebar yaitu I DIE, I DIN, I DIR dan I DIL.

DIE singkatan dari Differdange Economique (ekonomis),


DIN singkatan dari Differdange Normal,
DIR singkatan dari Differdange Renforce (diperkuat), dan
DIL singkatan dari Differdange Leger (badan tipis).

Profil baja kanal dinyatakan dengan kode (sebutan) C NP.


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Gambar 16. Profil I NP

Gambar 17. Profil C NP

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Profil Baja Standar Amerika diantaranya :

1) Wide Flange Shapes


2) Structural Tees

Wide Flange Shapes adalah profil I dengan flens lebar


dinyatakan dengan tanda WF.

Wide flange ditemukan oleh Henry Grey sehingga


profil ini sering disebut balok-balok Grey.

Structural Tees adalah baja T yang bentuknya mirip


dengan baja T standar Jerman.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Sementara jenis profil baja yang biasa dipakai di Indonesia sesuai kebutuhan
konstruksi adalah sbb :

1) Wide Flange (WF)


WF biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom
chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever
kanopi, dll.

Istilah lain : IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

Gambar 18. Profil WF


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
2) UNP
Penggunaan UNP hampir sama dengan WF,
kecuali untuk kolom jarang digunakan karena
relatif lebih mudah mengalami tekuk.

Istilah lain : Kanal U, U-channel, Profil U

Gambar 19. Profil UNP


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
3) Equal Angle (Hot Rolled)
Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing,
balok, dan struktur ringanya.

Istilah lain : profil siku, profil L, L - shape.

Gambar 20. Profil L


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
4. Unequal Angle (Hot Rolled)
Penggunaan dan istilah lain hampir sama
dengan Equal Angle.

Gambar 21. Profil L I Purwokerto


Struktur Baja - Iwan Rustendi - UNWIKU
5. Lipped Channel
Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts
(elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet,
dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.

Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C.

Gambar 21. Profil lipped channel


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
6. Equal Angle (Cold Formed)
Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan (kecil), rangka
komponen arsitektural, support komponen-komponen ME.

Istilah lain : hampir sama dengan Equal Angle hot rolled.

Gambar 22. Profil equal angle (cold formed)

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
7. Unequal Angle (Cold Formed)
Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal
Angle (Cold Formed).

Gambar 22. Profil unequal angle (cold formed)

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed
Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi
gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non
struktural.

Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi.

Gambar 23. Profil rectangular hollow section – cold formed


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
9. SHS (Square Hollow Section) – cold formed
Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan
Rectangular Hollow Section – cold formed.

Gambar 23. Profil square hollow section – cold formed


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
10. Steel Pipe
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam
(biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural, support
komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya
yang silinder mempunyai nilai artistik)

Istilah lain : steel tube, pipa.

Gambar 24. Profil steel pipe


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
11. T-Beam (Hot Rolled)
Pengunaan : balok lantai, balok kantilever (kanopi).
Istilah lain : balok T.

Gambar 25. Profil T-Beam (Hot Rolled)

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
12. King Cross dan Quen Cross
Profil ini memiliki kuat aksial yang cukup tinggi pada arah X dan arah Y.

Maka profil ini paling baik digunakan untuk struktur kolom pada
bangunan.

Gambar 25. Profil King Cross Gambar 26. Profil Quin Cross
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
13. Honey Comb
Honey Comb adalah profil I yang di potong sedemikian rupa,
sehingga kekuatannya meningkat pada satu arah.

Profil ini banyak digunakan sebagai gelagar jembatan dan


lain-lain.

Gambar 27. Profil Honey Comb


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
14. Cell Form
Sama seperti pada profil honey com profil ini kekuatannya meningkat
pada satu arah.

Profil ini sering digunakan untuk balok-balok pada atap dengan bentang
yang cukup panjang.

Profil ini juga sering digunakan untuk struktur-struktur yang lain, ada
kalanya ekspose (diperlihatkan).

Gambar 27. Profil Cell Comb


Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
E. Hubungan Tegangan-Regangan Baja Struktur
Jika baja struktur diberikan gaya tarik, akan terjadi perpanjangan yang
sebanding dengan gaya yang diberikan.

Titik tertinggi pada bagian linier dari kurva tegangan-regangan adalah


batas proporsional.

Tegangan terbesar yang dapat ditahan oleh material tanpa terjadi


deformasi permanen disebut batas elastis.

Untuk material struktur batas elastis sama dengan batas


proporsional.

Tegangan konstan yang disertai perpanjangan atau regangan disebut titik


leleh.

Titik ini merupakan nilai yang penting untuk material baja karena
perencanaan dengan metoda elastis didasarkan pada nilai tegangan
ini.

Di atas titik leleh akan terjadi pertambahan regangan tanpa


penambahan tegangan.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Regangan yang terjadi sebelum titik leleh disebut
regangan elastis, sedangkan regangan setelah titik
leleh disebut regangan plastis yang besarnya sekitar
10 sampai dengan 15 kali dari regangan elastis.

Setelah regangan plastis, terdapat daerah yang


dinamakan strain hardening yaitu daerah dimana
diperlukan tegangan untuk terjadinya tambahan
regangan.

Kurva akan terus naik sampai mencapai tegangan


maksimum dan selanjutnya akan terjadi
pengurangan luas penampang yang diikuti dengan
keruntuhan.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 26. Diagram stress vs strain

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Gambar 26. Diagram stress vs strain

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
F. Mutu Baja Struktur dan Material Properties

Berdasarkan SNI 03-1729-2002 (Tata Cara


Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung)
mutu baja struktur dibagi menjadi 5 (Tabel 1).

Tabel 1. Mutu baja struktur


Mutu baja Tegangan putus Tegangan leleh Regangan minimum
minimum fu (Mpa) minimum fy (Mpa) (%)
Bj 34 340 210 22

Bj 37 370 240 20

Bj 41 410 250 18

Bj 50 500 290 16

Bj 55 550 410 13
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
Sifat mekanik baja yang diperlukan dalam perencanaan
struktur baja diantaranya (SNI 03-1739-2002) :

Modulus elastisitas, E = 200.000 Mpa


Modulus geser, G = 80.000 Mpa
Angka poison = 0,30
Koefisien muai panjang = 12 x 10-6/0C

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
G. Kelebihan dan Kekurangan Baja Sebagai Material Struktur
1. Kelebihan Baja
a. Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai
konsekuensi bahwa beban mati (berat sendiri) akan kecil.

Hal ini sangat cocok untuk konstruksi jembatan bentang panjang,


bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

b. Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti
halnya pada struktur beton bertulang dan kayu.

c. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan
dengan material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga
mencapai tegangan yang cukup tinggi.

Momen inersia untuk penampang baja dapat ditentukan dengan


pasti dibandingkan dengan penampang beton bertulang.
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
d. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat
panjang, bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kondisi tertentu baja tidak memerlukan perawatan pengecatan
sama sekali.

e. Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan
deformasi yang besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik.

Suatu elemen baja yang diuji terhadap tarik akan mengalami


pengurangan luas penampang dan akan terjadi perpanjangan
sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) seperti beton akan hancur terhadap beban kejut.

Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-


titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur.

Keuntungan lain dari material daktil adalah jika mendapat beban


lebih maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas sehingga dapat
digunakan sebagai tanda keruntuhan.
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
f. Liat (Toughness)
Toughness adalah kemampuan material untuk menyerap energi
dalam jumlah yang cukup besar sehingga baja dapat terus
memikul beban dengan deformasi yang cukup besar.

Ini merupakan sifat material yang bagus karena dengan sifat


ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama
pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran.

g. Memungkinkan untuk dilakukan penambahan pada


struktur yang sudah ada
Pada struktur baja yang sudah ada bisa dilakukan penambahan
struktur, seperti penambahan bentang dan lebar pada konstruksi
jembatan atau penambahan lokal (ruang) maupun ketinggian
pada konstruksi gedung.

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
h. Kelebihan yang lain-lain
Kelebihan lain dari materia baja struktur adalah
diantaranya:
1) kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku
keling maupun las
2) cepat dalam pemasangan,
3) dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan
4) kekuatan terhadap fatik (kelelahan)
5) kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah
pembongkaran
6) masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali
sebagai elemen struktur
7) adaptif terhadap prefabrikasi.
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto
2. Kekurangan Baja

Coba sebutkan jan jelaskan kekurangan baja


sebagai material struktur (PR dikumpulkan
minggu selanjutnya...!)

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
THE END

Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU


Purwokerto
Struktur Baja I - Iwan Rustendi - UNWIKU
Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai