Fluida PDF
Fluida PDF
FLUIDA
Diajukan Oleh
M. NURDIANSYAH
420103401
Disusun oleh :
Faustra Devanda Supriyanto
(1421504687)
Disusun Oleh :
Telah disetujui
Dengan memanjatkan rasa puji syukur ke hadirat Tuhan YME. akhirnya kami dapat
menyelesaikan buku laporan praktikum ini. Buku laporan ini kami susun berdasarkan data-
data yang kami dapatkan selama kami menjalankan praktikum fluida. Praktikum fluida
merupakan suatu syarat salah satu kurikulum yang harus dipenuhi oleh tiap mahasiswa
jurusan mesin Untag Surabaya dimana mahasiswa diharapkan dapat membandingkan teori
yang diperoleh selama kuliah dengan praktikum yang ada di laboratium fluida.
Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak, praktikum ini
tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir.Supardi.,M.Sc selaku Kalab. Fluida Jurusan Teknik Mesin Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Ir.Gatut Prijo Utomo.,M.Sc yang menyediakan waktu dan membimbing serta
arahan dan menyusun laporan ini
3. Para asisten praktikum fluida, yang telah membantu kami dalam melaksanakan praktikum.
4. Segenap rekan – rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami sadar bahwa buku laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan,
karena itu bagi para pembaca kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya penulisan laporan ini.
Penulis
BAB I
UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN FLUIDA
DALAM SISTEM PERPIPAAN
1. TUJUAN PENGUJIAN
Untuk mengetahui besarnya kerugian gesekan dari pada aliran fluida dalam suatu
sistem perpipaan (Instalasi pipa), akibat tekanan gesek yang timbul pada pipa karena
adanya viskositas fluida dan kekasaran permukaan dari bahan pipa.
2. DASAR TEORI
2.1. Laju Aliran Volumetrik .
Laju aliran sebagai fungsi penurunan tekanan (pressure drop), pada aliran yang sudah
berkembang penuh (Fully Developed Flow), dan gredasi tekanan P/x konstan,
adalah :
Q =- r 4 P ; dimana P = P2 – P1 = P
8 x x L L
maka :
D4
Q = = ……………………………………………..(2.1)
128 L
2.2 Kecepatan Rata -Rata
V =Q = 4 Q…………………………………………………..(2.2a)
A D2
Atau
V = D2 P……………………………..………………….…..(2.2b)
32 L
Re = V D atau Re = V D…………………………….……….(2.3)
Keterangan :
Q = Laju volume aliran air dalam pipa …………...m3 /s
P = Tekanan pada pipa……………………………...Kg/m2
= Viskositas dinamik……………………………..Kg/m.s
A = Luas penampang pipa………………………….m²
D = Diameter pipa………………………………….m²
L = Panjang pipa…………………………………...m
2.4. Faktor Gesek
fLaminer = 64…………………………………………...(2.4a)
Re
Dimana Re =Angka Reynold
Dari Rumus diatas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak
tergantung pada kekasaran pipa .
2.4.2. Faktor gesek untuk aliran turbulen
fTurbulen = 0,3164 ………………………………..........(2.4b)
Re 0,25
Faktor gesek dapat didefinisikan juga sebagai fungsi angka Reynold dan
kekasaran relatif bahan pipa.
f = ( Re , e )
D
Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai
berikut :
3. ALAT UJI DAN KELENGKAPAN
Alat uji dan kelengkapan yang dipergunakan didalam melakukan percobaan adalah
sebagai berikut :
3.1. Sistem perpipaan (Instalasi pipa gesek)
Instalasi pipa gesek tebuat dari pipa tembaga yang terdiri dari 4 pipa lurus dengan
diameter yang berbeda-beda dan dengan jarak ukur tekanan tertentu. Sistem perpipaan
ini dilengkapi dengan sambungan-sambungan pipa (Fittings) dan (Valves). (lihat
gambar instalasi pipa gesek)
Keterangan Gambar :
1. Pompa sentrifugal
2. Rotameter
3. Tempat alat ukur pressure gauge
4. Tabung transparan
5. Venturi meter
6. Alat ukur Manometer Hg
7. Reservoir
8. Globe Valve
9. Gate Valve
3.2. Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan disini adalah 1
(satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitas maksimum 6 m3/jam.
3.3. Motor Listrik
Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa. Rate motor listrik adalah Sbb :
- Daya : 1,5 Kw
- Kecepatan (putaran) : 2900 rpm
- Voltage : 220 V / 380 V
3.4. Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menunjukkan kapasitas atau debit air yang dibutuhkan
pada saat pengujian.
3.5. Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi pada
Venturi. Jenis manometer yang dipakai disini adalah manometer air raksa.
3.6. Pressure Gauge (Pengukur tekanan)
Penggunaan pressure gauge disini adalah untuk mengukur tekanan yang terjadi pada
masing masing pipa uji.
3.7. Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat melakukan
percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density (massa jenis) dan
viskositas air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai disini adalah termometer
air raksa biasa.
Keterangan Gambar :
1.Pompa sentrifugal
2.Rotameter
3.Tempat alat ukur pressure gauge
4.Tabung transparan
5.Venturi meter
6.Alat ukur Manometer Hg
7.Reservoir
8.Globe Valve
9.Gate Valve
Data hasil pengamatan pada pipa lurus, temperatur air (Tair = 27 °c)
Pipa III Pipa IV Pipa V
NO Bukaan D3 : 17 mm D4 : 21 mm
D5 : 27,2 mm
Katup
P1 P2 Q P1 P2 Q P1 P2 Q
(putaran)
1 1 1,4 1,3 0,026 1,5 1,4 0,027 1,6 1,5 0,0275
2 3 1,6 1,5 0,0275 1,7 1,6 0,028 1,7 1,6 0,029
3 Full 1,7 1,6 0,0285 1,8 1,7 0,0290 1,9 1,8 0,030
P : psia Q : m3/min
L : 1400 mm
D3 : 17 mm
D4 : 21 mm
D5 : 27,2 mm
Catatan konversi satuan tekanan
1 atm = 14,7 psi
= 101325 N/m2
= 1,0332 Kg/cm2
1 psia = 0,0689 atm
= 6894,76 N/m2
= 0,0703 kg/cm
Konversi untuk P1 pada pipa 3:
6894,76
P1 : 1,4𝑝𝑠𝑖𝑎 × = 9652,66 𝑁/𝑚2
1 𝑝𝑠𝑖𝑎
Dengan cara yang sama, konversi semua tekanan(P) dari psi ke N/m2.
Pipa III Pipa IV Pipa V
NO Bukaan D3 : 17 mm D4 : 21 mm D5 : 27,2 mm
Katup P1 P2 P1 P2 P1 P2
(putaran)
1 1 9652,66 8963,18 10342,14 9652,66 11031,61 10342,14
2 2 11031,61 10342,14 11721,09 11031,61 11721,09 11031,61
3 3 11721,09 11031,61 12410,56 11721,09 13100,04 12410,56
P : N/m2
Asumsi :
1. aliran steady
2. aliran incompressible
3. fully developed flow
Keterangan : p = Penurunan tekanan (pressure drop)
D = Diameter dalam pipa
L = Jarak tap (panjang pipa yang diukur tekanannya)
6. PERHITUNGAN DATA
Temperatur air saat percobaan = 27 c, maka dari tabel sifat fisik air didapat :
Density ():
= 996,48 kg/m3
viskositas kinematik ():
= 0,8558 x 10-6 m2/sec
viskositas dinamik () :
= 0,8532 x 10-3 kg/m.s
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 17 mm, adalah
sebesar 0,022354442.
P1 – P2 = hl
maka :
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
Q ΔP V h
Bukaan Re f
{m³/s) (Kg/cm²} (m/s) (mka)
1 4,583 x 104 0,014061255 2,0203 40131,98 0,022354442 1,41 x 10-9
2 4,583 x 104 0,014061153 2,0203 40131,98 0,022354442 1,41 x 10-9
3 4,75 x 104 0,007030526 2,0938 41591,32 0,022155716 0, 71 x10-9
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 17 mm, adalah
sebesar 0,023675472
P1 – P2 = hl
maka :
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
: Q ΔP V hl
Re f
Bukaan {m³/s) (Kg/cm²) (m/s) (mka)
1 4,5 x 10-4 0,007030628 1,2999 31897,11 0,023675472 0,71 x 10-9
2 4,667 x 10-4 0,021091781 1,3480 33078,48 0,023461193 2,12 x 10-9
3
4,833 x 10-4 0,014061153 1,3962 34259,85 0,023256272 1,41 x 10-9
Penghitungan Bukaan 1.
a. Kecepatan rata – rata aliran (V)
P1 – P2 = hl
maka :
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk bukaan katup 2
: Q ΔP V hl
Re f
Bukaan {m³/s) (Kg/cm²) (m/s) (mka)
1 4,5 x 10-4 0,007030628 1,2999 31897,11 0,023675472 0,71 x 10-9
2 4,667 x 10-4 0,021091781 1,3480 33078,48 0,023461193 2,12 x 10-9
3
4,833 x 10-4 0,014061153 1,3962 34259,85 0,023256272 1,41 x 10-9
7. Analisa Penghitungan.
1. Ketika aliran terjadi pada pipa dengan diameter tetap dan Debit Aliran (Q) di buat
semakin besar, analisa yang diperoleh yaitu meningkatnya Angka Reynold (Re) dan
faktor gesek (f) menurun, tetapi headloss (hl) hasilnya tak tentu.
2. Ketika diameter pipa dibuat semakin besar dan debit aliran dalam keadaan tetap,
analisa yang didapat yaitu menurunya Angka Reynold (Re) dan meningkatnya nilai
faktor gesek (f). Tetapi untuk headloss hasilnya tak tentu.
8. Kesimpulan
Setelah menganalisa data setelah praktikum, didapat perubahan yang tetap pada
analisa untuk pipa tetap tetapi debit aliran dibuat berubah. Hasil analisa diperoleh nilai
angka reynold dan faktor gesek menurun, tetapi nilai headloss tak tentu.
Di dalam analisa berikutnya yaitu diameter pipa dibuat semakin besar dan debit
aliran dibuat tetap diperoleh hasil nilai angka reynold menurun dan nilai faktor gesek
meningkat, tetapi nilai headloss tak tentu. Hasil yang tak tentu bisa terjadi disebabkan:
1. Kurang ketelitian dalam pembacaan alat ukur.
2. Masalah/kerusakan pada alat ukur,
3. Kurangnya ketelitian dalam mengkonversi satuan.
BAB II
UJI POMPA SENTRIFUGAL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian pompa sentrifugal adalah untuk mengetahui besarnya laju aliran
volume (debit) aliran fluida yang dihasilkan oleh pompa, dengan metode pengukuran
yang menggunakan V-Notch Weir dan Rectanguler Weir. Dengan diketahui debit pompa
(Q), maka pompa dapat pula diketahui variabel –variabel yang lain dari pompa tersebut,
yaitu head pompa (H), daya hidrolik (WHP), daya pompa (N), effisiensi pompa (p), dan
NPSH pompa.
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti misalnya :
H = f (Q)
WHP = f (Q)
N = f (Q)
p = f (Q)
2. Dasar Teori
2.1. Aliran Internal (Dalam Saluran Tertutup/Pipa)
Vo
Panjang “ entrance length “ (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka Reynold :
L = 0,06 V D , dimana Re = V D atau
D
Re = V D
Untuk aliran laminar dalam pipa berarti Re < 2300 , maka “ entrance length “ (L)
kita dapatkan :
L = 0,06 . Re . D
L = 0,06 . ( 2300 ) . D
L =138 D ………………………………………...(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat maka
“entrance legth“ akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 – 40 kali diameter pipa.
2.2. Aliran Eksternal (Aliran Dalam Saluran Terbuka)
a. Rectagular Weir
P1 + V1 2 + z1 = P2 + V2 2 + z2
2g 2g
H + 0 + 0 = V12 + H – V + 0
2g
Dapat V = 2gy…………………………………………………………...(2.2)
Qt = AV dA =
o
V . L . dy
H
= 2g L y 0,5 dy
O
/
=2 3 2g L H 3/2 …………………………………………….(2.3)
Dimana : Qt = Kapasitas discharge teoritis
L = Lebar saluran weir
g = Gravitasi = 9,8 m/sec2
Eksperimen menunjukkan bahwa eksponen H adalah benar, tetapi koefisiennya terlalu
besar. Konstruksi dan kerugian-kerugian lainnya mengurangi kerugian teoritis, sehingga
kapasitas nyata :
Q = 62 % Qt ……………………………………………..…..…………..(2.4)
Jadi :Q = 3,33 LH3/2 Satuan English………………..(2.5a)
Q = 1,84 LH3/2 Satuan S.I………………….....(2.5b)
b. V – Notch Weir
L 1/2L
H dy
x /2 /2
H-y
Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectangular Weir, didapat :
V = 2gy ( dari persamaan 2.2 )
Kapasitas discharge teoritis :
H
Qt = A V. dA = V . x. dy……………………………………(2.6)
0
Dengan mengunakan segutiga sebangun, kita dapatkan hubungan x dan y sebagai berikut:
X = L …………………………………………..………...(2.7)
H–y H
Maka : x = L( H – y )
H
H
Qt = 2g L/ H V0,5 ( H – y ) dy
0
L =tan Q…………………………………………………………..(2.9)
2H 2
Sehingga :
Qt = Q 2g tan Q . H 5/2………………………......(2.10)
15 2
= Jarak Vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai ke poros pipa
b. Pada pipa tekan
Hd = Tinggi statis pada pipa tekan
= Jarak Vertikal dan poros pompa sampai ke lubang pengeluaran fluida (
discharge reservoir )
Hd = Hd – zz1= Hd – 10 cm
Dimana :
WHp = Water Horse power = Daya Hidroulik pompa
Q = Laju Volume ( debit ) aliran dalri pompa ( hp )
H = Head pompa ( mka )
= Berat jenis cairan kg / m 3
Dimana :
Pa = 10,333 m
Keterangan :
Hsv = NPSH yang diperlukan ( mka )
Pa = Tekanan atmosfer ( mka )
Pv = Tekan Uap jenuh ( mka )
= Berat zat cair persatuan volume ( Kgf / m3 )
Hs = Head isap pipa statis (m), (hs) (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat
cair yang di isapkakan dan (-) jika di bawah
hls = kerugian head pipa isap
Contoh :
Pada temperatur air 25 C di dapat :
Tekanan Uap jenuh ( Pv ) = 3351 N / m2 = 0,360 mka
3. PERANGKAT SISTEM PENGUJIAN
3.1. Mesin Uji pompa centrifugal
Mesin Uji pompa centrifugal terdiri dari
- pompa dan instalasi pipanya ( Pipa Gate valve dan elbow 90 )
- Bak ( reservoir ) atas dan bawah
- Saluran pengukur debit : V- Notch Weir dan rectangular Weir
Sedangkan pompa yang di pakai adalah 1 unit pompa centrifugal merk DAP sengan
spesifikasi sebagai berikut :
Model : Aqua 175 A, pompa susun dangkal (non otomatis )
Kapasitas maximum : 100 lt / min
Total Head : 22,5 m
Putaran : 2850 rpm
Diameter dischange : 1 inch
Diameter suction : 1 inch
Voltage : 220 Volt
Daya motor : 175 watt
V-Nochweir
Bukaan Voltage Ampere hs Hd Pd
Rpm
katup (V) (A) (cm) (cm) (kg/cm 2 ) Hweir Lweir
(cm) (cm)
2826 1 220 1 12,5 29,5 1,6 2,5 7
2271 3 220 1 14 29,5 0.2 5 11
1259 full 220 1 14,5 29,5 0.01 5,2 11,5
L
Zd = 27,8 cm = 0,278 m
Zs =9 cm = 0,09 m
y
HV-Nochweir = 25 cm = 0,25 m
LV-Nochweir = 35,3 cm = 0,353 m H dy
x
Lpipa = 131,5 cm = 1,315 m
θ
Dpipa =2,54 cm = 0,0254 m H-y
6. PERHITUNGAN DATA
a) kapasitas teoritis
5
8 𝜃
𝑄𝑡 = 15 √2 . 𝑔 tan 2 . ℎ𝑠 2 Dimana θ = 900 H = hd
5
8 900 𝑚3
𝑄𝑡1 = 15 √2 .10 tan 2 . 0,1252 = 0,013 𝑠
8 900 5 𝑚3
𝑄𝑡3 = √2 .10 tan . 0,14 = 0,017
2
15 2 𝑠
8 900 5 𝑚3
𝑄𝑡𝑓𝑢𝑙𝑙 = √2 .10 tan . 0,145 = 0,018
2
15 2 𝑠
b) kapasitas nyata untuk 90 V- noth weir :
Q = 1,28 . hs 2,5
3
𝑄1 = 1,28 . (0,125)2,5 = 0,007 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄3 = 1,28 . (0,14)2,5 = 0,009 𝑚 ⁄𝑠
3
𝑄𝑓𝑢𝑙𝑙 = 1,28 . (0,145)2,5 = 0,010 𝑚 ⁄𝑠
c) Kecepatan rata –rata aliran didalam pipa
Ds = Dd = 1 in = 0,0254 m
4 .𝑄
𝑉𝑠 =
𝜋 . 𝐷𝑑 2
4 .0,007
𝑉𝑠1 = = 13,81 𝑚/𝑠
3,14 . 0,02542
4 .0,009
𝑉𝑠3 = = 17,76 𝑚/𝑠
3,14 . 0,02542
4 .0,010
𝑉𝑠𝑓𝑢𝑙𝑙 = = 19,73 𝑚/𝑠
3,14 .0,0254 2
d. Head Losses
Ds = 0,0254 m ; ls = 1,315 m ;
Density ():
= 996,48 kg/m3
viskositas dinamik () :
= 0,8532 x 10-3 kg/m.s
Bukaan Katup = 1
Re = . Vs . Ds = 996,48 . (13,81) . (0,0254) = 409680,35 >2300 (turbulent)
(0,8532 x 10-3)
Bukaan Katup = 3
Re = . Vs . Ds = 996,48 . (17,76). (0,0254) = 526843,15 > 2300 (turbulent)
(0,8532 x 10-3)
Bukaan Katup = 3
Re = . Vd . Dd = 996,48 . (17,76). (0,0254) = 526843,15 > 2300 (turbulent)
(0,8532 x 10-3)
Hp = P dr – P sr + V dr 2 – V sr 2 + Hs + Hd + hl
air 2.g
Dimana : P sr = P atm P dr = P sr V dr = Vd
Bukaan Katup 1
1−1 19,73−19,73
𝐻𝑝 = + + 0,145 + 0,295 + (30,96 + 21,24) = 52,64
996,48 ×10 2 .10
Bukaan Katup 3
1−1 17,76−17,76
𝐻𝑝 = + + 0,14 + 0,295 + (25,06 + 17,17) = 42,7
996,48 ×10 2 .10
WHP = . Q . H ( Hp )
75
Bukaan Katup 1
(996,48 ×10).0,007.27,03
𝑊𝐻𝑃 = = 0,50501 HP
75
Bukaan Katup 3
(996,48 ×10).0,009.42,7
𝑊𝐻𝑃 = = 0,710995 HP
75
Bukaan Katup 7
(996,48 ×10).0,010 .52,64
𝑊𝐻𝑃 = = 0,790835 HP
75
V1 = V2 = V3 =220 V
I1 = I2 = I3 = 1 A
1 𝐻𝑃
𝑁𝑚𝑡𝑟 = 220 .1 .0,8 𝑤𝑎𝑡𝑡 × 745,69 𝑤𝑎𝑡𝑡 = 0,236 HP
h. daya mekanik
Bukaan Katup 1
0,790835
ηp1 = × 100% = 3,45 %
0,2289
Bukaan Katup 3
0,710995
ηp1 = × 100% = 3,11 %
0,2289
Bukaan Katup 7
0,50501
ηp1 = × 100% = 2,21 %
0,2289
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada putaran mesin 1500 rpm maka didapat hasil
– hasil perhitungan sebagai berikut:
Kapasitas Daya Daya Efisiensi Head Daya Hidrolik
Bukaan Nyata Mekanik Motor Pompa Pompa Pompa
Rpm
katub (Q) ( N mek ) ( N mtr ) ( p ) ( HP ) ( WHP )
( m3 / sec ) ( hp ) ( hp ) (%) ( mka ) ( hp )
2826 1 0,007 0,2289 0,236 3,45 52,64 0,50501
2271 3 0,009 0,2289 0,236 3,11 42,7 0,710995
1259 full 0,010 0,2289 0,236 2,21 27,03 0,790835
0,009; 42,7
40
30
0,01; 27,03
20
10
0
0,004 0,005 0,006 0,007 0,008 0,009 0,01 0,011
Debit Aliran (m3/s)
3,50%
3,00%
2,50%
2,00%
EFISIENSI POMPA
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
0,007 0,009 0,01
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Uji Kerugian Gesek Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan :
Pada hasil pengolahan data dan analisa membuktikan bahwa pada saat debit aliran
semakin besar maka akan mempengaruhi nilai kerugian gesek pada pipa, akibat kerugian
gesek pada pipa akan terjadi penurunan tekanan pada pipa.
Uji Pompa Sentrifugal :
Pada hasil pengolahan data dan grafik hubungan head pompa dengan debit aliran
membuktikan bahwa tinggi rendahnya head pompa dipengaruhi bukaan katub dan debit
aliran, karena bukaan katub yang semakin besar akan berpengaruh pada debit aliran,sehingga
semakin besar debit aliran nilai head pompa akan semakin menurun.
Pada hasil data dan grafik hubungan efisiensi dengan debit aliran membuktikan bahwa
semakin besar debit aliran maka efisiensi pompa akan semakin menurun .