Sejak mulai bangun tidur hingga tidur lagi, banyak sekali pengalaman dan kejadian serta
peristiwa yang terjadi pada seseorang. Pengalaman tersebut sangat beragam, ada yang
menggemberikan, membosankan, menggelikan, mengharukan, atau mengecewakan.
Semua peristiwa dan pengalaman tersebut dapat dituangkan dalam buku harian. Jadi apa
yang dimaksud dengan buku harian? Bagaimana cara membuat buku harian yang baik?
Seperti apa contoh buku harian yang baik? Apa manfaat buku harian?
Semua pertanyan di atas akan kita bahas pada postingan kali ini. Pembahasan ini berisi
tentang contoh buku harian, cara menulis buku harian, manfaat menulis buku harian dan
langkah-langkah menulis buku harian.
Daftar Isi :
Isi dari buku harian tersebut seseorang dapat mencurahkan segala bentuk rasa dan
pengalamannya di dalam buku harian tersebut baik berupa perasaan sengang, sedih, marah,
sayang, jengkel, cinta, dan lain-lain.
Karena bersifat bebas, maka orang lain tidak dapat membaca buku harian tersebut kecuali
dengan seijin yang punya.
Foto: Contoh Buku Harian
Namun begitu, setidaknya tips menulis buku harian berikut ini dapat dijadikan sebagai acuan
dalam penulisan buku harian terutama bagi yang baru mau mencoba membuatnya.
Penulisan buku harian tidak harus menggunakan kalimat yang baik, seseorang boleh menulis
dengan menggunakan ‘bahasa gaul’. Buku harian sering ditulis menggunakan kalimat
ekspresif yang spontan keluar dari fikiran dan perasaan yang dalam.
Langkah-langkah menulis buku harian
Untuk menulis buku harian, setidaknya dapat mencantumkan hal-hal berikut ini;
1. Tempat
2. Waktu
3. Peristiwa atau pengalaman
4. Perasaan yang dialami
Contoh pertama
Diary
Hari ini aku sebel banget sama seseorang. Gimana aku nggak sebel, dia itu orangnya
sombong banget sih. Bayangin aja, aku udah baik-baik menyapa dan memberikan senyuman
tapi dia kok malah nggak peduli dan pergi begitu saja.
Diary
Kog ada ya orang yang seperti itu. Apa bersikap ramah kepada orang lain itu susah?
Kayaknya enggak deh. Kalau dia tidak bisa ramah dan nggak pernah senyum, siapa coba
yang mau berteman dengan dia? Apa dia tidak pengin punya banyak teman?
Diary ….
Pokoknya aku nggak mau lagi menyapa dia. Biarin aja dia nggak punya teman, lagian siapa
yang butuh teman seperti dia? Sebel deh!
Contoh kedua
Hari ini ada kejadian lucu dan memalukan yang aku alami. Pokoknya aku nggak akan
pernah lupa dengan kejadian itu.
Ceritanya begini, tadi sore aku diajak mama pergi belanja ke mall. Banyak banget barang
yang harus dibeli, paman dan tante kan besok Minggu mau datang. Setelah hampir 2 jam
berbelanja, aku mulai capai dan merasa lapar. Aku pun mengajak Mama ke KFC dulu untuk
makan. “Ma, ayo kita ke KFC dulu! Udah lapar nih,” ajakku sambil berjalan. Tetapi Mama
menjawab, “Sebentar, sayang. Sebentar ya!”
Karena aku sudah kelaparan, tangan mama pun aku tarik sambil berkata, “Pokoknya kita
makan dulu!” Aku mendengar suara Mama berkata, “Sayang, kamu mau ke mana?” Tapi
aku cuek aja, yang penting makan. Tapi, kenapa suara mama terdengar makin jauh ya?
Karena penasaran, aku menoleh ke belakang. Oh My God! Betapa kagetnya aku karena
orang yang aku tarik ternyata bukan mama. Aduh, rasanya aku malu banget apalagi orang-
orang melihat aku sambil menahan senyum.
Mama yang melihat tingkahku juga tertawa sambil menghampiriku.” Makanya, kalau mau
narik-narik itu lihat dulu. Jangan asal tarik aja. Memangnya kamu mau ganti mama baru
ya?” ledek Mama kepadaku. Aku pun cuma tersenyum sambil menahan malu. Ya, ampun!
Gara-gara kelaparan, malu deh aku.
Contoh ketiga
Hari ini aku bertemu teman lama. Senang banget deh rasanya, soalnya sudah lama aku tidak
mendengar kabar tentang dia.
Hore! Hari ini ulanganku paling tinggi di kelas. Nggak sia-sia deh semalam belajar.
Hari isi sangat membosankan. Tidak ada hal-hal menarik yang terjadi hari ini.
Aduh! Hari ini aku dihukum karena terlambat masuk sekolah. Karena terlalu asyik nonton
TV semalam, aku bangun kesiangan.
Hari ini aku pulang sekolah lebih awal, soalnya ada rapat guru di sekolah. Senang deh!